e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PROFESIONAL DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (Studi Empiris pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1 pada Universitas Negeri di Bali) 1Luh
1Nyoman
Gede Devi Priyanti, Trisna Herawati, 2Ni Kadek Sinarwati
Jurusan Akuntansi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Perkembangan dalam dunia pendidikan, yang mempengaruhi permintaan akan tenaga kerja sangat mempengaruhi pertumbuhan tenaga kerja suatu negara. Tingginya minat mahasiswa dalam memilih profesi akuntan dapat tercermin dari bertambahnya jumlah akuntan di setiap tahunnya. Untuk meningkatkan persaingan para calon akuntan di kawasan Asean Economic Community, calon akuntan perlu mengasah kompetensinya agar dapat bersaing dengan akuntan di negara lainnya yang bermanfaat pada pengembangan karir kedepannya untuk dapat bersaing dalam pasar global. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir akuntan professional dalam menghadapi Asean Economic Community. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi empiris. Sumber data yang digunakan yaitu data primer serta metode yang digunakan yaitu metode kuesioner. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu purpose sampling dengan jumlah sampel sebanyak 198 mahasiswa di Universitas Pendidikan Ganesha dan Universitas Udayana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 29 item yang mempengaruhi minat mahasiswa dalam pemilihan karir sebagai akuntan profesional membentuk enam faktor yaitu faktor profesionalisme, faktor nilai intrinsik pekerjaan, faktor penghargaan finansial, faktor personalitas, faktor pengakuan profesionalitas, dan faktor pelatihan profesionalitas. Keenam faktor tersebut memiliki nilai persentase varian 65,498%. Hal tersebut menunjukkan bahwa keenam faktor tesebut secara keseluruhan memberikan pengaruhnya terhadap pemilihan karir sebagai akuntan professional dalam Asean Economic Community sebesar 65,498%. dan sisanya 34,502% dipengaruhi oleh faktor lainnya selain dari keenam faktor tersebut. Kata kunci: Faktor pemilihan karir, Akuntan Profesional, Asean Economic Community.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) Abstract Development in educational sector which had been affecting the demand of work force had great influences on the growth of work force in a country. A high level of students’ interest in choosing accountant profession is reflected from the increase in number of accountant every year. To accelerate the competition of the accountant candidates around the area of Asean Economic Community, they should be able to improve their competency in order to be able to compete against those from other countries which also could be worthwhile to the future carrier development. In addition, a lot of supporting factors are required in order to win in the global market. The study aimed at finding out several factors affecting the choice of professional accountant carrier in facing Asean Economic Community. This is a quantitative research by utilizing empirical study. The data were obtained from a primary source, by using questionnaire. There were about 198 students from both Udayana University and Ganesha University of Education selected as the samples of the study which were determined by using purposive sampling. The results of the study indicated that about 29 items which could influence the students’ interest in selecting their carrier as professional accounts form six different factors such as professional factor, working intrinsic value factor, financial appreciation factor, personality factor, professional recognition factor, and professional training factor. All the factors mentioned had variant percentage value of 65.498%. That indicated that all the six different factors could provide great effect on the choice of professional accountant carrier in the area of Asean Economic Community about 65,498%, and the remaining 34,502% were affected by other different factors. Key words: Carrier Selection Factor, Professional Accountant, Asean Economic Community.
