e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, KEBIJAKAN DEVIDEN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015 1
I Gusti A. Arya Jayaningrat,1Made Arie Wahyuni, 2Edy Sujana Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruhleverage, profitabilitas,likuiditas,kebijakan deviden, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusionalterhadap nilai perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari annual report perusahaan yang dipublikasikan di www.idx.co.id. Populasi penelitian adalah perusahaan pada sektor properti dan real estatedi Bursa Efek Indonesia(BEI) pada periode tahun 2013-2015sebanyak 50 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sampel yang memenuhi kriteria pada penelitian ini digunakan 27perusahaan.Teknik analisis data yang digunakan adalahanalisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial leverage, profitabilitas,likuiditas,kebijakan deviden, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusionalberpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Kata kunci: leverage, profitabilitas,likuiditas,kebijakan deviden, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, nilai perusahaan. Abstract The aim of this study is to empirically prove the effect of leverage, profitability, liquidity, devidend policy, managerial ownership, and institutional ownership on the company value. This study is qualitative research by using secondary data got from annual report of companies published at www.idx.co.id. The population is the companies in property and real estate sector in Indonesia stock exchange in 2013-2015 as many as 50 companies. The technique of collecting the sample in this study is by purposive sampling. The sample fulfilling the criteria in this research is 27 companies. The technique of analyzing the data is multiple regression analysis by using SPSS 17.0 for Windows. The result shows that partially leverage, profitability, liquidity, devidend policy, managerial ownership, and institutional ownership have positive and significant effect on the company value. Key Word: leverage, profitability, liquidity, devidend liquidity, managerial ownership, institutional ownership, company value
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) PENDAHULUAN Industri properti dan real estatedapat menjadi pendorong bagi kegiatan ekonomi karena meningkatnya kegiatan di bidang properti dan real estate akan mendorong naiknya berbagai kegiatan di sektor-sektor lain yang terkait (Wuryandani dkk, 2005: 4). Perusahaan properti dan real estate adalah perusahaan yang memiliki kepemilikan bangunan, gudang dan barang-barang lain yang melekat pada struktur beserta tanah serta memiliki hak-hak dan kepentingan melakukan penjualan atas kepemilikannya. Bisnis properti dan real estate adalah bisnis yang memiliki karakteristik cepat berubah dan persaingan yang ketat. Kenaikan harga properti disebabkan karena harga tanah yang cenderung naik, jumlahtanah bersifat tetap, sedangkan permintaan tanah akan selalu bertambah besar seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta bertambahnya kebutuhan manusia akan tempat tinggal, perkantoran, dan pusat perbelanjaan. Sudah selayaknya apabila perusahaan properti dan real estate mendapatkan keuntungan yang besar dari kenaikan harga properti. Keuntungan besar yang diperoleh perusahaan properti dan real estate dapat memperbaiki kinerja keuangannya sehingga dapat menaikkan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Berbagai kebijakan yang diambil oleh manajemen dalam upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik dan para pemegang saham yang tercermin pada harga saham(Bringham dan Houston, 2006: 19). Menurut Hasnawati (2005), keputusan penting dalam bidang keuangan menyangkut keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Segala kebijakan yangberkaitan dengan kinerja perusahaan akan selalu menjadi pertimbanganinvestor dalam
mengivestasikan dananya melalui pembelian sahamperusahaan. Jika kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanyaprospek yang baik, maka saham tersebut akan diminati investor sehinggaharga saham akan meningkat dan nilai perusahaan juga akan semakinmeningkat. Namun, sebaliknya berita buruk tentang kinerja keuanganperusahaan menunjukkan prospek yang buruk dimasa mendatang, hal iniakan diikuti penurunan harga saham di pasar modal yang diikuti penurunannilai perusahaan. Dalam hal ini telah terjadi mekanisme pasar modal,dimana kinerja keuangan merupakan sumber informasi yang akan selaludipantau oleh investor. Kinerja keuangan yang dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah leverage, profitabilitas,likuiditas, dankebijakan deviden. Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaandidukung teori sinyal. Menurut Brigham dan Houston (2001: 36), teori sinyal menunjukkan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Dalam hal ini peningkatan rasio hutang suatu perusahaan merupakan sinyal positif bagi para investor dengan asumsi bahwa aliran kas perusahaan di masa yang akan datang akan terjaga, dan adanya hutang juga menunjukkan optimisme dari manajemen dalam melakukan investasi, sehingga diharapkan bahwa di masa yang akan datang prospek dari perusahaan akan semakin cerah. Menurut Jensen (1986), dengan adanya hutang, maka dapat digunakan untuk mengendalikan aliran kas secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia dan akan meningkatkan nilai perusahaan. Pada hubungan leverage dengan nilai perusahaan, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012), yang menunjukkan bahwa secara parsial leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika leverage semakin tinggi, makanilai perusahaanjuga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis pertama:
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) H1:
Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaandidukung teori sinyal. Menurut Brigham dan Houston (2001: 36), teori sinyal menunjukkan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yangmemberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Apabila nilai profitabilitas meningkat, maka ini berarti perusahaan mampu menggunakan asetnya secara produktif sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Dalam konsep teori sinyal, hal ini akan menjadi suatu sinyal positif dari manajemen yang digunakan untuk memberikan gambaran tentang masa depan suatu perusahaan berdasarkan tingkat profitabilitas yang terbentuk dan secara langsung akan meningkatkan nilai perusahaan yang diindikasikan dengan semakin meningkatnya harga saham. Pada hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012), yang menunjukkan bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika profitabilitas semakin tinggi, makanilai perusahaanjuga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kedua: H2: Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaandidukung teori sinyal. Menurut Brigham dan Houston (2001: 36), teori sinyal menunjukkan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Apabila rasio likuiditas meningkat, maka ini berarti bahwa perusahaan mampu untuk mengatasi kewajiban jangka pendeknya dengan baik dan hal ini dapat dijadikan sinyal bagi pihak manajemen untuk menarik minat para investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio likuiditas, maka semakin baik reputasi perusahaan, dan akan membuat harga
saham meningkat sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan saham. Pada hubungan likuiditas dengan nilai perusahaan, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sakti (2013), yang menunjukkan bahwa secara parsial likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika likuiditas semakin tinggi, makanilai perusahaanjuga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis ketiga: H3: Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaandidukung dividend signaling theory yang dikemukakan oleh Bhattacharya (1979), yaitu pengumuman perubahan dividen mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan munculnya reaksi harga saham. Investor menilai perubahan dividen sebagai sinyal ramalan laba oleh manajemen. Peningkatan pembayaran dividen dianggap sebagai sinyal positif prospek perusahaan yang baik dan mengakibatkan reaksi positif harga saham. Teori kebijakan dividen oleh Gordon dan Lintner (dalam Hidayat, 2013) menyatakan bahwa semakin tinggi dividen yang dibayarkan akan berdampak positif pada nilai perusahaan yang berarti juga semakin meningkatnya kesejahteraan pemegang saham. Pada hubungan kebijakan deviden dengan nilai perusahaan, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sulistiani (2013), yang menunjukkan bahwa secara parsial dividen payout ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika dividen payout ratio semakin tinggi, maka nilai perusahaan juga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis keempat: H4: Kebijakan deviden berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaandidukung agency theory yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976), yaitu peningkatan kepemilikan saham perusahaan oleh
