e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
PENGARUH PENGETAHUAN PERATURAN DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP PENYERAPAN ANGGARAN DENGAN KEPRIBADIAN CONSCIENTIOUSNESS SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Survei pada SKPD di Wilayah Pemerintah Daerah Provinsi Bali) 1Dewa
1Nyoman
Ayu Vivi Apriliani, Trisna Herawati, 2Made Arie Wahyuni
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha SIngaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel pengetahuan peraturan, dan ketidakpastian lingkungan terhadap penyerapan anggaran yang dimoderasi oleh kepribadian conscientiousness pada SKPD di Wilayah Pemerintah Daerah Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah metode kuantitatif dan menggunakan teknik kuesioner yang merupakan daftar pertanyaan terstruktur. Populasi dalam penelitian ini adalah SKPD di Wilayah Pemerintah Daerah Provinsi Bali yang terdiri dari 7 giro dan 15 dinas. Sampel diambil dengan kriteria yaitu pejabat SKPD yang menduduki jabatan di bidang yang berkaitan dengan anggaran, yaitu: (1) Pejabat Pembuat Komitmen, (2) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, (3) Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar, dan (4) Bendahara Pengeluaran. Analisis data penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS versi 23.0. Hasil penelitian secara parsial membuktikan bahwa, variabel pengetahuan peraturan dan ketidakpastian lingkungan mempengaruhi penyerapan anggaran dengan hasil thitung masing-masing sebesar 3,875 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan 3,146 dengan tingkat signifikansi 0,003. Variabel kepribadian conscientiousness memoderasi pengaruh variabel pengetahuan peraturan dan ketidakpastian lingkungan terhadap penyerapan anggaran pada SKPD di Wilayah Pemerintah Daerah Provinsi Bali. Hasil thitung kedua interaksi sebesar 4,814 dan 4,858 dan signifikansi masing-masing sebesar 0,000. Kata Kunci: Pengetahuan Peraturan, Conscientiousnes, Penyerapan Anggaran.
Ketidakpastian
Lingkungan,
Kepribadian
Abstract The study aimed at finding out the effect of the knowledge of the rules and the uncertainty of environment on the budget absorption moderated by conscientiousness personality variable at the Working Units of Bali Province Government Offices. This study utilized primary data collected by using quantitative methodology with questionnaires, structured questions list. The population consisted of all units of Bali province government offices such as seven bureau offices, and fifteen agency offices. The samples were selected based on a criterion that the official staffs worked on the budget
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) section such as (1) commitment maker officials, (2) officials implementing technical activities, (3) the signatory officials to warrant paying, and (4) treasurers. Multiple linear regression was used to analyze the data supported by SPSS version 23.0. The results indicated that, partially the study proved that the variable the knowledge of the rules and the uncertainty of environment affected the budget absorption with the scores of T-observed 3,875 on 0.000 significant level and 3.146 on the significant level of 0.003. The variable conscientiousness personality moderated the effect of the knowledge of the rules and the uncertainty of environment on the budget absorption at all Working Units of Bali Province Government Offices. The scores of tobserved were about 4.814 and 4.858 with 0.000 significant level respectively. Key words: Knowledge of The Rules, Uncertainty of Environment, Conscientiousness Personality, Budget Absorption.