PENDAHULUAN Dewasa ini dengan adanya peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kualitas lebih tinggi yang setara dengan peningkatan pertumbuhan negara itu sendiri. Dengan adanya perkembangan dalam dunia pendidikan, yang mempengaruhi permintaan akan tenaga kerja yang disesuaikan dengan bidangnya. Salah satu contoh bidang yang dianggap memiliki peluang atas permintaan jenjang karir yang akan dibutuhkan setiap tahunnya yaitu bidang akuntansi. Salah satu tujuan dari akuntansi adalah menyediakan laporan keuangan kepada pemakai yang berguna untuk dipakai sebagai bahan pertimbangan didalam mengambil keputusan (Sinarwati dkk, 2013:1). Anggapan mahasiswa akan dibutuhkannya banyak tenaga akuntan dalam organisasi dan perusahaan merupakan salah satu dorongan bagi mahasiswa untuk memilih jurusan ini. Pada awalnya, mahasiswa jurusan akuntansi adalah mahasiswa yang memiliki kesempatan besar untuk langsung melanjutkan program profesi akuntansi. Optimalisasi peran akuntan di
berbagai sektor akan berimplikasi pada peningkatan tata kelola yang notabene adalah modal dasar profesi lainnya untuk berkompetensi (Nasir, 2015). Tingginya minat mahasiswa dalam memilih profesi akuntan dapat tercermin dari bertambahnya jumlah akuntan di setiap tahunnya. Menurut Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan, sejak tahun 2013 jumlah akuntan profesional yang tercatat dalam Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah meningkat 600 persen hingga tahun 2015. Pada tahun 2013, jumlah akuntan profesional di Indonesia mencapai 2.004 akuntan. Jumlah ini meningkat drastis pada tahun 2014 mencapai 11.879 akuntan. Sedangkan hingga akhir 2015 dan awal tahun 2016, jumlah akuntan kembali meningkat hingga 12.048 akuntan. Peningkatan jumlah akuntan ini disebabkan oleh menjamurnya Universitas yang membuka program studi akuntansi (http://economy.okezone.com). Tahun 2015 merupakan awal dari berjalannya Asean Economic Community (AEC) yang memberikan peluang dan tantangan kepada mahasiswa atau pun akuntan untuk mempersiapkan profesionalitas. Untuk meningkatkan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) persaingan para akuntan di kawasan AEC, akuntan Indonesi perlu mengasah kompetensinya agar dapat bersaing dengan akuntan dari negara lainnya. Profesi akuntan memiliki peran penting bagi pegembangan perekonomian terkait dengan perkembangan pasar modal yang mendukung akumulasi modal untuk investasi dan pembangunna tata kelola korporasi yang baik (Nasir, 2015). Pada saat diberlakukannya AEC di Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN tentunya akan merasakan dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan bisnis di Indonesia salah satunya berbagai transaksi bisnis antar negara dan perkembangan pasar modal menjadi lebih cepat akibat semakin terbukanya perekonomian yang mendorong investor asing yang ikut aktif dalam bursa di negara lain (Hendarto, 2001). Hadirnya AEC ini membuat profesi yang bersaing didalamnya menjadi lebih valid dan akuntabel. Indonesia merupakan negara yang luas yang memiliki banyak sekali perusahaan yang beroperasi sehingga kebutuhan akan profesi akuntan juga sangat besar. Untuk meningkatkan persaingan para akuntan di kawasan AEC, akuntan Indonesi perlu mengasah kompetensinya agar dapat bersaing dengan akuntan dari negara lainnya. Profesi akuntan memiliki peran penting bagi pegembangan perekonomian terkait dengan perkembangan pasar modal yang mendukung akumulasi modal untuk investasi dan pembangunna tata kelola korporasi yang baik (Nasir, 2015). Perkembangan profesi akuntan harus diikuti oleh mantapnya profesionalisme yang dimiliki oleh akuntan karena para akuntan akan dihadapkan oleh tatangan yang semakin berat dalam menjalankan profesinya seperti keahlian dan pengetahuan. Peraturan yang melandasi tentang profesi akuntan tertulis dalam PMK NOMOR 25/PMK.01/2014 yang dijelaskan pada Bab I pasal 1 no. 1 yang berbunyi akuntan adalah seseorang yang telah terdaftar pada register akuntan negara yang diselenggarakan oleh menteri, serta pasal 1 no. 2 yang berbunyi Register Negara Akuntan adalah suatu daftar yang memuat nomor dan nama
