T-Shirt (HS 6109)
ITPC Osaka 2015
1
Daftar Isi I.
Executive Summary…………………………………………………………………...3
II. Potensi Pasar Jepang …………………………………………………………………4 1. Tentang Masyarakat Jepang dan T-Shirt …….... ……………………………..4 2. Jenis T-Shirt (HS 6109) di Jepang ………………………………………….... 5 3. Ekspor dan Impor T-Shirt (Jepang – Dunia) ….. ……………………………..6 4. Potensi Pasar Ekspor T-Shirt Jepang …………. ……………………………. 12 5. Kebijakan Impor T-Shirt di Jepang …………… ………………………….. ..14 6. Saluran Distribusi T-Shirt ……………………………………………….……20 7. Hambatan Lainnya …………………………………………………………... 21 III.
Peluang ………………………………………………………………………….. .22 1. Konsumer ekspor T-Shirt (Indonesia) ………………………………………...22 2. Pemasok T-Shirt di Jepang …………………………………………………....22 3. Harga T-Shirt di Jepang …………………………………………...……….. ..22 4. T-Shirt asal Indonesia dibandingkan negara lain ……………………………..23
IV.
Strategi ……………………………………………………………………………24 1. Strategi memasuki pasar Jepang ………………………………………………24 2. Trend T-Shirt di Jepang ……………………………………………………….25 3. Rekomendasi ………………………………………………………………….27
V.
Informasi Penting ...................................................................................................29
Referensi …………………………………………………………………………………..35
2
I.
Executive Summary
Sebagai kebutuhan sandang yang merupakan salah satu dari kebutuhan primer dari manusia, pakaian adalah barang yang sangat lekat dengan kehidupan manusia. Salah satu contoh yang sederhana adalah T-Shirt atau yang dikenal sebagai baju kaos merupakan pakaian sederhana yang digunakan setiap harinya oleh berbagai kalangan di seluruh negara di dunia. Saat ini dengan semakin berkembangnya teknik dan teknologi dalam pembuatan TShirt, telah banyak beredar produk – produk T-Shirt dengan keunggulan seperti bahan yang tidak panas, nyaman dipakai, dan lain – lain. Tentunya hal – hal seperti ini menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam menentukan pilihannya dalam membeli T-Shirt. Jepang sebagai negara yang juga memberikan perhatian pada industri fashion tentunya telah menjadi target dari negara – negara eksportir untuk memasarkan produk pakaian mereka di Jepang, khususnya produk seperti T-Shirt. Pada market brief ini, akan dibahas secara khusus data ekspor dan impor Jepang terkait produk T-Shirt HS 6109. Kemudian dilanjutkan dengan analisa potensi ekspor yang dapat dilakukan Indonesia ke Jepang berdasarkan data kegiatan ekspor – impor produk HS 6109 antara Jepang dan Indonesia. Pembahasan terkait peluang dan strategi bagaimana Indonesia dapat bersaing di pasar produk T-Shirt di Jepang juga tercantum pada market brief ini.
3
II.
Potensi Pasar Jepang
1. Tentang Masyarakat Jepang dan T-Shirt. T-Shirt yang merupakan pakaian dan kebutuhan sandang manusia, tentunya juga merupakan salah satu elemen penting untuk kehidupan sehari – hari. Tentunya setiap individu memerlukan kaos T-Shirt sebagai pakaiannya karena tampilan T-Shirt yang sederhana dan nyaman dikenakan. Sejarah dari T-Shirt sendiri dimulai dari tahun 1913, dimana digunakan sebagai underlayer dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Pada tahun 1950, penggunaan T-Shirt sebagai pakaian casual juga sudah banyak dilihat di dunia. Jepang sendiri mengadopsi gaya pakaian dari negara – negara barat sejak 1930. Dengan demikian, T-Shirt sendiri kemungkinan sudah ada di Jepang serta digunakan oleh masyarakatnya dalam kurang lebih 80 tahun terakhir ini. Pemakai T-Shirt di Jepang adalah beragam dari berbagai kalangan individu. Walaupun dapat dikatakan banyak anak muda yang memakai T-Shirt (sebagai contoh: untuk ke kampus), tidak sedikit kalangan dari salaryman yang memakai T-Shirt di waktu – waktu santai atau saat tidak bekerja. Karena masyarakat Jepang yang dikenal sangat detail terhadap kualitas produk, T-Shirt yang dijual di Jepang memiliki bahan yang cukup bagus dengan penggunakan teknologi – teknologi saat ini. Karena banyaknya pemakai T-Shirt di Jepang adalah anak – anak muda, desain dari T-Shirt itu sendiri juga menjadi pertimbangan bagi masyarakat Jepang saat ingin membeli T-Shirt.
Anak – anak muda Jepang serta orang asing mengenakan T-Shirt.
4
2. Jenis T-Shirt (HS 6109) di Jepang. Menurut data dari International Trade Center, HS 6109 dibedakan menjadi dua, yaitu HS 610910 berupa T-Shirt dan kaus yang berbahan katun serta HS 610990 berupa T-Shirt dan kaus yang berbahan material tekstil lainnya. Akan tetapi, di Jepang sendiri tidak berbeda dengan negara lainnya, jenis – jenis T-Shirt yang dijual di Jepang, selain dibedakan dari bahan, juga dapat dibedakan dari panjang dan pendeknya ukuran lengan. Saat ini, bahan – bahan yang digunakan untuk T-Shirt yang diperjualkan di Jepang meliputi:
Burn-out material : kain fabric yang diolah melalui proses kimia yang meninggalkan patch belaka untuk tampilan yang edgy.
Katun campuran : Sikat halus digunakan untuk menghilangkan helaian kain pendek, meluruskan serat, membuat kain lebih kuat, lebih lembut dan halus.
Jersey : Rajutan yang cukup elastis, terbuat dari katun atau campuran sintetis, sangat fleksibel dan nyaman.
Linen : Terbuat dari tanaman rami, tekstur dengan bahan yang cepat kering, sehingga sejuk untuk dipakai. Akan tetapi, mudah kusut.
Katun organik : Tumbuhan kapas yang menghasilkan katun diberi lebih sedikit pestisida dan pupuk. Biasanya lebih halus dan lebih mahal dari katun umumnya.
