Jurnal Analisis, Desember 2013, Vol. 2 No. 2 : 193 – 200
ISSN 2303-100X
PENGARUH KOMPETENSI STRATEGIS TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PASOKAN MELALUI INTEGRASI SUPPLIER DI PT. VALE INDONESIA TBK Influence Strategic Interest to Performance Management Suplly Through Integration of Supplier in PT. Vale Indonesia TBK
Slamet Hariadi, Muh. Asdar, Ria Mardiana Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini ingin mengeksplorasi beberapa anteseden kunci dari kinerja manajemen pasokan dan memahami bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja manajemen pasokan. Dengan memahami anteseden-anteseden ini diharapkan bisa meningkatkan kinerja manajemen pasokan yang pada akhirnya membantu keberhasilan strategi perusahaan yang dijalankan. Anteseden-anteseden kinerja manajemen pasokan yang diteliti adalah kompetensi strategis dalam manajemen pasokan dan integrasi supplier. Anteseden-anteseden ini akan diuji pengaruhnya terhadap kinerja manajemen pasokan. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Vale Indonesia Tbk dari semua departemen. Jumlah sampel sebanyak 121 orang yang yang telah memberikan respon atas kuisioner yang dikirimkan selama penelitian. Kerangka konseptual dan hipotesis diuji dengan menggunakan Program SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kompetensi strategis dalam bidang manajemen pasokan berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja manajemen pasokan di PT Vale Indonesia Tbk , (2) Integrasi supplier berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kinerja manajemen pasokan dan (3) kompetensi strategis dan integrasi supplier secara simultan maupun parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja manajemen pasokan. Kata kunci: Anteseden kunci, manajemen pasokan
ABSTRACT This study would like to explore some of the key antecedents of supply management performance and understand how they affect the performance of supply management. By understanding these antecedents are expected to improve the performance of supply management which ultimately helps companies run successful strategy. Antecedents studied the performance of supply management is a strategic competency in supply management and supplier integration. Antecedents will be tested for its effect on supply management performance. The samples in the research were all employees of PT Vale Indonesia Tbk from all departments. The total sample of 121 people who had to respond to a quistionaire that was sent during the research. Conceptual framwork and hypoteses were tested using SPSS version 21. The research results showed that (1) strategic competences of supply management had a significant positive impact directly on the performance of supply management, (2) supplier integration had a significant positive impact directly on the performance of supply management and (3) strategic competences and supplier integration simultaneously or partially had significant positive impact on the performance of supply management. Keywords: Key antecedents, supply management
organisasi dituntut untuk lebih fokus pada bisnis intinya, maka mereka mencari ”partner” yang dapat menyediakan bahan-bahan berkualitas dengan biaya rendah dibandingkan dengan memiliki sumber pasokan mereka sendiri. Hal ini
PENDAHULUAN Praktek implementasi manajemen pasokan telah banyak dilakukan dikalangan organisasi perusahaan karena mereka menyadari manfaat dari kerja sama dengan para supplier. Karena 193
Slamet Hariadi
ISSN 2303-100X
menjadi penting bagi organisasi untuk mengelola jaringan pasokan (network of supply) untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, serta menselaraskan saluran permintaan keseluruhan untuk memastikan pengiriman yang efektif atas produk yang dihasilkan. Sebagai akibatnya, organisasi harus erat bekerja sama dengan supplier mereka untuk mengamankan dukungan yang maksimal agar bisa meningkatkan daya saing di pasar. Seperti pendapat para pakar, bahwa lingkungan bisnis saat ini ditandai dengan kompetisi antara ”rantai pasok vs rantai pasok” dibandingkan dengan kompetisi antara ”perusahaan vs perusahaan”. PT Vale mengoperasikan salah satu tambang nikel laterit dan operasi pengolahan terintegrasi terbesar di dunia yang berlokasi di dekat Sorowako Sulawesi Selatan di Republik Indonesia. PT Vale memproduksi nikel dalam matte, yaitu produk antara yang digunakan dalam pembuatan nikel rafinasi. Pada tahun 2011 tingkat produksi tahunan PT Vale sebesar 66.900 metrik ton nikel mewakili sekitar 4% dari produksi nikel dunia. Seluruh produksi PT Vale dijual kepada dua