e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) SE-KECAMATAN PAYANGAN KABUPATEN GIANYAR 1Ni
Wayan Ekayanti,1Edy Sujana, 2Made Arie Wahyuni Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dan diukur menggunakan skala likert. Populasi penelitian adalah sebanyak 48 LPD, dengan jumlah Pengurus LPD sebanyak 144 orang. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 93 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern, (2) gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern, (3) pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern, (4) budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. Kata kunci: efektivitas sistem pengendalian intern, budaya organisasi, gaya kepemimpinan, pengalaman kerja Abstract This research aims at knowing the effect of organizational culture, leadership style, and working experience toward the effectiveness of internal controlling system. This research is qualitative research by using primary data got from questionnaires and measured by using likert scale. The populations of this research are 48 LPD, with total staffs 144 people. The method of determining the sample is purposive sampling and it got 93 people as the sample. The technique of analyzing the data used is the analysis of multiple linear regression by using SPSS 20.0 for Windows. The result of this research shows that: (1) the organizational culture has positive and significant effect toward the effectiveness of internal controlling system, (2) the leadership style has positive and significant effect toward the effectiveness of internal controlling system, (3) the working experience has positive and significant effect toward the effectiveness of internal controlling system,(4) the organizational culture, the leadership style, and the working experience has positive and significant effect toward the effectiveness of internal controlling system. Key words: effectiveness of internal controlling system, organizational culture, leadership style, and working experience
e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) PENDAHULUAN Desa merupakan hal yang paling utama menuju kemandirian, karena desa memiliki kontribusi penting sebagai aset pembangunan nasional. Desa dipandang memiliki keuntungan komperatif. Tercapainya pembangunan nasional diperlukan sumber daya yang memadai maka dari itu terbentuklah salah satu lembaga keuangan desa yang disebut sebagai Lembaga Keuangan Desa (LPD). Proyek pendirian LPD mulai dilakukan dan keberadaan LPD diatur dalam dibawah Peraturan Daerah (PERDA) yakni Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa (LPD), yang kini telah diganti menjadi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007. Perda tersebut mengatur mengenai syarat-syarat pendirian LPD. LPD merupakan lembaga yang didirikan khusus untuk kepentingan demi mensejahterakan masyarakat desa pakraman, dalam kegiatannya hanya melayani dan mengayomi masyarakat desa pakraman saja. LPD pempunyai peranan penting dalam melayani warga desa pakraman termasuk usaha kecil mikro dan rumah tangga di desa pakraman, yang sesuai harapan dari nasabah yaitu prosedur yang sederhana, proses cepat, serta kedekatan lokasinya. Selain itu kenyataannya dalam menabung dan pemberian kredit tidak hanya diberikan pada masyarakat dimana LPD tersebut beroperasi melainkan hal tersebut juga disalurkan di desa pakraman lainnya. Kecamatan Payangan merupakan salah satu kecamatan yang berada Kabupaten Gianyar.
terdapat 270 LPD yang tersebar di masingmasing desa pakraman. Di Kecamatan Payangan terdapat 48 Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang masih beroperasi yaitu sebanyak 31 LPD dan yang tidak beroperasi yaitu sebanyak 17 LPD. Perkembangan LPD tidak luput dari berbagai permasalahan, diantaranya kesenjangan tingkat pertumbuhan LPD yang memiliki aset besar dan LPD yang memiliki aset relatif kecil, selain itu Kepala Ekonomi Setda Gianyar yang bernama Gede Windia Bharata mengatakan bahwa: “Penyampaian laporan keuangan yang tidak tepat waktu dapat perpengaruh terhadap terhambatnya perkembangan ekonomi di LPD bersangkutan, serta adanya LPD yang belum memenuhi ratio kecukupan modal dan melampaui batas maksimum pemberian kredit dan juga Gede Windia Bharata menyoroti pelaksanaan sistem pengawasan intern oleh Bendesa Adat yang belum efektif, sehingga ada beberapa LPD yang terkena masalah”. Peran LPD sangat penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Pentingnya peranan LPD bagi masyarakat, maka pengurus atau pengelola LPD harus meningkatkan produktivitasnya agar mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya (Wijayanti, 2012). Maka dari itu, LPD tersebut harus selalu mengembangkan dan meningkatkan strategi yang dimilikinya agar tujuan dari LPD tersebut tercapai secara maksimal. Selain itu pendapatan oprasional pada LPD di Kecamatan payangan berada di peringkat terbawah di Kabupaten Gianyar yaitu:
Tabel 1.2 Pendapatan Oprasional LPD di Kabupaten Gianyar (Dalam Ribuan) No. Kecamatan Tahun 2013 Tahun 2014 1. Gianyar 28.646.001 37.242.601 2. Blahbatuh 29.708.653 36.365.275 3. Sukawati 48.293.896 59.181.025 4. Ubud 82.786.741 103.926.639 5. Tegallalang 46.009.365 53.732.665 6. Payangan 16.259.551 21.686.147 7. Tampaksiring 17.465.961 22.406.140 Sumber: LPLPD Kabupaten Gianyar Tahun 2016
Tahun 2015 44.389.200 42.503.447 69.286.049 122.260.571 61.056.287 25.019.428 24.938.194
Total 110.277.802 108.577.375 176.760.970 308.973.951 160.798.317 62.965.126 64.810.295
e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Pendapatan oprasional LPD di kecamatan payangan setiap tahunya ada peningkatan, selisih peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2014 adalah sebesar Rp 5.426.596, sedangankan dari tahun 2014 ke tahun 2015 adalah sebesar Rp 3.333.281. Selisih pendapatan LPD di kecamatan payangan mengalami menurun, peneliti berfikir hal tersebut dikarenakan efektivitas sistem pengendalian intern LPD kurang efektif. Efektivitas pengendalian intern diartikan sebagai kemampuan sistem pengendalian intern yang direncanakan dan diterapkan agar mampu mewujudkan tujuannya yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi (Parno, 2005). Dengan adanya sistem pengendalian intern yang memadai, maka berbagai informasi yang didapatkan lebih teliti, tepat waktu, jelas dan dapat dipercaya sehingga mampu menciptakan suatu perencanaan yang strategis. Dalam mengembangkan strategi dan produktivitas, kegiatan operasional LPD akan dilakukan pembinaan dan pengawasan. Badan pengawas juga memiliki peran yang sama pentingnya untuk perkembangan LPD terbesut. Dengan adanya pengawasan dari badan pengawas tersebut akan dapat mempengaruhi kelancaran operasional serta dapat mencegah terjadinya penyimpangan dan kesalahan yang terjadi. Pengawasan suatu kegiatan dapat dilakukan atau dijalankan dengan suatu pendekatan yaitu internal audit (Wijayanti, 2012). Internal audit yang dilakukan di dalam perusahaan itu sendiri disebut dengan internal auditor. Internal auditor pada LPD dijalankan oleh Badan Pengawas. Pekerjaan internal auditor dapat mendukung audit atas laporan keuangan yang dilakukan auditor independen (Halim, 2008:11). Oleh karena pentingnya eksistensi seorang badan pengawas, menuntut mereka memiliki budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja, dalam melaksanakan tugas pemeriksaan intern. Sistem pengendalian internal dalam perbankan erat kaitannya dengan budaya
organisasi, menurut Robbins (2002:283) budaya berfungsi sebagai pembentuk rasa dan mekanisme pengendalian yang memberikan panduan dan bentuk prilaku serta sikap karyawan. Budaya sebagai faktor informal yang berpengaruh terhadap perilaku individu sebagai pembentuk goal congruance (Anthony & Govindarajan dalam Sidharta, 2013). Nilai-nilai dan kepercayaan dari budaya organisasi memiliki peran penting dalam operasi sistem pengendalian (Hereath dalam Sidharta, 2013). Budaya perusahaan menggambarkan komponen penting lainnya dari kerangka penelitian yang diajukan karena telah mempengaruhi perilaku anggota organisasi. Badan pengawas harus memiliki sikap yang mampu mempengaruhi orang lain sehingga mau melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan aturan yang ada guna mencapai tujuan LPD tersebut. Sikap mempunyai hubungan dengan gaya kepemimpinan, gaya kepemimpinan badan pengawas sangat menentukan jalannya pengawasan internal. Gaya kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang pemimpin dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Fungsi dari gaya kepemimpinan yaitu dapat meningkatkan efektivitas pengendalian intern. Pengalaman kerja sangat diperlukan dalam setiap pekerjaan. Pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya. Pengalaman kerja akan memberikan kita petunjuk dan pengetahuan yang lebih dalam menjalankan pekerjaan serta dapat memberikan pembelajaran tentang bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada. Dalam melakukan kegiatan pengawasan, seorang badan pengawas harus memiliki pengalaman kerja dalam bidang pengawasan sehingga proses pengawasan dapat berjalan dengan baik, sehingga LPD dapat berkembang dan
