MARTEL. Prospek Tenaga Kerja Indonesia di Jepang ITPC OSAKA

MARTEL

2014

Prospek Tenaga Kerja2014 Indonesia di Jepang

ITPC OSAKA

Daftar isi Kata pengantar Peta Jepang I.Pendahuluan 1.Pemilihan Negara 2.Pemilihan Jasa 3.Profil Negara II.Potensi Pasar Tenaga Kerja Indonesia di Jepang 1. Lapangan kerja bagi Tenaga Kerja Indonesia di Jepang 2. Kebijakan Mengenai Tenaga Kerja Di Jepang 3. Proses Penyaluran Tenaga Kerja Indonesia di Jepang III.Peluang dan Strategi 1 Peluang 1.1.Proyek Tokyo 2020 1.2.Kebijakan Baru Pemerintah Abe(Abenomics) 1.3.Minat Tenaga kerja Jepang 1.4.Alasan Tenaga Kerja Indonesia Bekerja Di Jepang 1.5.Keunggulan Jepang di banding Negara Lain 1.6.Program Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia Ke Jepang 2. Strategi IV .Informasi Penting 1.TPO dan atau Kedutaan Negar jepang di Indonesia 2. Kamar Dagang Jepang 3.Asosiasi Terkait Tenaga Kerja Indonesia Di Jepang 4.Perwakilan Indonesia di Jepang Referensi

4 5 5 5 7 8 12 12 26 27 40 40 40 46 52 52 53 54 55 57 57 58 58 60 62

Tabel 1.1 Jenis lapangan kerja yang banyak menyerap tenaga kerja Indonesia Tabel 1.2 Perubahan jumlah tenaga kerja Indonesia ke Jepang Tabel 2.1. Jumlah Peserta Program pelatihan dan Magang di Jepang Berdasarkan Negara Asal Tabel 2.2 Kapasitas Trainee yang di terima Perusahaan Jepang Tabel 2.3. Organisasi Penyalur Tenaga kerja Indonesia Ke Jepang

7

Gambar 2.1 Kantor JITCO di Tokyo Jepang Gambar 2.2.Tenaga kerja Indonesia siap diberangkatkan ke luar negeri Gambar 3.1.Jenis Pekerjaan Pemagangan Pengecoran Besi Gambar 3.2 Jenis Pekerjaan Pemagaangan di Industri Mobil Gambar 3.3 Jenis Pekerjaan Pemagangan di Industri Elektronika

8 17 26 29

28 34 50 50 51 2

Gambar 3.4 Jenis Pekerjaan Pemagangan di bidang Produksi Pertanian Gambar 3.5 Pekerja asing di Konstruksi Bangunan Gambar 3.6 Perwakilan Kantor JIEC di Jogjakarta

51 52 54

3

Kata pengantar ITPC Osaka mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan ”Market Intelligence: POTENSI TENAGA KERJA INDONESIA DI JEPANG ” untuk tahun 2014 ini. Market Intelligence (Martel) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar Tenaga Kerja Indonesia di Jepang. Adapun isi dari Martel ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta. Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Martel disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu produk, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Martel ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan daya saing Tenaga Kerja Indonesia di pasar Jepang. Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam Martel ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke Jepang.

Osaka, November 2014 4

Peta Jepang

Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2). Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya. Bab I. Pendahuluan Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu

5

Bab I. Pendahuluan 1. Pemilihan Negara

Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia, dikarenakan dalam jangka 5 ( lima ) tahun terakhir ( 2008 - 2012 ), Jepang menduduki peringkat pertama sebagai tujuan ekspor non-migas Indonesia dan urutan kedua sebagai negara asal impor non-migas setelah China. Nilai total perdagangan ( migas dan non-migas ) antara Jepang dan Indonesia pada periode Januari-Desember 2012 tercatat sebesar US$ 52,90 miliar, mengalami penurunan 0.5 % dibanding periode yang sama tahun 2011 ( US$ 53,15 miliar ). Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 22,77 miliar, atau meningkat 17,13 % dibanding periode yang sama tahun 2011 ( US$ 19,44 miliar ), dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 30,14 miliar, mengalami penurunan sebesar 11,6 % dibanding periode yang sama tahun 2011 ( US$ 33,71 miliar ), sehingga Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 7,37 milyar. Sumber yang sama menyatakan bahwa nilai ekspor non-migas Jepang ke Indonesia pada tahun 2012 adalah sebesar US $ 22,72 milyar dan impor non–migas Jepang dari Indonesia sebesar US $ 17,23 milyar. Produk ekspor non-migas utama Indonesia ke Jepang meliputi: (1) copper ores and concentrates; (2) coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal; (3) nickel mattes; (4) natural rubber, balata, guttapercha; (5) refined copper and copper alloys, unwrought; (6) plywood, veneered panelsandsimilarlaminated wood; (7) paperand paperboard, uncoated, for writing; (8) insulated wire, cable and other insulated electrical conductors; (9) 6

crustaceans, live, fresh, chilled, frozen; dan (10) unwrought aluminium. ( Kemendag ) Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa produk seperti: (1) incompletely knocked down motor vehicles; (2) parts of accessories of the motor vehicles of headings no. 8701 to 8705; (3) self-propelled bulldozers, angledozers; (4) parts, suitable for use solely or principally with the engines; (5) motor vehicles for the transport of goods; (6) transmission shafts and cranks; bearing housings; (7) flat-rolled products of iron or non-alloy steel; (8) refinedcopper and copper alloys, unwrought; (9) tubes, pipes and hollow profiles, seamless, of iron dan (10) parts, suitable for use solely or principally with the machinery. ( Kemendag )

2. Pemilihan Produk Jasa Latar belakang ITPC memilih produk jasa ini karena: a. Program percepatan pembangunan terutama di daerah Jepang Timur Laut dalam rangka persiapan penyelenggaraan paralympic Games dan Summer Olympic 2020. Kegiatan ini menciptakan 150.000 jenis pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu cepat terutama pembangunan gedung-gedung untuk penyelenggaraan olah raga maupun gedung gedung vital yang lain yang dilengkapi dengan sistem

seismik antisipasi gempa atau tsunami.

Kebutuhan konstruksi seperti ini pasti banyak melibatkan tenaga kerja angkatan kerja di sektor bangunan. Kebutuhan tenaga kerja sektor konstruksi ini merupakan kebutuhan yang sangat mendesak bagi pemerintah Jepang.

7

Sementara itu angkatan kerja jepang nampaknya kurang berminat terhadap lapangan kerja di sektor bangunan. b. Angkatan Kerja Indonesia ke luar negeri Tahun 2013 Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri sebanyak 512.168 orang yang terbagi atas 285.297 orang di lapangan kerja formal dan 226.817 orang di sektor informal. Sedangkan lapangan kerja yang banyak menyerap tenaga kerja Indonesia diantaranya sebagaimana terlihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jenis Lapangan Kerja Yang Banyak Menyerap Tenaga Kerja Indonesia

Jenis lapangan kerja

Jumlah (orang)

Pertanian, perburuan, kehutanan, perikanan

86.073

Pertambangan, penggalian

2.731

Industri pengolahan

63.636

Angkutan pergudangan dan komunikasi

56.566

Bangunan

25.688

Jasa kemasyarakatan dan lainnya

265.331

Sumber: BNP2TKI

Sedangkan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Jepang dari tahun ke tahun mengalami perubahan seperti terlihat pada tabel 1.2 sehingga kemungkinan dapat bertambah lagi kesempatan untuk mengirimkan tenaga kerja Indonesia ke Jepang di tahun 2015 nanti.

