e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1 dan Program Diploma 3 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja) 1
Made Pasek Swi Shantanu, Ni Kadek Sinarwati, 2Anantawikrama Tungga Atmaja
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,Indonesia
e-mail:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Kelemahan-kelemahan sistem pelaporan dalam segi etika dan professional masih sering terjadi di Indonesia. Hal ini menarik untuk menjadi topik pembicaraan, karena kasus seperti ini masih sering terjadi di perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia yang hampir mengalami kepailitan akibat kurangnya etika dan sikap professional akuntan dalam membuat laporan keuangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Responden yang digunakan adalah 66 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada seluruh responden. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis statistik non parametrik yaitu: uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan. . Kata kunci: Persepsi, Mahasiswa, Etika, Penyusunan Laporan Keuangan. Abstract Weakness of reporting system in term of ethics and professional still common in Indonesia. It is exciting to be a topic of conversation, because these cases often occurred in top companies in Indonesia which is almost insolvent as a result of the lack of ethics and professional attitude accountant in the financial statements. The purpose of this study was to determine differences in students' perceptions of the ethics of accounting financial statements. Respondents used were 66 respondents. Data was collected by spreading questionnaires for all respondents. Measurement scale used is the Likert scale. This study used a non-parametric statistical hypothesis test namely: Wilcoxon test. The result of this study shows there is a difference in perception between the student of Akuntansi Program S1 and D3 Akuntansi on the financial statements ethics.
Keywords: Perception, Student, Ethics, Financial Statements
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN Pada dasarnya suatu etika akan lahir dan mampu diaplikasikan oleh individu-individu karena individu mampu merefleksikan beberapa hal yang terkait dengan prilaku dan ucapan yang spontanitas sesuai dengan keadaan yang kita terima. Etika merupakan suatu batasan yang didalamnya terdapat norma dan nilai mengenai prilaku individu terhadap individu lainnya. Sesuai dengan dibentuknya etika sebagai suatu ilmu, individu-individu dituntut untuk selalu berprilaku yang tidak merugikan orang lain dan dirinya sendiri, serta tidak melakukan prilaku yang menyimpang dari etika yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi lingkingan dimana individu itu berada. Di era globalisasi ini etika dituntut dimiliki oleh semua individu baik dalam menjalankan profesi sebagai pekerja yang dituntut untuk selalu mampu beretika yang baik sehinga tidak merugikan lingkungan dan tempat individu tersebut bekerja sesuai dengan profesinya. Organisation For Economic Cooperation and Development (OECD, 2010), menyatakan telah terjadi berbagai penyimpangan dalam beretika sehingga menyebabkan adanya inflasi global yang terjadi di Indonesia. Banyak perusahaan yang menutup usahanya, memutuskan kontrak kerja terhadap kariawan sehingga banyak terjadinya pengangguran yang mengakibatkan krisis ekonomi yang merugikan Negara. Situasi dan kondisi seperti ini sebagai seorang akuntan merupakan suatu kondisi yang tidak memungkinkan untuk menjalankan profesinya karena dengan adanya krisis ekonomi mengurangi kepercayaan terhadap kinerja yang diberikan yang pada akhirnya mengakibatkan kualitas laporan keuangan menjadi tidak baik. Untuk menanggulangi terjadinya krisis kepercayaan terhadap profesi akuntan kedepannya, Indonesia sebagai Negara belum mampu mengikuti perkembangan IPTEK yang menggelobal sehingga akuntan-akuntan yang dimiliki juga belum mampu menghasilkan
pelaporan-pelaporan keuangan sesuai dengan yang telah menggelobal. Krisis ekonomi seperti ini juga pernah terjadi pada tahun 1997 di Indonesia yang merupakan puncak dari kurangnya prilaku positif yang dimiliki oleh pihak-pihak terkait. Credit Lyonnais Securities Asia pada tahun 2000, merupakan suatu badan yang bertujuan untuk memeriksa berbagai kinerja perusahaan-perusaan yang terdapat diseluruh Asia. Dari hasil kajiannya tercatat hanya 18 perusahaan yang mendapatkan nilai baik dalam menjalankan usahanya dan hanya PT Unilever Indonesia yang mendapatkan nilai lebih dari 60 dalam praktik Good Corporate Governance. Wyatt (2004) dalam bukunya yang berjudul “Accounting Professionalism-They just don’t get it!”