PENDAHULUAN Anggaran memiliki fungsi sebagai alat perencanaan dan sebagai alat pengendalian. Melalui data rekening belanja yang terdapat dalam anggaran belanja lembaga/organisasi pemerintah, akan dilihat apakah anggaran yang telah dibuat dapat berperan sebagai pengendali terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintah (Putri, 2014). Dalam struktur Anggaran Pemerintah, pengeluaran pemerintah yang mendukung dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat tercermin dalam belanja modal. Sebagai negara yang sedang giat membangun, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk memberikan dorongan yang lebih kuat dan cepat bagi pergerakan roda perekonomian (Wirawan, 2016). Pemerintah dapat berperan dalam pergerakan roda perekonomian dengan mengoptimalkan pengelolaan potensi daerah dan sumber daya manusia yang memberikan manfaat terhadap masyarakat. JIka segala sesuatu dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka hal tersebut akan mudah dilaksanakan. Namun ternyata masih banyak harapan masyarakat kepada pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan yang tidak dapat terpenuhi. Penyerapan anggaran sendiri memang penting untuk mendorong terciptanya multiplier effect terhadap ekonomi, kegagalan target penyerapan anggaran memang akan berakibat hilangnya manfaat belanja. Karena dana yang telah dialokasikan ternyata tidak semuanya dapat dimanfaatkan yang berarti
terjadi dana yang menganggur. Padahal, apabila pengalokasian anggaran efisien, maka meskipun dengan adanya keterbatasan sumber dana, negara masih dapat mengoptimalkan pendanaan kegiatan strategis lainnya. Di wilayah Pemerintah Daerah Provinsi Bali pada tahun 2016, penyerapan anggaran belanja keuangan pemerintah provinsi hanya mencapai 19%, sedangkan penyerapan pendapatan daerah pemerintah provinsi sebesar 26%. Realisasi belanja APBN di Provinsi Bali pada triwulan II mencapai 31,55% dari total realisasi belanja pemerintah di Provinsi Bali. Sementara itu, realisasi belanja APBD provinsi mencapai 16,88% dari total realisasi belanja pemerintah. Realisasi pendapatan pemerintah daerah menunjukkan perlambatan diperiode triwulan II 2016 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi belanja, justru menunjukkan peningkatan untuk periode yang sama. Serapan pendapatan triwulan II 2016 sebesar 45,78%. Capaian ini lebih rendah bila dibandingkan dengan serapan pendapatan pada triwulan II 2015 yakni sebesar 49,38%. Realisasi belanja triwulan II 2016 sebesar 30,36% dari pagu anggaran, meningkat dibandingkan dengan realisasi belanja triwulan II 2015 yang terserap sebesar 25,15%. (Bank Indonesia, 2016, Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bali, www.bi.go.id/id/publikasi/Bali/contents/Kajia n-Ekonomi-dan-Keuangan-RegionalProvinsi-Bali-Agustus-2016.pdf, diunduh pada 15 November 2016).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Menurut Mardiasmo (2009) pengertian anggaran adalah, “Pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran.” Sedangkan menurut Munandar (2001), definisi anggaran adalah, “Suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku dalam jangka waktu tertentu yang akan datang.” Penyerapan anggaran merupakan salah satu tahapan dari siklus anggaran yang dimulai dari perencanaan anggaran, penetapan dan pengesahan anggaran oleh Dewan Perwakilan Rakyart (DPR), penyerapan anggaran, pengawasan anggaran dan pertanggungjawaban penyerapan anggaran. Tahapan penyerapan anggaran ini dimulai ketika Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (UU APBN) disahkan oleh DPR. Dalam rangka terjadinya kesatuan pemahaman serta kesatuan langkah dalam pelaksanaan, pemerintah sebagai pelaksana dari UU APBN selanjutnya menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai dasar hukum pelaksanaan APBN. Pada saat ini Keppres yang berlaku adalah Keppres Nomor 53 Tahun 2010 (Kuncoro, 2013). Dalam Mardiasmo (2009) dikatakan bahwa kinerja manajer publik akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran, berapa yang berhasil dicapai. Penilaian kinerja dilakukan dengan menganalisis simpangan kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Penyerapan anggaran berpengaruh cukup besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Setiap instansi harus mengatur pengeluarannya agar berjalan lancar dan dapat mendukung keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan nasional. Penyerapan anggaran tidak diharuskan mencapai 100%, namun setidaknya memenuhi lebih dari 80% dari anggaran yang telah ditetapkan. Kinerja sebuah instansi pemerintahan
