Jurnal Analisis, Juni 2016, Vol. 5 No. 1 : 91 – 95
ISSN 2303-100X
INTERPRETASI SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ATAS TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN SELAYAR The Interpretationoflocal Apparatus Work Unit to the Audit Findings of Government’s Internal Supervisor Apparatus in Selayar Regency Anzari1, Alimuddin2, Yohanis2 1
Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
2
(E-Mail:
[email protected])
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui interpretasi SKPD atas hasil temuan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar. Intsrumen human sifat naturalistik menuntut agar diri sendiri atau manusia lain menjadi instrumen pengumpul data, atas kemampuannya menyesuaikan diri berbagai ragam realitas, yang tidak dapat dikerjakan oleh instrumen nonhuman seperti kuesioner dan semacamnya. Instrumen human mampu menangkap makna, interaksinya momot nilai, lebih-lebih untuk menghadapi nilai lokal yang berbeda, sehingga hanya instrumen human yang mampu mengadaptasi, tidak dapat dikerjakan oleh instrumen nonhuman. Dalam proses pemeriksaan, auditor perlu melakukan interaksi kepada sesama manusia untuk kelancaran proses pemeriksaan, karena dengan adanya interaksi kepada si auditee, maka apa yang diperlukan oleh si auditor akan dapat dilakukan si auditee sehingga si auditor dapat mengungkap semua masalah yang terjadi dalam proses pemeriksaan. Interpretasi SKPD atas temuan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar, merupakan etika pribadi seseorang terhadap kepentingan organisasi atas tindak lanjut hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar terhadap SKPD Kabupaten Kepulauan Selayar dalam rangka untuk meminimalkan temuan-temuan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar dan menyelesaikan secepatnya temuan keuangan maupun administrasi tersebut. Kata Kunci: Peringatan Dini, Etika Pribadi Seseorang, Tindak Lanjut SKPD ABSTRACT The aimof the research is to investigate the interpretation of local apparatus work unit on the findings of audit result of audit inspectorate of the regency of selayar islands. The research was a qualitative study. The data were obtained through questionnaire and participant observation in which the researcher and informants make social interaction in informants’ environment. The results of the research indicate that there are findings made by local apparatus work unit that have not been followed up such as physical and non physical development that have not been followed up by local apparatus work unit. The interpretations of local apparatus work unit of inspectorates’s findings of the regency of selayar island is someone’s private ethics on the interest of organizations as the follow-up of audit result of inspectorate of the regency of selayar islands. This is done to minimized the findings of the inspectorate of the regency of selayar islands and settle as soon as possible the financial and administrative findings. Keywords: early Warning, An Individual's Personal Ethics, SKPD Execution
pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi
PENDAHULUAN Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui 91
Anzari
ISSN 2303-100X
mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut(Donellyet al., 2003). Terkait bagaimana SKPD Kabupaten Kepulauan Selayar memahami temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar, perlu adanya tekanan dari pemerintah daerah dalam hal ini, Bupati Kepulauan Selayar memberikan peringatan dini, kepada seluruh SKPD agar dapat memberikan perhatian serius terhadap hasil temuan aparat pengawas internal pemerintah tersebut, agar segera menyelesaikan temuannya, baik yang bersifat administrasi maupun yang bersifat materiil. Maksud pengawasan itu dalam rumusan yang sederhana adalah untuk memahami dan menemukan apa yang salah demi perbaikan di masa mendatang. Hal itu sebetulnya sudah disadari oleh semua pihak baik yang mengawasi maupun yang diawasi termasuk masyarakat awam. Sedangkan tujuan pengawasan itu adalah untuk meningkatkan pendayagunaan aparatur negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan menuju terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih(Paul &Moroney, 2008). Seiringdengan semakin kuatnya tuntutan dorongan arus reformasi ditambah lagi dengan semakin kritisnya masyarakat dewasa ini, maka rumusan pengawasan yang sederhana itu tidaklah cukup dan masyarakat mengharapkan lebih dari sekedar memperbaiki atau mengoreksi kesalahan yang terjadi, untuk perbaikan di masa datang, melainkan terhadap kesalahan, kekeliruan, apalagi penyelewengan yang telah terjadi tidak hanya sekedar dikoreksi dan diperbaiki akan tetapi harus diminta pertanggungjawaban kepada yang bersalah(Anastasia & Mukhlasin, 2005). Kesalahan harus ditebus dengan sanksi/hukuman, dan bila memenuhi unsur tindak pidana harus diproses oleh aparat penegak hukum, sehingga membuat efek jera bagi pelaku dan orang lain berpikir seribu kali untuk melakukan hal yang sama, sehingga praktek praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dapat berkurang atau bahkan tidak ada lagi yang namanya praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Mardiasmo, 2009).