8

Tabel 1.2 Perubahan Jumlah Tenaga Kerja Indonesia ke Jepang

No

Tahun

Jumlah TKI

1

2011

2.508

2

2012

3.293

3

2013

3.042

4

2014

2.093

Sumber: BNP2TKI (Jumlah TKI untuk 2014 adalah jumlah kumulatif Januari sampai Oktober 2014). 3. Profil Jepang a. Geografi. Posisi Jepang ada di Asia Timur kepulauan diantara Laut Pasifik Utara dan laut Jepang, Timur dari Peninsula Korea. Total Area Jepang sebesar 377,915 km2 dengan luas daratan 364,485 Km2. Pulau-pulau di Jepang meliputi kepulauan Bonin ( Ogasawara-gunto ), Daito-shoto, Minami-jima, Okino-tori-shima, Kepulauan Ryukyu ( Nansei-shoto ), dan kepulauan Volcano ( Kazan-retto ). Berdasarkan keadaan geografis dan sejarahnya, 47 prefektur di Jepan dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu: Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan Okinawa. Setiap kawasan ini mempunyai dialek dan adat-istiadat sendiri, serta budaya yang unik. Daerah pegunungan meliputi lebih dari 70 % dari daratan Jepang. Kota-kota utama Jepang terletak di tanah datar, yang meliputi: Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka. 9

b. Pemerintahan. Jepang menganut sistem pemerintahan parlementer seperti Inggris dan Kanada. Pelaksana tertinggi negara adalah Perdana Menteri yang diangkat oleh Diet yaitu Badan Legislatif Jepang ( National Diet ), yang terdiri dari House of Representatives ( 480 kursi ) dan House of Councillors ( 242 kursi ). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet. Perdana menteri membentuk dan memimpin kabinet menteri negara. Kabinet dalam menjalankan kekuasaan eksekutif, bertanggung-jawab terhadap Diet. Di Jepang terdapat 47 pemerintah daerah tingkat prefektur ( semacam propinsi ) dan lebih dari 3.300 pemerintah daerah pada tingkat bawah. Tanggung jawab mereka meliputi : pengadaan pendidikan, kesejahteraan, dan pelayanan lain serta pembangunan dan pemeliharaan prasarana, termasuk utilitas. Dengan berbagai kegiatan administratif yang dilakukannya, terjadi kontak erat antara mereka dan penduduk setempat. Para kepala pemerintahan daerah serta anggota parlemen daerah dipilih oleh rakyat setempat melalui pemilihan.

c. Demografi. Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang homogen dari segi suku dan bahasa. Namun terdapat juga beberapa masyarakat non Jepang yang kebanyakan dari Korea Utara dan Selatan, Okinawa, China, Taiwan, Malaysia, Filipina dan Brazil, serta suku minoritas asli jepang di Hokkaido. Hampir seluruh masyarakat Jepang menggunakan 10

bahasa Jepang sehari-harinya sebagai bahasa ibu. Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127,103.388 jiwa, dengan angka kelahiran pertahun sekitar 8,07 perseribu populasi sedangkan angka kematian sekitar 9,38 preseribu populasi, dengan demikian percepatan penduduk jepang mengalami penurunan sebesar 0.13 %. Meskipun Jepang merupakan negara yang penduduknya berumur panjang di dunia namun populasi non produktif menjadi beban pemerintah Jepang. Saat ini pemerintah jepang sedang berusaha keras menyelesaikan masalah nasional ini.

d. Infrastruktur. Pada tahun 2011, 46,1 persen kebutuhan energi di Jepang dipasok dari minyak bumi, 21,3 % dari batubara, 21,4 persen dari gas alam, 4,0 persen dari tenaga nuklir, dan 3,3 persen dari tenaga air. Tenaga nuklir dihasilkan 9,2 persen dari listrik di Jepang. Namun, pada Mei 5, 2012, Semua pembangkit listrik tenaga nuklir negara telah dihentikan

karena

ditentang

masyarakat

setelah

bencana

nuklir

Fukushima Daiichi, meskipun pejabat pemerintah telah terus mencoba untuk meyakinkan masyarakat agar mendukung kembali setidaknya 50 reaktor nuklir tetap bekerja, mengingat sangat berat ketergantungan impor energi bagi Jepang. Pengembangan jalan-jalan besar di Jepang menyebar luas, sekitar 1,2 juta kilometer adalah jalan aspal untuk transportasi menghubungkan Kota besar satu dengan yang lain. Kereta juga merupakan transportasi utama di Jepang yang terkenal dengan tepat waktu dan aman. Jepang mempunyai 173 bandara, terbesar untuk 11

domestik

adalah

Haneda

Airport,

sedangkan

untuk

penerbangan

internasional antara lain Narita International Airport, Kansai International Airport and Chūbu Centrair International Airport. Pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Port.

e. Ekonomi. Pada tahun 2011 Jepang merupakan negara No. 3 ekonomi terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan China dari segi nominal GDP. Negara ini merupakan basis dan penghasil industri besar dan berteknologi tinggi seperti kendaraan bermotor, elektronika, peralatan mesin, baja dan logam, kapal, bahan kimia, produk tekstil dan makanan olahan. Selain itu, Jepang adalah produser mobil No. 2 di dunia. Industri pertanian mencakup 13 % dari lahan Jepang. Jepang mencakup 15 % penangkapan ikan dunia atau No. 2 setelah China. Sektor jasa menyumbang 75 % GDP Jepang.

12

Bab II.Potensi Pasar Tenaga Kerja Indonesia Di Jepang 1. Lapangan kerja bagi Tenaga Kerja Indonesia di Jepang Pada tahap awal penggunaan tenaga kerja asing di Jepang masih sangat terbatas yakni hanya untuk tenaga kerja terampil seperti profesi guru bahasa asing, konsultan, juru masak dan mereka yang memiliki talenta seni. Sejak

awal

tahun

1990an,

Pemerintah

Jepang

mulai

menyadari

meningkatnya kebutuhan tenaga kerja untuk bidang-bidang tertentu yang kurang diminati oleh orang Jepang. Jenis pekerjaan tersebut dikenal dengan istilah 3K yakni Kitsu ( pekerjaan kasar ), Kitanai ( pekerjaan kotor ), Kiken ( pekerjaan berbahaya ). Ketiga jenis pekerjaan itu diantaranya sebagaimana digambarkan di bawah.

Pekerjaan kasar ( Kitsu ).Menuang cairan besi panas. 13

Pekerjaan kotor ( Kitanai ). Melakukan pengeboran di pertambangan

Pekerjaan Berbahaya. Pekerjaan pada konstruksi bangunan yang tinggi.

14

Kebutuhan tenaga kerja sangat meningkat akhir-akhir ini ketika Jepang akan mempersiapkan penyelenggaraan Olimpiade 2020 di Tokyo ( Kompas, 2013 ). Banyak proyek-proyek infrastuktur yang memerlukan banyak tenaga kerja untuk menyambut acara akbar tersebut. Selama ini, untuk mengantisipasi ketatnya pasar tenaga kerja yang berpotensi mengakselerasi peningkatan upah, Pemerintah Jepang hingga membuka kesempatan kerja secara cukup luas untuk tenaga kerja asing, terutama dari kawasan Asia yang populer dengan istilah program magang ( internship program ). Secara garis besar, pemerintah Jepang menyediakan dua skema program magang bagi tenaga kerja asing yakni Industrial Training Program ( ITP ) dan Technical Internship Program ( TIP ). Dalam praktiknya, tenaga kerja asing yang bekerja ke Jepang melakukan kombinasi dari skema ITP ( yang umumnya berjangka waktu maksimum 1 tahun ) dan skema TIP sehingga secara keseluruhan mereka dapat bekerja selama maksimum 3 tahun di Jepang. Melalui prosedur magang atau pelatihan kerja yang waktunya bervariasi dari 1 sampai dengan 3 tahun tersebut, pada tahun pertama berupa program pelatihan sambil bekerja ( kenshusei ) dengan gaji sekitar JPY 80.000 / bulan dan tahun kedua serta ketiga mereka melaksanakan pekerjaan yang sama dengan pekerja Jepang ( jishusei ) dengan gaji sekitar JPY 90.000 s.d. 100.000 / bulan.

15

Contoh Kenshusei di bidang perkeratapian di Kanazawa Ward Yokohama

Contoh Jishusei bidang perkerataapian di Kanazawa Ward Yokohama, mendapatkan sertifikat kerja.

