e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No.1 Tahun 2014)
PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN KREDIT, BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), KECUKUPAN MODAL DAN JUMLAH NASABAH TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada LPD Kabupaten Buleleng Yang Terdaftar Pada LPLPD Periode 2009-2013) Made Ernia Friskayanti1, Ananta Wikrama Tungga Atmadja1, Lucy Sri Musmini2 Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
{
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari tingkat perputaran kas, perputaran kredit, biaya operasional pendapatan operasional, kecukupan modal dan jumlah nasabah terhadap profitabilitas pada LPD Kabupaten Buleleng secara parsial. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel pada LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar di LPLPD sebanyak 56 LPD selama periode 2009-2013. Pemilihan sampel dilakukuan dengan menggunakan rumus slovin untuk menentukan jumlah sampel minimal. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda dan pengujian data dilakukan dengan dibantu oleh program SPSS (Statistical Product And Service Splution) 19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial tingkat perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas, tingkat perputaran kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas, biaya operasional pendapatan operasional berpengaruh positif terhadap profitabilitas, kecukupan modal berpengaruh positif terhadap profitabilitas, tingkat pertumbuhan jumlah nasabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Dari rumus regresi tersebut menjelaskan bahwa tingkat perputaran kas, tingkat perputaran kredit, biaya opreasional pendapatan operasional, kecukupan modal, jumlah nasabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas Lembaga Perkereditan Desa diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD periode 2009-2013. Kata kunci: Profitabilitas, tingkat perputaran kas, tingkat perputaran kredit, biaya operasionall pendapatan oprerasional, kecukupan modal, jumlah nasabah.
Abstract This study was intended to identify the impact of the level of cash flow, credit flow, operating expenses of the operating income, the adequacy of capital and the number of customers on partial profitability of LPD in Buleleng Regency. The sample of the present study included 56 LPD (village credit union) registered at LPLPD for the period of 2009 – 2013. The minimum number of sample was determined using the slovin formulation. The data were analyzed using multiple regression analysis and the data were tested using SPSS program (Statistical Product and Service Splution) 19.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No.1 Tahun 2014) The result of the study showed that partially the level of cash flow positively affected profitability, that the level of credit flow positively affected profitability, that the operating expenses of operating income positively contributed to profitability, that the adequacy of capital positively contributed to profitability, and that the level of the growth of customers positively contributed to profitability. The regression formulation explains that the level of cash flow, the level of credit flow, the operating expenses of operating income, the adequacy of capital, the level of the growth of customers positively affected the profitability of all LPD in Buleleng Regency registered at LPLPD for the period of 2009-2013. Keywords: Profitability, level of cash flow, level of credit flow, operating expenses of operating income, adequacy of capital, level of growth of number of consumers
PENDAHULUAN Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan badan usaha keuangan milik desa adat dan melaksanakan kegiatan usaha dilingkungan desa adat. LPD merupakan salah satu aset dan sumber pendapatan desa adat sehingga memerlukan pengelolaan yang baik oleh pengurus dan badan pengawas (Darsana, 2010: 2). Secara umum, LPD bertujuan meningkatkan taraf hidup warga desa serta melestarikan keberadaan desa adat di Propinsi Bali. Berdasarkan penjelasan Perda Propinsi Bali No. 2 Tahun 1988 dan diperbaharui dengan perda No. 8 Tahun 2002, Lembaga Perkereditan Desa (LPD) berperan untuk mendukung peningkatan pembangunan ekonomi pedesaan melalui peningkatan kebiasaan menabung masyarakat desa, menyediakan kredit bagi usaha sekala kecil, untuk menghapuskan bentuk-bentuk eksploitasi dalam hubungan kredit,untuk menciptakan kesempatan yang setara bagi kegiatan usaha pada tingkat desa, meningkatkan tingkat monetisasi di daeah pedesaan (Arta, 2012). LPD menjalankan fungsinya dalam bentuk usaha-usaha pemupukan modal. Mengingat pentingnya LPD dalam menunjang perekonomian masyarakat desa maka LPD perlu mendapatkan perhatian lebih dari semua lapisan masyarakat. Perhatian terhadap LPD tidak terlepas dari kemampuan dalam memperoleh laba (Lestari, 2012). Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal perusahaan Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal perusahaan Profitabilitas suatu lembaga keuangan LPD mencerminkan kemampuan LPD untuk menghasilkan laba dari aktivitas operasional lembaga keuangan tersebut (Lestari, 2012). Profitabilitas merupakan ukuran atau rasio untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualan, aset, investasi maupun modal sendiri, selain itu profitabilitas juga dipergunakan untuk mengukur efektivitas manajemen suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan menurut (Kasmir, 2007). Rasio profitabilitas ekonomi merupakan salah satu alat untuk mengukur kinerja LPD. Kinerja lembaga keuangan banyak mendapatkan perhatian dalam literatur ekonomi karena lembaga keuangan memainkan peran penting dalam perekonomian (Suminto dan Yasushi, 2012). Kinerja tersebut diukur melalui variabel tingkat perputaran kas, tingkat penyaluran kredit, biaya operasional pendapatan operasional, kecukupan modal, dan jumlah nasabah (Lestari, 2012: 2). Tingkat Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai saat kas diinvestasikan dalam kelompok modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Kas sebagai unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan berarti semakin banyak jumlah kas yang menganggur sehingga semakin rendah tingkat perputarannya. Rendahnya tingkat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No.1 Tahun 2014) perputaran kas akan memperkecil profitabilitas. Sebaliknya apabila tingkat perputaran kas makin meningkat berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kas, sehingga akan meningkatkan profitabilitas (Riyanto, 2001: 94). Kelangsungan lembaga keuangan sangatlah dipengaruhi oleh sejumlah kredit yang disalurkan dalam periode. Artinya, semakin banyak kredit yang disalurkan, semakin besar pula perolehan laba. Hampir semua lembaga keuangan masih mengandalkan penghasilan utamanya dari jumlah kredit yang dikeluarkannya (Kasmir, 2007: 199) Perputaran kredit merupakan perputaran piutang dalam periode tertentu. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang tertanam dalam piutang. Periode perputaran piutang tergantung pada syarat pembayaran. Makin lunak syarat pembayarannya berarti makin lama modal terkait pada piutang, yang berarti tingkat perputaran piutang menunjukkan efektifitas modal kerja yang tertanam dalam piutang. Rasio tingkat perputaran kredit menunjukkan seberapa cepat penagihan piutang. Semakin besar maka semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Biaya operasional pendapatan operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan LPD dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama LPD pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional LPD didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas LPD yang bersangkutan (Dendawijaya, 2003). Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, BOPO diukur dari perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh LPD yang
bersangkutan, dan setiap peningkatan pendapatan operasi akan berakibat pada berkurangnya laba yang pada akhirnya akan menurunkan profitabilitas (Dendawijaya, 2003). Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh LPD dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan lain-lain. Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan penempatan operasi lainnya (Almilia dan Herdingtyas, 2005). Modal merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi lembaga keuangan dalam rangka mengembangkan usaha serta untuk menjaga kemungkinan risiko kerugian, perlindungan terhadap dana nasabah dan risiko kredit macet (Antonina, 2010). Modal digunakan untuk meningkatkan pendapatan komersial lembaga keuangan (Jhon Brathland, 2010). Tingkat kecukupan modal diperlukan agar dapat melindungi lembaga keuangan dari risiko serta menjamin keberlanjutan lembaga keuangan (Lestari, 2012). Tingkat modal yang lebih tinggi mampu meningkatkan tingkat profitabilitas karena dengan memiliki lebih banyak modal, lembaga keuangan dapat dengan mudah mematuhi satandar peraturan permodalan sehingga kelebihan modal dapat diberikan sebagai pinjaman (Muhamad Azam dan Sana Siddqui, 2012). Pertumbuhan nasabah merupakan perkembangan jumlah nasabah periode sekarang di bandingkan dengan jumlah nasabah periode sebelumnya (Muana, 2011). Pada LPD nasabah terdiri dari nasabah debitur, nasabah tabungan dan nasabah deposito. Nasabah debitur merupakan nasabah yang memperoleh fasilitas kredit dan merupakan sumber pendapatan LPD (Lestari, 2012). Penelitian ini mengenai bagaimana tingkat perputaran kas, tingkat perputaran kredit, biaya operasional penadapatan operasional, kecukupan modal, dan jumlah nasabah dapat memepengaruhi profitabilitas LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD periode 2009-
