Market Brief ITPC Osaka 2014
HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS 4820.20 dan 4820.10 (Produk Kertas)
DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................................... 3 Peta Jepang .................................................................................................................... 4 1.
Pendahuluan ............................................................................................................ 5 1. Pemilihan Negara ................................................................................................ 5 2. Pemilihan Produk................................................................................................. 5 3. Profil Jepang........................................................................................................ 6
4.
Potensi Pasar Jepang .............................................................................................. 11 1. Sekilas tentang Kebiasaan Masyarakan Jepang .................................................. 11 2. Jenis-jenis Pembungkus ...................................................................................... 12 3. Ekspor dan Impor Produk Pembungkus di Jepang .............................................. 18 4. Kebijakan dan Prosedur Impor Produk Pembungkus ........................................... 21 5. Saluran Distribusi Produk Pembungkus ............................................................... 24
6.
Peluang Dan Strategi ............................................................................................... 25
7.
Informasi Penting ..................................................................................................... 26 1. TPO/Kedutaan Negara Jepang Di Indonesia ....................................................... 26 2. Kamar Dagang Jepang ........................................................................................ 27 3. Asosiasi Produk Apparel di Jepang ..................................................................... 28 4. Daftar Pameran Terkait ....................................................................................... 28 5. Perwakilan Indonesia Di Jepang .......................................................................... 28 6. Referensi ............................................................................................................. 29
2
KATA PENGANTAR ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan Market Brief “Pembungkus” untuk Edisi pada bulan Desember 2014 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar di Jepang. Adapun isi dari Market Brief ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Market Brief disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Market Brief ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi pembungkus Indonesia yang bersaing di pasar Jepang.
Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang.
Osaka, Agustus 2014
3
PETA JEPANG
1.
Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2).
2.
Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya.
3.
Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
4
BAB I. PENDAHULUAN 1. Pemilihan Negara Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, selama 5 ( lima ) tahun terakhir, yaitu periode 2009 - 2013, perdagangan Indonesia–Jepang menunjukkan trend positif sebesar 10 %. Pada periode ini Indonesia mengalami surplus perdagangan. Sementara di tahun 2013, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 45,95 milliar, dengan nilai ekspor sebesar 17,04 miliar dan impor sebesar USD 28,90 milliar. Pada periode ini Indonesia mengalami defisit sebesar USD 11,86 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi: coal; briquettes, ovoids (USD 3,79 miliar); natural rubber, balata ( USD 1,13 miliar ); nickel mattes, nickel oxide sinters (USD 0,93 miliar); copper ores and concebtrates ( USD 0,81 miliar ); plywood, veneered panels and similar laminated wood ( USD 0,74 miliar ).
Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti parts & access of motor vehicles ( USD 1,77 miliar ); Trucks, motor vehicles for the transport of goods ( USD 0,64 miliar ); cars ( incl. station wagon ) ( USD 0,52 miliar ); Flat-rolld products of iron/non-al/s wdth>/=600mm,hr,not clad ( USD 0,46 miliar ).
2.
Pemilihan Produk Pembungkus dengan berbagai macam HS Code ( 3923 untuk produk plastik; 4819 untuk produk pembungkus makanan; 4820.20 dan 4820.10 untuk produk kertas ) adalah produk yang sudah melekat untuk dipakai di kehidupan sehari-hari buat masyarakat Jepang. Kebiasaan ( budaya bersih ) yang dimiliki oleh masyarakat Jepang yang sangat maju mendorong mereka sangat menyukai hal-hal yang higienis dan bersih, sehingga produk pembungkus termasuk barang yang penting dalam kehidupan mereka sehari-hari. Untuk keperluan rumah tangga seperti penyimpanan barang-barang di dapur, pemisahan makanan atau bahan makanan dalam kulkas, sampai kepada pengepakan barang-barang yang jarang dipakai, semua membutuhkan suatu wadah yang disebut pembungkus.