orang yang berhak menyandang gelar akuntan sesuai dengan peraturan menteri ini. Profesi akuntan tidak terlepas dari dunia akademisi. Dunia pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas lulusannya sehingga dapat berperan di masyarakat. Persiapan oleh mahasiswa harus dimulai sejak dini dengan merancang mahasiswa yang berkualitas, proses pengembangan kompetensi mahasiswa melalui kegiatan perkuliahan maupun kegiatan-kegitan yang mendukung untuk perkembanggan kompetensi akuntan yang menciptakan lulusaan akuntansi dilengkapi dengan keahlian yang berguna dalam dunia karir kedepannya baik dari penguasaan hard skill maupuan soft skill. Penguasaan hard skill merupakan keahlian seseorang yang diukur berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dalam bidang ilmunya sedangkan penguasaan soft skill merupakan kemampuan untuk menganalisa dan kemampuan bekerja dengan tim dalam situasi tertentu. Tenaga profesional dalam bidang akuntansi dapat berkiprah sebagai akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan internal, dan akuntan pemerintah. Dalam menentukan pilihan suatu karir di masa depan, seseorang tentunya telah mempertimbangkan berbagai hal yang membuatnya dapat tertarik maupun tidak pada suatu karir yang akan dijalaninya. Penelitia ini merupakan replikasi dari penelitian Setiyani (2005) dan Sembiring (2009). Dengan adanya hasil yang berbeda-beda tentang pemilihan karir sebagai akuntan profesional, maka dari itu peneliti ingin menguji kembali inkonsistensi hasil penelitian terdahulu, menguji kembali ketetapan golongan item pada variabel. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objeknya dan perbedaan dalam cara menganalisis dan keadaan ekonomi saat melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Universitas Negeri di Bali karena mahasiswa pada Universitas Negeri belum menyentuh dunia kerja dan dapat lebih berfokus pada persiapan diri untuk menghadapi dunia kerjanya. Hal tersebut menjadi dasar untuk memilih Universitas Negeri dalam pemilihan karir
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) mahasiswa yang belum pernah merasakan dunia kerja serta untuk mengetahui usaha yang mereka lakukan setelah tamat. Selain hal tersebut, keterbatasan waktu, biaya, dan jarak juga menjadi alasan dalam pemilihan lokasi penelitian. Sesuai dengan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah yaitu faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir Akuntan profesional dalam menghadapi Asean Economic Community (AEC)? Teori Heirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow yang terdiri dari Kelima kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik (phycal need), kebutuhna keamanan (safety and security need), kebutuhan social (social/belongingness need), kebutuhan penghargaan (esteem needs), dan kebutuhan aktualisasi diri (selftactualization needs). Penilaian kinerja yang baik akan mendorong imbalan organisasi yang baik pula, misalnya apakah karir tersebut dapat memberikan imbalan organisasi yang layak seperti bonus, kenaikan penghargaan finansial atau promosi. Kinerja yang baik tidak terlepas dari adanya faktor pendorong dalam pemilihan karir seperti gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, personalitas, dan nilai intrinsik pekerjaan. Karir umumnya diartikan sebagai ide untuk terus bergerak ke atas dalam garis pekerjaan yang dipilih seseorang. Dengan demikian karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian kerja yang dipegang selama kehidupan seseorang yang memberikan kesinambungan, ketentraman dan harapan untuk maju sehingga menciptakan sikap dan perilaku tertentu. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir Akuntan profesional dalam menghadapi Asean Economic Community (AEC). METODE Rancangan penelitian ini adalah rencana dari struktur penelitian yang
menggambarkan proses dari hasil riset sedapat mungkin dapat menjadi valid, objektif, dan efisien. Fokus pembahasan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan karir menjadi akuntan profesional dalam menghadapi Asean Economic Community. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana penelitian ini menggunakan suatu instrumen yang dalam pengukurannya dan pengolahannya dengan statistik dan berbentuk angkaangka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diolah menggunakan daftar pernyataan kuesioner yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari mahasiswa akuntansi program S1 yang nanti akan dimintai pendapatnya. Setelah nantinya data terkumpul, kemudian data tersebut diolah, diproses, dan dianalisis yang pada akhirnya data-data tersebut akan menjelaskan item yang telah diteliti. Populasi yang diteliti ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi tingkat akhir yang telah menempuh perkuliahan selama 7 (tujuh) semester. diperoleh jumlah sampel sebanyak 245 mahasiswa dari populasi sebanyak 629 mahasiswa dengan menggunakan batas kesalahan 5%. Sampel yang perlu diambil dalam setiap lokasi penelitian yaitu 97 mahasiswa pada Universitas Pendidikan Ganesha dan 148 mahasiswa pada Universitas Udayana. Item-item pada penelitian ini adalah pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam kuesioner yang sebanyak 29 item pernyataan yang mempengaruhi pemilihan karir akuntan professional dalam Asean Economi Community adapun pernyataan penelitian ini yaitu pemberian gaji yang tinggi, adanya dana pensiun pegawai, mendapatkan kenaikan gaji, sertifikasi akuntan sebelum mulai bekerja, mengikuti