ITPC Osaka, 2014
WIG HS Code : 6704
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... 3 Peta Jepang ................................................................................................................... 4 I. Pendahuluan ............................................................................................................ 5 1. Pemilihan Negara.............................................................................................. 5 2. Pemilihan Produk .............................................................................................. 5 3. Profil Jepang ..................................................................................................... 6 II. Potensi Pasar Jepang .............................................................................................. 10 1. Ragam Wig di Jepang ....................................................................................... 12 2. Impor dan Ekspor Produk Wig dan Bahan Baku Wig di Jepang ........................ 19 3. Kebijakan Impor dan Labeling Produk Wig di Jepang ....................................... 26 4. Saluran Distribusi Impor Wig di Jepang ............................................................. 27 III. Peluang Dan Strategi ............................................................................................... 28 IV. Informasi Penting ..................................................................................................... 30 1. TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia ..................................................... 30 2. Kamar Dagang Jepang ..................................................................................... 30 3. Asosiasi Wig di Jepang ..................................................................................... 32 4. Daftar Pameran Terkait Wig di Jepang .............................................................. 32 5. Perwakilan Indonesia di Jepang ........................................................................ 32 6. Referensi........................................................................................................... 32
2
KATA PENGANTAR ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan ”Market Brief: Wig” untuk Edisi pada bulan April 2014 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar Wig di Jepang. Adapun isi dari Market Brief ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Market Brief disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Market Brief ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi Wig di Indonesia yang bersaing di pasar Jepang.
Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang.
Osaka, 30 April 2014
3
PETA JEPANG
Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2). Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya. Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
4
BAB I. PENDAHULUAN 1. Pemilihan Negara Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, selama 5 ( lima ) tahun terakhir, yaitu periode 2009 - 2013, perdagangan Indonesia–Jepang menunjukkan trend positif sebesar 10 %. Pada periode ini Indonesia mengalami surplus perdagangan. Sementara di tahun 2013, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 45,95 milliar, dengan nilai ekspor sebesar 17,04 miliar dan impor sebesar USD 28,90 milliar. Pada periode ini Indonesia mengalami defisit sebesar USD 11,86 miliar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi: coal; briquettes, ovoids (USD 3,79 miliar); natural rubber, balata (USD 1,13 miliar); nickel mattes, nickel oxide sinters (USD 0,93 miliar); copper ores and concebtrates (USD 0,81 miliar); plywood, veneered panels and similar laminated wood (USD 0,74 miliar). Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti parts & access of motor vehicles (USD 1,77 miliar); Trucks, motor vehicles for the transport of goods (USD 0,64 miliar); cars (incl. station wagon) (USD 0,52 miliar); Flat-rolld products of iron/non-al/s wdth>/=600mm,hr,not clad (USD 0,46 miliar). 2. Pemilihan Produk Jepang merupakan negara yang tidak hanya terkenal sebagai pusat teknologi, tetapi juga terkenal sebagai pusat mode dan budaya dunia, khususnya di Asia. Hal tersebut dikarenakan warga Jepang, khususnya remajanya, sangat suka mencoba berbagai aneka pakaian dan gaya rambut yang ekstrem dan unik, sehingga remaja Jepang menjadi salah satu kiblat fashion anak-anak muda di dunia saat ini. Untuk urusan rambut, mereka tidak hanya mengganti warna rambut mereka tetapi juga bentuk rambut yang disesuaikan dengan trend yang ada. Untuk mengganti warna dan bentuk rambut secara temporer, mereka sering menggunakan wig dikarenakan penggunaannya yang praktis dan tidak memakan waktu. Wig yang akan dibahas masuk ke dalam HS nomor 6704 (HS Wig 6704). Sebagai contoh, pada acara cosplay (costume play) yang sangat marak belakangan ini, penggunaan wig merupakan pilihan utama bagi para remaja Jepang untuk mengganti rambut mereka sesuai dengan tokoh yang mereka idolakan. Sehingga di Jepang penggunaan wig tidak hanya untuk keperluan fungsional seperti menutupi rambut rontok, tetapi juga untuk kepentingan mode dan estetika. Mengingat besarnya potensi pasar wig di Jepang menjadikan hal ini sebagai peluang potensial bagi Indonesia untuk mengembangkan ekspor produk wig ke Jepang.
