2014
KAUS KAKI
ITPC Osaka 1
DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................................................ 3 Peta Jepang ..................................................................................................................................... 4 I.
Pendahuluan............................................................................................................................ 5 1. Pemilihan Negara............................................................................................................. 5 2. Pemilihan Produk ............................................................................................................. 5 3. Profil Jepang..................................................................................................................... 6 II. Potensi Pasar Jepang ............................................................................................................... 12 1. Sekilas tentang masyarakat Jepang dan kaus kaki .......................................................... 12 2. Jenis kaus kaki…………………………………………………………………………………………………………. ... 13 3. Ekspor dan Impor Produk tekstil di Jepang ..................................................................... 23 4. Tren Impor Jepang berdasarkan negara ......................................................................... 25 5. Kondisi pasar domestic Jepang mengenai produk alas kaki (sepatu dan kaus kaki)…. ... 35 6. Kebijakan impor pakaian (kaus kaki) di Jepang………………………………………………………… ... 37 7. Saluran Distribusi produk kaus kaki dan apparel lainnya di Jepang ................................ 39 III. Peluang Dan Strategi ............................................................................................................... 41 IV. Informasi Penting .................................................................................................................... 43 1. TPO/Kedutaan Negara Jepang Di Indonesia .................................................................... 43 2. Kamar Dagang Jepang...................................................................................................... 43 3. Asosiasi Tekstik Di Jepang ................................................................................................ 45 4. Daftar Pameran Terkait ................................................................................................... 45 5. Perwakilan Indonesia Di Jepang ...................................................................................... 45 6. Referensi .......................................................................................................................... 45
2
KATA PENGANTAR
ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan ”Market Brief: Kaus Kaki” untuk Edisi pada bulan Februari 2014 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar di Jepang. Adapun isi dari Market Brief ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Market Brief disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Market Brief ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi kaus kaki Indonesia yang bersaing di pasar Jepang.
Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang.
Osaka, Pebruari 2014
3
PETA JEPANG
1.
Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2).
2.
Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya.
3.
Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
4
BAB I. PENDAHULUAN 1. Pemilihan Negara Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, selama lima tahun terakhir, yaitu periode 2008-2012, perdagangan Indonesia-Jepang menunjukkan tren positif sebesar 11,3%. Pada periode ini Indonesia mengalami surplus perdagangan. Sementara di tahun 2012, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 52,9 milliar, dengan nilai ekspor sebesar 22,8 miliar dan impor sebesar USD 30,1 milliar. Pada periode ini Indonesia mengalami defisit sebesar USD 7,4 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi: coal; briquettes, ovoids (USD 3,6 miliar); natural rubber, balata (USD 1,3 miliar); nickel mattes, nickel oxide sinters (USD 0,9 miliar); copper ores and concebtrates (USD 0,9 miliar); plywood, veneered panels and similar laminated wood (USD 0,7miliar).
Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti incompletely knocked down motor vehicles (USD 1,9 miliar); parts of accessories of the motor vehicles of headings (USD 1,2 miliar); self-propelled bulldozers, angledozers, graders, levellers (USD 0,8 miliar); motor cars & other motor vehicles principally designed for the transport of pers ons (USD 0,8 miliar); parts, suitable for use solely (USD 0,8 miliar).
2.
Pemilihan Produk
Kaus kaki merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kebiasaan sehari-hari orang Jepang, karena kaus kaki merupakan bagian dari pakaian dimana selalu dipakai baik di luar rumah maupun di dalam rumah dan disesuaikan dengan musim yang sedang berjalan, sehingga bisa dikatakan bahwa kaus kaki merupakan salah satu kebutuhan primer. 5
Penggunaan kaus kaki ini selain merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan pemakaian pakaian juga dipadukan dengan pemakaian sepatu atau alas kaki sehingga produk kaus kaki ini dikategorikan juga sebagai produk “fashion”. Itu sebabnya , kaus kaki yang juga merupakan bagian dari produk tekstil ditinjau sebagai salah satu barang yang mempunyai peluang besar bagi UKM Indonesia dalam rangka pengembangan potensi ekspor Indonesia.
3.
Profil Jepang 1. Geografi Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka.
2. Pemerintahan Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan dabagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri. Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet.
3.
Demografi Populasi penduduk Jepang per Agustus 2013 mencapai 127.336.000 jiwa. Data ini menurun bila dibandingkan data per Juli 2012 yang berjumlah 127.368.088 jiwa. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah 61.920.000 (48.6% dari total populasi) dan penduduk wanita berjumlah 65.416.000 (51.4%).
6
Tabel 1. Estimasi penduduk Jepang berdasarkan usia dan jenis kelamin Sumber: Japan statistic bureau: http://www.stat.go.jp/english/data/jinsui/tsuki/index.htm
Age (years) 0-14 15-24 25-54 55-64 ≥ 65
Total
Male
Female
16436
8418
8018
12286
6295
5991
49380
24953
24427
17517
8637
8880
31717
13616
18101
Tabel 2. Estimasi populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang per Agustus 1, 2013 (in thousands)
7
Gambar 1. Piramida Populasi Penduduk Jepang tahun 2013. Sumber: United States Census Bureau
Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang berpusat di kota-kota besar, bahkan, sekitar 70% dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Lebih dari 1/3 populasi Jepang berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di dua kota besar Tokyo dan Osaka.