Pima / Supima : Katun dengan kualitas terbaik. Bentuk generik dari serat ekstra panjang katun yang tumbuh di Amerika Serikat, Australia, dan Amerika Selatan. Bahan tidak mudah terkelupas, tidak mudah luntur, dan tidak mudah melar, serta semakin halus seiring pemakaian.
Polyester : Bahan yang mampu menjaga bentukannya, tidak mudah kusut dan menyusut, akan tetapi agak panas.
Rayon : Serat sintetis yang terbuat dari pohon, katun, dan lainnya. Digunakan sebagai alternatif dari Sutra.
5
Modal : Bentukan dari rayon yang terbuat dari serat tumbuhan beechwood. Bahan yang lembut dan sejuk serta tidak mudah kusut serta mudah kering menjadikan bahan ini cocok untuk musim panas.
3. Ekspor dan Impor T-Shirt (Jepang - Dunia). a. Ekspor HS 6109 Dunia. Pada Tabel 2.1. dapat dilihat bahwa pasar ekspor T-Shirt di dunia pada tahun 2014 adalah cukup merata. China yang saat ini menguasai banyak produk di pasar ekspor, untuk T-Shirt hanya menguasai 22.71% dari seluruh pasar ekspor dunia dengan nilai ekspor US$ 10,2 milyar. Menyusul di belakang China adalah Bangladesh dengan nilai ekspor US$ 5,2 milyar (11.71%), serta Turki dengan nilai ekspor US$ 3,5 milyar (7,96%). Negara yang memimpin ekspor T-Shirt di Asia Tenggara adalah Vietnam memiliki nilai ekspor US$ 1,15 milyar (2,59%) dan Kamboja dengan nilai ekspor US$ 834 juta (1.86%). Pada tahun 2014, Indonesia hanya mampu mengekspor HS 6109 sebesar US$ 348 juta, belum menembus 1% dari pasar ekspor dunia. Sedangkan nilai ekspor Jepang ke dunia adalah relatif kecil sebesar US$ 25 juta. Sebesar 41% dari pasar ekspor T-Shirt di dunia terbagi ke banyak negara – negara lainnya, sehingga dapat dikatakan persaingan di pasar ekspor produk T-Shirt terhadap dunia adalah cukup kompetitif.
Tabel 2.1. Ekspor HS 6109 Dunia, 2014 Sumber : ITC (diolah) China Bangladesh 22.71%
Turki India
41.28%
Jerman 11.71% 0.06%
7.96%
Kamboja Indonesia
0.78% 1.86%
Vietnam
2.59%
4.99% 6.07%
Jepang
6
Pada Tabel 2.2. dapat dilihat meskipun sempat turun pada tahun 2012, secara keseluruhan terjadi kenaikan nilai ekspor HS 6109 dari tahun 2011 sampai tahun 2014. China masih menduduki peringkat pertama dalam hal ekspor HS 6109 kepada dunia dan terus mengalami peningkatan nilai ekspor dalam 4 tahun terakhir. 4 negara yang menduduki peringkat teratas dalam pasar ekspor T-Shirt adalah negara – negara di Asia. Negara di Asia Tenggara seperti Kamboja mengalami nilai ekspor cukup signifikan dari tahun 2011 sampai 2013 (tidak ditampilkan di tabel) yaitu dari US$ 485 juta menjadi US$ 1 milyar dan mengalami penurunan pada tahun 2014. Nilai ekspor Indonesia (tidak ditampilkan) dari tahun 2011 sampai 2014 secara keseluruhan mengalami penurunan dari US$ 609 juta menjadi US$ 348 juta. Mengingat Kamboja yang mampu menaikkan nilai ekspornya, tentunya Indonesia juga mampu menaikkan nilai ekspor T-Shirt ke depannya.
Tabel 2.2. Ekspor HS 6109 Dunia Sumber : ITC (Diolah) Satuan ribu US$ $50,000,000 $45,000,000 Total
$40,000,000
China
$35,000,000
Bangladesh $30,000,000
Turki
$25,000,000
India
$20,000,000
Vietnam Lain - Lain
$15,000,000 $10,000,000 $5,000,000 $2011
2012
2013
2014
7
b. Impor HS 6109 Dunia. Pada tabel 2.3. yang menunjukkan perbandingan nilai impor HS 6109 di dunia pada tahun 2014, total nilai impor HS 6109 di tahun yang sama adalah mencapai US$ 38,5 milyar. Dari tabel tersebut diketahui bahwa Amerika Serikat sebagai negara yang memiliki nilai impor HS 6109 paling besar dengan nilai US$ 5,47 milyar atau sekitar 14,2% dari total nilai impor HS 6109 di dunia. Di peringkat kedua ada Jerman dengan nilai impor sebesar US$ 4,5 milyar (11,8%) dan diikuti Inggris dengan nilai impor US$ 2,85 milyar (7.41%). Jepang yang memiliki nilai impor HS 6109 pada tahun 2014 sebesar US$ 2,25 milyar adalah negara dengan nilai impor HS 6109 terbesar nomor lima di dunia. Menyusul Jepang, negara – negara Asia seperti Hong Kong, Korea, dan China juga memiliki nilai impor HS 6109 yang tidak sedikit. Dapat disimpulkan bahwa negara – negara yang memiliki nilai impor HS 6109 yang besar adalah mayoritas negara – negara maju baik di Amerika, Eropa ataupun Asia.
Tabel 2.3. Impor HS 6109 Dunia, 2014 Sumber : ITC (diolah) Amerika Serikat Jerman
14.20%
Inggris Prancis
39.98%
11.80%
Jepang Spanyol
7.41%
Italia Hong Kong
6.25%
China
1.37% 1.54%
Korea
2.77% 4.14% 4.83%
5.71%
Lain - lain
Sama halnya dengan nilai total ekspor dunia, pada tabel 2.4. terlihat juga bahwa secara keseluruhan terjadi kenaikan total nilai T-Shirt di dunia, dari tahun 2011 sampai 2014. Amerika Serikat sebagai negara pengimpor HS
8
6109 terbanyak pun mengalami kenaikan nilai impor setiap tahunnya. Sedangkan negara – negara di Eropa seperti Jerman, Inggris, dan Prancis mengalami penurnan nilai impor HS 6109 selama 2012 dan 2013 dan kemudian mengalami peningkatan nilai impor melebihi nilai impor pada tahun 2011. Hal ini berbeda dengan Jepang, walaupun nilai impor nya fluktuatif menurun dan sempat mengalami kenaikan pada tahun 2013, pada tahun 2014 nilai impor HS 6109 mengalami penurunan kembali bahkan lebih kecil dari nilai impor pada tahun 2011. Sebagai catatan, nilai impor Jepang pada tahun 2011 adalah US$ 2,49 milyar, sedangkan pada tahun 2014 menjadi US$ 2,2 milyar.
