e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014)
PENGARUH PERGANTIAN MANAJEMEN, OPINI AUDIT, DAN UKURAN KAP TERHADAP PERGANTIAN KAP PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2013
1
Putu Diah Satriantini, 1Ni Kadek Sinarwati, 2Lucy Sri Musmini. Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected],id} @undiksha.ac.id. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti secara empiris mengenai pengaruh pergantian manajemen, opini audit, dan ukuran KAP terhadap pergantian KAP pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan real estate dan properti yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan selama 5 tahun pengamatan. Berdasarkan metode purposive sampling, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 laporan keuangan auditan dan laporan keuangan tahunan yang diperoleh melalui situs homepage Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Berdasarkan hasil uji regresi logistik, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP selama 5 tahun pengamatan, (2) opini audit secara statistik tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP selama 5 tahun pengamatan, dan (3) ukuran KAP secara statistik tidak berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP selama 5 tahun pengamatan (20092013). Kata Kunci: Pergantian Manajemen, Opini Audit, Ukuran KAP dan Pergantian KAP. Abstract This study was aimed at obtaining empirical evidence about the effect of management changes, the audit opinion, and the size of the public accounting firms on auditor changes on the company's real estate and properties listed in Indonesia Stock Exchange 2009-2013. The research using population of all real estate companies and properties listed in Indonesia Stock Exchange. The number of real estate and property companies used as the sample in this study was 10 companies for a 5 years observation. Based on purposive sampling method, the number of the samples was 50 audited financial statements and annual reports obtained through the site's homepage Indonesia Stock Exchange. The hypothesis in tested using logistic regression analysis. Based on the results of logistic regression analysis, the results of this study showed that (1) there is no effect of management change on auditor changes for a 5 years observation, (2) audit opinion dit not have an effect statistically on auditor change
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014) for a 5 years observation, and (3) the size of the KAP is not statistically significant negative effect on auditor changes for a 5 years of observation (2009-2013). Keywords: Manajement changes, audit opinion, size of the public accounting firms, and auditor changes.
PENDAHULUAN Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan praktik akuntan publik. Praktek akuntan publik merupakan aktivitas jasa yaitu jasa pemeriksaan, pemberian konsultasi dan bantuan serta mewakili klien dalam bidang yang ada hubungannya dengan akuntansi. Kehidupan profesi akuntan publik di Indonesia saat ini didasarkan oleh adanya kewajiban laporan pertanggung jawaban keuangan badan usaha tertentu untuk diaudit (Sinarwati, 2010). Meningkatnya kebutuhan akan jasa audit berpengaruh terhadap perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia. Damayanti dan Sudarma (2007) menyatakan bahwa bertambahnya jumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang beroperasi di Indonesia dapat menimbulkan persaingan antara KAP satu dan KAP lainnya, sehingga memungkinkan perusahaan untuk berpindah dari KAP satu ke KAP lain. Keberadaan KAP menyediakan jasa untuk mengaudit laporan keuangan yang dilakukan oleh para auditor. Untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan tersebut mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak-pihak pemakai laporan keuangan, maka laporan keuangan tersebut harus diaudit oleh auditor yang independen agar auditor dapat bersikap obyektif dan independen terhadap informasi yang disajikan. Obyektifitas dan independensi ini dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan perusahaan sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat dan dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. KAP dan BAPEPAM terganggu dengan adanya auditor changes yang begitu besar, sedangkan riset tentang auditor changes masih sedikit. Keadaan tersebut menyebabkan perlunya pemonitoran (SEC, 1988 dalam Sinarwati, 2010).