16

Setelah program berakhir, peserta program ini harus kembali ke negara asalnya. Sejauh ini, lebih dari 15 negara yang mengirimkan tenaga kerjanya ke Jepang, dan Cina merupakan negara yang paling banyak mengirim tenaga kerjanya sebagaimana informasi yang tercatat di Japan International Training Cooperation Organization ( JITCO ). Pada tabel 2.1 terlihat bahwa jumlah total pengiriman TKI ke Jepang hingga saat ini masih menempati urutan kedua terbesar, meskipun jumlahnya masih sangat jauh dari jumlah tenaga kerja dari Cina. Untuk Indonesia sendiri, walaupun kesempatan kerja ini relatif pendek yakni maksimal tiga tahun, tetapi kesempatan yang diberikan oleh Pemerintah Jepang tersebut sangat berharga karena memperluas lapangan dan kesempatan kerja. Disamping itu, keuntungan lain dengan adanya program magang ini adalah (i) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknik tenaga kerja Indonesia; (ii) melalui proses kerja di Jepang, akan memperbaiki sikap dan etos kerja menjadi lebih produktif. Dengan perubahan ini, maka pada saat mereka kembali ke Indonesia akan menjadi teladan dan panutan di tempat kerja mereka. Tabel 2.1 Jumlah Peserta Program Pelatihan dan Magang di Jepang Berdasarkan Negara Asal 2006 P.R.China

2007

2008

2009

2010

Total

55.811 58.707 54.889 40.841 36.589

1992~2010 Total

246.837

534.742

Indonesia

3,636

3.397

3.213

2.148

2.305

14.699

59.061

Viet Nam

2.795

3.379

3.765

2.692

2.647

15.278

32.680

Philippines

3.083

3.351

3.533

2.661

1.701

14.329

39.497

Thailand

1.658

1.707

1.650

976

907

6.898

23.675

Peru

48

70

24

2

10

154

250

Laos

56

77

136

116

56

441

521 17

2006

2007

2008

2009

2010

Total

1992~2010 Total

Sri Lanka

92

76

77

59

49

353

1.932

India

24

50

54

75

59

262

1.212

Myanmar

101

231

151

97

89

669

1.001

Mongolia

249

239

206

95

141

930

1.835

Uzbekistan

0

0

0

0

0

0

38

Cambodia

7

9

36

68

69

189

298

Nepal

11

14

21

48

60

154

217

Bangladesh

47

15

13

5

3

83

297

686

440

382

181

164

1.853

21.882

68.304 71.762 68.150 50.064 44.849

303.129

719.138

Others Total Sumber: JITCO

Bidang Pekerjaan Yang Terbuka Berdasarkan ketentuan yang berlaku per Maret 2006, program magang ini

terbuka

hanya

untuk

7

bidang

pekerjaan

tertentu

yakni:

(1). Pekerjaan Bidang pertanian 18

(2). Pekerjaan Bidang Perikanan

(3). Bidang Pekerjaan Konstruksi

19

(4) Pekerjaan Bidang Industri Pengolahan Makanan;

(5) Pekerjaan Bidang Industri Tekstil; 20

(6) Industri Mesin dan Barang Logam;

(7)

Industri

lainnya

seperti

furniture,

percetakan,

pengecatan,

dan

pengemasan

21

. Dari bidang-bidang tersebut, kemudian dijabarkan lebih lanjut secara lebih rinci ke dalam jenis pekerjaan dan tahapan pengerjaannya. Secara keseluruhan, jenis pekerjaan yang tersedia untuk para trainee mencakup 62 jenis dengan 114 sub tahapan pekerjaan ( selective work ). Sebagai contoh, untuk bidang konstruksi jenis pekerjaan yang terbuka terdiri dari 21 jenis pekerjaan dengan 31 tahapan pekerjaan. Misalnya untuk jenis pekerjaan pengeboran ( well drilling ) memiliki 2 tahapan pekerjaan yakni pengeboran dengan mata bor tajam dan pengeboran dengan mata bor yang berbentuk seperti gerigi matahari ( rotary ).

Contoh Well dwelling

22

Contoh bor tajam yang digunakan saat well dwelling

Contoh bor rotary Sementara itu untuk bidang pertanian terdapat 2 jenis pekerjaan yakni pertanian tanaman pangan dan peternakan. Jenis pekerjaan pertanian

23

tanaman bahan makanan terdiri dari 2 tahapan pekerjaan yakni proses pengolahan lahan dan menanam sayur-sayuran.

Contoh pengolahan lahan pertanian

Contoh proses penanaman sayuran 24

Sementara jenis pekerjaan di peternakan terdapat 2 tahapan pekerjaan yakni pemeliharaan ternak dan pengolahan hasil peternakan ( pengambilan telur ayam dan sebagainya ).

Contoh pengolahan ternak ayam petelor

Proses pengambilan dan penataan telor 25

Saat

ini

para trainee dari

Indonesia

yang

bekerja

di

berbagai

perusahaan di Jepang tersebar dari skala perusahaan besar seperti Toyota dan Yamaha hingga skala usaha kecil / industri rumahan. Kriteria perusahaan di Jepang yang dapat menerima trainee secara umum sebagai berikut. Tabel 2.2 Kapasitas Trainee yang diterima Perusahaan Jepang Jumlah tenaga kerja tetap (full time employee)

Jumlah maksimum trainee yang diizinkan

201 s.d. 300 orang 101 s.d. 200 orang 51 s.d. 100 orang di bawah 50 orang Sumber: JITCO

15 orang 10 orang 6 orang 3 orang

2. Kebijakan Mengenai Tenaga Kerja Indonesia di Jepang Sebagaimana telah disinggung diatas, selama ini penyaluran tenaga kerja Indonesia di Jepang melalui program pelatihan dan magang. Penyaluran tenaga kerja asing dilaksanakan oleh organisasi/asosiasi yang telah mendapat persetujuan Kementerian Perburuhan Jepang, dimana ijin magang dikeluarkan oleh Kementerian Kehakiman Jepang. Sedangkan organisasi / asosiasi penyalur tenaga kerja tersebut harus mendapatkan rekomendasi dari Japan International Training Cooperation Organization ( JITCO ). Selanjutnya, pembahasan mengenai organisasi dan proses perekrutan sampai dengan penyaluran tenaga kerja Indonesia ke Jepang akan dijelaskan pada bagian tiga dari bab ini. 26

Dalam situs resminya, JITCO menyebutkan tujuan dari program training dan magang tersebut adalah untuk melatih keahlian pada para peserta magang yang akan menjadi dasar pengembangan ekonomi di negara masing-masing dan memainkan peranan penting dalam kerjasama dan kontribusi Jepang terhadap dunia internasional. Beberapa manfaat dari program tersebut adalah sebagai berikut: 

Setelah kembali ke negara masing-masing, para peserta pelatihan dan magang akan mengembangkan karir mereka dan berkontribusi pada pembangunan industri dan perusahaan melalui kemanfaatan keahlian mereka.



Peserta

magang

akan

berkontribusi

dalam

memperbaiki

kualitas

manajemen, praktik kerja, kepedulian biaya dan sebagainya, serta untuk memperbaiki produksi melalui kemanfaatan keahlian dan pengetahuan yang mereka dapatkan selama mengikuti magang. 

Program tersebut bermanfaat bagi perusahaan Jepang melalui penguatan hubungan dengan perusahaan asing, internasionalisasi menajemen, vitalisasi perusahaan dan juga berkontribusi pada produksi.

3. Proses Penyaluran Tenaga Kerja Indonesia di Jepang Organisasi Pengirim TKI Pengiriman

TKI

untuk

menjadi peserta

magang

(

trainee

)

dilaksanakan oleh organisasi penyalur yang telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Jepang dalam hal ini adalah Kementerian Perburuhan Jepang 27

dan Kementerian Kehakiman yang berwenang memberikan ijin status sebagai “trainee” atau peserta magang bagi para tenaga kerja asing tersebut. Persetujuan untuk menjadi organisasi penyalur hanya diberikan apabila organisasi pemohon tersebut telah memperoleh rekomendasi dari JITCO yang unsur-unsurnya terdiri dari Kementerian Perburuhan, Kementerian Kehakiman, Kementerian Konstruksi, Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri.

