e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017)
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris Pada Hotel Berbintang di Kawasan Lovina) 1
Kadek Novi Andani Edy Sujana, 2Ni Luh Gede Erni Sulindawati
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja perusahaan dengan di moderasi oleh motivasi kerja. Lokasi penelitian dilakukan pada hotel berbintang di Kawasan Lovina. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan sumber data primer berupa penyebaran kuesioner yang diperoleh dari responden melalui metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada hotel berbintang di Kawasan Lovina. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling sehingga dapat diperoleh 70 sampel. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Uji hipotesis meliputi uji t dan analisis regresi moderasi (Moderated Regression Analysis) dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 20.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang berarti bahwa perubahan kinerja perusahaan searah dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban, semakin tinggi penerapan akuntansi pertanggungjawaban maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat, dan (2) motivasi kerja mampu memperkuat penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja perusahaan. Kata kunci: Akuntansi Pertanggungjawaban, Motivasi, Kinerja Perusahaan
Abstract The study has a purpose to find out the implementation of accountancy system in conducting accountability on the companies’ performances with a working motivation as a moderating variable. The study was conducted at the star hotels located around Lovina resort. This study utilized a quantitative design by using data collected from a primary source. The data were collected by distributing questionnaires to a total number of 70 respondents consisting of hotel managers and hotel head divisions. The samples were determined by using a technique called Purposive Sampling. The data were analyzed by using descriptive statistics, data quality test, classical assumption test, hypothesis testing, which was conducted by using t-test and moderated regression analysis supported by SPSS (Statistical Product and Service Solution) 20.0 for windows.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) The results of the study indicated that (1) the implementation of accountancy system in the financial accountability had a significant positive effect on the companies’ performances, positive meant that the improvement of the companies’ performances was found in line with the implementation of accountancy system in conducting financial accountability, the higher frequent the implementation of accountancy system in the financial accountability, the higher level of improvement was found in the companies’ performances, and (2) working motivation could strengthen the implementation of accountancy system in conducting accountability on the companies’ performances. Keywords: Responsibility Accounting, Motivation, Company’s Performances
PENDAHULUAN Bali sebagai salah satu provinsi yang ada di Indonesia sudah sangat terkenal dengan keindahan pulaunya, salah satunya adalah Kabupaten Buleleng yang menjadi kunjungan utama para wisatawan baik domestik maupun mancanegara saat berlibur ke Bali. Lovina sebagai salah satu tujuan wisata utama di daerah Kabupaten Buleleng merupakan kota tenang di wilayah utara Bali yang dikenal dengan wisata lumba-lumbanya. Pantai-pantai di Lovina cenderung memiliki pasir hitam dan ombak yang tenang sehingga aman bagi pengunjung untuk melakukan berbagai aktivitas air. Pesatnya perkembangan dunia usaha serta perusahaan pada era globalisasi sekarang ini semakin menunjukkan persaingan yang ketat, fenomena ini secara langsung juga akan berimplikasi pada perkembangan pariwisata. Salah satu implikasi perkembangan di bidang pariwisata yang paling dominan terlihat dan mengalami perkembangan yang sangat signifikan adalah pesatnya perkembangan bisnis perhotelan sebagai tempat menginap dan berlibur para tamu baik domestik maupun mancanegara. Dengan semakin luas dan kompleksnya kegiatan operasi perhotelan, yang sudah pasti tidak memungkinkan bagi seorang manajer untuk mengambil keputusan yang penting karena banyaknya areal keputusan yang harus diambil dan tidak ada orang yang menguasai semua bidang yang ada dalam organisasi tersebut. Sehingga sebagai konsekuensinya para manajer harus mengadakan pendelegasian wewenang serta tanggung jawab yang sangat penting ke tingkat manajer yang ada dibawahnya sehingga semua masalah yang ada dapat ditangani dengan baik.