pelatihan di luar lembaga untuk meningkatkan professional, mengikuti pelatihan di dalam lembaga, pengalaman kerja yang bervariasi, memberi kesempatan untuk berkembang, pengakuan berprestasi, memerlukan banyak cara untuk naik pangkat, memerlukan keahlian untuk sukses,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) memberikan kegiatan untuk melakukan kegiatan sosial, memerlukan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, pekerjaannya lebih bergengsi, kesempatan untuk bekerja sama dengan divisi lain, pekerjaan lebih cepat selesai, pekerjaannya lebih banyak tantangan, sering lembur, lingkungan kerja menyenangkan, kompetisi antar karyawan tinggi, adanya tekanan kerja, pekerjaan rutin, keamanan kerjanya lebih terjamin, lapangan kerja mudah diketahui, mencerminkan personalitas seorang yang bekerja secara profesional, tantangan intelektual, suasana kerja yang dinamis, menuntut kreatifitas agar dapat berhasil dimasa yang akan datang, kebebasan dalam menjalankan tugas. Teknik yang digunakan untuk mengukur data interval pada kuesioner ini adalah dengan skala likert. Penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 (lima) poin, yaitu skor atas atas jawaban kuesioner. Tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data matriks yang menganalisis struktur saling hubungan antara sejumlah besar item dengan cara mendefinisikan satu set kesamaan item atau dimensi dan sering disebut dengan faktor (Ghozali, 2011). Asumsi analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi yang cukup agar dapat melakukan anlisis faktor. Jika berdasarkan data visual tidak ada korelasi yang berada di atas 0,50, maka analsis faktor tidak dapat dilakukan. Uji lain yang digunakna untuk mengetahui interkorelasi antar item dan dapat tidaknya analisis faktor dilakukan adalah dengan melihat measure of sampling adequacy (MSA). Nilai MSA bervariasi mulai dari 0 sampai 1, jika nilai MSA < 0,50 maka analisis faktor tidak dapat dilakukan. Menurut Rahayu (2005), secara garis besar tahapan pada analisis faktor: memilih item yang layak dimasukkan dalam reanalisis faktor, setelah sejumlah item terpilih, maka dilakukan “ekstrasi” item tersebut hingga menjadi satu atau beberapa faktor, rotasi faktor, setelah faktor-faktor telah terbentuk maka proses dilanjutkan dengan menanamkan faktor yang ada, kemudian beberapa langkah akhir juga perlu dilakukan, yaitu
interprestasi faktor yang dapat dilihat dari variance eigenvalue. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdarkan hasil data yang didapatkan dari penyebaran kuesioner pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan cara mendatangi objek penelitian pada universitas negeri di Bali. Sejumlah 245 kuesioner yang telah disebar sebanyak 198 kuesioner yang telah kembali dan semua dapat diolah, hal tersebut dikarenakan kuesioner yang telah disebar telah diisi secara lengkap. Tingkat pengembalian kuesioner pada Universitas Pendidikan Ganesha kembali sebanyak yang disebar, sehingga tingkan pengembaliannya 100%, sedangkan pada Universitas Udayana pengembaliannya 101 kuesioner dari 148 kuesioner yang disebar. Tingkat pengembaliannya rendah hal tersebut dikarenakan pada saat pengambilan kuesioner, beberapa mahasiswa menyatakan kuesionernya hilang.Dalam data yang didapat pada kuesioner penelitian sebanyak 198 mahasiswa, seluruh responden merupakan mahasiswa semester 7 (tujuh) pada Universitas Pendidikan Ganesha dan Universitas Udayana. Pada Universitas Pendidikan Ganesha jumlah responden sebanyak 97 mahasiswa dengan 31 pria dan 66 wanita, sedangkan pada Universitas Udayana dengan jumlah responden sebanyak 101 mahasiswa dengan 21 pria dan 80 wanita. Dilihat dari karakteristik jenis kelamin responden lebih banyak wanita dibandingkan dengan pria. Untuk mengetahui konsistensi item terhadap item serta mengetahui pembentukan faktor baru, maka analisis faktor dilakukan pada setiap itemnya, terlebih dahulu penelitian memlih item yang layak dimasukkan dalam analisis faktor dengan menghitung KMO Measure of Sampling Adequency dan Anti-image Matrices untuk mengetahui kelayakan item dalam proses analisis faktor. Koefesien Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) digunakan untuk mengukur kecukupan sampel yang digunakan dalam penelitian. KMO Measure of Sampling Adequency dan Anti-image Matrices harus cukup kuat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) diatas 0,50 (Rahayu, 2005), berarti jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sudah memenuhi syarat dan analisis faktor dapat digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh sehingga hasilnya lebih kuat dan bisa dipertanggungjawabkan untuk mendukung suatu penelitian. Hasil pengujian KMO Measure of Sampling Adequency dan Anti-image Matrices untuk 29 item yaitu sebesar 0,890 > 0,50. Hal ini berarti bahwa sebanyak 29 item tersebut memiliki kecukupan sampel karena memiliki nilai KMO lebih besar dari 0,50 yang telah sesuai dengan syarat yang ditentukan. Pengujian Barlett’s Test of Spericity menunjukan hasil pengujian yang