Fenomena pergantian KAP telah ditemukan memiliki implikasi terhadap kredibilitas nilai laporan keuangan dan biaya monitoring aktivitas manajemen. Oleh karena itu isu ini telah secara ekstensif diteliti di negara-negara maju dan saat ini juga masih dipelajari melalui riset di negaranegara Asia seperti Hongkong, Singapore, Malaysia dan Korea (Ismail dalam Sinarwati, 2010). Pembatasan audit tenure (masa perikatan audit) merupakan usaha untuk mencegah auditor terlalu dekat berinteraksi dengan klien sehingga menggangu independensi auditor. Salah satu anjuran adalah ketentuan pergantian KAP dan auditor secara mandatory (wajib) yang dilandasi peraturan dan alasan teoritis bahwa penerapan pergantian auditor secara mandatory (wajib) diharapkan akan meningkatkan independensi auditor baik secara penampilan maupun secara fakta (Giri, 2010). Indonesia merupakan salah satu Negara yang memberlakukan adanya pergantian KAP secara mandatory (wajib). Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 423/KMK.06/2002 yang diubah menjadi Keputusan Menteri Keuangan No. 359/KMK.06/2003 mengharuskan agar perusahaan mengganti KAP yang telah mendapat penugasan audit selama lima tahun berturut-turut. Perusahaan yang mengganti KAP-nya yang sudah mengaudit selama lima tahun tidak akan menimbulkan pertanyaan karena perpindahan auditor bersifat mandatory (wajib). Peraturan tersebut diperbarui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3 ayat 1. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk enam tahun buku berturu-turut dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014) oleh seorang akuntan publik paling lama untuk tiga tahun buku berturut-turut. Jadi permasalahan muncul ketika suatu perusahaan mengganti KAP atas keinginan perusahaan itu sendiri (voluntary) atau diluar KMK No. 423/KMK.06/2008. Peraturan pergantian KAP ini berawal dari kegagalan KAP Arthur Anderson di Amerika Serikat tahun 2001, yang gagal mempertahankan independensinya terhadap kliennya Enron. Skandal ini melahirkan The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002 (Suparlan dan Andayani, 2010). Penelitian mengenai pergantian Kantor Akuntan Publik sudah banyak dilakukan diantaranya dilakukan oleh Sulistiarini dan Sudarmo (2012) yang menggunakan variabel ukuran KAP, kesulitan keuangan perusahaan, kepemilikan oleh publik, pergantian manajemen, serta pergantian komite audit terhadap auditor switching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap auditor switching dan pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap auditor switching. Divianto (2011) menguji ukuran KAP dan opini auditor terhadap auditor switching. Penelitian ini memberikan bukti bahwa opini audit berpengaruh terhadap auditor switching, sedangkan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Terdapat ketidakkonsistenan dalam hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, hasil dari beberapa penelitian tersebut masih terdapat perbedaan uji meskipun variabel yang digunakan sama hal tersebut yang menjadi dasar peneliti untuk menguji kembali faktor-faktor (pergantian manajemen, opini audit dan ukuran KAP) yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan pergantian KAP dengan menggunakan periode waktu dan objek penelitian yang berbeda dengan sebelumnya sehingga penelitian ini akan memberikan temuan empiris yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan atas uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pergantian manajemen, opini audit, dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP pada perusahaan real estate dan property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah pergantian manajemen, opini audit, dan ukuran KAP berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya pergantian kantor akuntan publiK (KAP) sebagai pertanggung jawaban kepada manajemen perusahaan, investor maupun kreditur. Selain itu juga penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan kontribusi terkait dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergantian akuntan publik oleh perusahaan. METODE Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Denpasar atau dengan mengakses data sekunder berupa laporan keuangan auditan, annual report yang diperoleh melalui situs homepage Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan, annual report yang diperoleh melalui situs homepage Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Sasaran pengamatan difokuskan untuk mengetahui dan membuktikan bagaimana pengaruh antara variabel (X1) pergantian manajemen, (X2) opini audit, (X3) ukuran KAP terhadap (Y) pergantian KAP pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Populasi yang berkaitan dengan masalah penelitian berjumlah kurang lebih 44 perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014) pengambilan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:85). Sesuai kriteria yang telah ditetapkan jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan periode 2009 sampai 2013 berturut-turut. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi logistik karena variabel terikatnya merupakan data kualitatif yang menggunakan variabel dummy (Sumodiningrat dalam Sinarwati, 2010). Teknik analisis dengan regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas pada variabel bebasnya karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu/metrik dan kategorial/non metrik (Ghozali, 2006) dan mengabaikan heteroskedastisitas (Gujarati, 2003). Model analisis regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Ghozali, 2006:225): Ln
Keterangan : α = Konstan PKAP = Pergantian KAP. PM = Pergantian Manajemen. OPINI = Opini Audit. KAP = Ukuran KAP. βi = Koefisien Regresi, dimana i=1,2,3. ε = Error. Perhitungan statistik penelitian ini menggunakan SPSS (Statistic Program for Social Science) versi 19.0 for Windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan, diperoleh sebanyak 10 perusahaan real estate dan properti untuk selama 5 tahun yakni dari tahun 2009 sampai dengan 2013 yang menghasilkan 50 amatan. Deskripsi sampel penelitian dapat di temukan pada Tabel 1.