5
Selain karena kebiasaan orang Jepang untuk membungkus makanan dan bahan makan supaya higienis, pembungkus juga dinilai mempunyai fungsi estetika, sehingga pemakaiannya meluas dari untuk memenuhi perlengkapan rumah tangga, menjadi kebutuhan sehari-hari lainnya. Oleh karena itu, kebutuhan dan kebiasaan menggunakan pembungkus oleh masyarakat Jepang tersebut bisa dikategorikan sebagai
salah
satu
peluang
besar
bagi
para
UKM
Indonesia
untuk
mengembangkan potensi ekspor Indonesia. 3.
Profil Jepang 1.
Geografi Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka.
2.
Pemerintahan Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan dabagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri. Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (
242 kursi ). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat
persetujuan dari Diet.
3.
Demografi Populasi penduduk Jepang per Oktober 2013 mencapai 127.298.000 jiwa. Data ini menurun bila dibandingkan data per 1 Oktober 2012 yang 127.515.000 jiwa. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah 61.909.000 ( 48.6 % dari total populasi ) dan penduduk wanita berjumlah 65.388.000 ( 51.4 % ).
6
Table 1. Estimasi penduduk Jepang berdasarkan usia dan jenis kelamin
Sumber: Japan statistic bureau: http://www.stat.go.jp/english/data/jinsui/tsuki/index.htm
Pertumbuhan populasi populasi (juta)
(%)
140
16
120
14 12
100
10
80
8
60
6
40
year
(%)
4 2
0
0 1920 1925 1930 1935 1940 1945 1950 1955 1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010
20
Gambar 1. Populasi dan rata-rata pertumbuhan populasi penduduk jepang
7
Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang berpusat di kota-kota besar, bahkan, sekitar 70 % dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Lebih dari 1/3 populasi Jepang berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di dua kota besar Tokyo dan Osaka.
Pada tahun 2013, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 82,97 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang semakin cepat menua dikarenakan dampak dari ledakan kelahiran pasca perang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Penurunan jumlah usia kerja Peningkatan jumlah lanjut usia
2010
2005
2000
1995
1990
1985
1980
1975
1970
1965
1960
1955
1950
1945
1940
1935
1930
1925
1920
Penurunan laju kelahiran
Gambar 2. Perubahan penduduk berdasarkan usia (tahun 1920 – 2010)
Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang.
Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa.
4.
Infrastruktur
8
Berdasarkan data tahun 2013, energi di Jepang berasal dari LNG 43,2 %, batu bara 30,3 %, 1,0 % tenaga nuklir, minyak tanah 14,90 % dan 8,5 % tenaga air serta new energy dll 2,20 %.
Transportasi utama di Jepang adalah kereta yang
sangat tepat waktu dan aman bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestik terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah Narita International Airport, Kansai International Airport dan Chubu Central International Airport dan untuk pelabuhan laut terbesarnya adalah Nagoya Airport.
5.
Ekonomi Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju didunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia ( dibawah China ) dan ketiga didunia ( selain AS dan China ). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia.
Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Pada 2012, Jepang memiliki GDP perkapita $ 45.774 dan berhasil menjadi Negara ketiga dengan nilai GDP terbesar didunia.
Ekonomi Jepang adalah ekonomi nomor 3 yang tercepat sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global.
Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara9
negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-Jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul. Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat terswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya.
10
BAB II. POTENSI PASAR JEPANG 1. Sekilas Tentang Kebiasaan Masyarakat Jepang
Masyarakat Jepang pada umumnya mempunyai kebiasaan yang seragam dalam hal penataan rumah dan kebiasaan di dalam rumahnya. Boleh dikatakan hampir semua penduduk Jepang telah terbiasa dengan tatanan penyusunan rumah yang sederhana sehingga penataan barang-barang rumah tangga harus disesuaikan dengan besarnya rumah yang mereka miliki. Karena berdasarkan lokasi Negara yang termasuk dalam Negara 4 ( empat ) musim, banyak barang-barang peralatan rumah tangga yang tidak kompatibel di musim yang satu, tapi sangat krusial di musim yang lainnya, sehingga pada saat barang tersebut tidak digunakan, memerlukan suatu wadah yang akan tetap menjaga kondisi barang tersebut sehingga tidak rusak, dan masih berfungsi dengan baik apabila nanti akan dipakai.
