2014
Bulu Mata Palsu
HS code 6704
ITPC Osaka
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................................ 2 Peta Jepang ..................................................................................................................................... 3 I.
II.
Pendahuluan ............................................................................................................................ 4 1.
Pemilihan Negara ............................................................................................................. 4
2.
Pemilihan Produk ............................................................................................................. 4
3.
Profil Jepang ..................................................................................................................... 4
Potensi Pasar Jepang ............................................................................................................... 10 1.
Sekilas tentang kosmetik di Jepang ................................................................................. 10
2.
Perkembangan Bulu Mata Palsu ...................................................................................... 10
3.
Jenis Bulu Mata Palsu....................................................................................................... 13
4.
Ekspor & impor produk kosmetik di Jepang ................................................................... 17
5.
Tren Impor Jepang berdasarkan Negara .......................................................................... 18
6.
Data Market share di Jepang ........................................................................................... 20
7.
Saluran Distribusi Produk Kosmetik ................................................................................. 21
8.
Situasi Pasar Domestik ..................................................................................................... 23
9.
Regulasi Impor dan Prosedur………………………………………………………………………………… 24
III. Peluang Dan Strategi................................................................................................................ 27 IV. Informasi Penting ..................................................................................................................... 28 1.
TPO/Kedutaan Negara Jepang Di Indonesia .................................................................... 28
2.
Kamar Dagang Jepang ...................................................................................................... 29
3.
Asosiasi Kosmetik Di Jepang ............................................................................................ 30
4.
Daftar Pameran Terkait .................................................................................................... 31
5.
Perwakilan Indonesia Di Jepang ....................................................................................... 31
6.
Referensi .......................................................................................................................... 32
1
KATA PENGANTAR
ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena pada bulan Juni 2014 telah dapat menyelesaikan “Market Brief: Bulu Mata” HS no 6704.20 (Human Hair), 6704.90 (Other Materials) untuk Edisi pada bulan Agustus 2014 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar di Jepang. Adapun isi dari Market Brief ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Market Brief disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Market Brief ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi bulu mata Indonesia yang bersaing di pasar Jepang.
Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang.
Osaka, Juni 2014
2
PETA JEPANG
Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat ( bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2 ).
Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya.
Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
3
BAB I. PENDAHULUAN
1. Pemilihan Negara Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, selama 5 ( lima ) tahun terakhir, yaitu periode 2009 - 2013, perdagangan Indonesia–Jepang menunjukkan trend positif sebesar 10 %. Pada periode ini Indonesia mengalami surplus perdagangan. Sementara di tahun 2013, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 45,95 milliar, dengan nilai ekspor sebesar 17,04 miliar dan impor sebesar USD 28,90 milliar. Pada periode ini Indonesia mengalami defisit sebesar USD 11,86 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi: coal; briquettes, ovoids (USD 3,79 miliar); natural rubber, balata (USD 1,13 miliar); nickel mattes, nickel oxide sinters (USD 0,93 miliar); copper ores and concebtrates (USD 0,81 miliar); plywood, veneered panels and similar laminated wood (USD 0,74 miliar).
Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti parts & access of motor vehicles (USD 1,77 miliar); Trucks, motor vehicles for the transport of goods (USD 0,64 miliar); cars (incl. station wagon) (USD 0,52 miliar); Flat-rolld products of iron/non-al/s wdth>/=600mm,hr,not clad (USD 0,46 miliar)..
2. Pemilihan Produk
Bulu mata merupakan salah satu organ kecantikan pada wajah yang bisa menunjang penampilan sehingga menjadi lebih menarik. Memiliki bulu mata yang indah bisa membuat wanita menjadi lebih percaya diri dengan penampilan mereka.
Selain
memperindah penampilan, bulu mata juga bisa membuat mata menjadi lebih cantik, lebih besar, ataupun mengubah bentuk mata sehingga menutupi kekurangan organ mata.
4
Sesuai dengan struktur biologi ras Asia Timur yang 90% bermata kecil dengan bulu mata pendek, maka penggunaan bulu mata palsu dianggap merupakan hal yang sangat penting untuk digunakan sebagai kosmetik sehari-hari, khususnya untuk wanita Jepang yang tidak percaya diri tanpa kosmetik. Sehingga bulu mata palsu memberikan peluang yang sangat besar untuk pengembangan produk ekspor Indonesia khususnya ke Jepang.
