Market Brief
Travel Goods
ITPC Osaka
2015 1
DAFTAR ISI
I.
EXECUTIVE SUMMARY ........................................................................................... 3
II. POTENSI PASAR JEPANG ........................................................................................ 4 1. Tentang Masyarakat Jepang dan Travel Goods………………………………4 2. Jenis Travel Goods………………………………………………………………...5 3. Ekspor dan Impor Travel Goods Jepang – Dunia ……………………………8 4. Potensi Pasar Ekspor Travel Goods Jepang………………………………….15 5. Kebijakan Impor Travel Goods Jepang……………………………………….19 6. Saluran Distribusi Travel Goods Jepang……………………………………..24 7. Hambatan Lainnya………………………………………………………………25 III. PELUANG ................................................................................................................. 27 1. Konsumer Travel Goods Indonesia…………………………………………….27 2. Pemasok Travel Goods di Jepang……………………………………………...27 3. Harga Travel Goods di pasar Jepang………………………………………….28 4. Travel Goods asal Indonesia dibandingkan negara lain……………………29 IV. STRATEGI ................................................................................................................. 31 1. Strategi memasuki pasar Jepang………………………………………………31 2. Trend travel goods di Jepang……………………………………………………32 3. Rekomendasi……………………………………………………………………….36 V. INFORMASI PENTING ........................................................................................... 37 REFERENSI
................................................................................................................. 46
2
BAB I.
EXECUTIVE SUMMARY
Dengan sistem transportasi yang baik dan maju, Jepang memudahkan masyarakatnya untuk berpergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Tentunya dalam berpergian, seseorang membutuhkan beberapa barang yang berfungsi dalam berpergian. Barang – barang tersebut dinamakan Travel Goods yang memang memiliki nilai utilitas untuk berpergian, seperti tas, kopor, dan sebagainya. Jepang sebagai negara nomor dua di dunia dengan impor Travel Goods terbanyak, adalah negara yang sangat baik untuk memasukkan produk travel goods Indonesia. Dalam Market Brief ini, akan dibahas mengenai pasar Travel Goods di Jepang. Dimulai dari pembahasan mengenai potensi pasar Jepang yang memuat data impor dan ekspor produk travel goods yang dilakukan Jepang dan aturan – aturan dan hambatan
terkait ekspor
travel
goods
ke
Jepang.
Kemudian,
pembahasan mengenai peluang Indonesia untuk menguasai pasar travel goods di Jepang serta strategi yang dapat dilakukan. Walaupun beberapa pasar produk di Jepang masih sebagian besar dikuasai China, perlahan negara – negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia, juga menunjukkan kemampuannya untuk bersaing di pasar Jepang, begitu juga dalam pasar travel goods di Jepang.
3
BAB II. POTENSI PASAR JEPANG
1.
Tentang Masyarakat Jepang dan Travel Goods Travel Goods atau dalam Bahasa Jepang 旅行用品 “ryokou youhin” adalah peralatan yang dipergunakan untuk berpergian, biasanya berupa luggage/koper, backpack, tas kulit, serta sekumpulan aksesoris travel yang ukurannya kecil namun relative memiliki utilitas besar. Saat ini, Travel Goods sudah menjadi komponen yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari – hari, sebagai contoh paling sederhana, setiap harinya dapat kita perhatikan orang – orang yang membawa tas untuk berpergian. Terlebih lagi di Jepang, pada kota – kota besar seperti Tokyo dan Osaka, sangat mudah untuk mendapati satu orang untuk membawa tas/luggage sebagai contoh paling sederhana penggunaan travel goods. Di Jepang, sarana transportasi yang mendukung membuat berpergian baik untuk pekerjaan atau berlibur secara domestik ataupun internasional, menunjang penggunaan travel goods oleh masyarakat Jepang. Membawa perlengkapan yang dibutuhkan selama berpergian adalah persiapan yang banyak dilakukan masyarakat Jepang, merupakan alasan mengapa travel goods sudah menjadi komponen penting untuk kehidupan dalam masyarakat Jepang yang menyukai persiapan matang sebelum berpergian.
4
Tidak sedikit orang yang membawa tas dan kopor di Tokyo Station
2.
Jenis Travel Goods Sesuai dengan namanya, travel goods yang berarti peralatan yang memiliki utilitas dalam berpergian, tentunya sekumpulan benda – benda tersebut akan dibawa untuk berpergian. Jika menggunakan pusat perbelanjaan di Jepang ataupun website belanja online berbasis di Jepang sebagai referensi, travel goods dapat di golongkan ke dalam luggage, backpack dan sejenis tas lainnya untuk berpergian. Akan tetapi, nyatanya travel goods dapat di golongkan menjadi : Backpack
&
Casual
umumnya
adalah
tas
Luggage; punggung
dengan spesifikasi bahan yang kuat untuk memuat barang yang cukup banyak. Spesifikasi water proof pun menjadi hal yang penting saat ini. Model
yang
di
tawarkan
juga
bervariasi
5
Business & Laptop Bag; tas jenis ini umumnya dibawa dengan tangan atau memiliki
satu
tali
untuk
dibawa
dibahu. Tas jenis ini umum digunakan oleh
salaryman
di
Jepang
untuk
bekerja dan memuat barang untuk business trip.
Eecutive Leather; umumnya hampir serupa secara bentuk dengan business bag, tetapi bahan yang digunakan adalah
kulit
(leather)
membuat
tampilan travel goods jenis ini lebih mewah.
Suitcase; atau kopor merupakan travel goods dengan ukuran dan kapasitas relatif lebih besar dari travel goods lainnya dan bahan yang lebih keras dan kuat, disertai dengan roda untuk memudahkan dibawa.
6
Aksesoris Travel; atau perlengkapan kecil
untuk
berpergian,
meliputi
bantal leher, gembok kecil, jas hujan, tas/dompet kecil, travel adaptor, dan sebagainya.
Menurut Harmonyzed Commodity Description and Coding System atau Harmonyzed System (HS) yang diterapkan oleh World Customs Organization, travel goods dikelompokkan ke dalam HS 4202 bersama dengan berbagai macam tas dan case. Pengkodean 6 digit meliputi :
HS 420211 yaitu peti, kopor, tas perempuan, tas eksekutif, tas kantor, tas sekolah, dan kemasan semacam itu berbahan luar kulit.