Begitu pula halnya dengan barang habis pakai, seperti makanan dan bahan-bahan makanan. Untuk penyimpanan sisa bahan makanan di dalam kulkas, biasanya penduduk Jepang memakai pembungkus plastik wrap, ataupun sejenis Tupperware yang bisa menjaga kondisi bahan makanan supaya tidak busuk.
Selain untuk keperluan makanan dan perlengkapan memasak di dapur, pembungkus juga banyak dipakai untuk penyimpanan baju / pakaian, penyusunan baju ketika bepergian, atau untuk menyimpan baju yang sudah jarang dipakai lagi. Juga, pembungkus merupakan hal penting saat akan memberikan hadiah kepada teman, saudara, ataupun kerabat. Dengan kemasan yang menarik, barang yang diberikan akan terkesan lebih berharga sehingga memberikan kepuasan baik kepada pemberi ataupun penerimanya.
Di toko-toko dan supermarket pun, barang yang dikemas lebih menarik dan cantik, akan memberikan tanggapan yang lebih besar dari pengunjung yang datang berbelanja. Khusus untuk kebiasaan masyarakat Jepang, pada awal tahun, hampir setiap toko menawarkan produknya yang dikemas dalam suatu wadah tertutup dengan harga yang sangat murah, dan disebut fukubukuro (lucky bag). Tentu saja, produk barang tersebut dikemas dengan sangat cantik dan menarik perhatian para pelanggan.
11
2. Jenis – jenis Pembungkus Pembungkus dengan HS Codenya yang beragam sesuai dengan bahan / materi pembungkusnya mempunyai jenis yang bervariasi. Untuk laporan market brief kali ini, penyusun hanya akan membahas jenis pembungkus untuk keperluan rumah tangga ( kitchen plastic ), pembungkus untuk keperluan harian, dan pembungkus dengan fungsi estetika.
Berdasarkan jenisnya, pembungkus makanan dan minuman dibagi sebagai berikut. a.
Pembungkus plastik ( plastic wrap ) Plastik merupakan jenis kemasan yang paling banyak digunakan dalam industry saat ini. Kemudahannya dalam memproduksi membuatnya menjadi pilihan kemasan paling murah. Sebagian besar dari kita menganggap plastik untuk kemasan tidak ada bedanya satu dengan lainnya, padahal plastik dibuat sesuai dengan penggunaan kemasan. Ada plastik yang dibuat khusus untuk produk tertentu dan tidak boleh digunakan untuk jenis produk lain. Pembungkus makanan yang terbuat dari bahan plastik ini mempunyai warna yang transparan sehingga mudah untuk dilihat isi didalamnya, tanpa perlu membuka bungkus atau wadah tersebut.
Gambar 1. Pembungkus plastik makanan atau bahan makanan
b. Pembungkus dengan zip ( ziplock ) Fungsinya sama dengan plastic wrap, hanya saja setiap kemasan ziplock mempunyai klip sehingga kedap udara. Fungsi dari plastik pembungkus ini adalah untuk melindungi makanan sehingga tidak mudah basi atau busuk.
12
Gambar 2. Pembungkus Makanan dari Plastik dengan Klip
c.
Kantong plastik ( plastic bag )
Pembungkus plastik jenis ini, dikenal dengan sebutan kantong kresek, mempunyai fungsi selain untuk melindungi makanan atau barang di dalamnya, juga memudahkan pengguna untuk membawanya. Biasanya kantong plastik tidak bisa bersentuhan langsung dengan makanan, karena bahan pembuatnya belum tentu aman. Kantong plastik ini banyak digunakan oleh toko-toko atau supermarket sebagai pembungkus bahan belanjaan, mempunyai ukuran yang bervariasi dan warna yang beraneka ragam.
Gambar 3. Pembungkus Plastik yang bisa dijinjing (Kantong Kresek).
d.
Wadah plastik ( plastic container )
Merupakan pembungkus makanan yang berbentuk rigid dan terbuat dari plastik. Wadah plastik ini akan melindungi makanan tidak hanya dari udara atau kelembaban sekitarnya, tapi juga menjaga bentuk yang didalamnya agar tetap seperti semula. Pembungkus jenis ini banyak dipakai disemua kalangan, dan untuk semua keperluan, misalnya penyimpanan makanan yang sudah jadi, makanan untuk bekal ( bento ), ataupun bahan makanan atau buah-buahan. Selain itu, wadah plastik ini dijual dengan beraneka ragam warna dan ukuran, serta merk yang beragam, sehingga paling diminati oleh masyarakat umum.