P ( PKAP) 1PM 2OPINI 3 KAP 1 P ( PKAP)
Tabel 1. Deskripsi Sampel Penelitian Variabel Jumlah berkode 1 PKAP 6 PM 9 OPINI 13 KAP 24 (Sumber: Hasil pengolahan data) Kode 1 adalah simbol dari amatan yang melakukan pergantian KAP (PKAP), melakukan pergantian manajemen (PM), menerima opini selain unqualified (OPINI), menggunanakan KAP yang berafilisiasi dengan The Big Four (KAP) dan kode 0 adalah tidak melakukan pergantian KAP (PKAP), tidak melakukan pergantian manajemen (PM), menerima opini unqualified (OPINI) dan tidak menggunakan KAP yang berafilisiasi dengan The Big Four (KAP). Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa dari 50 amatan 6 amatan melakukan pergantian KAP dan 44 tidak.
Jumlah berkode 0 44 41 37 26
Total amatan 50 50 50 50
Sebanyak 9 amatan melakukan pergantian manajemen dan 41 tidak. Sebanyak 13 amatan mendapatkan opini selain unqualified dan 37 mendapatkan opini unqualified, sejumlah 24 amatan menggunakan KAP yang berafilisiasi dengan The Big Four dan 26 menggunakan KAP tidak berafilisiasi dengan The Big Four. Statistik deskriptif disajikan untuk menjelaskan deskripsi data dari seluruh variabel yang dimasukkan dalam konsep penelitian. Tabel 2 menunjukkan statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014) Tabel 2. Statistik Deskriptif N
Minimum
Pergantian_Manajemen
50
Maximum 0 1
Opini_Audit Ukuran_KAP
50 50
0 0
1 1
.26 .48
.443 .505
Pergantian_KAP 50 Valid N (listwise) 50 (Sumber: Hasil pengolahan data)
0
1
.12
.328
Statistik deskriptif pada tabel 2 menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi masing-masing variabel. Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa: (1) Variabel pergantian kantor akuntan publik (PKAP) memiliki nilai terendah 0,00; nilai tertinggi 1,00, mean 0,12 dan standar deviasi 0,328. Nilai mean pergantian kantor akuntan publik (PKAP) sebesar 0,12 yang lebih kecil daripada 0,50; ini berarti yang paling sering muncul adalah 0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP. (2) Variabel pergantian manajemen (PM) yang diproksikan dengan pergantian direksi menunjukkan nilai terendah 0,00; nilai tertinggi 1,00 mean 0,18 dan standar deviasi 0,388. Hal ini berarti bahwa rata- rata amatan yang melakukan pergantian manajemen 0,18 lebih kecil dari 0,50 dengan demikian yang paling sering muncul adalah 0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian manajemen. (3) Variabel opini audit (OPINI) menunjukkan nilai terendah 0,00; nilai tertinggi 1,00 mean 0,26 dan standar deviasi 0,443. Hal ini berarti bahwa rata-rata amatan yang menerima opini unqualified 0,26 lebih kecil dari 0,50 dengan demikian yang paling sering muncul adalah 0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang menerima opini unqualified.
