Jurnal Analisis, Desember 2013, Vol. 2 No. 2 : 162 – 170
ISSN 2303-100X
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI TERHADAP ASIMETRI INFORMASI DIMODERASI KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL The Effect of Accounting Conservatism on Information Asymmetry Moderated by Managerial Ownership and Institutional Ownership Reyther Biki1, R. A. Damayanti2, Grace T. Pontoh3 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Ichsan Gorontalo,2 Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makassar,3 Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makassar
1
Email:
[email protected]
ABSTRAK Konservatisme akuntansi merupakan salah satu prinsip akuntansi yang dianggap mampu menurunkan tingkat asimetri informasi dengan cara membatasi perilaku oportunistik manajer serta dapat menurunkan biaya agensi, di mana penerapan prinsip ini menghasilkan laba yang rendah karena adanya kecenderungan untuk bersikap hati-hati dalam mengakui pendapatan namun segera mengakui biaya dan hutang yang kemungkinan akan terjadi. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh (1) konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi, (2) kepemilikan manajerial terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi, (3) kepemilikan institusional terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi, Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang go publik di bursa efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan adalah data sekunder. Pengambilan sampel secara purposive dan menghasilkan 87 data observasi tahun 2009-2011. Analisis data menggunakan teknik moderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian membuktikan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap asimetri informasi. Variabel kontrol price dan size berpengaruh negatif terhadap asimetri informasi. Kepemilikan institusional mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi. Hasil ini mendukung sepenuhnya teori agensi. Prinsipal dengan kepemilikan saham yang tinggi memiliki hak kontrol atas manajer agar tidak bersikap oportunistik. Kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi. Kata kunci: Spread, konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, price, size
ABSTRACK Accounting conservatism is one of the accounting principles that is considered capable of lowering the level of information asymmetry limiting opportunistic behavior of the manager and it can also reduce agency costs. The application of this principle produces low profit due to a tendency to be cautious in recognizing revenues and expenses, but soon recognizes that debt is likely to occur.The aim of the research is to examine the influences of (1) accounting conservatism on information asymmetry, (2) managerial ownership on the relationship between accounting conservatism and information asymmetry, (3) institutional ownership on the relationship between accounting conservatism and information asymmetry. The research was conducted in Go Public Manufactures firm in Indonesia Stock Exchange (IDX). The data consisted of secondary data. The sample was selected by using purposive sampling method and yielded 87 observation data from 2009 to 2011. The data were analyzed by using moderated regression analysis (MRA). The result of the research indicate that accounting conservatism does not affect information asymmetry. Control variable; price and size negatively effect on information asymmetry. Institutional ownership is able to moderate the relationship between accounting conservatism and information asymmetry. This results completely support the agency theory. Principals with high stock ownership has the right of control over managers not to be
162
Spread, konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial
ISSN 2303-100X
opportunistic. Managerial ownership is not able to moderate the relationship between accounting conservatism with information asymmetry. Keywords: Spread, accounting conservatism, Managerial ownership, Institutional ownership, price, size
menilai kualitas informasi yang diterimanya tersebut. Jensen dkk. (1976) dalam teori agensi menyatakan bahwa antara prinsipal dan agen menginginkan adanya keuntungan yang sebesarbesarnya dan menghindari risiko yang mungkin terjadi. Adanya perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak dapat menyebabkan terjadinya konflik agensi di mana manajer akan mengambil keputusan dan kebijakan yang dapat menguntungkan dirinya sendiri sebelum memberikan manfaat kepada pemegang saham. Penelitan tentang asimetri informasi sangat penting terutama untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhinya, sehingga diharapkan para pengguna informasi laporan keuangan dapat menilai kualitas informasi yang diterimanya tersebut. Salah satu faktor yang dapat mengurangi tingkat asimetri informasi antara agent dan principal adalah dengan memilih prinsip konservatisme akuntansi. Penerapan prinsip ini menimbulkan penilaian terhadap pendapatan cenderung rendah, dan biaya cenderung tinggi. Akibatnya, laporan keuangan akan menghasilkan laba yang rendah (understatement). Penggunaan prinsip konservatisme didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi di masa mendatang, sehingga pengukuran dan pengakuan untuk angka-angka tersebut dilakukan dengan hati-hati dan akuntabel. Hendriksen dkk. (2000) menjelaskan dua argumen yang dipakai untuk mendukung konservatisme dalam menghadapi ketidakpastian. Pertama, sikap pesimistik dianggap perlu untuk menetralkan sikap optimistik berlebihan yang ada pada para manajer dan pemilik. Kedua, overstatement laba dan aset jauh lebih berbahaya daripada understatement. Ada anggapan bahwa konsekuensi kesalahan memperkirakan keuntungan berakibat serius daripada konsekuensi kesalahan memperkirakan kerugian atau kebangkrutan. Oleh karenanya, para akuntan memerlukan verifikasi yang lebih tinggi untuk mengakui pendapatan yang mungkin timbul dibandingkan mengakui biaya.