5
3. Profil Jepang a. Geografi Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka. b. Pemerintahan Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan bagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri. Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet. c. Demografi Populasi penduduk Jepang per Oktober 2013 mencapai 127.298.000 jiwa. Data ini menurun bila dibandingkan data per 1 Oktober 2012 yang 127.515.000 jiwa. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah 61.909.000 (48.6% dari total populasi) dan penduduk wanita berjumlah 65.388.000 (51.4%).
Tabel 1. Estimasi populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang per Oktober 1, 2013 (in thousands) Age (years)
Total
Male
Female
16390
8395
7996
12252
6280
5971
49359
24951
24408
17397
8579
8818
52040
21009
31030
0-14 15-24 25-54 55-64
≥ 65
Sumber: Japan Statistic Bureau, Ministry of Internal Affairs and Communications.
6
Gambar 1. Piramida Populasi Penduduk Jepang tahun 2013 Sumber: United States Census Bureau
Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang berpusat di kota-kota besar, bahkan, sekitar 70 % dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Lebih dari 1/3 populasi Jepang berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di dua kota besar Tokyo dan Osaka. Pada tahun 2013 tingkat harapan hidup di Jepang adalah 82.97 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang semakin cepat menua dikarenakan dampak dari ledakan kelahiran pasca perang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran.
7
Gambar 2. Estimasi Penurunan Populasi Penduduk Jepang Sumber: Japan Ministry of Internal Affairs
Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, China Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang. Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa. d. Infrastruktur Berdasarkan data tahun 2012, energi di Jepang berasal dari batu bara 90,78%, 2,69% tenaga nuklir dan 6,18% tenaga air serta new energy dll 0,55%. Transportasi utama di jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestik terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah Narita International Airport, Kansai International Airport, dan Chubu Central International Airport dan untuk pelabuhan laut terbesarnya adalah Nagoya Airport. e. Ekonomi Jepang adalah salah satu dari 3 ( tiga ) negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju didunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia ( dibawah China ) dan 8
ketiga didunia ( selain AS dan China ). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Pada 2013, Jepang memiliki GDP perkapita US $ 47.096,48 dan berhasil menjadi Negara ketiga dengan nilai GDP terbesar didunia. Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tidak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global. Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-Jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul. Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat terswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya.
9
BAB II. POTENSI PASAR JEPANG
2.1. Ragam Wig di Jepang Rambut palsu, atau biasa dikenal dengan sebutan wig, adalah kepala rambut yang terbuat dari rambut manusia, wol, bahan sintetik, bulu kuda, bulu kerbau dan bulu hewan lainnya. Komoditi Wig ini memiliki nomor HS 670420. Pada umumnya wig digunakan oleh orang-orang yang mengalami kebotakan, baik yang disebabkan oleh rambut rontok alami, chemoteraphy, maupun penyakit seperti alopecia areata. Penggunaan wig menjadi pilihan utama dikarenakan cara pemakaiannya yang sangat mudah, harganya relatif murah dan juga dapat memperbaiki penampilan secara instan dibandingkan dengan terapi penumbuhan rambut yang memakan waktu yang lama dan biaya tidak sedikit. Wig juga digunakan oleh sebagian orang untuk tujuan memenuhi kebutuhan profesi. Di daerah Britania Raya dan negara bekas jajahan Inggris misalnya, hakim dan pengacara diwajibkan untuk memakai wig dalam sidang. Selain itu, wig juga biasa digunakan oleh para aktor untuk membantu memproyeksikan karakter yang mereka tampilkan. Di Jepang sendiri, dalam film dan serial televisi yang bergenre Jidaigeki, wig digunakan untuk mengubah penampilan mereka untuk merefleksikan penampilan masyarakat Jepang pada periode kekaisaran Edo, yang merupakan latar waktu cerita tersebut.