Mean .18
Std. Deviation .388
(4) Variabel ukuran KAP (KAP) yang diproksikan dengan afiliasi dengan The Big Four menunjukkan nilai terendah 0,00; nilai tertinggi 1,00 mean 0,48 dan standar deviasi 0,505. Hal ini berarti bahwa rata-rata amatan yang menggunakan KAP yang berafiliasi dengan The Big Four 0,48 lebih kecil dari 0,50 dengan demikian yang paling sering muncul adalah 0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang tidak menggunakan KAP yang berafiliasi dengan The Big Four. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2006): Tahapan pertama yang dilakukaan setelah menguji statistik deskriptif adalah menilai kelayakan model regresi. Kelayakan model regresi dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan uji Hosmer and Lemeshow’s of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s of Fit Test lebih besar daripada 0.05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Dari hasil pengujian diperoleh nilai Chi-square sebesar 0.000 dengan nilai Sig sebesar 1.000. Hasil pengujian ditampilkan dalam tabel 3.
Tabel 3. Menilai Kelayakan Model Regresi Step 1 (Sumber: Hasil pengolahan data)
Chi-square .000
df 4
Sig. 1.000
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014) Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai Sig lebih besar dari pada alpha (0.05) yang berarti keputusan yang diambil adalah menerima H0 yang berarti tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Itu berarti
model regresi logistik bisa digunakan untuk analisis selanjutnya. Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Hasil uji koefisien determinasi (Nagelkerke R Square) dapat dilihat pada tabel 4 .
Tabel 4. Koefisien Determinasi -2 Log likelihood
Step
27.662
1
a
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
.165
.318
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found. (Sumber: Hasil pengolahan data) Hasil pengujian menunjukkan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,318 yang berarti variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen adalah sebesar 31,8%, sedangkan sisanya sebesar 68,32% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian ini. Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak ada gejala korelasi yang kuat diantara variabel bebasnya.Pengujian ini menggunakan matrik korelasi untuk melihat besarnya korelasi antarvariabel independen. Hasil Uji menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang nilainya lebih besar dari 0,9 maka tidak ada gejala multikolinieritas yang serius antar variabel bebas.
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model untuk memprediksi probabilitas pergantian KAP oleh perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian, kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi probabilitas perusahaan melakukan pergantian KAP adalah 0,00%. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan tidak melakukan pergantian KAP adalah sebesar 100,00%. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan model regresi yang digunakan terdapat tepat 0 amatan yang diprediksi tidak melakukan pergantian KAP dari total 44 perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP.
Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
a
Step 1
Pergantian_Manaje men Opini_Audit
B .575
S.E. 1.137
Wald .256
df 1
Sig. Exp(B) .613 1.778
- 10840.20 .000 1 .999 20.100 4 Ukuran_KAP -2.015 1.228 2.692 1 .101 Constant -.981 .677 2.099 1 .147 a. Variable (s) entered on step 1: Pergantian_Manajemen, Opini_Audit, Ukuran_KAP. (Sumber: Hasil pengujian data)
.000 .133 .375
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014)
Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada taraf kesalahan 5%. Hasil pengujian regresi logistik menghasilkan model sebagai berikut (Ghozali, 2006:225) dan mengacu pada persamaan (1): Ln
P ( PKAP) 1 PM 2 OPINI 3 KAP 1 P ( PKAP)