Gambar 2.1 Kantor JITCO berlokasi di Sumitomo Hamamatsucho Bldg. 4F 118-16 Hamamatsucho, Minato-ku, Tokyo, Japan 105-0013 Berdasarkan data JITCO, sampai saat ini ada 91 organisasi penyalur Tenaga Kerja Indonesia ke Jepang. Tabel 2.3 menyajikan secara lengkap nama dan daerah organisasi penyalur tersebut berada. Pengiriman TKI yang pertama kali untuk program pemagangan ini dilakukan pada sekitar 1992, an sampai dengan akhir 2010 program ini secara kumulatif ( 1992 s.d. 2010 ) sudah mengirim 59.061 orang TKI ke Jepang. 28

Tabel 2.3 Organisasi Penyalur Tenaga Kerja Indonesia ke Jepang Singkatan

Organisasi Penyalur Tenaga Kerja Kota Terakreditasi

1

AGARU

LPK Agaru Jaya

Jawa Barat

2

AGRO

Yayasan Agro International Indonesia

Riau

3

AKILA AGRI

LPK AKILA AGRI

Jawa Barat

4

AN-NAHDLOH

Yayasan Lembaga Sosial dan Pendidikan An-Nahdloh

Jakarta

5

ASAGAO

LPK Asagao

Jawa Timur

6

ASLI TIMUR

LPK Asli Timur

Makasar

7

ATTC

Yayasan Asia Top Training Center Mataram

8

AUDI

LPK Audi Pratama Mandiri

Jawa Barat

9

BHAKTI KUSUMA

LPK Bhakti Kusuma

Jawa Barat

10 BHASKORO

LPK Bhaskoro

Jawa Tengah

11 BIN

LPK Bhumi Ika Nuswantara

Semarang

12 BINTANG DARMA INTAMA

LPK Bintang Darma Intama

Surakarta

13 BUDI AGUNG

Budi Agung Binatara

Jakarta

14 BULELENG

Disnakertrans Kabupaten Buleleng Bali

15 CAHAYA

LPK Cahaya Mandiri Indonesia

Karanganyar

16 CARAMEL CORA

LPK Caramel Cora

Jawa Timur

17 CHUOO MANDIRI

LPK Chuoo Mandiri

Bandar Lampung

18 COOP

Yayasan Coop Indonesia

Jakarta

19 DISNAKERTRANS D.I.

Disnakertrans Prov. D. I. Yogyakarta

Yogyakarta

Disnakertrans Kab. Karangasem

Bali

21 DUA

LPK Dua Sobat

Jawa Barat

22 DUTA SAHAYA

LPK Duta Sahaya

Bali

23 DWIPAHARA

Yayasan Dwipahara Bali

Bali

YOGYAKARTRA 20 DISNAKERTRANS KAB.

KARANGASEM

29

Tabel 2.3 Organisasi Penyalur Tenaga Kerja Indonesia ke Jepang (lanjutan) Singkatan

Organisasi Penyalur Tenaga Kerja Terakreditasi

Kota

24 DWIPAYANA

LPK Dwipayana Cipta Karya

Bali

25 ENTRUST

LPK PT Entrust Lestari Indonesia

Bekasi

26 FUJI

LPK Fuji Bijak Prestasi

Bekasi

27 GLOBALINDO

Yayasan Globalindo Hartono, S. Pd

Yogyakarta

28 GUNUNG

PT Gunung Gede Makmur

Jakarta

29 HARAPAN

LPK Harapan Putera Bandung Indonesia

Bandung

30 HIMPURNA

YLPK Himpurna Karya Mandiri

Jakarta

31 HIRO

LPK Hiro

Jawa Tengah

32 HOTARU

LPK Hotaru

Yogyakarta

33 INDEPENDENT

LPK Independent

Jawa Tengah

34 INDONESIA HUMAN

Indonesia Human Support Corporate

Bali

LPK Indonesian Technology Power

Jawa Barat

36 IROHA

Iroha

Yogyakarta

37 JAPAN INDONESIAN

LPK Japan Indonesian Basic

Yogyakarta

38 JAPINDO CIANJUR

Japindo Cianjur

Cianjur

39 JEMBRANA BALI

LPK Jembrana Bali

Bali

40 JIAEC

PT. Japan Indonesia Economic Center

Jakarta

41 JLMC

LPK Lembaga Bahasa dan Manajemen Jepang

Bandung

42 KAWANUA BUNAKEN

LPK Kawanua Bunaken

Sulawesi

43 KEMENTERIAN

Kementerian Pertanian

Jakarta

SUPPORT 35 INDONESIAN

TECHNOLOGY

BASIC

30



Kota

44 KOMATSU

LPK Komatsu Training Center

Bandung

45 KOUGAS

LPK Kougas

Jawa Barat

46 LOGIKA

LPK Logika Internasional

Mataram

47 LPJ BALI

LPK LPJ Bali

Bali

48 LPK KOPERASI

LPK Koperasi Kulak Mitra Pakuan Ardin Bandung Jabar

49 LPPR

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Rakyat LPPR

Makasar

50 MAGDY

LPK Magdy Indonesia

Jawa Tengah

51 MAJESTA

LPK Majesta Foundation

Jawa Tengah

52 MANDIRI UTAMA

Lembaga Pendidikan Bina Insani Mandiri Utama

Cirebon

53 MARTA PUTRA

LPK Marta Putra

Bali

54 MASSAIHARA

LPK Massaihara

Jakarta

55 MATAHARI

LPK Matahari Perdana

Jawa Barat

56 MATAHARI TERBIT

LPK Matahari Terbit

Manado

57 MINORI

LPK Minori

Bekasi

58 MIRAI

Yayasan Mirai Nusantara

Bandung

59 MITRA JAYA

LPK Mitra Jaya Indonesia

Magelang

60 MITRA SUJI

LPK Mitra Suji Mulia

Bandung

61 MOORYATI

LPK Mooryati Soedibyo

Jakarta

62 MULIA MANDIRI

LPK Mulia Mandiri Indonesia

Bandung

63 MULIA MEISOU

LPK Mulia Meisou Indonesia

Bandung

64 MUSTIKA

LPK Yoga Mustika Persada

Surakarta

65 NUSA

LPK Nusa Tenggara Bersatu

Mataram

66 OISCA

LPK OISCA Indonesia

Jakarta

PERDANA

31



Kota

67 OVERSEAS

LPK Overseas Technical Intern Indonesia Sulawesi Selatan

68 PROKLAMATOR

LPK Proklamator

Padang

69 PUDJI

LPK Pudji Utami

Tangerang

70 PUTRA INDONESIA LPK Putra Indonesia

Jakarta

71 RANK-A

LPK Rank-A Indonesia

Bandung

72 REGISA

LPK Regisa Foundation

Bekasi

73 REKADAYA

LPK Rekadaya Karsa Utama

Jawa Timur

74 RUNDE

LPK Runde Organik Berseri

Jawa Barat

75 SAKURA ARTHA

LPK Sakura Artha Bhuwana

Bali

76 SALUNGLUNG

LPK Salunglung Sabayantaka

Bali

77 SAREKAH

Sarekah Insan Atama

Jakarta

78 SEKAI HIKARI

LPK Sekai Hikari Indonesia

Bekasi

79 SHINJU

LPK Shinju

Jawa Tengah

80 SITINJAU

LPK Sitinjau Laut Baru

Padang

81 SULTRA

LPK Sultra Kreasi Indonesia

Kendari

82 TARAKIT

LPK Taruna Nusantara Bangkit

Jawa Timur

83 TERAKOYA

LPK Terakoya

Bali

84 TSUBOMI

LPKS Tsubomi

Jawa Tengah

85 UJC

LPK Universal Japan Course

Semarang

86 YOKATTA

BLP3 SDM Yokatta

Jakarta

87 YPK

Yayasan Pendidikan Koperasi

Jawa Barat

88 YUKO

LPK Yuko Tesa Mirai

Padang

89 YUTAKA MITRA

LPK Yutaka Mitra Indonesia

Jawa Tengah

90 YUUMEINA

Yayasan Yuumeina Celebes Indonesia

Kendari

91 ZEN

LPK ZEN

Jawa Barat

Sumber: JITCO 32

Proses perekrutan dan pelatihan trainee Tahapan yang harus dilalui oleh tenaga kerja Indonesia yang ingin mengikuti mengikuti program trainee di Jepang adalah sebagai berikut: a. Tahap seleksi yang dilakukan di berbagai daerah yang dipusatkan di tingkat propinsi bekerja sama dengan pihak Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja

(

Dinas

Tenaga

Kerja

).