Tabel 2.4. Impor HS 6109 Dunia Sumber : ITC (Diolah) Satuan ribu US$ $45,000,000 Total
$40,000,000
Amerika Serikat $35,000,000
Jerman
$30,000,000
Inggris
$25,000,000
Prancis Jepang
$20,000,000
Lain - lain $15,000,000 $10,000,000 $5,000,000 $2011
2012
2013
2014
c. Ekspor Jepang. Jepang yang menduduki peringkat 69 nilai ekspor T-Shirt di dunia mengalami penurunan nilai ekspor yang cukup signifikan yaitu pada tahun 2011 nilai ekspor sebesar US$ 35,8 juta dan pada tahun 2014 nilai ekspor hanya mencapai US$ 25,4 juta. Pada tabel 2.5. yang menunjukkan nilai ekspor produk T-Shirt dari oleh Jepang, dapat disimpulkan bahwa
9
Jepang melakukan ekspor terbesar ke Hong Kong, Taiwan, dan Amerika Serikat. Sedangkan secara keseluruhan, nilai ekspor Jepang ke negara – negara di dunia pun berangsur – angsur menurun.
Tabel 2.5. Ekspor HS 6109 ke Dunia Sumber : ITC (Diolah) Satuan ribu US$ $40,000 $35,000 Ke Dunia
$30,000
Ke Hong Kong $25,000
Ke Taiwan Ke U.S.A
$20,000 $15,000 $10,000 $5,000 $2011
2012
2013
2014
d. Impor Jepang. Tabel 2.6. menunjukkan perbandingan jumlah impor HS 6109 T-Shirt Jepang dari berbagai negara pada tahun 2014. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa China menguasai hampir 65% impor yang dilakukan Jepang terkait produk T-Shirt, dengan nilai US$ 1,4 milyar. Menyusul China adalah dari negara sesame Asia Tenggara yaitu Vietnam dengan nilai impor sebesar US$ 306 juta (13,9%). Adapun Indonesia mampu memberikan kontribusi sebesar 3.06% yaitu sebesar US$ 67 juta, menduduki peringkat keempat negara yang paling banyak mengekspor T-Shirt ke Jepang. Sampai tahun 2014, Jepang masih banyak melakukan impor T-Shirt dari negara – negara sesame di Asia. Sedangkan pada tabel 2.7. menunjukkan kegiatan impor HS 6109 Jepang dari Dunia selama periode 2011 – 2014. Dari data tersebut dapat disimpulkan beberapa hal seperti penurunan jumlah impor yang dilakukan Jepang dari China selama 4 tahun terakhir. Sebaliknya Jepang meningkatkan 10
impor dari beberapa negara seperti Vietnam, Bangladesh, dan Indonesia. Ini merupakan sinyal yang cukup kuat dimana Indonesia juga mampu bersaing untuk mengekspor produk T-Shirt ke Jepang bahkan untuk ke depannya juga. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai impor dari Indonesia pada tahun 2011 sebesar US$ 20,4 juta menjadi US$ 67,4 pada tahun 2014. Akan tetapi Indonesia masih kalah bersaing dengan Vietnam dan Bangladesh dalam mengekspor T-Shirt ke Jepang. Hal ini diperkirakan karena Vietnam dan Bangladesh mampu memberikan harga yang lebih murah kepada Jepang dalam kategori suatu produk yang berbahan sama dengan yang mampu Indonesia tawarkan.
Tabel 2.6. Impor HS 6109 Jepang dari Dunia, 2014 Sumber : ITC (Diolah) 3.06%
2.41%
6.32%
9.10%
China Vietnam
13.91% 65.19%
Bangladesh Indonesia Thailand Lain - lain
11
Tabel 2.7. Impor HS 6109 Jepang dari Dunia (2011-2014) Sumber : ITC (Diolah) Satuan ribu US$ $2,500,000 China
$2,000,000
Vietnam Bangladesh
$1,500,000
Indonesia Thailand
$1,000,000
$500,000
$2011
2012
2013
2014
4. Potensi Pasar Ekspor T-Shirt Jepang. Setelah menganalisa data impor dan ekspor T-Shirt Jepang dengan Dunia, maka dapat disimpulkan bahwa:
Jepang sampai saat ini masih merupakan negara pengimpor T-Shirt (HS 6109). Hal ini dibuktikan dengan data impor dunia, dimana Jepang adalah negara peringkat 5 pengimpor T-Shirt terbesar di dunia, menyusun 5,7% dari dari data impor HS 6109 dunia. Walaupun melakukan ekspor produk T-Shirt, perbandingan antara impor dan ekspor yang dilakukan Jepang adalah rasio 100:1.
Walaupun impor yang dilakukan Jepang sedikit fluktuatif menurun, akan tetapi impor yang dilakukan Jepang dari negara – negara seperti Vietnam, Bangladesh, serta Indonesia sebaliknya meningkat dalam periode 2011 – 2014.
Ekspor Indonesia ke Jepang sampai tahun 2014 terkait T-Shirt (HS 6109) adalah cukup merata baik dari produk terbuat dari bahan katun ataupun berbahan sintetis lainnya. Rasio ekspor T-Shirt berbahan katun : T-Shirt berbahan sintetis lainnya yaitu 1:2.
12
Potensi Ekspor HS 6109 Indonesia ke Jepang Sumber : ITC (satuan ribu US$)
Kode
Uraian
HS
Impor
Ekspor
Impor
Potensi
Jepang
INA ke
Jepang
Trade
dari
Dunia
dari
(Indikatif)
INA `610910
Dunia
T-shirts, singlets, and other vests of
20.700
182.261
1.089.769
119.545
46.769
166.314
1.111.520
161.561
cotton, knitted (Tshirt berbahan katun) `610990
T-shirts, singlets and other vests of other textile materials, knitted (T-shirt dengan bahan lainnya) Tabel Potensi Ekspor HS 6109 Indonesia – Jepang
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan:
Untuk produk T-shirt berbahan katun, dari seluruh daya ekspor yang mampu Indonesia lakukan, hanya sekitar 1/9 yang di fokuskan ke Jepang. Sedangkan untuk T-shirt berbahan sintetis lainnya, ¼ dari daya ekspor Indonesia sudah mampu di alokasikan ke Jepang.
