MARKET INTELLIGENCE Karet dan Produk dari Karet HS 40
2015 ITPC OSAKA
DAFTAR ISI Kata Pengantar Peta Jepang
5
I PENDAHULUAN 1
6-9
Profil Negara
6
(1.1)
Geografi
6
(1.2)
Pemerintahan
6
(1.3)
Demografi
7
(1.4)
Infastruktur
7
(1.5)
Ekonomi
8
II PEMILIHAN PRODUK
9-16
1
Pemilihan Produk
2
Karet dan produk karet
3
Trend karet alam dan produk karet di Jepang
III POTENSI PASAR JEPANG
9 12-15 16
17-25
1
Faktor Pendorong Potensi Pasar
17-18
2
Pertumbuhan Kebutuhan karet di Jepang
18-19
3
Ekspor dan Import Karet dan produk karet Jepang-Dunia
19-21
4
Potensi Pasar Ekport Karet produk karet di Jepang
21-25
IV REGULASI
25-31
1
Kebijakan & Regulasi (termasuk standard Jepang)
25-26
2
Hambatan Lainnya
26-28
3
Saluran distribusi
29-31
V PELUANG & STRATEGI 1
32-51 32
Peluang
(a)
Kebutuhan Karet dan Produk Karet Jepang
32-35
(b)
Perkembangan Kebutuhan
36-40
(c)
Pemasok karet dan produk karet
39-41
(d)
Harga karet dan produk karet di Jepang
41-45 1
MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
(e) 2 (a)
Karet dan produk karet asal Indonesia dibandingkan negara lain
45-46
Strategi
47
Strategi Umum
48
(a.1)
Investasi
48-59
(a.2)
Kebijakan
49
(a.3)
Meningkatkan inovasi
49-50
(b)
Meningkatkan kualitas dan kuantitas
50
(c)
Agresif dalam promosi dan meluaskan jenis pembeli di pasar Jepang
50
(d)
Strategi networking
51
INFORMASI PENTING
55-56
REFERENSI
57
1
Table.1 Data produksi karet alam Indonesia 2009-2014
15
2
Table.2 Data ekspor karet alam Indonesia menurut mutu 2009-2014
16
3
Table.3 Data ekspor karet alam Indonesia menurut negara tujuan (Asia) 20102014
16
4
Table.4 Perkembangan kebutuhan karet Jepang dan Import HS 40 Jepang dari Negara-negara lain di dunia
20
5
Table.5 Statistik Proyeksi pertumbuhan produk karet industrial di pasar global hingga tahun 2020
21
6
Table.6 Table nilai ekspor dari 15 negara eksportir karet
7
Table.7 Table perkembangan nilai ekspor HS40 ke Jepang
22
8
Table.8 Nilai import Jepang untuk HS 40 (2010-2014)
24
9
Table.9 Posisi Indonesia sebagai importir karet alam ke jepang produk HS 4001
25
10
Table.10 Alur saluran distribusi import Jepang
31
11
Table.11 Profil import karet Jepang 2010-2014
34
12
Table.12 Statistik nilai import karet mentah dan material karet Jepang 20142015
35
13
Table.13 Data forecast nilai import material karet Jepang Q2-Q4 2015 dan prediksi Q1 2016 gambaran sampai tahun 2050 mendatang
36
14
Table.14 Statistik produksi ban Jepang berdasarkan segmentasi kendaraan. dan volume 2010-2014 (termasuk statistik ukuran pasar dalam nilai USD) serta
21-22
38
2 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
marketshare
15
Table.15 Market share ban mobil Jepang berdasarkan volume, type kendaraan 2014
39
16
Table.16 Statistik data pelanggan yang membutuhkan pergantian ban kendaraan
39
17
Table.17 Statistik asia pasific automotive aftermarket 2013-2025
39
18
Table.18 Produksi ban mobil jepang berdasarkan Volume 2010-2014 (unit)
40
19
Table.19 Data negara produksi karet di Asia
40
20
Table.20 Data perusahaan Importir HS 4016 di jepang
41
21
Table.21 Supply nilai import Jepang dari 10 besar negara eksportir karet 20102014
41
22
Table.22 Grafik volume ekspor negara-negara eksportir HS 40 tahun 2014
42
23
Table.23 Harga karet Indonesia per september 2015
43
24
Table.24 Grafik index harga karet 2009-2014
44
25
Table.25 Grafik analisis harga karet februari 2015
45
26
Table.26 Table komposit harga harian 07-11 Sepetember 2015 (IRCO)
45
3 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
KATA PENGANTAR ITPC Osaka mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan”Market Intelligence: HS 40 RUBBER dan PRODUCT RUBBER ” untuk tahun 2015 ini. Market Intelligence (Martel) merupakan kajian yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar produk RUBBER dan PRODUCT RUBBER di Jepang. Martel ini disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu produk, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Diharapkan Martel ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan RUBBER dan PRODUCT RUBBER Indonesia yang bersaing di pasar Jepang. Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam Martel ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke Jepang.
4 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
PETA JEPANG
5 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
BAB I PENDAHULUAN 1. PROFIL NEGARA 1.1. Geografi. Posisi jepang ada di AsiaTimur kepulauan diantara Laut Pasifik Utara dan laut Jepang Timur dari Peninsula Korea. Total Area Jepang sebesar 377.915 km2 dengan luas daratan 364.485 km2. Pulau-pulau di Jepang meliputi kepulauan Bonin (Ogasawara-gunto, Daito-shoto, Minami-jima, Okino-tori-shima, Kepulauan Ryukyu (Nansei-shoto) dan kepulauan Volcano (Kazan-retto). Berdasarkan keadaan geografis dan sejarahnya Jepang dikelompokkan 47 prefektur menjadi 9 kawasan yaitu: Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Setiap kawasan ini mempunyai dialek dan adat-istiadat sendiri, serta budaya yang unik. Daerah pegunungan meliputi lebih dari 70 % dari daratan Jepang. Kota-kota utama Jepang terletak di tanah datar yang meliputi: Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya Hiroshima dan Fukuoka. 1.2. Pemerintahan. Jepang menganut sistem pemerintahan parlementer seperti Inggris dan Kanada. Pelaksana tertinggi negara adalah Perdana Menteri yang diangkat oleh Diet yaitu Badan Legislatif Jepang (National Diet) yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet. Perdana menteri membentuk dan memimpin kabinet
menteri
negara.
Kabinet
dalam
menjalankan
kekuasaan
eksekutif
bertanggungjawab terhadap Diet. Di Jepang terdapat 47 pemerintah daerah tingkat prefektur (semacam propinsi) dan lebih dari 3300 pemerintah daerah pada tingkat bawah tanggung jawab mereka meliputi: pengadaan pendidikan, kesejahteraan, dan pelayanan lain serta pembangunan dan pemeliharaan prasarana termasuk utilitas.
6 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
1.3. Demografi Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang homogen dari segi suku dan bahasa. Namun terdapat juga beberapa masyarakat non Jepang yang kebanyakan dari Korea Utara dan Selatan, Okinawa, China, Taiwan, Malaysia, Filipina dan Brazil, serta suku minoritas asli Jepang di Hokkaido. Hampir seluruh masayrakat Jepang menggunakan bahasa Jepang sehari-harinya sebagai bahasa ibu. Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127.103.388 jiwa. dengan angka kelahiran pertahun sekitar 8.07 perseribu populasi sedangkan angka kematian sekitar 9.38 preseribu populasi, dengan demikian percepatan penduduk jepang mengalami penurunan sebesar 0.13 %. Meskipun Jepang merupakan negara yang penduduknya berumur panjang di dunia namun populasi non produktif menjadi beban pemerintah Jepang. Saat ini pemerintah Jepang sedang berusaha keras menyelesaikan masalah nasional ini. 1.4 Infrastruktur. Pada tahun 2011, 46.1 persen kebutuhan energi di Jepang dipasok dari minyak bumi, 21.3 % dari batubara 21.4 persen dari gas alam 4.0 persen dari tenaga nuklir dan 3.3 persen dari tenaga air. Tenaga nuklir dihasilkan 9.2 persen dari listrik di Jepang, namun pada 5 Mei 2012 semua pembangkit listrik tenaga nuklir negara telah dihentikan karena ditentang masyarakat setelah bencana nuklir Fukushima Daiichi, meskipun pejabat pemerintah telah terus mencoba untuk meyakinkan masyarakat agar mendukung kembali setidaknya 50 reaktor nuklir tetap bekerja mengingat sangat berat ketergantungan impor energi bagi Jepang. Pengembangan jalan-jalan besar di jepang menyebar luas sekitar 1.2 juta kilometer adalah jalan aspal untuk transportasi menghubungkan Kota besar satu dengan yang lain. Kereta juga merupakan transportasi utama di Jepang yang terkenal dengan tepat waktu dan aman. Jepang mempunyai 173 bandara terbesar untuk domestik adalah Haneda Airport, sedangkan untuk penerbangan internasional antara lain Narita International Airport. Kansai International Airport and Chūbu Centrair International Airport. Pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Port. 7 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
1.5 Ekonomi. Pada tahun 2011 Jepang merupakan negara nomor 3 ekonomi terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan China dari segi nominal GDP. Negara ini merupakan basis dan penghasil industri besar dan berteknologi tinggi seperti kendaraan bermotor, elektronika, peralatan mesin, baja dan logam, kapal, bahan kimia, produk tekstil dan makanan olahan. Selain itu, Jepang adalah produser mobil nomor 2 di dunia. Industri pertanian mencakup 13 % dari lahan Jepang. Jepang mencakup 15 % penangkapan ikan dunia atau nomor 2 setelah China, sedangkan sektor jasa menyumbang 75 % GDP Jepang. Jepang adalah ekonomi terbesar ketiga di dunia di dunia - lebih besar dari kombinasi dua negara besar di eropa seperti Inggris dan Jerman. Pada tahun 2014 itu terdiri 6% dari dunia Produk Domestik Bruto (PDB). Jepang tetap ekonomi pembangkit tenaga listrik berteknologi tinggi di Asia. Jepang tersorot sebagai salah satu negara pemilik Kekayaan Global Report. o jumlah tertinggi jutawan di Asia o Tokyo kota yang paling banyak jutawan di seluruh dunia pada tahun 2012 Jumlah kekayaan pribadi yang tinggi. dan aset keuangan pribadi adalah salah satu basis aset terbesar di dunia. Jepang memiliki nilai tertinggi keempat ditingkat dunia yang menghabiskan anggarannya pada program penelitian dan pengembangan (R & D) di 3.475% dari PDB 20% dari global atas ekplorasi R&D yang berbasis di Jepang. Jepang adalah peringkat 29 di Bank Dunia dalam memberikan 'Kemudahan untuk melakukan Bisnis".