. Menyatakan bahwa salah satu yang menyebabkan kelemahan sebagai seorang akuntan adalah prasaan tidak pernah puas atas apresiasi yang diberikan sebagai balas jasa atas kinerjanya yang pada akhirnya melakukan tindakan yang tidak sesuai etika dan aturan yang telah ditetapkan. Untuk menanggulangi prilaku yg tidak sesuai etika tersebut, diperlukan adanya pengetahuan dan pemahaman secara mendasar mengenai akibat-akibat yang akan didapat melakukan penyimpangan terhadap profesi sebagai seorang akuntan. Cara menanggulanginya dapat dilakukan melalui pemberian pengetahuan mengenai nilainilai etika yang mendasar baik dari bangku sekolah maupun kuliah. Persepsi merupakan pandangan individu-individu terhadap peristiwa yang diterima oleh panca indra sehingga individu-individu dapat memahami kejadian yang diterima sesuai dengan keadaan pristiwa it terjadi. Muhyadi (dalam Pangewa, 2004: 55) menyatakan suatu persepsi timbul karena adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya, diantaranya individu sendiri, peristiwa yang terjadi, dan situasi yang dapat membentuk suatu persepsi itu sendiri. Berbagai penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan membuktikan apakah terdapat suatu perbedaan sesama calon akuntan namun berbeda dari segi pengalaman, metode belajar, dan pengetahuan yang didapat selama duduk di
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) bangku kuliah apabila dilihat dari etika penyusunan laporan keuangan. Etika dalam perkembangannya digunakan sebagai suatu penilaian atau pandangan terhadap prilaku individu-individu yang dilakukan individu dengan individu maupun individu terhadap lingkungannya. Siagian (1996) menyatakan etika memiliki beberapa faktor sehingga dalam implementasinya merupakan sesuatu yang sangat penting dan bahkan apabila mampu mengimplementasikannya dilapangan dapat mempengaruhi individu lain berprilaku sama, yaitu etika mampu menjadi solusi bagi individu untuk menentukan pilihan dalam berprilaku, etika mampu menuntun individu untuk berprilaku sesuai norma dan nilai sesuai dengan lingkungan individu tersebut berada, etika mampu memberikan adaptasi-adaptasi terhadap berbagai lingkungan dimana individu tersebut beraktivitas, dan etika mampu menuntun antar individu untuk mencapai suatu kesepakatan dan mufakat. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Suroh (2007) mengungkapkan bahwa antara akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi tidak ada perbedaan signifikan terhadap kode etik akuntansi. Namun yang terjadi dilapangan dan ditempat diluar penelitan yang pernah dilakukannya banyak adanya perbedaan antara akuntan pendidik dan calon akuntan yang mengakibatkan terjadinya berbagai penyimpangan. Contoh konkritnya terjadi krisis besar-besaran yang melanda Indonesia pada tahun 1997 yang diakibatkan oleh praktik GCG yang kurang dipraktikkan oleh para pelaku usaha. Dengan adanya perbedaan antara hasil penelitian dengan peristiwa yang pernah terjadi, peneliti meragukan hasil penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan. Dengan mencari tahu ada atau tidaknya perbebedaan persepsi dan apakah benar tidak terdapat perbedaan persepsi apabila dilihat dari sudut pandang etika dalam penyusunan laporan keuangan atau hanya terjadi pada sampel yang digunakan pada saat itu saja?. Laporan keuangan merupakan informasi yang dapat digunakan digunkan oleh berbagai pengguna kepentingan untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan. Namun tidak sedikit pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab menyalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menyatakan laporan keuangan dibuat untuk memberikan informasi-informasi keuangan suatu perusahaan terhadap semua pihak, baik masyarakat maupun para pengguna informasi tersebut. Di dalam penyusunan laporan keuangan, akuntan selalu dituntut untuk bertindak sesuai dengan etika yg telah ditetapkan. Miftahul Fannani (2006) menyebukan terdapat 4 (empat) unsur prilaku yang sesuai dalam penyusunan laporan keuangan, diantaranya: (1) kemungkinan salah saji didalam proses penyusunan laporan keuangan, yang dalam penyusunannya kondisi dan prilaku menentukan kualitas yang akan disajikan dalam laporan keuangan; (2) pengungkapan laporan keuangan, dalam hal ini informasi yang akan disediakan harus sesuai dengan kebutuhan dan dapat digunakan sebagai informasi dalam pengambilan kebijakan; (3) dalam resiko pengeluaran biaya dapat sebanding dengan manfaat yang akan diterima oleh perusahaan, dalam hal ini manfaat yang diterima dapat mampu memperpanjang kelangsungan hidup perusahaan kedepannya; (4) tanggungjawab kepada pengguna informasi dari laporan keuangan yang akan disajikan, dalam