Penilaian kinerja pada pusat pertanggungjawaban dalam organisasi bisnis membutuhkan sinkronisasi peranan dari berbagai bidang ilmu. Salah satunya peranan akuntansi yang semakin dibutuhkan terutama untuk memperoleh informasi dan akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pemakai. Oleh karena itu jika informasi akuntansi yang dipakai sebagai salah satu penilaian kinerja perusahaan yang terkait dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi bisnis adalah informasi akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting). Secara spesifik, Akuntansi pertanggungjawaban berfungsi untuk mengukur dan mengevaluasi suatu rencana atau anggaran dengan tindakan atau realisasi aktivitas manajemen dari setiap tingkat manajemen pada suatu perusahaan dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi departemen atau divisi yang memiliki tanggung jawab pekerjaan tersebut. Konsep yang dianut pada akuntansi pertanggungjawaban seperti yang telah dipaparkan di atas khususnya pada perusahaan jasa yaitu hotel adalah sangat penting untuk mengendalikan tanggung jawab tiap departemen yang ada di hotel tersebut. Penelitian ini difokuskan pada hotel berbintang karena sehendaknya semakin tinggi klasifikasi hotel maka akan semakin tinggi pula kompleksitas tugas dan wewenangnya. Secara otomatis pula, akan semakin membutuhkan penerapan sistem pendelegasian wewenang atau bisa disebut dengan akuntansi pertanggungjawaban.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) Klasifikasi hotel berbintang yang digunakan pada penelitian ini adalah pada hotel bintang 1, 2 dan 3 di kawasan Lovina. Penelitian dalam skripsi ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Prima (2014) mengenai Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial Pada Hotel Berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Perbedaan penelitian ini dengan yang sebelumnya adalah pada variabel dependennya yang diubah menjadi Kinerja Perusahaan, dan menambahkan variabel moderasi yaitu motivasi kerja. Selain itu, perbedaan juga terletak pada tempat penelitian yaitu di Hotel Berbintang di Kawasan Lovina. Dalam penelitian ini, variabel motivasi kerja dihadirkan sebagai variabel pemoderasi karena masih adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya dan juga secara konseptual yang menyatakan bahwa motivasi kerja dapat meningkatkan kinerja perusahaan baik berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung (melalui kinerja masingmasing individu yang termotivasi). Menurut Hansen, Mowen (2005:116) mendefinisikan, bahwa “Akuntansi Pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer utnuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka”. Hansen, Mowen (2012:229) juga menyatakan, “Pada akuntansi pertanggungjawaban memiliki empat elemen penting, yaitu pembebanan tanggung jawab, pembuatan ukuran kinerja atau benchmarking, pengevaluasian kinerja dan pemberian penghargaan”. Pada akuntansi pertanggungjawaban menekankan suatu pelajaran penting bagi para manajer maupun para akuntan yaitu perilaku para manajer seringkali sangat dipengaruhi oleh bagaimana prestasi kerja (performance) mereka diukur. Jadi, akuntansi sama sekali bukan merupakan bagian yang kosong dari kehidupan seorang manajer profesional. Sebaliknya sistem akuntansi memainkan peranan kunci dalam memotivasi para manajer ke arah keinginan pimpinan tertinggi atau menjauhkan dari padanya.