3. Profil Jepang a. Geografi Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka. b. Pemerintahan Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan lambang persatuan bagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri. Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors ( 242 kursi) . PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet.
c. Demografi Populasi penduduk Jepang per Oktober 2013 mencapai 127.298.000 jiwa. Data ini menurun bila dibandingkan data per 1 Oktober 2012 yang 127.515.000 jiwa. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah 61.909.000 ( 48.6 % dari total populasi ) dan penduduk wanita berjumlah 65.388.000 ( 51.4 % ).
5
Table 1. Estimasi penduduk Jepang berdasarkan usia dan jenis kelamin
Sumber: Japan statistic bureau: http://www.stat.go.jp/english/data/jinsui/tsuki/index.htm
Pertumbuhan populasi populasi 140
16
120
14 12
100
10
80
8
60
6
40
year (%)
4 2
0
0 1920 1925 1930 1935 1940 1945 1950 1955 1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010
20
Gambar 1. Populasi dan rata-rata pertumbuhan populasi penduduk jepang
Sumber: statistic bureau, Ministry of internal affairs and communication: www.stat.go.jp
6
Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang berpusat di kota-kota besar, bahkan, sekitar 70 % dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Lebih dari 1/3 populasi Jepang berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di dua kota besar Tokyo dan Osaka.
Pada tahun 2013 tingkat harapan hidup di Jepang adalah 82.97 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang semakin cepat menua dikarenakan dampak dari ledakan kelahiran pasca perang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran.
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Penurunan jumlah usia kerja
Peningkatan jumlah lanjut usia
2010
2005
2000
1995
1990
1985
1980
1975
1970
1965
1960
1955
1950
1945
1940
1935
1930
1925
1920
Penurunan laju kelahiran
Gambar 2. Perubahan penduduk berdasarkan usia (tahun 1920 – 2010)
Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang.
Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa.
7
d. Infrastruktur Berdasarkan data bulan Desember 2012, energi di Jepang berasal dari LNG 42,5 %, batu bara 27,6 %, 1,7 % tenaga nuklir, minyak tanah 17,10 % dan 8,4 % tenaga air serta new energy dll 2,80 %. Transportasi utama di Jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestik terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah Narita International Airport, Kansai International Airport, dan Chubu Central International Airport dan untuk pelabuhan laut terbesarnya adalah Nagoya Airport.
e. Ekonomi Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju didunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia ( di bawah China ) dan ketiga didunia ( selain AS dan China ). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia.
Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Pada 2013, Jepang memiliki GDP perkapita $ 47.096,48 dan berhasil menjadi Negara ketiga dengan nilai GDP terbesar didunia.
Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu negara yang raksasa dalam ekonomi global.
8
Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-Jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul. Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapa terswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya.
9
BAB II. POTENSI PASAR JEPANG 1. Sekilas Tentang Kosmetik di Jepang
Terlepas dari ras dan suku bangsa, kosmetik merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kaum hawa. Apabila menilik jenis kosmetik yang selalu dipakai oleh wanita Jepang, daerah mata merupakan fokus kosmetik, dan bulu mata palsu adalah salah satu item yang tidak bisa dilepaskan dari kosmetik “wajib” wanita Jepang yang memang tidak percaya diri tanpa kosmetik. Bulu mata palsu bisa membuat mata menjadi terlihat besar dan glamor. Bulu mata palsu mempunyai jenis yang sangat beragam, dan penggunaan bulu mata palsu itu otomatis akan membuat perubahan untuk daerah mata, dan menunjang perubahan penampilan keseluruhan. Fitur bulu mata palsu yang diproduksi oleh Jepang mempunyai keunggulan dalam hal teknologi, detil jenis bulu mata, mudah untuk digunakan, dapat dipergunakan untuk sehari-hari ( bukan hanya untuk event tertentu saja ) dan yang paling penting adalah tidak merusak kulit.