13
Gambar 4. Plastik Kontainer, untuk Menyimpan makanan atau Bahan Makanan
e.
Wadah kertas
Selain plastik, kertas juga bisa menjadi alat pembungkus makanan. Namun penggunaan kertas sebagai pembungkus makanan mempunyai beberapa kekurangan, misalnya tidak kedap udara, menyerap minyak, tidak kedap air, sehingga untuk penyimpanan makanan dengan waktu yang agak lama, pembungkus kertas ini kurang cocok untuk digunakan. Keuntungannya adalah, kemasan kertas ini mempunyai corak yang lebih menarik sehingga mempunyai fungsi dekorasi dan estetika.
Gambar 5. Pembungkus Makanan/Minuman dari Kertas
f.
Pembungkus Styrofoam
Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styrene menjadi populer di kalangan bisnis makanan karena bahan tersebut dapat mencegah terjadinya kebocoran dan mampu mempertahankan bentuknya saat dipegang pelanggan. Bahan tersebut juga mampu mempertahankan suhu panas dan dingin agar tetap nyaman dipegang, dan yang membuatnya populer di kalanganan pebisnis makanan adalah harganya relatif murah. Meski demikian, pembungkus makanan jenis ini kurang populer di kalangan masyarakat Jepang, karena bahan styrene ini tidak begitu aman apabila bersentuhan dengan makanan, sehingga jarang dipakai.
14
Pembungkus jenis Styrofoam biasanya dipakai untuk makanan instan seperti produk mie, cup ramen, nasi instan, dan sebagainya.
Gambar 6. Pembungkus Makanan dari Styrofoam
Fungsi pembungkus lainnya selain untuk pengemasan bahan makanan, makanan atau buah-buahan, adalah untuk keperluan rumah tangga. Misalnya untuk penyimpanan barang-barang rumah tangga yang jarang dipakai atau dipakai khusus musim tertentu saja, pembungkus untuk bepergian / travelling, serta pembungkus untuk keperluan estetika.
1.
Pembungkus barang Pembungkus barang keperluan rumah tangga ini ditujukan untuk penyimpanan barang supaya tidak berdebu, menjaga kualitas barang supaya tetap bagus, serta untuk meminimalisir barang-barang yang tidak dipakai yang bisa mempersempit ruang gerak dirumah. Sebagian besar penduduk Jepang mempunyai rumah yang relatif kecil dibandingkan dengan penduduk Indonesia, sehingga banyaknya barang mempengaruhi ruang lingkup pergerakan mereka dalam rumah. Berikut ini macam-macam pembungkus yang dipakai untuk keperluan barangbarang rumah tangga. a. Pembungkus pakaian Jepang adalah Negara empat musim, sehingga setiap musimnya mempunyai jenis dan bahan pakaian tertentu yang dikenakan. Untuk itu, apabila musim sudah berganti, pakaian yang akan dipakai untuk musim selanjutnya; seperti jaket, mantel, alas kaki wool, sepatu boots, dan sebagainya. Untuk pembungkus pakaian, biasanya digunakan bahan plastik, bahan kain, dan bahan kertas tebal ataupun kardus.
15
Gambar 7. Pembungkus Pakaian/Sepatu/Tas dari Bahan Plastik, Kain dan Kardus.
b. Pembungkus barang-barang ukuran besar Pembungkus barang-barang berukuran besar ini dibutuhkan untuk menjaga kebersihan barang yang jarang dipakai, ataupun dipakai untuk musim selanjutnya, seperti heater, barang-barang yang tak tentu dipakai (tas besar atau koper), hot blanket / hot carpet, futon ( kasur tipis ) dan selimutnya, dan sebagainya. Pembungkus ini biasanya menggunakan bahan kain, plastik atau parasut yang tidak tembus air.
Gambar 8. Pembungkus Ransel, Koper, Karpet, Futon, dan barang besar lainnya.