8 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
BAB II PEMILIHAN PRODUK KARET 1. PEMILIHAN PRODUK Untuk menciptakan barang-barang yang diterima oleh pasar internasional. kontrol kualitas harus menjadi perhatian utama. Hal ini untuk mempertahankan pasar yang sudah ada. Barang-barang yang cukup prospektif dan perlu ditingkatkan ekspansi pasarnya adalah karet dan barang dari karet. Produk tersebut sangat tergantung dengan sumber daya alam dalam suatu negara. dan Indonesia memiliki sumber daya alam khususnya perkebunan yang sangat baik untuk mengembangkan bisnis tersebut. Penyehatan maupun perbaikan perkebunan karet akan berimbas dan berakibat pada ekspor hasil karet tersebut. khususnya karet alam (natural rubber). Secara umum Industri produk karet di pasar jepang adalah termasuk produk yang dikembangkan dari berbagai jenis karet seperti:
karet alam
karet sintetis.
elastomer (EPM / EPDM).
karet silikon. karet butil (karet IIR Isobutilena-Isoprena).
etilena-propilena. karet silikon cair (LSR ).
Sedangkan produk dari karet yang merupakan barang karet mekanis mewakili segmen produk terbesar di pasar global adalah meliputi produk seperti:
Segel kemasan
Perangkat kontrol getaran dan
Bilah wiper
Sementara Produk karet yang sangat digunakan di sektor medis dan farmasi untuk melindungi isi produk terhadap kontaminan lingkungan eksternal. Juga produk 9 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
karet dengan resistensi yang tinggi terhadap kelembaban. panas. dan gas ozon seperti kemasan kondensor dan tangki lapisan memiliki aplikasi industri yang luas adalah:
Seal, topi, stopper. kantung dan kontainer Selain itu, produk karet seperti geomembranes digunakan dalam industri
konstruksi untuk aplikasi waterproofing. Produk industri karet juga digunakan dalam industri otomotif. produk-produk rumah tangga. komputer dan peralatan kantor. Periode ekport kali ini memilih Karet Alam dan Produk Karet sebagai sasaran market intelligence Pemilihan produk yang akan dibahas dalam Market Brief ini adalah berdasarkan bahan baku utama yang digunakan yaitu karet alam. Namun tidak semua produk yang terbuat dari bahan baku karet alam akan dibahas disini. Diantara produk yang tidak akan dibahas adalah perahu karet (yang merupakan bagian dari pembuatan peralatan transportasi) dan karet untuk keperluan olahraga. Pembahasan akan difokuskan pada produk primer karet alam (HS 4001) serta beberapa produk turunannya yang memiliki potensi ekspor bagi Indonesia. yaitu HS 4010 dan HS 4011 dan HS 4015 serta HS 4016. Produk-produk turunan asal Indonesia tersebut sebagian sudah memasuki pasar Jepang. ada pula yang baru masuk pada pertengahan periode namun memiliki potensi ekspor yang menarik yaitu produk HS 4015. 4001
Natural rubber.balata.gutta-percha etc
4011
New pneumatic tires of rubber
4016
Articles of vulcanized rubber of hard rubber. nes
10 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
4010
Conveyor or transmission belts or belting of vulcanized rubber
4015
Articles of apparel & clothing accessories of vulcanised rubber
Dengan adanya indikasi kenaikan permintaan terhadap jenis karet untuk pasokan kebutuhan produksi ban mobil, maka Peluang Pasar Jepang untuk Indonesia dalam kategori produk karet HS 4016 dan HS 4010 akan mengalami kenaikan volume ekpor dan akan memperluas kategori produk turunannya, seperti diantaranya:
401691 Floor coverings and mats of rubber exc cellular and hard rubber
401692 Erasers (vulcanized rubber)
401693 Gaskets. washers and other seals of vulcanized rubber
401694 Boat and dock fenders. whether or not inflaTable. of vulcanized rubber
401695 Rubber articles inflaTable nes. vulcanized rubber
401699 Articles of vulcanized rubber nes. other than hard rubber
Industri produk karet semacam diatas merupakan beberapa jenis yang berpotensi di pasar jepang dan sangat kompetitif dengan Segmen produk karet industri termasuk barang karet yaitu diantaranya:
Peralatan mekanik.
produk kontrol getaran.
barang karet dibentuk. 11 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
produk cuaca stripping.
bilah wiper.
selang karet.
Bore besar untuk pengerukan selang.
selang tekanan tinggi.
belting karet. sabuk datar.
sabuk non-datar. lift (conveyor belting. sabuk transmisi. sistem drive belt)
lantai dan dinding penutup.
gulungan penutup. lembar & Film.
geomembranes dan
fabrikasi produk karet lainnya
2. KARET DAN PRODUK KARET Karet memegang peranan yang cukup tinggi bagi kehidupan manusia sehingga hal ini akan menjadi kebutuhan banyak pihak untuk mempermudah dalam menjalankan hidupnya. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi kesusuan (dikenal sebagai latex) yang diperoleh dari getah beberapa jenis tumbuhan pohon karet tetapi dapat juga diproduksi secara sintetis. Sumber utama barang dagang dari latex yang digunakan untuk menciptakan karet adalah pohon karet hevea brasiliensis (Euphorbiaceae), yang dilakukan dengan cara melukai kulit pohon sehingga pohon akan mengeluarkan latex. Pohon karet sangat baik tumbuh di Indonesia sehingga banyak diproduksi di Indonesia. Salah satu unggulan ekspor Indonesia adalah karet dan barang dari karet. Dari sepuluh barang ekspor yang unggul karet memiliki porsi yang cukup menentukan dalam memberikan sumbangsih ekspor Indonesia. Indonesia yang memiliki luas wilayah dan kondisi tanahnya yang sangat subur berpotensi besar untuk meningkatkan keuggulan komparatif melalui karet. Di lain pihak negara yang menjadi tujuan ekspor harus sudah dipilah dari sisi penyerapan pasarnya. Hal ini akan berdampak pada efisiensi produk melalui skala ekonomis. Negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia, menurut dari Kementerian Perdagangan terdiri dari 9 negara besar. yaitu Jepang, Uni Eropa, Amerika Serikat, 12 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Singapura, China, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan dan Australia. Dengan demikian analisis dalam paper ini akan mengkhususkan pada prospek produk karet dan barang dari karet sebagai tujuan ekspor dengan salah tujuan negara utama sebagai pasarnya. Ekspor adalah mesin penggerak bagi percepatan pertumbuhan ekonomi dan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan bagi pencapaian pembangunan ekonomi secara berkelanjutan suatu negara. Oleh karena itu kemajuan ekspor suatu negara tanpa terhalang oleh hambatan apapun akan menguntungkan negara tersebut. Seperti kita ketahui bahwa perdagangan internasional merupakan sebuah fenomena rill. Karet dan produk dari karet merupakan salah satu produk unggulan penghasil devisa negara. Saat ini Indonesia merupakan produsen karet alam terbesar bersaing dengan Thailand. Di satu sisi ekspor komoditas unggulan tersebut telah menyumbang devisa bagi negeri ini termasuk penyerapan tenaga kerja dan membantu pelestarian lingkungan alam. Indonesia merupakan salah satu negara produsen utama karet dunia. menempatkan Indonesia sebagai negara produsen terbesar kedua dunia setelah Thailand. Dari sisi industri Indonesia juga menempati urutan kedua pasar karet dunia yang menempatkan Indonesia sebagai negara produsen terbesar kedua dunia setelah Thailand. Dari sisi impor, Indonesia berada di nomor 37 (tiga puluh tujuh) dunia. Karet mentah (natural rubber) maupun produk olahan karet merupakan komoditi yang diperdagangkan secara internasional. Indonesia termasuk negara pengekspor penting dalam perdagangan karet yang menunjukkan perkembangan yang berarti setiap tahunnya. Ekspor karet alam dari Indonesia pada 2015 diperkirakan sebanyak 2.5 juta ton. atau masih berada pada kisaran yang sama dengan tahun 2014. Tahun 2014 turun 8 persen-10 persen dari tahun 2013 yang sebesar 2.7 juta ton dan tahun 2015 akan sama seperti 2014. Pada kuartal pertama mengalami penurunan karena faktor alam dan harga. 