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No.1 Tahun 2014) 2013. Sehingga penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut. H1: Tingkat perputaran kas berpengaruh posistif terhadap profitasbilitas pada LPD di Kabupaten Buleleng. Lestari (2012) mengemukakan bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kecamatan Sukawati Gianyar. H2: Tingkat perputaran kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten Buleleng. Penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (2011) menujukkan bahwa tingkat perptaran kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten Badung. H3: Biaya operasional pendapatan operasional berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten Buleleng. Penelitian Antarini (2011) menunjukkan bahawa biaya operasional pendapatan operasional berpengaruh positif terhadap pofitabilitas LPD Kota Denpasar. H4: Kecukupan modal berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten Buleleng. Penelitian Lestari (2012) menunjukkan bahwa kecukupan modal berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD di Kecamatan Sukawati Gianyar. H5: Jumlah nasabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten Buleleng. Penelitian Antarini (2011) menunjukkan tingkat jumlah nasbah berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD Kota Denpasar
METODE Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang berbentuk angka atau data yang diangkakan atau scoring dengan cara mengumpulkan data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh variabel-variabel yang bersangkutan kemudian menganalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan variabel-variabel dalam penelitian (Sugiyono, 2007). Dalam penlitian ini yang termasuk dalam data kuantitatif adalah mengenai jumlah LPD, jumlah nasabah, dan kompilasi laporan keuangan LPD yang terdiri dari Kompilasi Neraca LPD, Kompilasi Laporan Laba/Rugi LPD
dan Kompilasi Klasifikasi Pinjaman periode 2009-2013 yang diperoleh dari LPLPD Kabupaten Buleleng. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh LPD aktif yang berada di Kabupaten Buleleng dan terdaftar di LPLPD periode 20092013. Pada penelitian ini digunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel minimal. sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 56 sampel dari 129 LPD yang aktif di Kabupaten Buleleng dan terdaftar di LPLPD. Variabel dependen adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pofitabilitas yang dihitung dengan menggunakan rumus. .........................(1) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi terhadap variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian kali ini tingkat perputaran kas, tingkat perputaran kredit, biaya operasional pendaptan operasional, kecukupan modal, jumlah nasabah. Tingkat perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah rata-rata kas. Dalam penelitian ini, tingkat perputaran kas yang dinyatakan dengan satuan kali Dan dapat diukur dengan rumus sebagai berikut ..............................(2) Tingkat perputaran kredit merupakan perputaran piutang dalam periode tertentu. Rumus tingkat perputaran kredit sebagai berikut ..............................(3) BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan lembaga keuangan dalam melakukan kegiatan operasinya yang dapat dihitung dengan rumus 100%.................(4) Tingkat kecukupan modal merupakan perbandingan antara modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No.1 Tahun 2014) (ATMR). Rumus menghitung tingkat kecukupan modal sebagai berikut. .................................(5) Merupakan jumlah nasabah peminjam dana ataupun peminjam dana (tabungan dan deposito) di LPD tahun 2009-2013. Dalam penelitian ini pengukuran jumlah nasabah yang dinyatakan dengan presentase dapat diukur dengan rumus. PN = ...................(6) Metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran profil data sampel. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-rata, deviasi standar, minimum dan maksimum. Selanjutnya uji asumsi klasik dalam pengujian persamaan regresi berganda terdapat beberapa asumsi-asumsi dasar yang harus dipenuhi terlebih dahulu, asumsi-asumsi tersebut adalah model regresi tidak terjadi multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan data terdistribusi secara normal (Ghozali, 2009). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. uji normalitas juga dapat dideteksi dengan uji statistik dan One Sample Kolmogrov-Smirnow Test (K-S).