Gambar 3. Wig Jidaigeki
10
Pada masa sekarang ini, wig juga digunakan untuk tujuan mode dan estetika. Di Jepang, negara yang terkenal sebagai pusat mode dan budaya, wig lebih ditujukan untuk tujuan fashion ketimbang tujuan fungsional. Remaja-remaja di Jepang sering menggunakan wig untuk memvariasikan warna dan bentuk rambut mereka secara temporer. Wig yang digunakan pun sering dalam bentuk yang ekstrem dan unik, tidak seperti rambut remaja-remaja di negara lain pada umumnya. Hal ini yang menjadikan Jepang menjadi kiblat fashion anak-anak muda di dunia saat ini. Sebagai contoh, pada acara cosplay (costume play) yang sangat populer di kalangan anak muda saat ini, penggunaan wig merupakan pilihan utama bagi para remaja Jepang untuk menyesuaikan rambut mereka sesuai dengan tokoh yang mereka tampilkan. Di beberapa kota besar acara cosplay yang juga menggunakan berbagai jenis dan model wig sudah menjadi acara rutin, ada yang mingguan setiap weekend dan yang bulanan bahkan ada ajang kompetisinya. Untuk jenis dan variasi wig yang ada di Jepang akan dibahas lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
Gambar 4. Wig Cosplay
11
2.1.1. Variasi Wig di Jepang Seperti di negara lain pada umumnya, di Jepang wig memiliki banyak variasi dan jenis. Mulai dari wig utuh, hingga bagian dari wig (parts wig) seperti Dango wig, Boryumaki wig, dan juga Kimono wig. Wig utuh biasanya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu long wig, medium wig, dan juga short wig. Contoh long wig yang ada di Jepang ditunjukkan pada gambar 5. Long wig biasanya memiliki panjang di atas 20 cm dari puncak kepala sampai bagian depan wajah, dan di atas 60 cm dari puncak kepala hingga bagian belakang kepala. Sedangkan untuk medium wig, panjang dari puncak kepala hingga bagian depan wajah serupa dengan Long wig, tetapi panjang dari puncak kepala hingga bagian belakang kepala adalah sekitar 40 cm (gambar 6). Untuk short wig, panjang wig dari puncak kepala hingga bagian wajah adalah sekitar 20 cm, sedangkan untuk panjang bagian belakang wig biasanya berkisar antara 25 hingga 30 cm (gambar 7). Tidak seperti wig utuh untuk wanita, wig utuh untuk pria cenderung seragam, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 8. Untuk wig pria, panjang wig dari puncak kepala hingga bagian belakang kepala biasanya adalah sekitar 30 cm.
12
Gambar 5. Long Wig
Gambar 6. Medium Wig
13
14
Gambar 8. Wig Pria
Parts wig merupakan wig yang digunakan sebagai tambahan dari rambut asli sang pemakai. Contoh dari parts wig yang ada di Jepang ditunjukkan pada gambar-gambar berikut. Gambar 9 merupakan contoh dari Dango wig, yaitu wig yang serupa dengan sasak yang ditempatkan di sekitar bagian puncak kepala. Pada umumnya, Dango wig memiliki lebar yang bervariasi dari 13 hingga 16 cm dan tinggi 15
sekitar 10 cm. Contoh dari Boryumaki wig ditunjukkan pada gambar 10. Wig ini digunakan untuk menambah rambut asli sehingga terlihat lebat. Panjang dari wig ini pun bervariasi, biasanya diukur dari panjang dari dahi hingga rambut bagian belakang. Sedangkan untuk contoh dari Kimono wig ditunjukkan pada gambar 11. Sesuai dengan namanya, wig ini biasa digunakan ketika memakai pakaian kimono. Selain itu di Jepang juga biasa dijual hair extension, baik bagian depan maupun bagian belakang rambut, seperti ditunjukkan pada gambar 12.
Gambar 9. Dango Wig
16
Gambar 10. Boryumaki Wig
Gambar 11. Kimono Wig
17
Gambar 12. Hair Extension Dilihat dari bahan pembuatnya, sebagian besar wig yang diproduksi di Jepang terbuat dari fiber sintetik. Jarang sekali yang terbuat dari rambut manusia maupun bulu hewan. Sedangkan dilihat dari pemilihan warna, wig di Jepang memiliki warna yang sangat bervariasi, tetapi warna yang paling umum adalah warna yang ditunjukkan pada gambar 13.