diukur dari tinggi rendahnya penyerapan anggaran. Love et al. (2008) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan penyerapan anggaran, pengetahuan pegawai menjadi faktor yang penting. Suatu kegiatan harus diketahui dan dipahami dengan cara tertentu yang akan diatur. Salah satu kegagalan peraturan adalah keterbatasan pengetahuan. Pengetahuan diperlukan untuk efektivitas implementasi dan pelaksanaan penyerapan anggaran. Peraturan memungkinkan manajer publik untuk mengatur kegiatan dengan menggunakan sistem pemantauan, pengawasan, dan penegakan hukum. Suatu kegiatan harus diketahui dan dipahami dengan cara tertentu yang akan diatur. Oleh karena itu, pengetahuan peraturan merupakan persepsi pengetahuan pegawai terkait peraturan yang berlaku agar memberikan kemudahan dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaan penyerapan anggaran. (Juliani, 2014) Dalam penelitian Juliani (2014), dikatakan bahwa penyerapan anggaran terkait pengadaan barang/jasa dapat dipengaruhi oleh pengetahuan peraturan dari pegawai yang terlibat dalam proses pengadaan barang/jasa. Semua kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kegiatan yang dilaksanakan tanpa mengikuti aturan yangberlaku akan menjadi temuan dan menjadi masalah bagi SKPD. Atas dasar penemuan tersebut maka dirumuskan hipotesis pertama yaitu H1 : Pengetahuan Peraturan Berpengaruh terhadap Penyerapan Anggaran. Ketidakpastian lingkungan merupakan persepsi dari anggota organisasi dalam mengantisipasi pengaruh faktor lingkungan terhadap organisasi (Priyono, dalam Rahmawati, 2008.). Duncan (1972) mendefinisikan lingkungan sebagai totalitas faktor sosial dan fisik yang berpengaruh terhadap perilaku pembuatan keputusan seseorang dalam organisasi. Miliken (dalam Isti, 1999) mendefinisikan ketidakpastian lingkungan sebagai rasa ketidakmampuan individu untuk memprediksi sesuatu secara akurat.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Ketidakpastian lingkungan secara langsung mempengaruhi perilaku pembuatan keputusan orang-orang dalam organisasi. Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai faktor penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian di masa mendatang. Oleh karena itu para pejabat dalam organisasi pemerintahan harus mampu memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang yang bisa membawa dampak terhadap perusahaan, lalu memberikan informasi yang bermanfaat ketika dihadapkan pada pembuatan keputusan yang berdampak pada jalannya aktivitas organisasi. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam undang-undang merupakan salah satu bentuk ketidakpastian lingkungan. Hal tersebut mampu mempengaruhi perilaku para pejabat pemerintahan dalam melaksanakan penyerapan anggaran. Dengan adanya ketidakpastian lingkungan, maka para pejabat pemerintahan akan berusaha untuk mencari informasi terkait kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, dan mengambil keputusan untuk melakukan jalan keluar yang terbaik dalam melaksanakan penyerapan anggaran agar sesuai dengan apa yang telah direncaakan sebelumnya, dan untuk kepentingan masyarakat. Dalam penelitian Ardhani (2015), didapatkan hasil bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan terhadap komitmen anggota organisasi. Hal tersebut dapat diartikan jika ketidakpastian lingkungan meningkat maka kinerja anggota meningkat. Berdasarkan penemuan tersebut, maka dirumuskan hipotesis yang kedua yaitu H2 : Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh terhadap Penyerapan Anggaran. Definisi kepribadian menurut Gibson (1996) adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Wood (2000) mendefinisikan kepribadian sebagai profil keseluruhan atau kombinasi sifat yang