PENDAHULUAN Penyusunan laporan keuangan bertujuan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan investasi (PSAK 2012). Pihak yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan adalah para pengguna eksternal (pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan masyarakat). Para pengguna internal (para manajemen) lebih mengetahui peristiwa yang terjadi dalam perusahaan, sedangkan pihak eksternal yang berada di luar perusahaan kurang mengetahui informasi tersebut. Kurangnya informasi akan mengakibatkan timbulnya asimetri informasi antara pemegang saham, (principal) dan kreditor dalam menilai kualitas laporan keuangan yang dihasilkan manajer (agen) dalam rangka pengambilan keputusan investasi. Fenomena asimetri informasi masih sering terjadi di lingkungan bisnis saat ini. Kasus mengejutkan beberapa tahun terakhir ialah kasus skandal manipulasi laporan keuangan overstated yang dilakukan oleh perusahaan besar di Amerika Serikat, di antaranya Enron, Merck, dan WorldCom (Cornett dkk., 2006). Kasus yang sama terjadi pada beberapa perusahaan di Indonesia, seperti PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk, yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi penyajian aktiva yang overstated dalam laporan keuangan (Gideon, 2005). Asimetri informasi menjadi tema yang menarik di lingkungan bisnis saat ini. Informasi laporan keuangan yang diserap oleh publik terkadang sulit untuk dipahami keandalan dan keakuratan informasi tersebut. Kebutuhan informasi keuangan di era globalisasi semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan publik dalam menilai risiko dan peluang bisnis di pasar modal. Penelitan tentang asimetri informasi sangat penting terutama untuk melihat faktor-faktor yang dapat memengaruhinya, sehingga diharapkan para pengguna informasi laporan keuangan dapat
163
Reyther Biki
ISSN 2303-100X
Di kalangan para peneliti, konservatisme akuntansi dianggap sebagai prinsip yang kontroversial. Pendapat ini didukung oleh Penman dkk. (2002) bahwa konservatisme menghasilkan kualitas laba yang rendah dan kurang relevan karena prinsip ini akan cenderung mengurangi laba. Di sisi lain, konservatisme bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer yang berkaitan dengan media kontrak dalam laporan keuangan (Watts, 2003). Lafond dkk. (2006) yang menjelaskan konservatisme mengurangi asimetri informasi dengan cara memberikan batasan kepada manajemen dalam menggunakan informasi yang mereka miliki. Chi dkk. (2010) menemukan bukti konservatisme adalah cara efisien untuk mengatasi masalah moral hazard yang timbul dari informasi yang asimetris antara stakeholder yang berkepentingan. Penelitian konservatisme akuntansi, dan asimetri informasi di Indonesia belum banyak dilakukan, serta menghasilkan penelitian yang beragam. Haniati dkk. (2010) mengatakan bahwa semakin tinggi konservatisme menyebabkan tingkat asimetri informasi yang semakin rendah antara manajer dan investor. Ruwanti (2011) justru menunjukkan hasil penelitan yang berbeda yaitu tidak ada pengaruh konservatisme akuntansi pada asimetri informasi. Adanya hasil penelitian yang berbeda di kalangan para peneliti, maka penelitian ini menggunakan unsur kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional yang terkandung dalam corporate governance untuk memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi. Corporate governance adalah serangkaian mekanisme yang dapat melindungi pihak-pihak minoritas (outside investors/minority shareholders) dari ekspropriasi yang dilakukan para manajer dan pemegang saham pengendali dengan penekanan pada mekanisme legal. Kanagaretnam dkk. (2007) menyatakan bahwa mekanisme corporate governance dapat menurunkan asimetri informasi. Mekanisme tersebut adalah proporsi komisaris independen, proporsi komite audit independen, jumlah meeting komite audit, jumlah meeting dewan komisaris, proporsi kepemilikan manajer, dan karyawan. Wardhani (2006) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dan komite audit mendorong penggunaan konservatime akuntansi dengan metode akrual. Lafond dkk. (2007)