e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) memperbaiki prosedur yang dinilai kurang efektif dan efesien (Wulantari, 2016). Dalam penelitian ini ada penambahan satu variabel yaitu variabel budaya organisasi yang merupakan saran dari peneliti terdahulu. Serta adanya perbedaan tempat penelitian, penelitian yang dilakukan sekarang bertempat di LPD Kecamatan Payangan. Alasan dipilihnya LPD di Kecamatan Payangan yaitu karena LPD yang paling banyak tidak beroperasi lagi di Kabupaten Gianyar. Karena berdasarkan penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti, LPD di Kecamatan Payangan memiliki tingkat kesenjangan perkembangan yang cukup tinggi yaitu sebagian LPD yang berada disana ada beberapa LPD yang tidak beroperasi lagi dan ada sebagian LPD yang memiliki perkembangan yang signifikan, peneliti berfikir bahwa fenomena tersebut dikarenakan sistem pengendalian intern di masing-masing LPD berbeda-beda. Rumusan Hipotesis dalam penelitian ini ada empat yaitu yang pertama tentang budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai dominan atau kebiasaan dalam suatu organisasi yang disebarluaskan dan diacu sebagai filosofi kerja karyawan, meliputi inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke hal yang rinci, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim atau kelompok dan keagresifan Siagian (2002). Semakin baiknya budaya organisasi yang diterapkan maka semakinbaik pula efektivitas sistem pengendalian intern.hal tersebut akan dapat meningkatkan perkembangan organisasi. Berdasaarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Sudibyo (2016), menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. Semakin baik budaya organisasi maka semakin baik pula efektivitas sistem pengendalian intern Berdasarkan uraian tersebu maka hipotesis pertama yang diajukan peneliti adalah: H1 :Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. Selain budaya organisasi, gayakepemimpinan juga mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian intern.Gaya
kepemimpianan ialah pola prilaku yang akan ditunjukan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain atau karyawan. pola prilkau tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai-nilai, asumsi, persepsi, harapan maupun sikap yang ada dalam diri pemimpin (Ardana dkk, 2011). Berdasaarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Putra (2015) menunjukan bahwa variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian intren. Berdasarkan uraian tersebu maka hipotesis pertama yang diajukan peneliti adalah: H2 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. Pengalaman kerja juga mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian intern, yang dimana semakin berpengalamannya seseorang maka pengawasan yang dilakukan oleh badan pengawas akan berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan masing-masing LPD. Menurut Desyani dan Ratnandi (2006) pengalaman kerja merupakan lama kerja pengawas intern pada perusahaan, semakin lama seorang pengawas intren bekerja pada perusahaan tersebut maka ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam melakukan tugas audit. Berdasaarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Wijaya dkk, (2016) menyatakan bahwa Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern. Berdasarkan uraian tersebu maka hipotesis pertama yang diajukan peneliti adalah: H3 :Pengalaman Kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. Selain meneliti pengaruh anatar variabel secara persial, peneliti juga meneliti pengaruh antara variabel satu dengan yang lainnya secara simultan. Dengan demikian, hipotesis kelima yang diajukan peneliti adalah: H4:Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Dan Pengalaman Kerja Berpengaruh Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern.
