e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
ANALISIS PENGARUH NET PROFIT MARGIN, DEBT EQUITY RATIO, CURRENT RATIO DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Kasus Pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013) 1Sri
Mertayani, 1Ari Surya Darmawan, 2Sri Werastuti Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi Dividend Payout Ratio. Data dalam penelitian ini berupa laporan tahunan (annual report). Sampel ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan 8 perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ45 dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai sampel. Teknik analisis data menggunakan alisis regresi linear berganda dengan program SPSS versi 19.00. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio, (2) Debt Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio, (3) Current Ratio berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio, (4) Zise berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Kata Kunci: Net Profit Margin (NPM), Debt Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Size, Dividend Payout Ratio (DPR).
Abstract This study was aimed at analyzing the determinants of Dividend Payout Ratio. The data were in the form of annual reports. The sample was determined using Purposive Sampling technique. The type of data used was secondary data. The data collection was done by using documentary method. This study used 8 corporations under LQ 45 category in Indonesia Stock Exchange (BEI) as the sample. The data analysis techniques used were multiple linear regression using SPSS version 19.00. The result showed that (1) Net Profit Margin has a positive effect on Dividend Payout Ratio, (2) Debt Equity Ratio has a positive effect on Dividend Payout Ratio, (3) Current Ratio has a positive effect on Dividend Payout Ratio, (4) Size has positive effect on Dividend Payout Ratio. Keywords: Net Profit Margin (NPM), Debt Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividend Payout Ratio (DPR).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) PENDAHULUAN Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu Negara termasuk Indonesia. Perkembangan dan kemajuan teknologi membuat persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin meningkat, tidak hanya dalam satu sektor industri melainkan terjadi antara sektor industri. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi agar tetap mempunyai keunggulan dan daya saing, sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba bersih seoptimal mungkin. Kurniati (2012) menyatakan laba perusahaan merupakan hasil dari suatu periode tertentu yang dicapai oleh perusahaan. Handayani (2010) Investor memiliki tujuan utama dalam berinvestasi yaitu untuk memperoleh return yang dapat berupa dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Sugiono (2009) menyatakan dividen adalah distribusi pendapatan perusahaan yang merupakan hak pemegang saham yang dapat berbentuk kas, aktiva atau bentuk lain. Gitosudarmo dan Basri (2008) Kebijakan dividen adalah kebijakan untuk membagi keuntungan kepada pemegang saham yang akan dibagikan dalam bentuk dividen dan besarnya laba ditahan untuk kebutuhan perkembangan usaha. Pembagian dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan harga saham yang berarti meningkatnya nilai perusahaan (Utami, 2008). Riyanto dalam Kumar (2007) menyatakan perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan bersangkutan di satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para investor di pihak lain, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan sehingga dapat menimbulkan masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen. Manajer sebagai agent pengelola perusahaan diharapkan mampu menghasilkan keuntungan yang akhirnya dapat dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen. Investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil atau cenderung naik dari waktu ke waktu karena dengan stabilitas dividen tersebut dapat
meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan, sehingga mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi (Ang, 1997). Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan ini bermula dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan yang pada umumnya sebagian dari penghasilan bersih setelah pajak (EAT) dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen dan sebagian lagi di investasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Namun perusahaan yang memiliki kemampuan dalam membayar dividen diasumsikan oleh masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan. Pembayaran dividen akan meningkatkan kepercayaan sekaligus mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan modalnya (Difah, 2011). Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang sulit diprediksi oleh para investor (Aljannah, 2010). Sehingga investor memerlukan informasi yang relevan untuk memprediksi dan mengurangi ketidakpastian tersebut. Informasi yang diperlukan berupa laporan kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Investor tidak cukup hanya melihat laporan keuangan saja, sebab perlu analisis terhadap laporan keuangan tersebut. Kebijakan dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang paling stabil dan dapat diprediksi oleh perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai membayar dividen setelah mereka mencapai tahap kematangan bisnis dan ketika tidak ada lagi kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan (Al-Haddad et al., 2011). Proporsi dividen yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Prosentase dari laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut Dividend Payout Ratio (Andriyani, 2008). Untuk menetapkan kebijakan dividen, seorang manager keuangan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) menganalisis sampai seberapa jauh pembelanjaan dari dalam perusahaan sendiri yang akan dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu elemen keuangan yang digunakan sebagai pertimbangan adalah cash ratio, yang menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya (Brigham, 2006). Selain cash ratio, manager juga mempertimbangkan aset perusahaan. Semakin besar aset maka semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Ukuran perusahaan juga termasuk dalam pertimbangan manager dalam menetapkan kebijakan dividen. Suatu perusahaan besar yang sudah memiliki perkembangan perusahaan yang baik akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal. Perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal, karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Puspita, 2009). Manager juga mempertimbangkan profitability (ROA), menurut Hanafi (2004) perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajibankewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Perusahaan yang mengalami kerugian akan menyulitkan dalam hal pembayaran dividen. Sehingga semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholder equity yang dimiliki perusahaan (Puspita, 2006). Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suharli dan Oktarini (2005) pada perusahaan publik di Jakarta menemukan bukti bahwa rasio profitabilitas yang diproksikan oleh ROI, likuiditas yang diproksikan oleh current ratio (CR) dan hutang yang diproksikan oleh debt to equity ratio (DER) dapat memprediksi atau mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Ipaktri (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan oleh ROE, dan likuiditas yang diproksikan oleh CR berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Wicaksana (2012) melakukan penelitian yang mendukung penelitian sebelumnya yang menghasilkan kesimpulan bahwa return on asset (ROA), CR, dan DER berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Sulisetyani dan Rahayu (2013) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa variable return in investment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Budiarto (2009) pada industri otomotif 2003-2006 yang menghasilkan kesimpulan bahwa profitabilitas yang di proksikan oleh NPM dan leverage yang diproksikan oleh DER tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Penelitian ini didukung oleh beberapa peneliti lain diantaranya Anil dan Kapoor (2008) melakukan penelitian tentang Determinants of Dividend Payout Ratio A Study of Indian Information Sector menghasilkan kesimpulan bahwa profitabilitas tidak berpengaruhg signifikan terhadap DPR. Handayani (2010) melakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio yang merupakan proksi dari likuiditas tidak
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) berpengaruh signifikan terhadap DPR. Sumiadji (2011) meneliti tentang analisis keuangan yang mempengaruhi kebijakan dividen menghasilkan kesimpulan bahwa ROA dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Sulisetyani dan Rahayu (2013) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa variable earning per share (EPS), debt to total assets (DTA) dan net profit margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan LQ 45 periode April-September 2014 di BEI. Alasan peneliti memilih perusahaan LQ 45 sebagai objek penelitian dikarenakan perusahaan LQ 45 merupakan kelompok 45 saham perusahaan yang aktif diperdagangkan. Adapun perusahaan yang terdaftar di LQ-45 periode 2009-2013 yaitu: Astra Argo Lestari, Astra Internasional, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Indo Tambang Raya Megah, Indocement Tunggal Prakasa, Indofood Sukses Makmur, Jasa Marga, Kalbe