Interpretasi dari persamaan adalah probabilitas perusahaan melakukan dan tidak melakukan pergantian KAP diprediksi oleh variabel pergantian manajemen (PM), opini audit (OPINI), ukuran KAP (KAP). Koefisien α bertanda negatif menunjukkan bahwa sampel cenderung ke arah nilai nol (0) yaitu tidak melakukan pergantian KAP. Berdasarkan atas 50 amatan terdapat 6 amatan yang melakukan pergantian KAP dan 44 yang tidak melakukan pergantian KAP. Pembahasan Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Pergantian KAP. Pergantian manajemen mungkin dilakukan perusahaan karena hasil evaluasi atas kinerja manajemen yang buruk atau ada pergantian kepemilikan perusahaan. Pergantian manajemen tidak selalu diikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan dalam menggunakan jasa suatu KAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak. Adanya fenomena seperti ini erat kaitannya dengan keadaan perusahaan publik di Indonesia yang mayoritas dikuasai dan dijalankan bersama oleh orang-orang dalam satu keluarga (Damayanti dan Sudarma, 2007:19). Selain itu, manajemen yang baru merasa tidak perlu untuk mengganti KAP yang lama dengan menunjuk KAP baru jika kinerja KAP yang ditunjuk oleh manajemen lama dianggap memiliki kinerja yang baik dan memuaskan manajemen yang baru. Hasil penelitian ini tidak menerima hipotesis pertama (H1). Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikan 0,613 yang lebih besar
dari 0,05 dengan koefisien regresi 0,575. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pergantian manajemen yang diproksikan dengan pergantian direksi tidak berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sulistiarini dan Sudarno (2012), Hudaib dan Cooke (2005), dan Sinarwati (2010). Meskipun demikian, hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyuningsih dan Suryanawa (2012), Damayanti dan Sudarma (2007), Wijaya (2013), serta Chadegani et al., (2011). Pembahasan Pengaruh Opini Audit Terhadap Pergantian KAP. Hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini menyatakan bahwa opini audit berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini tidak menerima hipotesis kedua (H2). Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikan sebesar 0,999 yang lebih besar dari 0,05 dengan koefisien regresi negatif 20,100. Sehingga dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Opini audit merupakan cerminan dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan menginginkan opini audit wajar tanpa pengecualian terhadap laporan keuangannya. Ketika perusahaan mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian, hal ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak eksternal, seperti investor yang enggan membeli saham di perusahaan yang mendapat opini audit qualified, bahkan adverse dan disclaimer. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh opini audit terhadap pergantian KAP hal ini disebabkan karena pada umumnya perusahaan sampel telah mendapatkan opini unqualified. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Damayanti dan Sudarma (2007), Wijayani dan Januarti (2011), dan Widiawan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014) (2011) yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Namun demikian hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Divianto (2011) dan Wijaya (2013). Tidak didukungnya hipotesis yang diuji karena meskipun perusahaan memperoleh opini audit selain unqualified atas laporan keuangan periode sebelumnya hal ini tidak menyebabkan perusahaan melakukan pergantian KAP. Pembahasan Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP. Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ketiga (H3), penelitian ini menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini tidak menerima hipotesis ketiga (H3). Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikan 0,101 yang lebih besar dari 0,05 dengan koefisien regresi negative 2,015. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP yang diproksikan dengan afiliasi dengan The Big Four tidak berpengaruh negative terhadap pergantian KAP. Teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu self interest, maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara pemilik dengan manajemen sangat diperlukan, dalam hal ini adalah auditor independen. Investor akan lebih cendrung pada data akuntansi yang dihasilkan dari auditor yang bereputasi (Praptitorini dan Januarti dalam Sinarwati, 2010). Perusahaan tidak akan mengganti KAP jika KAP nya sudah bereputasi. Perusahaan akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di mata pemakai laporan keuangan itu (Halim dalam Sinarwati 2010). Penelitian ini tidak berhasil mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mardiyah (2002), Kartika (2006) yang menemukan bahwa reputasi auditor merupakan salah satu variabel yang berpengaruh negatif signifikan terhadap pergantian KAP, serta Damayanti dan Sudarma (2007) menemukan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif signifikan terhadap pergantian KAP, tetapi mendukung penelitian Nasser et al. (2006).