Penelitian saya mengenai Interpretasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atas temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar adalah untuk mengetahui tingkat interaksi manusia secara nyata dalam fakta sosial, dan masalah apa yang terjadi sebenarnya pada SKPD tersebut, sehingga dapat diketahui masalah temuan sebenarnya, dan juga hasil pemeriksaan inspektorat yang belum ditindaklanjuti oleh SKPD tersebut. Dengan adanya masalah temuan – temuan keuangan dan administrasi yang belum diselesaikan oleh SKPD tersebut, oleh karena itu penting untuk diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti dan mengetahui interpretasi SKPD hasil temuan pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Selayar dan Dinas Perhubungan dan Kominfo Kabupaten Kepulauan Selayar, karena peneliti sebelumnya sudah memahami karakter kantor tersebut, sehingga peneliti ingin meneliti pada kantor tersebut, dan peneliti dapat memperoleh data-data yang diperlukan, serta peneliti mudah mendapatkan informasi tentang temuan Inspektorat, dokumen yang diperlukan. Waktu penelitian pada bulan Juli 2015. Sumber Data Jenis data dan sumber data yang dikumpulkan jenis data primer dan sekuler, dalam penelitian ini saya mewawancarai dengan unit analisis kepada Pejabat SKPD dan Kepala Seksi Hukum Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Selayar dan Dinas Perhubungan dan Kominfo Kabupaten Kepulauan Selayar. Konteks natural, yaitu suatu konteks kebulatan menyeluruh, yang tak akan terfahami dengan membuat isolasi atau eliminasi sehingga terlepas dari konteksnya. Suatu phenomena hanya dapat ditangkap maknanya dalam keseluruhan dan merupakan suatu bentukan hasil peran timbalbalik, bukan sekedar hubungan kausal linear saja. Suatu proses pemeriksaan yang dalam konteksnya dilaksanakan secara menyeluruh dimulai dengan interaksi antara auditor dengan auditee untuk mengungkap proses pemeriksaan sampai pada waktu yang telah ditentukan oleh auditor. 92
Peringatan Dini, Etika Pribadi Seseorang, Tindak Lanjut SKPD
ISSN 2303-100X
langkah awal penelitian. Di dalam perjalanan menuju Kabupaten Kepulauan Selayar dapat juga ditempuh melalui udara, dengan jarak tempuh 45 menit, dan perjalanan darat saya lalui selain karena biayanya yang lebih ekonomis, juga didasari dengan niat membangun pembelajaran awal untuk berinteraksi dengan masyarakat umum selama perjalanan. Pada awalnya percakapan hanya bertujuan untuk berkenalan sesama penumpang bus, dan ada juga sudah kenal sebelumnya, selama perjalanan terjadi interaksi sesama penumpang, namun kesamaan budaya dan bahasa daerah serta ‘logat’ asli yang mereka miliki sendiri. Berdasarkan pengamatan peneliti, tidak sulit bagi para penumpang yang berada dalam mobil bus untuk mengakrabkan diri. Selain karena kesamaan ‘logat’ dan bahasa daerah yang mereka miliki, hubungan kolega-kolega mereka yang ternyata saling kenal satu sama lain (perkenalan terjadi karena satu tempat kerja, satu tempat berkebun, hingga satu tempat bersekolah) juga menjadi pemicu utama yang berperan penting terbinanya percakapan yang secara intens terjadi selama perjalanan. Melalui hasil pengamatan tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa hubungan kekerabatan yang terjadi pada masyarakat kabupaten Selayar terbilang cukup baik dan familier satu sama lain, sehingga istilah ‘dunia tak selebar daun kelor’ pun sangat tepat untuk menggambarkan hubungan kekerabatan masyarakat kabupaten Selayar.