Dari total nilai impor T-shirt yang dilakukan Jepang, impor terbagi secara merata baik T-shirt berbahan katun dan juga T-shirt berbahan sintetis lainnya.
Kolom Potensi Trade (Indikatif) menunjukkan nilai ekspor yang dapat ditingkatkan Indonesia untuk mencapai ekspor maksimum ke Jepang atau memberi gambaran sebesar apa ekspor yang dapat dilakukan Indonesia ke Jepang terkait T-Shirt.
13
Jika melihat tabel potensi diatas, Jepang memiliki kapasitas impor yang jauh lebih besar dari kemampuan ekspor Indonesia. Oleh karena itu, jika Indonesia mampu memperbesar daya ekspornya, bukan tidak mungkin dapat meningkatkan ekspor ke Jepang juga.
Negara pesaing Indonesia terkait produk T-Shirt HS 6109 di pasar Jepang adalah China sebagai negara yang mendominasi hampir 65% pasar ini. Nilai impor Jepang dari Vietnam adalah 4 kali lebih besar daripada nilai impor Jepang dari Indonesia. Sedangkan nilai impor Jepang dari Bangladesh adalah 2 kali lebih besar daripada nilai impor Jepang dari Indonesia. Saat ini Indonesia masih mengungguli Thailand terkait ekspor T-Shirt ke Jepang, akan tetapi jika Indonesia tidak melakukan cara – cara meningkatkan ekspor ke Jepang, keadaan dapat berbalik dimana Indonesia dapat tertinggal oleh negara tetangganya. 5. Kebijakan Impor T-Shirt di Jepang. A. Regulasi pada waktu Impor (1) Customs Tariff Act (sistem tariff kuota) Regulasi ini berlaku sebagian terhadap produk sepatu kulit, dan produk terbuat dari kulit lainnya. Low (primary) tariff rates berlaku terhadap restriksi kuantitatif pada impor, sedangkan High (secondary) tariff rates berlaku pada impor lainnya. Aplikasi tariff quota harus diserahkan kepada Minister of Economy, Trade and Industry untuk mendapatkan sertifikat aplikasi tariff quota sebelum menikmati primary tariff rates. Tidak ada restriksi kuantitatif dikenakan pada import yang mana diberlakukan tariff sekunder. (2) Customs Tariff Act / Customs Act. Regulasi ini melarang impor brand knock-off dan barang palsu, dimana menurut regulasi ini, barang tersebut telah disita atau dibuang oleh customs (bea cukai). Hukuman berupa denda dan pidana dapat diberlakukan kepada importir yang melanggar. Meneruskan revisi dari Customs Tariff Act pada bulan April tahun 2003, hak paten, hak desain, dan hak utilitas model dimasukkan dalam cakupan sistem permintaan perintah impor (Import injunction request system). Regulasi ini berlaku efektif sejak April 2004, informasi tentang pabrikan (manufacturer), eksportir, dan 14
importir terkait barang palsu diperbolehkan untuk diungkapkan kepada yang berwenang yang dapat menindak tanggung jawab dari importir, misalnya dengan mengajukan gugatan. Sejak Maret 2006, kemasan serupa brand – brand knock-off yang membingungkan diatur dalam regulasi Unfair Competition Prevention Act yang dikontrol oleh bea, kecuali barang tersebut tidak dicantumkan trademark
atau
hak
desainnya.
Regulasi
ini
menunjukkan
peningkatan langkah – langkah anti barang palsu. (3) Foreign Exchange dan Foreign Trade Act. Dibawah aturan Washington Convention (CITES), regulasi Import Trade Control Order of the Foreign Exchange and Foreign Trade Act mengatur impor spesies flora dan fauna liar yang tercantum pada lampiran yang terdapat
dalam
Washington
Convention,
dimana
mungkin
menyangkun produk terbuat dari kulit. Produk yang terbuat dari hewan yang ditujukan untuk tujuan komersil atau tujuan yang telah diakui oleh keputusan dari konvensi adalah diperbolehkan selama disertifikasi oleh otoritas berwenang dari negara pengekspor dimana kuasa tersebut telah diberikan. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Trade Licensing Division, Trade and Control Department, Trade and Economic Cooperation Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry. a. Lampiran I (Semua spesies yang terancam akan kepunahan); Secara internasional, produk terbuat dari spesies ini dilarang dalam kegiatan ekspor – impor. b. Lampiran II (Semua spesies yang terkait aturan internasional secara ketat, untuk mencegah kepunahan); Importir harus memperlihatkan surat ekspor dari otoritas yang mengatur di negara eksportir kepada otoritas Bea Jepang. c. Lampiran III (Semua spesies yang diidentifikasi sebagai subyek terkait regulasi dan memerlukan kooperasi dari pihak lain
dalam
mengatur
perdagangan);
Importir
harus
memperlihatkan surat ekspor yang diterbitkan oleh otoritas 15
dari
negara
pengatur.