13 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Data ekspor 2014, sebanyak 2.5 juta ton, sementara untuk kebutuhan industri dalam negeri kurang lebih sebanyak 500 ribu ton sementara pada kuartal pertama pada 2015. Perkiraan ekspor karet alam sebesar 600 ribu ton, namun jika ada penurunan maka akan berkurang sebanyak 8-10 persen menjadi kurang lebih sebanyak 450 ribu-500 ribu ton. Apabila pada kuartal pertama 2015 harga karet alam mengalami kenaikan maka bisa ada kemungkinan produksi meningkat karena jika ada sinyal stok karet alam di pasar berkurang maka produksi akan bergerak naik. Pasar ekspor saat ini yang paling besar adalah ke Amerika Serikat, di mana nilai ekspor karet mencapai 400 ribu ton per tahun dan ekspor terbesar kedua adalah Jepang sebanyak 270 ribu ton. Selain itu, ekspor ke Tiongkok sebanyak 260 ribu ton, India 136 ribu ton dan yang mulai mengalami kenaikan adalah ekspor karet alam ke Brasil sebesar 74.000 ton. Berdasarkan data GAPKINDO (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) informasi produksi karet dan data ekpor karet Indonesia adalah sebagai berikut: Table.1 Data produksi karet alam Indonesia 2009-2014
PRODUKSI KARET ALAM INDONESIA 2009-2014 PERKEBUNAN KARET RAKYAT BUMN SWASTA
2009 1.942 239 259
2010 2.179 266 289
2011 2.360 302 328
2012 2.377 305 330
2013 2.437 322 349
*
2014 2.514 331 359
**
TOTAL PRODUKSI
2.440
2.735
2.990
3.012
3.108
3.205
Sumber: Statistik Perkebunan Karet Indonesia 2007-2009. 2010-2012. 2011-2013. 2012-2014 Direktorat Jenderal Perkebunan Indonesia. 2014 *) Prelimenary *) Estimation
14 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Table.2 Data ekspor karet alam Indonesia menurut mutu 2009-2014 EKSPORT KARET ALAM INDONESIA MENURUT JENIS MUTU 2010-2014 (DALAM METRIX TON) JENIS MUTU
2010
Latex Concentrate Ribbed Smoked Sheet *) RSS 1 RSS 2 RSS 3 RSS 4 RSS 5 Jenis Lainnya Standard Indonesian Rubber 3L 3CV 10 20 Jenis Lainnya Jenis Mutu Lainnya *) GRAND TOTAL Nilai (USD)
12.929 60.166 57.888 564 151 128 630 804 2.278.83 0 11.926 34.465 63.733 2.165.41 8 3.907 2.351.91 5 7.326.391
2011
2012
2013
2014
9.502 67.333 59.997 766 191 378 430 5.571
7.62 66.682 54.915 1.124 256 440 19 9.928
5.907 69.324 58.195 700 181 148 10.099
5.41 68.307 57.693 20 10.594
2.478.904
2.370.136
2.625.137
2.549.733
7.516 34.423 65.322
5.806 24.583 60.573
6.072 28.827 10.461
4.57 24.057 119.32
2.370.274
2.279.134
2.487.777
2.401.786
1.369 -
40 -
1.626
20
2.555.739
2.444.438
2.701.995
2.623.471
11.762317.27 7
7.861.377.67 5
6.906.952.38 4
4.741.574.17 7
Sumber: BPS Statistik Indonesia. compiled by GAPKINDO 2015 *) Pale Crepe. Brown Crepe. AIr Dried and Skin Rubberare included in otherTypes of NR
Table.3 Data ekspor karet alam Indonesia menurut negara tujuan (ASIA) 2010-2014
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
EKSPORT KARET ALAM INDONESIA MENURUT NEGARA TUJUAN 2010-2014 (DALAM RIBUAN TON) Negara Tujuan 2010 2011 2012 2013 ASIA Jepang Hongkong Democratic PR of Korea Ref of Korea Taiwan Peop .Rep.China Singapore Philiphines Malaysia Thailand India Vietnam Pakistan Sri Lanka Iran Islamic Republic of Saudi Arabia Jordan
1.110.492 313.242 37 91.81 30.848 418.098 117.592 6.085 8.526 100 99.323 4.426 4.719 829 11.297 60 -
1.156.760 387.655 40 120.059 30.557 409.377 104.262 5.604 4.343 219 68.769 2.065 3.59 544 14.424 -
1.197.968 389.234 324 142.691 27.404 437.75 63.46 6.31 3.852 107.848 460 5.2 602 4,294 20 151
1.317.684 425.869 147.308 34.146 511.7 21.768 5.178 7.251 20 144.489 789 5.973 3.854 1.714 20 -
2014 1.223.692 409.024 367 158.739 33.669 367.033 18.289 8.628 5.431 195.811 1.907 8.635 5.881 1.956 -
15 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
18 19 20 21
Oman Israel United Arab Emirates Syiria Arab Republic
2.117 1.343
4.153 1.096
237 7.328 803
131 6.895 559
43 8.104 174
40
-
-
-
-
Sumber: BPS Statistik Indonesia. compiled by GAPKINDO 2015
3. TREND KARET ALAM DAN PRODUK KARET DI JEPANG Sektor industri Jepang, menjadi sentimen kuat pada perdagangan karet sepanjang tahun 2014. Penguatan pada dua sektor tersebut berdampak pada optimisme akan masih kuatnya permintaan karet untuk kebutuhan pengolahan barang lanjutan. Kebutuhan karet Jepang menguat imbas peningkatan harga minyak mentah dunia. Harga minyak mentah dunia yang menguat cukup signifikan pekan lalu berpengaruh pada terangkatnya harga karet global. Jepang memiliki posisi pasar yang baik untuk ekspor produk karet Indonesia yang menyoroti tingkat yang cukup tinggi dari pertumbuhan selama lima tahun terakhir. Pada dasarnya Jepang merupakan pasar yang harus terus dipelihara dengan baik, karena kebutuhannya yang tinggi terhadap karet dan Produk karet khususnya HS 40 Salah satu tren kunci di pasar Jepang adalah kenaikan signifikan dalam permintaan untuk mobil karena pertumbuhan ekonomi yang stabil di negara ini. Dengan permintaan yang lebih tinggi untuk penggantian ban usang tingkat pertumbuhan pasar ban di Jepang diperkirakan akan meningkat. Selanjutnya, tantangan utama di tren pasar ini adalah peningkatan kebutuhan bahan baku ban yang mempengaruhi produsen seperti daya saing kualitas material jenis dan jumlah pasokan yang dapat memenuhi pasar ban di Jepang. Menyikapi tren pasar tersebut, maka pasokan terhadap jenis produk dan material karet yang dibutuhkan pun akan mengalami kenaikan volume ekpor selain pasokan karet mentah dan produk karet lainnya.
16 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
BAB III POTENSI PASAR JEPANG 1.
FAKTOR PENDORONG POTENSI PASAR Salah satu faktor utama yang mendorong pasar ini adalah pertumbuhan yang
cepat dari industri otomotif. Peningkatan produksi kendaraan bermotor meningkatkan permintaan untuk produk karet industri seperti ikat pinggang, selang dan gasket. Bergelombang pasar aktivitas manufaktur di berbagai industri mulai dari mesin konstruksi untuk peralatan rumah tangga diperkirakan akan mendorong permintaan pasar Jepang akan karet. Global pasokan karet sintetis dan konsumsi terutama terkonsentrasi di AsiaPasifik, Eropa dan Amerika Utara. Amerika Serikat merupakan pasar tunggal terbesar untuk barang-barang karet mekanik. Di Asia Pasifik, negara-negara seperti Cina, India, Jepang dan Malaysia menyumbang pangsa pasar terbesar industri ini. Pasar produk karet industri di daerah Amerika Selatan serta di Timur Tengah dan Afrika juga siap untuk tumbuh dalam waktu dekat. Beberapa Produsen penting yang memegang peranan dalam industri karet dan merupakan potensi kunci yang beroperasi di pasar adalah termasuk:
Bridgestone Corp.
Carlisle Perusahaan Inc.
Cooper Standard Automotive Inc.
Continental AG. Delphi Corp.
Freudenberg Group. Goodyear Tire and Rubber Company.
Hutchinson SA. Nok Corp.
Parker- Hannifin Corp.