Farma, Lippo Karawaci,Perusahaan Gas Negara, Semen Gresik, Telekomunikasi Indonesia, Unilever Indonesia, United Tractor. Dari 18 perusahaan yang terdaftar di LQ 45 periode 2009-2013, hanya 8 perusahaan yang sesuai kriteria penelitian. Berdasarkan dengan pemaparan latar belakang di atas, maka akan sangat menarik ketika hubungan antara faktor-faktor yang menentukan kebijakan pemberian dividen perusahaan dapat diketahui dan diteliti lebih lanjut secara empiris. Untuk itu, penelitian kali ini akan mengambil judul ”Pengaruh Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio, Current Ratio dan Ukuran Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan yang LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)”. METODE Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena data yang digunakan berbentuk angka-angka. Menurut Sugiyono (2009) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel-variabel yang diteliti kemudian dianalisis dengan hipotesis. Jenis penelitian ini merupakan studi empiris, artinya penelitian yang diadakan untuk mendapatkan bukti atau fakta-fakta secara murni dan sebenarnya tentang gejala-gejala atas permasalahan yang timbul (Husein, 2009). Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang datanya bersifat kuantitatif. Data Kuantitatif yaitu data yang berwujud angka-angka yang kemudian diolah dan diintepretasikan untuk memperoleh makna dari data tersebut (Sugiyono, 2009). Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) masing-masing perusahaan selama periode penelitian yang diperoleh dari www.idx.co.id. Populasi menurut Sugiyono (2009) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Subjek dari penelitian ini adalah perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun dan membagikan dividen perusahaan dari 2009-2013 dan selama periode penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan masing–masing perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 yang jumlah populasi perusahaannya adalah 18 perusahaan sampai tahun 2013. Dengan menganalisis pengaruh Net Profit Margin, Debt Equity Ratio, Current Ratio, Size terhadap Dividend Payout Ratio. Sampel adalah sebagian dari populasi dengan karakteristik yang akan diteliti (Wirawan, 2002 : 110). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu cara pengambilan sampel dengan tujuan tertentu, anggota-anggota sampel akan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dipilih sedemikian rupa, sehingga dapat mewakili sifat-sifat populasi induknya (Wirawan, 2002 : 116). Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah: (1) Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, (2) Peneliti dapat menemukan laporan keuangan dan data lainnya yang lengkap yang diperlukan dalam penelitian. (3) Perusahaan yang secara berturut-turut membayarkan dividen selama periode penelitian yaitu tahun 20092013. Sehingga perusahaan yang tidak membayarkan dividen pada tahun tertentu selama periode penelitian akan dikeluarkan dari sampel. Maka dari kriteria tersebut terdapat 8 perusahaan yang didapat sebagai sampel dengan rentang tahun penelitian selama 5 tahun yaitu 2009-2013, didapat sampel sebanyak 40. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menganalisis terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas , multikoloniaritas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi (Ghozali, 2009). Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikasi uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 : Data residual terdistribusi normal. HA : Data residual tidak terdistribusi normal. Apabila nilai signifikansi uji K-S bernilai signifikan maka H0 ditolak yang berarti data residual tidak terdistribusi secara normal, tetapi jika nilai signifikansi uji K-S bernilai tidak signifikan maka H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi secara normal (Ghozali, 2007). Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent) Gujarati dalam Ghozali (2007). Jika variabel bebas saling berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas, menurut
