e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2015) 1
I Gusti Ayu Ariantini, Gede Adi Yuniarta, 2Edy Sujana
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari annual report perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 31 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015, sehingga diperoleh 155 data perusahaan. Metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi, dengan teknik analisis data regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Intellectual Capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE), 2) Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE), 3) Good Corporate Governance (Ukuran Dewan Komisaris) tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE), 4) Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE). Kata kunci: Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, kinerja perusahaan. Abstract This study aimed at obtaining empirical evidence regarding the effect of Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, and Good Corporate Governance on company performance. The method applied in this study was quantitative method by using secondary data collected from the companies’ annual reports. The population of this study were manufacturing companies registered in Indonesia Stick Exchange in 2011-2015. The sampling technique applied was purposive sampling technique. The samples were 31 manufacturing companies registered in Indonesia Stock Exchange in 2011-2015, hence 155 company data were collected. The method of data collection applied was documentation and the technique of data analysis applied was multiple linear regression techhnique. The results of the analysis showed that: 1) Intellectual Capital affected company performance (ROE), 2) Corporate Social Responsibility affected company performance (ROE), 3) Good Corporate Governance (the size of the board of commissioner) did not affect company performance (ROE), 4) Intellectual Capital, Corporate Social Renponsibility and Good Corporate Governance simultaneously affected company performance (ROE).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Key words: Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, company performance.
PENDAHULUAN Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Di tengah persaingan global yang semakin kompetitif, maka perusahaan saling meningkatkan daya saing di berbagai sektor untuk dapat menarik minat para investor untuk berinvestasi. Oleh karena itu, kinerja perusahaan harus ditingkatkan guna mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan, tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Setiap organisasi, sektor privat maupun publik, harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) tertentu dibandingkan dengan organisasi lainnya. Menurut Stewart (dalam Putri, 2013) menyatakan modal intelektual dapat dipandang sebagai pengetahuan, dalam pembentukan, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Komponen utama yang diungkapkan dalam intellectual capital adalah human capital, structural capital, dan customer capital. Saat ini, perusahaan dituntut untuk memperhatikan peran stakeholder, sehingga perusahaan harus dapat menyelaraskan antara perusahaan dengan stakeholder dengan mengembangkan program corporate social responsibility. Corporate Social Responsibility penting dilaksanakan bagi perusahaan karena merupakan bentuk kepedulian perusahaan yang menyadari bahwa perusahaan yang ingin bertahan dalam jangka panjang, maka perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan para stakeholder dan turut berkontribusi secara aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan yang kemudian sering diistilahkan dengan konsep Triple Bottom Line. Menurut Elkington (dalam Wahyudi dan Azheri, 2011), konsep Triple Bottom Line Reporting merupakan konsep yang
meliputi tiga dimensi yaitu dimensi sosial (people), dimensi lingkungan (planet), dan dimensi ekonomi (profit). Penerapan Good Corporate Governance dibutuhkan untuk menjaga konsistensi dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Good Corporate Governance dapat dilihat dari tujuan utama didirikan perusahaan selain nilai perusahaan yang disajikan tetapi bagaimana perusahaan mencapai target laba yang telah ditentukan. Dalam penerapan Good Corporate Governance memerlukan langkah panjang dalam mengimplementasikan prinsipprinsipnya, dimana pada proses tersebut akan menanamkan nilai-nilai yang pada hakekatnya akan membentuk sebuah proses budaya baru dalam menata kelola perusahaan. Melalui laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Menyadari pentingnya proses perusahaan yang kegiatan bisnisnya berkaitan erat dengan kegiatan industri dan memiliki peran yang cukup besar dalam mendorong perekonomian maka menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yaitu transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness menjadi kebutuhan mutlak bagi aktivitas perusahaan. Variabel dalam penelitian ini yaitu IC, CSR, GCG dan kinerja perusahaan. penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan Wahyuni, dkk (2015), perbedaan penelitian ini yaitu perbedaan tempat penelitian, sampel perusahaan, jumlah sampel yang digunakan, pengukuran setiap variabel dan proksi kinerja keuangan menggunakan Rasio Return on Equity (ROE). Putri (2013) menyatakan bahwa SCE berpengaruh terhadap ROA, SCE berpengaruh terhadap ROE, dan VAIC berpengaruh terhadap ROE. Wahyuni, dkk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) (2015) yang menyatakan bahwa Intectual Capital berpengaruh signifikan terhadap nilai ROA. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja perusahaan (ROE), pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap kinerja perusahaan (ROE), pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan (ROE), pengaruh Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan (ROE). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: H1 : Intellectual Capital berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan berdasarkan Rasio ROE pada Perusahaan Manufaktur. H2 : Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan berdasarkan Rasio ROE pada Perusahaan Manufaktur. H3 : Good Corporate Governance (Ukuran Dewan Komisaris) berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan berdasarkan Rasio ROE. H4 : Intellectual Capital, Corporate Sosial Responsibility, dan Good Corporate Governance secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan berdasarkan Rasio ROE pada Perusahaan Manufaktur. METODE Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif. Variabel yang digunakan yaitu Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, dan kinerja perusahaan (ROE). Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20112015.Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat annual report perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 perusahaan setelah diseleksi dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat uji hipotesis
yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 22. Setelah data terkumpul, maka dilakukan terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik yaitu dengan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Selanjutnya melakukan dengan uji koefisien determinasi (R2), uji signifikan (Uji F), dan uji parsial (t-test) untuk mengetahi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dan uji F untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Selain uji-uji tersebut dilakukan juga uji koefisien determinasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil uji statistik deskriptif Variabel IC (X1) mempunyai nilai minimum sebesar 0,26 nilai maksimum sebesar 224,97 mean sebesar 38,5669 dan standar deviasi sebesar 49,93485. Ini berarti bahwa selama satu tahun pengamatan, variasi IC pada perusahaan manufaktur di BEI menyimpang dari ratarata sebesar 49,93485. Variabel pengungkapan CSR (X2) mempunyai nilai minimum sebesar 0,03 nilai maksimum sebesar 0,54 mean sebesar 0,2472 dan standar deviasi sebesar 0,13051. Ini berarti bahwa berarti bahwa selama satu tahun pengamatan, variasi CSR pada perusahaan manufaktur di BEI menyimpang dari rata-rata sebesar 0,13051. Variabel pengungkapan GCG (Ukuran Dewan Komisaris) (X3) mempunyai nilai minimum sebesar 2,00 nilai maksimum sebesar 13,00 mean sebesar 4,07 dan standar deviasi sebesar 1,736. Ini berarti bahwa selama satu tahun pengamatan, variasi GCG (Ukuran Dewan Komisaris) pada perusahaan manufaktur di BEI menyimpang dari ratarata sebesar 1,736. Variabel Kinerja Perusahaan (ROE) mempunyai nilai minimum sebesar -15,99 nilai maksimum sebesar 55,88 mean sebesar 12,4209 dan standar deviasi sebesar 12,06853. Ini berarti bahwa selama satu tahun pengamatan, variasi Kinerja Perusahaan (ROE) pada perusahaan manufaktur di
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) BEI menyimpang dari rata-rata sebesar 12,06853. Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013). Ada dua cara untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak dengan analisis grafik dan uji KolmogorovSemirnov dengan melihat tingkat signifikansinya. Uji grafik dapat menyesatkan maka pendeteksian normalitas data menggunakan uji
Kolmogorov-Semirnov. Nilai Residual dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi Kolmogorov-Semirnov >0,05. Pengujian normalitas data yang dilakukan dengan menggunakan Uji KolmogorovSemirnov memberikan hasil yang terlihat pada tabel 1, nilai Kolmogorov-Semirnov 0,070 dan signifikan pada 0,064. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal dimana variabel Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, dan kinerja perusahaan (ROE) sudah terdistribusi normal. .
Tabel 1 Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
155 0,0000000 10,65664511
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp.Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal b. Calculated ftom data Sumber: Data Sekunder diolah Melalui SPSS 22, 2016 Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013). Untuk menguji multikolonieritas dengan cara melihat nilai VIF masing-masing variabel independen, jika nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolonieritas.
0,070 0,070 -0,068 0,070 0,064
Hasil output SPSS menunjukan variabel IC memiliki nilai VIF 1,016, variabel CSR menunjukan nilai VIF 1,066 dan GCG (Ukuran Dewan Komisaris) memiliki nilai VIF 1,052. Semua variabel independen mempunyai nilai VIF < 10, yang berarti data terbebas dari multikolonieritas.
Tabel 2 Hasil Uji Multikolinieritas Collinearity Keterangan Statistics Tolerance VIF 1 Intellectual Capital (X1) 0,985 1,016 Tidak terjadi multikolinieritas 2 Corporate Social 0,938 1,066 Tidak terjadi multikolinieritas Responsibility (X2) 3 Good Corporate 0,951 1,052 Tidak terjadi multikolinieritas Governance (Ukuran Dewan Komisaris) (X3) a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan (ROE) (Y) Sumber: Data Sekunder diolah Melaui SPSS 22, 2016 Model
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
Uji autokorelasi betujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya) (Gozali, 2013). Pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson yang hasilnya ditunjukan pada tabel 3. Nilai DW sebesar 1,932 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan
signifikansi 5 %. Untuk jumlah sampel n = 155, nilai dl = 16848 dan du = 1,7906. Oleh karena nilai DW 1,932 < 1,7906 dan < 2,2094 (4-1,7906) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi antara Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, dan kinerja perusahaan (ROE).
Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate a 1 0,469 0,220 0,205 10,76199 a. Predictors: (Constant), GCG, IC, CSR b. Dependent Variabel: ROE Sumer: Data Sekunder diolah Melalui SPSS 22, 2016 Hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan scatter plot dapat dilihat pada gambar 1 yang menunjukkan dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model
Gambar 1 Hasil Uji Heterokedastisitas Sumer: Data Sekunder diolah Melalui SPSS 22, 2016
Durbin-Watson 1,932a
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kinerja perusahaan (ROE) berdasarkan masukan Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance. Setelah melewati uji asumsi klasik maka selanjutnya dilakukan uji analisis regresi linier berganda yang dilanjutkan dengan uji koefisien determinasi, uji t dan uji F. Hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 3 yang menunjukkan bahwa persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan adalah: Y= 2,991 + 0,100 IC + 14,770 CSR + 0,473 GCG
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Tabel 4 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 1 (Constant) 2,991 2,588 2 Intellectual Capital (X1) 0,100 0,018 0,413 3 Corporate Social 14,770 6,862 0,160 Responsibility (X2) 4 Good Corporate 0,473 0,512 0,068 Governance (Ukuran Dewan Komisaris) (X3) a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan (ROE) Sumber: Data Sekunder diolah Melalui SPSS 22, 2016 Untuk koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 5 yang menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0.205. nilai ini menerangkan besarnya peran atau kontribusi variabel Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility,
t 1,155 5,708 2,153
Sig. 0,250 0,000 0,033
0,923
0,357
dan Good Corporate Governance yang yang mampu menjelaskan variabel kinerja perusahaan (ROE) hanya sebesar 20,5%, sedangkan sisanya 79,5% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar model.
Tabel 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Estimate Square 1 0,469a 0,220 0,205 10,76199 Sumber: Data Sekunder diolah Melalui SPSS 22, 2016 Setelah uji regresi linier berganda dan koefisisen determinasi, maka dilanjutkan dengan uji secara parsial
dengan menggunakan uji t yang dapat dilihat pada tabel 6 sedangkan uji secara simultan uji F dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 6 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 1 (Constant) 2,991 2,588 2 Intellectual Capital (X1) 0,100 0,018 0,413 3 Corporate Social 14,770 6,862 0,160 Responsibility (X2) 4 Good Corporate 0,473 0,512 0,068 Governance (Ukuran Dewan Komisaris) (X3) b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan (ROE) Sumber: Data diolah melalui SPSS 22, 2016
t 1,155 5,708 2,153
Sig. 0,250 0,000 0,033
0,923
0,357
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Tabel 7 Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square 1 Regression 4941,146 3 1647,049 Residual 17488,869 151 115.820 Total 22430,015 154 a. Predictors: (Constant), GCG (Ukuran Dewan Komisaris), IC, CSR b. Dependent Variabel: Kinerja Perusahaan (ROE) Sumber: Data Sekunder diolah Melalui SPSS 22, 2016 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan (ROE) pada Perusahaan Manufaktur Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa Intelectual Capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE). Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat hasil statistik yang menunjukan nilat t hitung 5,708 dengan tingkat signifikansi probabilitas sebesar 0,000. Karena tingkat signifikansi probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya hipotesis pertama ( ) diterima. Hal ini berarti Intellectual Capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE). Berdasarkan teori yang dinyatakan oleh Bontis (dalam Putri, 2013) intellectual captial mencerminkan sumber daya yang dimiliki perusahaan berupa pengetahuan untuk menghasilkan aset yang lebih tinggi. Modal kerja intektual mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Intellectual capital yang dimiliki perusahaan telah digunakan dan dikembangkan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil komponen VAIC (Value Added Intellectual Coefficient), VAHU (Value Added Human Capital) memiliki nilai rata-rata paling tinggi yaitu sebesar 597,67, hal ini menunjukan bahwa hubungan antara VA dan HC (kemampuan untuk menciptakan nilai HC dalam sebuah perusahaan) lebih maksimal digunakan dan dikembangkan
F 14,221
Sig. 0,000a
dalam perusahaan dibandingkan dengan VACA dan STVA. Hasil komponen VACA (Value Added Capital Employed) memiliki nilai rata-rata sebesar 59,03, hal ini menunjukan indikator bahwa VA diciptakan oleh satu unit modal fisik. Sedangkan STVA (Structural Capital Value Added) memiliki nilai rata-rata sebesar 27,53, hal ini menunjukan kontribusi modal struktural (SC) dalam penciptaan nilai. Secara keselurahan perusahaan sudah berhasil memanfaatkan dan memaksimalkan human capital (kombinasi organisasi dengan kemampuan orang yang ada dalam perusahaan untuk memecahkan atau memberikan solusi pada masalah bisnis), structural capital (kemampuan organisasi dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan), costumer Capital (hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya seperti pemerintah, pasar, pemasok dan pelanggan, bagaimana loyalitas pelanggan terhadap perusahaan, sehingga perusahaan dapat menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan bagi perusahaan. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Putri (2013), dan Wahyuni, dkk (2015) yang menunjukan bahwa Intectual Capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Namun tidak sejalan dengan penelitian