Tokai Rubber Industries Ltd. Tomkins Plc..
Trelleborg AB..
Eaton Corp. Myers Industries Inc. 17 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
2.
Toyo Tire dan Rubber Co Ltd.
Nichirin Co Ltd. dan
Yokohama Rubber Company Ltd
PERTUMBUHAN KEBUTUHAN KARET DI JEPANG Sektor industri Jepang menjadi sentimen kuat pada perdagangan karet
sepanjang tahun 2014. Penguatan pada dua sektor tersebut berdampak pada optimisme akan masih kuatnya permintaan karet untuk kebutuhan pengolahan barang lanjutan. Kebutuhan karet Jepang menguat imbas peningkatan harga minyak mentah dunia. Harga minyak mentah dunia yang menguat cukup signifikan pekan lalu. berpengaruh pada terangkatnya harga karet global.
Selain kebutuhan akan perlengkapan rumah tangga, kesehatan dan industri mainan anak yang membutuhkan bahan dasar karet tren pasar jepang telah tertuju pada industri teknologi dan automotive. Terkait dengan perkembangan Industri Automotive di Jepang, maka kebutuhan akan pasokan material karet pun melonjak signifikan. Tradisi Jepang telah menjadi negara yang berorientasi ekspor selama bertahun-tahun dan ekspor mobil negara tersebut telah menjadi andalan volume ekspornya. Industri otomotif di dalam negeri sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi, ada lebih dari lima juta orang bekerja di industri otomotif di Jepang, mereka bekerja dalam spektrum yang luas dari perusahaan seperti perusahaan pasokan bahan, servis, pengiriman barang dan perusahaan mobil lain yang terkait. Industri dan produksi Ban Mobil pasar di Jepang adalah pasar yang paling penting bagi produsen ban di Jepang. Dalam hal penjualan mencakup lebih dari 70% dari total volume penjualan ban, Jepang telah menjadi rumah bagi beberapa produsen ban besar seperti Bridgestone, Sumitomo dan Yokohama. Hal ini telah menyebabkan arus masuk investasi besar oleh produsen ban untuk mengembangkan dan berinovasi produk yang akan melayani tidak hanya untuk pasar Jepang, tetapi juga untuk konsumen di seluruh dunia. 18 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Data berikut menunjukan jumlah kebutuhan karet Jepang di tahun 2014, dimana Jepang telah mengimpor material karet dan produk karet khusus dalam kategori HS 40. Table.4 Perkembangan kebutuhan karet Jepang dan import HS 40 Jepang dari negara-negara lain di dunia
S UMBER D ATA : S CREEN C APTURE FROM W EB T RADE M AP
3. EKSPORT DAN IMPORT KARET DAN PRODUK KARET JEPANG-DUNIA Pasar global untuk produk karet Insdustrial diproyeksikan mencapai USD140 Milyar pada tahun 2020 terutama didorong oleh permintaan bangkitnya kembali berbagai pasar pengguna akhir, aktivitas manufaktur terutama di negara-negara berkembang
dan
memperluas
aplikasi
dalam
pembangunan,
kedirgantaraan,
pertambangan dan kehutanan. Pertumbuhan di Asia-Pasifik, pasar paling cepat berkembang dipimpin oleh laju industrialisasi, naiknya tingkat pendapatan dan pertumbuhan basis manufaktur di negara-negara berkembang di Asia. Pertumbuhan di 19 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
pasar yang matang seperti Amerika Serikat, Jepang dan Eropa Barat akan datang dari peralatan dan pabrik. Table.5 Statistik proyeksi pertumbuhan produk karet industrial di pasar global hingga tahun 2020
pada tahun 2014, tercatat ada 15 (lima belas) Negara-Negara Eksportir karet dengan
nilai ekspor yang melonjak dan Indonesia tercantum dalam urutan ke-dua dalam peringkat dunia sebagai pemasok ekspor karet alam. Berikut adalah 15 Negara pengekspor karet alam/karet mentah dengan nilai dolar tertinggi selama 2014: Table.6 Tabel nilai ekspor dari 15 negara eksportir karet
15 Negara Eksportir Karet Alam No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Negara Thailand Indonesia Viet Nam Malaysia Côte d’Ivoire Germany Belgium Guatemala Liberia Singapore
US$
%
$6.021.541.000 $4.744.753.000 $1.400.585.000 $1.396.954.000 $770.902.000 $324.532.000 $198.548.000 $182.319.000 $165.930.000 $145.929.000
36% 28.30% 8.40% 8.30% 4.60% 1.90% 1.20% 1.10% 1% 0.90%
20 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
11 12 13 14 15
United States Luxembourg Myanmar (Burma) Cameroon Nigeria
$131.874.000 $127.157.000 $120.503.000 $106.462.000 $92.470.000
0.80% 0.80% 0.70% 0.60% 0.55%
Table.7 Tabel perkembangan nilai ekspor HS 40 ke Jepang
Sumber: Save Data File Graphic dari www.trademap.org
4. POTENSI PASAR EKSPORT KARET DAN PRODUK KARET DI JEPANG Seiring pesatnya pertumbuhan sektor industri otomotif, permintaan Jepang akan karet alam sebagai bahan pokok membuat ban dan sparepart pendukung pun kian melonjak bahkan secara global tercatat jumlah konsumsi karet dunia tidak sebanding dengan jumlah produksi yang ada.
21 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Pertumbuhan yang konsisten di industri otomotif Jepang, serta meningkatnya penjualan mobil penumpang dan besar armada kendaraan bermotor telah mendorong pasar ban di Jepang untuk pasar prediksi 2015-2020. Industri otomotif Jepang adalah salah satu industri yang paling menonjol dan terbesar di dunia. Negara ini adalah rumah bagi empat perusahaan ban global Bridgestone Corporation, Sumitomo Rubber Industries, Yokohama Rubber Company dan Toyo Tire & Rubber Company. Perusahaan-perusahaan ini memegang pangsa substansial dalam pasar otomotif global dan salah satu perusahaan sepuluh ban atas secara global. Jepang juga merupakan produsen mobil terbesar ketiga, secara global dengan berbagai merk otomotif global seperti Toyota, Honda, Daihatsu, Nissan dan Suzuki yang beroperasi di negara itu. Menurut laporan baru-baru ini dirilis TechSci Penelitian. "Jepang Tires Market Forecast & Peluang 2020", pasar ban di Jepang diperkirakan melampaui USD 26 miliar pada 2015. Faktor pendorong pasar termasuk pertumbuhan yang konsisten dalam produksi mobil penumpang dan penjualan, baik mobil ukuran armada dan munculnya teknologi baru yang mengarah ke pengembangan ban, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Meningkatnya kebutuhan karet untuk ban mobil, kebutuhan karet juga didorong oleh meningkatnya industri pelengkap otomotif lainnya seperti barang mekanik (termasuk segel kendaraan, produk kontrol getaran dan wiper) akan mencapai setengah dari seluruh penjualan barang karet industri di 2018. Pemasok akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan output dari kendaraan bermotor pickup dalam produksi mesin dan pertumbuhan dalam peralatan. Selain Industri otomotif produk yang membutuhkan bahan karet lainnya adalah selang karet yang juga merupakan segmen produk terbesar. Karet yang digunakan dalam aplikasi non-ban akan mendaftarkan keuntungan kuat sampai tahun 2015. Keuntungan pasar sampai tahun 2015 akan didorong oleh prospek kegiatan manufaktur global yang akan meningkatkan permintaan karet yang digunakan dalam aplikasi industri seperti penyegelan dan kontrol getaran. Selain itu, pertumbuhan segmen akan didorong oleh percepatan dalam produksi kendaraan 22 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
bermotor di seluruh dunia yang akan menyebabkan konsumsi lebih besar dari karet yang digunakan dalam produk otomotif seperti selang dan gasket. Wilayah Asia / Pasifik adalah produsen utama produk non karet ban dan diharapkan untuk memperhitungkan 80 persen dari pertumbuhan pasar dunia dalam hal volume sampai tahun 2015. Data Export Indonesia & Import Jepang berdasarkan khusus untuk Produk HS 40 yaitu Karet dan produk turunannya Table.8 Nilai import Jepang untuk HS 40 [2010-2014] List of products imported by Japan detailed products in the following category: 40 Rubber and articles thereof Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics. Unit : US Dollar thousand Code
Product label
'4001
Natural rubber,balata,gutta-percha etc
'4011
Imported value in 2010
Imported value in 2011
Imported value in 2012
Imported value in 2013
Imported value in 2014
2423328
3908478
2506334
2020536
1426569
New pneumatic tires, of rubber
914118
1131436
1283668
1145534
1218430
'4016
Articles of vulcanised rubber o/t hard rubber, nes
711431
771861
837818
775798
812229
'4002
Synthetic rubber&factice from oil
528808
823264
728939
500681
484887
'4015
Articles of apparel&clothing accessories of vulcanised rubber
295976
356689
368857
360202
367350
'4009
Tubes, pipes & hoses of vulcanised rubber otner than hard rubber
173154
190909
210110
201286
221373
51966
71220
82566
82476
96873
70561
81116
92970
78789
74945
'4005
Conveyor or transmission belts or belting of vulcanised rubber Compounded rubber,unvulcanised,in primary forms
'4008
Plate,sheet,strip,rods of vulcanised rubber other than hard rubber
68458
73347
74399
66487
62864
'4013
Inner tubes of rubber
53559
50973
52927
45421
44514
'4012
Retreaded/used tire;solid tire,interchangeable tire treads& flaps
25379
36593
50369
47792
44235
'4017
Hard rubber in all forms,including waste&scrap;articles of hard rubber
30207
35385
39269
31238
30689
'4004
Waste,parings&scrap (excl. hard rubber)&powder/granule obtaind therefr
16864
19270
21027
20876
16460
'4014
Hygienic/pharmaceutical art of vulcanised rubber
12445
11370
11471
11461
11802
'4003
Reclaimed rubber in primary forms or in plates, sheets or strip
5824
6877
7621
7454
7701
'4006
Rubber unvulcanised form & articles nes, excl. rods, tubes, discs & ri
4100
2264
5383
4362
4749
'4007
Vulcanised rubber thread and cord
9432
10459
8558
4925
4047
'4010
Sumber: www.trademap.org
23 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Table.9 Posisi Indonesia sebagai importir karet alam ke jepang Produk HS 4001 List of supplying markets for the product imported by Japan in 2014 Product: 4001 Natural rubber,balata,gutta-percha etc Trade Indicators
Exporters
World
Imported value 2014 (USD thousand)
Trade balance 2014 (USD thousand)
Share in Japan's imports (%)
Imported quantity 2014
Qty unit
Unit value (USD/ unit)
Imported growth in value between 20102014 (%, p.a.)