HS 420212 yaitu peti, kopor, tas perempuan, tas eksekutif, tas kantor, tas sekolah, dan kemasan semacam itu berbahan luar plastik / tekstil.
HS 420219 yaitu peti, kopor, tas perempuan, tas eksekutif, tas kantor, tas sekolah, dan kemasan semacam itu
HS 420221 yaitu tas tangan berbahan kulit.
HS 420222 yaitu tas tangan berbahan plastik / tekstil.
HS 420229 yaitu tas tangan berbahan serat tervulkanisasi atau kertas karton.
HS 420231 yaitu kemasan yang dapat dimuat dalam tas tangan, berbahan luar kulit. 7
HS 420232 yaitu kemasan yang dapat dimuat dalam tas tangan, berbahan luar plastik / tekstil.
HS 420239 yaitu kemasan yang dapat dimuat dalam tas tangan, berbahan luar lainnya.
HS 420291 yaitu kemasan lainnya seperti tas olahraga berbahan kulit.
HS 420292 yaitu kemasan lainnya seperti tas rias berbahan plastic.
HS 420299 yaitu kemasan lainnya berbahan luar lainnya seperti kayu, serat tevulkanisasi, karton dan lainnya.
3.
Ekspor dan Impor Travel Goods Jepang – Dunia a. Ekspor Travel Goods Dunia. Berdasarkan data tentang ekspor dunia oleh ITC pada tahun 2013, nilai ekspor travel goods di dunia mencapai US$ 55,7 milyar. Pada Gambar 2.1. yang menunjukkan perbandingan ekspor Travel Goods atau tepatnya HS 4202 di dunia pada tahun 2013, terlihat bahwa China merupakan pengekspor travel goods yang paling besar dengan jumlah ekspor sebesar US$ 27,58 milyar, menguasai 49.5% pasar ekspor dunia. Di tempat kedua, menyusul Italia dengan nilai ekspor sebesar US$ 6,82 milyar (14.5%) pada tahun yang sama. Di tempat ketiga ada Prancis dengan nilai ekpor sebesar US$ 5,84 milyar (10.5%), di tempat keempat Vietnam dengan nilai ekspor sebesar US$ 2,14 milyar (3.8%), dan di tempat kelima ada Jerman dengan nilai ekspor US$ 1,41 milyar (2.5%) di tahun yang sama. Dari segi 8
ekspor, Indonesia masih agak tertinggal dari negara – negara lainnya, yaitu menduduki peringkat ke 18 dengan nilai ekspor US$ 219 juta pada tahun 2013. Sedangkan untuk bagian ekspor, Jepang menduduki peringkat 45 dengan nilai ekspor US$ 32 juta.
Gambar 2.1. Ekspor Travel Goods Dunia, 2013 Sumber : ITC (diolah) China 14.7%
2.2% 2.1%
Italia Prancis
2.4% 2.5%
49.5%
3.8%
Vietnam Jerman Belgia
10.5%
India 12.2%
Amerika Serikat Lain - Lain
Pada gambar 2.2. dapat dilihat bahwa secara keseluruhan terjadi kenaikan secara signifikan nilai ekspor travel goods dari tahun 2010 sampai tahun 2013. China masih menduduki peringkat pertama dalam hal ekspor travel goods kepada dunia, tetapi kenaikan nilai ekspor oleh Vietnam menunjukkan tanda awal bahwa Asia Tenggara mempunyai kekuatan untuk mengekspor kepada dunia.
9
Gambar 2.2. Ekspor Travel Goods Dunia Sumber : ITC (diolah) Jumlah Ekspor (ribu US$)
60,000,000 50,000,000 Total
40,000,000
China
30,000,000
Italia Prancis
20,000,000
Vietnam
10,000,000
Lain - Lain
0 2010
2011
2012
2013
Tahun
b. Impor Travel Goods Dunia. Pada Gambar 2.3. yang menunjukkan perbandingan impor Travel Goods (HS 4202) di dunia pada tahun 2013, terlihat bahwa Amerika Serikat merupakan pengimpor travel goods yang paling besar dengan jumlah impor sebesar US$ 11 milyar (19,6%). Di tempat kedua adalah Jepang dengan nilai impor sebesar US$ 5,3 milyar (9,4%) pada tahun yang sama. Di tempat ketiga ada Hong Kong dengan nilai impor sebesar US$ 4,2 milyar (7.5%), di tempat keempat Prancis dengan nilai impor sebesar US$ 3,4 milyar (6%), dan di tempat kelima Jerman dengan nilai impor sebesar US$ 3 milyar (5,3%) di tahun yang sama. Indonesia menduduki peringkat ke 37 untuk urusan impor terhadap dunia, dengan nilai impor US$ 202 juta pada tahun 2013.
10
Gambar 2.3. Impor Travel Goods Dunia, 2013 Sumber : ITC (diolah)
Amerika Serikat 19.66%
Jepang Hong Kong
42.40% 9.45%
Prancis Jerman
7.58%
Inggris Italia
6.08% 4.37%
Lain - Lain
5.12% 5.35%
Sama halnya dengan ekspor, pada gambar 2.4. terlihat juga bahwa secara keseluruhan terjadi kenaikan total nilai impor travel goods di dunia dari tahun 2010 sampai 2013. Amerika Serikat sebagai negara pengimpor travel goods terbanyak pun mengalami kenaikan nilai impor setiap tahunnya. Tetapi, lain halnya dengan Jepang, walau nilai impor meningkat dari tahun 2010 sampai 2012, penurunan nilai impor Jepang dari US$ 5,7 milyar menjadi US$ 5,3 milyar pada tahun 2013. Penurunan pada tahun 2014 dimana nilai impor Jepang kembali mengalami penurunan menjadi US$ 5,2 milyar. (Data tahun 2014 tidak dimasukkan
karena nilai ekspor dan impor dari beberapa negara belum di publikasikan di situs ITC sehingga tidak memuat nilai impor dan ekspor total di tahun 2014).
11
Gambar 2.4. Impor Travel Goods Dunia Sumber : ITC (diolah)
Jumlah Impor (ribu US$)
60,000,000 50,000,000
Total
40,000,000
Amerika Serikat Jepang
30,000,000 Hong Kong 20,000,000
Prancis
10,000,000
Lain - Lain
0 2010
c.