memberi ciri khas sifat dasar seseorang. Cabang psikologi kepribadian memperoleh suatu pendekatan taksonomi kepribadian yang dapat diterima secara umum yaitu dimensi “Big Five Personality”. Dimensi yang pertama kali diperkenalkan oleh Goldberg pada tahun 1981 ini tidak mencerminkan perspektif teoritis tertentu, tetapi merupakan hasil dari analisis bahasa alami manusia dalam menjelaskan dirinya sendiri dan orang lain (John & Srivastava, 1999). Adapun kelima dimensi tersebut, yaitu: (1) openness, (2) conscientiousness, (3) extraversion, (4) agreeableness, dan (5) neuroticism. Dalam penelitian ini, dimensi kepribadian yang digunakan adalah conscientiousness yang menjelaskan perilaku pencapaian tujuan dan kemampuan mengendalikan dorongan yang diperlukan dalam kehidupan sosial (Pervin, 2005). Seseorang yang memiliki kepribadian conscientiousness yang tinggi, maka cenderung berhati-hati dalam melakukan segala hal. Begitupula dalam proses penyerapan anggaran, jika tingkat pengetahuan seseorang tersebut tinggi dengan conscientiousness yang tinggi pula, maka ia tidak akan sembarang dalam penggunaan anggaran. Ia akan mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang. Begitupula dengan tingkat ketidakpastian lingkungan seseorang yang tinggi dengan conscientiousness yang tinggi pula, maka seseorang tersebut akan sangat berhati-hati dengan apa yang akan dilakukannya. Karena ketidakmampuannya untuk memprediksikan sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang tersebut akan semakin meningkat dengan conscientiousness yang dimiliki. Dalam penelitian Dewi (2016) dikatakan bahwa kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan conscientiousness sebagai sifat kepribadian yang paling dominan. Selanjutnya dalam penelitian Lindrianasari, dkk (2012), dikatakan bahwa orang-orang yang memiliki kepribadian conscientiousness, tidak akan mudah memutuskan untuk pindah ke tempat baru walaupun mereka tidak puas dengan kompensasi yang mereka terima.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut, maka dirumuskan hipotesis ketiga dan keempat, yaitu H3 : Conscientiousness Memoderasi Hubungan antara Pengetahuan Peraturan terhadap Penyerapan Anggaran; dan H4 : Conscientiousness Memoderasi Hubungan antara Ketidakpastian Lingkungan terhadap Penyerapan Anggaran. METODE Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Rancangan deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalis. Data yang telah dikumpulkan kemudian diproses, diolah, dan dianalisis. Setelah ini hasilnya dideskripsikan untuk menjelaskan variabel yang telah diteliti. Penelitian ini akan dilakukan di 25 SKPD yang terdiri dari 9 biro dan 16 dinas pada Wilayah Pemerintah Daerah Provinsi Bali. Teknik penarikan sampel adalah menggunakan purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Pertimbangan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah aparat Pemerintah Daerah Provinsi yang menduduki jabatan di bidang yang berkaitan dengan anggaran, yaitu: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP SPM), dan Bendahara Pengeluaran. Data penelitian akan dikumpulkan menggunakan kuesioner yang kemudian diolah dengan menggunakan uji statistik, yaitu (1) Uji Statistik Deskriptif; (2) Uji Kualitas Data: Uji Validitas dan Uji Reliabilitas; (3) Uji Asumsi Klasik: Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitras, dan Uji Autokorelasi; (4) Analisis Regresi Linear
Berganda; (5) Uji Hipotesis: Koefisien Determinasi (R2), Uji Statistik t, Uji Statistik F, dan Analisis Regresi Moderasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil uji kualitas data menunjukkan bahwa data valid dengan signifikansi di bawah 0,05 dan reliabel dengan nilai Alpha Cronbroach lebih besar dari 0,60. Pengujian normalitas data menggunakan aplikasi statistic SPSS Versi 23.0 dengan memakai One Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai Signifikan Kolmogorov-Smirnov adalah 0,200. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (α=5%), sehingga dapat dikatakan
