Jurnal Analisis, Desember 2014, Vol. 3 No. 2 : 195 – 200
ISSN 2303-100X
HUBUNGAN KINERJA KEUANGAN, PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN ASET BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) DI INDONESIA Relationship of Financial Performance, Profitability and Growth Asset of Bank Pembangunan Daerah (BPD) in Indonesia Al Ichsan1, Muhammad Amri2, Rahmatia2 1
Jurusan Ekonomi Sumberdaya, Fakultas Ekonomi, Pascasarjana Universitas Hasanuddin. 2 Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin. (E-mail:
[email protected]) ABSTRAK
Ukuran pencapaian kinerja industry jasa perbankan khususnya Bank Pembangunan Daerah adalah seberapa besar profitabilitas dan pertumbuhan asset yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengukur berapa besar pengaruh Pangsa Pasar Bank, Konsentrasi Pasar, CAR (Capital Adequacy Ratio), BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan NIM (Net Interest Margin) terhadap Asset BPD, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Profitabilitas Perbankan BPD di Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan panel data, dengan metode Fixed Effect Method (FEM). Model yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada model Weiss yang menyatakan bahwa model yang benar untuk menganalisa persaingan dalam sebuah industri adalah model yang menggabungkan variabel pangsa pasar dan konsentrasi dalam satu model. Analisis hubungan antara Tingkat Konsentrasi, Pangsa Pasar, CAR, BOPO, LDR, dan NIM terhadap Tingkat Profitabilitas dan Pertumbuhan Asset Bank Pembangunan Daerah pada dasarnya adalah untuk menguji sejauh mana efektifitas kinerja BPD selama ini selama periode penelitian dan pasca diberlakukannya BRC (BPD Regional Champion), dimana program ini memberikan ruang BPD untuk lebih bisa berbuat banyak dalam tidak hanya di daerahnya masing-masing, namun juga di lingkungan perbankan secara nasional maupun Internasional. Berdasarkan analisis regresi pada model panel data yang telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa dengan tingkat signifikansi 10 persen secara statistic konsentrasi pasar sebagai proksi struktur pasar berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas namun berpengaruh p ositif dan signifikan terhadap pertumbuhan asset BPD di Indonesia periode 20092013. Kata Kunci: Rasio Keuangan, Liquiditas, Rentabilitas, Solvabilitas ABSTRACT The size of the achievement of the performance of the banking services industry Regional Development Bank is how much profitability and growth of assets owned. The purpose of this study is to analyze and quantify how much influence the Bank Market Share, Market Concentration, CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Operating Expenses to Operating Income), LDR (Loan to Deposit Ratio) and NIM (Net Interest Margin) on Asset BPD, either directly or indirectly through BPD Bank Profitability in Indonesia. In this study using a panel of data, the method Fixed Effect Method (FEM). The model used in this study are based on the model of Weiss stating that the correct model for analyzing competition in an industry is a model that incorporates market share and concentration variables in one model. Analysis of the relationship between the level of concentration, Market Share, CAR, ROA, LDR, and NIM on Profitability and Growth Rate of Regional Development Bank Asset basically is to examine the extent to which the effectiveness of BPD's performance during this long period of research and post-enactment BRC (BPD Regional Champion), where the program provides more space for the BPD could do a lot in not only in their respective regions, but also in the national and international b anking. Based on a regression analysis of panel data models have been discussed in the previous chapter, that the 10 percent level of statistical significance of market concentration as a proxy for market structure and no significant negative effect on profitability but positive and significant effect on growth assets in Indonesia 2009-2013 BPD . Keywords: Financial Ratios, Liquidity, Profitability, Solvency
195
Al Ichsan
ISSN 2303-100X