Bulu mata palsu mulai memasuki pasar Jepang sejak tahun 1947, diperkenalkan oleh perusahaan KOJI HONPO, dengan konsep yang berasal dari makeup geisha. Sekitar tahun 1970-an, ketika model-model luar negeri memasuki dunia permodelan fashion di Jepang, bulu mata palsu menjadi sensasi dan menjadi wacana baru di dunia kosmetik. Di akhir tahun 1990an, “gal fashion” menjadi sensasi, sehingga hampir seluruh remaja usia SMU mengenakan kosmetik yang memberikan impresi bahwa mata menggambarkan tekad yang kuat, yang disebut “mejikara” atau “eye power”. Para remaja itu juga menggunakan kreativitasnya untuk mengembangkan ide “mejikara” sehingga menjadi tren fashion dikalangan wanita muda di Jepang. Pada tahun 2000-an, “gal fashion” mulai berkembang dikalangan wanita pada umumnya karena menambah kepercayaan diri dan dapat tampil cantik sehingga bulu mata palsu menjadi item yang wajib dimiliki dan dipergunakan untuk sehari-hari.
2. Perkembangan Bulu Mata Palsu di Jepang
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, sejarah perkembangan bulu mata palsu di Jepang tercatat dari tahun 1947 oleh Koji Honpo yang merupakan perusahaan pertama yang memproduksi dan menjual bulu mata palsu, dalam bahasa Jepang disebut “tsuke-matsuge”.
10
Pembuatan bulu mata palsu yang pertama, dilakukan secara manual atau tanpa mesin. Sesuai perkembangan jaman, jenis bulu mata palsu semakin beragam dan KOJI HONPO ini sudah memproduksi bulu mata palsu lebih dari 60 tahun lamanya.
Pada tahun 1947, tsuke-matsuge diperkenalkan pertama kali oleh para geisha, mereka membuat bulu matanya dengan cara memotong rambut dan disusun berderet seperti halnya bulu mata asli. Dari hand-made kebutuhan para geisha inilah berkembang bulu mata palsu dan dimulai di produksi oleh KOJI.
Gambar 1. Bulu mata palsu yang pertama kali diproduksi oleh KOJI
Kemudian pada tahun 1952, bulu mata palsu yang dikeluarkan oleh KOJI beredar di pasaran dengan nama “aka bako” yang artinya kotak merah. Pada saat itu pengemasan bulu mata palsu memang menggunakan kotak berwarna merah, sehinga istilah “tsuke-matsuge” dikenal pula dengan “aka bako”. Kemasan bulu mata berubah dari kotak kertas menjadi kemasan plastik pada tahun 1955. Dan tahun 1965, kemasan plastiknya menggunakan berbagai macam warna ( gambar 2 ).
Gambar 2. Perubahan kemasan bulu mata produksi KOJI dari kotak kertas ke PVC
Produksi bulu mata palsu mengalami perubahan signifikan, dimana bahan awal yang berasal dari rambut manusia, diganti dengan bulu cerpelai ( sejenis musang ) pada tahun 1967. Dan
11
tahun 1972, lagi-lagi kemasan bulu mata pun berganti model, sehingga menjadi 2 pasang dalam satu kemasan.
Gambar 3. Awal produksi bulu mata dari cerpelai (kiri), dan kemasan terbaru bulu mata, 2 pasang dalam 1 paket (tengah – kanan)
Pada awal tahun 1975, bulu mata mulai diproduksi dengan menggunakan serat sintetik. Serat sintetik ini teruji lebih kuat apabila dibandingkan produksi bulu mata dari rambut / cerpelai, dan menjadi hit di dunia kosmetik. Bulu mata dari serat sintetik ini diperkenalkan dengan menggunakan merek “mellow eyelashes”.
Gambar 4. Produksi bulu mata dari serat sintetik, yang berkembang dikalangan remaja (merk strawberry : gambar tengah) dan bulu mata untuk pesta perkawinan (kanan)
Pertengahan tahun 1990-an sampai tahun 2000-an, produksi bulu mata Koji Honpo berkembang dengan adanya produk bulu mata matsuge mate, yaitu bulu mata khusus untuk para remaja, yang ukurannya setengah dari standar bulu mata palsu. Produk ini di desain untuk dipakai di ujung mata. Produksi bulu mata terus berkembang dari segi bahan, kegunaan, style, dan kemudahan pemakaian (tanpa lem).