Pada tahun 2012, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 83,91 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang semakin cepat menua dikarenakan dampak dari ledakan kelahiran pasca perang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran.
8
Gambar 2. Estimasi Penurunan Populasi Penduduk Jepang. Sumber: Japan Ministry of Internal Affairs Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang. Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa.
4.
Infrastruktur
Berdasarkan data tahun 2012, energi di Jepang berasal dari batu bara 90,78 % gas alam, 2,69 % tenaga nuklir, dan 6,18 % tenaga air serta new energy dll. 0,55 %.. Transportasi utama di Jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestic terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah Narita International Airport, Kansai International
9
Airport, dan Chubu Central International Airport dan untuk pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Port.
5.
Ekonomi Jepang adalah salah satu dari 3 (tiga) negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju didunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (dibawah China) dan ketiga didunia (selain AS dan China). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia.
Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Pada 2012, Jepang memiliki GDP perkapita $ 45.774 dan berhasil menjadi Negara ketiga dengan nilai GDP terbesar didunia.
Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global.
Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-Jepang dan pelarangan produk-produk Jepang.
10
Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul. Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapa terswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya.
11
BAB II. POTENSI PASAR JEPANG
1. Sekilas Tentang Masyarakat Jepang dan Kaus Kaki
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, kaus kaki merupakan salah satu produk tekstil yang telah melekat pada kebiasaan serta gaya hidup masyarakat Jepang pada umumnya. Hampir seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai ragam profesi di Jepang, mulai dari para pegawai perusahaan, buruh pabrik, pelajar, hingga petani menggunakan kaus kaki dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Penggunaan kaus kaki dimaksudkan untuk berbagai macam tujuan seperti melindungi kaki dari udara dingin, melindungi kaki dari gesekan langsung dengan sepatu/alas kaki, mode & fashion, dan berbagai macam kegunaan lainnya. Penggunaan tersebu tidak hanya saat berada di luar rumah, di dalam rumah juga dipakai dan semuanya disesuaikan dengan muasim yang sedang berjalan. Beberapa hal tentang penggunaan kaus kaki oleh masyarakat Jepang tersebut merupakan fakta empirik yang mudah untuk ditemukan dalam kehidupan modern masyarakat Jepang.
Sejarah juga mencatat tentang penggunaan kaus kaki oleh masyarakat Jepang terdahulu. Sebagai contoh, masyarakat Jepang memiliki kaus kaki tradisional khas yang disebut tabi (足 袋). Kaus kaki jenis ini biasa dipakai bersama dengan alas kaki sejenis sandal tradisional khas Jepang seperti zori dan geta. Tabi merupakan salah satu bagian penting dari pakaian tradisional Jepang/wafuku (和服) dan merupakan pakaian yang umum digunakan oleh para samurai Jepang pada era pemerintahan feudal Jepang. Warna yang umum untuk tabi adalah putih dan umumnya digunakan pada acara tradisional Jepang seperti upacara meminum teh. Namun tabi berwarna serta memiliki pola desain yang beragam juga banyak diminati oleh 12
kalangan pria dan wanita Jepang. Berbeda dengan kaus kaki pada umumnya, tabi memiliki tempat tersendiri untuk ibu jari kaki dan keempat jari kaki lainnya. Selain itu, tidak seperti kaus kaki pada umumnya yang pas dengan bentuk kaki ketika dipakai karena sifat yang elastis dari bahan dasar kainnya, tabi cenderung lebih kaku serta memiliki ruang dibagian belakang untuk tempat memasukan kaki. Tabi juga dilengkapi semacam tali pengencang untuk dipasangkan di kaki penggunanya. Pada era Jepang modern seperti sekarang, penggunaan tabi juga masih menjadi kegemaran bagi sebagian masayarakat Jepang, terutama di musim panas ketika temperatur udara tinggi disertai oleh kelembaban yang juga relatif tinggi. Jenis kaus kaki lain yang juga memiliki kemiripan desain dengan tabi ialah kaus kaki-berjari atau gohon-yubi no kutsushita (五本指の靴下).
2. Jenis Kaus Kaki
Jenis kaus kaki yang biasa digunakan oleh masyarakat Jepang pada umumnya memiliki kemiripan dengan berbagai negara empat musim lainnya. Hanya saja dari segi desain serta pemilihan warna untuk diproduksi, hal ini tentu bergantung pada target konsumen. Kaus kaki mempunyai ragam yang sangat banyak, dan untuk di Negara 4 musim seperti di Jepang, kaus kaki ini dibagi menjadi beberapa kategori. Berikut merupakan beberapa jenis kaus kaki yang dikutip dari salah situs perusahaan produsen kaus kaki Jepang (www.tabio.com): 1. Kaus kaki berdasarkan musim Karena lokasi Jepang yang berada pada posisi subtropis, Jepang mempunyai 4 musim, dan perbedaan musim ini sangat mempengaruhi pemilihan kaus kaki yang dipakai. Kaus kaki berdasarkan kategori musim ini, pada dasarnya berada pada letak pemilihan bahan kaus kakinya. Berikut ini contoh kaus kaki berdasarkan musim: 13
-
Kaus kaki penghangat (leg warmers), fungsinya untuk menghangatkan betis; terbuat dari bahan wol, dan kedua ujungnya berlubang, sehingga tidak menutupi jari dan telapak kaki, dipakai setelah kaus kaki/stocking.