signifikan pada taraf signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antar pembentuk faktor bisa dijelaskan oleh item tersebut. Jadi, faktor-faktor pemilihan karir sebagai akuntan profesional dalam Asean Economic Community memang benar ditentukan oleh 29 item yang telah diujikan tersebut. Selanjutnya akan dilakukan pengujian dengan memfokuskan pada nilai Anti-image Matrices. Sesuai syarat, agar dapat diujikan pada tahap selanjutnya nilai Anti-image Matrices harus lebih besar dari 0,50. Adapun pengujian untuk nilai Anti-image Matrices disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Anti-Image Matrices Item Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24 Item 25 Item 26 Item 27 Item 28 Item 29
Anti-image Matrices 0,825 0,840 0,860 0,858 0,896 0,931 0,898 0,726 0,900 0,527 0,896 0,918 0,908 0,941 0,911 0,719 0,939 0,824 0,631 0,905 0,895 0,847 0,932 0,826 0,924 0,931 0,910 0,923 0,919
Syarat >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50 >0,50
Keterangan Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak
(Sumber: Output IBM SPSS Statistics 20, 2016 pada Lampiran 3)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) Nilai Anti-image Matrices, pada output SPSS berupa Anti-image Matrces, dapat diketahui faktor-faktor yang layak digunakan dalam analisis faktor. Pada tabel tersebut diketahui dari 29 item yang diujikan, semua item tersebut memiliki nilai MSA > 0,50 yang berari bahwa 29 item tersebut dinyatakan mempengaruhi keputusan pemilihan karir sebagai
akuntan profeional, maka akan dilakukan penentuan kekuatan hubungan item terhadap pemilihan karir sebagai akuntan profesional dalam Asean Economic Community dengan melihat Communalities nilai yang paling tinggi pada extraction.
Tabel 2. Communalities Item Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24 Item 25 Item 26 Item 27 Item 28 Item 29
Extraction 0,752 0,760 0,766 0,723 0,609 0,665 0,507 0,654 0,582 0,637 0,518 0,513 0,678 0,703 0,705 0,663 0,749 0,723 0,691 0,633 0,696 0,649 0,681 0,707 0,512 0,694 0,539 0,667 0,618
(Sumber: Output IBM SPSS Statistics 20, 2016 pada Lampiran 3) Hubungan paling kuat terhadap pemilihan karir sebagai akuntan profesional dalam Asean Economic Community ditunjukkan pada item 3 dengan nilai extraction sebesar 0,766. Hal ini berarti sekitar 76,6% varians dapat dijelaskan oleh faktor 4. Sedangkan faktor 7 memiliki hubungan yang lemah yaitu 0,507, sekitar 50,7%
varians yang dapat dijelaskan oleh faktor yang tersebut. Pengujian untuk menentukan hal-hal yang dipertimbangkan mahasiswa dalam pemilihan karir sebagai akuntan profesional dalam Asean Economic Community dapat dilakukan melalui pengintisarian faktor yang di dijelaskan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) oleh total intial eigenvalues. Nilai total variance explained digunakan untuk mengetahui banyaknya faktor-faktor yang terbentuk, dengan memilih faktor atau komponen utama yang memiliki parameter karakteristik terkecil (total eigenvalue) > 1.
Faktor-faktor ini menentukan banyaknya komponen yang memengaruhi keputusan mahasiswa dalam pemilihan karir sebagai akuntan profesional dalam Asean Economic Community.
Tabel 3. Total Variance Explained Compon ent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Initial Eigenvalues % of Cumulative Total Variance % 10,407 35,886 35,886 2,898 1,778 1,583 1,260 1,069 0,933 0,801 0,779 0,724 0,623 0,609 0,601 0,547 0,497 0,457 0,444 0,368 0,354 0,327 0,306 0,298 0,244 0,227 0,213 0,184 0,174 0,156 0,140
9,992 6,130 5,458 4,345 3,687 3,216 2,762 2,685 2,498 2,148 2,099 2,074 1,885 1,714 1,575 1,531 1,268 1,222 1,126 1,056 1,029 0,843 0,783 0,733 0,635 0,600 0,537 0,484
45,878 52,007 57,466 61,811 65,498 68,714 71,476 74,161 76,659 78,807 80,906 82,980 84,865 86,579 88,153 89,685 90,952 92,174 93,301 94,356 95,385 96,228 97,012 97,745 98,380 98,980 99,516 100,000
Extraction Sums of Squared Loadings % of Cumulative Total Variance % 10,407 35,886 35,886 2,898 1,778 1,583 1,260 1,069
9,992 6,130 5,458 4,345 3,687
45,878 52,007 57,466 61,811 65,498
(Sumber: Output IBM SPSS Statistics 20, 2016 pada Lampiran 3) Pada pengekstrasian item, hasil ekstraksi diperoleh terdapat enam komponen yang terbentuk yang memiliki eigenvalue > 1 yaitu komponen satu sebesar 10,407 dengan nilai varian 35,886%, komponen dua sebesar 2,896dengan nilai varian 9,992%, komponen tiga sebesar 1,778 dengan nilai varian 6,130%, komponen empat sebesar 1,583 dengan nilai varian 5,458%, komponen lima sebesar 1,260 dengan nilai varian 4,345%, dan komponen enam sebesar 1,069 dengan nilai varian 3,687%.