pelanggan utama, yang wajib membeli seluruh produksi nikel dalam matte yang dihasilkan perusahaan, yaitu Vale Canada (VCL) 80% dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM) sebesar 20%. Perjanjian penjualan ini bersifat jangka panjang dalam bentuk “harus ambil” dalam denominasi dollar AS, dengan jangka waktu sampai Kontrak Karya berakhir. Harga nikel sangat dipengaruhi oleh volatilitas yang signifikan. Nikel dijual dalam pasar global aktif dan diperdagangkan dalam bursa komoditi, di mana bursa yang paling signifikan adalah Bursa Logam London (LME). Nikel mulai diperdagangkan di LME pada tahun 1979 dan sejak itu telah mengalami beberapa siklus harga. Harga logam ini dipengaruhi berbagai faktor, termasuk ekspektasi dan kondisi aktual makro-ekonomi dan politik, tingkat permintaan dan pasokan, ketersediaan dan harga produk substitusi, tingkat persediaan, investasi yang dilakukan oleh manajer investasi komoditas dan tindakan-tindakan peserta pasar komoditas. Harga nikel merupakan faktor utama yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil-hasil operasional PT Vale. Pendapatan PT Vale
diperoleh dari penjualan nikel matte ke Vale Canada dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. Harga nikel dalam matte dalam perjanjian penjualan tersebut terkait dengan rata- rata harian harga nikel pada penutupan LME (London Metal Exchange) atau harga realisasi bersih Vale Canada untuk nikel. Dengan demikian, kinerja keuangan PT Vale sangat berkaitan dengan harga nikel dan biaya operasional. Harga nikel berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh permintaan dan pasokan global dan juga oleh ketersediaan serta harga produk subtitusi nikel. Oleh karena harga nikel berada di luar kendali PT Vale, maka PT Vale dituntut untuk terus mengusahakan praktik manajemen biaya yang berhati hati dan terus mencari kesempatan meningkatkan efisiensi biaya untuk meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan, (Sandberg, 1991). Strategi PT Vale terdiri dari dua komponen utama, yaitu pertumbuhan jangka panjang yang menguntungkan dan berkelanjutan serta memaksimalkan produksi melalui kualitas operasional. Salah satu elemen utama dalam strategi pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan adalah memperbaiki marjin melalui efisiensi dan optimasi biaya untuk meningkatkan kinerja keuangan dan daya saing perusahaan. Sekitar 65% beban pokok produksi PT Vale disebabkan oleh biaya pasokan barang dan jasa (biaya bahan bakar, biaya bahan pembantu dan biaya jasa). Dengan demikian maka fungsi dan peranan manajemen pasokan sangat krusial dalam rangka membantu perusahaan dalam memperbaiki marjin usaha melalui efisiensi dan optimasi biaya untuk mencapai strategi pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan yang sudad ditetapkan. Kinerja manajemen pasokan mempunyai peran yang penting dalam mempengaruhi keberhasilan strategi perusahaan yang ingin di capai tersebut, (Porter, 2000). Penelitian ini ingin mengeksplorasi beberapa anteseden kunci dari kinerja manajemen pasokan dan memahami bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja manajemen pasokan. Sehingga dengan memahami anteseden-anteseden ini diharapkan bisa meningkatkan kinerja manajemen pasokan yang pada akhirnya membantu keberhasilan strategi perusahaan yang dijalankan, (O’Neal, 1993). Anteseden-anteseden kinerja manajemen pasokan yang diteliti adalah kompetensi strategis 194
ISSN 2303-100X
Anteseden kunci, manajemen pasokan
dalam manajemen pasokan dan integrasi supplier. Anteseden-anteseden ini akan diuji pengaruhnya terhadap kinerja manajemen pasokan. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh integrasi supplier terhadap kinerja manajemen pasokan.
validitasnya. Riset Kepustakaan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan dasar-dasar teoretis mengenai hal-hai yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dengan membaca literatur. Analisis Data Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis kualitatif deskriptif dan analisis kuantitatif dengan analisis jalur (path analysis) sebagai berikut: Analisis kualitatif deskriptif, yaitu dengan menganalisis data kualitatif yang telah diperoleh melalui observasi dan kuesioner yang dilakukan di PT Vale Indonesia Tbk. Analisis jalur (path analysis), digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor yang diidentifikasi sebagai variabel-variabel independen yang berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap variabel dependen. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan software statistik SPSS 21.