-
Kaus kaki jenis wigwam (Wigwam Canada crew socks), merupakan kaus kaki terhangat yang digunakan pada musim dingin. Disebut wigwam Canada crew socks, karena kaus kaus kaki ini di disain untuk mengatasi hari terdingin di musim dingin (Amerika utara/Canada dipercaya mengalami musim terdingin untuk Negara-negara 4 musim).
-
Kaus kaki untuk atlet di musim dingin (Bridgedale endurance trekker), di desain untuk para atlit yang melakukan kegiatannya pada musim dingin. Kaus kaki ini terbuat dari wol, tetapi dengan kontur yang lebih tipis. Kaus kaki ini bisa menghangatkan sekaligus memberi kelembaban untuk kaki.
-
14
2.
Kategori berdasarkan Jenis kelamin Sama halnya dengan jenis perlengkapan pakaian lainnya, kaus kaki memiliki desain yang dikhususkan untuk pria, wanita ataupun untuk kedua gender (unisex). Berikut contohcontoh desain gambar kaus kaki pria, wanita dan juga unisex: -
kaus kaki pria Kaus kaki untuk pria memiliki desain yang relatif lebih sederhana baik itu dari segi desain bentuk kaus kaki maupun pemilihan warna. Kaus kaki dengan desain yang elegan namun memberikan kesan maskulin serta fungsionalitas yang lebih spesifik biasanya menjadi pilihan bagi para pria pada umumnya dan di Jepang pada khususnya.
-
Kaus kaki wanita Kaus kaki wanita pada umumnya memiliki desain yang lebih variatif baik dari segi desain serta pemilihan warna, disamping juga fungsinya. Khususnya bagi para wanita di Jepang yang umumnya sangat memperhatikan model dan trend berpakaian, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para produsen kaus kaki untuk dapat mendesain jenis kaki yang memiliki desain atraktif namun tetap memiliki fungsional yang baik. Berikut beberapa jenis desain kaus kaki wanita yang berdasarkan produsen kaus kaki Tabio.
15
-
kaus kaki unisex Kaus kaki unisex pada umumnya memiliki desain yang lebih sederhana. Karena diperuntukan bagi pria dan wanita, pada umumnya kaus kaki jenis ini tidak memiliki desain khusus dan pemilihan warna serta fungsi relatif lebih umum.
3.
Kategori berdasarkan usia Kaus kaki berdasarkan kategori usia umumnya berkaitan dengan ukuran tubuh. Berikut detail data tentang model kaus kaki untuk kelompok usia tertentu disertai dengan contoh desain yang dikutip dari situs Tabio.
-
Newborn (1~6 bulan kelahiran) Kategori ini diperuntukan untuk bayi yang baru lahir (newborn). Ukuran kaus kaki untuk kompok usia ini umumnya berkisar antara 7-9 cm.
16
-
Toddler (1~3 tahun) Kategori jenis toddler atau anak kecil yang yang baru berjalan pada umumnya memiliki kisaran ukuran kaus kaki sepanjang 13-15 cm. Kenyamanan serta kelembutan pada umumnya sangat perlu diperhatikan untuk kaus kaki jenis anak-anak balita mengingat kulit mereka yang lebih sensitive dibandingkan dengan kulit orang dewasa pada umumnya.
-
Anak-anak kelompok usia 4-6 tahun Kategori usia 4-6 tahun (laki-laki) dan 4-7 tahun (wanita) juga memiliki ukuran yang spesifik untuk kaus kaki. Anak-anak yang sudah mulai tumbuh dan berkembang ini memiliki ukuran yang sudah lebih panjang dibanding anak ukuran balita dengan panjang kaus kaki pada umumnya berkisar antara 16-18 cm.
17
-
Anak-anak kelompok usia 7-10 tahun Kategori usia 7-10 tahun (laki-laki) dan 8-10 tahun (wanita) juga memiliki ukuran yang spesifik untuk kaus kaki. Anak-anak yang sudah mulai tumbuh dan berkembang ini memiliki ukuran yang sudah lebih panjang dibanding anak ukuran balita dengan panjang kaus kaki pada umumnya berkisar antara 19-18 cm.
-
Dewasa Untuk dewasa wanita dan pria, pada umumnya di Jepang memiliki pembagian / klasifikasi ukuran yang sama dengan negara-negara lainnya. Ukuran biasanya dibagi menjadi tiga yaitu ukuran kecil, menengah dan besar. Ukuran kecil, sedang dan besar untuk wanita Jepang pada umumnya berkisar antara 21-22 cm, 22 – 24.5 cm, 24.5 – 27 cm. Sedangkan untuk pria, ukuran kecil, sedang dan besar berkisar antara 23-25 cm, 25 – 27 cm, 27-30 cm. Model untuk wanita dan pria dewasa pada umumnya disesuaikan dengan fungsi dari kaus kaki itu sendiri. Pada sub-bab kategori selanjutnya, akan dirincikan tentang model-model kaus kaki wanita dan pria dewasa untuk fungsi-fungsi tertentu.
18
4.