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Metode Durbin-Watson (DW Test). Jika nilai DW Test sudah ada, maka nilai tersebut dibandingkan dengan nilai tebel dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Uji multikolinearitas bertujuan apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance ince inflation factor (VIF). Tolerance dan nilai variance mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2009). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Metode ini dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Jika tidak ada variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error Beta B (Constant) 1 0,114 0,036 TPKS 0,031 0,004 0,693 Keterangan: TPKS adalah tingkat perputaran kas. Sumber: Data diolah, 2014 Model
Pengambilan keputusan dari uji K-S adalah jika nilai probabilitas signifikan K-S lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Uji statistik akan membandingkan nilai zSkewness dan zKurtosis dari unstabdardized residual. Jika zHitung > zTabel, maka distribusi tidak normal.
T
Sig.
3,135 7,070
0,003 0,000
Teknik analisis data adalah model analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis regresi sederhana. Teknik analisis regresi sederhana adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan linier antara satu variabel prediktor (indenpendent, X1) dan satu variabel respon (dependen, Y). (Sofyan dan Kurniawan, 2011).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No.1 Tahun 2014) Uji Koefisien determinasi ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi dalam variabel dependen (Ghozali, 2009). Nilai koefisien korelasi (R2) ini berkisar antara 0 < R2 < 1. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknnya pengaruh secara linier antara variabel independen dan variabel dependen. Jika angka signifikansi t < α (0,1) maka dapat dikatakan ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
rentang data 0,095-0,660, data minimum sebesar 0,095, data maksimum sebesar 0,660, Kelima, data tingkat pertumbuhan jumlah nasabah yang diperoleh dari 56 sampel memiliki rentang data -9,00047,500, data minimum sebesar -9,000, data maksimum sebesar 47,500, . Keenam, data profitabilitas Lembaga Perkereditan Desa diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD yang diperoleh dari 56 sampel memiliki rentang data 0,083-0,655, data minimum sebesar 0,083, data maksimum
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana
Model 1
(Constant) TPKR
Unstandardized Coefficients B Std. Error 0,106 0,022 0,880 0,072
Standardized Coefficients Beta 0,857
T
Sig.
4,805 12,210
0,000 0,000
Keterangan: TPKR adalah tingkat perputaran kredit. Sumber: Data diolah, 2014 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam hasil uji statistik deskriptif memberikan gambaran Pertama, data tingkat perputaran kas yang diperoleh dari 56 sampel memiliki rentang data 1,38014,375, data minimum sebesar 1,380, data maksimum sebesar 14,375, Kedua, data tingkat perputaran kredit yang diperoleh dari 56 sampel memiliki rentang data 0,004-0,569, data minimum sebesar
sebesar 0,655. Pada uji normalitas nilai Kolmogorov-Smirnov Z untuk kelima variabel indevenden dan satu variabel dependen menujukkan angka masingmasing yaitu. Tingkat perputaran kas nilai probabilitas sig 0,178, Tingkat perputaran kredit kas nilai probabilitas sig 0,186, Biaya operasional pendapatan operasional probabilitas sig 0,169, Tingkat kecukupan
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients T Std. Error Beta B (Constant) 1 0,139 0,040 3,506 BOPO 0,639 0,110 0,620 5,807 Keterangan: BOPO adalah biaya operasional pendapatan operasional. Sumber: Data diolah, 2014 Model
0,004, data maksimum sebesar 0,569, Ketiga, data biaya operasional pendapatan operasional yang diperoleh dari 56 sampel memiliki rentang data 0,060-0,625, data minimum sebesar 0,060, data maksimum sebesar 0,625, Keempat, data tingkat kecukupan modal yang diperoleh dari 56 sampel memiliki
Sig. 0,001 0,000