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview), observasi terlibat, (participant observation), penggunaan dokumen, dan sebagainya. Prosedur pengumpulan data melalui pencatatan, memotret, dan seterusnya. Berkaitan dengan hal itu pada studi ini jenis data yang digunakan berupa katakata, dan tindakan, sumber data tertulis(Maryanti, 2005). Analisis Data Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama pengolahan data dimulai dari penelitian pendahuluan hingga hingga tersusunnya usulan penelitian. Tahap kedua, pengolahan data yang lebih mendalam dilakukan dengan cara mengolah hasil kegiatan wawancara dan pengumpulan berbagai informasi lapangan di lokasi penelitian(Mardisar et al., 2007). HASIL PENELITIAN Penelitian lapangan merupakan bagian terpenting dalam studi kualitatif, bagian inii akan memungkinkan peneliti untuk merasakan berbagai hal, baik secara fisik maupun emosional dari masyarakat atau objek penelitian yang akan dipelajarinya. Menjelaskan penelitian kualitatif sebagai berikut “Qualitative research is concerned with developing explanations of social phenomena. That is to say, it aims to help us to understand the world in which we live and why things are the way they are.” Dalam konteks ini, untuk menjelaskan fenomena sosial dengan menggunakan metode kualitatif tentunya mengharuskan peneliti untuk melakukan penelitian lapangan. Sejalan dengan pemahaman penelitian lapangan pada metode kualitatif memungkinkan peneliti untuk lebih dekat dan menyatu dengan objek penelitian. Oleh karena itu, merasa diri sebagai bagian yang terpisahkan dengan objek penelitian, mengharuskan peneliti untuk hijrah dengan tujuan untuk mendekatkan diri dengan budaya dan sistem sosial pada objek penelitian. Hal ini juga peneliti lakukan sebagai usaha agar dapat menyatu secara sikap dan tingkah laku dengan responden nantinya. Untuk tujuan itulah, maka peneliti memutuskan untuk menempuh jarak 350 km perjalanan darat menuju kabupaten Kepulauan Selayar, dari kota Makassar sebagai
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bagaimana Dinas PU Kabupaten Kepulauan Selayar menginterpretasi hasil pemeriksaan Inpektorat Kabupaten Kepulauan Selayar, berdasarkan pemahaman mereka tentang temuan Inspektorat. Secara lebih spesifik, studi ini akan menggambarkan bagaimana para informan menjustifikasi hasil temuan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar melalui bahasa, pikiran, dan tindakan.Oleh karena itu, memahami kepribadian seseorang dalam menginterpretasi hasil temuan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar menjadi bagian yang tak terpisahkan dari penelitian ini. Soekanto (2012), mengemukakan bahwa kepribadian mewujudkan perilaku manusia dengan asumsi sebagai berikut. Kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap seseorang 93
Anzari
ISSN 2303-100X
(predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khususnya apabila ia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Kepribadian dalam hal ini mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Selanjutnya, Roucek & Warren (1962),mengemukakan bahwa kepribadian merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Oleh karenanya, melalui kepribadian manusia kita akan mengetahui makna dari tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Berbicara mengenai makna dari tindakan seseorang tidak lengkap rasanya apabila tidak membahas konsep versthen yang dikembangkan Robin (2008), dalam bertindak tidak hanya sekedar melaksanakan, tetapi juga menempatkan diri dalam lingkungan berpikir dan perilaku orang lain. Konsep ini kemudian mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan yang hendak dicapai atau in order to motive. Sementara