Secara

administratif,

peserta

program trainee adalah mereka yang telah berusia minimal 18 tahun dan maksimal 40 tahun, berlatar belakang pendidikan minimal Sekolah Kejuruan seperti Sekolah Teknik Menengah ( STM ) atau Sekolah Menengah Atas ( SMA ) dengan tambahan telah mengikuti pembekalan minimal selama 148 jam di Balai Latihan Kerja ( BLK ), berkelakuan baik, sehat jasmani dan rohani. Persayaratan kesehatan fisik ini cukup berat misalnya mampu berlari sejauh 3 km dalam waktu kurang dari 15 menit dan dapat melakukan pushup sebanyak 35 kali dan sit-up sebanyak 25 kali secara simultan. Dalam beberapa periode terdapat juga peserta program trainee berlatar belakang pendidikan sarjana. Selain persyaratan administratif, proses seleksi juga dilakukan dengan wawancara dan tes kesehatan yang dilakukan oleh pihak penyalur tenaga kerja bekerja sama dengan Kanwil Depnaker / Dinas Tenaga Kerja. b. Tahap pelatihan di Indonesia sebelum berangkat ke Jepang. Bagi peserta trainee yang telah lolos seleksi dan diterima oleh perusahaan penyalur TKI yang ada di Indonesia, kemudian diberikan in house training selama 4 bulan ( umumnya perusahaan penyalur TKI tersebut memiliki in 33

house training center, lokasinya diantaranya ada yang di Lembang dan Bali ). Modul pelatihan yang diberikan selama 4 bulan terutama mengenai bahasa Jepang ( Nihonggo ), beberapa hal penting terkait keimigrasian, kedisiplinan dan latihan fisik. Di akhir program pelatihan ini, para calon trainee dilakukan tes terutama mengenai pemahaman bahasa Jepang yang menentukan jadual keberangkatannya ke Jepang. Selama proses pelatihan ini para calon peserta trainee memperoleh fasilitas akomodasi dan makan yang biayanya telah diperhitungkan dengan penghasilan mereka selama 3 tahun ke depan sebagai trainee di Jepang. Dalam tahap ini juga dilakukan proses pengurusan keimigrasian ( paspor dan visa ) yang diperlukan bagi para calon trainee tersebut. Gambar 2.1 memperlihatkan sejumlah TKI yang telah siap diberangkan ke Jepang.

Gambar 2.2 Tenaga Kerja Indonesia yang Siap Diberangkatkan ke Jepang 34

c. Proses off the job training di Jepang sekitar 1 bulan sebelum ditempatkan di perusahaan-perusahaan. Lokasi penampungan sementara ini diantaranya terletak di daerah Saitama dan

di

Chiba.

Selama

dalam

penampungan

sementara,

para

calon trainee diberikan pelajaran lanjutan bahasa Jepang dan pengenalan kebudayaan/kebiasaan masyarakat di Jepang, disediakan akomodasi dan makan oleh perusahaan yang menyalurkannya, namun belum menerima honor karena belum bekerja. Umumnya, setelah satu bulan beradaptasi langsung

dengan

kehidupan

di

Jepang,

para trainee ini

kemudian

ditempatkan di perusahaan-perusahaan di Jepang.

Kondisi Tahun Pertama sebagai Trainee ( Kenshusei ) Dalam periode tahun pertama ( efektif selama 11 bulan karena 1 bulan telah digunakan untuk off the job training ), para trainee tidak diperbolehkan kerja lembur. Hal ini sudah diatur dalam kontrak kerja dan perusahaan penyalur tenaga kerja bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan di lapangan dengan melakukan monitoring secara periodik. Pada tahun pertama ini pihak perusahaan memberikan kesempatan kepada para trainee untuk memperoleh informasi tambahan terkait dengan pekerjaan misalnya tentang keselamatan dan kesehatan kerja atau 3 K. Di Jepang penyuluhan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja umumnya dilakukan pada minggu pertama bulan Juli mengingat pada periode tersebut bertempatan dengan hari kesehatan Jepang. Motto 3 K di Jepang adalah “lalai 1 detik 35

akan mengakibatkan cacat seumur hidup”. Oleh karena itu, pimpinan perusahaan di Jepang selalu mengingatkan para trainee untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Selama

tahun

pertama

ini

para trainee menerima

uang

saku

( allowance ) yang jumlahnya bervariasi antara yang bekerja di sektor pertanian ( relatif rendah yakni sekitar 60.000 yen per bulan ) dengan yang bekerja di sektor industri dengan rata-rata berkisar 80.000 yen per bulan ( diterima bersih ). Pihak perusahaan berkewajiban menyediakan akomodasi bagi para trainee dan pembayaran allowance umumnya dilakukan sekitar tanggal 25 setiap bulannya. Jam kerja satu hari adalah 8 jam ( 40 jam per minggu ) umumnya dimulai dari pukul 08.00 pagi s.d. pukul 17.00. Pengusaha / Perusahaan dilarang mempekerjakan trainee lebih dari 8 jam setiap harinya dan memberikan istirahat paling sedikit satu hari dalam seminggu. Waktu istirahat untuk satu hari diberikan selama 60 menit yang dalam pelaksanaanya di beberapa perusahaan dapat terbagi menjadi 3 bagian yakni 10 menit pertama pada pukul 10.00 pagi, kemudian istirahat kedua selama 40 menit mulai pukul 12.00; dan 10 menit terakhir pada pukul 15.00 sore. Untuk tahun pertama, para trainee belum memperoleh hak cuti, baru pada tahun kedua dan ketiga hak cuti tersebut dapat digunakan. Selain itu, berdasarkan ketentuan yang baru sejak tahun pertama trainee juga sudah

diikutkan

dalam

asuransi

kesehatan

untuk

men-

cover jika trainee tersebut mengalami gangguan kesehatan.

36

Kondisi Tahun Kedua dan Ketiga sebagai Jishusei Secara umum, kondisi pada tahun kedua dan ketiga hampir sama dengan tahun pertama kecuali mulai diperbolehkan untuk kerja lembur, mendapat hak cuti, dan menerima gaji. Untuk kerja lembur dibayar sebesar 25 % lebih tinggi dari upah per jam yang diterima pada jam kerja normal. Misalnya, jika upah per jam pada jam kerja normal sebesar 1.000 yen, maka upah lembur per jam adalah sebesar 1,25 % x ¥ 1.000= ¥ 1.250 per jamnya. Namun dalam praktiknya, upah per jam yang dibayarkan kepada para Jishusei tersebut hanya sekitar ¥ 719 sehingga uang lembur per jamnya hanya sebesar ¥ 898,75. Rata-rata para Jinshusei hanya mampu melakukan kerja lembur maksimal sekitar 70 jam per bulannya mengingat jenis pekerjaan yang dilakukan umumnya membutuhkan ketahanan fisik. Jika dihitung secara nominal, dengan melakukan kerja lembur secara maksimal tersebut maka setiap Jishusei bisa memperoleh tambahan penghasilan sekitar ¥ 63.000 per bulannya. Namun demikian, kesempatan untuk bekerja lembur tidak diperoleh setiap orang mengingat hal ini tergantung banyak hal terutama kondisi perusahaan

(

prospek

penjualan

)

dan

jenis

pekerjaan

yang

dilakukan Jishusei. Untuk hal yang terakhir, misalnya untuk pekerjaan pengecoran

plat

diperlukan

waktu

yang

lebih

lama

sehingga

seringkali Jishusei yang ditempatkan pada bagian ini dalam menyelesaikan pekerjaannya harus dilakukan dengan lembur. Sementara itu, Jishusei yang

37

ditempatkan pada pekerjaan pemasangan komponen dengan ban berjalan jarang diperlukan kerja lembur. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, mulai tahun kedua para Jishusei memperoleh hak istirahat atau cuti selama 10 hari /

tahun dan

memperoleh gaji yang lebih tinggi dari tahun pertama yakni penghasilan bersihnya berkisar antara ¥ 90.000 s.d. ¥ 100.000 per bulannya. Jumlah tersebut sekilas lebih rendah jika dibandingkan dengan upah minimum di Tokyo. Namun, jumlah yang diterima pada jishusei tersebut adalah penghasilan bersih sementara upah minimum di Tokyo yang berlaku saat ini adalah sekitar ¥126.000 per bulan (asumsi 1 bulan ~ 22 hari kerja @ 8 jam / hari ~ 176 jam kerja x ¥ 719 / jam). Dalam praktiknya, jumlah gaji bruto yang diterima oleh jishusei adalah sekitar ¥ 135.000 per bulan, namun secara netto jumlah gaji yang mereka terima lebih rendah karena telah memperhitungkan ( dikurangi ) iuran asuransi kesehatan sekitar ¥ 20.000 per bulan, iuran pensiun sekitar ¥ 10.000 per bulan dan uang akomodasi asrama ( uang akomodasi dan iuran asuransi kesehatan untuk tahun pertama ditanggung oleh perusahaan tempat bekerja ).