Modal probabilitas sig 0,163, Tingkat pertumbuhan jumlah nasabah probabilitas sig 0,164, dan Profitabilitas probabilitas sig 0,193. berarti nilai probabilitasnya jauh lebih besar dari 0,05 yang menandakan bahwa nilai dari variabel-variabel tersebut berdistribusi normal.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No.1 Tahun 2014) Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW). Nilai Durbin Watson guna mendeteksi apakah model yang digunakan mengalami gejala autokorelasi antara kesalahan
tingkat pertumbuhan jumlah nasabah 0,058. sehingga dapat dapat diartikan tidak adanya heteroskedastisitas dalam penelitian ini. Dari hasil uji analisis persamaan
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error Beta B (Constant) 1 0,069 0,037 TKM 0,765 0,094 0,741 Keterangan: TKM adalah tingkat kecukupan modal. Sumber: Data diolah, 2014 Model
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Nilai DurbinWatson pada penelitian ini sebesar 1,551. Nilai tabel Durbin Watson pada α = 5%, n = 56, k-1 = 5-1 = 4 adalah dL = 1,4201 dan dU = 1,7246. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier tidak terdapat autokorelasi atau tidak terjadi korelasi di antara kesalahan pengganggu yaitu. 1,4201 < 1,887 < 1,7246. Multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance ince inflation factor (VIF). Agar tidak terjadi multikolinearitas maka nilai tolerance harus lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF harus lebih kecil dari 10. Uji multikolinearitas, pada penelitian ini dapat disimpulkan diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10. Nilai korelasi di antara variabel bebas dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di antara variabel bebas tidak ada korelasi atau tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi linier. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Agar tidak terjadi heteroskedastisitas dalam pengamatan ini maka nilai Sig. dari masing-masing variabel haruslah lebih besar dari 0.05. pada hasil uji penelitian ini jelas nilai Sig. dari masing-masing variabel lebih besar dari 0.05, yaitu tingkat perputaran kas 0,061, tingkat perputaran kredit 0,220 , BOPO 0,261, Kecukupan modal 0,874,
T
Sig.
1,852 8,110
0,069 0,000
regresi linier sederhana tingkat perputaran kas pada tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar di LPLPD periode 2009-2013. Yang dilihat dari nilai harga thitung sebesar 7,070 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 561 = 55 adalah 2,021. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dari hasil uji analisis persamaan regresi linier sederhana tingkat perputaran kredit pada tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat perputaran kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD periode 2009-2013. diperoleh harga thitung sebesar 12,210 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 56-1 = 55 adalah 2,021. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat perputaran kredit terhadap profitabilitas Lembaga Perkereditan Desa diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD periode 2009-2013. Dari hasil uji analisis persamaan regresi linier sederhana biaya operasional pendapatan operasional pada tabel 3 menunjukkan bahwa biaya operasional pendapatan operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas diseluruh LPD Kabupaten
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No.1 Tahun 2014) Buleleng yang terdaftar pada LPLPD periode 2009-2013. harga thitung sebesar 5,807 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 56-1 = 55 adalah 2,021. Karena thitung lebih besar dari ttabel
2,021. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat pertumbuhan jumlah nasabah terhadap profitabilitas Lembaga
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana Unstandardized Coefficients Std. Error B (Constant) 1 0,259 0,027 TPJN 0,005 0,001 Keterangan: JN adalah jumlah nasabah. Sumber: Data diolah, 2014 Model
Standardized Coefficients Beta 0,501
T
Sig.