penyajiannya harus sesuai dengan realita dilapangan sehingga dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan yang memadai kepada para pengguna informasi. Mahasiswa akuntansi merupakan orang telah terdaftar pada jurusan akuntansi disuatu perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Mahasiswa akuntansi yang dimaksud adalah mahasiswa akuntansi program S1 dan mahaiswa akuntansi program diploma 3. Namun apapun jurusan akuntansi yang dipilih dalam jenjang perguruan tinggi, sebagai calon akuntan yg professional dan beretika harus memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Pemahaman, pengetahuan, dan pengalaman dalam penyusunan laporan keuangan merupakan ilmu yang sangat berharga sebelum masuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) ke profesi akuntan yang sebenarnya. Berbagai pelanggaran yang terjadi dan yang dilakukan terhadap profesi akuntan dapat diminimalisisasi dengan sejak dini calon-calon akuntan mendapatkan perhatian lebih besar dalam hal pendidikan akuntansinya. Penelitian yang pernah dilakukan mengenai persepsi terhadap etika penyusunan laporan keuangan adalah yang pernah dilakukan oleh Yulianti dan Fitriani (2005) yang berjudul “Analisis Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan” di wilayah Solo. Mengunggkapkan bahwa mahasiswa akuntansi S1 dalam pernyataan mengenai manajemen laba memiliki jawaban yang lebih baik dibandingkan mahasiswa jurusan lain. Selain itu penelitian yang dilakukan ini juga membahas mengenai Mahasiswa jurusan akuntansi yang telah mengikuti perkuliahan sampai tingkat akhir dilihat dari jumlah jawaban yang lebih besar untuk menolak adanya praktik manajemen laba dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi tingkat awal. Denagn adanya penelitian yang pernah dilakukan oleh Yulianti dan Fitriani (2005), penulis bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan mengenai perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. METODE Penelitian yang dilakukan di Unversitas Pendidikan Ganesha Singaraja ini bertujuan menganalisis ada atau tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Dengan menggunakan Persepsi atau pandangan langsung dari beberapa responden terpilih tentang etika penyusunan laopran keuangan. Responden yang dipilih secara acak ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi program S1 semester 7 yang telah mengikuti mata kuliah auditing dan etika bisnis dan profesi, sedangkan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3 yang dipilih adalah mahasiswa semester 5 yang telah mengikuti mata kuliah auditig. Penelitian menggunakan data primer yaitu koesioner.
Pernyataan dalam koesioner bertujuan untuk mengetahui pandangan mahasiswa terhadap prilaku-prilaku yang seharusnya dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1 dan Program Diploma 3 di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Dan pengumpulan sampel dilakukan dengan pengambilan secara acak dengan pertimbanganpertimbangan tertentu. (Arisetyawan, 2010: 32). Dengan kriteria (1) Mahasiswa jurusan akuntansi program S1, merupakan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1 di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja yang telah mengambil mata kuliah auditing 1 dan etika bisnis dan profesi. Alasan memilih mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah auditing 1 dan etika bisnis dan profesi, karena materi tersebut telah mengenalkan dan menjelaskan mengenai etika dan profesi ; (2) Mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3, merupakan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Diploma 3 di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja yang telah mengambil mata kuliah auditing. Alasan memilih mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah auditing 1 karena materi tersebut telah mengenalkan dan menjelaskan mengenai etika dan profesi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode (rule of thumbs) (Rosces dalam Sartika, 2006). Dengan ketentuan yaitu. (1) Jumlah sampel yang tepat untuk penelitian adalah 30