e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) METODE Penelitian dilaksanakan di LPD SeKecamtan Payangan Kabupaten Gianyar. Rancangan penelitian menggunakan penelitian kuantitatif. Variabel bebas penelitian adalah budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja. Sedangkan, variabel terikat adalah efektivitas sistem pengendalian intern. Populasi penelitian adalah pengurus LPD yaitu sebanyak 48 LPD, dengan jumlah sampel sebanyak 144 orang. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Jadi dengan menggunakan purposive sampling maka pengambilan sampel dilakukan di 31 LPD yang masih beroperasi di Kecamatan Payangan diperoleh sampel sebanyak 93 orang. Dalam penelitian ini skala yang digunakan untuk penyusunan kuesioner adalah skala oridinal atau skala likert. Skala Likert’s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 (lima) poin. Poin 1 adalah sangat tidak setuju (skala 1), poin 2 adalah tidak setuju (skala 2), poin 3 adalah kurang setuju (skala 3), poin 4 adalah setuju (skala 4), dan poin 5 adalah sangat setuju (skala 5). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(1) analisis statistik deskriptif, (2) uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas, (3) uji analisis deskriptif dengan menggunakan metode deskriptif persentase (DP) (4) uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas, (5) uji hipotesis menggunakan uji regresi linier bergandayang terdiri dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik F. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan metode Deskriptif Persentase (DP) dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh tingkat efektivitas sistem pengendalian intern pada LPD SeKecamatan Payangan yaitu antara 75,00 % - 100,00 %. Jika dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan maka ratarata tingkat efektivitas sistem pengendalian intern pada LPD Se-Kecamatan Payangan termasuk dalam klasifikasi sangat efektif, yaitu sebesar 76,36% - 100,00%. Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian tersebut di atas unsur informasi dan komunikasi, unsur pemantauan, lingkungan pengendalian, penaksiran risiko dan aktivitas pengendalian termasuk dalam klasifikasi sangat efektif.
Tabel 1. Hasil Penelitian Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Tiap-Tiap Unsur Unsur Efektivitas No. Sistem Pengendalian Soal Intern 1 Lingkungan pengendalian 26 2 Aktivitas pengendalian 27,28 3 Penaksiran resiko 29-32 4 Pemantauan 33,34 5 Informasi dan komunikasi 35, 36 Sumber: Data Primer diolah, 2017 No .
Pada Tabel 2hasil uji normalitas data menggunakan statistik KolmogiorovSmirnov menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,776. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan kriteria uji normalitas, data
Jumlah Skor
Skor Ideal
Persentase
Kriteria
292 633 1274 641 646
365 730 1460 730 730
80 86,71 87,26 87,8 88,5
Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif
berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data berdistribusi normal.
e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Tabel 2. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 73 Mean 0E-7 a,b Normal Parameters Std. Deviation 3,04907099 Absolute 0,077 Most Extreme Positive 0,077 Differences Negative -0,064 Kolmogorov-Smirnov Z 0,660 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,776 Sumber: Data Primer diolah, 2017 Pada Tabel 3 hasil pengujian multikolinieritas mengunakan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF dari masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10 dannilai tolerance lebih besar
dari 0,1. Berdasarkan nilai VIF dan tolerance, korelasi di antara variabel bebas dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah.Dengan demikian, tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi linier.
Tabel 3. Hasil Uji Multikolineritas Model (Constant) Budaya Organisasi(X1) Gaya Kepemimpinan(X2) Pengalaman Kerja(X3) Sumber: Data Primer diolah, 2017 Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawahangka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi sistem pengendalian intern berdasarkan masukan variabel independen.
Gambar 1.Hasil Uji Heterokedastisitas Data Primer Diolah, 2017.
Collinearity Statistics VIF Tolerance 0,595 0,608 0,937
1,680 1,645 1,068
Analisis linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh beberapa variabel independen terhadan variabel dependen. Model regresi dalam penelitian ini adalah untuk menguji variabel Budaya Organisasi (X1), Gaya Kepemimpinan (X2), dan Pegalaman Kerja (X3) terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern (Y). hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.dari data statistik yang diperoleh persamaan regresi dapat disimpulkan seperti berikut: Y = 13,937 + 0,275X1 + 0,366X2 + 0,396X3 + ε…..(1). Pada penelitian ini diajukan empat hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier ganda. Hasil regresi berganda antara budaya organisasi, gaya Kepemimpinan, dan pengalaman kerja terhadap efektivitas sistem pengendalian intern secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.
e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Tabel 4.Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients B Std.Error
(Constant) 13,937 X1 0,275 1 X2 0,366 X3 0,396 Sumber: Data Primer Diolah, 2017
5,219 0,115 0,148 0,142
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 4 dapat diinterpretasikan sebagai berikut. 1. Hasil pengujian hipotesis pertama (Ha1: Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern). Berdaskan tabel 4 menunjukan bahwa variabel budaya organisasi memiliki nilai probabilitas signifikan sebesar 0,020 dan koefisien regresi bernilai 0,275. Nilai probabilitas signifikan untuk budaya organisasi (X1) sebesar 0,020 lebih kecil dari nilai probabilitas α = 5%, maka dapat dinyatakan bahwa budaya organisasi (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern (Y). Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukan bahwa budaya organisasi (X1) terhadap efektivitas sistem pengendalian intern (Y) berpengaruh positif, yang berarti Ha1 diterima. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern atau Ha1 diterima. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua (Ha2:
Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern). Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa variabel gaya kepemimpinan memiliki nilai probabilitas signifikan sebesar 0,016 dan koefisien regresi bernilai 0,366. Nilai probabilitas signifikan untuk gaya kepemimpinan (X2) sebesar 0,016 lebih kecil dari nilai probabilitas α = 5%, maka dapat dinyatakan bahwa gaya kepemimpinan (X2) berpengaruh secara signifikan
Standardized Coefficients
0,286 0,293 0,266
T
Sig.