Kategori berdasarkan jenis bahan Jenis bahan pembuat kaus kaki juga sangat penting untuk menjadi bahan pertimbangan bagi para produsen kaus kaki. Beberapa konsumen memiliki sifat alergi pada jenis bahan tertentu. Perlu menjadi bahan pertimbangan pula bagi para produsen / calon eksportir kaus kaki Indonesia ke Jepang bahwa penentuan jenis bahan juga harus disesuaikan dengan musim di Jepang karena kondisi iklim dan cuaca juga sangat menentukan preferensi para konsumen dalam memilih kaus kaki yang dapat memberikan kenyamanan bagi para konsumen untuk musim-musim tertentu-tertentu. -
100% Cotton / Kapas Kaus kaki jenis ini memiliki tingkat penggunaan yang relatif lebih menjangkau berbagai tipe konsumen. Karena bahannya yang umumnya terasa nyaman di kaki pada saat digunakan, jenis kaus kaki ini sangat potensial untuk diproduksi dan didesain dalam berbagai ragam warna serta pola yang atraktif dan eye-catching.
-
Sutra Bahan sutra juga menjadi salah satu bahan yang cukup populer digunakan. Karena sifatnya yang halus dan nyaman di kulit, sutra juga menjadi bahan yang cukup menjadi pilihan bagi para konsumen kaus kaki di Jepang terutama bagi para wanita.
19
-
Linen Kaus kaki berbahan linen juga menjadi bahan dasar produksi kaus kaki di Jepang. Berikut contoh-contoh desain variasi kaus kaki yang menggunakan bahan dasar linen.
-
Wol Pada umumnya negara dengan empat musim banyak memproduksi bahan pakaian dari wol, termasuk kaus kaki. Hal ini mengingat wol dapat memberikan rasa hangat dan juga rasa nyaman di kulit.
-
Cupra Cupra merupakan bahan dasar material yang diproses dari turunan bahan kapas (cotton) yang telah diproses sedemikian rupa melalui proses solvasi pada larutan ammonia dan tembaga oksida. Hasilnya adalah bahan tekstil berkualitas tinggi yang
20
mampu memberikan kenyaman bagi tubuh setelah diproses menjadi pakaian. Bahan ini juga menjadi bahan dasar pembuatan kaus kaki di beberapa negara di dunia, termasuk Jepang. Berikut desain kaus kaki yang terbuat dari Cupra.
-
Cashmere Bahan dasar cashmere berasal dari domba cashmere yang berasal dari Australia dan domba-domba lain di dunia pada umumnya. Bahan ini memiliki keunggulan yaitu kuat, halus serta ringan. Beberapa produsen kaus kaki juga menggunakan bahan ini untuk memproduksi kaus kaki.
5.
Kategori berdasarkan kegunaan Kaus kaki juga didesain berdasarkan fungsi dan kegiatan kaus kaki itu digunakan. Berikut beberapa desain kaus kaki berdasarkan tempat kaus kaki digunakan untuk aktivitasaktivitas tertentu. -
kaus kaki rumah/ dalam ruangan/kaus kaki hangat 21
-
Kaus kaki musim panas
-
Kaus kaki untuk pejalan kaki / anti lelah
Beberapa contoh perusahaan produsen kaus kaki Jepang lainnya seperti Okamoto Corp., (www.okamotogroup.com) dan Naigai Co.,Ltd. (www.naigai.co.jp) juga memproduksi tipe-tipe kaus kaki sejenis yang diproduksi oleh Tabio. Contoh-contoh yang telah diberikan dari ketiga perusahaan tersebut di atas menunjukan bahwa variasi kaus kaki yang digunakan di Jepang (dan di negara-negara lain pada umumnya) lebih difokuskan kepada 2 (dua) hal penting yaitu model (pemilihan warna, pola jahit, dll.) dan pemilihan bahan / kain (wool, sutra, lenan, kasmir 22
halus, cotton, nilon, dll). Fungsi / kegunaan kaus kaki untuk hal-hal tertentu juga penting dijadikan bahan pertimbangan dalam mendesain kaus kaki karena ada beberapa kaus kaki yang memiliki kegunaan spesifik seperti kaus kaki penghangat untuk musim dingin, kaus kaki untuk musim panas, kaus kaki anti bakteri, kaus kaki pengurang rasa lelah untuk pejalan kaki, kaus kaki untuk olahraga tertentu, dan fungsi spesifik lainnya.