bahwa data telah memenuhi syarat normalitas dan data dapat dikatakan berdistribusi normal. Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa pengetahuan peraturan, ketidakpastian lingkungan, kepribadian conscientiousness, dan penyerapan anggaran memiliki sebaran data yang berdistribusi normal. Uji asumsi klasik selanjutnya yang dilakukan adalah uji heteroskedastisitas, yang menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Berdasarkan pengujian heteroskedastisitas, didapat hasil bahwa tidak ada pola tertentu yang terbentuk. Maka, dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik terakhir yang dilakukan yaitu uji autokorelasi untuki menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel pengganggu dalam masing-masing variabel bebas. Uji autokorelasi menggunakan tes Durbin Watson dengan α = 0,05 pada aplikasi SPSS Versi 23.0. Berdasarkan pengujian autokorelasi, diperoleh hasil bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,655. Nilai ini terletak di antara dU = 1,6452 dan 4-dU = 2,3548. Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada residual data.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Setelah uji asumsi klasik terpenuhi, uji selanjutnya yang dilakukan adalah analisis regresi linear berganda yang bertujuan mengetahui besarnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat yang mempunyai hubungan dengan variabel moderasi. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 36,854 22,862 X1 -1,247 0,901 -2,593 X2 0,261 1,238 0,277 X3 -0,798 0,626 -2,093 X1X3 0,036 0,024 4,705 X2X3 -0,001 0,033 -0,081 a. Dependant Variable: Y Berdasarkan tabel 1 di atas, didapat persamaan yaitu: Y= α+β1X1+β2X2+β3X3+β4|{X1*X3}+β5{X2*X3}| Y = 36,584-1,247X1+0,261X20,798X3+0,036|{X1*X3}-0,001{X2*X3}| Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa nilai konstanta diperoleh sebesar 36,854 yang berarti bahwa variabel independen yaitu: pengetahuan peraturan dan ketidakpastian lingkungan serta variabel moderasi yaitu kepribadian conscientiousness adalah nol. Maka nilai penyerapan anggaran adalah 36,854. Berikut adalah hasil interpretasi model regresi linear berganda tersebut: Nilai koefisien pengetahuan peraturan sebesar -1,247, berarti bahwa setiap peningkatan pengetahuan peraturan satu satuan akan mengakibatkan penurunan penyerapan anggaran sebesar 1,247 satuan. Koefisien ketidakpastian lingkungan sebesar 0,261, ini berarti bahwa setiap peningkatan ketidakpastian lingkungan satu satuan akan mengakibatkan peningkatan penyerapan anggaran sebesar 0.261 satuan. Koefisien kepribadian conscientiousness sebesar -0,798, ini berarti bahwa setiap peningkatan kepribadian conscientiousness satu satuan
t 1,612 -1,385 0,211 -1,274 1,477 -0,042
Sig. 0,113 0,172 0,834 0,209 0,146 0,967
akan mengakibatkan penurunan penyerapan anggaran satu satuan. Koefisien pengetahuan peraturan yang dimoderasi oleh kepribadian conscientiousness sebesar 0,036, ini berarti bahwa setiap peningkatan pengetahuan peraturan dan kepribadian conscientiousness satu satuan akan mengakibatkan peningkatan penyerapan anggaran satu satuan. Koefisien ketidakpastian lingkungan yang dimoderasi oleh kepribadian conscientiousness sebesar -0,001, ini berarti bahwa setiap peningkatan ketidakpastian lingkungan dan kepribadian conscientiousness satu satuan akan mengakibatkan penurunan penyerapan anggaran satu satuan. Uji selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis. Pengujian pertama yaitu menentukan koefisien determinasi (R2) yang mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Tabel 2 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb R Adjusted R Std. Error of Model R Square Square The Estimate 1 0,601a 0,361 0,298 0,901 a. Predictors: (Constant), X2X3, X1, X3, X2, X1X3 b. Dependent Variable: Y Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,362. Nilai ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi variabel independen adalah sebesar 29,8% sedangkan sisanya sebesar 70,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak teridentifikasi dalam penelitian ini. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel Pengetahuan Peraturan, Ketidakpastian Lingkungan, dan Kepribadian Conscientiousness memiliki hubungan dengan Penyerapan Anggaran.
Durbin-Watson 1,730
Uji selanjutnya yang dilakukan adalah uji statistik t (uji parsial). Pengujian dilakukan pada masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Asumsi dalam uji statistik t yang digunakan adalah jika nilai thitung > ttabel dengan signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Uji Statistik t (X1) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B 1 (Constant) 6,589 X1 0,223 a. Dependent Variable: Y