menjembatani kepentingan pihak pemilik dana dengan pihak yang membutuhkan dana atau disebut menjalankan fungsi intermediasi. Industri perbankan mempunyai peranan yang amat penting terhadap pembangunan ekonomi (Agus, 2004). Pengelolaan organisasi perbankan yang maksimal dengan memanfaatkan sumber- sumber yang ada merupakan suatu cara agar sebuah bank dapat mencapai tujuan dan menjaga kelangsungan hidupnya. Untuk itu diperlukan pengukuran kinerja keuangan bank agar dapat mengetahui pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya dan untuk mengetahui apakah perusahaan dapat bertahan di lingkungan industrinya. Pengukuran kinerja perlu dilakukan oleh perusahaan tak terkecuali perusahaan jasa perbankan. Oleh karenanya dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel peneltian berupa Pangsa Pasar, Tingkat Konsentrasi Pasar, rasio CAR (Capital Adequacy Ratio), BOPO (Biaya Opersional terhadap Pendapatan Operasional), dan LDR (Loan to Deposit Ratio) serta NIM (Net Interest Margin) sebagai indicator kinerja keuangan bank (Toni, 2007). Ismanto (2012), meneliti hubungan tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba industry perbankan di Indonesia. Ditemukan pada bank yang sehat dengan kinerja yang baik mampu memperoleh dukungan dan kepercayaan dari masyarakat yang merupakan kunci utama dalam bisnis perbankan sedemikian rupa baiknya, sehingga bank mampu menjalankan peran bank sebagai lembaga intermediasi keuangan secara efektif dan mampu menghasilkan laba. Ayuwardani dkk., (2013) melakukan penelitian bagaimana rasio keuangan sebagai alat ukur kinerja bank menemukan bahwa semakin baik tingkat kesehatan suatu bank yang diukur dari kemampuan likuiditas, rentabilitas, solvabilitas akan memacu pencapian profit yang bisa dicapai bank tersebut serta mempengaruhi nilai bank itu sendiri terutama asset produktifnya. Rismawati dkk., (2013) menguji hubungan kaitan pertumbuhan asset terhadap nilai perusahaan manufaktur dan kemampuan mencetak profit perusahaan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapa hubungan negative antara pertumbuhan asset perusahaan dan profitabilitas. Pihak perusahaan beranggapan lebih rasional jika menginvestasikan sebagian besar dananya untuk kebutuhan ekspansi perusahaan yang secara tidak
PENDAHULUAN Asset sebenarnya merupakan harta terkait apa yang dimiliki seseorang atau badan, dalam hal ini organisasi perusahaan. Indicator ukuran sebuah perusahaan adalah seberapa besar kemudian asset yang dimilikinya, baik asset tetap maupun non-tetap. Kemampuan perusahaan dalam mencapai kesuksesan selain didukung oleh kemampuan manajemen yang baik, tentu saja haruslah didukung oleh asset perusahaan. Samahalnya pada perbankan khususnya Bank Pembangunan Daerah, ukuran pertumbuhan asset tahun sebelumnya akan berdampak pada kebijakan BPD di tahun sekarang. Teori permodalan bank memang memberikan pedoman dalam pengambilan keputusan manajemen bank, namun di sisi lain bank sebagai lembaga keuangan yang tunduk pada regulasi harus tetap memperhatikan kecukupan modal dalam prespektif regulator. Misalnya secara konseptual bahwa pemilik modal bank yang terlalu besar dipandang tidak efisien, namun modal besar akan mengarahkan pemegang saham bertindak hati-hati (prudent) dalam mengelola bank sebaliknya modal yang terlalu kecil akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut dan berpotensi menimbulkan moral hazard. Oleh karena itu, standar kecukupan modal diperlukan agar dapat menjamin keunikan pelayanan bank, melindungi bank dari kegagalan (resiko) serta menjamin keberlanjutan bank (Yuliani, 2007). Kemudian hal yang penting berikutnya untuk diperhatikan adalah bank harus memiliki kinerja yang baik untuk pembangunan ekonomi serta stabilitas ekonomi, tolak ukur dari kinerja bank itu sendiri adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Profitabilitas bank dapat diperoleh dengan cara meningkatkan efisiensi biaya atau dengan cara memperkuat pangsa pasarnya. Ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), dimana variabel ini memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya (Prasnanugraha, 2007). Bank sendiri pada dasarnya tidak berbeda dengan perusahaan komoditas atau perusahaan jasa lainnya. Dalam hal ini bank menghasilkan output berupa kredit dari input berupa dana simpanan masyarakat, sehingga bank dapat 196
Rasio Keuangan, Liquiditas, Rentabilitas, Solvabilitas
ISSN 2303-100X
langsung melalui Profitabilitas BPD (Y1) tergantung pada asumsi exogenitas dan endogenitas suatu variabel yang akan diteliti. Dalam konteks ini, Konsentrasi, Pangsa Pasar, CAR, BOPO LDR dan NIM merupakan variabel exogenitas sedangkan Profitabilitas BPD dan Asset adalah variabel endogenitas.