16
c. Pembungkus untuk bepergian ( travelling ) Pembungkus untuk bepergian ini mempunyai fungsi yang agak berbeda dengan pembungkus lainnya, karena pembungkus ini berfungsi untuk memperkecil volume barang sehingga lebih praktis dan gampang dikemas. Pembungkus jenis ini merupakan hal yang sangat penting untuk orang-orang yang mobile, artinya selalu bepergian ke luar daerah. Pembungkus jenis ini mempunyai klip yang dapat dibuka dan ditutup, untuk menghilangkan udara yang terkandung dari pakaian yang dikemas.
Gambar 9. Pembungkus Barang untuk Bepergian
2.
Pembungkus untuk tujuan dekorasi atau estetika Pembungkus yang mempunyai tujuan dekoratif atau estetika ini mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka ragam, tentunya disertai warna yang menarik sehingga banyak digemari oleh semua kalangan. Fungsi dari pembungkus ini adalah untuk memberikan kesan yang tidak monoton dalam penyimpanan barang di suatu ruangan, ataupun bisa digunakan sebagai kemasan kado atau hadiah.
Gambar 10. Pembungkus untuk Tujuan Dekorasi dan Estetika
17
3. Ekspor dan Impor Produk Pembungkus di Jepang Untuk saat ini, informasi mengenai ekspor impor produk pembungkus di Jepang belum tersedia, dikarenakan Jepang merupakan Negara pengekspor produk kemasan baik plastik dan kemasan lainnya. Sebagai bahan pertimbangan, berikut ini adalah total produk impor yang termasuk ke dalam kategori design interior, dengan grafik beberapa tahun terakhir sebagai berikut. Data Import Produk Interior Plastik Ton
Juta Yen
80000
160000
60000
120000
40000
80000
20000
40000
0
0 2006
2007
2008
2009
2010
Gambar 11. Data Import Produk Interior Plastik berdasarkan value dan volume Sumber JETRO 2011
Berdasarkan
jumlahnya,
impor
produk
interior
berbahan
plastik
mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun 2009, baik dalam jumlah nominal ( yen ) ataupun kuantitas barang yang diimpor. Dari data diatas bisa diprediksikan bahwa untuk tahun 2014, permintaan pasar Jepang akan bahan pembungkus terbuat dari plastik akan meningkat diatas 140,000 ton. Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk komoditi ekspor Indonesia khususnya produk plastik.
Untuk tableware dari plastik, China mendominasi sekitar 80 % pasar Jepang, diikuti oleh negara Asia lainnya, seperti Taiwan, Korea Selatan dan Vietnam, sehingga menempatkan negara Asia sebagai supplier utama produk tableware plastik.
Diantara beberapa item produk plastik, sebagian besar produk plastik yang diimpor digunakan untuk kepentingan rumah tangga, semagian kecilnya digunakan sebagai aksesori. Produsen plastik yang dipakai sebagai aksesori berasal dari China, sedangkan untuk produk plastik perlengkapan dapur sedikit sekali yang diimpor dari Negara lain. 18
Tren Impor Produk Plastik dari Negara Importir Terbesar Volume (Ton) 120000 100000 Cina 80000 60000 40000
20000 Taiwan 0 2006
2007
2008
2009
2010
Tren Impor Produk Plastik berdasarkan value 1729
2073
1477 2658
2115
4887
China Taiwan Korea Vietnam
56252
USA Thai Other
Gambar 12. Data Import Produk Interior Plastik berdasarkan Negara Pengimpor Sumber JETRO 2011
Berikut ini data mengenai impor produk plastik yang biasa dipakai untuk kebutuhan rumah tangga berdasarkan Negara pengimpor berdasarkan jumlah barang yang dimpor (volume).