METODE PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis tertentu dan menemukan hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti. Metode penelitian yang sejenis adalah penelitian konklusif (Maholtra, 1998) yang meliputi desain penelitian deskriptif dan kausal. Penelitian deskriptif adalah pemecahan masalah dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian sesuai dengan fakta-fakta yang ada saat ini sebagaimana adanya. Sedangkan kausal adalah untuk mengkaji satu variabel atau lebih yang menjadi determinan terhadap variabel lainnya. Populasi dan Teknik Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Vale Indonesia Tbk baik yang ada di Sorowako maupun kantor perwakilan di Makassar dan Jakarta. Sampel dalam penelitian adalah karyawan PT Vale yang memahami fungsi manajemen supply dan/atau tanggung jawab pekerjaannya berhubungan dengan fungsi manajemen supply, mulai dari karyawan non staff, staff, dan senior staff yang secara struktural dalam posisi managerial maupun single kontributor. Dalam penarikan sampel diperoleh 121 responden yang dianggap cukup mewakili populasi yang diteliti.
HASIL Pada table 1 memperlihatkan Tanggapan Responden Terhadap Indikator Variabel Kinerja Manajemen Pasokan, sebagian besar responden, yaitu 50,41% yang menyatakan setuju atau sebesar 90.08% yang menyatakan setuju dan sangat setuju bila kinerja manajemen pasokan akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Rata-rata penilaian responden bahwa kinerja manajemen pasokan akan meningkatkan keuntungan perusahaan sebesar 4.21. Dan sebesar 58,68% responden setuju atau sebesar 89,26% responden menyatakan setuju dan sangat setuju bila kinerja manajemen pasokan akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Rata-rata penilaian responden bahwa kinerja manajemen pasokan akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan sebesar 4.17. Dari tanggapan responden tersebut memperlihatkan bahwa karyawan mempersepsikan keberhasilan organisasi manajemen pasokan atau kinerja manajemen pasokan dinilai baik apabila keuntungan perusahaan meningkat dan/atau perusahaan semakin kompetitif.
Teknik Pengumpulan Data Observasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mendapatkan gambaran secara cermat tentang obyek penelitian dan mendeskripsikannya, terutama tentang organisasi manajemen supply yang ada di PT Vale Indonesia Tbk. Kuesioner. Instrumen utama dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah pertanyaan terstruktur yang diadopsi dari berbagai penelitian sebelumnya yang dianggap telah teruji kehandalan dan
195
Slamet Hariadi
ISSN 2303-100X
Tabel 1. Tanggapan Responden Terhadap Indikator Variabel Kinerja Manajemen Pasokan Meningkatkan keuntungan perusahaan 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju Meningkatkan keuntungan para No supplier 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju Meningkatkan keunggulan No kompetitif 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju No
Jumlah Responden
Persentase
3 4 5 61 48
2.48% 3.31% 4.13% 50.41% 39.67%
5 6 32 62 16
4.13% 4.96% 26.45% 51.24% 13.22%
1 2 10 71 37
0.83% 1.65% 8.26% 58.68% 30.58%
Tabel 2. Rata-Rata Penilaian Responden Terhadap Indikator Variabel Kinerja Manajemen Pasokan Kinerja Manajemen Pasokan Kompetensi organisasi SCM dalam manajemen pasokan akan meningkatkan keuntungan perusahaan
Rata-Rata Penilaian 4.21
Usaha SCM dalam mengelola para supplier merupakan hal penting untuk meningkatkan keunggulan kompetitif
4.17
Kompetensi organisasi SCM dalam manajemen pasokan akan meningkatkan keuntungan para supplier
3.64
Pada table 2 terlihat bahwa menurut persepsi responden, kompetensi strategis yang harus dimiliki oleh karyawan dalam organisasi manajemen pasokan secara berurutan adalah kemampuan analisis (95,04% responden setuju dan sangat setuju) dengan rata-rata penilaian sebesar 4.44, kemampuan pemahaman bisnis secara umum (94.21% responden setuju dan sangat setuju) dengan rata-rata penilaian sebesar 4.35, kemampuan perencanaan (92.56% responden setuju dan sangat setuju) dengan rata-rata penilaian sebesar 4.28, kemampuan berpikir strategis (90.56% responden setuju dan sangat setuju) dengan rata-rata penilaian sebesar 4.27, kemampuan untuk bisa membangun
hubungan dengan supplier (88.43% responden setuju dan sangat setuju) dengan rata-rata penilaian sebesar 4.16, kemampuan untuk mengelola supply base (88.43% responden setuju dan sangat setuju) dengan rata- rata penilaian sebesar 4.16 dan terakhir kemampuan mengelola proyek (64.46% responden setuju dan sangat setuju) dengan rata-rata penilaian sebesar 3.73. Menurut responden, kemampuan dalam manajemen proyek tidak terlalu dibutuhkan dalam organisasi manajemen pasokan. Pada table 3 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dan sangat setuju (90,08%) dengan rata-rata penilaian sebesar 4.18 bahwa startegic cost
196
ISSN 2303-100X
Anteseden kunci, manajemen pasokan
management merupakan hal yang semakin penting untuk dipertimbangkan dalam melakukan integrasi supplier. Hal ini konsisten dengan literarur manajemen pasokan dan kondisi bisnis saat ini, bahwa perusahaan berharap agar
manajemen pasokan bisa melakukan penghematan biaya dan efisiensi melalui keputusan dan operasional yang terintegrasi secara optimal dengan perusahaan supplier.