langsung akan meningkatkan pertumbuhan asset perusahaan baik dari segi nilai maupun manfaat. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk meng-analisis dan mengukur berapa besar pengaruh Pangsa Pasar Bank, Konsentrasi Pasar, CAR (Capital Adequacy Ratio), BOPO (Beban Opera-sional terhadap Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan NIM (Net Interest Margin) terhadap Asset BPD, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Profitabilitas Perbankan BPD di Indonesia.
Analisis data Dalam penelitian ini menggunakan panel data, dengan metode Fixed Effect Method (FEM). Model yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada model Weiss yang menyatakan bahwa model yang benar untuk menganalisa persaingan dalam sebuah industri adalah model yang menggabungkan variabel pangsa pasar dan konsentrasi dalam satu model.
METODE PENELITIAN Desain peneltian Ruang lingkup pada lembaga keuangan Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang berada di bawah koordinasi Bank Indonesia sebagai regulator. Penelitian tidak mencakup lembaga keuangan non bank maupun lembaga yang menjalankan fungsi simpan pinjam yang berada di luar koordinasi Bank Indonesia. Mengingat keterbatasan sumber daya dan waktu, maka periode penelitian juga akan dibatasi, yaitu selama kurun waktu 2009-2013.
HASIL Analisis hasil regresi Analisis hubungan antara Tingkat Konsentrasi, Pangsa Pasar, CAR, BOPO, LDR, dan NIM terhadap Tingkat Profitabilitas dan Pertumbuhan Asset Bank Pembangunan Daerah pada dasarnya adalah untuk menguji sejauh mana efektifitas kinerja BPD selama ini selama periode penelitian dan pasca diberlakukannya BRC (BPD Regional Champion), dimana program ini memberikan ruang BPD untuk lebih bisa berbuat banyak dalam tidak hanya di daerahnya masing-masing, namun juga di lingkungan perbankan secara nasional maupun Internasional. Hasil regresi menunjukkan hubungan yang terjadi antara struktur pasar dengan profitabilitas pada industri perbankan Indonesia dengan periode penelitian tahun 2009 hingga 2013 terangkum dalam (Tabel 1) dan (Tabel 2), maka diperoleh:
Metode pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel atau data longitudinal, yaitu sekelompok data individual yang berasal dari laporan keuangan bank pembangunan daerah yang dipublikasikan. Dalam penelitian ini menggunakan sampel nonprobabilitas yang memenuhi kriteria tertentu disebut pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Pengambilan sampel menggunakan judgement sampling yaitu memilih anggota sampel untuk memenuhi suatu kriteria tertentu. Pada penelitian ini menggunakan sampel dengan kriteria Bank Pembangunan Daerah yang memiliki jumlah aset di atas 1 T dan tergolong dalam BUKU (Bank Umum menurut Kegiatan Usaha) 1 dan 2 tahun 2009-2013, kecuali bank syariah. Penelitian ini mengambil 25 bank BPD dari 26 total BPD di Indonesia, dikarenakan pemilihan sampel ini memenuhi syarat dan cukup menggambarkan kondisi sebenarnya dari tujuan penelitian ini. Dalam menganalisis pengaruh Tingkat Konsentrasi (X1), Pangsa Pasar (X2), CAR (X3), BOPO (X4), LDR (X5), dan NIM (X6), terhadap Asset (Y2) maupun secara tidak
Pengaruh tidak langsung Pengaruh tingkat konsentrasi pasar BPD (X1) terhadap Pertumbuhan Asset BPD melalui Profitabilitas BPD menunjukkan hubungan yang negative dengan nilai koefisien -0,099 artinya setiap penambahan rasio tingkat konsentrasi sebesar 1 persen maka akan menurunkan pertumbuhan asset BPD sebesar 0,099 persen dengan asumsi variable lain konstan. Pengaruh
197
Al Ichsan
ISSN 2303-100X
Table 2. Ikhtisar Hasil Regresi I 25 BPD di Indonesia tahun 2009-2013 Dependent Variable: Y1? Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