Joseph et.al dalam Ghozali (2007) adalahmempunyai VIF < 10 dan mempunyai angka tolerance < 10 Uji Heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji glejser dengan meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independent (Ghozali, 2007). Model tidak mengandung heteroskedastisitas apabila tidak ada variabel yang secara sognifikan mempengaruhi variabel dependen nilai absolute Ut dan probabilitas signifikansi > 0,05 atau 5%. Sedangkan untuk uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin- Watson (DW test). Uji Durbin Witson banyak digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intersep dalam model regresi dan tidak ada autokorelasi lagi diantara variabel bebas. Pengmbilan keputusan untuk autokorelasi dapat dilihat dengan beberapa kriteria Santoso (2010) Angka DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, (2) Angka DW berada diantara -2 sampai dengan 2 berarti tidak ada autokorelasi, (3) Angka DW diatas 2 berarti ada autokorelasi negatif. Selanjutnya teknik analisis kuantitatif yang dipergunakan adalah teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda ini diolah dengan menggunakan program SPSS for windows versi 19. Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial (uji t) serta koefisien determinasi ( R2 ) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan megubah kumpulan data menjadi lebih mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas (Firdaus, 2012:50). Secara khusus, statistik digunakan untuk menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata, dan nilai standar deviasi dari masingmasing variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel tersebut adalah NPM,DER,CR SIZE terhadap DPR.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Tabel 1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif N Minimum NPM 40 5.55 DER 40 .26 CR 40 .60 SIZE 40 16.31 DPR 40 .05 Valid N (listwise) 40 Sumber: Data Primer Diolah, 2015 Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel Net Profit Margin (ROA) dari 40 sampel penelitian diperoleh nilai mean 23,6582 sedangkan nilai tertinggi adalah 52,36 dan yang terendah adalah 5,55. Kemudian untuk Debt to Equity Ratio (DER) dari 40 sampel penelitian ternyata nilai rata-rata (mean) sebesar 3,3043 sedangkan nilai maximum 10,63 dan yang terendah 0,26. Kemudian Current Ratio (CR) nilai rata-rata (mean) sebesar 1,9126, sedangkan nilai maximum sebesar 6,04 dan yang terendah 0,60. Variabel Size memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 18,0242, sedangkan nilai maximum sebesar 20,26 dan yang terendah 16,31. Selanjutnya dilihat dari Dividend Payout Ratio (DPR) dimana nilai rata-rata (mean) sebesar 0,3243 dan nilai
Maximum 52.36 10.63 6.04 20.26 .55
Mean 23.6582 3.3043 1.9126 18.0242 .3243
Std. Deviation 12.51613 3.32276 1.32422 1.26741 .13580
tertinggi dari 40 sampel penelitian sebesar 0,55 dan terendah sebesar 0,05. Analisis Data Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dengan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak normal.. Untuk menguji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorof-Smirnov. Residual berdistribusi normal jika tingkat signifikansi menunjukan nilai lebih besar dari 0,05 (5%). Hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Current Ratio, Ukuran Perusahaan dan Dividend Payout Ratio berdistribusi normal karena tingkat signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,738.
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data Primer Diolah, 2015 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Unstandardized Residual 40 .0000000 .07916636 .108 .087 -.108 .684 .738
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin Watson (uji DW)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Penelitian ini meneliti 40 sampel penelitian dengan 4 variabel bebas, maka nilai dL yakni 1,2848 dan dU 1,7209. Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa uji Durbin-Watson menghasilkan nilai 2,010. Nilai ini lebih besar daripada nilai dU = 1,7209 dan lebih
kecil dari nilai 4 – 1,2848 (4-dU) = 2,7152. Jadi dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi dalam model regresi yang diprediksi.
Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1 .812a .660 .621 .08357 a. Predictors: (Constant), SIZE, CR, NPM, DER b. Dependent Variable: DPR Uji Multikolinieritas Pengujian untuk mendeteksi gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Multikolinearitas terjadi jika tolerance lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF lebih dari 10. Dari hasil Uji Multikolinieritas dapat dinyatakan terdapat gejala multikolineritas atau korelasi antara variabel independen karena nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,435 untuk variabel NPM (X1), 0,155 untuk variabel DER (X2), 0,628 untuk variabel CR (X3) dan 0,173 untuk variabel ukuran perusahaan (X4). Dapat dilihat juga dari nilai VIF lebih kecil dari 10 yaitu 2,296 untuk variabel NPM (X1), 6,432 untuk variabel DER (X2), 1,592 untuk variabel CR (X3) dan 5,782 untuk variabel ukuran perusahaan (X4) Uji Heterorkedastisitas Berdasarkan hasil uji Heteroskedastisitas dapat disimpulkan bahwa tidak mengalami Heteroskedastisitas pada penelitian ini, karena melalui pengamatan pada grafik scatterplot tidak terdapat pola tertentu dan titik-titik pada scatterplot menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, sehingga model regresi tidak terjadi Heteroskedastisitas dan layak dipergunakan.