Beberapa
spesies
memerlukan
konfirmasi dari Minister of Economy, Trade and Industry. Jika produk dari kulit hewan diimpor, nama ilmiah dari hewan direkomendasikan untuk dicantumkan dalam invoice, karena nama umum tidak cukup untuk mewakili hewan yang digunakan sebagai material dari produk. (4) Wildlife Protection dan Proper Hunting Act. Surat ekspor atau surat penangkapan legal yang diterbitkan oleh pemerintah negara yang melakukan ekspor harus dicantumkan pada produk yaitu produk terbuat dari kulit hewan atau bulu hewan yang diatur dalam regulasi. (5) Act on Domestic Animal Infectious Disease Control. Bagian dari hewan yang dicurigai dapat menyebarkan bioagent dari penyakit menular, aturan yang bersanglutan mewajibkan sertifikat inspeksi ekspor yang diterbitkan oleh pemerintah negara ekspor yang berisi izin untuk produk tersebut memasuki Jepang. Hanya bandara dan pelabuhan dengan kapabilitas yang cukup untuk melajukan karantina hewan diperbolehkan sebagai tempat penerimaan impor. Jika gagal melewati inspeksi, pembakaran produk ataupun pengembalian dapat dilakukan. Informasi lebih lanjut pada Animal Health Division, Food Safety and Consumer Affairs Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries. B. Regulasi pada waktu Sales (1) Act
Against
Unjustifiable
Premiums
and
Misleading
Representations. Peraturan ini melarang bentuk – bentuk tindakan pemalsuan label yang memungkinkan penipuan kepada konsumer tentang kualitas suatu produk. Importir atau penjual harus dapat memberikan bukti – bukti yang dapat membuktikan bahwa label yang digunakan adalah label yang tidak menipu. Yang terpenting dari labeling adalah memberi pemahaman kepada konsumer. Jika pembuatan produk melalui beberapa negara, maka label juga harus menyatakan hal tersebut. 16
(2) Act on Conservation of Endangered Species of Wild Fauna and Flora. Peraturan ini menegakkan fondasi legal terkait perlindungan spesies yang terancam punah, dimana produk dari spesies yang terancam punah tersebut dilarang untuk diperjualkan di Jepang. (3) Household Goods Quality Labelling Act. Peraturan ini menetapkan format dan konten dari kualtias pelabelan untuk produk khusus rumah tangga. Tujuan dari peraturan ini adalah melindungi keuntungan konsumer dengan memberi informasi yang memudahkan konsumer untuk memilih produk. (4) Act for the Control of Household Products Containing Harmful Substances. Peraturan ini melarang adanya konten senyawa berbahaya (formalin, dieldrin) yang terdeteksi melebihi batas produk rumah tangga pada produk seperti pakaian dan tas. (5) Act on Specified Commercial Transactions. Penjualan produk pakaian seperti T-Shirt dan lainnya melalui mail-order, chain-sales, telemarketing dan sebagainya diatur dalam peraturan ini. C. Labelling Procedures 1. Pelabelan dibawah Regulasi Legal A. Household Goods Quality Labeling Act Persyaratan pelabelan untuk penjualan produk pakaian dan material yang telah dispesifikasikan, seperti tertera pada tabel dibawah ini, menurut provisi dari pelabelan produk tekstil dan produk pabrikan diatur dalam regulasi ini. Produk
Persyaratan Pelabelan Komposisi dari kain, instruksi terkait penggunaan mesin cuci di rumah, repelensi, jenis kulit
Produk pakaian
(jika sebagian terbuat dari kulit), nama dari pemberi label dan kontak
informasi
(alamat
/
nomor telefon).
17
Jenis material, dimensi / ukuran, Produk terbuat dari kulit
cara penanganan, nama pemberi label dan kontak informasi.
Material pakaian (yarn, tekstil, Komposisi dll)
pemberi
dari label
kain, dan
nama kontak
informasi. B. Act on the Promotion of Effective Utilization of Resources Dibawah regulasi ini, container dan kemasan adalah ditanggung oleh provisi pengidentifikasi pelabelan, dengan tujuan untuk mendorong penyortiran koleksi. Ketika kertas atau plastik digunakan sebagai material pembungkus suatu produk atau sebagai label, atau kemasan eksternal, tanda yang menunjukkan material harus diperlihatkan pada salah satu titik di salah satu sisi kemasan dengan informasi dimana material digunakan. Contoh tanda:
C. Labeling under Industrial Standardization Act (Tanda JIS) Dimensi dari produk pakaian, alas kaki dan sepatu, dan produk – produk terkait adalah opsional. Akan tetapi, standard untuk dimensi dan metode pelabelan ditetapkan menurut Industrial Standardization Act. Dari semua produk yang telah dicatat oleh Japanese Industrial Standards (JIS), produk – produk yang disertifikasi oleh pihak ketiga dan diakui oleh pemerintah Jepang, diperbolehkan untuk membawa tanda JIS. Tanda dapat dilabelkan pada produk atau kemasan, menunjukkan bahwa produk memenuhi standar kualitas dari JIS.
18
Proses mendapatkan tanda JIS
Seleksi oleh badan pemeriksa terdaftar
Pengajuan sertifikasi
Inspeksi kualitas dan sistem manajemen dan product testing Kontak :
Keputusan sertifikasi oleh badan pemeriksa terdaftar
Konklusi tentang persetujuan (Penggunaan Tanda JIS) antara badan pemeriksa dan pengaju
Conformity Assessment Division, Industrial Science and Technology Policy and Environment Bureau. Ministry of Economy, Trade and Industry. Tel: +81-3-3501-1511
Pelabelan Tanda JIS pada Produk
Review dari sertifikasi
2. Pelabelan dibawah Industry-level Voluntary Restraint (Restrain volunter level industry). “Woolmark” adalah tanda jaminan kualitas yang mengakui standar kualitas untuk produk wol. “Silk Mark” dan “Japanese Silk Mark” mensertifikasi standar kualitas terhadap suatu produk sutra. (“Japanese Silk Mark” terbatas untuk produk sutra yang diproduksi di Jepang). “JES labeling” adalah label yang memberikan validasi bahwa bahan kimia seperti formaldehyde yang tercampur dalam produk kulit
19
disebutkan di dalam guideline yang ditampilkan untuk menjamin keamanan. Association of Japan Sporting Goods Industries (JASPO) membuat peraturan terkait informasi seperti nama dari pembuat, material yang digunakan, dan negara asal harus dicantumkan pada produk – produk olahraga yang diperjuakan. Japan Organic Cotton Association (JOCA) telah mengukuhkan tanda otentikasinya untuk menjamin kualias produk katun organik.
6. Saluran Distribusi T-Shirt. Gambar di bawah ini adalah salah satu contoh saluran distribusi produk pakaian. Alur yang sama berlaku pada produk – produk HS 6109, yaitu T-Shirt. Produsen dari negara diluar Jepang dapat memberikan suplai kepada pabrikan domestik, atau importir dan lainnya yang akan meneruskan ke department store, toko – toko retail dan sebagainya yang berhubungan langsung dengan konsumen di Jepang.