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) atas pernyataan-pernyataan yang diberikan. Kueisioner merupakan adopsi dari penelitian yang pernah dilakukan Cahayani (2013) yang terdiri dari satu bagian, yaitu persepsi tentang laporan keuangan yang terdiri dari 13 (tiga belas) pertanyaan dan berisi 5 (lima) kelompok pertanyaan dengan kriteria tertentu. Kelompok pertama berisi pertanyaan tentang sikap terhadap salah saji, kelompok ke dua beris pertanyaan tentang tanggungjawab akuntan, kelompok ke tiga berisi pertanyaan sikap terhadap biaya dan manfaat, kelompok pertanyaan ke empat berisi pertanyaan tentang sikap terhadap pengungkapan informasi yang sensitif, dan kelompok pertanyaan yang ke lima berisi pertanyaan tentang pemahaman manajer. Penelitian ini menggunakan skala likert yang digunakan untuk menilai seberapa besar pandangan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan dan nilai yang tertinggi adalah 5 poin. Poin 1 adalah sangat tidak setuju (skala 1), poin 2 adalah tidak setuju (skala 2), poin 3 adalah kurang setuju (skala 3), poin 4 adalah setuju (skala 4), dan poin 5 adalah sangat setuju (skala 5). Dengan respon yang positif memiliki nilai dari 5, 4, 3, 2, dan 1, dan yang respon negatif memiliki nilai sebaliknya yaitu dari 1, 2, 3, 4, dan 5. Teknik analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji non parametrik yaitu uji wilcoxon dengan bantuan program komputer SPSS 17.0 for windows. Uji hipotesis dilakukan apabila uji validitas dan uji reliabilitas telah sebelumnya dilakukan. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan correlated item. Jika lebih besar dari dan nilainya positif maka pernyatan tersebut adalah valid. Dan sebaliknya jika lebih kecil
dari , maka pernyataan itu dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2006: 42). Uji reliabilitas dilakukan apabila pengukuran dilakukan dua kali maupun lebih hasil pengukuran tersebut tetap konsisten hasilnya dengan gejala yang sama Selanjutnya menggunakan Uji normalitas untuk melihat data yang digunakan normal atau tidak dengan menggunakan metode statistik KolgomorovSmirnov. Uji hipotesis dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu uji wilcoxon. Uji Willcoxon merupakan uji non parametrik yang dilakukan dengan melihat ranking dan uji ini cocok digunakan dengan data yang berskala ordinal. Menurut Wahid Sulaiman (2002: 79), uji Willcoxon bertujuan untuk mengisi signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen yang memiliki ukuran berukuran sama dan menggunakan data ordinal. Pengambilan keputusan dengan menggunakan metode ini berdasarkan perbandingan antara nilai Asymp. Sig. dengan tingkat signifikansi (alpha = 0,05) yang digunakan dalam penelitian ini. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut. (1) Apabila: Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak ;(2) Apabila: Asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN Kuesioner yang digunakan dan disebar sebanyak 66 buah. 33 buah disebar ke mahasiswa jurusan akuntansi program S1 dan 33 buah disebar ke mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3. Dari keseluruhan kuesioner yang disebar, kuesioner yang kembali sebanyak 66 buah. Jadi keseluruha kuesioner dapt kembali dengan utuh dan lengkap. Hasil uji validitas mahasiswa jurusan akuntansi program S1 dan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3 dapat dilihat pada tabel 1.1 dan tabel 1.2 berikut:
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Tabel 1.1 Hasil Validitas Item Harga Koefisien r Pernyataan 1. 0,753 2. 0,846 3. 0,901 4. 0,831 5. 0,887 6. 0,861 7. 0,845 8. 0,839 9. 0,922 10. 0,908 11. 0,876 12. 0,922 13. 0,900 (Sumber: Data primer diolah, 2014) Tabel 1.1 menunjukkan semua butir pernyataan dinyatakan valid, yang dibuktikan dengan semua pernyataan lebih besar dari > (0,344), maka kuesioner variabel persepsi mahasiswa jurusan akuntansi program S1 terhadap etika penyusunan laporan keuangan dengan
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
> atau memiliki koefisien korelasi yang positif. Jadi semua pernyataan dinyatakan valid dan butir digunakan untuk uji selanjutnya.
Tabel 1.2 Hasil Validitas Item Harga Koefisien r Pernyataan 1. 0,905 2. 0,929 3. 0,863 4. 0,874 5. 0,833 6. 0,828 7. 0,916 8. 0,906 9. 0,890 10. 0,901 11. 0,887 12. 0,899 13. 0,896 (Sumber: Data primer diolah, 2014) Tabel 1.2 menunjukkan pernyataan adalah valid, dengan dibuktikan dari > (0,344), maka kuesioner variabel persepsi mahasiswa jurusan akuntansi program
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
diploma 3 terhadap etika penyusunan laporan keuangan memiliki koefisien korelasi yang positif.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Jadi pernyataan dinyatakan valid dan butir pernyataan dapat digunakan. Hasil uji reliabilitas mahasiswa jurusan akuntansi program S1 dan
mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3 dapat dilihat pada tabel 1.3 dan tabel 1.4 berikut:
Tabel 1.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Reliability Statistics Conbach’s Alpha 0,973 (Sumber: Data primer diolah, 2014) Hasil dari uji reliabilitas pada tabel 1.3 menunjukkan koefisen alpha hitung untuk variabel (Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1) adalah 0,973 > 0,60.