Imported growth in quantity between 20102014 (%, p.a.)
Imported growth in value between 20132014 (%, p.a.)
Ranking of partner countries in world exports
Share of partner countries in world exports (%)
100
Total export growth in value of partner countries between 20102014 (%, p.a.) -11
28.3
-13
0
Tariff (estimated) applied by Japan (%)
1426569
-1425581
100
696728
Tons
2048
-16
-3
-29
Indonesia
788248
-788214
55.3
406898
Tons
1937
-14
0
-30
2
Thailand
593697
-593586
41.6
269161
Tons
2206
-18
-6
-30
1
36
-10
0
Viet Nam
22022
-22005
1.5
10105
Tons
2179
-12
1
-15
3
8.4
2
0
Malaysia
12954
-12954
0.9
6760
Tons
1916
-20
-8
-22
4
8.3
-19
0
Sri Lanka
5585
-5585
0.4
1783
Tons
3132
-13
-5
-5
21
0.3
-31
0
Myanmar
3509
-3509
0.2
1940
Tons
1809
8255
13
0.7
-7
0
Mexico
304
-301
0
40
Tons
7600
-19
-20
12
31
0.1
-6
0
China
96
657
0
8
Tons
12000
-8
-33
-85
24
0.2
-17
0
Belgium
76
-76
0
8
Tons
9500
34
32
1420
7
1.2
20
0
US Taipei, Chinese India
51
-51
0
18
Tons
2833
9
73
21
11
0.8
-7
0
24
-4
0
5
Tons
4800
0
-49
39
0
-7
0
2
6
0
1
Tons
2000
0
-33
34
0
-38
0
2
-2
0
0
Tons
10
0.9
-26
0
5
4.6
-1
0
4
35
0
6
0
Singapore Côte d'Ivoire Bangladesh Brazil
27
41
0
-45
0
Hong Kong, China
2
30
0.1
-23
0
Israel
3
81
0
-1
0
Korea, Republic of
7
47
0
-32
0
Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics.
24 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
BAB IV REGULASI 1.
KEBIJAKAN & REGULASI (TERMASUK STANDARD JEPANG) Rekomendasi kebijakan 1. Salah satu jalan yang ditempuh guna meningkatkan daya saing komoditas karet Indonesia adalah melakukan pengalihan pasar selain negara tujuan ekspor saat ini, tetapi juga melakukan penetrasi pasar pada beberapa negara Asia lainnya seperti India, karena India mempunyai tren permintaan karet yang terus meningkat. 2. Pasar Jepang, negara-negara Asean, Amerika dan negara Eropa masih terbuka luas. Pertumbuhan dan perkembangan India, Korea dan Jepang yang pesat sekarang ini banyak membutuhkan komoditas karet, hal ini merupakan peluang bagi pelaku karet Indonesia, meskipun Korea sudah mulai mengurangi impor atau mengutamakan produk domestik untuk memenuhi kebutuhannya. Namun demikian, pengembangan daya saing komoditas ini harus terus diperbaiki dan difokuskan pada beberapa persyaratan standar produk yang ditetapkan negara pengimpor seperti standardisasi produk Pengemasan, labeling, origin marking sehingga komoditas ekspor tersebut tidak kalah dengan pesaing lainnya. 3. Diperlukan pengembangan produk turunan karet sehingga tidak hanya produk primer seperti karet mentah tetapi perlu dilakukan upaya pergeseran (shifting) keunggulan dari sektor primer menuju sektor pengolahan karet.
Dukungan kebijakan fiskal dan f inansial 1. Penerapan Insentif Fiskal di Industri Manufaktur terutama Industri Karet dan Produk karet. 2. Mengembangkan Akses Pembiayaan Investasi Industri Manufaktur dengan Beberapa Lembaga Pembiayaan. 3. Penerapan Skema Insentif Untuk Industri Manufaktur Bea Masuk Ditanggung.
25 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Iklim usaha 1. Pengembangan dan Peningkatan Iklim Kondusif Investasi dan Usaha seperti: Sinkronisasi Peraturan dengan Lintas Terkait meliputi: a. Regulasi Bahan Baku. b. Regulasi Sumber Daya Manusia Industri Berbasis Kompetensi. c. Regulasi Bahan Baku Berbasis Limbah Sebagai Bahan Baku untuk mewujudkan kontinuitas bahan baku melalui koordinasi dengan Instansi Terkait. 2. Percepatan Pelayanan ekspor dan investasi. 3. Penerapan system Industri Manufaktur yang modern: Industri Barang Karet, pengolahan bahan baku dan saluran distribusi. 4. Pengembangan kerja sama didalam asosiasi pengusaha industri sejenis di dalam negeri dan perluasan pengembangan produk dengan luar negeri. 5. Pengembangan Sistem Database Industri Manufaktur untuk penyediaan informasi energy, teknologi, bahan penolong, bahan baku, SDM dan sebagainya. 6. Pengembangan
sistem
informasi
neraca
Supply
Demand
untuk
pengembangan pasar di dalam negeri. 7. Keungulan komparatif Indonesia masih belum diperankan secara optimal, sehingga hal ini sangat diperlukan peran pemerintah untuk memberikan regulasi yang memberikan iklim investasi maupun perekonomian yang lebih sehat.
2.
HAMBATAN LAINNYA Beberapa hambatan yang ada perlu dibenahi terlebih dahulu di antaranya; a. Masih adanya praktek penyelundupan bahan olah karet (bokar) yang akan diekspor, misalnya adanya penyelundupan bahan olahan karet dari Kalimantan ke serawak Malaysia. b. Masih kurang layaknya infrastruktur pendukung, angkutan darat dari kebun hingga pabrik dan dari pabrik hingga pelabuhan masih buruk. 26 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
c. Adanya Perda-perda yang tidak kondusif. d. Undang-undang pajak dan retribusi daerah yang tidak kondusif dan Masih mahalnya biaya pengolahan hasil karet seperti biaya listrik dan biaya angkut. e. Pada akhir tahun 2008, ada sekitar 500 ribu hektar tanaman karet yang kondisinya sudah tua atau rusak dan harus segera diremajakan. f. Tingkat produktivitas tanaman rendah, yaitu hanya 600-850kg/ha/thn, karena sebagian besar tanaman berasal dari benih sapuan bukan klon unggul. g. Tingkat penggunaan benih unggul baru mencapai 40%, sementara Thailand 95% menggunakan klon unggul. h. Industri crum rubber lokasinya berada di kota di antara pemukiman penduduk dan sebagian sudah tua sehingga tidak efisien. i.
Diversifikasi produk dan industri hilir berbasis karet belum berkembang dibandingkan dengan negara produsen karet alam lainnya seperti Thailand dan Malaysia.
j.