9,656 4,253
0,000 0,000
Sumber: dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara biaya operasional pendapatan operasional terhadap profitabilitas Lembaga Perkereditan Desa diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD. Periode 2009-2013. Dari hasil uji analisis persamaan regresi linier sederhana tingkat kecukupan modal pada tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat kecukupan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD periode 2009-2013. harga thitung sebesar 8,110 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 56-1 = 55 adalah 2,021. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat kecukupan modal terhadap profitabilitas Lembaga Perkereditan Desa diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD periode 2009-2013. Dari hasil uji analisis persamaan regresi linier sederhana jumlah nasabah pada tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah nasabah terdapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Lembaga diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD periode 2009-2013. harga thitung sebesar 4,253 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Nilai ttabel (2-tailed) pada dk = 56-1 = 55 adalah
Perkereditan Desa diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD periode 2009-2013. SIMPULAN DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat perputaran kas terhadap profitabilitas Lembaga Perkereditan Desa diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Lestari (2012) bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kecamatan Sukawati Gianyar periode 2008-2011. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat perputaran kredit terhadap profitabilitas Lembaga Perkereditan Desa diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD. Penelitian ini didukung oleh hasil Indrawati (2011) bahwa tingkat perptaran kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten Badung periode 2006-2010. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara biaya operasional pendapatan operasional terhadap profitabilitas Lembaga Perkereditan Desa diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD Penelitian ini didukung oleh hasil Antarini (2011) bahawa biaya operasional pendapatan operasional berpengaruh positif terhadap pofitabilitas LPD Kota Denpasar.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No.1 Tahun 2014) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat kecukupan modal terhadap profitabilitas Lembaga Perkereditan Desa diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Lestari (2012) bahwa kecukupan modal berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD di Kecamatan Sukawati Gianyar 2008-2011. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat pertumbuhan jumlah nasabah terhadap profitabilitas Lembaga Perkereditan Desa diseluruh LPD Kabupaten Buleleng yang terdaftar pada LPLPD Penelitian ini didukung oleh hasil Penelitian Antarini (2011) tingkat jumlah nasbah berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD Kota Denpasar. Berdasarkan simpulan di atas terdapat beberapa saran, yaitu Pihak manajemen LPD sebaiknya memeperhatikan tingkat perputaran kas, tingkat perputaran kredit, biaya operasional pendapatan operasional, tingkat kecukupan modal, tingkat pertumbuhan jumlah nasabah, karena variabel tersebut sudah terbukti secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas LPD di seluruh LPD yang terdaftar pada LPLPD Kabupaten Buleleng. Pengurus yang mengelola LPD sebaiknya memperhatikan pertumbuhan jumlah nasabah serta menjaga agar jumlah nasabah tidak mengalami penurunan, terutama nasabah debitur yang lancar. Pengurus yang mengelola LPD sebaiknya memperhatikan kecukupan modal karena tingkat kecukupan modal mempengaruhi profitabilitas. Kecukupan modal juga dapat dijadikan salah satu alat ukur penilainan kesehatan LPD.
DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas, 2005, Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002,Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No. 2.
Antonina. 2010. Determinants Of Bank Profitability In Ukraine. Undergraduate Economic Review, Vol 7 [2011], 1 art.2. Darsana, ida bagus. 2010. Peranan dan kedudukan LPD dalam sistem perbankan di Indonesia. Kertha Wicaksana Vol.16, No. 1 Januari 2010 Dendawijaya, Lukman, 2003, Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Dwi
Santi Lestari, Ni Kadek. 2012. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas,Perputaran Kredit, Kecukupan Modal, Suku Bunga Dan Pertumbuhan Jumlah Nasabah Pada Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa Di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Periode 20082011. Universitas Udayana
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multi Varieate Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponogoro. Joni
Arta, I Wayan (2012) meneliti pengaruh tingkat perputaran kas, tingkat suku bunga kredit dan pertumbuhan kredit terhadap profitabilitas lembaga perkreditan desa (LPD) di kecamatan tegallalang Gianyar. Universitas Udayana.
Journal Of Economics And Financial Issues Vol 2 No, 2012. Kasmir. 2007. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Keenam. Jakarta: Raja Grafindo Persada Muana Nanga. 2011. Makro Ekonomi: Teori, Masalah Dan Kebijakan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Muhamad Azam And Sana Siddiqui. 2012. Domestic And Foreign Bank’s Profitability: Differences And Their Deteaus dan maya ariayanti. 2009. Manajmen rminants. International
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No.1 Tahun 2014) Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Bhakti Profesindo (BPEE-Yogyakarta). Sofyan Yamin & Kurniawan. 2011. SPSS Complete. Cetakan Ketiga. Jakrata: Salemba Infotek. Sugiyono. 2007. Metode Penlitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta Sumito dan Yasushi. 2012.The Determinants Of Post-Crisi Indonesia Banking System Profitability. Economics And Finance Review Vol. 1 (11) Pp.48-57, January,2012