20
7. Hambatan Lainnya. (1) Harga yang ditawarkan kepada Jepang. Jika melihat pesaing Indonesia dalam ekspor T-Shirt ke Jepang, kompetitor seperti Vietnam dan Bangladesh sejauh ini mampu menawarkan harga yang lebih murah per satuan produk yang diekspor ke Jepang dengan kualitas yang tidak jauh berbeda dengan yang ditawarkan Indonesia. Sejatinya, sudah banyak toko – toko pakaian di Jepang yang terkadang pada labelnya tertulis produk dibuat di Indonesia, dalam hal ini kualitas bukanlah suatu hambatan. Jika Indonesia mampu menawarkan harga ekspor yang lebih murah daripada yang ditawarkan kompetitor lainnya, bukan tidak mungkin Jepang dapat mengimpor lebih banyak produk T-Shirt dari Indonesia. Berapakah harga yang ditawarkan oleh negara – negara kompetitor kepada Jepang tentunya beragam, akan tetapi tidak diketahui dan tidak dapat dibahas pada market brief disini dikarenakan tidak diperolehnya data yang bersangkutan.
21
III.
Peluang
1. Konsumer ekspor T-Shirt (Indonesia). Untuk produsen – produsen HS 6109 di Indonesia adalah cukup mudah ditemukan, jika anda mencari melalui internet tentunya dapat ditemukan beberapa nama perusahaan pabrikan pembuat T-Shirt yang umumnya berlokasi di Bandung dan lainnya. Selain itu, ada pula jalur dimana brand – brand pakaian ternama yang mendirikan pabrik di Indonesia, melakukan pembuatan produk di Indonesia dan ekspor secara langsung dari Indonesia menuju Jepang. Jalur yang kedua ini cukup sering dan lebih mudah ditemukan di Jepang yaitu pada toko – toko pakaian ternama milik Jepang seperti Uniqlo dan lain – lain, dimana pada produknya terkadang didapati tulisan “Made in Indonesia”. 2. Pemasok T-Shirt di Jepang. Pada bagian data impor Jepang terhadap dunia, dapat diketahui bahwa pemasok produk HS 6109 di Jepang adalah China yang hampir menguasai 65% pasar Jepang. Hal ini dikarenakan banyaknya pabrik yang mampu melakukan produksi skala besar di China yang mampu meningkatkan ekspor mereka ke dunia, termasuk ke Jepang. Selain itu, fakta dimana banyaknya produsen – produsen T-Shirt dan pakaian lainnya yang telah dikenal dunia memiliki pabrik – pabrik di China dimana mereka dapat mengekspor secara langsung produk mereka dari China juga dapat mempengaruhi input data pada ITC. Sehingga dapat disimpulkan kegiatan ekspor produk HS 6109 ke Jepang adalah hampir 65% berasal dari China. Vietnam menguasai 13% impor yang dilakukan Jepang, sedangkan Indonesia walaupun termasuk 4 besar negara pengekspor T-Shirt ke Jepang, baru mampu menguasai sekitar 3% pasar impor Jepang. Fakta dimana kualitas produk Indonesia juga tidak diragukan di Jepang dapat persentase Indonesia meningkat dalam beberapa tahun berikutnya. 3. Harga T-Shirt di Jepang Cukup sulit untuk mengetahui harga T-Shirt di Jepang, hal ini dikarenakan beragamnya jenis produk, desain, dan bahan yang ditawarkan. Faktor lain seperti nama brand juga mempengaruhi harga produk – produk ini.
22
Faktor seperti tariff tidak mempengaruhi harga produk HS 6109 buatan Indonesia di Jepang karena tariff 0% yang diberikan Jepang kepada Indonesia. Akan tetapi, pada beberapa negara Jepang memberlakukan tariff beragam seperti 9.8% untuk beberapa negara maju untuk mengekspor produknya ke Jepang. Sebagai contoh kasar, kisaran harga produk T-Shirt di Jepang adalah;
HS 610910, yaitu T-Shirt dari bahan katun dengan kisaran harga 500 Yen - 5000 Yen. (Dapat lebih mahal jika berkaitan dengan brand)
HS 610990, yaitu T-Shirt dari bahan tekstil dan sintetis lainnya dengan kisaran harga 1000 Yen – 5000 Yen (Dapat lebih mahal jika berkaitan dengan brand)
4. T-Shirt asal Indonesia dibandingkan negara lain. Untuk saat ini, produk T-Shirt asal Indonesia tidak begitu diragukan secara kualitas, terbukti dengan Indonesia menduduki peringkat 4 negara pengekspor T-Shirt ke Jepang. Akan tetapi, jika dibandingkan produk negara lain seperti China, Vietnam, dan Bangladesh, dengan standar yang telah diakui Jepang (sehingga dapat memasuki pasar Jepang) harga produk negara – negara tersebut relatif lebih murah dari Indonesia, sehingga masih kalah dalam hal ekspor T-Shirt ke Jepang. Desain T-Shirt Indonesia sebetulnya unik karena Indonesia memiliki pattern dan desain yang unik seperti corak batik, hal ini tentunya menambah daya tarik konsumer terhadap produk T-Shirt buatan Indonesia.
23
IV.
Strategi
1. Strategi memasuki pasar Jepang. Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang berani untuk membayar jika mendapat jaminan kualitas dan level kepuasan yang diinginkan. Sebagai contoh adalah masyarakat Jepang lebih menyukai untuk membeli barang baru dibandingkan barang bekas pakai, terlebih lagi untuk produk pakaian dimana untuk menjaga penampilannya, masyarakat Jepang akan membeli pakaian baru secara berkala. Secara kualitas, T-Shirt yang dibuat di Indonesia sudah cukup diakui di Jepang, terbukti dengan Indonesia sebagai negara pengekspor T-Shirt terbesar ke Jepang. Setelah kualitas, hal yang perlu diperhatikan adalah T-Shirt berbahan apa yang ingin dijual di Jepang. Tentunya saat musim panas, T-Shirt dengan sirkulasi udara yang baik sangat populer di Jepang. Untuk musim dingin, tentunya permintaan T-Shirt dengan bahan yang tidak terlalu tipis akan meningkat juga. Hal berikutnya adalah desain dari T-Shirt, karena pengguna T-Shirt di Jepang terdiri dari berbagai kalangan, tentunya desain yang sesuai akan menjadi strategi untuk menguasai pasar ini. Jika menargetkan anak – anak muda di Jepang sebagai konsumen, maka desain yang stylish, berwarna menarik, dan ataupun desain seperti kalimat menarik dapat menambah nilai jual T-Shirt. Untuk musim – musim semi dan musim panas, T-Shirt dengan warna – warna cerah lebih difavoritkan dibanding T-Shirt dengan warna – warna gelap seperti hitam atau abu – abu. Jika memungkinkan, mencari tahu harga yang ditawarkan negara kompetitor dalam mengekspor T-Shirt ke Jepang untuk membandingkan dengan harga yang ditawarkan Indonesia. Tentunya jika Indonesia mampu menawarkan harga yang lebih rendah maka bukan tidak mungkin Jepang akan mengimpor lebih banyak T-Shirt dari Indonesia.
