Jurnal Analisis, Juni 2014, Vol. 3 No. 1 : 57 – 63
ISSN 2303-100X
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PELANGGAN INDUSTRI PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION VII Effect of Quality Products and Distribution Channels on Purchase Decision to Customers Industry PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII
Wahyudi La Daha, Otto R. Payangan, Dian A.S. Parawansa Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Email:
[email protected]
ABSTRAK Minyak merupakan sumber energi yang paling ekonomis dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui pengaruh kualitas produk dan saluran distribusi baik secara parsial (sendiri-sendiri) maupun simultan (serentak) terhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero), dan 2) mengetahui variabel mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero). Metode analisi yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan kualitas produk terhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero)secara parsial. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel (3,457>2,040) dan nilai P yang lebih kecil dari α (0,002< 0,05), 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan saluran distribusiterhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero)secara parsial. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel (4,226>2,040) dan nilai P yang lebih kecil dari α (0,000< 0,05), 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel kualitas produk dan saluran distribusiterhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero)secara simultan. Hal ini dibuktikan dengan nilai Fhitung yang lebih besar dari nilai Ftabel (32,492>3,316) dan nilai P yang lebih kecil dari α (0,000< 0,05), dan 4) variabel yang dominan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian adalah saluran distribusi. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung yang terbesar yakni 4,226 dan nilai sig yang terkecil yakni 0,000. Kata kunci: Kualitas Produk, Saluran distribusi, Pengambilan keputusan Pembelian produk
ABSTRACT Oil is an energy source that is most economical and efficient. This study aims to : 1 ) determine the effect of the quality of products and distribution channels partially (on their own) or simultaneously (synchronously) the PT Pertamina ( Persero ) product purchase decision, and 2 ) determine which variable has a dominant influence on product purchase decisions PT . Pertamina (Persero). Analysis method used is descriptive analysis method and multiple linear regression analysis. The results showed that : 1 ) there is a positive and significant impact on the product quality product purchase decision PT. Pertamina (Persero) partially. This is evidenced by the value of tgreater than ttable value ( 3.457 > 2.040 ) and a sig value smaller than α ( 0.002 < 0.05 ), 2 ) there is a positive and significant impact distribution channel product purchase decisions PT. Pertamina (Persero) partially. This is evidenced by the value of tgreater than ttable value ( 4.226 > 2.040 ) and a sig value smaller than α ( 0.000 < 0.05 ), 3 ) there is a positive and significant effect of the variable quality of the product and channel distribution product purchase decision PT. Pertamina (Persero) simultaneously. This is evidenced by the value of Fgreater than Ftable value ( 32.492 > 3.316 ) and a sig value smaller than α ( 0.000 < 0.05 ), and 4 ) the dominant variables influence the purchase decision is a distribution channel. This is evidenced by the largest value of t is 4.226 and the value of the 0,000 smallest sig. Keywords: Quality Products, distribution channels, product purchase decision-making
57
Wahyudi La Daha
ISSN 2303-100X
minyak seperti Petronas, AKR, Total, Shell, Mitshubishi, dan lain-lain. Dalam memilih produk, konsumen mempertimbangkan beberapa faktor seperti kualitas produk, saluran distribusi, merek, dan sebagainya. Dengan adanya merek akan memudahkan bagi masyarakat untuk mengingat suatu produk yang nantinya akan membedakan dengan produk yang lain yang sejenis. Merek pada gilirannaya perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi sehingga konsumen dapat memahami sebuah produk hanya melalui fungsi, citra dan mutu. Pada umumnya konsumen menghadapi kesulitan dalam menilai dan memahami kualitas sebuah produk secara rasional dan dalam arti yang sebenarnya. Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian orang lain, faktor situasi tidak diantisipasi dan resiko yang dirasakan dapat mempengaruhi keputusan pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca pembelian konsumen dan tindakan pasca pembelian dipihak perusahaan. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian, pelanggan yang tidak puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada teman-teman mereka. Menurut Purwati, dkk., (2012) menjelaskan bahwa variabel yang dominan mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian sepeda motor matic Honda Beat pada hasil dari perhitungan adalah variabel kualitas produk. Sedangkan Menurut Akbar, (2012) menjelaskan bahwa kualitas produk mempunyai pengaruh dominan dalam pembelian notebook Toshiba di Universitas Gunadarma Depok. Hengki, (2006) menyatakan bahawa saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam proses untuk membuat produk tersedia di pasar dan menciptakan kegunaan bagi konsumen sasaran. Sedangkan Menurut Silviana, (2012) menjelaskan bahwa saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang. Artinya
PENDAHULUAN Minyak merupakan sumber energi yang paling ekonomis dan efisien. Fakta ini paling tidak karena beberapa hal yaitu, memiliki kualitas pembakaran yang tinggi dengan biaya produksi yang relatif murah, dapat diproduksi dalam waktu yang relatif cepat dan hampir semua mesin telah dirancang sesuai dengan kebutuhan bahan bakar minyak. Dengan kata lain, minyak bumi masih memilki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sebaliknya, energi alternatif yang ada belum mampu melampaui nilai keekonomian atau sama dengan nilai keekonomian minyak bumi. Sehingga investasi disektor energi alternatif ini memiliki opportunity cost yang tinggi. Industri perminyakan di Indonesia telah mengalami perubahan dalam kebijakankebijakannya. Kebijakan yang dibuat tentulah berupaya untuk menciptakan iklim usaha yang lebih baik terutama bagi industri perminyakan tersebut. Sejak dikeluarkannya Kepres No. 31 Tahun 1997 tentang kilang minyak swasta sampai UU No. 22 Tahun 2001, dimana status Pertamina berubah menjadi perusahaan milik negara dan akan bertindak sebagai salah satu pelaku bisnis minyak dan gas bumi disektor hulu maupun hilir. Dengan perubahan status tersebut, PT. Pertamina (Persero) dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan minyak lainnya baik perusahaan dalam negeri maupun perusahaan luar negeri secara kompetitif. Pada era globalisasi sekarang ini, kondisi persaingan usaha, baik pasar domestik maupun pasar internasional sangat ketat. Perusahaan ingin berkembang atau sekedar bertahan dalam satu lingkungan bisnis, harus dapat memberikan sesuatu, baik barang maupun jasa, yang bernilai lebih tinggi dari pesaing. Nilai lebih ini tidak hanya diukur dengan moneter (misalnya harga lebih murah), namun juga kualitas, pelayanan, dukungan, dan lain lain, sesuai dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi kepada pelanggannya (customer oriented). Tujuannya adalah untuk mempertahankan kinerja pemasaran yang berkelanjutan (sustainable marketing). Dasar dari kesuksesan jangka panjang bisnis adalah sustainable competitive advantage yang terjadi ketika sebuah bisnis mampu memberikan superior value pada pelanggannya secara konsisten. Perusahaan yang bersaing dengan PT. Pertamina (Persero) dalam memasarkan produk bahan bakar 58
Kualitas Produk, Saluran distribusi
ISSN 2303-100X
saluran distribusi menentukan keputusan konsumen untuk membeli atau tidak ice cream Wall’s. Dalam bisnis migas di Indonesia, konsumen sangat konsen terhadap kualitas produk dan saluran distribusi yang kompetitif. Konsumen akan memilih produk dari sebuah perusahaan migas yang memiliki kualitas yang bagus dan teruji di pasaran, serta akan menyesuaikan dengan mesin pabrik mereka. Kualitas produk didunia migas sangat sensitif disebabkan oleh investasi perusahaan terhadap mesin yang mahal dan menginginkan hasil operasi yang optimal dari mesin-mesin mereka. Selain itu, beberapa perusahaan juga memperhatikan saluran distribusi sebagai instrumen dalam memutuskan untuk pembelian produk. Perusahaan sedapat mungkin mendapatkan produk yang memiliki saluran distribusi yang efisien dan terjangkau oleh perusahaan dengan cara melakukan tender, sehingga perusahaan mendapatkan referensi yang terbaik dalam putusan pembelian produk. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan saluran distribusi baik secara parsial (sendiri-sendiri) maupun simultan (serentak) terhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero).