19
Cina
80 60 40
Spanyol 20 0 kitchenware
household articles
Gambar 13. Data Pengimpor Produk Keperluan Rumah Tangga (Dapur dan Lainnya). Sumber JETRO 2011
4. Kebijakan dan Prosedur Impor Produk Pembungkus Pada prinsipnya, untuk barang-barang pengemas atau pembungkus plastik, Jepang termasuk negara pengekspor produk plastik terbesar. Selain karena kualitasnya yang menjadi urutan nomor satu dibidang ekspor-impor, Jepang juga sudah terkenal akan kebijakannya yang ramah lingkungan, sehingga dipastikan semua produk plastik dan turunannya mendapatkan perhatian lebih untuk mengurangi menumpuknya sampah anorganik. Berdasarkan Japan External Trade Organisation ( JETRO ), produk pembungkus khususnya plastik termasuk kedalam kategori design interior atau tableware, dengan beberapa ketentuan sebagai berikut.
1.
Aturan Sanitasi Makanan Untuk pengemasan dan wadah / kontainer produk makanan, diperlukan tes standar terhadap bahan material, dan interaksi yang mungkin terjadi antara bahan pengemas dengan makanan. Setelah diadakan tes dan keluar hasil uji serta sertifikatnya, bahan pembungkus tersebut dinyatakan lulus uji untuk masuk ke dalam pasar Jepang.
Selain uji interaksi, dilakukan juga uji kontaminasi untuk waktu tertentu antara bahan pembungkus dengan makanan yang mungkin bersentuhan dengan barang tersebut. Hasil uji inipun membutuhkan sertifikat dari Kementerian Kesehatan Jepang. Importer wajib mencantumkan notifikasi yang bertuliskan “makanan, dsb” kepada Kementerian Kesehatan yang akan memonitor dan bertanggungjawab terhadap
20
hasil uji produk pembungkus dengan makanan. Selain itu, dibutuhkan juga dokumen yang hasil uji yang berisi pemerian terhadap hasil uji, komponen bahan penyusun pembungkus, laporan inspeksi dari departemen ekspor impor kementrian kesehatan, serta permohonan custom cleareance.
Kontainer dan pembungkus dari semua produk yang tidak ditujukan untuk makanan, harus memperhatikan proses pembuangan akhir, yaitu daur ulang pembungkus atau container tersebut. Untuk itu diperlukan prosedur proses daur ulang dari bahan material yang digunakan, serta harus mencantumkan izin daur ulang dari asosiasi daur ulang untuk kontainer dan bahan plastik di Jepang. Informasi lain yang dibutuhkan dalam hal ekspor produk pembungkus ke negara Jepang adalah dengan mencantumkan jenis bahan pembungkus berikut kegunaan atau maksud penggunaan pembungkus tersebut, seperti: a. kaleng besi / aluminium untuk minuman dan minuman beralkohol b. PET botol untuk minuman, kecap, saus, dan minuman beralkohol c. Wadah plastik untuk pengemasan dan wadah penyimpanan makanan umum d. Wadah kertas dan pengemasan
Berikut ini prosedur selengkapnya,
21
Gambar 14. Kebijakan dan Regulasi Ekspor Produk Plastik Pembungkus ke Jepang
2.
Pelabelan Untuk pelabelan, pembungkus harus memenuhi ketentuan seperti yang termasuk kedalam ketentuan design interior atau tableware di Jepang. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di tabel di bawah ini.
22
Gambar 14. Prosedur Pelabelan untuk Ekspor Produk Pembungkus Sumber JETRO 2011
Selain itu berdasarkan Act on Promotion of Effective Utilization of Resources, apabila pembungkus menggunakan plastik atau kertas, untuk satu produk individu, maka tanda identifikasi seperti gambar dibawah ini harus dicantumkan dibagian luar pembungkus.
Gambar 15. Label pada Produk Ekspor Pembungkus Sumber JETRO 2011
23
5. Saluran Distribusi Produk Pembungkus
Gambar 16. Saluran Distribusi Produk Pembungkus Sumber JETRO 2011
24
BAB III. PELUANG DAN STRATEGI Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam pasar pembungkus di Jepang yang dapat membuka peluang untuk impor, yaitu sebagai berikut.
1.
Jepang merupakan salah satu produsen untuk produk pembungkus, khususnya pembungkus makanan, sehingga barang yang masuk khususnya produk pembungkus ini harus mempunya kualitas yang tidak kalah bagusnya dengan produk hasil domestik Jepang.
2.