Gambar 13. Warna Wig
18
2.2. Impor dan Ekspor Produk Wig dan Bahan Baku Wig di Jepang 2.2.1. Impor Produk Wig dan Bahan Baku Wig di Jepang Jumlah impor bahan wig yang terbuat dari rambut manusia, bahan fiber sintetik dan rambut hewan (other) dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir di Jepang ditunjukkan pada gambar 14. Total jumlah impor bahan wig cenderung tidak stabil, pada tahun 2009 sampai 2011 terjadi peningkatan tiap tahunnya dengan puncak impor sekitar 46.500 Kg pada tahun 2011 dan menurun secara signifikan hingga menjadi hanya sekitar 15.000 Kg saja pada tahun 2012. Pada tahun 2013 jumlah impor kembali naik, akan tetapi belum kembali pada jumlah level seperti tiga atau empat tahun sebelumnya. Pada umumnya bahan wig yang diimpor oleh Jepang merupakan bahan yang terbuat dari rambut manusia. Bahan yang terbuat dari fiber sintetik dan rambut hewan hanya berkisar kurang dari 10% total bahan wig yang diimpor tiap tahunnya. Oleh karena itu, tidak stabilnya pasokan bahan wig yang terbuat dari rambut manusia menjadi penyebab tidak stabilnya jumlah impor wig di Jepang tiap tahunnya.
Gambar 14. Jumlah Impor Bahan Wig di Jepang Sumber: Japan Customs
19
Gambar 15 menunjukkan negara pengekspor bahan wig ke Jepang. Secara keseluruhan, China merupakan pengekspor terbesar bahan wig ke Jepang, diikuti oleh Thailand, dan Filipina. Tiap tahunnya lebih dari 90% bahan wig yang ada di Jepang berasal dari China. Sehingga jumlah bahan wig yang diimpor Jepang sangat bergantung pada pasokan yang berasal dari China. Jumlah bahan wig yang diekspor oleh Filipina dan Thailand tidak signifikan, hanya berkisar 1% dari total jumlah impor yang dilakukan oleh Jepang. Dari statistik ini juga dapat diketahui bahwa Indonesia belum mampu menembus pasar bahan wig di Jepang meskipun Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor bahan wig terbesar di dunia selain China.
Gambar 15. Negara Pengekspor Bahan Wig ke Jepang Sumber: Japan Customs
20
Jumlah impor wig utuh dan juga barang sejenisnya yang terbuat dari rambut dan fiber sintetik seperti bulu mata, kumis, dan jenggot buatan (lainnya) dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir di Jepang ditunjukkan pada gambar 16. Seperti halnya pada impor bahan wig, total jumlah impor wig utuh dan aksesoris wig juga tidak stabil. Pada tahun 2010, terjadi peningkatan jumlah impor secara signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 jumlah impor wig utuh dan aksesoris yang terbuat dari rambut dan fiber sintetik mencapai 1500 ton, naik lebih dari 300 ton dari tahun sebelumnya. Namun, setelah 2010 jumlah impor menurun tiap tahunnya hingga pada tahun 2013 jumlah impor yang dilakukan Jepang menjadi hanya di bawah 1200 ton. Tiap tahunnya jumlah impor aksesoris wig berkisar antara 60~70 % dari total impor wig di Jepang dan cenderung lebih tidak stabil dibandingkan dengan jumlah impor wig utuh.
Gambar 16. Jumlah Impor Wig di Jepang Sumber: Japan Customs
21
Gambar 17 menunjukkan negara pengekspor wig ke Jepang. Seperti halnya pada ekspor bahan wig, China merupakan pengekspor terbesar, disusul oleh Korea Selatan, Vietnam, dan Taiwan. Tiap tahunnya sekitar 70% wig dan barang sejenisnya yang ada di Jepang berasal dari China. Pada tahun 2009 market share Korea Selatan mampu melebihi 20% pasar Jepang, akan tetapi persentasenya menurun drastis hingga berada di kisaran 6%. Sebaliknya Vietnam mampu menembus pasar Jepang pada tahun 2010 dan pada tahun-tahun berikutnya cenderung memiliki market share yang stabil di kisaran 6~7%. Sedangkan Thailand dan Taiwan hanya memiliki market share di bawah 4% tiap tahunnya. Dari statistik ini dapat diketahui bahwa Indonesia belum mampu menembus pasar wig Jepang seperti halnya pada ekspor bahan wig.