agar hasil pengujian tidak bias. Heteroskedastisitas adalah varian faktor pengganggu (error) yang terjadi dalam model regresi bersifat tidak sama atau tidak konstan. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada priode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan saluran distribusi terhadap keputusan pembelian adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Analisis deskripsi merupakan analisis yang palin mendasar untuk menggambarkan keadaan secara umum. Analisis deskripsi ini meliputi beberapa sub menu deskriptif statistik seperti frekuensi, deskriptif, eksplorasi data, tabulasi silang dan analisis rasio (Kuswanto, 2012). HASIL Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa pernyataan 3 “Perusahaan anda tidak pernah terjadikerusakan mesin akibat produk bahan bakar minyak yang digunakan” memiliki bobot tertinggi yaitu sebesar136.Nilai tersebut didapat darikuisioner pernyataan 3 tentang kualitas produk, terdapat 24 orang (72,7%) yang menjawab setuju, 6 orang (18,2%) yang menjawab sangat setuju, 2 orang (6,1%) yang menjawab ragu-ragu, 1 orang (3,0%) yang menjawab tidak setuju, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju.Sedangkan pernyataan 6 “Perusahaan anda mendapatkan program pengenalan TQM (Total Quality Management) dari PT. Pertamina (Persero)” memiliki bobot terendah yakni sebesar 129,rendahnya bobot tersebut dikarenakan pada pernyataan 6, terdapat 28 orang (84,8%) yang menjawab setuju, 3 orang (9,1%) menjawab sangat setuju, 2 orang (6,1%) yang menjawab ragu-ragu,dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju. Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa pernyataan 1 “Perusahaan anda mengetahui proses saluran distribusi produk PT. Pertamina (Persero)” memiliki bobot tertinggi yaitu sebesar 142.Nilai tersebutdidapat dari kuisioner pada pernyataan 1 untuk variabel saluran distribusi,
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII. Teknik Pengumpulan Data. Data yang diperoleh dapat digolongkan atas dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari kegiatan wawancara mahasiswa dengan responden dengan cara mengisi kuesioner yang telah disediakan. Data sekunder diperoleh dari PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan 3 pengujian yaitu: Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi, Analisis Regresi Linear Berganda. Multikolinearitas adalah penunjukan adanya hubungan linear diantara variabel independen. Kondisi ini harus dihindari 59
Wahyudi La Daha
ISSN 2303-100X
terdapat 23 orang (69,7%) yang menjawab setuju, 10 orang (30,3%) yang menjawab sangat setuju, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju, dan ragu-ragu. Sedangkan pernyataan 2 “Adanya jadwal pengiriman produk antara perusahaan anda dengan PT. Pertamina (Persero)” memiliki bobot terendah yakni sebesar 133, karena pada pernyataan tersebut pada kuisoner variabel saluran distribusi, terdapat 30 orang (90,9%) yang menjawab setuju, 2 orang (6,1%) menjawab sangat setuju, 1 orang (3,0%) yang menjawab ragu-ragu, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju. Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa pernyataan 2 “Perusahaan anda puas setelah menggunakan produk PT. Pertamina (Persero)” memiliki bobot tertinggi yaitu sebesar 147. Tingginya jawaban ini dikarenakan pada pernyataan 2, terdapat 21 orang (63,6%) yang menjawab setuju, 11 orang (33,3%) yang menjawab sangat setuju, 1 orang (3,0%) yang menjawab ragu-ragu dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju. Sedangkan pernyataan 5 “Perusahaan anda tidak memiliki alternatif pilihan lain selain produk
PT. Pertamina (Persero)” memiliki bobot terendah yakni sebesar 133, rendahnya bobot tersebut dikarenakan pada pernyataan 5, terdapat 25 orang (75,8%) yang menjawab setuju, 7 orang (21,2%) menjawab sangat setuju, 1 orang (3,0%) yang menjawab sangat tidak setuju, dan tidak ada responden yang menjawab ragu-ragu dan tidak setuju. Dari hasil uji regresi berganda yang dilakukan pada table 4, dapat dibuat persamaan sebagai berikut: Y = 0,697 + 0,349X1 + 0,516X2 Dari persamaan yang terbentuk di atas dapat dijelaskan interpretasinya sebagai berikut: (1). a (konstanta) = 0,697artinya apabila variabel kualitas produk (X1) dan saluran distribusi(X2) dalam keadaan konstan, maka pengambilan keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 0,697satuan. (2). b1 = 0,349, artinya apabila variabel kualitas produk (X1) meningkat 1 satuan, maka pengambilan keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,349 satuan. (3). b2 = 0,516, artinya apabila variabel saluran distribusi(X2)meningkat 1 satuan, maka pengambilan keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,516 satuan.