Tabel 3. Tanggapan Responden Terhadap Indikator Variabel Kompetensi trategis Jumlah No. Analisis Persen Responden 1 Sangat Tidak Setuju 2 1.65% 2 Tidak Setuju 1 0.83% 3 Netral 3 2.48% 4 Setuju 51 42.15% 5 Sangat Setuju 64 52.89% No. Pemahaman Bisnis Secara Umum 1 Sangat Tidak Setuju 1 0.83% 2 Tidak Setuju 2 1.65% 3 Netral 4 3.31% 4 Setuju 61 50.41% 5 Sangat Setuju 53 43.80% No. Perencanaan 1 Sangat Tidak Setuju 2 1.65% 2 Tidak Setuju 1 0.83% 3 Netral 6 4.96% 4 Setuju 64 52.89% 5 Sangat Setuju 48 39.67% No. Strategic Thinking 1 Sangat Tidak Setuju 1 0.83% 2 Tidak Setuju 2 1.65% 3 Netral 9 7.44% 4 Setuju 60 49.59% 5 Sangat Setuju 49 40.50% Membangun Hubungan Dengan No. Supplier 1 Sangat Tidak Setuju 2 1.65% 2 Tidak Setuju 2 1.65% 3 Netral 10 8.26% 4 Setuju 68 56.20% 5 Sangat Setuju 39 32.23% No. Manage Supply Base 1 Sangat Tidak Setuju 1 0.83% 2 Tidak Setuju 3 2.48% 3 Netral 10 8.26% 4 Setuju 70 57.85% 5 Sangat Setuju 37 30.58% No. Project Management 1 Sangat Tidak Setuju 3 2.48% 2 Tidak Setuju 7 5.79% 3 Netral 33 27.27% 4 Setuju 55 45.45% 5 Sangat Setuju 23 19.01% 197
Komulatif 1.65% 2.48% 4.96% 47.11% 100.00% 0.83% 2.48% 5.79% 56.20% 100.00% 1.65% 2.48% 7.44% 60.33% 100.00% 0.83% 2.48% 9.92% 59.51% 100.00%
1.65% 3.30% 11.56% 67.76% 100.00% 0.83% 3.31% 11.57% 69.42% 100.00% 2.48% 8.27% 35.54% 80.99% 100.00%
Slamet Hariadi
ISSN 2303-100X
Di sisi lain, responden menyatakan Demandpull system dalam integrasi supplier mulai mendorong purchasing requirement (rata-rata penilaian sebesar 3.61), dan mulai dilibatkannya purchasing dalam proses akuisisi ke supplier potensial ( sebesar 59.51% responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju) dengan rata-rata penilaian 3.61. Responden juga menyatakan masih belum terjadi peningkatan yang signifikan dalam sharing data forecasting dengan para supplier strategis di PT Vale (hanya 48.76% responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju) denga rata-rata penilaiain sebesar 3.51 maupun peningkatan reward-risk sharing dengan para supplier (hanya 46.28% responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju) dengan rata-rata penilaian sebesar 3.37.