3. Ekspor & Impor Produk Tekstil di Jepang Sub-bab ini akan menyajikan secara ringkas mengenai data ekspor impor Jepang selama kurun waktu 2006-2010. Gambar 3 menunjukan data produk yang diimpor oleh Jepang untuk produk pakaian (apparel). Article of leathers
Article of apparels value
volume
(juta¥)
3000000
1000 articles 6700000
2500000
6650000
(juta¥)
18000
140000
16000
120000
14000
2000000
6600000
100000
1500000
6550000
80000
1000000
6500000
500000 0 2006
2007
2008
2009
tons
160000
12000 10000 8000
60000
6000
40000
4000
6450000
20000
2000
6400000
0
0 2006
2010
Article of bags tons
450000 400000 350000 300000
2010
70000
165000
60000
160000
120000
150000 145000
100000 50000
140000
0
135000 2009
2010
1000pasang
140000
200000 150000
(juta¥) 160000
155000
2008
2009
170000
250000
2007
2008
Footwear and shoes
(juta¥)
2006
2007
50000
100000
40000
80000
30000
60000
20000
40000
10000
20000 0
0 2006
2007
2008
2009
2010
23
Gambar 3. Data produk impor Jepang untuk barang jenis pakaian, bahan kulit, tas dan perlengkapan alas kaki. SUMBER: JETRO 2011
Data di atas menunjukan penurunan kuantitas impor Jepang yang cukup signifikan untuk keempat jenis barang (pakaian, bahan kulit, tas, dan perlengkapan alas kaki). Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada periode 2008-2009. Hal ini dikarenakan adanya resesi ekonomi global akibat jatuhnya perusahaan Lehman Bro. di Amerika yang menyebabkan menurunnya daya beli konsumen global. Walaupun terjadi penurunan kuantitas impor secara nilai (dalam Yen Jepang), penurunan kuantitas volume relatif tidak terjadi secara signifikan. Hal ini dapat dipahami karena semakin populernya apa yang disebut dengan “fast fashion” yang diujungtombaki oleh perusahaan-perusahaan seperti Uniqlo, Forever 21, SPA speciality stores. Perusahaan-perusahaan ini menerapkan sistem produksi yang berbasis di luar negeri seperti China, Bangladesh, India, Vietnam dll., sehingga dapat menekan harga produksi yang berimplikasi dapat ditekannya harga jual produk ke konsumen (JETRO 2011). Namun semenjak tahun 2010, kuantitas impor baik dari segi nilai finansial maupun volume barang mulai
24
meningkat dibanding tahun 2009 dan diharapkan dapat terus meningkat seiring dengan pertumbuhan dan pulihnya ekonomi global. Hal khusus mengenai semakin populernya pakaian yang diproduksi berbasis luar negeri ialah menurunnya kuantitas produksi pakaian yang diproduksi di dalam negeri Jepang (produksi berbasis domestik). Dengan nilai jual yang lebih murah, pakaian atau barang-barang tekstil Jepang yang diproduksi di luar negeri mendapat atensi yang lebih besar dibandingkan dengan barang produksi dalam negeri Jepang yang relatif lebih mahal. Kemudian seiring dengan menurunnya daya beli masyarakat global secara umum dan masyarakat Jepang pada kasus ini, kuantitas impor bahan dasar pakaian untuk produksi dalam negeri Jepang juga mengalami penurunan. Hal ini dapat diamati pada Gambar 4 berikut.
(juta ¥)
(tons)
250000
450000 400000
200000
350000 300000
150000
250000 200000
100000
150000 100000
50000
50000 0
0 2006
2007
2008
2009
2010
Gambar 4. Data produk impor Jepang untuk bahan dasar pakaian seperti linen, sutra, wool, kulit, kapas. SUMBER: JETRO 2011
4. Tren Impor Jepang Berdasarkan Negara
25
4.1. Barang Rajutan
Data tahun 2010 menunjukan bahwa untuk barang rajut, Cina merupakan eksportir terbesar bagi untuk Jepang. Dengan kuantitas volume ekspor sebesar 89.5% (4,488 Juta barang) dari total volume impor Jepang untuk barang rajutan serta 87.2% (964,988 Juta Yen) dari total nilai transaksi, China merupakan negara eksportir terbesar ke Jepang diikuti oleh Vietnam, Korea, Malaysia, Thailand, dan Italia. Namun dalam beberapa periode tahun terakhir seperti yang dpat dilihat di gambar 2.3., produksi dari Vietnam dan negara-negara selain Cina lainnya semakin meningkat seiiring dengan adanya isu-isu lain menyangkut hubungan bilateral Jepang dan China.
Tren Ekspor berdasarkan negara
5000000
China
4500000 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000
Vietnam
1000000 500000 0 2006
2007
2008
2009
2010
Share importers tahun 2010
3.30%
87.20%
1.60% 1.30% 6.70%
china 0.40% 1.70% 4.60%
vietnam thai korea malaysia italy other
26
Gambar 5. Data produk impor Jepang untuk bahan rajutan SUMBER: JETRO 2011
4.2. Tren Impor Bahan Tekstil di Jepang Data mengenai impor Jepang untuk bahan-bahan tekstil, terutama untuk produksi kaus kaki ataupun kaus kaki jadi yang siap pakai serta produk tekstil lainnya tersedia pada Gambar 4 berikut. Sebagaimana halnya pada barang rajut, China masih mendominasi pasar Jepang untuk bahan tekstil. Indonesia pada khususnya memiliki kontrobusi yang cukup diperhitungkan dalam pasar bahan tekstil impor Jepang.
Share importers tahun 2010 3.50% 1.80% 1.50% 86.90%
6.20%
china 0.80% 0.30%
vietnam india
5.10%
indonesia Thai italy other
27
Gambar 6. Data produk impor Jepang untuk bahan tekstil SUMBER: JETRO 2011
4.2.1 Barang Terbuat dari Kulit dan Suplai Bahan Dasar Kulit
Beberapa kaus kaki juga dibuat dari bahan dasar kulit (baik itu sintesis maupun kulit alami). China sekali lagi mendominasi pasar Jepang dengan kompetitor lainnya berasal dari negaranegara Eropa seperti Italia, Perancis dan Swiss. Data mengenai impor Jepang untuk produkproduk berbahan kulit dapat dilihat pada gambar 5.