2011 2012 Tahun
2013
Ekspor Jepang. Kegiatan ekspor HS 4202 travel goods Jepang ke Dunia selama periode 2011 – 2014 dapat dilihat pada Gambar 2.5. Ekspor travel goods Jepang ke dunia pada tahun 2011 adalah sebesar US$ 41 juta, jumlah yang bisa dikategorikan kecil. Ekspor travel goods Jepang kemudian mengalami penurunan sampai tahun 2013, dimana nilai ekspor Jepang adalah US$ 32 juta. Tetapi, pada tahun 2014 nilai ekspor Jepang terhadap dunia kembali meningkat mencapai US$ 37 juta. Walaupun bukan sebagai negara yang menguasai ekspor travel goods di dunia, peningkatan nilai ekspor Jepang menunjukkan keseriusan Jepang untuk memperbaiki ekonomi negaranya melalui ekspor. Gambar 2.5. juga menunjukkan bahwa Jepang paling banyak melakukan ekspor ke negara Hong Kong jika dibandingkan ke negara lainnya.
12
Gambar 2.5. Ekspor Travel Goods Jepang ke Dunia Sumber : ITC (diolah) Jumlah Ekspor (ribu US$)
45,000 40,000 Dunia
35,000 30,000
Hong Kong
25,000 20,000
Taipei
15,000 Korea Selatan
10,000 5,000 0 2011
2012 2013 Tahun
2014
d. Impor Jepang. Gambar 2.6. menunjukkan perbandingan jumlah impor HS 4202 Travel Goods Jepang dari berbagai negara pada tahun 2014. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa China menguasai sebagian besar jumlah impor travel goods Jepang dengan nilai impor sebesar US$ 2,7 milyar (52,3%). Menyusul China adalah Italia dengan nilai impor US$ 929 juta (17,8%), dan Prancis dengan nilai impor US$ 476 juta (9%). Sedangkan Indonesia hanya 0.5% dari total impor yang dilakukan Jepang, jumlah yang relatif kecil. Sedangkan pada Gambar 2.7. menunjukkan kegiatan impor HS 4202 Jepang dari Dunia selama periode 2011 – 2014. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan beberapa hal, seperti penurunan jumlah impor yang dilakukan Jepang dari China selama 4 tahun terakhir. Jepang menargetkan negara – negara di Asia Tenggara untuk melakukan impor, dengan adanya peningkatan nilai impor 13
yang
dilakukan
dari
negara
seperti
Vietnam.
Hal
yang
mengejutkan adalah Kamboja, dimana pada tahun 2011 hampir sama sekali Jepang tidak mengimpor produk travel goods dari negara ini tetapi pada tahun 2014 nilai impor dari Kamboja mencapai US$ 24 juta. Impor yang dilakukan Jepang dari Indonesia pun selama 4 tahun (2011 – 2014) dapat dikatakan meningkat walaupun tidak sebesar Vietnam ataupun Kamboja.
Gambar 2.6. Impor Travel Goods Jepang dari Dunia, 2014 Sumber : ITC (diolah) 0.51%
12.63%
China
7.59% 9.13% 17.82%
Italia 52.31%
Prancis Vietnam Indonesia Lain - Lain
14
Ribu US$
Gambar 2.7. Impor Travel Goods Jepang dari Dunia (Tahun 2011 - 2014) Sumber : ITC (diolah) 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 0 China Italia Prancis Vietnam Indonesia Kamboja Lain - Lain
2011 3,043,653 913,613 491,949 161,530 22,235 9 516,998
2012 3,378,471 957,151 535,934 246,455 25,259 6,110 591,596
2013 2,954,322 954,974 454,474 317,811 25,166 13,003 596,839
2014 2,727,986 929,524 476,290 395,794 26,672 24,038 634,449
Catatan : Satuan adalah 1000 US$ (misal : tertulis 2,000 adalah 2,000,000 US$)
4.
Potensi Pasar Ekspor Travel Goods Jepang Setelah menganalisa data impor dan ekspor travel goods Jepang
dengan Dunia, maka dapat disimpulkan bahwa:
Jepang merupakan negara pengimpor travel goods. Hal ini dapat dengan mudah dibuktikan dengan melihat data impor dunia tahun 2010 – 2013 dimana Jepang dengan menduduki peringkat kedua dalam hal impor travel goods. Walaupun melakukan ekspor travel goods kepada dunia yang mencapai nilai ekspor US$ 37 juta pada tahun 2014, nilai ini relatif kecil dibandingkan impor yang dilakukan Jepang dengan nilai mencapai US$ 5,2 milyar di tahun yang sama.
Berdasarkan data dari tahun 2010 – 2014, dapat dilihat bahwa impor travel goods Jepang yang sebelumnya sebagian besar dikuasai oleh China berangsur-angsur beralih ke berbagai negara 15
lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar impor travel goods Jepang
untuk
negara
selain
China
akan
meningkat
di
tahun-tahun mendatang. Indikasi ini di dukung dengan bukti nyata dari data Kamboja yang tercatat Jepang hanya melakukan impor sebesar US$ 9000 pada tahun 2011 tetapi secara signifikan meningkat setiap tahunnya hingga mencapai angka US$ 24 juta di tahun 2014. Tabel dibawah ini menunjukkan Indikatif Potensi Ekspor HS 4202 Travel Goods Indonesia ke Jepang untuk tahun 2013 dan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Untuk HS 420291 Kemasan selain kopor / tas tangan dengan bahan luar kulit tak dapat diukur Potensi Ekspornya dikarenakan nilai impor Jepang dari Indonesia melebihi nilai ekspor Indonesia yang tercatat oleh ITC.
Impor dari dunia yang paling banyak dilakukan Jepang adalah HS 420292 Kemasan selain kopor / tas tangan dengan bahan luar plastik / material tekstil melebihi US$ 2,3 milyar.
Kolom Potensi Trade (Indikatif) menunjukkan nilai ekspor yang dapat ditingkatkan Indonesia untuk mencapai ekspor maksimum ke Jepang atau memberi gambaran sebesar apa ekspor yang dapat dilakukan Indonesia ke Jepang terkait produk travel goods.
Untuk HS 420229 yaitu produk Tas Tangan dengan bahan luar serat tervulkanisasi dan sebagainya, dikarenakan nilai impor Jepang dari dunia lebih kecil daripada nilai ekspor Indonesia kepada dunia, maka peluang ekspor yang tercipta adalah hanya 16
sebesar impor maksimum yang dapat dilakukan Jepang dari dunia.