menyatakan semakin rendah kepemilikan manajerial, maka permintaan ditetapkannya akuntansi konservatif semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan memberikan bukti empiris tentang pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi dimoderasi oleh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, sehingga diharapkan bermanfaat bagi regulator dalam menentukan kebijakan tentang konservatisme akuntansi. Tidak terakomodasinya prinsip konservatisme akuntansi dalam adopsi International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia tahun 2012 mengindikasikan adanya kritik terhadap prinsip konservatisme akuntansi. Hal ini dapat dibuktikan dengan digunakannya prinsip fair value yang tidak sejalan dengan prinsip konservatisme yang menggunakan historical cost. Hellman (2007) menyatakan bahwa meskipun prinsip konservatisme tidak lagi dimasukkan dalam kerangka konseptual IFRS, namun konservatisme tetap ada dalam IFRS. Beberapa celah memungkinkan praktek konservatisme diterapkan dalam IFRS yaitu kompensasi kerugian yang menyebabkan pengakuan piutang pajak tangguhan dan kapitalisasi biaya pengembangan yang menyebabkan efek cadangan tersembunyi.
BAHAN DAN METODE Lakasi dan Rancangan Penelitian Lokasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 s/d 2011. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis (hypothesis testing) dengan melakukan pengujian hubungan terhadap semua variabel yang diteliti (causal research). Penelitian ini menggunakan data panel (pooling data) yaitu gabungan antara data runtun waktu dan silang waktu (pooling time series dan cross-section). Untuk mengestimasi parameter model data panel, maka digunakan teknik metode pooled least square (PLS). Metode PLS bertujuan untuk mengasumsikan bahwa intersep dan koefisien slope sama setiap perusahaan selama tiga tahun, dalam menguji hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi yang diinteraksikan dengan good corporate governance. Pengembangan Hipotesis 164
Spread, konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial
Lafond dkk. (2006) menyatakan bahwa konservatisme merupakan salah satu mekanisme tata kelola perusahaan yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk melakukan manipulasi dan overstatement laporan keuangan, terutama mengenai kinerja keuangan sehingga dapat meningkatkan arus kas dan nilai perusahaan. Konservatisme mengurangi asimetri informasi dan manipulasi laporan keuangan dengan cara membatasi penyajian laba yang tidak diverifikasi, serta memastikan semua kerugian telah masuk dalam laporan keuangan. Selain itu, konservatisme juga melakukan verifikasi terhadap net asset yang terdapat di neraca untuk mencegah manajemen membesar-besarkan aset. Oleh karena itu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah. H1: Konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap asimetri informasi Keterbatasan pandangan serta keterbatasan tanggung jawab manajer menyebabkan timbulnya masalah agensi antara manajer dan pemegang saham. Keterbatasan tersebut memberikan dorongan bagi manajer untuk melaporkan laba dan aliran kas yang overstated, sehingga menciptakan biaya agensi. Lafond dkk. (2007) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berhubungan negatif dengan konservatisme akuntansi. Semakin rendah kepemilikan manajerial, maka permintaan ditetapkannya akuntansi konservatis semakin tinggi. Oleh karena itu, konservatisme muncul sebagai suatu mekanisme potensial yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah agensi antara manajer dan pemegang saham karena adanya pemisahan fungsi kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut. H2: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain). Adanya kepemilikan institusional yang tinggi, maka pemegang saham institusional dapat menggantikan atau memperkuat fungsi monitoring dari dewan komisaris dalam perusahaan (Ahmed dkk., 2007).