Tabel 1. Tabel Frekuensi Jawaban dan Pembobotan Kuisioner Tentang Kualitas Produk Pernyataan
STS TS 1 2 Pernyataan 1 0 (0%) 0 (0%) Pernyataan 2 0 (0%) 0 (0%) Pernyataan 3 0 (0%) 1 (3,0%) Pernyataan 4 0 (0%) 0 (0%) Pernyataan 5 0 (0%) 0 (0%) Pernyataan 6 0 (0%) 0 (0%) Pernyataan 7 0 (0%) 0 (0%) Sumber: Data setelah diolah, 2014.
RR 3 3 (9,1%) 1 (3,0%) 2 (6,1%) 1 (3,0%) 3(9,1%) 2(6,1%) 2 (6,1%)
S 4 24(72,7%) 30(90,9%) 24(72,7%) 31(93,9%) 25(75,8%) 28(84,8%) 27(81,8%)
SS 5 6(18,2%) 2(6,1%) 6(18,2%) 1(3,0%) 5(15,2%) 3(9,1%) 4(21,2%)
Bobot 135 134 136 133 134 129 134
Tabel 2. Tabel Frekuensi Jawaban dan Pembobotan Kuisioner Tentang Saluran Distribusi Pernyataan
STS 1 Pernyataan 1 0 (0%) Pernyataan 2 0 (0%) Pernyataan 3 0 (0%) Pernyataan 4 0 (0%) Pernyataan 5 0 (0%) Sumber: Data diolah, 2014.
TS 2 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
RR 3 0 (0%) 1 (3,0%) 0 (0%) 0 (0%) 1(3,0%)
60
S 4 23(69,7%) 30(90,9%) 30(90,9%) 28(84,8%) 27(81,8%)
SS 5 10(30,3%) 2(6,1%) 3(9,1%) 5(15,2%) 5(15,2%)
Bobot 142 133 135 137 136
Kualitas Produk, Saluran distribusi
Tabel 3.