Potensi Ekspor HS 4202 Travel Goods Indonesia ke Jepang Sumber : ITC (Satuan ribu US$)
Kode
Uraian
HS
Impor
Ekspor
Impor
Potensi
Jepang dari
INA ke
Jepang dari
Trade
INA
Dunia
Dunia
(Indikatif)
26
5,006
37,189
4,980
1,294
13,641
358,830
12,347
0
1,529
15,367
1,529
2,865
68,997
432,658
66,132
424
55,852
300,390
55,428
11
19,757
1,570
1,559
Trunks, suit-cases ‘420211
w/ outer surface of leather Trunks, suit-cases
‘420212
w/ outer surface of plastics/textile Trunks, suit-cases,
‘420219 nes Handbags w/ outer ‘420221 surface of leather Handbags w/ outer ‘420222
surface of sheet of plastic/textile
‘420229
Handbags
of
vulcanized fibre,etc ‘420231
Articles carried
in
pocket/handbag, w/
17
outer
surface
of
341
2,514
712,254
2,173
20
716
352,745
696
39
1,410
4,733
1,371
8,740
3,329
664,728
-
9,536
42,935
2,397,053
33,399
1,869
3,835
39,071
1,966
leather Articles carried in pocket/handbag, w/ ‘420232 outer surface
of
plastic/textile Articles carried in ‘420239
pocket/handbag, nes Containers,
‘420291
outer
with
surface
of
leather, nes
‘420292
Containers,
w/
outer
of
surface
plastic/textile ‘420299
5.
Containers, nes
Kebijakan Impor Travel Goods di Jepang A. Peraturan impor terkait dengan impor travel goods adalah (1) Custom Tariff Act, (2) Customs Act, (3) Foreign Exchange and Foreign Trade Act, (4) Wildlife Protection and Proper Hunting Act, dan (5) Act on Domestic Animal Infectious Diseases Control. i.
Customs Tariff Act (tariff quota system). Sistem tariff kuota berlaku sebagian pada kemasan berbahan luar kulit, etc. Low (primary) tariff rates berlaku terhadap restriksi kuantitatif 18
pada impor, sedangkan High (secondary) tariff rates berlaku pada impor lainnya. Tariff quota application harus diserahkan kepada Minister of Economy, Trade and Industry untuk mendapatkan tariff quota application certificate sebelum menikmati primary tariff rates. Tidak ada restriksi kuantitatif dikenakan pada import yang mana diberlakukan secondary tariff. ii.
Customs Tariff Act / Customs Act. Customs Tariff Act melarang impor knock-off brands dan barang palsu, dimana menurut Customs Act, barang tersebut telah disita atau dibuang oleh customs (bea). Hukuman berupa denda dan pidana dapat diberlakukan kepada importer yang melanggar. Meneruskan revisi dari Customs Tariff Act pada bulan April tahun 2003, hak paten, hak desain, dan hak utilitas model dimasukkan dalam cakupan sistem permintaan perintah impor (Import injunction request system). Berlaku efektif sejak bulan April tahun 2004, informasi tentang pabrikan (manufacturer), eksportir, dan importer terkait barang palsu diperbolehkan untuk diungkapkan kepada yang berwenang, yang dapat menindak tanggung jawab dari importer, misalnya dengan
mengajukan gugatan. Sejak Maret 2006, kemasan
serupa dan knock-off brands yang membingungkan diatur dalam Unfair Competition Prevention Act yang dikontrol oleh bea, kecuali barang tersebut tidak dicantumkan sebagai trademark atau hak desainnya, menunjukkan peningkatan 19
langkah – langkah anti barang palsu. iii.
Foreign Exchange dan Foreign Trade Act. Dibawah aturan Washington Convention (CITES), Import Trade Control Order of the Foreign Exchange and Foreign Trade Act mengatur impor spesies flora dan fauna liar yang tercantum pada lampiran yang terdapat dalam Washington Convention, dimana mungkin menyangkut kemasan terbuat dari kulit. Kemasan yang terbuat dari hewan yang ditujukan untuk tujuan komersil atau tujuan yang telah diakui oleh keputusan dari konvensi adalah diperbolehkan selama disertifikasi oleh otoritas berwenang dari negara pengekspor dimana kuasa tersebut telah diberikan. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Trade Licensing Division, Trade and Control Department, Trade and Economic Cooperation Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry. (ア) Lampiran
I (Semua spesises yang terancam akan
kepunahan); Secara internasional, produk terbuat dari spesies ini dilarang dalam kegiatan ekspor – impor (commercial traffic) (イ) Lampiran
II
(Semua
spesies
yang
terkait
aturan
internasional secara ketat, untuk mencegah kepunahan); Importir harus memperlihatkan surat ekspor dari otoritas yang mengatur di negara eksportir kepada otoritas Bea Jepang. (ウ) Lampiran III
(Semua spesies yang diidentifikasi sebagai 20
subyek terkait regulasi dan memerlukan kooperasi dari pihak lain dalam mengatur perdagangan); Importer harus memperlihatkan surat ekspor yang diterbitkan oleh otoritas dari negara pengatur. Beberapa spesies memerlukan konfirmasi dari Minister of Economy, Trade and Industry. Jika produk dari kulit hewan diimpor, nama ilmiah dari hewan direkomendasikan untuk dicantumkan dalam invoice, karena nama umum tidak cukup untuk mewakili hewan yang digunakan sebagai material dari produk. iv.
Wildlife Protection and Proper Hunting Act. Surat ekspor atau surat penangkapan legal yang diterbitkan oleh pemerintah negara yang melakukan ekspor harus dicantumkan pada produk yaitu kemasan terbuat dari kulit hewan atau bulu hewan yang diatur dalam Act.
v.
Act on Domestic Animal Infectious Diseases Control. Bagian dari hewan yang dicurigai dapat menyebarkan bioagent dari penyakit menular, aturan yang bersangkutan mewajibkan export inspection ceritificate yang diterbitkan oleh pemerintah negara export yang berisi izin untuk produk tersebut memasuki Jepang. Hanya bandara dan pelabuhan dengan kapabilitas yang cukup untuk melakukan karantina hewan diperbolehkan sebagai port penerimaan impor. Jika gagal melewati
inspeksi,
pembakaran
produk
ataupun
pengembalian dapat dilakukan. Informasi lebih lanjut pada Animal Health Division, Food Safety and Consumer Affairs 21
Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries. B. Peraturan penjualan produk adalah sebagai berikut; (1) Act Against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations, (2) Act on Conservation of Endangered Species of Wild Fauna and Flora, (3) Household Goods Quality Labeling Act, (4) Act for the Control of Household Products Containing Harmful Substances, dan (5) Act on Specified Commercial Transactions. i.