Sehingga, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang membagi struktur organisasi atas bagian-bagian atau pusatpusat pertanggungjawaban yang memiliki otoritas dan tanggung jawab yang jelas. Dari setiap pusat pertanggungjawaban tersebut dikumpulkan dan dilaporkan hasilhasil dari prestasi yang telah dicapai. Tujuan dari akuntansi pertanggungjawaban adalah mengadakan evaluasi hasil kerja suatu pusat pertanggungjawaban untuk meningkatkan operasi-operasi perusahaan di waktu yang akan datang. Maka akuntansi pertanggungjawaban bermanfaat terhadap jalannya perusahaan, yaitu masing-masing tingkatan manajemen diharuskan menyusun anggarannya masing-masing kemudian melaksanakan dan melaporkannya. Hal ini dilakukan agar sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat berjalan dengan baik. Syarat-syarat utama dalam membentuk dan mempertahankan akuntansi pertanggungjawaban dapat dilaksanakan dengan cara: (1) Menentukan garis wewenang dan tanggung jawab secara jelas bagi setiap tingkatan manajemen yang tersaji melalui struktur organisasinya; (2) Mencatat dan menilai pegawai sesuai dengan garis wewenang dan tanggung jawab masing-masing; (3) Menyusun sistem administrasi yang sesuai dengan garis wewenang dan tanggung jawab yang telah ditentukan, yang diajukan dalam anggaran; dan (4) Terdapat pengendalian biaya sesuai dengan sistem akuntansi biaya dan adanya pelaporan biaya secara rutin dari masing-masing departemen. Hotel sebagai salah satu bagian dari perusahaan atau badan usaha yang pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan-kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan merupakan prestasi bagi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu hotel diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak internal maupun eksternal.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) Kinerja hotel merupakan usaha formal yang dilaksanakan hotel untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas hotel yang telah dilaksanakan pada periode tertentu. Kinerja hotel merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang di analisis dengan alatalat analisis keuangan. Sehingga dapat diketahui baik buruknya keuangan suatu hotel yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Indikator penilaian kinerja perusahaan pada hotel bisa diukur melalui aspek-aspek pengukuran yakni: (a) Aspek keuangan; (b) Aspek pelanggan; (c) Aspek proses bisnis internal; dan (d) Aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Motivasi kerja merupakan suatu upaya perusahaan dalam rangka menggerakkan dan mengarahkan para karyawannya agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan melaksanakan pekerjaanya dengan penuh kesadaran, kegairahan dan bertanggung jawab sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan perusahaan. Jadi, motivasi kerja juga dapat dikatakan sebagai pendorong semangat karyawan untuk bekerja lebih baik lagi. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja terdiri dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja meliputi pekerjaan yang kreatif dan menantang, prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemungkinan meningkat, dan kemajuan. Sedangkan faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi bersumber dari lingkungan fisik, sosial, dan organisasi. Adapun faktor ekstrinsik meliputi gaji atau upah, kondisi kerja, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan, hubungan antar pribadi, kualitas supervisi atau pengawasan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, antara lain: (1) Apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? dan (2) Apakah motivasi kerja memoderasi hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja perusahaan?. Kemudian berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris mengenai pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja perusahaan dan pengaruh motivasi kerja dalam memoderasi hubungan dari kedua variabel tersebut. Terkait dengan pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan tugas pada pusat-pusat pertanggungjawaban mereka. Dengan demikian maka informasi pada akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan skor yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan berbagai sumber daya untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran perusahaan. Dengan kata lain jika akuntansi pertanggungjawaban dilakukan dengan baik, maka akan diperoleh informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu untuk berperan sebagai pengukur kinerja dimasa yang akan datang sehingga seharusnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut. H1: Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Berpengaruh Terhadap Kinerja Perusahaan. Kemudian, terkait dengan pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja perusahaan dengan motivasi kerja sebagai variabel moderasi. Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh dapat membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Secara konseptual keberadaan motivasi kerja sehendaknya dapat meningkatkan kinerja manajer dalam menjalankan tugasnya. Sehingga dengan semakin termotivasinya manajer untuk berkinerja dengan baik secara otomatis akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban sebagai salah satu tanggung jawab dari manajer sangat berkaitan erat dengan kualitas kinerja tersebut, dan melalui motivasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) diharapkan dapat meningkatkan hubungan antara akuntansi pertanggungjawaban dengan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut. H2: Motivasi Kerja Memoderasi Hubungan Antara Akuntansi Pertanggungjawaban Berpengaruh dengan Terhadap Kinerja Perusahaan. METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengambil lokasi di Hotel Berbintang di Kawasan Lovina. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada 7 Hotel Berbintang di Kawasan Lovina dengan klasifikasi hotel bintang 1, 2 dan 3. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling, sehingga didapatkan sampel sebanyak 70 orang yang terdiri dari manajer atau kepala bagian hotel yang bertanggung jawab atas masing-masing departemen yang dipimpinnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survey melalui penyebaran kuesioner secara langsung ke responden. Kuesioner disusun dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5. Penelitian ini menggunakan empat metode analisis data yaitu uji statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Pengujian data yang pertama dilakukan yaitu uji statistik deskriptif untuk mengetahui demografi responden. Pengujian yang kedua yaitu uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas data dan uji reliabilitas. Tahap ketiga, dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Dan tahap terakhir dilakukan uji hipotesis yang terdiri dari uji koefisien determinasi, uji t dan analisis regresi moderasi dengan menggunakan Moderated Regression Analysis. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan alat bantu analisis statistik melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20.0 for windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari pengumpulan data berupa kuesioner dengan responden pada 7 Hotel Berbintang di Kawasan Lovina yang menjabat sebagai manajer dan kepala bagian hotel. Jumlah kuesioner yang dikirim adalah sebanyak 70 kuesioner dengan jumlah yang sama di masing-masing hotel yaitu sebanyak 10 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 50 kuesioner atau sebanyak 71,43%. Berdasarkan hasil kuesioner yang dapat diolah, dapat diketahui bahwa dari segi gender jumlah responden yang terbanyak berasal dari jenis kelamin lakilaki yaitu berjumlah 40 orang kemudian diikuti oleh responden perempuan sebanyak 10 orang. Dari segi masa kerja responden, seluruh responden memiliki masa kerja lebih dari 2 tahun. Terakhir dilihat dari segi status pendidikan semuanya telah menempuh pendidikan minimal SMA/SMK/Sederajat. Oleh karena itulah, maka dari semua kuesioner yang kembali semuanya sudah memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga sepenuhnya dapat dijadikan sampel untuk kemudian dilakukan tahap analisis data. Deskripsi umum hasil penelitian ini mencakup hasil analisis statistik deskriptif data pada setiap variabel. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabel-variabel yang diteliti. Data dari variabel akuntansi pertanggungjawaban memiliki skor minimum 78 dan maksimum 115 dengan rata-rata 97,74 sehingga akuntansi pertanggungjawaban dalam penelitian ini termasuk ke dalam kategori tinggi. Variabel motivasi kerja memiliki skor minimum 36 dan maksimum 94 dengan rata-rata 68,36 sehingga motivasi kerja termasuk dalam kategori sedang. Dan variabel kinerja perusahaan memiliki nilai minimum 29 dan maksimum 60 dengan rata-rata 49,00 sehingga kinerja perusahaan termasuk ke dalam kategori tinggi. Uji kualitas data yang pertama adalah uji validitas yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Instrumen akan dinyatakan valid
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) apabila nilai rhitung > rtabel dengan tingkat signifikansi 0,05. Pada penelitian ini, nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% atau 0,05 dan df (derajat kebebasan) N-2 = 50-2 = 48 diperoleh sebesar 0,2787. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan metode “Pearson Correlation”. Hasil pengujian validitas pada variabel akuntansi pertanggungjawaban, motivasi kerja dan kinerja perusahaan untuk semua instrumen pernyataan dapat dinyatakan valid karena sudah semua uji menunjukkan bahwa rhitung > 0,2787. Uji kualitas data yang kedua adalah uji reliabilitas, digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen penelitian dinilai melalui besaran koefisien Cronbach Alpha. Instrumen dikatakan reliabel bila nilai Cronbach Alpha > 0,60. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, semua variabel memiliki Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kuesioner mengenai akuntansi pertanggungjawaban, motivasi kerja dan kinerja perusahaan sudah memenuhi asumsi reliabilitas. Uji asumsi klasik yang pertama adalah uji normalitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen atau residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan tiga cara, yakni uji one sample kolmogorov-smirnov (Uji K-S), grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Dalam uji K-S terhadap masing-masing variabel, apabila didapatkan bahwa nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka dapat diasumsikan data tersebut berdistribusi normal. Dalam penelitian ini seluruh variabel sudah memenuhi kriteria normalitas karena telah memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Kemudian, hasil uji normalitas dalam penelitian ini juga dapat dilihat melalui metode grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Jika penyebaran data (titik) berada pada suatu diagonal, maka model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas. Dan pada penelitian ini sudah memenuhi pernyataan tersebut. Uji asumsi klasik yang kedua adalah uji heterokedastisitas, dengan tujuan bahwa apakah suatu regresi tersebut terjadi
ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini akan digunakan metode chart (diagram scatterplot). Apabila tidak ada pola yang jelas pada scatterplot, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini sudah dapat memenuhi asumsi tersebut dan berdasarkan hasil uji menyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Selanjutnya, uji asumsi klasik yang terakhir adalah uji multikolinearitas, digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna antara variabel independen dalam model regresi. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10 menunjukkan tidak dijumpainya gejala multikolinearitas pada model regresi (Ghozali, 2006). Hasil menunjukkan bahwa nilai VIF adalah sebesar 1,126 dan nilai tolerance adalah sebesar 0,888. Sehingga berdasarkan kriteria pada uji multikolineritas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel dalam penelitian ini. Setelah semua uji di atas dapat terpenuhi, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis yang pertama adalah uji Koefisien Determinasi (R2) yang pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pada pengujian ini akan dilakukan perhitungan besarnya koefisien determinasi (R2) yang merupakan koefisien yang menunjukkan besarnya persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) didapatkan sebesar 0,486 (48,6%) yang artinya Kinerja Perusahaan dijelaskan oleh Akuntansi Pertanggungjawaban sebesar 48,6% sedangkan sisanya sebesar 51,4% dijelaskan oleh sebab lain di luar model ini. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017)
Tabel 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Rsquare) Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Perusahaan
Model 1
R ,697a
Model Summary Adjusted R R Square Square ,486 ,476
Std. Error of the Estimate 9,218
(Sumber: Data primer diolah, 2016). Uji hipotesis yang kedua adalah uji signifikansi parameter individual (uji t), bertujuan untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Dalam hal ini, pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Perusahaan. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kedua variabel tersebut, maka akan dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh. Jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka variabel Akuntansi Pertanggungjawaban berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan, dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan hasil uji t, antara Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Kinerja Perusahaan didapatkan signifikansi 0,000 (sig<0,05) yang berarti bahwa
variabel Akuntansi Pertanggungjawaban berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan. Hal ini dipertegas dengan hasil perhitungan thitung dan ttabel. Nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) N-2 = 50-2 = 48 adalah 2,01063. Dengan demikian, nilai thitung 6,742 > dari ttabel 2,01063. Hasil pengujian ini memberikan interpretasi bahwa variabel Akuntansi Pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti bahwa hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada hotel berbintang di Kawasan Lovina dapat diterima. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Hasil Uji t Variabel Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Perusahaan
Variabel Penjelas Konstanta Akuntansi Pertanggungjawaban R Square
Konstanta 0,194 0,562 0,486
thitung 0,031 6,742
ttabel 0,975 0,000
(Sumber: Data primer diolah, 2016). Uji hipotesis yang terakhir adalah uji regresi moderasi dengan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA), digunakan untuk mengetahui apakah variabel moderasi akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian regresi moderasi, variabel moderasi X1*X2 memiliki sig 0,000 (sig.<0,05) yang berarti variabel Akuntansi Pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan yang dimoderasi oleh Motivasi Kerja. Hasil ini dipertegas dengan hasil perhitungan nilai thitung dan ttabel. Nilai ttabel
pada taraf signifikansi 5% dan df (derajat kebebasan) N-2 = 50-2 = 48 adalah 2,01063. Dengan demikian, nilai thitung 9,990 > dari ttabel 2,01063. Hasil pengujian ini memberikan interpretasi bahwa Akuntansi Pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan yang dimoderasi oleh Motivasi Kerja pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa motivasi kerja memoderasi hubungan antara akuntansi pertanggungjawaban dengan kinerja perusahaan dapat diterima. Hasil pengujian regresi moderasi dapat disajikan pada tabel 3 berikut ini.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) Tabel 3. Hasil Uji Regresi Moderasi Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Perusahaan yang Dimoderasi oleh Motivasi Kerja
Model
1
(Constant) Akuntansi Pertanggungjawaban
Unstandardized Coefficients B Std. Error 120,802 6,326 -,702
,064
-,917
,090
IN_X1_X2 ,009 a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan (Sumber: Data primer diolah, 2016).