12
Gambar 5. Bulu mata setengah ukuran (half-size eyelashes) (kiri – tengah), bulu mata tanpa lem (kanan)
3. Jenis Bulu Mata Palsu Jenis dan keragaman bulu mata palsu yang beredar di pasaran kosmetik khususnya di Jepang ini, ternyata mempunyai ragam yang sangat banyak. Meski demikian, berdasarkan tujuan pemakaiannya, bulu mata dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut.
a. Natural style Produk bulu mata yang dipakai tetapi memberi kesan natural bagi pemakainya. Produkproduk yang termasuk ke dalam kategori ini tidak mempunyai bulu yang terlalu tebal, sehingga bisa berbaur dengan bulu mata alami. Produk-produk half-size juga termasuk kedalam kategori ini. -
dolly sweet Jenis bulu mata yang memberikan kesan seperti boneka, memberikan volume yang lebih dari ujung mata.
-
Sweet girly Bulu mata yang terkesan panjang dan volumetrik, ditempatkan pada tengah-tengah mata, sehingga membuat mata terkesan lebih besar.
13
-
Feminin style Bulu mata half-sized untuk bagian luar mata, yang memberikan kesan feminin, dan mudah blending dengan bulu mata asli.
-
Real nude Jenis bulu mata yang terpisah-pisah, sangat mudah berbaur dengan bulu mata asli, dan susah dibedakan dengan bulu mata asli.
-
Pure little Bulu mata ini biasanya tersusun atas 2 atau 4 helai serat sintetik, dan sangat mudah untuk dipakai, serta memberikan kesan natural untuk mata.
14
-
Natural dolly Bulu mata yang memberikan kesan lembut dan alami dengan tekstur yang lembut.
-
Pure sweet Bulu mata yang volumetrik dan membuat mata tampak lebih bulat dan lebar.
b. Gal style Merupakan salah satu jenis bulu mata yang populer dikalangan remaja, dan jenis ini selalu berubah berdasarkan trend dan perkembangan waktu. Untuk jaman sekarang ini, jenis bulu mata yang populer adalah yang memberikan kesan seperti boneka. Kunci pemakaiannya adalah dengan mengenakan perpanjangan bulu mata sekitar 5 mm, dan juga memakai bulu mata palsu untuk bagian bawa bulu mata, sehingga mata menjadi lebih besar dan bersinar. Berikut ini termasuk ke dalam kategori “gal style” -
Feminine style (bulu mata bawah) Merupakan bulu mata yang menyerupai sapuan mascara, menjadikan tampilan lebih feminin, dengan mata yang tampak besar dan lembut
15
-
Baby girl (bulu mata bawah) Merupakan bulu mata yang terpusat di sekitar pupil, memberikan kesan natural dan seperti boneka.
-
Natural cute (bulu mata bawah) Bulu mata yang terpisah-pisah yang memberikan kesan alami, dengan bagian ujung yang mengalami penebalan.
-
Pure girl Merupakan bulu mata yang mengalami penurunan bentuk pada ujung lengkungan kurvanya. Memberikan kesan “sweet looking” karena panjangnya hanya setengah kurva.
c. Glamour style Jenis lainnya dari bulu mata ini adalah glamour style, dimana tujuan dari penggunaan bulu mata ini adalah untuk membuat mata lebih gemerlap dan untuk menjadi fokus utama wajah. Berikut ini adalah contoh bulu mata tipe glamour.
16
-
Invisibands Jenis bulu mata ini mempunyai karakter yang membuat mata terlihat ringan, dan seperti tidak mengenakan bulu mata palsu.
-
Lash accent Jenis bulu mata ini memberikan kesan bulu mata yang panjang. Biasanya jenis halfsize termasuk kedalam kategori ini.
-
Duralash flare Membuat bulu mata menjadi tebal, panjang, dan menjadikan pusat perhatian untuk sekitar mata
d. Harajuku style Merupakan tipe bulu mata yang berkembang dikalangan anak muda. Harajuku style biasanya memakai bulu mata full-size, dengan karakteristik tebal, dan membuat mata tampak lebih besar.
4. Ekspor & Impor Produk Kosmetik di Jepang
Sub-bab ini akan menyajikan secara ringkas mengenai data ekspor impor Jepang selama kurun waktu 2006-2010. Gambar 2.1 menunjukan data produk yang diimpor oleh Jepang untuk produk kosmetik.