akan menyimpan uang perusahaan dan berpengaruh langsung terhadap tingkat keuntungan perusahaan. Kedua, menyediakan perusahaan dengan informasi berharga mengenai tren pasokan yang akan memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan mencapai tujuaan. Ketiga, membangun hubungan yang dekat dengan pemasok yang tepat untuk meningkatkan kualitas dan pengiriman material yang efisien. Dengan demikian fungsi manajemen pasokan strategis adalah memenuhi kebutuhan perusahaan dan berusaha secara konsisten meningkatkan kemampuan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Meningkatnya ketergantungan pada manajemen pasokan sebagai sumber keunggulan kompetitif, maka memerlukan integrasi aktif fungsi manajemen pasokan pada semua keputusan pengadaan. Kecenderungan kedepan yang lebih mengadopsi aliansi strategis dan pengadaan strategis menandakan semakin pentingnya fungsi manajemen pasokan dalam untuk lebih terlibat dalam hubungan integratif dengan supplier, dimana kebutuhan kedua belah pihak bisa saling terpenuhi. Evolusi ini berdampak pada kompetensi yang diperlukan untuk keunggulan dalam profesi manajemen pasokan, sifat dari pekerjaan manajemen pasokan, kemampuan yang harus dimiliki, kursus & pelatihan yang dibutuhkan, dan metode-metode pengukuran kinerja. Carr (2000) membuktikan bahwa pengetahuan tentang manajemen pasokan dan kompetensi memiliki korelasi dan berdampak positif pada risiko manajemen pasokan. Dalam aktifitas manajemen pasokan, sering membutuhkan pengambilan keputusan yang berisiko, sehingga hal ini meningkatkan basis pengetahuan dan mengembangkan tingkat kompetensi strategis. Perusahaan yang memiliki kompetensi strategis dalam manajemen pasokan akan lebih berani menanggung risiko dalam mengembangkan integrasi antar-perusahaan yang sangat penting dalam kemitraan strategis untuk dapat berkontribusi terhadap daya saing dalam hubungan supply chain. Selain itu, meningkatnya kompetisi dalam lingkungan bisnis saat ini memunculkan harapan terhadap fungsi manajemen pasokan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Selama tiga dekade terakhir, praktek manajemen pasokan
PEMBAHASAN Pada penelitian ini terlihat bahwa bahwa tingkat integrasi supplier mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja manajemen pasokan. Koefisen korelasi R = 0.423 menunjukkan tingkat hubungan integrasi supplier dan kinerja manajemen pasokan bersifat moderat untuk skala 0-1 dan hubungan tersebut nyata pada taraf nyata (level of signnificance) 0.01 Hal ini memberi tantangan organisasi manajemen pasokan untuk membangun suatu rantai pasok yang unggul melalui integrasi supplier untuk meningkatkan kinerja manajemen pasokan yang pada akhirnya akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Manajemen pasokan diharapkan bisa membangun integrasi yang lebih besar dengan para supplier untuk meningkatkan efisiensi biaya. Kondisi bisnis sekarang ini memahami pasar supplier, membangun kemitraan, melakukan penilaian supplier dan program-program biaya merupakan hal sangat penting untuk keberhasilan manajemen pasokan. Dari penelitian ini, stretegic cost management memiliki penilaian rata-rata tertinggi dari responden, sehingga manajemen pasokan diharapkan bisa melakukan penghematan biaya dan efisiensi melalui integrasi supplier. Menurut Carr dkk., (2002), fungsi manajemen pasokan strategis dapat membantu perusahaan dalam mempertahankan keunggulan kompetitif dalam beberapa cara. Pertama, memberikan nilai dalam manajemen biaya Manajemen biaya produksiyang efektif 198
ISSN 2303-100X
Anteseden kunci, manajemen pasokan
mengalami perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti tuntutan atas kemampuan yang dibutuhkan untuk membentuk manajemen pasokan yang profesional. Perubahan ini meningkatkan kompleksitas lingkungan bisnis eksternal. Perusahaan harus meningkatkan kompetensi manajemen pasokan personelnya sebelum melakukan orientasi strategis (Pearson dkk., 1990). Hal ini memberikan informasi kepada perusahaan terutama top manajemen untuk bisa memahami pengaruh ini sehingga perlu memastikan bahwa karyawan organisasi manajemen pasokan memiliki kompetensi tersebut, (Nunnally, 1978). Perusahaan juga perlu untuk selalu memperbaharui kompetensi karyawan manajemen pasokan yang up to date dengan kondisi bisnis yang terjadi dengan cara secara regular memberikan training atau pelatihan agar mereka bisa mengelola risiko dan mengambil keputusan secara efektif dan efisien dengan dukungan informasi yang terkini sehingga bisa memberikan kontribusi yang maksimal baik terhadap optimalisasi