KAP The Big Four dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan KAP non Big Four. DeAngelo dalam Tate (2006) menyebutkan bahwa KAP besar menyediakan ukuran KAP yang lebih tinggi. Hasil pengujian yang menghasilkan arah pengaruh negatif menunjukkan bahwa perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP The Big Four memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk melakukan pergantian KAP. Adanya faktor expertise KAP akan menentukan perubahan audit sehingga perusahaan akan lebih memilih KAP The Big Four untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata pelaku pasar modal. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ukuran KAP dengan proksi afiliasi dengan The Big Four tidak berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP karena perusahaan sampel yang diteliti telah menggunakan KAP yang bereputasi, ketika melakukan pergantian KAP masih tetap menggunakan KAP yang bereputasi (berafiliasi dengan The Big Four). Demikian juga perusahaan sampel yang sebelumnya menggunakan KAP yang tidak bereputasi (non Big Four), ketika melakukan pergantian KAP masih menggunakan KAP dalam kelas yang sama. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP selama lima tahun pengamatan (20092013). Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hudaib dan Cooke (2005), Wahyuningsih dan Suryanawa (2012), serta Sulistiarini dan Sudarno (2012). (2) Opini audit secara statistik tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP selama lima tahun pengamatan (2009-2013). Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hudaib dan Cooke (2005), Wijaya (2013), Divianto (2011), dan Chadegani et al. (2011). (3) Ukuran KAP secara statistik tidak berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP selama lima tahun
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014) pengamatan (2009-2013). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nasser et al. (2006). Penelitian tentang pergantian KAP selanjutnya diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang berkualitas dengan mempertimbangkan saran-saran yang dikemukan berdasarkan keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Penelitian selanjutnya mungkin dapat memperluas sampel penelitian dengan mempertimbangkan penggunaan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai populasi penelitian. (2) Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan beberapa variabel independen lain, seperti ukuran perusahaan klien, pergantian komite audit, opini going concern, kesulitan keuangan, pertumbuhan perusahaan, penurunan persentase ROA, dan fee audit yang mungkin dapat mempengaruhi pergantian KAP untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pergantian kantor akuntan publik dan audit tenure di Indonesia. (3) Pengukuran terhadap variabel pergantian manajemen pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan alternatif proksi lain, seperti menggunakan presiden direktur sedangkan pengukuran terhadap variabel ukuran KAP pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan alternatif proksi lain misalnya spesialisasi industri auditor. DAFTAR PUSTAKA Chadegani, Arezoo A., Zakiah M.M dan Azam Jari. 2011. “The Determinant Factors of Auditor Switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange”. International Research Journal of Finance and Economics. Damayanti, S. dan Sudarma. M. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak. Divianto. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor SWITCH”, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol. 1, No. 2.
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit-UNDIP. Giri, Efraim Ferdinan. 2010. “Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”, Jurnal Seminar Akuntansi Nasional 13, Purwokerto. Hudaib, Mohammad dan T.E Cooke. 2005. Qualified Audit Opinion and Auditor Switching. Departement of Accounting and Finance Scholl of Business and Economics University Of Exeter Streatham Court. UK. Diperoleh dari http:/www.google.co.id. Ikatan
Akuntan Indonesia. 2009. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi 2009”. IAI, Jakarta.
Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2008. Nasser, et.al. 2006. “Auditor-Client Relationship: The Case of Audit tenure and Auditor Switching in Malaysia”. Managerial Auditing Journal, Vol. 21, No. 7, pp. 724-737. PT
Bursa Efek Indonesia. “Indonesian Capital Market Directory 2009-2013”. Bursa Efek Indonesia, Jakarta, diakses 20 April 2014.
Sinarwati, N. 2010. “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik?”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. Sulistiarini, Endina dan Sudarno. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Pergantian antor Akuntan Publik”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. I, No. 2, Hal 1-12.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014) Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cetakan ke-18, Bandung: CV Alvabeta.
Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, hal. 1-25.
Sumodininggrat, Gunawan. 2001. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE.
Wahyuningsih, Nur dan I Ketut Suryanawa. 2011. “Analisis Pengaruh Opini Audit Going Concern dan Pergantian Manajemen pada Auditor Switching”. Jurnal Akuntansi FE Udayana.
Suparlan dan Andayani, Wuryan. 2010. “Analisis Empiris Pergantian Kantor