17
Gambar 7. Data produk impor Jepang untuk barang jenis kosmetik SUMBER: JETRO 2011
Impor produk-produk kosmetik telah berkembang sejak tahun 2007, dan mengalami penurunan sebesar 178,9 milyar yen pada tahun 2008 ( mengalami penurunan sekitar 3,6 % dari tahun sebelumnya karena krisis moneter ). Kemudian pada tahun 2009 mengalami penurunan lagi sebesar 11 % dikarenakan keengganan konsumen untuk berbelanja. Pada tahun 2010, impor kosmetik mengalami perbaikan dan meningkat 16,3 % dari tahun sebelumnya. Produk bulu mata yang termasuk kedalam kosmetik make-up, mengalami kenaikan sebesar 14,3 % atau sebesar 26,94 milyar yen.
5. Tren Impor Jepang Berdasarkan Negara Di tahun 2009, Prancis dan Amerika merupakan eksportir kosmetik terbesar ke Jepang dengan presentasi 49,8 %. Akan tetapi pada tahun 2010, Thailand melampaui Amerika dan menjadi Negara nomor 2 pengekspor produk kosmetik di Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara Asia bergerak lebih cepat dalam pengembangan produk dan ekspor impor kosmetik. Dalam hal ini, Thailand mengalami kemajuan di bidang produk-produk perawatan rambut. Sementara Prancis tetap memegang kendali dalam hal produk parfum, dan make-up.
18
Gambar 8. Data produk impor Jepang untuk kosmetik berdasarkan negara SUMBER: JETRO 2011
19
Gambar 9 dibawah ini menunjukan produk impor berdasarkan subkategori kosmetik. Dalam hal ini produk bulu mata termasuk ke dalam “eye make up”. Untuk produk kosmetik mata, Prancis dan Cina memegang urutan terbesar untuk pasar Jepang.
Gambar 9. Data produk impor Jepang untuk kosmetik berdasarkan sub kategori. SUMBER: JETRO 2011
6. Data Market Share di Jepang Di tahun 2009, kondisi pasar domestik khusus produk kosmetik mengalami penurunan yang signifikan sebesar 7,8 % dan mengalami perbaikan sebesar 2,8 % di tahun 2010. Sementara itu untuk pasar impor produk kosmetik, mengalami penurunan drastis dikarenakan krisis moneter sebesar 11,1 % di tahun 2009, dan mengalami perbaikan sebesar 16,3 % di tahun 2010.
20
Gambar 10. Data produksi kosmetik domestik dan impor berdasarkan subkategori. SUMBER: JETRO 2011
7. Saluran Distribusi Produk Kosmetik
Untuk produk kosmetik seperti bulu mata, distribusi dilakukan dengan berbagai cara seperti berikut. a. Distribusi berdasarkan patokan harga Distribusi ini tergolong ekslusif karena dari produk ditawarkan melalui sales atau secara langsung kepada toko tertentu, dengan memberikan insentif atau keuntungan yang lebih besar dari hasil penjualan ke toko tersebut.
21
b. Distribusi pilihan sendiri Distribusi ini tanpa menggunakan perantara, dan produk kosmetik bisa langsung ditawarkan di tempat-tempat umum, dan pemilihannya dikembalikan kepada konsumen. Negosiasi bagi hasil atau keuntungan biasanya dilakukan dari produsen ke mass merchandiser. Sedangkan harga barang, diserahkan seutuhnya kepada penyalur kosmetik.
c. Department store Distribusi melalui department store sangat umum dilakukan oleh produsen kosmetik, dengan mengirimkan staff untuk melakukan proses penjualan langsung di department store.
d. Door to door atau melalui sales Distribusi kosmetik dengan cara door to door ini berkembang dari awal tahun 1960-an. Pada saat itu strategi penyaluran kosmetik ini sangat berhasil, dimana produsen kosmetik mengirimkan sales untuk menawarkan produknya ke penduduk setempat.
22
e. Distribusi untuk Produk Impor Distribusi produk kosmetik dari luar negeri melalui agen atau pengimpor, dan disalurkan melalui retailer dengan ataupun tanpa perantara.
8. Situasi Pasar Domestik Pasar kosmetik di Jepang merupakan nomor 2 terbesar dunia. Pasar domestik mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 7,8 % tetapi mengalami peningkatan di tahun 2010. Berikut ini perubahan pasar domestik produk kosmetik di Jepang.
Gambar 10. Perubahan Market Share Domestik untuk Produk Kosmetik. SUMBER: JETRO 2011
23
Dari data diatas, kita bisa melihat bahwa pangsa pasar dan share market produk bulu mata mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2009 – 2010, dikarenakan permintaan pasar yang semakin meningkat.