ISSN 2303-100X
Tabel Frekuensi Jawaban dan Pembobotan Kuisioner Tentang Pengambilan Keputusan Pembelian
Pernyataan Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8 Pernyataan 9 Sumber: Data diolah, 2014
STS 1 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 1(3,0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
TS 2 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
RR 3 0 (0%) 1(3,0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 1(3,0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
S 4 26(78,8%) 21(63,6%) 20(60,6%) 27(81,8%) 25(75,8%) 23(69,7%) 26(78,8%) 26(78,8%) 21(63,6%)
SS 5 7(21,2%) 11(33,3%) 13(39,4%) 6(18,2%) 7(21,2%) 9(27,3%) 7(21,2%) 7(21,2%) 12(36,4%)
Bobot 140 147 145 141 133 134 140 135 146
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Kualitas produk (X1) Saluran distribusi (X2)
Koefisien Regresi (B) 0,349 0,516
T hitung
Nilai P
Keterangan
3,457 4,226
0,002 0,000
Signifikan Signifikan
Konstanta = 0,697 F hitung = 32,492, P = 0,000 F Tabel = 3,316 , t tabel = 2,040 R = 0,827, R2 = 0,624 Sumber: Data Primer Diolah, 2014 yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Mereka adalah perangkat jalur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, yang berakumulasi pada pembeli dan penggunaan oleh pemakai akhir (Kotler dk., 2007). Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian orang lain, faktor situasi tidak diantisipasi dan resiko yang dirasakan dapat mempengaruhi keputusan pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca pembelian konsumen dan tindakan pasca pembelian dipihak perusahaan. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian, pelanggan yang tidak puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada teman-teman mereka. Karena itu, perusahaan harus berusaha
PEMBAHASAN Pada penelitian ini terlihat bahwa Terdapat pengaruh positif dan signifikan kualitas produk terhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero) secara parsial. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel (3,457>2,040) dan nilai P yang lebih kecil dari α (0,002< 0,05). Kualitas (quality) sebagaimana dijelaskan oleh American Society for Quality adalah “keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang tampak atau samar”. Walaupun demikian, sebagian orang percaya bahwa definisi kualitas terbagi menjadi beberapa kategori. Salah satunya kualitas berbasis pengguna (Heizer dkk., 2009). Kebanyakan produsen tidak menjual barangbarang mereka secara langsung kepada para pengguna akhir; antara mereka ada sekelompok perantara yang melakukan berbagai fungsi. Perantara ini menetapkan satu saluran pemasaran (juga disebut saluran perdagangan atau saluran distribusi). Secara formal, saluran pemasaran adalah orgnisasi-organisasi yang saling tergantung
61
Wahyudi La Daha
ISSN 2303-100X
memastikan kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian (Setiadi, 2013). Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linear berganda dengan pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel kualitas produk (X1) diperoleh koefisien sebesar 0,349, thitung3,457 dan nilai signifikansi 0,002 yang berarti jika variabel kualitas produk meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero)sebesar 0,349 satuan. Dengan kata lain pengambilan keputusan pembelian akan meningkat sejalan dengan perbaikan kualitas produk PT. Pertamina (Persero). Menurut Hariadi, (2013) menjelaskan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel produk bersifat positif terhadap keputusan membeli proyektor Microvision pada PT. Smart Vision Surabaya, hasil ini menunjukkan semakin berkualitas produk yang dihasilkan baik dari segi kehandalan mesin, daya tahan dan Keunggulan serta Desain dan variasi kan disukai oleh konsumen karena dirasa akan memberikan manfaatmanfaat bagi pemakainya sehingga akan menarik minat mereka untuk membeli produk tersebut. Kualitas berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan dorongan khusus bagi para pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang perusahaan. Peningkatan kualitas membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya yang kemudian akan meningkatkan keuntungan. Peningkatan penjualan kerap terjadi saat perusahaan mempercepat respons mereka, merendahkan harga jual dari skala ekonomis dan meningkatkan reputasi mereka dengan produk-produk berkualitas. Begitu pula, meningkatnya kualitas menyebabkan biaya turun karena perusahaan meningkatkan produktivitas dan menurunkan rework, bahan yang terbuang (scrap) dan biaya garansi, Menurut Heizer dkk., (2009). Selanjutnya, Heizer dkk., (2009) berpendapat bahwa suatu organisasi menyadari reputasi akan mengikuti kualitas, apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan pekerjanya dan hubungan pemasoknya. Promosi diri tidak akan dapat menggantikan produk berkualitas. Di masa teknologi seperti sekarang, kualitas adalah