Gambar 17. Negara Pengekspor Wig ke Jepang Sumber: Japan Customs
22
2.2.2. Ekspor Produk Wig dan Bahan Baku Wig di Jepang Berdasarkan statistik yang dikeluarkan oleh Japan Customs, Jepang juga melakukan ekspor bahan wig dan wig utuh ke negara lain. Pada umumnya bahan wig dan wig yang diekspor oleh Jepang terbuat dari fiber sintetik. Pada tahun 2013, 93 % dari total ekspor bahan wig yang dilakukan oleh Jepang ditujukan ke Filipina (gambar 19). Statistik yang ditunjukkan pada gambar 18 menunjukkan tidak stabilnya jumlah ekspor bahan wig yang dilakukan Jepang. Hal ini menandakan belum terciptanya market yang solid untuk menampung produksi bahan wig yang terbuat dari fiber sintetik buatan Jepang. Serupa dengan ekspor bahan wig, wig utuh dan barang sejenisnya yang diekspor oleh Jepang sebagian besar terbuat dari fiber sintetik. Dari tahun 2009 hingga tahun 2011, jumlah ekspor wig Jepang meningkat hingga mencapai lebih dari 30.000 Kg di tahun 2011. Akan tetapi pada tahun berikutnya jumlahnya kembali pada kisaran di bawah 25.000 Kg. Pada tahun 2013, Korea Selatan dan Hong Kong merupakan importir terbesar produk wig buatan Jepang, disusul oleh China, Taiwan dan Thailand.
Gambar 18. Jumlah Ekspor Bahan Wig di Jepang Sumber: Japan Customs
23
Gambar 19. Negara Tujuan Ekspor Bahan Wig Sumber: Japan Customs Pada gambar 19 tersebut di atas terlihat jelas bahwa pasar ekspor komoditi wig dari Jepang adalah Philipina diikuti oleh China sekalipun China juga merupakan melakukan ekpor komoditi wig ke Jepang (salah 1 negara pemasok wig ke Jepang). Thailand dan Singapur juga menjadi pasar ekspor wig bagi Jepang sekalipun dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
24
Gambar 20. Jumlah Ekspor Wig Sumber: Japan Customs
Gambar 21. Negara Tujuan Ekspor Bahan Wig Sumber: Japan Custom 25
2.3. Kebijakan Impor dan Labeling Produk Wig di Jepang Berdasarkan Japan External Trade Organization (JETRO), HS code dari wig, bulu mata, dan barang sejenisnya, beserta bahan pembuatnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kategori dan HS Code dari Wig, Bahan Wig, dan Barang Sejenisnya Sumber: JETRO 2011 Menurut JETRO, tidak ada peraturan khusus yang mengatur impor barang yang masuk dalam golongan di atas. Akan tetapi, untuk wig dan barang sejenisnya yang terbuat dari fiber sintetik dikenai peraturan yang dinamakan Act on Control of Household Products Containing Harmful Substances. Peraturan ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari paparan zat berbahaya yang mungkin terkandung dalam barang-barang rumah tangga. Seperti ditunjukkan pada tabel 3, wig, bulu mata dan barang sejenisnya yang terbuat dari fiber sintetik harus memiliki kadar formaldehyde di bawah 75 part per million (ppm) ketika diuji dengan senyawa acetylacetone. Inspeksi ini tidak dilakukan pada saat impor, akan tetapi pada saat penjualan ke konsumen secara langsung.