0.055055 0.085190 0.240504 0.016846 0.005068 0.012349 0.094650
1.808613 -1.167417 0.200780 -0.341262 -1.532027 1.130689 -1.274869
C 0.099574 X1? -0.099452 X2? 0.048288 X3? -0.005749 X4? -0.007764 X5? 0.013963 X6? -0.120666 Sumber: diolah dari output regresi
Prob. 0.0737 0.2460 0.8413 0.7337 0.1289 0.2611 0.2055
Table 3. Ikhtisar Hasil Regresi II 25 BPD di Indonesia tahun 2009-2013 Dependent Variable: Y2? Variable Coefficient C -0.775079 X1? 1.062480 X2? 3.272190 X3? -0.016441 X4? 0.064009 X5? -0.092200 X6? 1.642260 Y1? -0.312056 Sumber: diolah dari output regresi
Std. Error 0.388337 0.594967 1.667998 0.116883 0.035574 0.086206 0.661947 0.715183
pangsa pasar BPD (X2) terhadap Pertumbuhan Asset BPD melalui Profitabilitas BPD menunjukkan hubungan yang positif dengan nilai koefisien 0,048 artinya setiap penambahan rasio pangsa pasar sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pertumbuhan asset BPD sebesar 0,048 persen dengan asumsi variabel lain konstan. Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) (X3) terhadap Pertumbuhan Asset BPD melalui Profitabilitas BPD menunjukkan hubungan yang negatif dengan nilai koefisien -0,005 artinya setiap penambahan rasio CAR sebesar 1 persen maka akan menurunkan pertumbuhan asset BPD sebesar -0,005 persen dengan asumsi variabel lain konstan. Pengaruh rasio BOPO (X4) terhadap Pertumbuhan Asset BPD melalui Profitabilitas BPD menunjukkan hubungan yang negatif dengan nilai koefisien -0,007 artinya setiap penambahan rasio BOPO sebesar 1 persen maka akan menurunkan pertumbuhan asset BPD sebesar 0,007 persen dengan asumsi variabel lain konstan. Pengaruh rasio LDR (Loan to Deposit
t-Statistic -1.995893 1.785778 1.961747 -0.140661 1.799311 -1.069536 2.480954 -0.436331
Prob. 0.0489 0.0774 0.0528 0.8884 0.0752 0.2876 0.0149 0.6636
Ratio) (X5) terhadap Pertumbuhan Asset BPD melalui Profitabilitas BPD menunjukkan hubungan yang positif dengan nilai koefisien 0,013 artinya setiap penambahan rasio LDR sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pertumbuhan asset BPD sebesar -0,114 persen dengan asumsi variabel lain konstan. Dan terakhir pengaruh rasio NIM (Net Interest Margin) (X6) terhadap Pertumbuhan Asset BPD melalui Profitabilitas BPD menunjukkan hubungan yang negative dengan nilai koefisien 0,120 artinya setiap penambahan rasio NIM sebesar 1 persen maka akan menurunkan pertumbuhan asset BPD sebesar -0,120 persen dengan asumsi variabel lain konstan. Pengaruh langsung Pengaruh tingkat konsentrasi pasar BPD (X1) terhadap Pertumbuhan Asset BPD menunjukkan hubungan yang positif dengan nilai koefisien 1,062 artinya setiap penambahan rasio tingkat konsentrasi pasar BPD sebesar 1 persen
198
Rasio Keuangan, Liquiditas, Rentabilitas, Solvabilitas
maka akan meningkatkan pertumbuhan asset BPD sebesar 1,062 persen dengan asumsi variabel lain konstan; Pengaruh pangsa pasar BPD (X2) terhadap Pertumbuhan Asset BPD menunjukkan hubungan yang positif dengan nilai koefisien 3,272 artinya setiap penambahan rasio pangsa pasar sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pertumbuhan asset BPD sebesar 3,272 persen dengan asumsi variabel lain konstan; Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) (X3) terhadap Pertumbuhan Asset BPD menunjukkan hubungan yang negatif dengan nilai koefisien -0,016 artinya setiap penambahan rasio CAR sebesar 1 persen maka akan menurunkan pertumbuhan asset BPD sebesar -0,016 persen dengan asumsi variabel lain konstan; Pengaruh rasio BOPO (X4) terhadap Pertumbuhan Asset BPD menunjukkan hubungan yang