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) yang dilakukan oleh Safitri (2012) yang menunjukan bahwa pengungkapan modal intelektual tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh CSR terhadap Kinerja Perusahaan (ROE) pada Perusahaan Manufaktur Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE). Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat hasil statistik yang menunjukan nilat t hitung 2,153 dengan tingkat signifikansi probabilitas sebesar 0,033. Karena tingkat signifikansi probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya hipotesis kedua ( ) diterima. Hal ini berarti Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (ROE). Secara teori Corporate Social Responsibility seharusnya dapat menjadi pertimbangan investor sebelum berinvestasi, karena didalamnya mengandung informasi sosial yang telah dilakukan perusahaan. Dengan pelaporan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility, perusahaan akan dipandang sebagai perusahaan yang memiliki jiwa sosial tinggi, sehingga investor sebagai stakeholder akan lebih tertarik berinvestasi di perusahaan. Semakin banyak investor yang masuk tentu pendapatan atau income perusahaan akan semakin meningkat. Juga adanya dukungan terhadap teori legitimasi yang dimana adanya peraturan yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan yaitu Undang-Undang No. 40 tahun 2007, sehingga tanggungjawab sosial perusahaan merupakan program tahunan yang harus dan wajib dilakukan, agar keberadaan perusahaan dapat diterima dimasyarakat. Dengan adanya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 turut mendorong kegiatan Corporate Social Responsibility yang lebih luas dan dilaksanakan secara wajib (mandatory) dan tidak lagi bersifat sukarela (Voluntary). Dengan kata lain manajemen perusahaan saat ini sudah menyadari Corporate Social Responsibility
bukan hanya sekedar kegiatan, namun merupakan sebuah kewajiban bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Di samping itu, perusahaan juga sudah mengerti akan manfaat yang akan diterima perusahaan dikemudian hari seperti membangun reputasi perusahaan yang akan bemanfaat untuk menambah nilai ekonomis perusahaan seperti meningkatnya harga saham perusahaan, memperoleh investor yang mapan dan potensial, hal inilah yang mendorong motivasi perusahaan untuk melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility dan pada akhirnya perusahaan yang akan memperoleh keuntungan. Hasil statistik menunjukan bahwa hubungan Corporate Social Responsibility terhadap kinerja perusahaan (ROE) adalah yang tertinggi dibandingkan dengan pengujian variabel independen lainnya, ini dibuktikan dengan hasil uji model regresi yang menunjukan tingkat koefisien dari Corporate Social Responsibility yang paling tinggi yaitu sebesar 14,770 sedangkan variabel Intellectual Capital sebesar 0,100 dan variabel Good Corporate Governance (Ukuran Dewan Komisaris) sebesar 0,473. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kurnianto (2011), Suharto dan Wahyuni, dkk (2015) serta Purnitasari (2016) yang menyatakan bahwa variabel Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh GCG (Ukuran Dewan Komisaris) terhadap Kinerja Perusahaan (ROE) pada Perusahaan Manufaktur Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa Good Corporate Governance (Ukuran Dewan Komisaris) tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE). Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat hasil statistik yang menunjukan nilat t hitung 0,923 dengan tingkat signifikansi probabilitas sebesar 0,357. Karena tingkat signifikansi probabilitas lebih besar dari 0,05, maka kesimpulannya hipotesis ketiga ( ) ditolak. Hal ini berarti Good Corporate
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Governance (Ukuran Dewan Komisaris) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (ROE). Berdasarkan teori yang dinyatakan oleh Waryanto (dalam Lestari, 2016) Dewan komisaris memiliki peranan penting dalam perusahaan. Dewan komisaris merupakan intin dari Good Corporate Governance yang bertugas untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan Good Corporate Governance sesuai dengan peraturan. Namun dalam penelitian ini membuktikan bahwa Good Corporate Governance (Ukuran Dewan Komisaris) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (ROE). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa banyak tidaknya anggota dewan komisaris tidak mempengaruhi kinerja dalam perusahaan. Penelitian ini menunjukan bahwa semakin banyak jumlah anggota dewan komisaris, maka akan adanya permasalahan perbedaan pendapat antara dewan komisaris, sehingga dewan komisaris akan semakin kesulitan dalam menjalan perannya, diantaranya adalah kesulitan dalam mengawasi dan mengendalikan tindakan manajemen, serta kesulitan dalam mengambil keputusan yang berguna bagi perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kasih dan Raharja (2014) yang membuktikan bahwa Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adestian (2015) yang menunjukan bahwa Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Pengaruh Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance secara bersama-sama terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance secara bersamasama berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (ROE). Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat hasil statistik yang menunjukan nilat F hitung 14,221 dengan tingkat signifikansi probabilitas sebesar 0,000. Karena tingkat signifikansi probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya hipotesis keempat ( ) diterima. Hal ini berarti Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance secara bersamasama berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (ROE). Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Bontis (dalam Putri, 2013) intellectual captial mencerminkan sumber daya yang dimiliki perusahaan berupa pengetahuan untuk menghasilkan aset yang lebih tinggi. Modal kerja intektual mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Jika perusahaan berhasil dalam mengelola Intellectual capital, maka hal itu dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehingga nantinya dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang akan dilihat oleh para investor dan masyarakat pada umumnya. Ini sama halnya dengan melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility. Dengan adanya Corporate Social Responsibility, perusahaan akan dipandang sebagai perusahaan yang memiliki jiwa sosial tinggi, sehingga investor sebagai stakeholder akan lebih tertarik berinvestasi pada perusahaan. Semakin banyak investor yang masuk tentu pendapatan atau income perusahaan akan semakin meningkat. Selain itu dengan adanya Good Corporate Governance (Ukuran Dewan Komisaris)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) dapat dijelaskan bahwa semakin banyaknya anggota dewan komisaris akan mempengaruhi kinerja dalam perusahaan, penelitian ini secara simultan menunjukan bahwa anggota dewan komisaris dapat berperan dan menjalankan fungsinya dengan baik dalam memberikan kontrol dan monitoring bagi manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan. Good Corporate Governance yang baik akan mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyuni, dkk (2015) yang menunjukan bahwa Intectual Capital, Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja perusahaan (ROE). SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap 155 perusahaan sampel tahun 2011-2015, maka simpulan yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil analisis yaitu Intectual Capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE), Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE), Good Corporate Governance (Ukuran Dewan Komisaris) tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROE), dan Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (ROE). Dengan hubungan yang positif dan signifikan ini masing-masing variabel independen tersebut memiliki hubungan yang searah dengan kinerja perusahaan (ROE). SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan di masa yang akan datang memberikan hasil penelitian yang lebih baik dengan mempertimbangkan beberapa saran yaitu yang pertama, penelitian ini hanya dilakukan pada sektor manufaktur saja, diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat
menambahkan semua sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), kedua menambahkan jumlah sampel penelitian dan menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil yang diperoleh akan lebih menjelaskan gambaran kondisi perusahaan yang sesungguhnya, ketiga menambahkan beberapa variabel lain dalam GCG seperti komisaris independen, komite audit, jumlah dewan direksi dan organ CG yang lainnya, dan keempat peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan proksi kinerja perusahaan lainnya sepert: NPVM. DAFTAR PUSTAKA Adestian. 2015. Pengaruh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit Dan Ukuran Perusahaan Pada Kinerja (Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bei Pada Tahun 2012-2014.) Skripsi. Universitas Dian Nuswantoro. Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 5. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Kurnianto. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan “(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 - 2008). Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. Lestari. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dengan Mekanisme Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Putri. 2013. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. Raharja. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei 2010), Ejouenal-s1. Universitas Diponogoro. Safitri. 2012. Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Dan Pengungkapan CSR Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan High Profile Yang Terdaftar Di BEI). Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. Suharto. 2015. Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Study Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013). Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Republik Indonesia. 2007. Undangundang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. www.hukumonline.com. Diakses pada 03 September 2016. Wahyudi, dan Azheri, 2011. Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan dan Implementasi. Jatim: SETARA Press. Wahyuni, dkk. 2015. Pengaruh Intelectual Capital, Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 20112013). E-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1, Volume 3 No. 1.