Act
Against
Unjustifiable
Premiums
and
Misleading
Representations. Peraturan ini melarang bentuk – bentuk tindakan pemalsuan label yang memungkinkan penipuan kepada consumer tentang kualitas suatu produk. Importir atau penjual harus dapat bukti – bukti yang dapat membuktikan bahwa label yang digunakan adalah label yang tidak menipu. Yang terpenting dari labeling adalah memberi pemahaman kepada consumer, jika pembuatan produk melalui beberapa negara, maka label juga harus menyatakan hal tersebut. ii.
Act on Conservation of Endangered Species of Wild Fauna and Flora. Peraturan ini menegakkan fondasi legal terkait perlindungan spesies yang terancam punah. Dimana, produk dari spesies yang terancam punah tersebut dilaran untuk diperjualkan di Jepang.
iii.
Household Goods Quality Labelling Act. Peraturan ini menetapkan format dan konten dari kualitas pelabelan untuk produk khusus rumah tangga. Tujuan dari peraturan ini 22
adalah melindungi keuntungan consumer dengan memberi informasi yang memudahkan consumer untuk memilih produk. iv.
Act for the Control of Household Products Containing Harmful Substances. Peraturan ini melarang adanya konten senyawa berbahaya (formalin, dieldrin) yang terdeteksi melebihi batas produk rumah tangga pada produk seperti pakaian dan tas.
v.
Act on Specified Commercial Transactions. Penjualan produk travel goods melalui mail-order, chain-sales, telemarketing, dan sebagainya diatur dalam peraturan ini.
6.
Saluran Distribusi Travel Goods di Jepang Gambar 2.8 menunjukkan alur distribusi produk apparel dan material
dimana mencakup HS 4202 Travel Goods impor dari perusahaan di luar negeri sampai ke tangan konsumen di Jepang. Berdasarkan gambar, dapat diketahui bahwa domestic manufacturer memegang peranan penting dalam distribusi domestik. Alur distribusi impor dapat dibedakan menjadi “developed imports” dan imports. Developed Imports adalah impor produk yang telah dikembangkan dengan spesifikasi yang diharapkan importir dengan menggunakan sumber daya dan teknologi negara maju pada negara berkembang, dengan contoh China dan negara – negara di Asia Tenggara. Sebaliknya, “impor” di Jepang merujuk pada barang impor yang memiliki brand dan lisensi produk dari Eropa dan Amerika Serikat, yang pada umumnya produk ini diimpor dari produsen melalui perusahaan Jepang dan agen pengimpor atau Japanese trading companies, serta diijual kepada consumer oleh retailer melalui seluruh penjual domestik. 23
Gambar 2.8. Alur distribusi HS 4202 travel goods di Jepang dari importer sampai ke tangan konsumen Sumber : Japan External Trade Organization
7.
Hambatan Lainnya i.
Reputasi pesaing. Berdasarkan data pada Gambar 2.7. yang menampilkan data jumlah impor travel goods Jepang dari dunia, China selalu menduduki peringkat teratas dengan nilai yang jauh mengungguli negara – negara lainnya. Ini menunjukkan bahwa produk travel goods yang berasal dari China masih menjadi favorit masyarakat Jepang. Hal ini dikarenakan varian harga travel goods buatan China yang beragam, sehingga mendukung masyarakat Jepang yang mempunyai daya beli yang berbeda.
ii.
Sulitnya mendapat informasi tentang produk travel goods Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara seperti Prancis dan Italia yang memiliki brand terkenal dalam produk travel goods, produk travel goods Indonesia masih banyak belum diketahui oleh 24
masyarakat Jepang secara luas. Selain dua negara tersebut, Thailand dan Vietnam, dua negara yang berasal dari Asia Tenggara juga mempunyai nilai ekspor travel goods ke Jepang yang lebih tinggi dari Indonesia. Ini disebabkan dengan banyaknya pabrik apparel dan produk – produk tas milik perusahaan asing ternama yang dibuat di Thailand ataupun Vietnam,
sehingga
masyarakat
Jepang
memiliki
tendensi
mengetahui produk Thailand ataupun Vietnam dibandingkan produk Indonesia.
25
BAB III. PELUANG 1.
Konsumer Travel Goods Indonesia Jika mencari produsen travel goods dalam negeri (Indonesia), tentunya ada beberapa nama – nama brand yang muncul. Nama brand buatan Indonesia yang cukup dikenal dunia seperti Eiger, Bodypack, Export, atau Neosack yang memproduksi produk seperti backpack yang umumnya digunakan oleh para traveler dunia untuk menjelajah destinasi wisata. Lalu, produk tas dan sejenisnya yang mungkin kerap dikira bukan produk Indonesia karena nama brand yang terdengar berasal dari bahasa asing, seperti Sophie Martins, juga kerap digunakan oleh masyarakat yang umumnya wanita. Akan tetapi, produk – produk travel goods Indonesia yang konsumernya berpeluang beragam dari bermacam – macam kalangan di Jepang masih sulit ditemukan. Sebagai contoh, nama – nama brand yang disebutkan diatas, walaupun sudah dikenal di beberapa negara, masih cukup sulit diakses informasinya dan dibeli di Jepang.
2.
Pemasok Travel Goods di Jepang Pada Bab II, di bagian impor yang dilakukan Jepang, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa negara yang menjadi pemasok travel goods di Jepang. China yang menguasai kurang lebih sebagian dari pasar travel goods di Jepang masih sulit untuk digeser dominasinya walaupun mengalami penurunan nilai ekspor travel goods ke Jepang secara perlahan. Banyak brand – brand beragam dari China yang 26
mungkin namanya jarang terdengar jika dibandingkan dengan brand – brand dari Eropa, membuat banyaknya produsen travel goods asal China dapat menawarkan varian yang lebih banyak di Jepang. Adapun di bawah China, yaitu Italia dan Prancis jika dijumlahkan, menguasai sekitar 29% pasar travel goods di Jepang. Jika mendengar nama negara asal Eropa, tentunya masyarakat Jepang pun memiliki kecenderungan mempercayai kualitas yang ditawarkan oleh produsen travel goods asal Eropa, dalam hal ini yaitu Prancis dan Italia. Tetapi, tarif yang tinggi serta harga yang memang ditetapkan tinggi oleh produsennya, membuat produk travel goods asal Prancis dan Italia ini cenderung sulit dijangkau masyarakat kelas menengah kebawah di Jepang. Di tempat berikutnya ada Vietnam, Thailand, Filipina dan Indonesia, peningkatan nilai ekspor negara – negara ini, serta Kamboja yang nilai ekspor travel goods nya meningkat secara signifikan menandakan bahwa Asia Tenggara mampu menjadi pemasok travel goods primer di Jepang.