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) manajemen dapat menurunkan adanya agency cost dalam perspektif teori keagenan karena dengan kepemilikan saham manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Hal ini akan mensejajarkan antara kepentingan manajemen dengan pemegang saham. Smith dan Watts (dalam Sukartha, 2008) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan program kebijakan remunerasi guna mengurangi masalah keagenan. Manajer yang sekaligus sebagai pemegang saham akan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan. Karena dengan meningkatnya nilai perusahaan yang dicerminkan dari harga saham di pasar modal, maka nilai kekayaannya sebagai individu pemegang saham akan meningkat pula. Pada hubungan kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2014), yang menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika kepemilikan manajerial semakin tinggi, maka nilai perusahaan juga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kelima: H5: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaandidukung agency theory yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976). Menurut Brigham dan Houston (2001), teori keagenan (agency theory) merupakan sebagai suatu hubungan dimana para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik saham. Karakteristik perusahaan di Indonesia mempunyai pola struktur kepemilikan yang lebih terkonsentrasi. Menurut Shleifer dan Vishny (dalam Borolla, 2011), dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka para pemegang saham besar seperti institusional investor akan dapat memonitor tim manajemen secara lebih efektif dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pada hubungan kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan,
peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Wida (2014), yang menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan institusionalberpengaruh signifikan positifterhadapnilai perusahaan. Jika kepemilikan institusional semakin tinggi, maka nilai perusahaan juga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis keenam: H6: Kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. METODE Rancangan penelitian menggunakan penelitian kuantitatif. Subjek penelitian adalah perusahaan pada sektor properti dan real estatedi Bursa Efek Indonesia(BEI) pada periode tahun 2013-2015.Objek penelitian mencakup variabel bebasyang terdiri darileverage, profitabilitas, likuiditas,kebijakan deviden, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional,sedangkan, variabel terikat adalahnilai perusahaan. Populasi penelitian adalah perusahaan pada sektor properti dan real estatedi Bursa Efek Indonesia(BEI) pada periode tahun 2013-2015sebanyak 50 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu memilih sampel dengan pertimbangantertentu (Sugiyono, 2001).Dengan demikian, pemilihan sampel tersebut dapat mewakili populasinya yang memenuhi pertimbangan. Beberapa pertimbangan pemilihan sampel tersebut adalah (1) perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut selama periode 2013-2015; (2) perusahaan properti dan real estate yang mempublikasikan laporan keuangan pada website Bursa Efek Indonesia (BEI) berturut-turut selama 3 (tiga) tahun, yaitu tahun 2013-2015; dan (3) laporan keuangan tahunan perusahaan properti dan real estate yang diterbitkan menggunakan mata uang dalam bentuk satuan rupiah.Sampel penelitian yang memenuhi kriteriasebanyak 27 perusahaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasidengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang mendukung data
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) penelitian, yaitu annual report perusahaan properti dan real estate.Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier bergandadengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas,uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Uji normalitas sebaran data dilakukan pada unstandardized residualpengaruh leverage, profitabilitas, likuiditas,kebijakan
deviden, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusionalterhadapnilai perusahaan. Uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnovtest.Pada Tabel 1 hasil pengujian normalitas data menggunakan statistik KolmogiorovSmirnov menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan kriteria uji normalitas, data terdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data berdistribusi normal.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: data diolah (2016) Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas.Uji multikolinieritas dapat diuji dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF).Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolineritas. Sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka
Unstandardized Residual 81 0,0000000 0,80930811 0,082 0,082 -0,049 0,082 0,200
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Pada Tabel 2 hasil pengujian multikolinieritas mengunakan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF dari masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10 dannilai tolerancelebih besar dari 0,1. Berdasarkan nilai VIF dan tolerance, korelasi di antara variabel bebas dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi.