2,671 2,391 2,471 2,793
0,009 0,020 0,016 0,007
terhadap efektivitas sistem pengendalian intern (Y). Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukan bahwa gaya kepemimpinan (X2) terhadap efektivitas sistem pengendalian intern (Y) berpengaruh positif, yang berarti Ha2 diterima. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern atau Ha2 diterima. 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga (Ha3: Pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern). Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa variabel pengalaman kerja memiliki nilai probabilitas signifikan sebesar 0,007 dan koefisien regresi bernilai 0,396. Nilai probabilitas signifikan untuk pengalaman kerja (X3) sebesar 0,007 lebih kecil dari nilai probabilitas α = 5%, maka dapat dinyatakan bahwa pengalaman kerja (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern (Y). Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukan bahwa pengalaman kerja (X3) terhadap efektivitas sistem pengendalian intern (Y) berpengaruh positif, yang berarti Ha3 diterima. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern atau Ha3 diterima. Hasil analisis pengaruh budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja terhadapefektivitas sistem pengendalian internsecara simultan
e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) dilihat dari nilai probabilitas pada uji F. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5.Hasil Uji F
Model
Sum of Squares Regression 468,190 1 Residual 669,372 Total 1137,562 Sumber: Data Primer Diolah, 2017.
ANOVAa df Mean Square 3 156,063 69 9,701 72
Berdasarkan hasil uji statistik F pada tabel 4.13 diperoleh nilai F hitung sebesar 16,087 atau lebih besar dari 4, dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka keputusannya adalah secara simultan terdapat pengaruh antara budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. Pembahasan Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern diterima.Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Sistem Pegendalian Intern. Persamaan regresi punya arah koefisien positif.Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan budaya organisasi dan efektivitas sistem pegendalian intern adalah searah.Jika budaya organisasi semakin tinggi, maka efektivitas sistem pegendalian intern juga semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap efektivitas sistem pegendalian intern, yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas signifikan untuk Budaya Organisasi adalah 0,020 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap efektivitas sistem pegendalian intern.Mengacu pada kajian teori dan empiris. Secara teori, Menurut Soedjono dalam Maryana (2011) mengatakan bahwa Budaya organisasi juga
F 16,087
Sig. 0,000b
dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung strategi organisasi, dan bila budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat. Budaya organisasi berperan penting membentuk perilaku manajerial karena merupakan fondasi lingkungan internal organisasi (Griffin, 2003:163 dalam Maryana, 2011). Menurut Siagian (2002), budaya organisasi merupakan nilai-nilai dominan atau kebiasaan dalam suatu organisasi perusahaan yang disebarluaskan dan diacu sebagai filosofi kerja karyawan, meliputi inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke hal yang rinci, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim atau kelompok dan keagresifan. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh kuat terhadap efektivitas sistem pengendalian intern yang nantinya akan menunjang kemajuan LPD. Budaya organisasi dapat dikatakan sebagai aktiva tidak berwujud yang dimiliki oleh LPD dan berperan penting, hendaknya budaya organisasi yang tercipta di dalam lingkungan LPD harus memberi dampak positif dalam peningkatan efektivitas sistem pengendalian intern. Maka dari itu terdapat budaya yang harus memiliki persamaan persepsi, persamaan komitmen serta kesetiaan terhadap organisasi. Dengan begitu apa yang menjadi tujuan LPD akan tercapai. Karena budaya yang tercipta sudah memberikan budaya yang sejalan dengan tujuan LPD. Hasil jawaban responden terhadap pernyataan yang diberikan peneliti juga menunjukkan hasil bahwa budaya organisasi berpengaruh kuat terhadap efektivitas sistem pengendalian
e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) intern.Hal ini tercermin melalui skor tertinggi dalam kuesioner terkait bahwa pada masing-masing LPD, keputusan tidak pernah dibuat secara individu (Orientasi orang).Dengan demikian, dapat diketahui bahwa budaya organisasi berperan sangat penting untuk peningkatan efektivitas sistem pengendalian intern.Hal ini berarti terjadi hubungan yang positif antara budaya organisasi dengan efektivitas sistem pengendalian intern.Secara empiris, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sudibyo (2016), menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. Jadi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian intern pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Se-Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa gaya kepeminpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pegendalian intern. Persamaan regresi punya arah koefisien positif. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan gaya kepemimpinan dan efektivitas sistem pegendalian intern adalah searah. Jika gaya kepemimpinan semakin tinggi, maka efektivitas sistem pegendalian intern juga semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap efektivitas sistem pegendalian intern, yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas signifikan untuk gaya kepemimpinan adalah 0,016 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap efektivitas sistem pegendalian intern. Mengacu pada kajian teori dan empiris. Secara teori, Menurut Thoha (2007) menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Rivai (2004) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai perilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahanya. Seorang badan pengawas atau pemimpin harus memiliki sikap yang mampu mempengaruhi orang lain untuk mau melaksanakan kegiatan sesuai dengan aturan yang ada. Sikap ini berhubungan dengan gaya kepemimpinan seorang pemimpin,gaya kepemimpinan badan pengawas sangat menentukan jalannya pengawasan internal. Gaya kepemimpianan ialah pola perilaku yang akan ditunjukan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain atau karyawan. Pola perilkau tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai-nilai, asumsi, persepsi, harapan maupun sikap yang ada dalam diri pemimpin (Ardana dkk, 2011). Seorang badan pengawas yang memiliki gaya kepemimpinan dalam melakukan pengawasan dimana seorang badan pengawas yang mampu mempengaruhi orang lain untuk mentaati atau mematuhi aturan yang ada yang berhubungan dengan sistem pengendalian intern maka hal tersebut akan meningkatkan efektivitas sistem pengendalian intern. Secara empiris, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Darma (2016) dalam penelitiannya dinyatakan bahwa independensi, gaya kepemimpinan, pengalaman kerja dan kompetensi berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian intern pada LPD SeKecamatan Sukasada. Jadi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian intern pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Se-Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar.
e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pegendalian intern.Persamaan regresi punya arah koefisien positif.Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan pengalaman kerja dan efektivitas sistem pegendalian intern adalah searah.Jika pengalaman kerja semakin tinggi, maka efektivitas sistem pegendalian intern juga semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman kerja terhadap efektivitas sistem pegendalian intern, yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas signifikan untuk pengalaman kerja adalah 0,007 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman kerja terhadap efektivitas sistem pegendalian intern. Mengacu pada kajian teori dan empiris. Secara teori, Menurut Sutrisno dan Herawati (2002) mengemukakan sebagai berikut “faktor pengalaman (langsung) memang berperan penting bagi penumbuhan sikap yang kuat terhadap suatu objek”. Menurut Desyani dan Ratnadi (2006) pengalaman kerja merupakan lama kerja pengawas intern pada perusahaan, semakin lama seorang pengawas intren bekerja pada perusahaan tersebut maka ia dapat mengembangkan kemapunanya dalam melakukan tugas audit. Pengalaman kerja sangat dibutuhkan dalam setiap pekerjaan. Pengalaman kerja akan dapat memberikan petunjuk dan pembelajaran tentang bagaimana cara mengatasi setiap permasalahan yang ada. Dalam melakukan kegiatan pengawasan seorang badan pengawas harus memiliki pengalaman kerja dibidang pengawasan sehingga proses pelaksanaan pengawasan akan berjalan dengan maksimal. Pengalaman kerja merupakan lamanya seorang bekerja dalam sebuah instansi. Pengalaman kerja mengajarkan bagaimana menyikapi suatu
permasalahan yang mungkin saja ditemukan dalam bekerja. Secara empiris, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suantara (2014) dalam penelitiannya dinyatakan bahwa independensi, keahlian profesional dan pengalaman kerja auditor internal berpengaruh signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern dengan motivasi sebagai variabel moderating. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2015) hasil penelitiannya menyatakan bahwa independensi, pengalaman kerja, profesionalisme dan gaya kepemimpinan badan pengawas berpangaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal (Studi kasus pada LPD di Kecamatan Nusa Penida). Jadi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian intern Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Se-Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemiminan dan Pengalaman Kerja terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas atau 0,000 < 0,05, maka H04 ditolak dan Ha4 diterima. Hal ini menunjukan bahwa budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja berpengaruh secara simultan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. Berdasarkan hasil penelitian ini budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja berpengaruh singnifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian intern. Hal tersebut