,001
Motivasi Kerja
Dalam penelitian ini moderasi dimaksudkan pada konteks dapat memperkuat hubungan dari kedua interaksi variabel atau dapat juga disebut sebagai moderasi murni (pure moderation). Pada hasil koefisien determinasi moderasi diperoleh sebesar 0,057 (5,7%) yang artinya Kinerja Perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel Akuntansi Pertanggungjawaban sebesar 5,7% jika dimoderasi oleh Motivasi Kerja, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini. PEMBAHASAN Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Perusahaan Berdasarkan hasil pengujian data, menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel akuntansi pertanggungjawaban adalah sebesar 0,562 dengan signifikansi 0,000 (sig<0,05) dan didukung oleh perhitungan nilai thitung 6,742 > dari ttabel 2,01063. Hasil tersebut memberikan arti bahwa hipotesis pertama dinyatakan telah dapat diterima yang berarti bahwa semakin tinggi penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada hotel berbintang di Kawasan Lovina, maka kinerja perusahaan akan semakin baik pula. Begitu pula sebaliknya, jika penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada hotel berbintang di Kawasan Lovina semakin rendah maka kinerja perusahaan akan semakin rendah pula.
Standardized Coefficients Beta
t
19,095 -1,152 11,046 -2,322 10,199 2,430 9,990
Sig.
,000 ,000 ,000 ,000
Hasil pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prang (2013) dan Prima (2014). Informasi akuntansi pertanggungjawaban pada penelitian ini mencerminkan skor yang dibuat oleh setiap manajer yang bekerja pada hotel berbintang di Kawasan Lovina dalam menggunakan berbagai sumber daya untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran perusahaan. Pada hotel berbintang di kawasan Lovina yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sudah menerapkan syarat-syarat yang diharuskan ada pada akuntansi pertanggungjawaban yang dimaksudkan dalam penelitian ini, yaitu diantaranya: (1) Masing-masing hotel telah memiliki struktur organisasi yang jelas; (2) Masing-masing tingkatan manajemen telah memiliki manajer departemen tersendiri yang akan bertanggung jawab atas departemen yang dipimpin; (3) Pada masing-masing departemen telah memiliki anggaran tersendiri yang disusun atas dasar kesepakatan dan musyawarah bersama; (4) Telah menerapkan adanya pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali, (5) Kode-kode rekening atau akun yang akan dicantumkan pada laporan pertanggungjawaban telah diklasifikasikan dengan sangat jelas; dan (6) Telah menyusun laporan pertanggungjawaban secara rutin setiap bulan dan setiap tahunnya dari masing-masing departemen. Kondisi di lapangan tersebut secara
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) sekaligus menjawab dan mendukung teori agency yang dipaparkan oleh peneliti. Teori agency biasanya mengalami tendensi akan adanya konflik kepentingan antara atasan dengan bawahan. Dalam penelitian ini, konteks pada akuntansi pertanggungjawaban dihadirkan untuk mengatasi konflik tersebut yaitu salah satunya melalui adanya struktur organisasi dan pemisahan wewenang yang jelas. Sehingga antara manajer dengan karyawan sama-sama memiliki tugas dan wewenang yang jelas, dan masing-masing manajer atau kepala bagian hotel akan mempertanggungjawabkan pekerjaannya melalui laporan pertanggungjawaban yang menampilkan antara anggaran dengan realisasinya. Dengan demikian, konflik kepentingan antara atasan dan bawahan dapat diminimalisir. Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderasi Berdasarkan hasil pengujian data didapatkan hasil X1*X2 memiliki signifikansi 0,000 (sig<0,05). Hasil tersebut memberikan interpretasi bahwa hipotesis kedua telah dinyatakan diterima yang berarti bahwa motivasi kerja mampu memperkuat pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja perusahaan pada hotel berbintang di Kawasan Lovina. Hasil ini sejalan dengan penelitian Fachri (2006), Listianto dan Setiaji (2007) dan Rivaldi (2001). Akan tetapi tidak mendukung hasil penelitian Brahmasari dan Suprayetno (2007). Penerapan konsep akuntansi pertanggungjawaban disinyalir dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang didalamnya meliputi kinerja individu yang membentuk suatu kelompok guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Dalam hal bertujuan untuk mencapai kinerja perusahaan yang baik, khususnya dalam konsep akuntansi pertanggungjawaban maka diperlukan etos kerja manajer yang tinggi. Pemberian motivasi kerja yang diterapkan pada hotel berbintang di Kawasan Lovina yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sudah mengacu pada