38

Sumber: JITCO

39

Bab.III. Peluang dan Strategi 1. Peluang 1.1. Proyek Tokyo 2020 Sejak Jepang terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan Summer Olympic 2020, Jepang terus menerus melakukan persiapan-persiapan berkenaaan dengan penyelenggaraan pesta olah raga dunia tersebut. Tokyo adalah kota yang akan dijadikan pusat penyelenggaraan Olympic 2020. Menurut kajian yang dilakukan Komite Tokyo 2020, Jepang memerlukan dana berkisar 3 trilliun yen dan menciptakan 150.000 pekerjaan untuk persiapan sampai penyelenggaraan pesta olahraga tersebut. Adapun secara garis besar terdapat 12 proyek untuk visi Tokyo 2020: Proyek 1: Penyelesaian penguatan seismik. Proyek antisipasi runtuhnya sarana dan prasarana jika kemungkinan terjadi bencana gempa bumi atau tsunami. 1).

Bangunan

- bangunan penting

di desain dengan

perspektif

managemen bencana. Mempercepat terlaksananya ketahanan seismik melalui penciptaan sistem yang unik di Tokyo di mana gedung-gedung dilengkapi dengan sistem antisipasi gempa . 2). Melengkapi penguatan seismik bangunan di sepanjang jalan transportasi darurat, bangunan metropolitan dilengkapi juga dengan perspektif manajemen bencana, rumah sakit pusat untuk tanggap 40

bencana, sekolah menengah, sekolah dasar dan menengah, taman kanak-kanak, pusat penitipan anak, dan lain-lain. 3). Fasilitas publik swasta, seperti hotel dan teater dilengkapi dengan penguatan bangungan seismik . 4). Infrastruktur perkotaan dilengkapi penguatan seismik terstruktur seperti transportasi darurat jalan dan jembatan, pintu air dan stasiun pompa drainase, serta pipa air yang memasok air untuk fasilitas-fasilitas penting. Proyek 2. Meningkatkan daerah anti kebakaran pada model rumah kayu. Dalam waktu 10 tahun, proyek ini bertujuan untuk mengubah daerah dengan rumah-rumah kayu yang sangat berdekatan, yang menimbulkan risiko tinggi kebakaran, menjadi daerah yang tidak mudah terbakar atau menyebarkan kebakaran. 1). Melibatkan kesadaran

masyarakat agar kebakaran tidak akan

menyebar. 2). Mempromosikan pembangunan jalan kota utama yang direncanakan membentuk sabuk sekat bakar di daerah dengan rumah kayu yang sangat berdekatan. 3). Memberikan dukungan yang kuat untuk warga yang terpaksa pindah karena pembangunan jalan dengan membantu mereka pindah dengan lancar ke dalam rumah baru dan membangun kembali kehidupan mereka melalui penggunaan yang efektif perumahan metropolitan dan tanah milik pemerintah metropolitan. 41

4). Menyadarkan masyarakat agar tidak melakukan pembakaran. Hal ini bertujuan untuk menekan ke nol kehancuran akibat penyebaran api ( diupayakan dengan memiliki daerah non-inflammable sebesar 70 % dari daerah tertentu ) di daerah dengan rumah kayu yang sangat berdekatan ( daerah yang telah dibangun ). Langkah-langkah untuk mencapai tujuan ini termasuk memperluas daerah yang ditunjuk sebagai daerah sesuai dengan peraturan bangunan tahan api yang unik di Tokyo. 5).

Memperkenalkan skema pajak untuk mempromosikan

system

ketahanan api. 6). Mencegah terjadinya kebakaran atau penyumbatan rute evakuasi dari bangunan yang runtuh melalui penyediaan dukungan untuk langkahlangkah penguatan seismik. 7). Meningkatkan momentum di masyarakat untuk ketahanan bencana 8). Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan peta bahaya lokal dan mengadakan sesi informasi bersama ahli manajemen bencana dan lain-lain. Proyek 3. Gotong Royong untuk mitigasi Bencana. Proyek ini bertujuan untuk melindungi kehidupan masyarakat dengan skema gotong royong yang unik. 1). Mengadakan kelompok tanggap bencana 2). Menentukan langkahlangkah penyelamatan darurat

42

3). Mempromosikan upaya berkelanjutan untuk kesadaran tanggap bencana yang melibatkan masyarakat Proyek 4. Penyediaan generator berkekuatan 3 juta kW buatan generation Power Tokyo 1). Mencegah krisis energi di Tokyo 2). Meluaskan kemandirian dan menyebarkan penyediaan generator 3). Memperluas penyediaan sistem energy yang berkelanjutan Proyek 5. Menciptakan Kota Pintar Proyek ini bertujuan menciptakan Tokyo kota pintar dengan rumah, bangunan dan masyarakat mengatur sendiri energynya. Proyek 6. Membangun jaringan air dan tanaman hijau Proyek ini menciptakan Tokyo yang dipenuhi dengan jalan- jalan air dan tanaman hijau 1). Membangun sebuah jaringan air dan tanaman hijau 2). Mengembangkan jaringan tanaman pinggir jalan yang dapat menahan bencana dan menciptakan pemandangan kota yang indah 3). Mempromosikan Sumidagawa Renaissance Proyek 7. Memperkuat jaringan transport daratan laut dan udara 1). Perluasan pengembangan jalur arteri kota 2). Pengembangan infrastruktur untuk mendukung jalur transportasi nasional utama yang ba\ru 3). Penguatan fungsi bandara dareah metropolitan 4). Menyokong dan memperluas fungsi pelabuhan 43

Proyek 8. Menjadikan Tokyo sebagai markas Asia 1). Menjadikah Tokyo sebagai daerah markas Asia 2). Menciptakan lingkungan yang menarik untuk membuat produk teknologi dan layanan yang baru Proyek 9. Menyokong sistem daycare anak di Tokyo 1). Meningkatkan perluasan layanan daycare anak 2). Mempromosikan dukungan peningkatan anak dengan melibatkan seluruh masyarakat Proyek 10. Partisipasi aktif masyarakat senior (yang sudah pension / lansia) 1). Menyediakan pusat lapangan kerja Tokyo untuk penduduk senior 2). Mendukung partisipasi penduduk senior dalam aktivitas sosial dan pertukaran sosial 3). Menyokong dukungan untuk penduduk senior yang tinggal sendirian Proyek 11. Memberikan kesempatan anak-anak berpengalaman di luar negeri. Pelatihan dan belajar ke luar negeri Proyek 12. Membangun Empat besar kluster olah raga Menjadikan Olympic 2020 dan Paralympic Games di Tokyo sebagai kegiatan yang di selenggarakan oleh seluruh bangsa Jepang a. Mengembangan empat besar cluster olahraga 

Memenuhi bermacam-macam fasilitas olah raga skala besar di Jingu, Komazawa, and Musashino-no-mori dan area

Waterfront area. 44

Ketersediaan fasilitas yang mampu menarik masyarakat banyak untuk melahirkan masyarakat yang menyukai olahraga. 

Menyelenggarakan kegiatan parade sports Internasional di cluster olahraga.

b. Mempromosikan pembangunan lingkungan sehingga masyarakat Tokyo dengan mudah terlibat dalam olahraga. Menciptakan Siklus athlet Tokyo c. Membangun lingkungan olahraga yang mudah di jangkau masyarakat. d. Menciptakan suatu skema agar atlit2 yang bertambah di Tokyo berpartisipasi aktif pada kompetisi internasional dan berperan pada mengolahragan masyarakat. e. Mempromosikan sistem penguatan kepedulaian masyarakat terhadap difabel agar suka berolahraga.

1.2. Kebijakan baru pemerintah Abe ( Abenomics ) Untuk menjalankan proyek visi Tokyo 2020, maka pemerintah Jepang membuat kebijakan antara lain: 1. Mempercepat pembangunan di daerah Jepang Timur Laut dan untuk memenuhi Kebutuhan bangunan Olympic 2020 lebih lanjut, maka jepang akan menerima tenaga kerja bangunan yang siap kerja sebagai langkah yang mendesak, sejalan dengan hal tersebut pemerintah Jepang mendorong pekerja Jepang untuk memasuki indistri bangunan

45

2. Tenaga kerja asing yang sudah selesai Training teknis internal dalam konstruksi akan diizinkan untuk bekerja di industri konstruksi sampai 2 tahun ( sampai dengan 3 tahun bagi pekerja asing yang telah tinggal di negara mereka selama lebih dari 1 tahun setelah menyelesaikan pelatihan ) dari visa-status "kegiatan yang ditunjuk". 3. Langkah ini akan dilaksanakan sekitar awal tahun 2015, ketika para pekerja asing akan memasuki Jepang.