N of Items 13
Jadi dari keseluruhan uji relabilitas untuk variabel etika terhadap penyusunan laporan keuangan bersifat reliabel.
Tabel 1.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Reliability Statistics Conbach’s Alpha 0,977 (Sumber: Data primer diolah, 2014) Hasil dari uji reliabilitas pada tabel 1.4 menunjukkan koefisen alpha hitung untuk variabel (Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program Diploma 3) adalah 0,977 > 0,60. Jadi kuesioner untuk variabel etika terhadap penyusunan laporan keuangan bersifat reliabel.
N of Items 13
Setelah data dinyatakan reliabel selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan metode Kolmogorov Smirnov Test. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel 1.5 berikut:
Tabel 1.5 One Sample Kolmogorov Smirnov Test N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differenoes
Mear Std. Deviatior Absolute Positive Negative
Persepsi Mahasiswa S1 33 38,9933 11,29103
Persepsi Mahasiswa D3 33 42,2042 11,52689
,291 ,152 -,291 1,671 ,008
,280 ,194 -,280 1,607 ,011
Kolmogorov-Smirnov Z Asym. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is normal b. Calculated form data (Sumber: Data primer diolah, 2014)
Dari tabel 1.5 hasil pengujian menunjukkan semua kelompok pernyataan lebih kecil dari 0,05. Persepsi mahasiswa
jurusan akuntansi program S1 yaitu sebesar 0,008 < 0,05 dan persepsi mahasiswa jurusan akuntansi program
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) diploma 3 yaitu sebesar 0,011 > 0,05. Hal ini menunjukkan seluruh data berdistribusi tidak normal. Setelah data diuji dengan uji normalitas, didapat hasil bahwa seluruh data yang akan digunakan dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal. sehingga untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan dalam penelitian ini maka uji beda digunakan untuk menguji hipotesis adalah statistik non parametrik yaitu uji wilcoxon. Hasil pengujian dapat dilihat tabel 1.6, tabel 1.7, dan tabel 1.8 berikut:
Tabel 1.6 Hasil Uji Descriptive Statistics Persepsi Mahasiswa S1 Persepsi Mahasiswa D3
N 33 33
Mean 53,061 45,364
Std. Deviator 11,832 12,422
Minimum 28,00 17,00
Maximum 65,00 56,00
(Sumber: Data primer diolah, 2014) Tabel 1.7 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test N Negative Ranks 23a Positive Ranks 8b Ties 2c Total 33 a. Persepsi Mahasiswa D3 < Persepsi Mahasiswa S1 b. Persepsi Mahasiswa D3 > Persepsi Mahasiswa S1 c. Persepsi Mahasiswa D3 = Persepsi Mahasiswa S1 (Sumber: Data primer diolah, 2014) Persepsi Mahasiswa D3 Persepsi Mahasiswa S1
Mean Rank 15,54 17,31
Sum of Ranks 357,50 138,50
Tabel 1.8 Hasil Uji Test Statistics
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on positive rank b. Wilcoxon Signed Ranks Test (Sumber: Data primer diolah, 2014) Dari hasil hipotesis dalam penelitian ini, hasil penelitian menyatakan adanya perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Penelitian ini menunjukkan mahasiswa jurusan akuntansi program S1 memiliki pandangan yang lebih baik terhadap etika penyusunan laporan keuangan (53,061), dibandingkan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3 terhadap etika penyusunan laporan keuangan (45, 364). Hasil dari pengujian ini juga memperlihatkan nilai signifikansi sebesar 0,032 < 0,05 maka diterima yang berarti ada perbedaan signifikan persepsi mahasiswa akuntansi
Persepsi Mahasiswa D3 – Persepsi Mahasiswa S1 -2,147a ,032
terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Yulianti dan Fitriani (2005) menyatakan terdapat perbedaan persepsi akuntansi program S1 regular yang dalam hal ini akuntansi lebih menolak manajemen laba dibandingkan program studi diploma 3 akuntansi. Hal Ini berarti pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa jurusan akuntansi program S1 dan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3 berbeda. Selain pengetahuan dan pengalaman yang berbeda, dari segi mata kuliah juga terdapat beberapa perbedaan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) Namun, penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Erwin Marfana (2007) menyatakan tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan mahasiswa akuntansi dan mahasiswa lainnya terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan, mungkin dikarnakan adanya perbedaan dari pengetahuan, pengalaman belajar, serta perbedaan cara pengaplikasian yang didapat selama proses belajar mengajar terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Yulianti dan Fitriani (2005) menyatakan mahasiswa akuntansi program S1 reguler dalam hal salah saji cenderung memiliki kesalahan yang lebih rendah dari pada mahasiswa akuntansi lainnya. Selain itu dalam hal pengungkapan laporan keuangan dan tanggungjawab penyajian laporan keuangan mahasiswa akutansi program S1 reguler lebih baik dibandingkan mahasiswa program studi akuntansi lainnya.