Dengan kata lain, enam komponen tersebut mampu menjelaskan pengaruhnya sebesar 65,498% terhadap faktor pemilihan karir sebagai akuntan profesional dalam Asean Economic Community. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam pemilihan karir sebagai akuntan profesional dalam Asean Economic Community, dapat dilihat pada component matrix. Distribusi item dilakukan setelah diketahui faktor-faktor yang terbentuk. Distribusi item dapat diketahui dengan melihat component
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) matrix, tetapi pada component matrix item masih rancu dalam pendistribusiannya maka digunakan rotated component matirix yang memperlihatkan hasil rotasi faktor terhadap item yang ada. Jika nilai komponen matrik setiap faktor semakin
tinggi, maka semakin semakin besar pengaruhnya.
Tabel 4. Rotated Component Matrix Indikator 1
2
Component 3 4
5
6
Indikator 1
0,243
0,085
0,798
0,117
0,115
0,149
Indikator 2
0,255
-0,015
0,819
0,124
-0,082
0,052
Indikator 3
0,197
0,074
0,831
0,089
0,132
0,075
Indikator 4
0,160
0,021
0,128
0,148
0,074
0,809
Indikator 5
0,439
-0,055
0,358
0,152
0,077
0,506
Indikator 6
0,711
-0,038
0,183
0,185
0,167
0,249
Indikator 7
0,529
-0,018
0,077
0,141
0,336
0,297
Indikator 8
0,166
0,117
-0,063
-0,070
0,760
-0,160
Indikator 9
0,538
-0,053
0,310
0,085
0,426
0,073
Indikator 10
-0,302
0,296
0,089
0,068
0,634
0,209
Indikator 11
0,341
0,010
0,167
0,147
0,574
0,151
Indikator 12
0,363
0,357
-0,012
0,331
0,332
0,184
Indikator 13
0,764
0,024
0,114
0,034
0,232
0,161
Indikator 14
0,788
0,143
0,186
0,157
-0,041
0,033
Indikator 15
0,776
0,063
0,217
0,170
0,142
0,044
Indikator 16
-0,025
0,741
0,069
0,011
0,298
-0,138
Indikator 17
0,746
0,118
0,089
0,369
0,035
0,184
Indikator 18
0,245
-0,004
0,087
0,659
-0,067
0,466
Indikator 19
-0,219
0,717
-0,068
0,081
0,209
-0,273
Indikator 20
0,427
-0,097
0,209
0,613
0,069
0,132
Indikator 21
0,401
-0,115
0,163
0,661
-0,008
0,240
Indikator 22
0,226
0,306
0,121
0,615
0,211
-0,257
Indikator 23
0,701
0,278
0,273
0,126
-0,125
0,079
Indikator 24
0,316
0,747
0,027
-0,079
-0,076
0,192
Indikator 25
0,584
0,245
0,261
0,204
-0,007
0,038
Indikator 26
0,762
0,133
0,078
0,283
0,079
0,063
Indikator 27
0,418
0,594
0,039
0,025
-0,010
0,098
Indikator 28
0,719
0,204
0,183
0,269
0,028
0,027
Indikator 29
0,484
0,595
0,131
0,012
-0,035
0,102
(Sumber: Output IBM SPSS Statistics 20, 2016 pada Lampiran3) Faktor pertama terdiri dari item 6, item 7, item 9, item 12, item 13, item 14, item 15, item 17, item 23, item 25, item 26, dan item 28. Faktor kedua terdiri dari item
16, item 19, item 24, item 27, dan item 29. Faktor ketiga terdiri dari item 1, item 2, dan item 3. Faktor keempat terdiri dari item 18, item 20, item 21, dan item 22.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) Faktor kelima terdiri dari item 8, item 10, dan item 11. Serta faktor keenam terdiri dari item 4 dan item 5. Selanjutnya dari tiap faktor yang telah berisi item, dilakukan pemberian nama terhadap faktor tersebut. Penamaan faktor dilakukan dengan memberikan nama faktor yang dapat mewakili item-item yang terkandung dalam faktor tersebut. Adapun nama faktor yang telah ditetapkan yaitu faktor profesionalisme, faktor nilai intrinsik, faktor penghargaan finansial, faktor personalitasn, faktor pengakuan profesional, faktor pelatihan professional. Penjelasan penamaan setiap faktor yang terbentuk yaitu: 1. Faktor Profesionalisme Profesi menurut kamus besar bahasa Indonesia (1997) diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu. Profesionalisme diartikan sebagai sikap dari seorang profesional. Profesionalisme adalah suatu kualitas yang harus dimiliki oleh setiap pemegang profesi yang baik (Islahuddin dan Soesi, 2002). Definisidefinisi tersebut memberi suatu tekanan akan adanya kualitas yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang ingin menjadi profesional. Kualitas dalam definisi di atas ditetapkan oleh organisasi profesi dan wajib dipatuhi oleh setiap anggota profesi agar terdapat suatu keseragaman dalam hal kualitas jasa yang dihasilkan profesi dan untuk memperoleh kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa yang diserahkan oleh profesi (Islahuddin dan Soesi, 2002). Lulusan jurusan akuntansi yang memegang profesi sebagai akuntan harus mematuhi kualitas yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi. Kualitas yang ditetapkan IAI adalah standar profesi dan etika profesi. Standar profesi merupakan ukuran pelaksanaan tugas untuk menjamin kualitas kerja, sedangkan etika profesi merupakan prinsip moral yang mengatur hubungan antara akuntan dengan lingkungan seperti klien, rekan seprofesi dan masyarakat (Islahuddin dan Soesi, 2002). Penguasaan terhadap kualitas tersebut dapat membantu akuntan