Jepang sangat memperhatikan proses daur ulang dan prosedur penanganan sampah, oleh karena itu importir diharapkan memahami regulasi dan peraturan Jepang mengenai proses daur ulang dari pembungkus yang akan diekspor
3.
Pada tahun 2010, meskipun volume impor dari produk interior meningkat, nilai unit impor menurun dibandingkan tahun 2009, mengindikasikan meningkatnya konsumsi barang-barang berharga murah dan menurunnya nilai yen (inflasi). Sehingga penduduk Jepang cenderung untuk memilih produk dengan kualitas sama atau hampir sama tetapi dengan harga yang jauh relative murah. Hal ini sangat membuka peluang untuk impor produk tersebut ke Jepang, asalkan tetap memperhatikan kualitas produknya.
4.
Dibutuhkan riset pasar terhadap produk yang memenuhi kebutuhan pasar, sehingga produk bisa menarik perhatian konsumen, misalnya disesuaikan dengan tren dan mode serta gaya hidup yang saat ini digemari penduduk Jepang pada umumnya.
25
BAB IV. INFORMASI PENTING 1. TPO/Kedutaan Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar : Yoshinori KATORI Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 Website : www.id.emb-Jepang.go.jp Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl. Sumatera 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008 Fax : (62-31) 503-0007
Konsulat Jenderal Jepang - Medan Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-61) 457-5193 Fax : (62-061) 457-4560 Konsulat Jenderal Jepang - Makasar Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makasar, Indonesia Phone : (62-411) 871030, 872-323, 851-882 Fax : (63-61) 853-946 Konsulat Jenderal Jepang Cabang Denpasar Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address : Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-361) 227-628 Fax : (62-21) 231-308, 265-066
2. Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce &Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan T : (813) 3283 7523 F : (813) 3216 6497
26
W : www.tokyo-cci.or.jp/ E:
[email protected] Fukuyama Chamber of Commerce and Industry 2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City Hiroshima-Prefecture 720-0067 Japan T : (818) 4921 2345 F : (818) 4922 0100 W : www.fukuyama.or.jp/e E:
[email protected] Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Japan T : (818) 2222 6610 F : (818) 2211 0108 W : ww.hiroshimacci.or.jp/ Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T : (814) 4211 4111 F : (814) 4211 4118 W : www.kawasaki-cci.or.jp Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Japan T :(817) 5212 6450 F : (817) 5255 0428 W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/ E:
[email protected] Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Hommachi-Bashi, Chuo-ku Osaka 540-0029 Japan T : (816) 6944 6400 F : (816) 6944 6293 W : www.osaka.cci.or.jp/e/ Okinawa Chamber of Commerce and Industry 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T : (819) 8938 8022 F : (819) 8938 2755 W : www.okinawacci.or.jp E:
[email protected] Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga 526-0037 Japan T : (817) 4962 2500 F : (817) 4962 8001 W : www.nagahama.or.jp E:
[email protected] 27
3.
Asosiasi Produk Pembungkus (Design Interior)
4.
Daftar Pameran Terkait
5.
Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar : Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan : Julia Silalahi 2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Shinagawa-kuTokyo-to,141-0022,Japan Phone : (+81-3) 3441-4201 Fax : (+81-3) 3447-1697 Email :
[email protected] Website : www.indonesianembassy.jp
KJRI Osaka KUAI : Bambang Soegianto Resona Semba Building 6th Floor, 4-421, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone : (+81-6) 6252-9826 Fax : (+81-6) 6252-9872 Email :
[email protected] Website : www.indonesia-osaka.org
ITPC Osaka Kepala : Rosiana C. Frederick Wakil : Eko Priyantoro Matsushita IMP Bld. 2 Fl 1-3-7 Shiromi, Chuo-ku, Osaka 540-6302, Japan Tel : (+81-6) 6947-3555 Fax : (+81-6) 6947-3556 Email :
[email protected] Website : www.itpc.or.jp
28
6.
Referensi 1. 2. 3. 4.
Japan Custom www.customs.go.jp JETRO, http://www.jetro.go.jp/ Statistics Bureau of Japan http://www.stat.go.jp Ministry of Economy, Trade and Industry of Japan http://www.meti.go.jp/english/
29