positif dengan nilai koefisien 0,064 artinya setiap penambahan rasio BOPO sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pertumbuhan asset BPD sebesar 0,064 persen dengan asumsi variabel lain konstan; Pengaruh rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) (X5) terhadap Pertumbuhan Asset BPD menunjukkan hubungan yang negatif dengan nilai koefisien -0,092 artinya setiap penambahan rasio LDR sebesar 1 persen maka akan menurunkan pertumbuhan asset BPD sebesar 0,092 persen dengan asumsi variabel lain konstan; dan Pengaruh rasio NIM (Net Interest Margin) (X6) terhadap Pertumbuhan Asset BPD menunjukkan hubungan yang positif dengan nilai koefisien 1,642 artinya setiap penambahan rasio NIM sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pertumbuhan asset BPD sebesar 1,642 persen dengan asumsi variabel lain konstan; serta Pengaruh Profirtabilitas BPD (Y1) terhadap Pertumbuhan Asset BPD menunjukkan hubungan yang negatif dengan nilai koefisien 0,312 artinya setiap penambahan rasio ROA sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pertumbuhan asset BPD sebesar -0,312 persen dengan asumsi variabel lain konstan.
ISSN 2303-100X
perubahan struktur persaingan pasar yang terjadi dalam lingkup industri perbankan secara nasional. Begitupun terhadap ukuran rasio keuangan CAR, BOPO, LDR, dan NIM menghasilkan hal tidak jauh berbeda. Artinya Bank Pembangunan Daerah tidak begitu efisien dalam menjalankan usahanya. Hal sama dikemukakan oleh Berger (2004), bahwa perusahaan jasa akan menjadi tidak efisien atau tidak merespon terhadap perubahan rasio kinerja perusahaan lebih dikaranekan sistim manajemen control yang begitu lemah. Hal yang sama juga ditegaskan oleh Darwanto (2011), bahwa BDP menjadi sangat tidak efisien bahkan kurang produktif karena masih tingginya ketergantungannya terhadap dana Pemda, sehingga intervensi sejumlah kebijakan menjadi tidak berdasarkan kepentingan profesionalitas. Jika dihubungankan terhadap kebijakan yang berhubungan dengan pertumbuhan asset bank pembangunan daerah, dari sisi konsentrasi dan pangsa pasar menunjukkan hubungan positif signifikan, ditegaskan bahwa pertumbuhan asset BPD merespon positif terhadap perubahan struktur pasar. Pertumbuhan asset bisa saja menjadi positif mengikuti perubahan struktur pasar karena bank tersebut sedang melakukan ekspansi untuk mendukung daya saingnya terhadap perusahaan pesaing (Nanda, 2006). Hal ini juga tertuang dalam program BPD Region Champion dimana mengamanatkan agar BPD bisa terus mengupayakan peningkatan kualitas dan lebih professional agar dapat bersaing dengan bank-bank konvensional umum secara nasional. Dari sisi efisiensi pemanfatan biaya (BOPO) dan NIM menunjukkan hasil positif siginifikan menegaskan bahwa BPD saat ini sedang berinsvestasi terhadap peningkatan kualitas asset. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis regresi pada model panel data yang telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa dengan tingkat signifikansi 10 persen secara statistic konsentrasi pasar dan pangsa pasar sebagai proksi struktur pasar berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas namun berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan asset BPD di Indonesia periode 2009-2013. Hal ini menunjukkan bahwa industri perbankan BPD di
PEMBAHASAN Penelitian ini menemukan bahwa ukuran kondisi pasar yang diwakili dengan pangsa pasar dan tingkat konsentrasi sebagai proksi kondisi persaingan, tidak signifikan mempengaruhi profitabilitas BPD. Hal ini mengindikasikan pencapaian laba yang dimiliki tidak merespon
199
Al Ichsan
ISSN 2303-100X