3.
Harga Travel Goods di pasar Jepang Cukup sulit jika ingin mengetahui secara detail harga travel goods di pasar Jepang karena varian travel goods yang ada di pasar Jepang adalah beragam dan harganya bermacam – macam. Nama brand pun juga menjadi salah satu faktor yang membedakan harga produk – produk tersebut. Tariff yang ditetapkan Jepang kepada masing – masing negara pengekspor travel goods pun juga berbeda, membuat 27
harga dari negara pengekspor pun berbeda. Seperti contoh, tariff yang ditetapkan Jepang kepada China, Prancis, dan Italia adalah 10,39% dari nilai barang, lalu kepada Vietnam 3,74%, Filipina 3%, Indonesia 1,03%, Thailand dan Kamboja 0%. Untuk kisaran harga, dapat diberikan gambaran kasar seperti didapat dari pasar online travel goods seperti Rakuten. Ukuran dan bahan adalah faktor utama yang membedakan harga. Sebagai contoh, suitcase dan kopor dari bahan karbon fiber yang keras dan ringan bernilai lebih dari ¥7000, Backpack dan tas sebagainya pun bernilai lebih dari ¥3000, serta produk – produk travel goods yang berukuran lebih kecil berkisar dari ¥1000.
4.
Travel Goods asal Indonesia dibandingkan negara lain / pesaing a. Relatif lebih murah. Jika dibandingkan dengan brand dari Eropa, tentunya travel goods buatan Indonesia menawarkan harga yang lebih murah. Selain itu, tariff yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang kepada Indonesia melalui Tarif Khusus untuk Indonesia adalah kurang lebih 1%, lebih rendah jika dibandingkan MFN Duties yaitu 16% serta tariff normal untuk ASEAN yaitu 5,8%. b. Belum terlalu dikenal. Seperti ada disebutkan sebelumnya, ada beberapa brand travel goods yang cukup terkenal dengan kualitas yang baik buatan Indonesia, namun sayangnya masih belum cukup dikenal masyarakat Jepang membuat penjualan travel goods asal Indonesia belum menjadi favorit di Jepang. Sangat 28
disayangkan, jika kualitas travel goods asal Indonesia lebih ditingkatkan lagi dengan harga yang mengungguli brand – brand ternama, tentunya travel goods Indonesia akan sangat mudah dikenali oleh masyarakat Jepang.
29
BAB IV. 1.
STRATEGI
Strategi memasuki pasar Jepang Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang berani untuk membayar jika puas terhadap level kepuasan yang diinginkan. Contohnya, masyarakat Jepang lebih menyukai untuk membeli barang baru dibandingkan barang bekas pakai. Tentunya jika travel goods buatan Indonesia mampu mencapai tingkat kepuasan masyarakat Jepang, baik secara kualitas, bahan yang digunakan, dan desain, tentunya masyarakat Jepang berani membayar untuk mendapatkan produk tersebut. Sebagai catatan penting, Orang Jepang juga dikenal sangat detail dalam memeriksa barang sebelum membeli, cacat sedikit pada produk dapat menjadi sebuah alasan kuat untuk tidak membeli produk tersebut, oleh karena itu hal – hal detail dalam manufaktur produk travel goods Indonesia perlu lebih diperhatikan secara detail (sebagai contoh : goresan, jahitan, resleting, dsb). Setelah
kualitas
dan
bahan,
desain juga
tentunya
perlu
diperhatikan. Desain yang menarik tetapi tidak bermotif mencolok adalah yang mampu menarik perhatian kaum muda di Jepang, sedangkan untuk kelompok yang lebih tua, warna – warna yang tidak terlalu mencolok lebih difavoritkan, seperti hitam, abu – abu, coklat). Setelah
hal
–
hal
yang
berkaitan
dengan
produk
telah
diperhatikan, tentunya produk buatan Indonesia perlu disebar luaskan keberadaannya di Jepang. Hal ini dapat dilakukan melalui memuat produk travel goods Indonesia di majalah atau media Jepang yang 30
berkaitan dengan travelling. Pada kenyataannya, saat ini umumnya masyarakat Jepang lebih memilih untuk membeli produk yang telah memilik nama atau brand terkenal di bidang travel goods, tetapi untuk membuat produk Indonesia menjadi penguasa di pasar travel goods Jepang bukanlah hal mustahil. Dengan tariff yang lebih murah dibanding China dan negara – negara Eropa lainnya, Indonesia dapat menjual produknya lebih murah dibandingkan produk negara yang lain, tetapi yang perlu diperhatikan adalah pesaing dari sesama negara Asia Tenggara. Jika melihat pertumbuhan nilai ekspor HS4202 Kamboja ke Jepang, dapat diketahui bahwa Kamboja melakukan fokus eskpor produk HS420292, yaitu kemasan lainnya berbahan plastik dan tekstil. Indonesia dapat belajar dari Kamboja dengan melakukan fokus ekspor pada salah satu kategori dari HS4202, sebagai langkah awal meningkatkan nilai ekspor produk travel goods ke Jepang. 2.