26
Tabel 3. Persyaratan Kandungan Minimum Zat Berbahaya Untuk Wig dan Barang Sejenisnya yang Terbuat dari Fiber Sintetik Sumber: JETRO 2011 Selain persyaratan di atas, barang-barang yang terbuat dari fiber sintetik diwajibkan untuk mendapatkan label yang menunjukkan keterangan antara lain mengenai komponen penyusun, penggunaan, dan juga petunjuk cara penyimpanan dan pencucian produk tersebut seperti yang diatur dalam Household Goods Quality Labeling Law. Selain itu, pada label tersebut harus tercantum nama, alamat, dan juga nomor telepon dari pihak yang mengeluarkan label tersebut. 2.4. Saluran Distribusi Impor Wig di Jepang Saluran distribusi impor pallet di Jepang ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 21. Saluran Distribusi Impor Pallet di Jepang Sumber: JETRO 2009
27
BAB III. PELUANG DAN STRATEGI Terdapat beberapa poin penting dalam pasar wig di Jepang yang dapat membuka peluang untuk impor, baik untuk wig maupun bahan pembuat wig, diantaranya adalah: 1. Jumlah ekspor bahan baku wig, baik yang terbuat dari rambut manusia maupun bahan lain seperti bulu hewan dan fiber sintetik ke Jepang dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir didominasi oleh China, dan sebagian kecil lainnya berasal dari Filipina dan Thailand. China mendominasi ekspor bahan baku wig ke Jepang dengan market share lebih dari 90 % tiap tahunnya. Sedangkan Thailand dan Filipina hanya memiliki market share sekitar 1 %. Untuk ekspor wig utuh dan barang sejenis wig, China juga mendominasi pasar Jepang dengan market share rata-rata di atas 70 % tiap tahunnya. Korea Selatan dan Vietnam merupakan eksportir kedua dan ketiga terbesar setelah China dengan market share masing-masing sebesar 6.7 % dan 6.1 % pada tahun 2013. Ekspor bahan baku wig dan juga wig utuh yang dilakukan oleh Indonesia ke Jepang masih sangat kecil walaupun Indonesia sendiri adalah salah satu eksportir terbesar wig di dunia. Akan tetapi, beberapa tahun belakangan ini terdapat berbagai kasus yang melibatkan eksportir dari China dikarenakan barang yang diekspor mereka mengandung kadar formaldehyde yang tinggi. Hal ini dapat membuat turunnya kepercayaan konsumen di Jepang terhadap produk-produk buatan China. 2. Jepang juga memproduksi wig dan bahan wig terutama yang terbuat dari fiber sintetik untuk kebutuhan pasar domestik dan juga untuk keperluan ekspor. Akan tetapi, mahalnya biaya produksi membuat produk mereka sulit bersaing di pasar global.
Tingginya
biaya
pekerja
di
Jepang
membuat
Jepang
memiliki
kecenderungan untuk mengimpor wig dan bahan baku wig daripada memproduksi sendiri. Pada umumnya produk yang mereka buat hanya ditujukan untuk konsumen menengah ke atas yang mementingkan kualitas produk dibandingkan harga. Melihat kondisi pasar Jepang untuk wig dan bahan baku wig seperti yang dijelaskan diatas, menandakan terdapat peluang yang cukup besar bagi Indonesia untuk mengekspor wig dan bahan baku wig ke Jepang, namun perlu diperhatikan strategi untuk memasuki pasar Jepang, diantaranya adalah:
28
1. Diperlukan cara khusus untuk mengalahkan dominasi China demi mendapat tempat di pasar Jepang. Cara yang paling utama adalah dengan cara membuat produk yang baik dengan tidak melupakan standard dan peraturan yang ditentukan oleh Jepang. Salah satu contoh adalah produk wig maupun bahan wig yang diproduksi oleh Indonesia harus memenuhi syarat minimum formaldehyde seperti yang ditetapkan dalam Act on Control of Household Products Containing Harmful Substances. Jika suatu saat ditemui bahwa produk yang dibuat oleh Indonesia memiliki kadar formaldehyde yang tinggi, akan timbul ketidakpercayaan dari konsumen Jepang untuk memakai produk buatan Indonesia. 2. Wig yang ada di Jepang pada umumnya terbuat dari fiber sintetik. Akan tetapi, wig ini terlihat tidak alami dibandingkan dengan wig buatan rambut manusia ataupun bulu hewan. Oleh karena itu, Indonesia dapat memfokuskan untuk mengekspor wig yang terbuat dari rambut manusia maupun bulu hewan sehingga produk wig Indonesia bisa terdiferensiasi dari produk lainnya apabila diletakkan di dalam toko. Hal ini juga memberikan alternatif tersendiri bagi konsumen wig di Jepang yang terbiasa dengan wig sintetik. Selain itu, bahan baku berupa rambut manusia sangat mudah didapat dengan harga murah di Indonesia sehingga produk yang dihasilkan bisa memiliki harga yang kompetitif. 3. Produk yang tidak memenuhi kebutuhan pasar pada umumnya tidak akan diterima oleh pasar, meskipun produk dijual dengan harga serendah mungkin. Ketika memasuki pasar Jepang, perlu dilakukan riset pasar mendalam akan produk yang memenuhi kebutuhan pasar. Oleh karena itu, wig yang dibuat oleh produsen Indonesia harus mengikuti perkembangan mode, terutama mode yang lagi populer di Jepang demi mendapat tempat di pasar Jepang. Perlu diperhatikan juga bahwa hal ini membuat siklus produk menjadi lebih pendek, dengan variasi produk yang sangat banyak pada volume yang lebih kecil. 4. Aktif ikut serta dalam pameran produk-produk wig di Jepang.