Lokasi perkebunan rakyat terpencar dalam skala luasan yang relatif kecil-kecil dengan akses yang terbatas, sehingga biaya angkut tinggi dan kurang efisien.
k. kurangnya pengetahun petani karet dalam pengelolaan kebun karet. Untuk itu guna meningkatkan hasil produksi karet serta untuk memanfaatkan peluang pasar ekspor yang ada perlu adanya pembenahan mulai dari infrastruktur seperti jalan-jalan serta suplai kebutuhan listrik. Sementara untuk pemerintah baik pusat maupun daerah diharapkan untuk kedepan lebih berpihak kepada Industri karet misalnya di dalam menerbitkan peraturan dan undang-undang daerah agar tidak membebani industri karet. Di samping itu. pemerintah khususnya pemerintah daerah di wilayah lokasi industri karet untuk kedepan agar lebih meningkatkan pengawasan agar masalah penyelundupan karet alam ke luar negeri bisa lebih di minimalisir. Hambatan lainnya yang mendasar adalah pada petani yang hanya terkonsentrasi pada
hasil
sebatas
getah
berbentuk
bongkahan,
maka
yang
melakukan
penyempurnaan sebelum diekspor adalah pabrik pengolahan, sementara Pabrik 27 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
pengolah hanya sebatas mengolah untuk menghasilkan SIR 5, SIR 10 dan SIR 20 (berbentuk bongkahan yang sudah dipotong), sementara negara pesaing sudah membuat lembaran. Jelas yang dicari pasar adalah yang lembaran karena lebih mudah untuk mengolahnya jadi barang jadi. Keengganan para petani untuk membuat produk turunan yang mendekati keinginan pasar ini juga menjadi pangkal persoalan mengapa peningkatan percepatan produksi karet di tingkat petani Indonesia masih terbilang rendah. Pemerintah telah menawarkan beragam solusi kepada petani. namun budaya yang berlangsung turun temurun dalam berkebun karet menjadi kendala utama. Berbagai forum edukasi pengolahan
karet
yang
diperuntukkan
kepada
petani
karet
terbilang
kurang
mendapatkan respons positif. Petani terbiasa menghasilkan getah sehingga konsentrasi hanya kepada getah saja. Mereka tidak mau memproses karena butuh waktu lama, mereka lebih memilih menjual getah secara langsung untuk mendapatkan hasil langsung. Padahal harga jual getah dibanding dengan karet lembaran jauh lebih baik. Selain terkendala kebiasaan petani, pemerintah juga mendapati kenyataan berkurangnya peran Koperasi Unit Desa di dalam masyarakat perkebunan. Perlunya peningkatan kepercayaan kepada KUD. agar pengelolaan pasokan hasil panen dan lebih termanage dengan baik. Petani diharapkan mampu memperbaiki kualitas dengan menghasilkan produk olahan bermutu, sementara pemerintah menyediakan infastruktur pelabunan untuk mendorong munculnya investor agar masyarakat mendapatkan kehidupan lebih baik. Hambatan lain di posisi produk industri karet adalah adanya Peningkatan kemudahan pengolahan dan memperluas aplikasi daerah yang dapat diharapkan untuk mendukung pertumbuhan pasar. Ancaman tumbuh dari produk pengganti seperti elastomer termoplastik dapat menimbulkan tantangan untuk pertumbuhan pasar ini, Isu lingkungan selama emisi senyawa organik volatil (VOC) dalam pembuatan karet adalah salah satu faktor menghambat pertumbuhan pasar ini.
28 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
3. SALURAN DISTRIBUSI Saluran distribusi akan membidik beberapa target sekaligus yang dapat menampung curahan ekspor karet Indonesia yang terdiri dari beberapa kategori karet dan produk dari karet dari karet mentah (karet alam) sampai karet keras yang siap diolah menjadi beberapa produk untuk kebutuhan automotive, rumah tangga dan lainlain. Saluran distribusi produk HS40 khusus automotive adalah perusahaanperusahaan industri pembuatan ban kendaraan dan distributor produk automotif yang mengimpor ban dengan berbagai merek atau distributor-distributor yang menjalin kontrak khusus dengan merek-merek tertentu dan membatasi hanya menjual merek, sementara saluran distribusi produk HS40 untuk kategori clothing accesories adalah industri pabrikasi yang mengolah karet menjadi produk dari karet seperti sarung tangan, selang air, alas sepatu, karet gelang dan accessoris lainnya. Saluran distribusi karet alam dan produk karet olahan Indonesia yang mausk ke pasar jepang secara umum tergambar dalam flow chart distribusi ekpor-impor yang sudah berjalan selama ini.
29 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Table.10 Alur saluran distribusi import Jepang IMPORTE JAPAN EXPOR T-
OVERSE AS
LOCAL
FINAL IMPOR
MANUFACTURER TRADIN G
PRIMAR Y
SECON DARY
DIRECT WHOLE
DOMEST IC
SALES SUBSIDI
PRIMAR Y SECON DARY TERTIA RY RETAIL, INDUSTRIAL BUYER
Metode Saluran DIstribusi untuk memasuki pasar Jepang yang merupakan keputusan jangka panjang yang tidak diubah untuk itu perlu hati-hati dalam memilih dari sejumlah alternatif yang ada. Menentukan metode yang cocok sangat tergantung pada nilai investasi yang ditanamkan dalam membentuk satu posisi pasar yang diinginkan. Berikut adalaha beberpa pilihan: a. Melakukan hubungan langsung dengan pengusaha eceran di Jepang Beberapa pengusaha eceran di Jepang telah mulai menggunakan metode ini , sekaligus memungkinkan mereka untuk memperoleh produk secara lebih hemat untuk dijual kembali kepada konsumen.
30 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
b. Katalog dan bentuk penjualan langsung lainnya Konsumen/ Produsen dapat melakukan pemesanan melalui katalog atau alamat situs resmi yang terdapat dalam katalog yang diterbitkan melalui internet, sehingga kegiatan penerbitan penawaran maupun penerimaan permintaan dapat langsung diterima melalui notifikasi yang masuk. Produsen dapat pula melihat langsung ragam produk dan layanan baik berupa contoh produk jadi, kemampuan kuantitas pasokan, macam jenis material karet dan lain-lain dapat langsung diakses dengan mudah. Hal ini lebih memudahkan transaksi dan hemat biaya. c. Hubungan dengan manufaktur Jepang Melakukan hubungan dengan manufaktur Jepang akan lebih berarti, kita dapat menikmati jaringan distribusi dengan investasi yang minimal. Sejumlah aspek seperti cakupan distribusi calon mitra bisnis, kesesuaian harga jual, staf, kebijakan harga, pangsa pasar, dan keuntungan harus menjadi bahan pertimbangan dalam memilih calon mitra-usaha di Jepang. d. Penggunaan agen impor atau pedagang grosir Ini merupakan saluran distribusi alternatif bagi perusahaan yang ingin memiliki hubungan langsung dan mandiri dengan pasar setempat. e. Pembentukan Liaison Office (LO) LO memungkinkan perusahaan manca negara untuk secara langsung memantau kinerja mitra bisnis dan produknya di pasar Jepang dengan biaya yang lebih murah. f. Memiliki perusahaan penjualan sendiri Walaupun memerlukan biaya dan waktu lebih banyak. mendirikan perusahaan lokal (local subsidiary) akan memberikan fleksibilitas dan kontrol pada semua tingkat kegiatan.
31 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
BAB V PELUANG dan STRATEGI 1. PELUANG Selain penghasilan devisa, layanan signifikan diberikan oleh sektor karet dan produk karet terkait dengan bidang-bidang promosi bisnis otomotif yang membuka penciptaan lapangan kerja, keamanan pangan, sosial pedesaan dan ekonomi pembangunan, pengentasan kemiskinan dan konservasi lingkungan. Menurut Asosiasi Negara Produsen Karet Alam, Indonesia adalah produsen terbesar kedua setelah Thailand. Karet dan barang dari karet merupakan ekpansi ekpor yang berpotensi. Produk tersebut sangat tergantung dengan sumber daya alam dalam suatu negara dan Indonesia memiliki sumber daya alam khususnya perkebunan yang sangat baik untuk mengembangkan bisnis tersebut. Penyehatan maupun perbaikan perkebunan karet akan berimbas dan berakibat pada ekspor hasil karet tersebut, khususnya karet alam (natural rubber) dan produk penyerta dari karet. Pasar Jepang akan selalu terbuka selama produk-produk unggulan Jepang yang sebagian besarnya membutuhkan karet, Kenyataannya trend produk Jepang sekarang maupun yang akan datang akan tetap membutuhkan bahan dasar karet. Hal ini akan menjadi peluang pasar, khususnya dengan semangat dan peranan pemerintah yang akan semakin memberikan stimulus bagi pemain atau pengusaha karet nasional melalui target Indonesia untuk menjadi penghasil karet terbesar dunia.