Trend travel goods di Jepang Berdasarkan pengamatan pribadi, serta sumber online tentang trend terbaru di Jepang (Trendy Nikkei), trend travel goods yang berkembang di Jepang terhitung tahun 2015 adalah seperti berikut:
31
32
33
Dapat disimpulkan bahwa, untuk suitcase / kopor, bahan yang difavoritkan adalah bahan material keras, berkarakteristik ringan tetapi kuat. Selain itu, kantung yang banyak di dalam kopor juga menjadi nilai plus tersendiri, dengan desain bervariasi dengan warna – warna yang beragam. Roda yang dapat berputar 360 derajat juga memudahkan dibawa oleh yang menggunakan, menjadikan lebih difavoritkan. Di sela – sela pegangan kopor, ada tempat untuk meletakkan gelas kopi, botol minum juga merupakan trend yang sedang berkembang baru – baru ini. Sedangkan untuk tas sejenis tas laptop atau yang banyak digunakan salary man di Jepang, material Ballistic Nylon adalah yang difavoritkan. Untuk warna, tas seperti ini umumnya berwarna tidak mencolok, tas seperti ini lebih diutamakan nilai utilitasnya dengan 34
banyaknya kantung yang tersedia, serta material yang awet atau tidak mudah sobek. Untuk backpack, tidak ada trend yang spesifik di Jepang sehingga lebih baik difokuskan kualitas material tahan air, tidak mudah sobek, kantung yang cukup banyak, serta kapasitas yang besar untuk ukuran backpack. 3.
Rekomendasi Sebagai rekomendasi untuk menguasai pasar travel goods di Jepang, dapat dilakukan langkah – langkah seperti : a. Peningkatan kualitas produk travel goods secara detail. b. Menjual dengan harga yang mampu menyaingi produk travel goods China tetapi dengan kualitas dan varian yang lebih baik. c. Menyebarkan informasi tentang keberadaan travel goods buatan Indonesia di Jepang. d. Mencari informasi terkait importer dengan target pasar yang tidak sebesar mall dan outlet besar secara langsung. (Memberi supply kepada importer kelas menengah keatas) e. Menggunakan keunggulan tariff yang rendah yang telah ditetapkan Jepang kepada Indonesia.
35
BAB V. INFORMASI PENTING 1.
TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia
Kedutaan Besar Jepang Jakarta
Konsulat Jenderal Jepang – Medan
Duta Besar: Tanizaki YASUAKI
Konsul Jenderal:
Jl. M.H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat Wisma BII, Lantai 5, Jl. Diponegoro No. 10350, Indonesia
18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Tel: (62-21) 3192-4308
Tel: (62-61) 457-5193
Fax: (62-21) 3192-5460
Fax: (62-61) 457-4560
Website: www.id.emb-jepang.go.jp Konsulat Jenderal Jepang – Jakarta
Konsulat Jenderal Jepang – Makassar
Konsul Jenderal:
Konsul Jenderal: Masaki TANI
Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makassar, 10350, Indonesia
Sulawesi Selatan, Indonesia
Tel: (62-21) 3192-4308
Tel: (62-411) 871-030, 872-323
Fax: (62-21) 315-7156
Fax: (62-411) 853-946
Konsulat Jenderal Jepang – Surabaya
Konsulat Jenderal Jepang – Denpasar
Konsul Jenderal:
Konsul Jenderal: Noboru NOMURA
Jl. Sumatera No. 93, Surabaya, Jawa Jl.
Raya
Puputan
No.
Timur, Indonesia
Denpasar, Bali, Indonesia
Tel: (62-31) 503-0008
Tel: (62-361) 227-628
Fax: (62-31) 503-0037
Fax: (62-361) 265-066
170,
Renon,
36
2.
Kamar Dagang Jepang
Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan Tel: (813) 3283-7523 Fax: (813) 3216-6497 Website: www.tokyo-cci.or.jp Email:
[email protected] Fukuyama Chamber of Commerce & Industry 2-10-1 Nishimachi, Fukuyama City, Hiroshima 720-0067, Japan Tel: (818) 4921-2345 Fax: (818) 4922-0100 Website: www.fukuyama.or.jp/e Email:
[email protected] Hiroshima Chamber of Commerce & Industry 44 Matomachi-5-chome, Naka-ku, Hiroshima 730, Japan Tel: (818) 2222-6610 Fax: (818) 2211-0108 Website: www.hiroshimacci.or.jp Kawasaki Chamber of Commerce & Industry 11-2 Ekimae Honcho, Kawasaki-ku, Kawasaki 210, Japan Tel: (814) 4211-4111 Fax: (814) 4211-4118 Website: www.kawasai-cci.or.jp
37
Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori, Nakakyo-ku 604, Japan Tel: (817) 5212-6450 Fax: (817) 5255-0428 Website: www.kyo.or.jp/kyoto/e Email:
[email protected] Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Honmachi-bashi, Chuo-ku, Osaka 540-0029, Japan Tel: (816) 6944-6400 Fax: (816) 6944-6293 Website: www.osaka.cci.or.jp/e Okinawa Chamber of Commerce & Industry 15-20 Chup-4-chome, Okinawa-shi 904, Japan Tel: (819) 8938-8022 Fax: (819) 8938-2755 Website: www.okinawacci.or.jp Email:
[email protected] Nagahama Chamber of Commerce & Industry 10-1 Takada-cho, Nagahama, Shiga 526-0037, Japan Tel: (817) 4962-2500 Fax: (817) 4962-8001 Website: www.nagahama.or.jp Email:
[email protected]
38
3.
Asosiasi Terkait Travel Goods di Jepang Japan Luggage Association 4-16-3 Kuramae, Taito-ku, Tokyo 111-0051 Phone : +81-3-3862-3516 FAX : +81-3-3862-3520 www.kaban.or.jp
Japan Handbag Association 2-16-14 Yanagibashi, Taito-ku, Tokyo 111-0052 Phone : +81-3-3851-5278 FAX : +81-3-3851-7725 www.handbag.or.jp
Japan Leather and Leather Goods Industries Association 1-12-13 Komagata, Taito-ku, Tokyo 111-0043 Phone : +81-3-3847-1451 FAX : +81-3-3847-1510 www.jlia.or.jp 4.
Daftar Pameran Terkait Travel Goods di Jepang
Tokyo International Gift Show
www.giftex.jp/en/
GIFTEX
www.giftex.jp/en/
Fashion Goods & Accessories www.fa-expo.jp/en/ Expo 11th Living Wonderland 2015
http://www.livingwonderland.jp/201 4/
Osaka Outdoor Festival
http://www.tv-osaka.co.jp/outdoor/ou tdoor.html
Tokyo Bag Expo
http://www.bag-expo.jp/ 39
5.