Std. Error 1,416 0,057
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 3, diperoleh hasil yaitu sebesar 3,875 dengan signifikansi yaitu 0,000. Karena signifikansi atau probabilitasnya jauh lebih kecil dari 0,05 dan perbandingan antara thitung dan ttabel diperoleh hasil thitung > ttabel atau 3,875 > 2,004 yang berarti Ha diterima. Dari persamaan regresi menunjukkan
Beta 0,463
t Sig. 4,654 0,000 3,875 0,000
koefisien Pengetahuan Peraturan bernilai positif yang berarti terdapat pengaruh positif (searah) antara Pengetahuan Peraturan dengan Penyerapan Anggaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Peraturan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyerapan Anggaran. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil Uji Statistik t (X2) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 7,611 1,418 X2 0,368 0,117 0,391 a. Dependent Variable: Y
t 5,369 3,146
Sig. 0,000 0,003
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Berdasarkan hasil uji statistik t pada Tabel 4, diperoleh hasil yaitu sebesar 3,146 dengan signifikansi yaitu 0,003. Karena signifikansi atau probabilitasnya jauh lebih kecil dari 0,05 dan perbandingan antara thitung dan ttabel diperoleh hasil thitung > ttabel atau 3,146 > 2,004 yang berarti Ha diterima. Dari persamaan regresi menunjukkan koefisien Ketidakpastian Lingkungan bernilai positif yang berarti terdapat pengaruh positif (searah) antara Ketidakpastian Lingkungan dengan Penyerapan Anggaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa Ketidakpastian
Lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyerapan Anggaran Uji selanjutnya yang dilakukan yaitu uji statistik F (uji simultan). Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama atau simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Jika Fhitung > Ftabel dengan signifikansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5 Hasil Uji Statistik F (Uji Simultan) ANOVAa Sum of Model Squares df 1 Regression 23,394 5 Residual 41,448 51 Total 64,842 56 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2X3, X1, X3, X2, X1X3 Berdasarkan hasil uji statistik F pada Tabel 5, diperoleh hasil yaitu sebesar 4,019 dengan signifikansi 0,000. Karena signifikansi atau probabilitasnya jauh lebih kecil dari 0,05 dan perbandingan antara Fhitung dan Ftabel diperoleh hasil Fhitung > Ftabel atau 5,757 > 4,019 yang berarti Ha diterima, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel dependen atau Penyerapan Anggaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Peraturan dan Ketidakpastian Lingkungan secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap Penyerapan Anggaran yang
Mean Square 4,679 0,813
F 5,757
Sig. 0,000b
dimoderasi oleh Kepribadian Conscientiousness. Uji hipotesis yang terakhir adalah uji interaksi dengan menggunakan Multiple Regression Analysis (MRA). Metode MRA ini dilakukan dengan menambahkan variabel perkalian antara variabel bebas dengan variabel moderasinya. Hipotesis moderasi diterima apabila variabel X1*X3 dan X2*X3 mempunyai pengaruh signifikan terhadap Y. Hasil uji MRA masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 6 Hasil Uji Interaksi MRA (X1*X3) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.243 0,800 X1X3 0.004 0,001 0,544 a. Dependent Variable: Y Berdasarkan hasil uji interaksi pada Tabel 6, diperoleh hasil yaitu sebesar 4,814
t 10,297 4,814
Sig. 0,000 0,000
dengan signifikansi yaitu 0,000. Karena signifikansi atau probabilitasnya jauh lebih
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) kecil dari 0,05 dan perbandingan antara thitung dan ttabel diperoleh hasil thitung > ttabel atau 4,814 > 2,004 yang berarti Ha diterima. Dari persamaan regresi menunjukkan koefisien Pengetahuan Peraturan yang Dimoderasi oleh Kepribadian Conscientiousness bernilai positif yang berarti terdapat pengaruh positif (searah)
antara Pengetahuan Peraturan dengan Penyerapan Anggaran yang Dimoderasi oleh Kepribadian Conscientiousness . Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Peraturan yang dimoderasi oleh Kepribadian Conscientiousness berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyerapan Anggaran.