ISSN 2303-100X
Cornett dkk. (2006), menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan, sehingga akan mengurangi perilaku oportunistik atau mementingkan diri sendiri yang dilakukan oleh manajer. H3: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tiga tahun yaitu 20092011. Sampel menggunakan metode purposive dengan kriteria yang digunakan adalah: perusahaan bergerak dalam bidang industri manufaktur, tidak menghentikan aktivitas di pasar modal, tidak menghentikan operasi, tidak melakukan penggabungan badan usaha, dan memiliki data lengkap mengenai corporate governance. Terdapat 165 perusahaan yang dijadikan populasi dan diperoleh sampel 29 perusahaan, 88 perusahaan tidak memiliki data keuangan yang lengkap, 48 perusahaan tidak memiliki data corporate governance yang lengkap. Penelitian menggunakan metode pooled data, sehingga jumlah sampel observasi sebanyak 87 data sampel (n sampel x periode pengamatan). Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan. Data yang dipergunakan adalah data laporan keuangan tahunan dan data harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Indonesian Capital Market Direktory (ICMD) dari tahun 2009 sampai 2011. Definisi Operasional Variabel independen yaitu konservatisme akuntansi dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Givoly dkk., (2000). Konservatisme akuntansi diukur dengan rumus menjumlahkan income before extraordinary item dengan total depresiasi selanjutnya dikurangi 165
Reyther Biki
ISSN 2303-100X
dengan arus kas operasi dan dikalikan -1 untuk mendeteksi adanya pencatatan laba konservatisme. Apabila CONACC bernilai positif menunjukkan laba yang konservatif sedangkan apabila CONACC bernilai negatif menunjukkan pencatatan laba yang overstated. Variabel dependen yaitu asimetri informasi menggunakan indikator Bid ask spread yang dikembangkan oleh (Almutairi dkk., 2009). Bid adalah harga beli tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t sedangkan Ask adalah harga jual tertinggi saham perusahan i yang terjadi pada hari t. Besarnya informasi asimetri ditentukan dengan besarnya “spread” dari masing-masing perusahaan yang diukur dengan median dari daily spread selama time interval. Variabel moderasi yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional mengikuti pengukuran Siallagan dkk., (2006). Sedangkan variabel kontrol yang digunakan adalah price, dan size mengikuti pengukuran yang dikembangkan oleh Venkatesh dkk. (1986) dalam Kanagaretnam dkk., (2007).
konservatisme akuntansi menunjukkan adanya pencatatan laba yang tinggi (overstated). Rata-rata kepemilikan manajerial 7,28%, tertinggi 23,08%, terendah 0,01% dengan standar deviasi 0,11451. Hasil ini menunjukkan kepemilikan saham manajerial masih rendah dengan rata-rata 7,28%. Kepemilikan institusional bernilai rata-rata 64,95%, tertinggi 94%, dan terendah 12,32%. Hasil ini menunjukkan kepemilikan saham institusional sudah cukup tinggi dengan rata-rata 64,95%. Pengujian Hipotesis Persamaan 1 Berdasarkan tabel 2 nilai R square model persamaan 1 sebesar 24,10%. Hasil ini menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen secara bersama-sama (simultan) yang dapat disumbangkan untuk perubahan variasi variabel dependen asimetri informasi sebesar 24,10%. Hasil ini termasuk dalam kategori rendah dan sisanya 75,90% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Hasil pengujian parsial model persamaan 1 pada tabel 3 menunjukkan variabel konservatisme akuntansi tidak berpengaruh dengan nilai sig 78,10% > dari α 10%, sehingga penelitian ini menolak hipotesis pertama. Variabel kontrol price dan size berpengaruh signifikan pada level 5%. hasil ini menunjukkan bahwa variabel size dan price dapat diterima sebagai variabel kontrol.
Teknik Analisis Metode regresi linier berganda (multiple regression) dilakukan terhadap model yang diajukan dengan menggunakan Software SPSS Versi 17 untuk memprediksi pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi dan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi dimoderasi corporate governance dengan teknik moderated regression analysis (MRA).
Pengujian Hipotesis Persamaan 2 Nilai R square model persamaan 2 pada tabel 4 sebesar 31,20%. Hasil ini berarti besarnya kontribusi variabel independen konservatisme akuntansi yang dimoderasi oleh corporate governance terhadap perubahan variasi variabel dependen asimetri informasi adalah 31,20%. Hasil ini termasuk kategori rendah, sisanya sebesar 68,80% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Hasil perhitungan statistik model persamaan 2 pada tabel 5 menunjukkan variabel konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan pada level 10% yaitu 9,20%. Variabel moderasi konservatisme akuntansi dengan kepemilikan manajerial menunjukkan hasil yang tidak signifikan sebesar 14,70% > dari α 10%. Variabel moderasi konservatisme akuntansi dengan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan dan dapat diterima menjadi variabel moderasi dengan nilai sig 2,90% < α 10%.