disisi lain,Leonard (2008),berpendapat bahwa tindakan subjektif dari seseorang tidak muncul begitu saja, tetapi ia ada melalui suatu proses panjang untuk dievaluasi dengan mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan norma etika, agama, atas dasar tingkat kemampuan pemahaman sendiri sebelum masuk pada tataran in order to motive, ada tahapan because motive yang mendahuluinya. Pada penelitian ini memahami kepribadian informan melalui tindakan yang mereka lakukan selama proses tindak lanjut, nantinya akan menghantarkan peneliti pada tujuan dari tindakan tersebut secara subjektif. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan selama proses wawancara terhadap Pak Sudirman, bahwa berdasarkan data informasi temuan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar terhadap laporan keuangan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2013 dan tahun 2014 sangat banyak, sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana cara menindaklanjuti temuan Inspektorat tersebut, hal ini dijawab oleh Pak Sudirman berikut ini. Berbicara temuan ditindaklanjuti tentu dilihat objeknya temuan
tersebut, jika temuan tersebut yang sifatnya uang, maka otomatis harus diselesaikan sesuai dengan banyaknya jumlah temuan uang tersebut, akan tetapi jika sifatnya administrasi tentu diselesaikan secara administrasi juga. Mendengar pengungkapan Pak Sudirman tersebut, secara dikotomis menjadi keharusan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Selayar, untuk menyelesaikan temuan tersebut. Namun peneliti menanyakan kembali mengapa temuan tersebut belum diselesaikan secepatnya, hal ini dijawab oleh Pak Sudirman berikut ini.Terkait temuan diselesaikan secepatnya, tentunya pihak Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Selayar menyelesaikan temuan tersebut secepatnya, namun temuan yang berkaitan dengan masalah bangunan fisik, biasanya masalah ada pada rekanan/kontraktornya, akan tetapi pihak Dinas Pekerjaan Umum tetap memberitahukan masalah pembangunan fisik tersebut melalui surat namun apabila sudah tiga kali pemberitahuan melalui surat tidak direspon oleh pihak rekanan/kontraktor, maka Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Selayar menyerahkan berkas temuan tersebut ke Tim Tindak Lanjut. Mendengar pengungkapan Pak Sudirman tersebut, secara dikotomis menjadi keharusan Dinas PU Kabupaten Kepulauan Selayar untuk menindaklanjuti temuan tersebut hingga selesainya. Namun peneliti menanyakan kembali, apakah Tim Tindaklanjut merespon temuan Dinas PU tersebut, hal ini dijawab oleh Pak Sudirman berikut ini. Terkait temuan yang ditindaklanjuti oleh Tim Tindaklanjut dalam hal ini Majelis Pertimbangan Tuntutan Ganti Rugi (MTGR) yang diketuai oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar tentunya ditindaklanjuti namun harus mengundang saksi dari Dinas PU Kabupaten Kepulauan Selayar untuk mencocokkan atau menyinkronkan temuan tersebut. Mendengar pengungkapan Pak Sudirman tersebut, secara dikotomis menjadi keharusan Dinas PU Kabupaten Kepulauan Selayar untuk menindaklanjuti temuan tersebut hingga selesainya. Namun peneliti menanyakan kembali, mengapa temuan pada pembangunan fisik masih terdapat temuan setiap tahunnya, hal ini dijawab oleh Pak Sudirman berikut ini. Terkait temuan pada pembangunan fisik itu biasanya dari pihak 94
Peringatan Dini, Etika Pribadi Seseorang, Tindak Lanjut SKPD