a. Kebutuhan Karet dan Produk karet di Jepang Kebutuhan akan karet baik karet mentah, material karet maupun produk karet di jepang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri dan fabrikasi di jepang yang membutuhkan pasokan bahan karet, seperti misalnya Industri Automotif, industri mainan anak, asesoris dan lain-lain. Hal ini dapat kita lihat dari tabel grafik 32 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
dan forecast pertumbuhan nilai Import karet mentah dan material karet jepang (www.tradingeconomics.com) Pada Grafik Import kebutuhan akan karet mentah (Crude Rubber) meskipun sempat mengalami anjlok di tahun 2014, namun tampak jelas pemulihan dan kenaikan
angka
impor
terhadap
Crude
rubber
terlihat
terus
meningkat
(www.tradingeconomics.com) Table.11 Profil import karet Jepang 2010-2014 List of products imported by Japan detailed products in the following category: 40 Rubber and articles thereof Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics. Unit : US Dollar thousand Code
Product label
Importe d value in 2010
Importe d value in 2011
Importe d value in 2012
Importe d value in 2013
Imported value in 2014
2423328
3908478
2506334
2020536
1426569
'4001
Natural rubber,balata,gutta-percha etc
'4011
New pneumatic tires, of rubber
914118
1131436
1283668
1145534
1218430
'4016
Articles of vulcanised rubber o/t hard rubber, nes
711431
771861
837818
775798
812229
'4002
Synthetic rubber&factice from oil
528808
823264
728939
500681
484887
'4015
Articles of apparel&clothing accessories of vulcanised rubber
295976
356689
368857
360202
367350
'4009
Tubes, pipes & hoses of vulcanised rubber otner than hard rubber
173154
190909
210110
201286
221373
51966
71220
82566
82476
96873
70561
81116
92970
78789
74945
'4005
Conveyor or transmission belts or belting of vulcanised rubber Compounded rubber,unvulcanised,in primary forms
'4008
Plate,sheet,strip,rods of vulcanised rubber other than hard rubber
68458
73347
74399
66487
62864
'4013
Inner tubes of rubber
53559
50973
52927
45421
44514
'4012
Retreaded/used tire;solid tire,interchangeable tire treads& flaps
25379
36593
50369
47792
44235
'4017
Hard rubber in all forms,including waste&scrap;articles of hard rubber
30207
35385
39269
31238
30689
'4004
Waste,parings&scrap (excl. hard rubber)&powder/granule obtaind therefr
16864
19270
21027
20876
16460
'4014
Hygienic/pharmaceutical art of vulcanised rubber
12445
11370
11471
11461
11802
'4003
Reclaimed rubber in primary forms or in plates, sheets or strip
5824
6877
7621
7454
7701
'4006
Rubber unvulcanised form & articles nes, excl. rods, tubes, discs & ri
4100
2264
5383
4362
4749
'4007
Vulcanised rubber thread and cord
9432
10459
8558
4925
4047
'4010
33 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Sementara permintaan akan material rubber terus meningkat dan menjadi ajang kompetisi pasar yang sangat menantang bagi negara-negara exportir karet seperti Indonesia. Table.12 Statistik nilai import karet mentah & material karet Jepang 2014-2015
Sumber: (capture file image) www.tradeeconomics.com / ministry of finance Japan
Perkembangan Industri di Jepang yang membutuhkan bahan dasar dari Karet terus meningkat. Permintaan pasar semakin membawa angin segar hingga menciptakan kestabilan harga karet yang cukup menggembirakan. Forecast berikut menggambarkan prospek pertumbuhan karet di Jepang 34 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Table.13 Data forecast nilai import material karet Jepang Q2-Q4 2015 dan prediksi Q1 2016 gambaran sampai tahun 2050 mendatang
b. Perkembangan Kebutuhan
Dari tahun ke tahun, Jepang menunjukkan tingkat pertumbuhan yang cukup signifkan dalam menerima produk ekspor karet Indonesia. Dari sisi Jepang sendiri, produk karet merupakan kebutuhan dasar mereka dalam menunjang produk otomotif mereka khususnya dalam pembuatan ban maupun onderdir karet lainnya. Pasar ini akan selalu terbuka bagi Jepang karena Jepang merupakan eksportir otomotif besar baik bagi negara-negara maju maupun negara berkembang. 35 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Pasar yang sudah ada akan semakin lebih potensial dengan didukung oleh meningkatnya produktivitas karet yang dihasilkan. Persaingan yang semakin terbuka khususnya dengan negara-negara penghasil terbesar karet dunia akan menjadi suatu ancaman apabila ancaman tersebut tidak ditanggapi dengan tepat. Berdasarkan data Peluang Pasar untuk ban Kendaraan dan Forecast, Jepang sampai tahun 2020 dapat dilihat bahwa industri otomotif Jepang merupakan salah satu industri yang paling menonjol dan terbesar di dunia sekitar 9% dari penduduk yang bekerja di Jepang yang terlibat dalam auto-industri, baik secara langsung maupun tidak langsung. Negara ini adalah rumah bagi empat perusahaan ban besar: - Bridgestone Corporation - Sumitomo Rubber Industries. - Toyo Tire & Rubber Company. - Yokohama Rubber Company. Semua Perusahaan raksasa tersebut mengkhususkan diri dalam pembuatan ban untuk berbagai kendaraan, karena kinerja yang luar biasa dari perusahaan-perusahaan ini di tingkat domestik dan global dan pengembangan varietas baru dari ban, industri ban Jepang tumbuh pada kecepatan yang signifikan. Negara ini juga menjadi tuan rumah sejumlah produsen mobil besar termasuk Toyota, Honda, Daihatsu, Nissan, Suzuki, Mazda, Mitsubishi, Subaru, Isuzu, Kawasaki, Yamaha dan Mitsuoka. Perusahaan-perusahaan ini memegang saham besar di pasar otomotif global dan berkontribusi pada lonjakan permintaan ban di Jepang. Menurut "Jepang Tires Market Forecast & Peluang. 2020", pasar ban Jepang diperkirakan melampaui USD 26 miliar pada 2015. Meningkatnya permintaan untuk mobil penumpang kecil & mini, kepemilikan kendaraan yang tinggi dan meningkatnya permintaan untuk ban kualitas yang lebih baik akan mempengaruhi Jepang pasar ban lebih beberapa tahun ke depan. Pasar ban mobil yang dominan di negara itu diikuti oleh pasar kendaraan ban pribadi dan pasar ban kendaraan komersial berat. Jepang pasar ban didominasi armada kendaraan besar dan rasio kepemilikan kendaraan yang tinggi. Pasar ekspor utama untuk produsen ban Jepang adalah Eropa, Amerika Utara dan 36 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Timur Tengah. Negara ini lebih dari setengah dari total ekspor ban ke negara lain. Jepang mengimpor sebagian besar ban dari manufaktur ban negara Asia seperti Thailand, Indonesia dan Malaysia. Kanto dan Kansai wilayah Jepang, memasok pangsa pasar kumulatif lebih dari 45%, dalam hal volume pada tahun 2014. Kedua wilayah ini memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi dan konsentrasi ekonomi yang membuat mereka menjadi kontributor terbesar penjualan ban di Jepang. Kanto dan Kansai daerah diharapkan tetap dominan. Table.14 Statistik produksi ban Jepang berdasarkan segmentasi kendaraan. dan volume 2010-2014 (termasuk statistik ukuran pasar dalam nilai USD) serta marketshar Japan Heavy Commercial Vehicle Tire Market Size, by Value, 2010-2020F (USD Billion) 9.00 7.00 8.00 6.00 5.00 3.00 4.00 2.00 1.00
Japan Passenger Tyre Market Share by Vehicle Type, By Volume, 2014
Small Car Tyre, 33%
10.00 11.00
Mini Car Tyre, 33% Sedan Car Tyre, 34%
2010 2011 2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F 2018F 2019F 2020F
Passenger's Car LCV's HCV's Two-Wheeler OTR / Special Vehicle
2010
2011
2012
2013
2014
100.00 5.00 10.00 6.00 1.10
80.00 10.00 9.00 7.00 1.20
60.00 15.00 8.00 8.00 1.30
40.00 20.00 7.00 9.00 1.40
20.00 25.00 6.00 10.00 1.50
Sumber: Slideshare.net Japan Tire Vehicle Industry Presentation
Table.15 Market share ban mobil Jepang berdasarkan volume type kendaraan 2014
37 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Japan Tyre Market Share by Vehicle Type, By Volume, 2014
Japan Tyre Market Share by Vehicle Type, By Volume, 2020F
Passenger's Car , 20% LCV's , 20% HCV's, , 20% Two-Wheeler,, 20%
Passenger's Car 20%
20%
20%
20% 20%
LCV's HCV's Two-Wheeler OTR / Special Vehicle
Table.16 Statistik data pelanggan yang membutuhkan pergantian ban kendaraan
Table.17 Statistik asia pacific automotive aftermarket 2013-2025
38 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Sementara pertumbuhan kebutuhan akan ban kendaraan dipasar asia Pasifik pun terus
meningkat
termasuk
dimana
kebutuhan
didalamnya
pasokan
untuk
kelengkapan kendaraan itu sendiri, seperti interior, spare part dan lain-lain. Table. 18 Produksi ban mobil jepang berdasarkan Volume 2010-2014 (unit)