Indonesia dalam penelitian ini masih dalam proses pengembangan guna menciptakan daya saing yang lebih baik terhadap bank-bank umum lainnya secara nasional. Meski secara teori konsentrasi pasar merupakan proksi dari kekuasaan pasar (market power) dimana konsentrasi pasar yang semakin tinggi menyebabkan biaya untuk melakukan kolusi menjadi rendah sehingga perusahaan dalam industri tersebut akan mendapatkan laba supernormal, namun untuk kasus BPD sendiri, bank-bank sering kali menjadi tidak efisien karena selain masalah terbatasnya modal non pemda, brand image yang masih sangat rendah dibanding bank umum lainnya, juga karena penyaluran kredit Bank Pembangunan Daerah masih terfokus pada sektor usaha konsumtif, bukan produktif. Akibatnya, hal ini berpotensi dapat mereduksi peran dan fungsi BPD serta di sisi lain bisa potential loss bagi BPD di masa mendatang karena pembiayaan sektor produktif dan sektor riil dapat diambil oleh pihak lain. Kemudian jika diukur dari variabel kinerja lainnya, rasio CAR, BOPO, LDR dan NIM, semua hasil regresi menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap Profitabilitas. Dalam kondisi normal layaknya perusahaan dapat memaksimalkan semua variabel produksi guna mendukung produksinya dalam pencapaian profit, namun untuk kasus BPD sendiri sulit mendukung hipotesa tersebut. Ada beberapa alasan terjadinya inefisiensi dari BPD, karena BPD selama ini lebih fokus pada target peningkatan kredit produktif yang diluar core competencenya, tanpa didukung oleh kecukupan infrastruktur dan kualitas SDM yang memadai akibatnya Non Performance Loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah pun ikut meningkat; belum optimalnya strategic partnertship; komposisi portopolio kredit produktif relatif rendah; struktur pendanaan masyarakat rendah; serta masalah IT BPD yang belum terkonsolidasi dengan baik. Padahal teknologi informasi akan membuat layanan lebih mudah dan nasabah merasa nyaman.
Ayuwardani P., Audri, Dzullkiron dan Devi Farah. (2013). “Analisis Rasio Keuangan Perbankan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Bank”. Fakultas Ilmu Administrasi; Universitas Brawijaya. Berger, Allen N., et al., (2004). “Bank Concentration and Competition in the Making”. Journal of Money, Credit and Banking Vol. 36 No. 3 Part 2. Blackwell Publishing. Darwanto. (2011). “Kesiapan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Dalam Menghadapi Asean Economic Community”. Journal of Economic. Universitas Diponegoro: Semarang. Ismanto, Erwinargo. (2012). “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Journal of Economic. Universitas Katolik Widya Mandala: Surabaya. Nanda, Rembulan. (2006). “Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Bank : Studi Empiris di Indonesia tahun 2000 – 2004”. Tesis. Universitas Indonesia. Prasnanugraha P., Ponttie. (2007). “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia”. Tesis. Universitas Diponegoro: Semarang. Rismawati, Ni Made, I Made Dana. (2013) “Pengaruh Pertumbuhan Aset Dan Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Terhadap Kebijakan Dividen Dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Jurnal Manajemen & Bisnis: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali. Toni, Hartono. (2007). “Analisa Persaingan Industri Perbankan Nasional Devisa Periode 2000 – 2005”. Tesis dalam rangka memperoleh gelar Magister Ekonomi Universitas Indonesia. Yuliani. (2007). “Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5 No 10 Desember 2007.
DAFTAR PUSTAKA Agus, Sugiarto. (2004). “Membangun Fundamental Perbankan yang Kuat”. Harian Media Indonesia. Januari.
200