pengawas Dinas PU Kabupaten Kepualauan Selayar yang kurang tegas dalam mengawasi pembangunan fisik tersebut, sehingga terdapat pekerjaan pembangunan fisik kurang volume maupun tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB). Mendengar pengungkapan Pak Sudirman tersebut, secara dikotomis menjadi keharusan Dinas PU Kabupaten Kepulauan Selayar untuk menindaklanjuti temuan tersebut hingga selesainya. Namun peneliti menanyakan kembali, mengapa pengawas dari Pihak Dinas PU Kabupaten Kepulauan Selayar tidak tegas dalam mengawasi pembangunan fisik tersebut. Terkait pengawas yang tidak tegas ini, disebabkan karena hubungan pertemanan antara rekanan dan pengawas sehingga menimbulkan temuan fisik pembangunan tersebut. Mendengar ungkapan Pak Sudriman tersebut, sehingga peneliti mengamati dan mengetahui bahwa fenomena yang terjadi pada umumnya di Kabupaten Kepulauaun Selayar, adanya hubungan kekeluargaan yang erat, sehingga mempunyai rasa persaudaraan yang tinggi, tentunya menimbulkan temuan kembali terkait pembangunan fisik tersebut, peneliti kembali menanyakan lagi, bagaimana sistem pembayaran temuan pembangunan fisik berupa uang tersebut, hal ini dijawab oleh Pak Sudirman berikut ini. Terkait sistem pembayaran pembangunan fisik tersebut, Pak Sudirman mengatakan, bahwa jika temuan tersebut jumlahnya kecil, maka sistem pembayarannya dilakukan melalui bendahara penerima pada Dinas PU Kabupaten Kepulauan Selayar, kemudian disetor di Kas Daerah. Sedangkan temuan tersebut jumlahnya besar, maka sistem pembayarannya melalui pemberitahuan surat atau komunikasi terhadap rekanan/kontraktor yang apabila ditunjuk kembali dalam proyek, maka kemudian dipotong jumlah nilai proyek atas temuan proyek tahun lalu tersebut.
ISSN 2303-100X
temuan yang belum ditindaklanjuti dikarenakan adanya sifat persaudaraan yang kental dan pertemanan diantara pengawas pembangunan fisik dari SKPD tersebut dengan rekanan kontraktor itu sendiri. Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran peneliti perlu adanya keputusan Bupati Kepulauan Selayar memberikan peringatan dini, kepada seluruh SKPD agar dapat memberikan perhatian serius terhadap hasil temuan aparat pengawas internal pemerintah tersebut, agar segera menyelesaikan temuannya, baik yang bersifat administrasi maupun bersifat materil. DAFTAR PUSTAKA Anastasia.& Mukhlasin. (2005). Hubungan Karakteristik Personal Auditor terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit.Simposium Nasional Akuntansi VIII. pp 929-940. Donelly D.P., Quirin J.J., & Bryan D.O. (2003). Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory Model Using Auditor’s Personal Characteristic.Behavior Research in Accounting. Vol. 15. pp 87-110. Leonard V.W. (2008). Fraud Risk Assesment Building a Fraud Audit Program. John Wiley & Sons, Inc Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta. Mardisar, & Ria.(2007). Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. SNA X Makassar. AUEP-11. Maryanti. (2005). Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior : Pendekatan Karakteristik Personal Auditor.Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi. Vol. 5, no. 2. pp 213-226. Paul&Moroney R.(2008). internal auditor, alternative internal auditor structuresand the level of Misappropriation of Asset Fraud, Australia And New Zealand. Robin. (2008). Sociological perspektives on modern accountancy. Roucek & Warren. (1962). Sociology an Introduction. London: Patterson Littlefield & Adams. Soekanto S. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diiringi dengan wawancara mendalam bersama beberapa informan, penelitian ini adalah telah menjabarkan bukti empiris bahwa dalam proses tindaklanjut temuan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar, masih terdapat
95