9. Regulasi Impor dan Prosedur Berikut ini adalah persyaratan dari pengaturan dan prosedur tentang impor produk-produk kosmetik. Importer kosmetik harus memenuhi kualitas yang ditetapkan atas standar kosmetik. Kosmetik tidak diperbolehkan untuk diimpor hanya berdasarkan permintaan pasar saja, tetapi juga harus melewati uji dan evaluasi keamanan kosmetik itu sendiri. Importer harus mempunyai surat perijinan impor produk, begitu pula dengan perusahaan, distribusi primer, sales, rental, ataupun pabrik manufaktur pembuatan bahan produk. Selain itu, produk juga harus mempunyai klasifikasi label yang berbeda, seperti “packaging, labeling, atau storage only”. 24
Distributor primer Perijinan distributor primer dikeluarkan oleh Divisi Pharmaceutical Affair dengan jurisdiksi bisnis luar negeri, yang melibatkan pengawasan dari supervisor umum produk-produk impor. Surat ijin distributor primer berlaku sampai 5 ( lima ) tahun. Aplikan harus memenuhi standar Good Quality Practise ( GQP ) dan Good Vigilance Practice ( GVP ) yang dikeluarkan oleh supervisor umum tersebut. Selain itu, aplikan harus mempunyai sertifikat dari perijinan produk impor, dokumen yang menyatakan kontrak marketing dari supervisor umum, kontrak karyawan, dokumen pernyataan marketing safety system management, fasilitas manufaktur produk, dokumen pernyataan dari engineering manager, dan kopi kontrak dari tes laboratorium.
Setelah mendapatkan perijinan, distributor primer ini harus mengajukan jenis produknya kepada Biro Distribusi Primer Kosmetik di Jepang (Kanto-Shinsetsu Regional Bureau atau Kinki Regional Bureau of Health and Welfare).
Perijinan distribusi primer oleh kategori produk Standar kosmetik ( Ministerial Notification, September 2010 ) mendefinisikan bahan-bahan yang dilarang di dalam kombinasi kosmetik, dan semua yang diperbolehkan ada dalam kosmetik. Seperti antiseptik, serapan sinar ultraviolet, dan bahan pewarna tar tidak boleh melebihi batas maksimum dari standar yang ditentukan. Labeling dan perijinan untuk produkproduk yang tidak terdaftar dalam daftar bahan yang dilarang di standar kosmetik, tidak diperlukan.
Distributor primer dibutuhkan untuk mengevaluasi bahan-bahan dan quality control dari kosmetik yang akan diimpor, dan harus memberikan laporan hasil evaluasi selama 5 ( lima ) tahun sebelum diimpor ke Jepang. Apabila terdapat bahan yang dicurigai bisa menimbulkan kerusakan atau berbahaya harus dilaporkan minimal 30 ( tiga puluh ) hari setelah submit perijinan ke Minister of Health and Welfare.
25
Daftar Kantor Perijinan Distribusi Primer Produk Kosmetik
Peraturan Pelabelan Produk Untuk pendistribusian produk impor kosmetik, semua pelabelan harus menggunakan bahasa Jepang. Berikut ini label yang dibutuhkan di setiap produk kosmetik. -
Nama dan alamat distributor primer (lokasi kantor supervisor umum)
-
Brand Name
-
Manufacturing number/kode
-
Komposisi bahan
-
Expiration date
-
Lain-lain (untuk produk spesifik dari Minister of Health, Labour and Welfare)
26
BAB III. PELUANG DAN STRATEGI Pasar produk kosmetik selalu berkembang dari tahun ke tahun. Akhir-akhir ini produk kosmetik yang berasal dari bahan organik marak dikembangkan produsen kosmetik. Khusus untuk bulu mata, Jepang merupakan negara yang menilai bahwa penampilan itu adalah bagian dari etika, sehingga penampilan sangat dijaga. Peluang bisnis produk bulu mata tidak tergantung dengan musim, karena pada umumnya pemakaian bulu mata hampir dipakai setiap hari, bukan hanya untuk even-even tertentu. Baik untuk urusan pekerjaan ataupun pergaulan pada umumnya.