Tabel 7 Hasil Uji Interaksi MRA (X2*X3) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B 1 (Constant) 7,881 X2*X3 0,009 a. Dependent Variable: Y
Std. Error 0,867 0,002
Berdasarkan hasil uji interaksi pada Tabel 9, diperoleh hasil yaitu sebesar 4,858 dengan signifikansi yaitu 0,000. Karena signifikansi atau probabilitasnya jauh lebih kecil dari 0,05 dan perbandingan antara thitung dan ttabel diperoleh hasil thitung > ttabel atau 4,858 > 2,004 yang berarti Ha diterima. Dari persamaan regresi menunjukkan koefisien Ketidakpastian Lingkungan yang Dimoderasi oleh Kepribadian Conscientiousness bernilai positif yang berarti terdapat pengaruh positif (searah) antara Ketidakpastian Lingkungan dengan Penyerapan Anggaran yang Dimoderasi oleh Kepribadian Conscientiousness . Jadi dapat disimpulkan bahwa Ketidakpastian Lingkungan yang dimoderasi oleh Kepribadian Conscientiousness berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyerapan Anggaran. PEMBAHASAN Pengaruh Pengetahuan Peraturan terhadap Penyerapan Anggaran Berdasarkan uji yang telah dilakukan, didapatkan hasil yaitu adanya pengaruh yang signifikan dari pengetahuan peraturan terhadap penyerapan anggaran. Dikatakan berpengaruh karena hasil hasil thitung > ttabel atau 3,146 > 2,000 dan signifikansi yaitu 0,000 yang berarti H2 diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Juliani
Beta 0,548
t Sig. 9,089 0,000 4,858 0,000
(2014) yang menyatakan bahwa Pengetahuan Peraturan memiliki korelasi yang kuat sebagai faktor yang mempengaruhi Penyerapan Anggaran, dan penelitian Naki (2013) yang menyatakan bahwa Pengetahuan Peraturan memiliki pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Penyerapan Anggaran dapat dengan baik terlaksana apabila para aparat SKPD memiliki pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berbagai pengetahuan terkait peraturan yang berlaku dapat menerapkan praktik yang baik dalam melaksanakan penyerapan anggaran. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Penyerapan Anggaran Hasil yang diperoleh dari pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan dengan hasil thitung sebesar 3,146 dan signifikansi 0,000, yang berarti H2 diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ardhani (2015) yang menyatakan bahwa Ketidakpastian Lingkungan memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Sari (2014) yang menyatakan bahwa Ketidakpastian
Lingkungan tidak mempengaruhi kinerja perusahaan. Ketidakpastian Lingkungan diidentifikasi sebagai faktor penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian di masa mendatang. Selin itu juga adanya Ketidakpastian Lingkungan mampu membuat proses penyerapan anggaran menjadi terhambat. Pejabat-pejabat dalam organisasi pemerintahan menjadi ragu untuk mengambil keputusan ketika mereka merasa takut akan terjadinya perubahanperubahan yang berbeda dari sebelumnya. Pengaruh Pengetahuan Peraturan terhadap Penyerapan Anggaran yang Dimoderasi oleh Kepribadian Conscientiousness. Hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa pengetahuan peraturan yang dimoderasi oleh kepribadian conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan anggaran dengan nilai thitung sebesar 4,814 dan signifikansi 0,000, yang berarti H3 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang telah diteliti oleh Lindrianasari, dkk (2012) yang menyatakan bahwa Kepribadian Conscientiousness memiliki peranan penting dalam mempengaruhi hubungan antara persepsi CEO terhadap kompensasi yang diterima dengan keinginan untuk keluar dari perusahaan secara sukarela. Kepribadian sebagai realitas sebuah keistimewaan bawaan makhluk hidup yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan berani dalam menghadapi kehidupan. Dalam penelitian ini, seseorang yang memiliki kepribadian conscientiousness yang tinggi maka akan berhati-hati dalam menggunakan anggaran, walau dengan pengetahuan peraturan yang tinggi juga.
Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Penyerapan Anggaran yang Dimoderasi oleh Kepribadian Conscientiousness Hasil yang didapat berdasarkan uji yang telah dilakukan adalah ketidakpastian lingkungan yang dimoderasi oleh kepribadian conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan anggaran dengan nilai thitung adalah sebesar 4,858 dan signifikansi 0,000, yang berarti H4 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang telah diteliti oleh Lindrianasari, dkk (2012) yang menyatakan bahwa Kepribadian Conscientiousness memiliki peranan penting dalam mempengaruhi hubungan antara persepsi CEO terhadap kompensasi yang diterima dengan keinginan untuk keluar dari perusahaan secara sukarela. Seseorang yang memiliki kepribadian conscientiousness yang tinggi, maka cenderung berhati-hati dalam melakukan segala hal. Dalam penelitian ini, dengan ketidakpastian lingkungan yang tinggi, seseorang yang memiliki kepribadian conscientiousness yang tinggi maka akan berhati-hati dalam menggunakan anggaran. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penilian yang telah dilakukan, maka didapat kesimpulan yaitu: (1) Pengetahuan Peraturan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Penyerapan Anggaran. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan peraturan seseorang, maka semakin tinggi pula penyerapan anggaran; (2) Ketidakpastian Lingkungan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Penyerapan Anggaran. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat ketidakpastian lingkungan seseorang, maka akan berpengaruh pada penyerapan anggaran; (3) Kepribadian Conscientiousness memoderasi pengaruh antara Pengetahuan Peraturan terhadap Penyerapan Anggaran. Hal ini berarti bahwa dengan Pengetahuan Peraturan dan Kepribadian Conscientiousness yang tinggi, akan semakin mempengaruhi Penyerapan Anggaran; dan (4) Kepribadian
Conscientiousness memoderasi pengaruh antara Ketidakpastian Lingkungan terhadap Penyerapan Anggaran. Hal ini berarti bahwa dengan Ketidakpastian Lingkungan yang tinggi dan Kepribadian Conscientiousnes yangtinggi pula, maka akan semakin berpengaruh terhadap Penyerapan Anggaran Saran Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah: (1) bagi SKPD di Wilayah Pemerintah Daerah Provinsi Bali meningkatkan pengetahuan terkait peraturan, karena pelaksanaan penyerapan anggaran memerlukan adanya pengetahuan mengenai peraturan perundangan-undangan mengenai penyerapan anggaran yang baik. Aparat SKPD di Wilayah Pemerintah Daerah Provinsi Bali khususnya yang menduduki jabatan di bagian anggaran juga harus mampu mengatasi ketidakpastian lingkungan yang terjadi pada lingkungan kerjanya. Selain itu juga, aparat SKPD juga harus mengendalikan kepribadian conscientiousness yang dimiliki, jangan ragu untuk melakukan penyerapan anggaran jika hal tersebut mampu membawa perubahan yang baik bagi masyarakat. (2) Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk memperbanyak jumlah responden selain biro dan dinas. Peneliti selanjutnya juga bisa mengembangkan penelitian dengan menggunakan atau menambah variabel lain, seperti: kompetensi sumber daya manusia, dokumen perencanaan, dokumen pengadaan, pencatatan administrasi, dan uang persediaan. DAFTAR PUSTAKA Ardhani, Dian Ayu. 2015. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Manajerial pada DPRD Kabupaten Blora. Skripsi. Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Dewi,
Lusyana. Kepribadian
2016. dan
Pengaruh Kecerdasan
Emosional terhadap Kinerja Karyawan pada Stasiun TV Lokal di Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Duncan, R. B. 1972. Characteristic of Organization Environment and Perceived Environment Uncertainty. Behavioral Research in Accounting. Vol. 17, No. 3, Hal: 145-159. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Isti,
Rahayu. 1999. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Partisipasi Penganggaran dan Kinerja Manajerial. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 3, No. 2, Hal: 123-132.
John, O.P. dan Srivastava, S. 1999. The Big Five Trait Taxonomy: History, measurement, and thereotical perspectives. New York: Guilford. Juliani, Dian. 2014. Pengaruh Faktor-Faktor Kontekstual terhadap Persepsian Penyerapan Anggaran Terkait Pengadaan Barang/Jasa. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 11, No. 2, Hal: 177-199. Lindrianasari, dkk. 2012. Kepribadian sebagai Pemoderasi Hubungan antara Persepsi CEO atas Kompensasi yang Diterima pada Keinginan CEO untuk Keluar Perusahaan Secara Sukarela. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XV. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Love. P. E. D., dkk. 2008. Uncertainty Avoidance: Public Sectors Clients and Procurement Selection. International Journal of Public Sectors Management. Vol. 21, No. 7, Hal: 753-776.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI. Mudrajad, Kuncoro. 2013. Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Munandar, M. 2001. Budgetting: Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada. Naki,
Rahmawaty. 2013. Pengaruh Pengetahuan tentang Peraturan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas di Kota Gorontalo. Jurnal Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Vol. 1, No. 1. Universitas Negeri Gorontalo.
Putri, Carlin Tasya. 2014. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran pada Satuan
Kerja Perangkat Daerah di Pemerintah Provinsi Bengkulu. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu. Rahmawati, Diana. 2008. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Partisipasi Penganggaran dan Kinerja Managerial. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 5, No. 1, Hal: 107-118. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Wirawan, Satya. 2016. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Medan. Wood, Jack M et al. 2000. Organization Behavior: a Global Perspective 2nd Edition. Australia: John Wiley and Sons, Ltd.