dan efisiensi biaya untuk mendukung strategi perusahaan yang sudah ditetapkan, (Monczka dkk., 2002) Disisi lain, karyawan manajemen pasokan harus mendaya gunakan kompetensi yang dimilikinya dalam tindakan yang nyata. Mereka harus memanfaatkan kompetensi strategis mereka, misalnya dalam merumuskan dan mengelola proyek-proyek integrasi dengan supplier, mencari peluang- peluang untuk mencapai efisiensi biaya dan lain-lain untuk meningkatkan kinerja manajemen pasokan, (Laseter, 1997). Dengan kompetensi ini memungkinkan fungsi manajemen pasokan untuk mengembangkan strategi dan praktek yang dapat digunakan sebagai masukan berharga dalam proses perencanaan perusahaan sehingga hal ini menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaa, (Giunipero, 2000) Kondisi bisnis sekarang ini memahami pasar supplier, membangun kemitraan, melakukan penilaian supplier dan program-program penghematan biaya merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan manajemen pasokan, (Barney, 1991). Hal ini memberi tantangan kepada organisasi manajemen pasokan untuk bisa membangun suatu rantai pasok yang unggul melalui integrasi supplier dalam rangka meningkatkan kinerja manajemen pasokan yang
pada akhirnya akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Manajemen pasokan diharapkan bisa membangun integrasi yang lebih besar dengan para supplier untuk meningkatkan efisiensi biaya, (Ammer, D.S. 1974) KESIMPULAN DAN SARAN Integrasi supplier yang diukur dengan indikator demand pull system, strategic cost management, peningkatan sharing data forecasting dengan supplier, adanya reward-risk sharing dengan supplier dan semakin dilibatkannya purchasing dalam akuisisi ke supplier potensial, berpengarug secarah langsung dan signifikan terhadap kinerja manajemen pasokan di PT Vale Indonesia Tbk. Dari hasil penelitian, terlihat indikasi bahwa pemahaman tentang manajemen pasokan sebagian besar karyawan PT. Vale masih cenderung tradisional, yaitu dengan tidak reliabelnya tingkat keuntungan supplier sebagai salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja dalam praktek manajemen pasokan modern yang lebih menekankan adanya aliansi atau kolaborasi dengan supplier yang saling menguntungkan. Untuk itu, organisasi manajemen pasokan PT Vale perlu memberikan pemahamam terhadap semua karyawan tentang fungsi dan peran strategis praktek manajemen pasokan modern dalam membantu perusahaan mengusahakan praktik manajemen biaya yang berhati hati dan terus mencari kesempatan meningkatkan efisiensi biaya dalam meningkatkan kinerja dan daya saing, terutama dalam melakukan aliansi atau kolaborasi dengan supplier sebagai bagian dari proses integrasi supplier. DAFTAR PUSTAKA Ammer, D.S. ( 1974), "Top Management's View of the Purchasing Function," Journal of Purchasing and Materials Management, 25(3), 16-21. Barney, Jay B. ( 1991), "Firm Resources and Sustainable Competitive Advantages, "Journal of Management, 17 (March), 99129. Carr, Amelia S. and Larry R. Smeltzer (2000), "An Empirical Study Of The Relationship Among Purchasing Skills And Strategic Purchasing, Financial Performance, And 199
Slamet Hariadi
ISSN 2303-100X
Supplier Responsiveness," Journal of Supply Chain Management, 36(3), 40-54. Carr, Amelia S. and John N. Pearson (2002), “The Impact Of Purchasing And Supplier Involvement On Strategic Purchasing And Its Impact On Firm's Performance, ”International Journal of Operations and Production Management, 22(9/10), 10321055. Giunipero, Larry (2000), "A Skills Based Analysis of the World Class Purchaser."Tempe, AZ: Center for Advanced Purchasing Studies, CAPS Research. Laseter, Timothy M ( 1997), "To Integrate Their Supply Chains, Firms Must Learn How To Draw 'Scope Boundaries," Purchasing, 123 (7), 17-20. Monczka, R., R. Trent, and R. Handfield (2002), Purchasing and Supply Chain Management, Cincinnati, OH: Southwestern College
Publishing. Nunnally, Jum C. (1978), Psychometric Theory, 2nd ed. New York: McGrow- Hill Book Company. O’Neal, Charles (1993), “Concurrent Engineering With Early Supplier Involvement:ACross-Functional Challenge,” International Journal of Purchasing and Materials Management, 29(2), 2-11. Pearson, J. N. and K. J. Gritzmacher (1990), "Integrating Purchasing Into Strategic Management," Long Range Planning, 23 (3), 91-109. Porter, Anne M. ( 2000), “Buyers Turn Wary eyes on Electronic Auctions,” Purchasing, 129(3), 109-111. Sandberg, Jorgen (1991), “Competence As Intentional Achievement: A Phenomenographic Study,” Paper presented at the Tenth International Human Science.
200