suatu perhatian internasional, sebagaimana halnya MO. Bagi perusahaan dan negara yang ingin bersaing secara efektif pada ekonomi global, produk mereka harus memenuhi ekspektasi akan kualitas, desain dan harganya secara global. Produk yang berkualitas rendah akan mengurangi keuntungan perusahaan dan neraca pembayaran negara. Menurut Oetama, (2011) menjelaskan bahwa keputusan konsumen juga berdasarkan produk motor Honda yang ditawarkan baik dari segi desain yang memenuhi keinginan konsumen, juga aksesoris dari produk motor Honda, serta kualitas produk seperti mesin di samping itu juga harga suku cadang dan kemudahan mendapatkannya. Motor Honda sudah sejak lama sudah menjadi brand image dari masyarakat menjadi produk motor yang terkenal irit bahan bakar akan tetapi dewasa ini merek lain juga berlomba-lomba untuk menciptakan produk yang irit bahan bakar. Oleh karena itu motor Honda harus selalu melakukan pengembangan-pengembangan terhadap produknya sehingga tidak kalah dalam bersaing dalam merebut pangsa pasar. Menurut Tjiptono dkk., (2011) bahwa produktivitas biasanya selalu dikaitkan dengan kualitas dan profitabilitas. Meskipun demikian, ketiga konsep ini memiliki penekanan yang berbeda-beda : (1). Produktivitas menekankan pemanfaatan (utilisasi) sumber daya, yang sering kali diikuti dengan penekanan biaya dan rasionalisasi modal. Fokus utamanya terletak pada produksi atau operasi. (2). Kualitas lebih menekankan aspek kepuasan pelanggan dan pendapatan. Fokus utamanya adalah customer utility. (3). Profitabilitas merupakan hasil dari hubungan antara penghasilan, biaya dan modal yang digunakan. Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian orang lain, faktor situasi tidak diantisipasi dan resiko yang dirasakan dapat mempengaruhi keputusan pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca pembelian konsumen dan tindakan pasca pembelian dipihak perusahaan. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian, pelanggan 62
Kualitas Produk, Saluran distribusi
ISSN 2303-100X
yang tidak puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada teman-teman mereka. Karena itu, perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian (Setiadi, 2013).
Konsumen Melalui Pendekatan Marketing Mix. Journal of Economic and Business. 4 : 52-72. Heizer J. dan Render B. (2009). Operations Management Buku I. Jakarta : Salemba Empat. Hengki Lisan Suwarno. (2006). Sembilan Fungsi Saluran Distribusi : Kunci Pelaksanaan Kegiatan Distribusi tang Efektif. 6 : 79-87. Kotler P. dan Keller K.L. (2007). Manajemen Pemasaran Jilid I. Jakarta : PT. INDEKS. Kuswanto D. (2012). Statistik Untuk Pemula dan Orang Awam. Jakarta : Laskar Aksara. Silviana Mellya. (2012). Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Saluran Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Ice Cream Wall’s Pada Siswa SMP dan SMA Di Kota Padang. 7 : 1-11. Purwati, Setiawan H., dan Rohmawati. (2012). Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda Matic Beat (Studi Kasus Pada PT. Nusantara Solar Sakti). 2 : 260-277. Setiadi N. J. (2013). Perilaku Konsumen. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Oetama Seanewati, (2011). Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Motor Honda Di Sampit. 3 : 145-154. Tjiptono F. dan Chandra G. (2011). Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta : CV. Andi Offset.
KESIMPULAN DAN SARAN Terdapat pengaruh positif dan signifikan kualitas produk terhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero) secara parsial. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel (3,457>2,040) dan nilai P yang lebih kecil dari α (0,002< 0,05). Terdapat pengaruh positif dan signifikan saluran distribusi terhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero) secara parsial. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel (4,226>2,040) dan nilai P yang lebih kecil dari α (0,000< 0,05). Diharapkan bagi pimpinan PT. Pertamina (Persero)untuk membuat kebijakan yang lebih memperhatikan kualitas produk dan saluran distribusidalam upaya meningkatkan pembelian produk oleh perusahaanperusahaan. DAFTAR PUSTAKA Adam Akbar. (2012). Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Harga Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Toshiba. 4 : 1-21. Haryadi dan Rudi. (2013). Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Pilihan
63