Tabel 2. Hasil Uji Multikolineritas Model Leverage Profitabilitas Likuiditas Kebijakan deviden Kepemilikan manajerial Kepemilikan institusional Sumber: data diolah (2016)
CollinearityStatistics Tolerance VIF 0,842 1,188 0,673 1,485 0,728 1,373 0,976 1,025 0,793 1,260 0,709 1,410
Keterangan Non Multikolineritas Non Multikolineritas Non Multikolineritas Non Multikolineritas Non Multikolineritas Non Multikolineritas
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas.Untuk menguji heteroskedastisitas digunakan grafik scatterplot, seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Pada Gambar 1 ditunjukan bahwa penyebaran titik-titik yang ditimbulkan terbentuk secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu serta arah penyebarannya berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, Dengan demikian, tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi autokorelasi. Untuk menguji autokorelasi dapat digunakan Durbin Waston (DW).Hasil pengujian autokorelasi menggunakan Durbin Waston (DW)menunjukkan bahwaNilai Durbin Watson berada di antara dU dan (4-dU) atau 1,801 < 1,899 < 2,198, yang ditunjukkan pada Tabel 3. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi Adjusted R Square 1 0,738 0,544 0,507 a. Predictors: (Constant), X1, X2, X3, X4, X5, X6 b. Dependent Variable: Y Sumber: data diolah (2016) Model
R
Std. Error of the Estimate 0,842
R Square
Pada penelitian ini diajukan 6 hipotesis. Pengujian hipotesis digunakan analisis regresi linier berganda. Hasil regresi berganda antara variabel leverage, profitabilitas,likuiditas,kebijakan deviden,
Durbin Watson 1,899
kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusionalterhadap nilai perusahaansecara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.Hasil Uji t Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) -2,066 0,583 X1 0,007 0,002 X2 0,030 0,012 X3 0,006 0,002 X4 0,018 0,007 X5 0,031 0,011 X6 0,019 0,009 a. Dependent Variable: Y Sumber: data diolah (2016) Model
Standardized Coefficients Beta 0,239 0,240 0,234 0,186 0,259 0,191
t
Sig.
-3,546 2,799 2,511 2,547 2,344 2,938 2,052
0,001 0,007 0,014 0,013 0,022 0,004 0,044
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 4 dapat diinterpretasikan hasil pengujian hipotesis secara parsial sebagai berikut. 1. Variabel leverage (X1) memiliki koefisien positif 0,239 dengan nilai signifikansi0,007. Nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas α =0,05, maka dapat dinyatakan bahwa leverage (X1) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Y). Sedangkan,nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa leverage (X1) terhadap nilai perusahaan (Y) berpengaruh positif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa H1 diterima sehingga leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Variabel profitabilitas (X2) memiliki koefisien positif 0,240 dengan nilai signifikansi0,014. Nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas α =0,05, maka dapat dinyatakan bahwa profitabilitas (X2) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Y). Sedangkan,nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa profitabilitas (X2) terhadap nilai perusahaan (Y) berpengaruh positif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa H2 diterima sehingga profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Variabel likuiditas (X3) memiliki koefisien positif 0,234 dengan nilai signifikansi0,013. Nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas α =0,05, maka dapat dinyatakan bahwa likuiditas (X3) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Y). Sedangkan,nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa likuiditas (X3) terhadap nilai perusahaan (Y) berpengaruh positif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa H3 diterima sehingga likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 4. Variabel kebijakan deviden (X4) memiliki koefisien positif 0,186 dengan nilai signifikansi0,022. Nilai signifikansilebih kecil dari nilai probabilitas α =0,05, maka dapat dinyatakan bahwa kebijakan deviden (X4) berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan (Y). Sedangkan,nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa kebijakan deviden (X4) terhadap nilai perusahaan (Y) berpengaruh positif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa H4 diterima sehingga kebijakan deviden berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 5. Variabel kepemilikan manajerial (X5) memiliki koefisien positif 0,259 dengan nilai signifikansi0,004. Nilai signifikansilebih kecil dari nilai probabilitas α =0,05, maka dapat dinyatakan bahwa kepemilikan manajerial (X5) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Y). Sedangkan,nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial (X5)terhadap nilai perusahaan (Y) berpengaruh positif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa H5 diterima sehingga kepemilikan manajerialberpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 6. Variabel kepemilikan institusional (X6) memiliki koefisien positif 0,191 dengan nilai signifikansi0,044. Nilai signifikansilebih kecil dari nilai