Share importers tahun 2010 1.60% 1.60% 15.80% 1.10%
china italy 3.10% 2.30%
12.70% 67.40%
7.30%
Korea USA india france Spain Others
28
Gambar 7. Data produk impor Jepang untuk bahan kulit SUMBER: JETRO 2011
Namun, berbeda dengan produk terbuat dari kulit yang didominasi oleh China, impor Jepang untuk bahan dasar kulit itu sendiri ternyata didominasi oleh Amerika Serikat dengan total 40.5% (15,346 Ton) dari total volume bahan dasar kulit yang diimpor Jepang dari luar negeri. Nilai volume ini setara dengan 22.2% dari total nilai transaksi yang dilakukan Jepang untuk bahan dasar kulit atau setara dengan 5.042 Miliar Yen. Hal ini dapat dipahami mengingat Amerika merupakan salah satu negara penghasil daging terbesar di dunia dan kulit sebagai hasil tambahan dari pemotongan hewan dapat diproduksi secara mudah. Hal lain yang patut
digarisbawahi ialah, walaupun kuantitas volume ekspor bahan dasar kulit (bahan mentah maupun kulit yang telah disamak) dari Cina cenderung menurun, namun nilai jual bahan dasar kulit China mengalami peningkatan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 8. 29
Share importir tahun 2010 (berdasarkan value)
USA 22.20%
35.50%
canada 5.60%
australia Korea
5.40%
15.00% 6.60%
6.30% 3.10%
Netherlands china bangladesh Other
Gambar 8. Data produk impor Jepang untuk bahan dasar kulit SUMBER: JETRO 2011
4.2.2. Bahan Sutra
China mendominasi untuk impor sutra ke pasar domestik Jepang dengan persentase 70.1% dari total volume bahan sutra yang diimpor oleh Jepang (setara dengan 2,273 ton). Sementara dari nilai transaksi, volume impor China tersebut setara dengan 8.849 Miliar Yen (67.7% dari
30
total nilai transaksi impor sutra Jepang). Negara eksportir terbesar kedua dan ketiga untuk sutra ke Jepang ialah Vietnam dan Brazil. Data lengkap dapat dilihat Gambar 9.
Share importer tahun 2010 (berdasarkan value)
1.30% 7.60%
2.10%
1.30% 9.90% 10.10%
china
Vietnam
67.70%
Brazil
Thai
India
Italy
Other
Gambar 9. Data produk impor Jepang untuk bahan sutra SUMBER: JETRO 2011
4.2.3. Bahan Wool
31
Dalam hal volume ekspor, eksportir terbesar untuk bahan wool di pasar domestik Jepang ialah China diikuti oleh Selandia Baru, Austria dan Taiwan. Sedangkan untuk nilai jual dan transaksi, China dan Italia adalah dua negara yang mendominasi. Gambar 10. mengilustrasikan data mengenai nilai impor Jepang untuk bahan wool.
Share importer tahun 2010 (berdasarkan value) china
15.00% 43.10%
18.30%
New Zealand Australia Taiwan Malaysia Italy
7.30% 6.70%
6.70%
2.80%
Other
Gambar 10. Data produk impor Jepang untuk bahan wool SUMBER: JETRO 2011
32
4.2.4 Bahan Kapas
Berdasarkan data tahun 2010, China masih menjadi negara pengekspor kapas terbesar ke Jepang dalam hal volume serta nilai transaksi perdagangan. China tercatat memiliki andil sebesar 21.6 % (39,256 ton) untuk volume ekspor serta 32.5 % (19.3 Milyar Yen) untuk nilai transaksi perdagangan kapas di Jepang. Dalam hal ini, China mendapat rival dari para eksportir kapas Amerika Serikat dan Indonesia. Australia dan Amerika mengekspor bahan dasar kapas serta benang kapas, sementara China dan Indonesia lebih banyak mengekspor bahan tekstil berbasis kapas yang telah dibuat dan diproses menjadi bahan atau produk lain, sehingga menimbulkan perbedaan di harga rata-rata per unit barang. Khusus Negara China, dalam beberapa dekade terakhir terus meningkatkan kualitas produksi serta proses penambahan nilai produksi pada produk sehingga meningkatkan harga barang-barang ekspor mereka, termasuk barang-barang berbahan kapas termasuk untuk bahan kaus kaki. Data lengkap mengenai produk kapas dapat dilihat pada gambar 11.
33
Share importer tahun 2010 (berdasarkan value)
19.50%
china 32.50%
USA
9.70%
Indonesia Australia
6.80% 5.30%
Pakistan
15.80% 10.40%
India other
Gambar 11. Data produk impor Jepang untuk bahan wool. Sumber JETRO 2011
4.2.5. Bahan Linen China lagi-lagi mendominasi pasar impor lenin diJepang. Dengan 29.2% (8,638 ton) volume ekspor linen serta nilai transaksi sebesar 46.8% (2.912 Milyar Yen), China mendominasi pasar linen diikuti oleh Filipina, India, Sri Lanka, Bangladesh, dan Italia. Data lengkap dapat dilihat pada Gambar 12.