Perwakilan Indonesia di Jepang
KBRI Tokyo Duta Besar: Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan: Julia Silalahi 5-2-9 Higashigotanda, Shinagawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan Tel: (813) 3441-4201 Fax: (813) 3447-1697 Website: www.kbritokyo.jp KJRI Osaka KUAI: Wisnu Edi Pratignyo Resona Semba Building 6F, 4-4-21 Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Tel: (816) 6252-9824 Fax: (816) 6252-9872 Website: www.indonesia-osaka.org Email:
[email protected] ITPC Osaka Kepala: Hotmida Purba Wakil: Adhi Kusuma Yudha Halim Matsushita IMP Bld. 2F, 1-3-7 Shiromi, Chuo-ku, Osaka 540-6302, Japan Tel: (816) 6947-3555 Fax: (816) 6947-3556 Website: www.itpc.or.jp Email:
[email protected]
40
6.
Daftar Importir Travel Goods di Jepang
Forte Japan Co.,LTD. 9-3
Yamanoi-cho,
Nasu International Corporation
Kashiwara-City, 29-8
Asakusabashi,
3
Osaka 582-0010
Taito-ku, Tokyo 111-0053
Tel: +81 72 972 5010
Tel: +81 3 3861 8971
Fax: +81 72 972 0403
Fax: +81 3 3861 8974
www.fortejapan.jp
www.nasu-int.com
Fukumoto Co.,LTD
Kyohshin Co.,LTD
2-1-4
Bakurochou,
Nihonbashi, 30-1
Takagi
Hanada-Cho,
Choume,
Himeji,
Chuoku, Tokyo 103-0022
Hyogo 671-0256
Tel: +81 3 3663 8541
Tel: +81 79 281 2624
Fax: +81 3 3661 0360
Fax: +81 79 282 3260
www.fukumoto-bag.co.jp
www.kyohshin.net/e/toppage_e.html
Loward Co.,LTD
Iketei Co., LTD
3-4-5
Higashikanda,
Chiyoda-ku, 2-3-8 Minamikyuhoujimachi, Chuo-ku
Tokyo 101-0031
Osaka-shi, Osaka 541-0058
Tel: +81 3 3861 2051
Tel: +81 6 6261 2191
Fax: +81 3 3866 2195
www.iketei.co.jp/en/
www.loward.co.jp , www.coperto.net T&S Co.,LTD 1-12
Yayoicho,
AJIOKA Co.,LTD Koshigaya-shi, 1-33-11
Nihonbashi
Kakigara-cho,
Saitama 343-0816
Chuo-ku, Tokyo 103-0014
Tel: +81 48 969 8688
Tel: +81 3 6861 3200
Fax: +81 48 969 8788
Fax: +81 3 6861 3173
41
www.tands-luggage.jp
www.ajioka.co.jp/en/
Leo Makarazuya Co.,LTD
Samsonite Japan Co.,LTD
1-3
Jinbocho,
Chiyoda-ku,
Tokyo 3-9-19 Shibuya-ku Higashi, Tokyo
101-0051
150-0011
Tel: +81 3 3295 5200
Tel: +81 3 6418 0848
Fax: +81 3 3291 1356
Fax: +81 3 6418 0858
www.leo-makarazuya.com
www.samsonite.co.jp
Informasi daftar importer selengkapnya dapat diakses di Japan Luggage Association, http://www.kaban.or.jp/meibo.php#m004 .
7.
Daftar instansi terkait peraturan impor travel goods
Customs Tariff Act / Customs Act Compensation Customs
and
and Tariff
Operation Bureau,
Division,
Ministry
TEL: +81-3-3581-4111
of
http://www.mof.go.jp
Finance Foreign Exchange and Foreign Trade Act Trade
Licensing
Division,
Trade
Control
TEL: +81-3-3501-1511
Department, Trade and Economic Cooperation Bureau, Ministry of Economy, Trade and
http://www.meti.go.jp
Industry Wildlife Protection and Proper Hunting Act Nature Conservation Bureau, Ministry of the
TEL: +81-3-3581-3351
Environment
http://www.env.go.jp
Act on Domestic Animal Infectious Diseases Control
42
Animal Health Division, Food Safety and Consumer
Affairs
Bureau,
Ministry
of
Agriculture, Forestry and Fisheries
TEL: +81-3-3502-8111 http://www.maff.go.jp
Act against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations Representation
Division,
Consumer
Affairs
Agency
TEL: +81-3-3507-8800 http://www.meti.go.jp
Act on Conservation of Endangered Species of Wild Fauna and Flora Wildlife Division, Nature Conservation Bureau, Ministry of the Environment
TEL: +81-3-3581-3351 http://www.env.go.jp
Household Goods Quality Labelling Act Office responsible for household goods quality
TEL: +81-3-3507-8800
labeling, Consumer Related Trade Division,
http://www.caa.go.jp
Trade
Practices
Department,
Fair
Trade
Commission of Japan Act for the Control of Household Products Containing Harmful Substances Chemical Hazards Control Office, Evaluation
TEL: +81-3-5253-1111
and Licensing Division, Pharmaceutical and
http://www.mhlw.go.jp
Food Safety Bureau, Ministry of Health, Labour and Welfare Act on Specified Commercial Transactions Consumer Economic Policy Division, Commerce
TEL: +81-3-3501-1511
and Information Policy Bureau, Ministry of
http://www.meti.go.jp
Economy, Trade and Industry Act on the Promotion of Effective Utilization of Resources / Law fro 43
Promotion of Sorted Collection and Recycling of Containers and Packaging Recycling Science
Promotion and
Division,
Technology
Industrial
Policy
TEL: +81-3-3501-1511
and
Environment Bureau, Ministry of Economy,
http://www.meti.go.jp
Trade and Industry Office
for
Management
Recycling and
Promotion,
Recycling
Ministry of the Environment
Waste
Department,
TEL: +81-3-3581-3351 http://www.env.go.jp
44
REFERENSI 1. Kementerian Perdagangan, Maret 2015. www.kemendag.go.id 2. Kementerian Luar Negeri, Maret 2015. www.kemlu.go.id 3. Japan External Trade Organization, Maret 2015. www.jetro.co.jp 4. Japan Customs, Maret 2015. www.customs.go.jp 5. Ministry of Finance Japan, Maret 2015. www.mof.go.jp 6. International Trade Centre, Maret 2015. www.intracen.org 7. Rakuten, April 2015, www.rakuten.co.jp 8. Trendy Nikkei, April 2015, http://trendy.nikkeibp.co.jp 9. Reed Exhibition, April 2015, www.reedexpo.co.jp/en/ 10. Japan Luggage Association, April 2015, www.kaban.or.jp
45