probabilitas α =0,05, maka dapat dinyatakan bahwa kepemilikan institusional (X6) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Y). Sedangkan,nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa kepemilikan institusional (X6)terhadap nilai perusahaan (Y) berpengaruh positif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa H6 diterima sehingga kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. PEMBAHASAN Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian hipotesis H1 mengenai pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,239 dengan nilai signifikansi sebesar 0,007. Oleh karena itu, hipotesis H1 dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa leverageberpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaandidukung teori sinyal. Menurut Brigham dan Houston (2001: 36), teori sinyal menunjukkan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Dalam hal ini peningkatan rasio hutang suatu perusahaan merupakan sinyal positif bagi para investor dengan asumsi bahwa aliran kas perusahaan di masa yang akan datang akan terjaga, dan adanya hutang juga menunjukkan optimisme dari manajemen dalam melakukan investasi, sehingga diharapkan bahwa di masa yang akan datang prospek dari perusahaan akan semakin cerah. Menurut Jensen (1986), dengan adanya hutang, maka dapat digunakan untuk mengendalikan aliran kas secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia dan akan meningkatkan nilai perusahaan.Setiap investasi yang telah dilaksanakan perusahaan diharapkan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang direncanakan, yaitu tercapainya tingkat penjualan tertentu dengan beban biaya serendah mungkin yang berarti tercapainya tingkat efisiensi yang tinggi, sehingga mendatangkan tingkat pengembalian investasi (return) yang memuaskan (Darminto, 2008). Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh besarnya utang perusahaan sebagai fungsi leverage. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan olehNugroho (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan penelitian yang sekaligus menolak hasil penelitian ini dilakukan oleh Noerirawan (2012), yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian hipotesis H2 mengenai pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,240 dengan nilai signifikansi sebesar 0,014. Oleh karena itu, hipotesis H2 dalam penelitian ini
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaandidukung teori sinyal. Menurut Brigham dan Houston (2001: 36), teori sinyal menunjukkan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yangmemberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Apabila nilai profitabilitas meningkat, maka ini berarti perusahaan mampu menggunakan asetnya secara produktif sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Dalam konsep teori sinyal, hal ini akan menjadi suatu sinyal positif dari manajemen yang digunakan untuk memberikan gambaran tentang masa depan suatu perusahaan berdasarkan tingkat profitabilitas yang terbentuk dan secara langsung akan meningkatkan nilai perusahaan yang diindikasikan dengan semakin meningkatnya harga saham. Nilai perusahaan erat kaitannya dengan tujuan investor. Umumnya investor akan mencari perusahaan yang mempunyai kinerja terbaik dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Menurut Sudiyatno (2010), investasi dengan membeli suatu saham perusahaan adalah menanamkan suatu harapan bahwa investasi tersebut akan menuai hasil yang lebih baik. Dengan demikian investor berharap akan adanya peningkatan nilai perusahaan.Peningkatan nilai perusahaan kemungkinan dapat dicapai apabila perusahaan mampu mencapai tingkat profitabilitas yang ditargetkan. Hasil penelitian ini didukung oleh Nugroho (2012) melalui penelitiannya menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan penelitian yang sekaligus menolak hasil penelitian ini dilakukan oleh Anzlina dan Rustam (2013) yang tidak menunjukkan adanya pengaruh signifikan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian hipotesis H3 mengenai pengaruh likuiditas terhadap nilai
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) perusahaan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,234 dengan nilai signifikansi sebesar 0,013. Oleh karena itu, hipotesis H3 dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaandidukung teori sinyal. Menurut Brigham dan Houston (2001: 36), teori sinyal menunjukkan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Apabila rasio likuiditas meningkat, maka ini berarti bahwa perusahaan mampu untuk mengatasi kewajiban jangka pendeknya dengan baik dan hal ini dapat dijadikan sinyal bagi pihak manajemen untuk menarik minat para investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio likuiditas, maka semakin baik reputasi perusahaan, dan akan membuat harga saham meningkat sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan olehSakti (2013) menemukan secara parsial likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dan penelitian yang sekaligus menolak hasil penelitian ini dilakukan oleh Gultom (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Hasilpengujian hipotesis H4 mengenai pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,186 dengan nilai signifikansi sebesar 0,022. Oleh karena itu, hipotesis H4 dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan deviden berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaandidukung dividend signaling theory yang dikemukakan oleh Bhattacharya (1979), yaitu pengumuman perubahan dividen mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan munculnya