29
BAB IV. INFORMASI PENTING 1.
TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Konsulat Jenderal Jepang - Medan Kedutaan Besar Jepang Jakarta Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI Duta Besar : Yoshinori KATORI Wisma BII, 5th Floor, Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat Jl. Diponegoro No. 10350, Indonesia 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Phone : (62-61) 457-5193 Fax : (62-21) 3192-5460 Fax : (62-061) 457-4560 Website : www.id.emb-Jepang.go.jp Konsulat Jenderal Jepang - Makasar Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Makasar, Indonesia Phone : (62-411) Jakarta Pusat 10350, Indonesia 871-030, 872-323, 851-882 Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (63-61) 853-946 Fax : (62-21) 3192-5460 Konsulat Jenderal Jepang Cabang Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya Denpasar Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl. Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address : Sumatera 93, Jl. Raya Puputan No. 170, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008 Phone : (62-361) 227-628 Fax : (62-31) 503-0007 Fax : (62-21) 231-308, 265-066 2. Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan T : (813) 3283 7523 F : (813) 3216 6497 W : www.tokyo-cci.or.jp/ E:
[email protected] Fukuyama Chamber of Commerce and Industry 2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City HiroshimaPrefecture 720-0067 Japan T : (818) 4921 2345 F : (818) 4922 0100 W : www.fukuyama.or.jp/e E:
[email protected]
Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Japan T : (818) 2222 6610 F : (818) 2211 0108 W : ww.hiroshimacci.or.jp/ Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T : (814) 4211 4111 F : (814) 4211 4118 W : www.kawasaki-cci.or.jp Kyoto Chamber of 30
Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawaagaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Japan T :(817) 5212 6450 F : (817) 5255 0428 W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/ E:
[email protected] Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Hommachi-Bashi, Chuoku Osaka 540-0029 Japan T : (816) 6944 6400 F : (816) 6944 6293 W : www.osaka.cci.or.jp/e/ Okinawa Chamber of Commerce and Industry 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T : (819) 8938 8022 F : (819) 8938 2755 W : www.okinawacci.or.jp E:
[email protected] Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga 526-0037 Japan T : (817) 4962 2500 F : (817) 4962 8001 W : www.nagahama.or.jp E:
[email protected]
31
3.
Asosiasi Wig di Jepang Name of Organization
Phone Number
Web Site
Japan Hair Industry Cooperative
+813353045130
http://nmk.or.jp/
Japan Fashion Wig Institute
+81335602829
http://www.jfw.or.jp
4.
Daftar Pameran Terkait di Jepang Nama Event Beauty World Japan
Pelaksanaan Di Osaka dan Tokyo, setahun satu kali
5. Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar : Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan : Julia Silalahi 2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Shinagawa-kuTokyo-to,141-0022,Japan Phone : (+81-3) 3441-4201 Fax : (+81-3) 3447-1697 Email :
[email protected] Website : www.indonesianembassy.jp
KJRI Osaka KUAI : Bambang Soegianto Resona Semba Building 6th Floor, 4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone : (81-6) 6252-9826 Fax : (81-6) 6252-9872 Email :
[email protected] Website : www.indonesia-osaka.org
ITPC Osaka Kepala : Rosiana C. Frederick Wakil : Eko Priyantoro ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center 2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku, Osaka 559-0034, Japan Tel : 06-66155350 Fax : 06-6615-5351 Email :
[email protected] Website : http://www.itpc.or.jp REFERENSI 1. 2. 3. 4. 5.
Japan Custom www.customs.go.jp JETRO, http://www.jetro.go.jp/ Ministry of Economy, Trade and Industry of Japan http://www.meti.go.jp/english/ http://www.prisila.jp/ http://www.dailymail.co.uk/femail/article-2088623/Toxic-dyes-Lethal-logos-Cotton-d renched-formaldehyde--How-clothes-poison-you.html 32