1.3. Minat tenaga kerja Jepang Untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja sektor kasar yang kurang diminati oleh warga Jepang, maka kesempatan tersebut dibuka seluas-luasnya untuk sekarang menjadi 3 tahun. Karena peraturan setempat tidak memperbolehkan menggunakan tenaga kerja buruh asing, maka digunakan jalur prosedur pelatihan agar dapat memasukkan tenaga kerja asing untuk mengisi lowongan pekerjaan di sektor-sektor tertentu tersebut melalui program pemagangan. Di Jepang, masalah pemasukan tenaga kerja walaupun dalam kategori pemagang masih menimbulkan pertentangan diantara pihak organisasi buruh. Para pemagang yang didatangkan ke Jepang diatur dalam bentuk kontrak pelatihan antara minimum 1 tahun sampai dengan 3 tahun. Sektor pekerjaan yang terbuka untuk TKI di negara Jepang

meliputi

bidang

konstruksi,

percetakan

bahan

bangunan,

pengepakan, pembuatan komponen listrik dan elektronika, peralatan olah

46

raga, penangkapan ikan, pemotongan hewan dan konveksi. Adapun perincian bidang-bidang pekerjaan dimaksud adalah: 1. Kerja pelat untuk kontruksi bangunan 2. Mencetak / menbentuk plasik 3. Mendirikan perancah bangunan 4. Meubelair 5. Operator mesin press logam 6. Operator mesin textile 7. Operator pencelupan/pemintalan 8. Pandai besi 9. Pelapisan / plester dinding 10. Pemasangan atap genteng 11. Pemasangan bingkai/daun jendela 12. Pemasangan instalasi kedap air 13. Pemasangan instalasi penahan panas 14. Pemasangan papan/jalur untuk beton 15. Pemasangan peralatan konstruksi 16. Pemasangan perlengkapan pengatur udara 17. Pemasangan rangka beton untuk bangunan 18. Pemasangan ubin 19. Pamasangan barang-barang kanvas 20. Pembuatan pakaian wanita dan anak-anak 21. Pembuatan perlengkapan konstruksi 47

22. Pembuatan roti 23. Pengolahan makanan olah yang dibuat dari ikan masak 24. Pengolahan makanan olah yang dibuat dari ikan yang tidak masak 25. Pemeliharaan mesin 26. Pemeriksaan mesin-mesin 27. Pemasangan kertas interior 28. Pemipaan 29. Pembuatan pakaian pria 30. Penempaan besi 31. Pengalengan makanan kaleng 32. Pengeboran 33. Pengecatan bangunan 34. Pengecatan logam 35. Pengecoran cetak 36. Pengelasan 37. Pewarnaan 38. Pengepakan 39. Pengolahan batu/pemasangan 40. Pengolahan pelat logam 41. Pengukuran 42. Penjahitan 43. Penjilidan buku 44. Penyaluran bahan beton 48

45. Penyelesaian akhir 46. Penyelesaian akhir tata ruang 47. Produksi pakaian jadi / garment 48. Perakitan mesin listrik 49. Perakitan perlengkapan elektronika 50. Percetakan 51. Perkayuan 52. Permesinan 53. Pengemasan / pengalengan makanan dari ikan 54. Penyepuhan / pelapisan tata elektrik 55. Produksi pengecoran 56. Proses pengerasan aluminium 57. Proses penguatan plastik 58. Pembuatan peralatan tidur 59. Pembuatan panel control tercetak ( Sumber: Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia )

49

Gambar 3.1 Jenis Pekerjaan Pemagangan Penempaan Besi

Gambar 3.2 Jenis Pekerjaan Pemagangan di industri mobil

50

Gambar 3.3 Jenis Pekerjaan Pemagangan di Bidang Industri Elektronika

Gambar 3.4 Jenis Pekerjaan Pemagangan di Bidang Produksi Pertanian

51

Gambar 3.5 Tenaga kerja Asing di Bidang Konstruksi di Jepang

1.4. Alasan Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) Bekerja di Jepang Negara Jepang adalah negara yang maju, untuk bisa menembus lapangan pekerjaan ke Jepang bukanlah hal yang mudah. Karena persaingan yang ketat dan persyaratan yang lumayan rumit dibanding negara lain. Penyaluran tenaga kerja ke Jepang, menggunakan system magang ( trainee

). Dengan sistem kontrak kerja selama 3 tahun dan

proses seleksinya melalui Depnaker setempat. Dengan diberlakukannya sistem pemagangan di Jepang, para Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di

Negara

Jepang

dapat

bekerja

sambil

belajar.

Selain

mereka

mendapatkan gaji dari pekerjaannya, mereka juga mendapatkan pelajaran dan juga pengalaman dari pekerjaan mereka yang dimana mereka bekerja dibawah pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman. 52

Setelah mereka selesai magang maka mereka diharuskan kembali ke Indonesia dengan diberikan uang untuk modal usaha sebanyak JPY 600.000. Selain itu, para Tenaga kerja yang telah bekerja di Jepang juga dapat bekerja kembali di perusahaan Jepang yang berada di Indonesia, dan merekapun

akan

mendapatkan

sertifikat

setelah

menyelesaikan

pemagangan selama tiga tahun tersebut.

1.5. Keunggulan Jepang Dibanding Dengan Negara Lain Pengiriman TKI ke Jepang menggunakan sistem G to G ( Goverment to Government ), Permintaan tenaga kerja Indonesia oleh pemerintahan Jepang merupakan salah satu poin yang tertuang dalam EPA ( Economic Partnership Agreement ) Regulasi Negara Jepang yang hanya boleh mempekerjakan Tenaga kerja Asing pada sektor formal atau tenaga kerja terampil merupakan perbedaan yang mencolok dengan negara-negara lain yang menjadi tujuan TKI seperti Malaysia, Arab Saudi yang kebanyakan mempekerjakan tenaga kerja pada sektor informal. Apabila dibandingkan dengan negara lain yang menjadi tujuan TKI, pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke Jepang lebih menguntungkan dari pada pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke negara lain. Hal ini dikarenakan pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke Jepang hanya Tenaga Kerja yang terampil sehingga gaji yang diterimapun lebih besar dari pada tenaga kerja pada sektor informal seperti pembantu rumah tangga. Selain itu, Tenaga Kerja Indonesia di Jepang setelah bekerja di Jepang mendapatkan pelajaran dan pengalaman 53

karena Tenaga Kerja Indonesia bekerja dengan sistem pemagangan yang dimana mereka bekerja dibawah pengawasan dan bimbingan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman.

1.6. Program pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Jepang

Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh kementrian tenaga kerja dan transmigrasi bernegosiasi dengan pemerintah Jepang yang diwakili oleh Japan International Training Cooperation Organization ( JITCO ) dan Training Center Japan Indonesia Association For Economy Cooperation ( JIAEC )

yang beranggotakan 500 perusahaan di Jepang bersepakat

untuk menggunakan tenaga kerja Indonesia sebanyak 25,000 orang di tahun 2013.

Gambar 3.6.Salah satu perwakilan JIAEC di Yogjakarta 54

Para peserta magang ditempatkan di sekitar 500 perusahaan yang menyediakan 60 jenis kejuruan kerja. Target penempatan ini lebih tinggi ketimbang realisasi penempatan peserta magang tahun 2012 yang mencapai 2.200 orang peserta. Selama ini program pemagangan diprioritaskan untuk kejuruan di bidang industri, otomotif, tekstil, listrik, manufaktur,

mesin

dan

bangunan.

Sehingga

tahun

berikutnya

memungkinkan peluang peningakatan penggunaan tenaga kerja Indonesia lebih banyak lagi.