HASIL Analisis Deskriptif Statistik Analisis deskriptif tabel 1 menunjukkan nilai asimetri informasi terendah 0,02%, tertinggi 17,45%, rata-rata 3,89%, dan standar deviasi 2,82%. Nilai rata-rata 3,89% menunjukkan gap antara investor (principal) dan pengelola (agent) perusahaan manufaktur tidak begitu besar dan menunjukkan bahwa baik investor dan pengelola masing-masing mempunyai informasi yang cukup. Konservatisme akuntansi terendah 11,440,772, tertinggi 379,613, rata-rata 1,571,462.15 dan standar deviasi 2,641,340.561. Nilai positif konservatisme akuntansi mengisyaratkan praktik konservatisme yang semakin tinggi, sedangkan nilai negatif 166
Spread, konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial
ISSN 2303-100X
Tabel 1. Analisis deskriptif statistik Nama Variabel Asimetri informasi Konservatisme akuntansi Price Size Kepemilikan manajerial Kepemilikan institusional
N 87 87 87 87 87 87
Minimum .0210 -11440772 55 92857 .00001 .12320
Maximum 17.4520 379613 23717 76288520000 .23080 .94010
Mean Std. Deviation 3.891989 2.8284597 -1571462.15 2641340.561 2125.57 4383.647 6.95E9 1.642E10 .037526 .05710 .649512 .20058
Tabel 2. Pengujian ketepatan model (goodness of fit test) persamaan 1 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square a 1 .491 .241 .214 a. Predictors: (Constant), LnSize, LnPrice, LnAbsGivoly b. Dependent Variable: LnSpread
Std. Error of the Estimate .87448487
Tabel 3. Pengujian hipotesis parsial (uji T) persamaan 1 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
1.765
.683
LnAbsGivoly LnPrice
-.018 -.357
.063 .072
LnSize a. Dependent Variable: LnSpread Keterangan : sig 5%* dan 10%**
.096
.037
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 2.584
.012
-.034 -.536
-.280 -4.996
.781 .000
.328
2.602
.011
Tabel 4. Pengujian ketepatan model (goodness of fit test) persamaan 2 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a 1 .559 .312 .212 .87558300 a. Predictors: (Constant), LnK_Man, LnPrice, LnAbsGivoly*LnK_Inst, LnSize, LnAbsGivoly, LnAbsGivoly*LnK_Man, b. Dependent Variable: LnSpread
167
Reyther Biki
ISSN 2303-100X
Tabel 5. Pengujian hipotesis parsial (uji T) persamaan 2 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B Std. Error 8.296 4.078
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 2.034
.045
LnAbsGivoly
-.557
.327
-1.071
-1.707
.092*
LnPrice
-.478
.095
-.717
-5.035
.000*
LnSize
.132
.044
.454
3.017
.003*
LnK_Man
.324
.239
1.016
1.358
.178
LnK_Inst
5.179
2.311
2.290
2.241
.028
LnAbsGivolyxLnK_Man
-.027
.018
-1.274
-1.466
.147
LnAbsGivolyxLnK_Inst a. Dependent Variable: LnSpread Keterangan : 10%*
-.448
.201
-2.257
-2.223
.029*
operasional perusahaan setelah diperhitungkan dengan tingkat laba dan akumulasi penyusutan. Pencatan laba yang tinggi juga berpengaruh terhadap tingginya jumlah pembayaran pajak dan bonus bagi para manajer perusahaan. Pencatatan Laba overstated dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan investor terhadap laporan keuangan khususnya laporan laba rugi perusahaan. Hal ini disebabkan karena tingginya private information yang dimiliki oleh agen sehingga nilai spread juga akan naik pada seputar periode pengamatan spread setelah laporan keuangan tahunan dipublikasikan. Kecenderungan nilai spread yang tinggi menunjukkan adanya informasi asimetri yang semakin tinggi antara agen dan prinsipal yang diakibatkan oleh overstated laba dalam laporan keuangan perusahaan. Nilai spread yang tinggi akan berpengaruh pada tingkat likuiditas saham perusahaan. Para investor enggan untuk membeli saham-saham yang rendah tingkat likuiditasnya karena diakibatkan kesulitan dalam melakukan penjualan kembali terhadap sahamsaham tersebut. Hasil penelitian tidak dapat membuktikan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi dimoderasi oleh kepemilikan manajerial, sehingga penelitian ini menolak hipotesis H2. Kepemilikan saham yang rendah oleh manajer memungkinkan manajer menggunakan private information untuk bersikap oportunistik dalam menyajikan laporan keuangan.