34
Share importer tahun 2010 (berdasarkan value)
china 17.10% 9.40%
Philippines 46.80%
Srilanka India Bangladesh
7.10%
Italy 8.30%
Other
2.90% 8.30%
Gambar 12. Data produk impor Jepang untuk bahan linen SUMBER: JETRO 2011
5. Kondisi Pasar Domestik Jepang Mengenai Produk Alas Kaki (Sepatu dan Kaus Kaki)
Kondisi pasar untuk produk domestik Jepang dapat dikatakan mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya jumlah produk low-end dari negara-negara Asia seperti China. Hal ini juga disebabkan oleh meningkatnya atensi konsumen Jepang terhadap “fast fashion” sebagaimana yang dipelopori oleh Uniqlo dalam beberapa tahun terakhir. Ditambah dengan
35
resesi ekonomi global yang berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat global, semakin mempersulit kondisi bagi para produsen dalam negeri Jepang. Berdasarkan data survei yang dikeluarkan oleh Japan Apparel Technology and Research Association per 2010, besarnya pasar apparel di Jepang ialah sebesar 7,251,900 Juta Yen, atau mengalami peningkatan sebesar 86.5% dibandingkan dengan data tahun 2009 (JETRO 2011). Namun jika dibandingkan dengan puncak nilai transaksi untuk apparel Jepang yang terjadi pada tahun 1996 (15,218,500 Juta Yen), bisa dibandingkan bahwa nilai transaksi pada tahun 2010 menurun tajam atau hamper setengah dari nilai transaksi puncak pada tahun 1996 tersebut. Data mengenai total nilai transaksi dari produk apparel di Jepang dalam kurun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Data Nilai Transaksi Produk Apparel di Jepang SUMBER: JETRO 2011
36
6.
Kebijakan Impor Pakaian (Kaus Kaki) di Jepang
1)
Customs Tariff Act (sistem tariff kuota), tariff kuota diberlakukan pada sepatu kulit,
dan artikel yang terbuat dari kulit (termasuk sarung tangan kulit). Eksportir yang menggunakan kuota akan dikenakan tariff bea masuk rendah (primary rate). Aplikasi permohonan kuota diajukan kepada Minister of Economic, Trade and Industry; 2)
Larangan terhadap importasi produk terkait dengan merek palsu/tiruan, hukuman
berupa denda dan penjara; 3)
Foreign Exchange and Foreign Trade Act , aturan importasi produk yang terbuat dari
hewan ataupun tanaman (produk terbuat dari kulit) berdasarkan lampiran pada Convention on International Trade in endangered species ; 4)
Wildlife Protection and Proper Hunting Act, diwajibkan menyertakan sertifikat ekspor
atau sertifikat penangkapan legal yang dikeluarkan pemerintah eksportir bagi produk yang terbuat dari kulit binatang; dan 5)
Act on Domestic Infectius Deseases Control , bagi produk yang terbuat dari tulang,
bulu atau rambut binatang terutama jeis hewan yang menyebarkan penyakit tertentu. Peraturan ini mewajibkan pemerintah eskportir untuk menerbitkan sertifikat yang menyatakan sebagai produk karantina (designated quarratine items).
Berdasarkan data yang diperoleh melalui Japan Custom, untuk periode 1 Januari 2013 maka tariff yang berlaku untuk barang impor (khususnya pakaian termasuk kaus kaki) ke Jepang sesuai dengan chapter 61-62 untuk Indonesia. Sebagai bahan acuan, untuk tahun sebelumnya penetapan tariff yang berlaku di Jepang adalah sbb:
37
Tabel 3 . Tarif impor untuk produk pakaian
38
Tabel 4: Indication Marking untuk Impor Produk Garmen ke Jepang
7. Saluran Distribusi Produk Kaus Kaki dan Apparel Lainnya
Untuk produk apparel jadi seperti kaus kaki, saluran distribusi bagi para eksportir luar negeri untuk masuk ke pasar domestik Jepang ialah sebagaimana diterangkan oleh bagan pada gambar 14 berikut.
Gambar 14. Diagram jalur distribusi produk apparel SUMBER: JETRO 2011
Sementara untuk bahan dasar apparel jalur distribusi ekspor ke Jepang ialah sebagai berikut.
39
Gambar 15. Diagram distribusi jalur untuk bahan dasar apparel SUMBER: JETRO 2011
40
BAB III. PELUANG DAN STRATEGI Pasar produk apparel seperti dalam hal ini kaus kaki, termasuk pasar yang sudah matang dari segi pelaku pasar (produsen maupun konsumen), oleh karenanya penting untuk memiliki ciri khas brand dan karakteristik produk yang dapat dibedakan dari produk-produk sejenis lainnya. Resesi ekonomi global juga menyebabkan konsumen pasar di Jepang menjadi lebih selektif terhadap barang-barang yang muncul di pasar, baik itu dari segi harga maupun kualitas. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk para calon eksportir produk apparel ke Jepang dalam rangka memasuki ranah pasar konsumen Jepang. -
Musim (season) Jepang merupakan negara empat musim dan memiliki temperatur serta keadaan iklim yang bervariasi sepanjang tahunnya. Hal ini menjadi penting untuk para produsen kaus kaki dan apparel lainnya mengingat kebutuhan kaus kaki untuk setiap musimnya bisa berbeda. Sebagai contoh, untuk musim dingin, produksi kaus kaki yang dapat memberi kehangatan pada kaki menjadi penting namun di sisi lain kenyamanan kaus kaki tersebut juga harus diperhatikan seperti menggunakan bahan yang tidak terlalu tebal namun dapat memberikan kehangatan di kaki. Di musim panas, kaus kaki yang dapat memberikan rasa sejuk serta melindungi kaki dari keringat berlebih yang dapat menimbulkan bau tak sedap di kaki. Contoh tersebut menjadi hal yang penting untuk memasukan musim sebagai bahan pertimbangan dalam memproduksi dan mengekspor kaus kaki dan barang lainnya ke Jepang.