2. Strategi Untuk mensukseskan penyerapan tenaga kerja Indonesia ke Jepang sebagai langkah mengurangi pengangguran di Indonesia maka sekiranya perlu dilakukan beberapa strategi agar tenaga kerja Indonesia memiliki posisi tawar bagi penggunanya di Jepang, antara lain: a. Meningkatkan fungsi kerjasama Indonesia Jepang melalui kesepakatankesepakatan yang sudah ada. Termasuk perlindungan hak-hak dan keselamatan, serta harga diri tenaga kerja Indonesia. Posisi pemerintah Indonesia yang kuat sebagai pemasok tenaga kerja bagi pemerintah Jepang sangat penting untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan sekaligus menjamin keamanan bagi tenaga kerja Indonesia. b. Mengefektifkan program pelatihan dan pemagangan. Keberhasilan menetrasi lapangan kerja di Jepang adalah kesiapan tenaga kerja Indonesia untuk langsung bekerja di sector-sektor kerja yang di butuhkan 55

Jepang. Sehingga penting untuk menyiapkan tenaga kerja sesuai permintaan. Selama proses pelatihan penting untuk menggunakan, metode pelatihan yang efektif yang dirancang bersama calon pengguna tenaga kerja, seperti simulasi lapangan kerja, sehingga nantinya tenaga kerja dapat langsung mengenali medan kerja yang harus di hadapi tanpa banyak menemukan kesulitan. Meskipun awal bekerja masih di bawah pengawasan senior. c. Penguasaan Bahasa Jepang yang lebih baik Lingkungan masyarakat Jepang baik di dalam dunia kerja maupun diluar dunia kerja menggunakan Bahasa Jepang sebagai alat komunikasi harian, demikian juga tulisan menggunakan bersama-sama huruf kanji, hiragana, katakana dan romanji. Sehingga untuk lebih memudahkan komunikasi yang baik maka penting penguasaan baca dan komunikasi dengan Bahasa Jepang.

56

Bab IV. Informasi Penting 1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta

Konsulat Jenderal Jepang-

Duta Besar: Mr. Yasuaki TANIZAKI

Medan

Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta

Konsul Jenderal: Mr. Yuji HAMADA

Pusat 10350, Indonesia

Wisma BII, 5th Floor, Jl.

Phone: (62-21) 3192-4308

Diponegoro No. 18, Medan,

Fax: (62-21) 3192-5460

Sumatera Utara, Indonesia

www.id.emb-japan.go.jp

Phone: (62-61) 457-5193 Fax: (62-61) 457-4560



Jakarta

Makassar

Konsul Jenderal: Mr. Yoshihiro

Konsul Jenderal: Mr. Masaki TANI

TAKESHITA

Jl. Jenderal Sudirman No. 31,

Jl. M.H. Thamrin Kav. 3,

Makassar, Indonesia

Jakarta Pusat 10350, Indonesia

Phone: (62-411) 871-030, 872-323

Phone: (62-21) 3192-4308

Fax: (62-411) 853-946

Fax: (62-21) 3192-5460 Konsulat Jenderal Jepang-


Surabaya

Denpasar

Konsul Jenderal: Mr. Noburo

Konsul: Mr. Minoru SHIROTA

NOMURA

Jl. Raya Puputan No. 170, 57

Jl. Sumatera 93,

Renon, Denpasar, Indonesia

Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Phone: (62-361) 227-628

Phone: (62-31) 503-0008

Fax: (62-361) 265-066

Fax: (62-31) 503-0007

2. Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce &

Fukuyama Chamber of Commerce

Industry (HQ)

and Industry

3-2-2 Marunouchi, Chiyoda, Tokyo 100-

2-10-1 Nishi-machi, Fukuyama,

0005

Hiroshima 720-0067

Phone: +81-3-3283-7523

Phone: +81-8-4291-2345

Fax: +81-3-3216-6497

Fax: +81-8-4922-0100

www.tokyo-cci.or.jp

www.fukuyama.or.jp/e

[email protected]

[email protected]

Hiroshima Chamber of Commerce

Kawasaki Chamber of Commerce

44 Matomachi 5-chome, Naka-ku

and Industry

Hiroshima 730

11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku

Phone: +81-8-2222-6610

Kawasaki 210

Fax: +81-8-2211-0108

Phone: +81-4-4211-4111

www.hiroshimacci.or.jp/

Fax: +81-4-4211-4118 www.kawasaki-cci.or.jp

58

Kyoto Chamber of Commerce &

Osaka Chamber of Commerce &

Industry

Industry 2-8 Hommachi-Bashi,

240 Shoshoicho Ebisugawa- agaru

Chuo-ku Osaka 540-0029

Karasumadori Nakakyo-ku 604, Kyoto

Phone: +81-6-6944-6400

Phone: +81-7-5212-6450

Fax: +81-6-6944-6293

Fax: +81-7-5255-0428

www.osaka.cci.or.jp/e/

www.kyo.or.jp/kyoto/e/ [email protected] Okinawa Chamber of Commerce and

Nagahama Chamber of Commerce

Industry

and Industry

15-20 Chuo 4-chome

10-1 Takada-cho Nagahama Shiga

Okinawa-shi 904

526-0037

Phone: +81-9-8938-8022

Phone: +81-7-4962-2500

Fax: +81-9-8938-2755

Fax: +81-7-4962-8001

www.okinawacci.or.jp

www.nagahama.or.jp

[email protected]

[email protected]

3. Asosiasi Terkait Tenaga Kerja Indonesia di Jepang Japan International Training Cooperation Organization Business Promotion Organization Headquarters Sumitomo Hamamatsucho Bldg. 4F 1-18-16 Hamamatsucho, Minato-ku, Tokyo, Japan 105-0013 E-mail:[email protected] http://www.jitco.or.jp/english/index.html 59

Department/Division

Tel (dial-in)

FAX

General Affairs Department

+81-3-6430-1100 (main)

+81(3) 6430-1112

JITCO Publishing Center

+81(3) 6430-1110

+81(3) 6430-1116

Immigration Department

+81(3) 6430-1126

Technical Intern Trainees (i) and Trainees

+81(3) 6430-1130

Technical Intern Trainees (ii)

+81(3) 6430-1140

International Affairs Department

+81(3) 6430-1150

Human Resources Development Department

+81(3) 6430-1170

+81(3) 6430-1113

+81(3) 6430-1112

+81(3) 6430-1115

For Inquiry on Status Transfer to Technical Intern Trainees (ii) and on Type of Occupation

+81(3) 6430-1192

Training Facilitation Department

+81(3) 6430-1160

Support Membership

+81(3) 6430-1163

+81(3) 6430-1114

60

4. Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI TOKYO

KJRI OSAKA

Duta Besar: Yusron Ihza Mahendra

Konsul Jenderal: Wisnu Edi Pratignyo

Atase Perdagangan: Julia Silalahi

Resona Semba Building 6F, 4-4-21

5-2-9 Higashi Gotanda, Shinagawa, Minami Semba, Chuo, Osaka 542Tokyo 141-0022

0081

Phone: +81-3-3441-4201

Phone: +81-6-6252-9826

Fax: +81-3-3447-1697

Fax: +81-6-6252-9872

Email: [email protected]

Email: kjri-osaka@indonesia-

www.indonesianembassy.jp

osaka.org www.indonesia-osaka.org

ITPC OSAKA Kepala: Rosiana C. Frederick Wakil: Matsushita IMP Bld 2 Fl, 1-3-7 Shiromi Chuo-ku, Osaka 540-6302 Phone: +81-6-6947-3555 Fax: +81-6-6947-3556 Email: [email protected] www.itpc.or.jp

61

Referensi 1. Mistry of Health, Labour, and Welfare www.mhlw.go.jp 2. Japan

International

Training

Cooperation

Organization

http://www.jitco.or.jp/english/index.html 3. Olimpiade

2020

Tokyo

Peluang

bagi

tenaga

kerja

Indonesai

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/10/06/0733091/Olimpiade.2020. Tokyo.Peluang.bagi.Tenaga.Kerja.Indonesia 4. PM

Jepang

dalam

Dilema

Imigrasi

dan

Tenaga

Kerja

http://www.tribunnews.com/internasional/2014/10/09/pm-jepang-dalam-dilemaimigrasi-dan-tenaga-kerja 5. Profil

Pekerja

Indonesia

di

Jepang

http://ariefhartawan.blogspot.jp/2008/05/profil-pekerja-indonesia-di-jepang.html 6. Data tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri http://www.bnp2tki.go.id/ 7. http://bps.go.id/menutab.php?tabel=1&id_subyek=06 8. http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/listDokumen.php?cat=2 9. http://www.jftc.or.jp/shosha/english/activity/now/infra/detail.html 10. Kerja sama RI-Jepang penempatan 2500 peserta. http://www.gigantees.me 11. Pengiriman

TKI

Ke

Jepang.

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=10&jd 62

MARTEL. Prospek Tenaga Kerja Indonesia di Jepang ITPC OSAKA

Recommend Documents