PEMBAHASAN Penelitian ini dapat membuktikan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran konservatisme akuntansi dalam menurunkan tingkat asimetri informasi masih diperlukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh asimetri informasi yaitu overstated pencatatan laporan keuangan. Penerapan konservatisme akuntansi akan melindungi kepentingan pihak instutusi dan asetaset yang mereka miliki terhadap tindakan oportunistik yang berlebihan dari pihak manajer. Selanjutnya hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi yang dimoderasi oleh kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan komite audit independe. Untuk lebih jelasnya hasil penelitian akan diuraikan dalam paragraf selanjutnya. Hasil penelitian tidak dapat membuktikan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi, sehingga penelitian ini menolak hipotesis H1. Secara rata-rata sampel perusahaan menunjukkan adanya praktik pencatatan overstated laba. Pencatatan laba overstated akan berdampak terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar deviden dan hutanghutang perusahaan yang akan jatuh tempo. Hal ini disebabkan minimnya persediaan cadangan kas 168
Spread, konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial
Manajer menginginkan agar kinerja mereka dinilai baik oleh pemegang saham dan berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi sehingga berdampak pada naiknya harga saham. Secara umum target suatu perusahaan diorientasikan dengan laba, karena semakin tinggi laba, kinerja manajemen akan dinilai semakin baik, sehingga manajer akan mendapat bonus yang lebih besar. Hal tersebut akan mendorong manajer melaporkan laba lebih besar pula. Penelitian ini dapat membuktikan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional, sehingga penelitian ini menerima hipotesis H3. Koefisien moderasi menunjukkan arah negatif terhadap asimetri informasi yang berarti bahwa praktik konservatisme akuntansi dimoderasi kepemilikan institusional dapat menurunkan tingkat asimetri informasi sebesar 44,80%. Kepemilikan saham yang tinggi oleh pihak institusi memungkinkan pihak institusi menggunakan hak control yang dimilikinya untuk memonitor kinerja manajer agar tidak bersikap oportunistik dalam mengelola keuangan perusahaan. Gideon (2005) menyatakan kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring, sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manipulasi laba. Monitoring oleh pihak institusi akan menimbulkan kehati-hatian bagi manajer dalam melaporkan keuangan sehingga mereka cenderung bersikap konservatif. Dengan bersikap konservatif maka diharapkan akan menurunkan tingkat asimetri informasi yang terjadi antara investor dan pengelola. Kepemilikan yang tinggi oleh institusi akan menyebabkan pihak institusi memonitor para manajer sehingga manajer cenderung dengan pelaporan keuangan yang lebih konservatif. Monitoring pihak institusi akan membawa dampak yang positif terhadap perusahaan yaitu dapat menekan tingkat asimetri informasi dengan jalan memberikan batasan kepada manajer untuk tidak mengungkapkan laba secara berlebihan. Tindakan ini akan nampak pada jumlah arus kas operasional perusahaan yang tersedia setelah dibandingkan dengan tingkat laba yang dicapai. Ketersediaan dana arus kas operasional akan sangat membantu perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasinya seperti membayar deviden, kewajiban yang jatuh tempo
ISSN 2303-100X
dan kegiatan-kegiatan investasi lainnya. Penelitian ini konsisten dengan teori agensi, di mana prinsipal dengan kepemilikan saham institusional yang tinggi akan memiliki hak kontrol atas manajemen sehingga manajer akan lebih berhatihati dan lebih cenderung melaporkan akuntansi yang lebih konservatif dalam rangka meminimalisasi asimetri informasi yang terjadi antara agen dan prinsipal. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap asimetri informasi. Moderasi kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi. Moderasi kepemilikan institusional berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi dengan arah koefisien negatif. Penelitian ini membatasi waktu observasi selama tahun 2009-2011, sehingga data sampel terbatas. Penelitian selanjutnya disarankan menambah waktu observasi agar menghasilkan data penelitian yang lebih baik. Konservatisme akuntansi hanya menggunakan model pendeteksian konservatisme berdasarkan laba akrual sehingga tidak dapat mendeteksi praktik konservatisme secara luas. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan model pengukuran lain. Pengukuran variabel moderasi hanya menggunakan dua unsur yang terkandung dalam mekanisme corporate governance yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proksi lain yang terkandung dalam corporate governance seperti dewan komisaris independen, dan komite audit independen. Penelitian ini dapat membuktikan pengaruh moderasi kepemilikan institusional terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi. Hasil penelitian ini menjadi bukti empris tentang adanya praktik konservatisme akuntansi di Indonesia dan manfaatnya bagi investor dalam menurunkan tingkat asimetri informasi. Selanjutnya hasil penelitian ini menjadi masukan dan kontribusi bagi regulator di bidang akuntansi keuangan dalam menentukan kebijakan tentang konservatisme akuntansi di Indonesia. 169
Reyther Biki
ISSN 2303-100X
Jensen, M.C. dan Meckling, W. (1976). Theory of the Firm, Managerial Behavior Agency, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Kanagaretnam, K., Lobo, G.J. dan Whalen, D.J. (2007). Does Good Corporate Governance Reduce Information Asymmetry Around Quarterly Earnings Announcements?. Journal of Accounting and Public Policy. Lafond, R. dan Roychowdhury. (2007). Managerial Ownership and Accounting Conservatism. http://www.ssrn.com Lafond, R. dan Watts, R.L. (2006). The Information Role of Conservative Financial Statements. Sloan School of Management Massachusetts Institute of Technology. Penman, H.S. dan Zhang, J.X. (2002). Accounting Conservatism, the Quality of Earning, and Stock Returns. The Accounting Review. Vol. 77, No. 2, pp 237-264. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). 2012. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Jakarta. Ruwanti, S. (2011). Pengaruh Konservatisma Akuntansi terhadap Asimetri Informasi. Disertasi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gajah Maja. (http://etd.ugm.ac.id/ diakses 20 September 2012) Siallagan, H. dan Machfoedz, M. (2006). Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. Wardhani, R. (2006). Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang Mengalami Permasalahan Keuangan (Financially Ditresed Firm). Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. Watts, R.L. (2003). Conservatism in Accounting Part I: Explanations and Implications Working Paper. University of Rochester.
DAFTAR PUSTAKA Ahmed, S.A. dan Duellman, S. (2007). Accounting Conservatism and Board of Director Characteristics: An Empirical Analysis. http://ssrn.com/abstract=887301. 12-07-2012 Almutairi, A., Dunn, K. dan Skantz, T. (2009). Audit Tenure, Auditor Specialization, and Information Asymmetry. Manajerial Accounting Journal. Chi, W. dan Wang, C. (2010). Information Asymmetry and Accounting Conservatism : Evidence from Taiwan. Departemen of Accounting National Chengchi University. Taiwan. Cornett M.M.J., Marcuss, S. dan Tehranian, H. (2006). Earnings Management, Corporate Governance, and True Financial Performance. http://papers.ssrn.com/ Gideon, S.B. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governace dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, IAI, 2005. Givoly, D., dan Hayn, C. (2000). The Changing Time-series Properties of Earnings, Cash Flows and Accruals: has Financial Reporting become more Conservative?. Journal of Accounting and Economic 29, 287-320. Haniati, S., dan Fitriany. (2010). Pengaruh Konservatisme terhadap Asimetri Informasi dengan menggunakan beberapa model pengukuran Konservatisme. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII. Purwokerto. Hellman, N. (2007). Accounting Conservatism under IFRS. Department of Accounting and Managerial Finance. Stockholm School of Economic. Hendriksen, S.E. dan Van Breda F.M. (2000). Teori Akuntansi. Southern Methodist Univerity. Interaksara.
170