-
Jumlah Produksi Barang
41
Berbeda dengan karakteristik pasar Amerika dan Eropa, produsen pada umumnya akan memproduksi barang dalam jumlah besar kemudian mengekspor barang tersebut ke negara-negara Amerika dan Eropa. Hal ini berbeda dengan pangsa pasar di Jepang yang lebih mengutamakan produksi dalam jumlah kecil namun memiliki variasi produk yang lebih beragam. Konsekuensi dari hal ini adalah perlunya studi yang berkesinambungan dan intensif mengenai permintaan pasar serta kuantitasnya dan mengembangkan suatu sistem pemasaran yang dapat melepas barang produksi ke pasar di momen-momen yang tepat.
-
Standar Kualitas Barang Walaupun barang ekspor tertentu telah lolos dari inspeksi standar kualitas ekspor negara tersebut, hal ini belum menjamin barang tersebut lolos dari inspeksi standar kualitas barang Jepang. Oleh karenanya, sangat penting menjaga kualitas barang ekspor ke Jepang karena negara Jepang terkenal memiliki standar yang sangat ketat mengenai barang-barang impor.
42
BAB IV. INFORMASI PENTING 1.
TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia
Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar : Yoshinori KATORI Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 Website : www.id.emb-Jepang.go.jp Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl. Sumatera 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008 Fax : (62-31) 503-0007
2. Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan T : (813) 3283 7523 F : (813) 3216 6497 W : www.tokyo-cci.or.jp/ E:
[email protected] Fukuyama Chamber of Commerce and Industry 2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City HiroshimaPrefecture 720-0067 Japan
Konsulat Jenderal Jepang - Medan Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-61) 457-5193 Fax : (62-061) 457-4560 Konsulat Jenderal Jepang - Makasar Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makasar, Indonesia Phone : (62-411) 871-030, 872-323, 851-882 Fax : (63-61) 853-946 Konsulat Jenderal Jepang Cabang Denpasar Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address : Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-361) 227-628 Fax : (62-21) 231-308, 265-066
T : (818) 4921 2345 F : (818) 4922 0100 W : www.fukuyama.or.jp/e E:
[email protected] Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Japan T : (818) 2222 6610 F : (818) 2211 0108 W : ww.hiroshimacci.or.jp 43
Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T : (814) 4211 4111 F : (814) 4211 4118 W : www.kawasaki-cci.or.jp Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawaagaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Japan T :(817) 5212 6450 F : (817) 5255 0428 W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/ E:
[email protected] Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Hommachi-Bashi, Chuoku Osaka 540-0029 Japan T : (816) 6944 6400 F : (816) 6944 6293 W : www.osaka.cci.or.jp/e/ Okinawa Chamber of Commerce and Industry 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T : (819) 8938 8022 F : (819) 8938 2755 W : www.okinawacci.or.jp E:
[email protected] Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga 526-0037 Japan T : (817) 4962 2500 F : (817) 4962 8001 W : www.nagahama.or.jp E:
[email protected] 44
3.
Asosiasi produksi kaos kaki dan stoking di Jepang Japan socks and stocking manufacturer association, Telp: (+81)338514374 Japan association of stocking manufacturer, Telp (+81)336640630
4.
Daftar Pameran terkait Nama event Festival kaus kaki
Pameran kaus kaki
5.
Pelaksanaan Per tahun, September atau Oktober (Hyogo Prefektur) 2x setahun, setiap April dan Nopember (Nara Prefektur)
Detil / informasi Disponsori oleh perusahaan Kanagawa socks
Disponsori oleh Koryo-cho socks union
Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar : Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan : Julia Silalahi 2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Shinagawa-kuTokyo-to,141-0022,Japan Phone : (+81-3) 3441-4201 Fax : (+81-3) 3447-1697 Email :
[email protected] Website : www.indonesianembassy.jp ITPC Osaka Kepala : Rosiana C. Frederick Wakil : Eko Priyantoro ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center 2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku, Osaka 559-0034, Japan Tel : 06-66155350 Fax : 06-6615-5351 Email :
[email protected] Website : http://www/itpc.or.jp
KJRI Osaka KUAI KJRI : Bambang Soegianto Resona Semba Building 6th Floor, 4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone : (81-6) 6252-9826 Fax : (81-6) 6252-9872 :
[email protected] Website : www.indonesia-osaka.org
45
REFERENSI 1. 2. 3. 4. 5.
Japan Custom www.customs.go.jp JETRO, http://www.jetro.go.jp/ Statistics Bureau of Japan http://www.stat.go.jp Ministry of Economy, Trade and Industry of Japan http://www.meti.go.jp/english/ Produsen kaus kaki di Jepang: www.tabio.com, www.okamotogroup.com, www.naigai.co.jp
46