Durbin-Watson 2.010
Gambar 1. Scatterplot Uji Hipotesisis Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen, dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (Y). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1 (0
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Analisis Regresi Berganda untuk menguji seberapa besar pengaruh Tujuan melakukan analisis regresi antara Net Profit Margin (X1), Debt Equity berganda untuk mengetahui pengaruh Ratio (X2), Current Ratio (X3) dan Ukuran variabel independen terhadap variabel Perusahaan (X4) terhadap Devidend dependen maka perlu digunakan analisis Payout Ratio. regresi linear berganda, yang bertujuan Tabel 4. Hasil Regresi Berganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 1.430 .439 3.254 .003 NPM .004 .002 .365 2.446 .020 .435 2.296 DER -.023 .010 -.569 -2.278 .029 .155 6.432 CR -.096 .013 -.939 -7.550 .000 .628 1.592 SIZE -.052 .025 -.486 -2.050 .048 .173 5.782 a. Dependent Variable: DPR Sumber: Data Sekunder Diolah, 2015 Berdasarkan dengan data yang ada pada tabel 4 yakni hasil olahan data regresi, maka persamaan regresi dapat dijabarkan sebagai berikut : Y= 1,430+0,004 X1-0,023 0,52X4 +ε…….…… (2)
X2-0.096X3-
Hasil dari uji regresi berganda yaitu: (1) Konstanta = 1,430, Konstanta menunjukkan besarnya nilai Y apabila tidak ada pengaruh dari X1, X2, X3 dan X4. Artinya apabila pengaruh Net Profit Margin (X1), Debt Equity Ratio (X2), Current Ratio (X3) dan Ukuran Perusahaan (X4) sama dengan nol (tidak memberikan pengaruh), maka tingkat Devidend Payout Ratio perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI akan naik sebesar 1,430. (2) Koefisien regresi variabel Net Profit Margin (X1) = 0,004 Artinya jika X1 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0,004 dengan anggapan variabel X2, X3 dan X4 tetap. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara X1 dan Y, artinya apabila tingkat Net Profit Margin (NPM) semakin meningkat, maka Devidend Payout Ratio di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI akan mengalami kenaikan. (3) Koefisien regresi variabel Debt Equity Ratio (X2) = 0,023 Artinya jika X2 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0,023 dengan anggapan variabel X1, X3 dan X4 tetap. Tanda negatif pada nilai koefisien
regresi melambangkan hubungan yang berlawanan arah antara X2 dan Y, artinya apabila tingkat Debt Equity Ratio semakin meningkat, maka Devidend Payout Ratio di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI akan mengalami penurunan. (4) Koefisien regresi variabel Current Ratio (X3) = -0,096 Artinya jika X3 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0,096 dengan anggapan variabel X1, X2 dan X4 tetap. Tanda negatif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang berlawanan arah antara X3 dan Y, artinya apabila tingkat Current Ratio semakin meningkat, maka Devidend Payout Ratio di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI akan mengalami penurunan. 5) Koefisien regresi variabel Ukuran Perusahaan (X4) = -0,052 Artinya jika X4 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0,052 dengan anggapan variabel X1, X2 dan X3 tetap. Tanda negatif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang berlawanan arah antara X2 dan Y, artinya apabila tingkat Ukuran Perusahaan semakin meningkat, maka Devidend Payout Ratio di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI akan mengalami penurunan. Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Jika nilai
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) thitung> ttabel dengan signifikansi 0,05, dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikan di bawah 0,05. ttabel untuk df 40-5=35 dengan signifikansi 0,05 adalah 1,68957. Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Net Profit Margin terhadap Dividend Payout Ratio Hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel Net Profit Margin lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,020<0,05) sehingga H1 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05 serta diperoleh nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 2,446, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (2,446>1,68957 ) maka H1 diterima artinya Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode pelaporan 2009-2013. Koefisien regresi Net Profit Margin bernilai positif yaitu 0,004 menunjukkan bahwa Net Profit Margin mempunyai arah pengaruh positif terhadap Devidend Payout Ratio dan pengaruhnya signifikan artinya apabila Net Profit Margin semakin meningkat, maka Devidend Payout Ratio akan meningkat pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kanwal Anil dan Sujata Kapoor (2008), Handayani (2010), Ipakrti (2012) serta Sulisetyani dan Rahayu (2013) yang menyatakan bahwa Net Profit Margin berpengaruh terhadap tingkat Devidend Payout Ratio. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiarto (2009) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian invenstasi berupa deviden. Pengaruh Debt Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berganda Y= 1,430+0,004 X1-0,023 X20.096X3-0,52X4. Untuk hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel Debt to Equity Ratio (DER) lebih kecil daripada nilai signifikan