Saat ini bulu mata tidak lagi merupakan produk sekali pakai, namun bisa dipakai berulang kali, sehingga kualitas dan jenis bahan untuk pembuatan bulu mata sangat menentukan pasar bulu mata di Jepang, begitupun disesuaikan dengan kemajuan dunia fashion dan style yang selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Jumlah Produksi Barang
Berbeda dengan karakteristik pasar Amerika dan Eropa, produsen pada umumnya akan memproduksi barang dalam jumlah besar kemudian mengekspor barang tersebut ke negaranegara Amerika dan Eropa. Hal ini berbeda dengan pangsa pasar di Jepang yang lebih mengutamakan produksi dalam jumlah kecil namun memiliki variasi produk yang lebih beragam. Konsekuensi dari hal ini ialah, perlunya studi yang berkesinambungan dan intensif mengenai permintaan pasar serta kuantitasnya dan mengembangkan suatu sistem pemasaran yang dapat melepas barang produksi ke pasar di momen-momen yang tepat.
Standar Kualitas Barang
Walaupun barang ekspor tertentu telah lolos dari inspeksi standar kualitas ekspor negara tersebut, hal ini belum menjamin barang tersebut lolos dari inspeksi standar kualitas barang Jepang. Oleh karenanya, sangat penting menjaga kualitas barang ekspor ke Jepang karena negara Jepang terkenal memiliki standar yang sangat ketat mengenai barang-barang impor.
27
BAB IV. INFORMASI PENTING 1. TPO/Kedutaan Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar : Yoshinori KATORI Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 Website : www.id.emb-Jepang.go.jp Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl. Sumatera 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008 Fax : (62-31) 503-0007
Konsulat Jenderal Jepang - Medan Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-61) 457-5193 Fax : (62-061) 457-4560 Konsulat Jenderal Jepang - Makasar Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makasar, Indonesia Phone : (62-411) 871-030, 872323, 851-882 Fax : (63-61) 853-946 Konsulat Jenderal Jepang Cabang Denpasar Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address : Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-361) 227-628 Fax : (62-21) 231-308, 265-066
28
2. Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce &Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan T : (813) 3283 7523 F : (813) 3216 6497 W : www.tokyo-cci.or.jp/ E:
[email protected] Fukuyama Chamber of Commerce and Industry 2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City Hiroshima-Prefecture 720-0067 Japan T : (818) 4921 2345 F : (818) 4922 0100 W : www.fukuyama.or.jp/e E:
[email protected] Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Japan T : (818) 2222 6610 F : (818) 2211 0108 W : ww.hiroshimacci.or.jp/ Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T : (814) 4211 4111 F : (814) 4211 4118 W : www.kawasaki-cci.or.jp Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Japan T :(817) 5212 6450 F : (817) 5255 0428 W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/ E:
[email protected] Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Hommachi-Bashi, Chuo-ku Osaka 540-0029 Japan T : (816) 6944 6400 F : (816) 6944 6293 W : www.osaka.cci.or.jp/e/ Okinawa Chamber of Commerce and Industry 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T : (819) 8938 8022
29
F : (819) 8938 2755 W : www.okinawacci.or.jp E:
[email protected] Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga 526-0037 Japan T : (817) 4962 2500 F : (817) 4962 8001 W : www.nagahama.or.jp E:
[email protected]
3. Asosiasi produksi kosmetik di Jepang
30
4. Daftar Pameran terkait
5. Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar : Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan : Julia Silalahi 2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Shinagawa-kuTokyo-to,141-0022,Japan Phone : (+81-3) 3441-4201 Fax : (+81-3) 3447-1697 Email :
[email protected] Website : www.indonesianembassy.jp ITPC Osaka Kepala : Rosiana C. Frederick Wakil : Eko Priyantoro IMP Matsushita Bld 2F, 1-3-7, Shiromi, Chuo-ku, Osaka 540-6302, Japan Tel : 06-66155350 Fax : 06-6615-5351 Email :
[email protected] Website : http://www.itpc.or.jp
KJRI Osaka KUAI : Bambang Soegianto Resona Semba Building 6th Floor, 4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone : (81-6) 6252-9826 Fax : (81-6) 6252-9872 Email :
[email protected] Website : www.indonesia-osaka.org
31
6. Referensi 1. 2. 3. 4. 5.
Japan Custom www.customs.go.jp JETRO, http://www.jetro.go.jp/ Statistics Bureau of Japan http://www.stat.go.jp Ministry of Economy, Trade and Industry of Japan http://www.meti.go.jp/english/ Produsen bulu mata di Jepang: www.koji-honpo.co.jp
32