24
2. Trend T-Shirt di Jepang. Untuk produk seperti T-Shirt, trend yang beredar di Jepang umumnya adalah tergantung musim dan tergantung target konsumer. Untuk musim, T-Shirt dengah bahan yang breathable sangat difavoritkan pada saat musim panas. Saat musim panas juga banyak konsumer mengenakan T-Shirt dengan warna putih dan warna – warna cerah lainnya untuk mengurangi rasa panas saat musim panas. Konsumer seperti anak – anak muda cenderung memilih warna – warna cerah saat musim semi dan musim panas ditambah dengan desain seperti gambar atau motif pada T-Shirt ataupun tulisan kalimat singkat yang memiliki pesan yang menarik perhatian. Sedangkan untuk musim gugur dan dingin, pilihan T-Shirt dengan bahan sedikit lebih tebal dan berwarna gelap lebih difavoritkan. T-Shirt dengan warna – warna yang tidak mencolok juga sering digunakan oleh konsumer berusia 25 tahun ke atas.
25
Gambar – gambar di atas adalah beberapa contoh desain T-Shirt yang digemari di Jepang. Dapat disimpulkan bahwa T-Shirt sederhana berwarna putih dengan 26
desain sederhana tidak pernah turun permintaannya di pasar. Sedangkan untuk warna – warna cerah dan motif campuran juga banyak digemari oleh remaja – remaja Jepang. Akan tetapi, T-Shirt dengan warna – warna gelap juga bukan berarti tidak populer di Jepang.
3. Rekomendasi. Sebagai rekomendasi untuk menguasai pasar T-Shirt di Jepang, dapat dilakukan langkah – langkah seperti:
Karena menurut data, Jepang adalah negara kedua yang menjadi negara tujuan ekspor Indonesia dalam hal produk T-Shirt maka langkah yang perlu dilakukan adalah menambah kapasitas daya ekspor dari dalam negeri baik untuk kuantitas dan kualitas.
Secara kualitas mungkin memang tidak perlu diragukan, akan tetapi jika Indonesia mampu menawarkan kualitas yang sama atau lebih baik dari pada negara pesaing lainnya dengan harga produk yang mungkin relatif lebih murah dari negara pesaing yang telah disebutkan sebelumnya, tentunya Indonesia akan mampu mengungguli negara – negara tersebut.
Meningkatkan kreativitas karya dalam negeri untuk hal desain dan jika memungkinkan untuk sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia melalui T-Shirt.
Melakukan komunikasi dan memasarkan produk dengan target brand apparel ternama di Jepang. China yang menguasai sekitar 65% pasar T-Shirt di Jepang pada tahun 2014 adalah efek dari dominannya ekspor China ke Jepang di tahun – tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena brand apparel ternama di Jepang seperti H&M, pada tahun 2011 tercatat mengambil produk dari 262 pabrik garment di China untuk rantai supply pada toko – toko retailnya di Jepang. H&M juga mengambil produk dari 170 pabrik garment di Bangladesh. Dari tahun 2011 hingga saat ini jumlah pabrik tersebut adalah berada pada angka yang stabil.
27
Melihat pola diatas, jika pabrik garment dan pembuat T-Shirt dengan kualitas tinggi di Indonesia dapat melakukan komunikasi dengan brand apparel ternama di Jepang dan memasarkan produknya dengan perusahaan tersebut, maka bukan tidak mungkin perusahaan tersebut mengambil produk garment dari pabrik negara kita dalam kuantitas besar sehingga meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke Jepang secara signifikan.
28
V.
Informasi Penting
1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia. Kedutaan Besar Jepang Jakarta
Konsulat Jenderal Jepang – Medan
Duta Besar: Tanizaki YASUAKI Jl. M.H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Tel: (62-21) 3192-4308 Fax: (62-21) 3192-5460 Web: www.id.emb-jepang.go.jp Konsulat Jenderal Jepang – Jakarta
Konsul Jenderal: Wisma BII, Lantai 5, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Tel: (62-61) 457-5193 Fax: (62-61) 457-4560 Konsulat Jenderal Jepang – Makassar
Konsul Jenderal: Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Tel: (62-21) 3192-4308 Fax: (62-21) 315-7156 Konsulat Jenderal Jepang – Surabaya
Konsul Jenderal: Masaki TANI Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia Tel: (62-411) 871-030, 872-323 Fax: (62-411) 853-946 Konsulat Jenderal Jepang – Denpasar
Konsul Jenderal: Jl. Sumatera No. 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Tel: (62-31) 503-0008 Fax: (62-31) 503-0037
Konsul Jenderal: Noboru NOMURA Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Bali, Indonesia Tel: (62-361) 227-628 Fax: (62-361) 265-066
2. Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan Tel: (813) 3283-7523 Fax: (813) 3216-6497 Web: www.tokyo-cci.or.jp Email:
[email protected] Fukuwaya Chamber of Commerce & Industry 2-10-1- Nishimachi, Fukuyama City, Hiroshima 720-0067, Japan Tel: (818) 4921-2345 Fax: (818) 4922-0100 Web: www.fukuyama.or.jp/e Email:
[email protected] Hiroshima Chamber of Commerce & Industry
29
44 Matomachi-5-chome, Naka-ku, Hiroshima 730, Japan Tel: (818) 2222-6610 Fax: (818) 2211-0108 Web: www.hiroshimacci.or.jp Kawasaki Chamber of Commerce & Industry 11-2 Ekimae Honcho, Kawasaki-ku, Kawasaki 210, Japan Tel: (814) 4211-4111 Fax: (814) 4211-4118 Web: www.kawasaki-cci.or.jp Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori, Nakakyo-ku 604, Japan Tel: (817) 5212-6450 Fax: (817) 5255-0428 Web: www.kyo.or.jp/kyoto/e Email:
[email protected] Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Honmachi-bashi, Chuo-ku, Osaka 540-0029, Japan Tel: (816) 6944-6400 Fax: (816) 6944-6293 Web: www.osaka.cci.or.jp/e Okinawa chamber of Commerce & Industry 15-20 Chuo-4-chome, Okinawa-shi 904, Japan Tel: (819) 8938-8022 Fax: (819) 8938-2755 Web: www.okinawacci.or.jp Email:
[email protected] Nagahama Chamber of Commerce & Industry 10-1 Takada-cho, Nagahama, Shiga 526-0037, Japan Tel: (817) 4962-2500 Fax: (9817) 4962-8001 Web: www.nagahama.or.jp 3. Asosiasi Terkait T-Shirt di Jepang. Japan Apparel Fashion Industry Council (JAIC) 2-8-6 SHIMA Nihonbashi Building 5F, Nihonbashi, Chuo-ku, Tokyo 103-0027 Phone: +81-3-3275-0681 Fax: +81-3-3275-0682 www.jafic.org
Japan Apparel Technology and Research Association 1-14-7 Yamagata Building, Nishisinbanshi, Minato-ku, Tokyo 105-0003 Phone: +81-3-3591-8350 Fax: +81-3-3591-8350
30
Web: www.jat-ra.com Japan Association of Specialists in Textiles and Apparel 2-11-13-205 Shiba-koen, Minato-Ku, Tokyo 105-0011, Japan Phone: +81-03-3437-6416 Fax: +81-03-3437-3194 Web: www.jasta.1.or.jp Sporting Goods Importes Association of Japan 3-28-9 Misaki Building 9F, Kanda, Tokyo
Phone: +81-3-3219-2532 Fax: +81-3-3219-2533 Web: www.jaspo.org Japan Organic Cotton Association 東京都新宿区大京町 29 番地 作道ビル 302
160-0015
Phone: +81-3-3341-7200 Fax: +81-3-3341-7200 Web: www.joca.gr.jp Federation of Japan Apparel Industrial Association 東京都中央区日本橋人形町 3-4-5 日本タオル会館内
Phone: +81-3-3808-2244 Web: www.nippiren.com 4. Daftar Pameran Terkait T-Shirt di Jepang. Tokyo Girls Collection
Disponsori oleh The Executive Committee of Tokyo girls Collection
Tokyo International Gift Show Tokyo Fashion Wear Expo Japan Fashion Week in Tokyo Kobe Collection JFW International Fashion Fair
www.giftshow.co.jp www.apparel-expo.jp www.tokyo-mbfashionweek.com www.kobe-collection.com www.senken-ex.com
5. Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar: Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan: Julia silalahi 5-2-9 Higashigotanda, Shingawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan Tel: (813) 3441-4201 31
Fax: (813) 3447-1697 Web: www.kbritokyo.jp KJRI Osaka KUAI: Wisnu Edi Pratignyo Resona Semba Building 6F, 4-4-21 Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Tel: (816) 6252-9824 Fax: (816) 6252-9872 Web: www.indonesia-osaka.org Email:
[email protected] ITPC Osaka Kepala: Hotmida Purba Wakil: Adhi Kusuma Yudha Halim Matsushita IMP Building 2F, 1-3-7 Shiromi, Chuo-ku, Osaka 540-6302, Japan Tel: (816) 6947-3555 Fax: (816) 6947-3556 Web: www.itpc.or.jp Email:
[email protected] 6. Daftar Importir Peralatan T-Shirt di Jepang. Dapat diakses melalui website http://www.pak-jap.8m.com/APPARELS.htm
7. Daftar instansi terkait peraturan impor T-Shirt. Customs Tariff Act / Customs Act Compensation and Operating Division, Customs and Tariff Bureau, Ministry of Finance Tel: +81-3-3581-4111 www.mof.co.jp Foreign Exchange and Foreign Trade Act Trade Licensing Division, Trade Control Department, Trade and Economic Cooperation Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry Tel: +81-3-3501-1511 www.meti.go.jp Wildlife Protection and Proper Hunting Act Nature Conservation Bureau, Ministry of the Environment
32
Tel: +81-3-3581-3351 www.env.go.jp Act on Domestic Animal Infectios Diseases Control Animal Health Division, Food Safety and Consumer Affairs Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries. Tel: +81-3-3502-8111 www.maff.go.jp Act against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations Representation Division, Consumer Affairs Agency Tel: +81-3-3507-8800 www.caa.go.jp Act on conservation of Endangered Species of Wild Fauna and Flora Wildlife Division, Nature Conservation Bureau, Ministry of the Environment Tel: +81-3-3581-3351 www.env.go.jp Household Goods Quality Labelling Act Office responsible for household goods quality labelling, Consumer Related Trade Division, Trade Practices Department, Fair Trade Commission of Japan Tel: +81-3-3507-8800 www.caa.go.jp Act for the Control of Household Products Containing Harmful Substances Chemical Hazards Control Office, Evaluation and Licensing Division, Pharmaceutical and Food Safety Bureau, Ministry of Health, Labour and Welfare Tel: +81-3-5253-1111 www.mhlw.go.jp Act of Specified Commercial Transactions Consumer Economic Policy Division, Commerce and Information Policy Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry Tel: +81-3-3501-1511 www.meti.go.jp Act on the Promotion of Effective Utilization of Resources / Law for Promotion of Sorted Collection and Recycling of Containers and Packaging
33
Recycling Promotion Division, Industrial Science and Technology Policy and Environment Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry Tel: +81-3-3501-1511 www.meti.go.jp Office of Recycling Promotion, Policy Planning Division, Waste Management and Recycling Department, Ministry of the Environment Tel: +81-3-3581-3351 www.env.go.jp
34
Referensi
Japan External Trade Organization, Oktober 2015, www.jetro.co.jp Japan Customs, Oktober 2015, www.customs.go.jp nternational Trade Centre, OktoIber 2015 www.intracen.org Rakuten, Oktober 2015, www.rakuten.co.jp Trendy Nikkei, Oktober 2015, www.trendy.nikkeibp.co.jp Ministry of Economy, Trade and Industries, Juni 2015, www.meti.go.jp Trends in Japan, Oktober 2015, www.web-japan.org International Business Times, www.ibtimes.com
35