untuk memenuhi tuntutan profesionalisme di era globalisasi ini. 2. Faktor Nilai Intrinsik Pekerjaan Nilai intrisik pekerjaan berhubungan dengan kepuasan yang akan dirasakan oleh seorang mahasiswa akuntansi ketika mereka memasuki dunia kerja. Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely dalam Yanti (2014), faktor intrinsik meliputi pekerjaan yang menantang secara intelektual, berada dalam lingkungan yang dinamis, mendukung kreativitas, memberikan kebebasan atau otonomi. Mahasiswa akuntansi yang memiliki ambisi kuat dalam mencapai sesuatu, menyenangi tantangan dan memberikan peluang untuk menggunakan kemampuan dan keterampilan yang lebih menantang. Pekerjaan yang menantang berdampak pada tingkat kebosanan dalam menjalankan pekerjaannya. Tetapi jika karyawan dibebani dengan tingkat pekerjaan yang terlalu besar maka akan tercipta perasaan tidak mampu sehingga menjadi cepat frustasi terhadap pekerjaanya sendiri. Menurut Setiyanni (2005) mengungkapkan nilai intrinsik pekerjaan mempengaruhi minan mahasiswa akuntansi dalam memilih profesi akuntan publik maupun non akuntan publik. 3. Faktor Penghargaan Finansial Penghasilan atau penghargaan finansial yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawanya. Kompensasi finansial yang rasional menjadi kebutuhan mendasar bagi kepuasan kerja.Saat ini penghargaan finansial masih dipandang sebagai alat ukur untuk menilai pertimbangan jasa yang telah diberikan karyawan sebagai imbalan yang telah diperolehnya. Seseorang yang bekerja tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan ekonomi saja, akan tetapi alasan kuat yang mendasar sampai sekarang mengapa seseorang bekerja hanya untuk alasan faktor ekonomi. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisiologi.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) Mahasiswa yang memilih profesi akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah berpendapat bahwa dengan profesi tersebut,penghargaan finansial awal mereka dibandingkan dengan profesi akuntan pendidik dan profesi akuntan publik. Mahasiswa yang memilih profesi akuntan pemerintah dan akuntan pendidik lebih mengharapkan dan pensiun dibandingkan dengan mahasiswa yang memilih profesi akuntan perusahaan dan akuntan publik (Aprilyan, 2011). 4. Faktor Personalitas Personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan situasi/kondisi tertentu (Sembiring, 2009). Hal ini membuktikan bahwa personalitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Personalitas menunjukkan bagaimana mengendalikan atau mencerminkan kepribadian seseorang dalam melalukan kerjanya dalam situasi apapun. Menurut peneitian Aprilyan (2011) faktor personalitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik. Djuwita dalam Aprilyan (2011), mengatakan bahwa faktor penyebab seseorang kehilangan pekerjaan antara lain karena ketidaksesuaian kepribadian mereka dengan pekerjaan. 5. Faktor Pengakuan Profesional Pengakuan profesional mencakup sesuatu yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi dan keberhasilan dari suatu pekerjaan. Pengakuan profesioanl ini dapat juga dikategorikan sebagai penghargaan yang tidak berwujud financial seperti promosi naik jabatan. Hal ini berarti bahwa memilih profesi, tidak hanya bertujuan mencari pengharapan finansial, tetapi juga ada keinginan untuk pengakuan berprestasi dan mengembangkan diri. Elemen-elemen dalam pengakuan profesi meliputi kesempatan untuk berkembang, pengakuan berprestasi, kesempatan untuk naik pangkat, menghargai keahlian tertentu. Penelitian yang di lakukan oleh Aprilyan (2011) menyatakan pengakuan profesional berpengaruh signifikan
terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik. 6. Faktor Pelatihan Profesionalitas Pelatihan profesional mencakupi halhal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian. Stolle dalam Yanti (2014) pelatihan profesional dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik. Hal ini berarti bahwa dalam memilih profesi, tidak hanya bertujuan mencari penghargaan finansial, tetapi juga ada keinginan untuk mengejar prestasi dan mengembangkan diri. Pelatihan profesional meliputi pelatihan sebelum mulai bekerja, pelatihan profesional, pelatihan kerja rutin dan pengalaman kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilyan (2011) menyatakan faktor pelatihan profesional berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik. Hasil pembentukan faktor dari penelitian ini juga sesuai dengan teori heirarki kebutuhan dari Abraham Maslow yang menyatakan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Dalam penelitian ini kebutuhan manusia merupakan dasar bagi para calon akuntan untuk mengembangkan karirnya baik dengan cara meningkatkan kompetensinya yang juga dapat didukung dengan adanya jaminan maupun keadaan sosial sekitrnya yang secara langsung memberikan dampak saat bekerja. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Data yang telah didapatkan dan diolah menggunakan analisis faktor yaitu sebanyak 29 item yang memengaruhi minat mahasiswa dalam pemilihan karir sebagai akuntan profesional membentuk enam faktor yaitu faktor profesionalisme, faktor nilai intrinsik pekerjaan, faktor penghargaan finansial, faktor personalitas, faktor pengakuan profesionalitas, dan faktor
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017) pelatihanpro fesionalitas. Keenam faktor tersebut memiliki nilai persentase varian 65,498%. Hal tersebut menunjukkan bahwa keenam faktor tesebut secara keseluruhan memberikan pengaruhnya terhadap pemilihan karir sebagai akuntan professional sebesar 65,498%. dan sisanya 34,502% dipengaruhi oleh faktor lainnya selain dari keenam faktor tersebut. Saran Penelitian ini masih memiliki keterbatasan, saran untuk penelitian selanjutnya yaitu: 1. Pengembangan kuesioner yang disesuaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh responden untuk dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya. 2. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan metode lainnya seperti metode wawancara atau interview guna mendapatkan komunikasi dua arah serta mendapatkan keakuratan jawaban subjek penelitian. 3. Diperlukan bahan-bahan diskusi untuk mengembangkan penelitian yaitu dengan mempertanyakan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan karir akuntan profesional dalam Asean Economic Community. DAFTAR PUSTAKA Afrianto, Dedy. 2016. Jumlah Akuntan Meningkat Drastis dalam 3 Tahun Terakhir. [Online] http://economy.okezone.com/amp/2016/02 /16/320/1313171/jumlah-akuntanmeningkat-drastis-dalam-3-tahun-terakhir. Aprilyan, Lara Absara. 20111. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi lima. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hendarto. 2001. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Keterampilan, Pengetahuan, dan Orientasi Profesi Yang Dimiliki Akuntan Pendidik. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Islahuddin dan Soesi. 2002. Persepsi Terhadap Kualitas Akuntan Menghadapi Tuntutan Profesionalisme di Era Globalisasi. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.4 (1), 1-18. Nasir,M. 2015. Akuntansi Profesional Menopang Daya Saing Bangsa. Majalah IAI, Ed Januari-Februari, 40. Republik Indonesia. 2014. Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 25/PMK.01/2014. Akuntan Beregister Negara. Rahayu, Sri dkk. 2005. SPSS Versi 12.00 Dalam Riset Pemasaran. Jawa Barat: Alfabeta. Sembiring, M.Simba. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik Oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Usu Medan. Tesis. Megister Sains. Medan: Universitas Sumatera Utara. Setiyani, Rediana. 2005. Faktor-faktor Yang Membedakan Mahasiswa Akuntansi Dalam memilih Profesi Sebagai Akuntan Publik Dan Non Akuntan Publik. Tesis. Megister Sains Akuntansi. Semarang: Universitas Diponegoro. Sinarwati,dkk. 2013. Akuntansi Keuangan 2.Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Yanti, Novi. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahaiswa Akuntansi Dalam Peilihan Karir Menjadi Akuntan Publik. Jurnal FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014