e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) menjelaskan bahwa semakin baiknya budaya organisasi, semakin baiknya gaya kepemimpinan, dan semakin berpengalamannya seseorang dalam bekerja dalam melakukan pengawasan dan dalam menjalankan kegiatan organisasi makaakan dapat meningkatkan efektivitas sistem pengendalian intern pada sebuah Lembaga Perkreditan Desa (LPD). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. (1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap efektivitas sistem pengendaian intern. (2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap efektivitas sistem pengendaian intern. (3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman kerja terhadap efektivitas sistem pengendaian intern. (4) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja terhadap efektivitas sistem pengendaian intern. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, adapun saran yang ingin disampaikan bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut: Peneliti selanjutnya disarankan agar memperluas sampel yang diteliti, tidak hanya pada LPD Sekecamatan saja tetapi LPD Se-Kabupaten. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas metode pengumpulan data yaitu berupa pengumpulan data dengan teknik wawancara. Hal tersebut penting agar peneliti dapat memperoleh data yang lebih nyata dan dapat keluar dari pernyataanpernyataan yang ada pada kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA Adelin, Vina. 2013. Pengaruh Pengendalian Internal, Ketaatan Aturan akuntansi, Dan Perilaku Tidak Etis Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntasi (Studi Empiris pada BUMN di Kota Padang). Prosiding Simposium Nasional Akuntansi X. Halaman 1-22. Ardana, I Komang, Ni Wayan Mujiati, dan I Wayan Mudiartha Utama. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Denpasar: Graha Ilmu. Darma, Anak Agung Ngurah. 2016. Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Pengalaman Kerja dan Kompetensi Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pada LPD Se-Kecamatan Sukasada. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Desyanti, Ni Putu Eka dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2008. Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional dan Pengalaman Kerja Badan Pengawas Internal Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Badung.Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.3, No.1, Hal:34-44. Halim, Abdul. 2008. Auditing I (dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Edisi Keempat. Yogyakarta: AMP YKPN. Parno. 2005. Pengaruh Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Ekonomi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 2007. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007, Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa. Daerah Provinsi Bali. Putra, I Kadek Astana. 2015. Pengaruh Indepedensi, Pengalaman Kerja, Profesionallisme dan gaya kepemimpinan Badan Pengawas
e-journalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal (Studi Kasus Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Kelungkung). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Rivai, Veitzhal. 2004. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Robbins, Stehen P. 2008. Perilaku Oranisasi. Jilid II. Jakarta: Salemba Empat. Siagian. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Sidharta, Eka Ananta. 2013. Perubahan Budaya Organisasi Berdampak Kepada Perubahan Management Control System. Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, No.1, Hal: 34–45. Universitas Negeri Malang. Sudibyo, Tyagita Dianingtyas. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Dalam Mendeteksi Risiko Fraud Di PT. Kaltim Industrial Estate. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Suantara, Gede. 2014. Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional dan pengalaman Kerja Auditor Internal Terhadap Efektivitas sistem pengendalian internal dengan Motivasi sebagai Vareiabel Moderasi Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kota Singaraja. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Thoha, Mitfah. 2007. Kepemipinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Widhiati, Milan. 2005. Pengaruh Independensi dan Pengalaman Kerja Internal Auditor terhadap Efektivitas
Penerapan Struktur Pengendalian Intern pada Hotel Berbintang di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar. Wijaya, Widi Angga, Rina Arifati dan Agus Suprijanto. 2016. Analisis Pengaruh Independensi, Motivasi, Pengalaman Kerja, Profesionalisme, dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern (Studi Empiris pada Auditor Internal yang Bekerja di Perusahaan Pembiayaan Se-Kabupaten Kudus). Journal Of Accounting, Vol. 2 No.2 Hal:1-19 Wijayanti, I Gusti Ayu Dwi. 2012. Pengaruh Indeendensi Pengalaman Kerja dan Keahlian Profesional Badan Pengawas Pada Efektivitas Penerapan Pengendalian intern Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Skripsi. Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.