yang ditetapkan (0,029<0,05) sehingga H2 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05, serta diperoleh nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 2,278, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (2,278>1,68957) maka H2 diterima artinya Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode pelaporan 2009-2013. Koefisien regresi Debt to Equity Ratio bernilai negative yaitu -0,023 menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio mempunyai arah pengaruh berlawan terhadap Devidend Payout Ratio dan pengaruhnya signifikan artinya apabila Debt to Equity Ratio semakin meningkat, maka Devidend Payout Ratio akan menurun. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Handayani (2010), dan Candra Karami (2011) yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap tingkat Devidend Payout Ratio. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharli dan Oktarini (2005), Budiarto (2009), Lisna Dewanti dan Merta Sudiartha (2011), yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian invenstasi berupa deviden. Pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berganda Y= 1,430+0,004 X1-0,023 X20.096X3-0,52X4. Untuk hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel Current Ratio (CR) lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,000<0,05) sehingga H3 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05, serta diperoleh nilai thitung yang adalah sebesar 7,550, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (7,550>1,68957) maka H3 diterima artinya Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode pelaporan 2009-2013. Koefisien regresi Current Ratio (CR) bernilai negative yaitu -0,096 menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) mempunyai arah pengaruh berlawan terhadap Devidend
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Payout Ratio dan pengaruhnya signifikan artinya apabila Current Ratio (CR) semakin meningkat, maka Devidend Payout Ratio akan menurun. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Suharli (2005), Budiarto (2009), Candra Karami (2011), Lisna Dewanti dan Merta Sudiharta (2011) serta Ipakrti (2012) yang menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh terhadap tingkat Devidend Payout Ratio. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2010) yang menyatakan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian invenstasi berupa deviden. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio Hasil pengujian hipotesis keempat dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berganda Y= 1,430+0,004 X1-0,023 X20.096X3-0,52X4. Untuk hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel Size lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,048<0,05) sehingga H4 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05, serta diperoleh nilai thitung adalah sebesar 2,050, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (2,050>1,68957) maka H4 diterima artinya Size berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode pelaporan 2009-2013. Koefisien regresi Size bernilai negative yaitu -0,52 menunjukkan bahwa Size mempunyai arah pengaruh berlawan terhadap Devidend Payout Ratio dan pengaruhnya signifikan artinya apabila Size semakin meningkat, maka Devidend Payout Ratio akan menurun. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Handayani (2010) yang menyatakan bahwa size berpengaruh terhadap tingkat Devidend Payout Ratio. SARAN DAN SIMPULAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada BEI, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah : (1) Secara parsial diketahui bahwa Net Profit Margin
berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode pelaporan 2009-2013. Semakin besar profitabilitas perusahaan maka semakin besar pula laba yang diperoleh dan persentase pembayaran deviden semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat Net Profit Margin akan meningkatkan pula tingkat Devidend Payout Ratio. (2) Secara parsial diketahui bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode pelaporan 2009-2013. Perusahaan dengan tingkat solvabilitas permodalan yang tinggi cenderung memiliki rasio pembayaran rendah untuk mengurangi biaya yang berkaitan dengan transaksi pembiayaan eksternal. Selain itu, ada beberapa perjanjian hutang yang membatasi pembayaran dividen. (3) Secara parsial diketahui bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode pelaporan 2009-2013. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa current ratio memiliki pengaruh terhadap Devidend Payout Ratio, namun pengaruhnya negative. Pengaruh yang negative ini bisa disebabkan kondisi perekonomian penelitian yang berbeda dengan penelitian terdahulu, serta pengaruh negative ini mungkin disebabkan karena perusahaan ingin berfokus pada pengembangan asset perusahaan, sehingga dana yang ada digunakan untuk pengembangan asset perusahaan. (4) Secara parsial diketahui bahwa Size berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) di perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode pelaporan 2009-2013. Berdasarkan hasil penelitian ukuran perusahaan memiliki hubungan yang negative terhadap Deviden Payout Ratio, ini mungkin disebabkan bahwa perusahaan yang ada sedang menuju pertumbuhan ukuran perusahaan yang lebih besar sehingga dana yang ada lebih digunakan untuk pertumbuhan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi membutuhkan dana yang besar pula dimasa mendatang dengan demikian
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) manajer lebih memilih untuk menahan laba menjadi dana internal perusahaan dibanding membagikannya sebagai deviden. Saran Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian yaitu bagi pihak investor perlu memperhatikan lebih seksama dan juga memperhatikan aspekaspek yang mempengaruhi pembagian deviden di suatu perusahaan. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memperpanjang periode penelitiannya, dapat menggunakan laporan sustainability reporting yang telah dikroscek oleh Global Reporting Initiative, dapat menambahkan variabel lain. DAFTAR PUSTAKA Aljannah, Regina Ariesta. 2010. Analisis Pengaruh Hutang, Profitabilitas, Likuiditas dan Pertumbuhan Terhadap Dividen (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008). Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. Ang. R. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft. Anil, Kanwal dan Sujata Kapoor. 2008. Determinants of Dividend Payout Ratio – A Study of Indian Information Technology Sector. International Research Journal of Finance and Economics. Vol.4. Issue 15. Brigham, Eugene F. 2006. Fundamental of Financial Management. Third Edition. Holt-Saunders Japan: The Dryden Press. Budiarto, Dekeng Setyo. 2009. Prediksi Tingkat Pengembalian Investasi Sekuritas pada Perusahaan Manufaktur melalui Informasi Akuntansi Perusahaan, Skripsi. AKMENIKA UPY. Dewi, Kurniati. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Skripsi. Program
studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati, Denpasar. Difah, Siti Syamsiroh. 2011. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2004-2009. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Hanafi M. Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Hanafi, Mamduh M..2012 Manajemen Keuangan Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Handayani BS, Dyah. 2010. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. Ipaktri, Munsa. 2012. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Likuiditas dan Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Lampung, Bandar Lampung. Karami, Lalu Candra.2011. The Influence of Leverage and Liquidity on Dividend Policy (Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange of LQ 45 in 2008-2010). Skripsi. Universitas Brawijaya. Kumar, Suwendra. 2007. Analisis pengaruh Struktur Kepemilikan, Investment Opportunity Set (IOS), dan RasioRasio Keuangan Terhadap DPR.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Tesis (tidak dipublikasikan). Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro . Puspita, Fira. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20052007). Tesis Universitas Diponegoro, Semarang. Rahayu, Sri dan Rully Sulisetyani. 2013. Analisis Pengaruh Return Un Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Debt to Total Asset (DTA), Net Profit Margin (NPM), Terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ( Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif serta Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008- 2011). Skripsi. Universitas Budi Luhur. Sugiono, Arif. 2009 Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat Suharli, Michell dan Megawati Oktorina. 2005. Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Securities melalui rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII 15 – 16 September 2005. Solo. Utami, Rizky Febriani. 2008. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Deviden pada Sektor Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007. Skripsi. Universitas Gunadarma, Depok. Wicaksana, I Gede A. 2012 Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Asset Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Di bursa Efek Indonesia, Tesis Tidak dipublikasikan Udayana Denpasar. Wirawan, Nata. Memahami Inferensial)
2002. Cara Mudah Statistik 2 (Statistik Untuk Ekonomi dan
Bisnis. Edisi Keramat Emas.
Kedua.
Denpasar,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)