reaksi harga saham. Investor menilai perubahan dividen sebagai sinyal ramalan laba oleh manajemen. Peningkatan pembayaran dividen dianggap sebagai sinyal positif prospek perusahaan yang baik dan mengakibatkan reaksi positif harga saham. Teori kebijakan dividen oleh Gordon dan Lintner (dalam Hidayat, 2013) menyatakan bahwa semakin tinggi dividen yang dibayarkan akan berdampak positif pada nilai perusahaan yang berarti juga semakin meningkatnya kesejahteraan pemegang saham.Jika dividen yang dibagikan besar, maka hal tersebut akan meningkatkan harga saham yang juga berakibat pada peningkatan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan olehSulistiani (2013) melalui penelitiannya menyatakan bahwa dividen payout ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan penelitian yang sekaligus menolak hasil penelitian ini dilakukan oleh Susanti (2010),yang tidak menunjukkan adanya pengaruh signifikan dividen payout ratio terhadap nilai perusahaan. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian hipotesis H5 mengenai pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,259 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004. Oleh karena itu, hipotesis H5 dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaandidukung agency theory yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976), yaitu peningkatan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen dapat menurunkan adanya agency cost dalam perspektif teori keagenan karena dengan kepemilikan saham manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Hal ini akan mensejajarkan antara kepentingan manajemen dengan pemegang saham. Smith dan Watts (dalam Sukartha, 2008)
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan program kebijakan remunerasi guna mengurangi masalah keagenan. Manajer yang sekaligus sebagai pemegang saham akan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan. Karena dengan meningkatnya nilai perusahaan yang dicerminkan dari harga saham di pasar modal, maka nilai kekayaannya sebagai individu pemegang saham akan meningkat pula. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan olehSusanti (2014) menemukan bahwa kepemilikan manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dan penelitian yang sekaligus menolak hasil penelitian ini dilakukan oleh Senda (2013), yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian hipotesis H6 mengenai pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,191 dengan nilai signifikansi sebesar 0,044. Oleh karena itu, hipotesis H6 dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaandidukung agency theory yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976). Menurut Brigham dan Houston (2001), teori keagenan (agency theory) merupakan sebagai suatu hubungan dimana para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik saham. Karakteristik perusahaan di Indonesia mempunyai pola struktur kepemilikan yang lebih terkonsentrasi. Menurut Shleifer dan Vishny (dalam Borolla, 2011), dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka para pemegang saham besar seperti institusional investor akan dapat memonitor tim manajemen secara lebih efektif dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Faizal (2004), perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan kemampuannya
untuk memonitor manajemen. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan mengurangi perilaku opportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost yang diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2005). Dengan tingginya kepemilikan institusional, maka semakin besar pula pengawasan yang diberikan pada pihak manajemen. Pengawasan yang tinggi maka akan meminimalisasi tingkat penyelewenganpenyelewengan yang terjadi pada pihak manajemen yang memungkinkan dapat menurunkan nilai perusahaan. Selain melakukan pengawasan terhadap pihak manajemen, kepemilikan institusional juga melakukan hal-hal yang positif guna untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan olehWida (2014) yang menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif pada nilai perusahaan dan penelitian yang sekaligus menolak hasil penelitian ini dilakukan oleh Nuraina (2012),yang tidak menunjukkan adanya pengaruh signifikan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. (1)Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,239 dengan nilai signifikansiuji t 0,007 lebih kecil dari α =0,05. (2) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,240 dengan nilaisignifikansiuji t 0,014 lebih kecil dari α =0,05. (3) Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,234 dengan nilaisignifikansiuji t 0,013 lebih kecil dari α =0,05. (4) Kebijakan deviden berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,186 dengan nilaisignifikansiuji t 0,022 lebih kecil dari α =0,05. (5) Kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, yang