maksud yang dituju dari penelitian ini. Secara teoritis, motivasi kerja dilandasi oleh dua indikator yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Pada aplikasinya di lapangan penerapan motivasi kerja di hotel berbintang di kawasan Lovina memang telah memenuhi kedua faktor tersebut. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka penulis mengambil keputusan mengenai analisis pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja perusahaan dengan motivasi kerja sebagai variabel moderasi adalah sebagai berikut. (1) Penerapan konsep akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pada hotel berbintang di Kawasan Lovina telah menerapkan syarat-syarat yang termuat pada akuntansi pertanggungjawaban yaitu sudah terdapat struktur organisasi yang jelas, penyusunan anggaran yang jelas, adanya pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali, pengklasifikasian kode rekening, serta telah melakukan pelaporan pertanggungjawaban pada masing-masing departemen yang ada di hotel tersebut dan (2) Motivasi kerja mampu memperkuat hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan kinerja perusahaan. Hotel berbintang di Kawasan lovina telah memberikan motivasi kerja kepada karyawannya dalam bentuk faktor intrinsik dan ekstrinsik. SARAN Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada hotel berbintang di Kawasan Lovina maupun bagi peneliti lain yang sejenis yaitu (1) Bagi hotel berbintang di Kawasan Lovina agar lebih memperhatikan dan meningkatkan motivasi kerja yang diberikan kepada karyawannya, dan meningkatkan penerapan akuntansi pertanggungjawaban, sehingga kinerja perusahaan dapat meningkat melalui penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang diperkuat oleh motivasi kerja; (2) Demi perbaikan penelitian ke depannya, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel lain yaitu kualitas
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) sumber daya manusia dan komitmen organisasi, serta dapat menambahkan variabel reward and punishment sebagai variabel intervening; dan (3) Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan variabel yang berhubungan dengan kinerja perusahaan, sehingga dapat diketahui apa saja yang mempengaruhi kinerja perusahaan pada hotel berbintang di Kawasan Lovina.
DAFTAR PUSTAKA Adharawati, Athena. 2010. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang. Amins, Achmad. 2012. Manajemen Kinerja Pemerintah Daerah. Laksbang Press Indo. Yogyakarta. Brahmasari, Ida Ayu dan Suprayetno, Agus. 2007. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Serta Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Skripsi tidak diterbitkan. Pasca Sarjana. Universitas 17 Agustus Surabaya. Fachri, Akbar. 2006. Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Motivasi Manajer Pusat Laba: Survei Pada HotelHotel Bintang Empat di Bandung. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Widyatama. Bandung. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hansen. D.R. dan M.M. Mowen. 2005. Management Accounting. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat. Kadarisman, M. 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kristiwardhana, Aryo dan Rini Nugraheni. 2011. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Manajemen, Universitas Diponegoro. Mustika, Ratna Sari. 2015. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Untuk Menilai Efektivitas dan Efisiensi Kinerja Manajemen (Studi Kasus Pada PDAM Kabupaten Buleleng). Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Akuntansi Program S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha. Prima, Hilarius. 2014. Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial Pada Hotel Berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta (Survei Pada Hotel Berbintang 2-5 di Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta. Putri, Anik Anggung. 2013. Evaluasi Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi. Jurnal EMBA. Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal 1667-1676. Sicilia Prang, Olivia. 2013. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Untuk Penilaian Kinerja Pada PT. Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Bitung. Jurnal EMBA. Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal 1016-1024. Sukerti, I Komang. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja, Etika Profesi, dan Gender Terhadap Kinerja Auditor. Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Akuntansi Program S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) Wahyuni, Ni Kadek Dwi. 2013. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. Uluwatu Tabanan Tahun 2012. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja, Bali. Watung, Temmy D.David P.E. Saerang, Lidia Mawikere. 2014. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Untuk Penilaian Kinerja Manajerial Pada PT. Tirta Investama (DC) Manado. Jurnal EMBA 1539. Vol.2 No. 2 Juni 2014, Hal 15391449.