program S1 memiliki kecermatan dan tanggungjawab lebih baik dibandingkan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3. Saran untuk kesempurnaan penelitian kedepannya yaitu: 1) Penelitian serupa harus dengan responden yang lebih banyak dan dari Perguruan Tinggi selain Universitas Pendidikan Ganesha. Sehingga dapat mensosialisasikan akuntansi secara umum dan lebih dikenal baik dari mahasiswa akuntansi itu sendiri maupun non akuntansi, 2) Penelitian selanjutnya tidak hanya terfokus mahasiswa jurusan akuntansi program akuntansi S1 dan program diploma 3, namun bisa ditambahkan pada program akuntansi lainnya misalanya Ekstensi Akuntansi dan jurusan non akuntansi lainnya yang terdapat materi mengenai penyusunan laporan keuangan, 3) Jumlah pernyataan untuk penelitian-penelitian selanjutnya perlu ditambahkan agar dapat lebih mencangkup etika penyusunan laporan keuangan.
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis data yang telah dikumpulkan melalui kuesiner dan hasil uji Hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Terdapat perbedaan signifikan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Perbedaan ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,032 < 0,05, maka diterima yang berarti terdapat perbedaan signifikan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Yang ditunjukkkan dengan pandangan mahasiswa jurusan akuntansi program S1 lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3 terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Mahasiswa jurusan akuntansi program S1 memiliki ketelitian yang lebih baik terhadap salah saji terhadap laporan keuangan dibandingkan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pengungkapan laporan keuangan dan tanggungjawab penyajian laporan keuangan mahasiswa jurusan akutansi
DAFTAR PUSTAKA Arisetyawan, Roland. 2010. Analisis Persepsi Akuntan Publik dan MAhasiswa Pendiddikan Profesi Akuntansi Terhadap Kode etik Ikatan Akuntansi Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang. Cahayani, Siska Dewi. 2013. Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi dengan Mahasiswa Manajemen Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Skripsi. Jurusan Akuntansi Program S1, Universitas Pendidikan Ganesha. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke-2. Semarang: Universtas Diponegoro Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tersedia pada http://pusatbahasa.kemdiknas.go.i
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014) d/kbbi/.html (diakses September 2013)
12
Marfana, Erwin. 2007. Perbedaan Persepsi Etika Penyusunan LAporan Keuangan dan Manajemen Laba Terhadap Mahasiswa Akuntansi dan Non Akuntansi. Skripsi S-1 Universitas Budi Luhur, Jakarta OECD.
2010. Economic Survey Indonesia, OECD Publishing.
of
Pangewa, Maharudin. 2004. Prilaku Organisasi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sartika, Dewi. 2006. Persepsi Dosen Akuntansi dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Akuntan. Tugas Akhir. Jurusan Akuntansi, Universitas Bengkulu. Siagian. 1996. Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Sulaiman, Wahid. 2002. Statistik NonParametrik, Contoh Kasus dan Pemecahannya dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Suroh. 2007. Persepsi Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Kode Etik Akuntan. Skripsi. Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah. Wyatt,
A.R. 2004. “Accounting Professionalism-They just don’t get it!”. Accounting Horizons, vol. 18 pp 45-53.
Yulianti
dan Fitriany. 2005. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Simponsium Nasional Akuntan VIII, Solo.