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,259 dengan nilaisignifikansiuji t 0,004 lebih kecil dari α =0,05. (6) Kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,191 dengan nilaisignifikansiuji t 0,044 lebih kecil dari α =0,05. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. (1) Bagi manajemen perusahaan, manajemen hendaknya dapat meningkatkanleverage,profitabilitas, likuiditas,kebijakan deviden, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional agar nilai perusahaan meningkat. (2) Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah populasi penelitian, yaitu dengan menambah jumlah sektor perusahaan tidak hanya yang ada pada perusahaan sektor properti dan real estate, sehingga diperoleh hasil penelitian yang tingkat generalisasinya lebih tinggi.Penelitian ini menggunakan periode penelitian yang relatif pendek, yaitu dari tahun 2013 sampai dengan 2015. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode penelitian. (3) Bagi peneliti selanjutnyadisarankan dapat menggunakan variabel lain yang mempengaruhi nilai perusahaan, seperti corporate social responsibility, ukuran dewan direksi, dan komisaris independen. DAFTAR PUSTAKA Anzlina, Corry Winda dan Rustam. 2013. Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Di BEI Tahun 2006-2008. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Bhattacharya, S. 1979. Imperfect Information, Dividend Policy and The Bird in. The Hand Fallacy. Journal of Economics, Vol. 10, No. 1, Hal: 259270. Borolla.2011. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai.
Perusahaan. Jurnal Prestasi, Vol. 7, No. 1, Hal: 11-24. Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. ----------. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Darminto. 2008. Pengaruh Faktor Eksternal dan Berbagai Keputusan Keuanganterhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 8, No. 1, Hal: 138-150. Faizal. 2004. Analisis Agency Costs, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi VII Tanggal 2-3 Desember 2004 di Denpasar. Gultom, Robinhot. 2013. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, Vol. 3, No. 1, Hal: 51-60. Hasnawati, Sri. 2005. Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. Usahawan, Vol. 39, No. 9, Hal: 33-41. Jensen, M. C. 1986. Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers. American Economic Review, Vol. 76, No. 2, Hal: 323-329. Jansen, M. C. dan Meckling, W. H. 1976. Theory of The Firm: Managerial behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Finacial Economics,Vol. 3, No. 4, Hal: 305360. Noerirawan, M. Ronni. 2012. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010). Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 2, Hal: 1-12.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Nugroho, Wahyudi Asto. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, danLeverage Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011). Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nuraina, Elva. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Dan Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 19, No. 2, Hal: 110-125. Sakti, MalindaAdi Purnama. 2013. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Senda, Fransiska Dhoru. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden, Profitabilitas, Leverage Financial, Dan Investment Oppurtunity Set Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Widya Mandala Catholic University Surabaya. Sudiyatno, Bambang. 2010. Peran Kinerja Keuangan Dalam Menentukan Faktor Fundamental Makroekonomi, Risiko Sistematis, Kebijakan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Disertasi. Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Dipenogoro Semarang. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Interen dan Faktor Eksteren terhadap Nilai Perusahan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1, Hal: 4148.
Sukartha, I Made. 2008. Pengaruh Manajemen Laba, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan. Target Akuisisi, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 3, No. 1, Hal: 1-25. Sulistiani, Marchia. 2013. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Dividend Payout Ratio, Cash Holding dan Kualitas Audit Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007-2011). Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Susanti, Rika. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public yang Listed Tahun 2005-2008). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Susanti, Rina. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Vol. 3, No. 1, Hal: 1-18. Wahyudi, U. dan P. H. Pawestri. 2005. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX Tanggal 23-26 Agustus 2005 di Padang. Wida, Ni Putu. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 9, No. 3, Hal: 575-590. Wuryandani, Gantiah. Martinus Jony Hermanto, dan Reska Prasetya. 2005. Perilaku Pembiayaan Dalam Industri Properti. Jakarta: Bank Indonesia.