c. Pemasok karet dan produk karet Industri karet Indonesia adalah industri tradisional berdasarkan hasil alam dan produksi industri. Produksi karet Indonesia mampu memenuhi kebutuhan karet dunia bersama-sama dengan negara pengekspor karet lainnya. Untuk memenuhi permintaan pasar Jepang akan kebutuhan ragam material karet dan industri produk karet seperti: tyres, tubes, automobile parts, conveyor belts, hoses, industrial/surgical gloves, condoms, balloons, dan rubber thread, Indonesia menjadi salah satu producer dan supplier yang diperhitungkan disamping negara-negara pengekspor karet lainnya di Asia. Dalam skala produksi (Industri dalam memproduksi produk dari karet) Indonesia menduduki posisi ke enam setelah Malaysia. Table.19 Data negara produksi karet di asia Negara Sri Lanka China Viet Nam India Malaysia Indonesia Thailand Latin America Africa Other Asia
WORLD RUBBER PRODUCTION Total Produksi 1.3% 5.6% 6.6% 8.7% 10.7% 27.3% 30.6% 2.4% 4.4% 2.5%
sumber: Srilangka's Rubber and Rubber Based Products In-Depth Analysis
39 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Spesifikasi data Importir khusus untuk kode komoditi 4016 adalah: Table.20 Data perusahaan importir HS 4016 di jepang Code 401601
Product Description
Company
Article of Celullar Rubber
LJ.CO.,LTD Ichikawa Rubber Industry Co., Ltd
401693
Gasket, Washer and other seal Vulcanized Rubber
Fukoku Co., Ltd Kyodo Co., Ltd
401694 401695
Boat and Dock fenders, wheter or most inflatable ,Vulcanize Rubber Rubber articles, inflatable, Vulcanize Rubber
401699
Articles Vulcanized other than hard rubber
Sawakyu industry Co., Ltd SKF Ekonomos Japan K.K A.A Material Coorperation Japan Leonardd Distributors LTD Kyeoi Sangyo Co., Ltd Re-Ment Co., Ltd Fukoku Co., Ltd Kyodo Co., Ltd Sawakyu industry Co., Ltd
Persaingan Pasar Karet ke Jepang terus memacu laju tingkat volume, produksi dan kualitas bagi para negara eksportir, termasuk Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel perkembangan Daya saing Ekspor Karet pada tahun 2014 Indonesia tercatat berada di peringkat kedua setelah Thailand. Table.21 Supply nilai import Jepang dari 10 besar negara eksportir karet 2010-2014 List of supplying markets for a product imported by Japan Product: 40 Rubber and articles thereof Sources: ITC calculations based on UN COMTRADE statistics. Unit : US Dollar thousand Exporters World Thailand Indonesia China United States of America Korea, Republic of Malaysia Taipei, Chinese Viet Nam Germany
Imported value in 2010 5395608 1537571 1489974 582084 303289 353799 249117 219497 66707 101735
Imported value in 2011 7581513 2216127 2342589 737322 343036 494914 312532 280508 104892 126910
Imported value in 2012 6382287 1544815 1669077 824082 365828 467607 310988 291985 101497 131089
Imported value in 2013 5405319 1297442 1368444 768489 292429 335343 291734 251977 97068 130845
Imported value in 2014 4929716 1088865 1020065 818912 300179 299179 287133 217441 157901 128962
40 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Pada grafik statistik berikut terlihat laju komparatif (persaingan) antar negara pesaing ekspor karet Indonesia
Table.22 Grafik volume ekspor negara-negara eksportir HS 40 tahun 2014
d. Harga karet dan produk karet Harga Karet Indonesia per 9 September 2015: Naik 4% Ke Rp. 20.595/Kg. Didorong Potensi Kenaikan Permintaan Jepang, harga karet menguat tajam di bursa Jepang pada Rabu 9 September 2015 dipacu oleh potensi kenaikan permintaan industri Jepang. Kontrak karet untuk pengiriman Februari 2016. kontrak teraktif di Tokyo Commodities Exchange ditutup melonjak 4% ke 174.30 yen atau Rp. 20.595 per kilogram. Impor ke Jepang berpotensi meningkat, ini ikut mendorong harga karet (info: statement Megumi Sait dari pialang Yutaka Shoji kepada Bloomberg).
41 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Spekulasi kenaikan permintaan dari Jepang muncul setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan komitmen menurunkan pajak badan usaha untuk mendorong
investasi.
Pernyatan
ini
disampaikan
setelah
data
menunjukkan
pertumbuhan ekonomi terkait investasi menyusut 0.9% pada semesteri I/2015. Karet alam digunakan oleh industri di Jepang sebagai bahan baku berbagai produk elektronik, tekstil dan otomotif. Asosiasi Negara Produsen Karet Alam sebelumnya menyatakan produksi karet dari perkebunan-perkebunan terbesar turun 0.9% year on year ke 6.86 juta ton pada periode Januari—Agustus 2015. Sementara Impor karet China, negara konsumen karet terbesar dunia turun 3.5% ke 2.54 juta ton pada periode yang sama. Table.23 Harga karet Indonesia per september 2015 Current rubber price - Indonesia Pergerakan Harga Karet Kontrak Januari 2016 di TOCOM Tanggal 9-Sep-15 8-Sep-15 7-Sep-15 4-Sep-15 3-Sep-15
Level 174.30 167.60 167.40 164.10 167.00
Perubahan +4.00% +0.12% +2.01% -1.74% -1.24%
Sumber: Bloomberg
Perkembangan index harga karet sejak tahun 2009 sampai tahun 2014 terlihat pada grafik harga berikut
42 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Table.24 Grafik index harga karet 2009-2014
Harga karet alam internasional turun US$ 157.2 sen per kg per Januari 2015 dari US$ 222.5 sen pada Januari 2014. Menurutnya hal itu terjadi karena munculnya negara produsen baru antara lain Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam yang menyebabkan stok karet dunia berlebihan. Akibat munculnya negara baru penghasil karet. pengendalian harga yang dilakukan International Tripartite Rubber Council (ITRC) tidak efektif. Apalagi anggota ITRC hanya Thailand, Malaysia dan Indonesia. Kontrak karet untuk pengiriman November 2015 di Tokyo Commodity Exchange anjlok 2.50% ke 226.40 yen atau Rp.24.395 per kilogram. Meskipun harga karet tampak melemah 0.17% ke 231.80 yen per kilogram namun kemudian bergerak lagi pada kisaran 225.60—232.00 yen per kilogram. Potensi kenaikan permintaan dari pabrik di Jepang, China serta negara konsumen karet terbesar dunia dinilai membantu harga karet. Indeks manufaktur Jepang yang terus tumbuh stabil menunjukkan prospek yang baik terlihat adanya pembelian bahan baku pada Juni yang meningkat signifikan dibandingkan bulan lain pada 2015. Pada Februari 2015 harga karet mengalami pergerakan harga yang melemah. Pergerakan harga karet dipengaruhi pergerakan harga minyak mentah dunia. Pergerakan harga karet pada Februari 2015 (info komoditi 2015). Karet merupakan salah satu komoditas yang memiliki keterkaitan terhadap minyak mentah sebab minyak mentah merupakan komoditas yang bisa digunakan untuk memproduksi karet sintetis. Harga karet di Tocom untuk kontrak paling aktif mengalami kenaikan untuk kontrak Juli 2015 mengalami peningkatan sebesar 0.7 yen dan ditransaksikan pada posisi 196.8 yen per kilogram. 43 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Seiring dengan pemotongan budget investasi oleh perusahaan-perusahaan minyak global harga minyak kembali bergerak naik. Kenaikan harga minyak mentah berpengaruh pada biaya pembuatan karet sintetis menjadi makin mahal. Minyak mentah merupakan bahan baku pembuatan karet sintetis. Dengan kondisi tersebut harga karet alami juga turut mengalami peningkatan, sehingga harga karet kontrak Juli mengalami kenaikan ke level 220.60 yen per kilogram. Table.25 Grafik analisis harga karet februari 2015
Table. 26 Table komposit harga harian 07-11 september 2015 (IRCO)
Selama minggu dari 07-11 September 2015, IRCo Daily Composite Harga (DCP) rebound dari level terendah dalam lebih dari 6 setengah tahun di 125.78 sen AS / kg pada Jumat 4 September untuk 131.85 sen AS / kg pada tanggal 11 September 2015.
44 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Faktor positif utama yang berkontribusi pada peningkatan harga natural rubber adalah sebagai berikut: a. Peningkatan harga natural rubber di pasar berjangka khususnya di TOCOM dan SHFE didukung oleh peningkatan sentimen investor di tengah harapan membaiknya permintaan dari China dan Jepang. b. Peningkatan harga saham di pasar Jepang ekuitas didukung oleh berita tentang rencana Pemerintah Jepang untuk mengurangi pajak perusahaan kumulatif sebesar 3.3% dalam waktu 2 tahun mulai dari 2016. c. Melemahnya Yen Jepang terhadap USD memberikan dukungan untuk harga natural rubber di TOCOM yang dikutip dalam Yen Jepang. Diharapkan harga natural rubber berjangka dan pasar fisik terutama akan dipengaruhi oleh faktor-faktor non-karet seperti hasil dari Federal Open Market Committee (FOMC) meeting yang dijadwalkan dari 16-17 September 2015 sebagai serta pengembangan ekuitas global, komoditas dan pasar mata uang.
e. Karet dan produk karet asal Indonesia dibandingkan negara lain
Untuk menciptakan barang-barang yang diterima oleh pasar internasional, kontrol kualitas harus menjadi perhatian utama. Hal ini untuk mempertahankan pasar yang sudah ada. Diperkirakan sebesar 81.56 persen dari karet alam yang diekspor ke berbagai negara masih dalam bentuk bahan baku yang belum diolah lebih lanjut. Padahal, jika komoditas tersebut diolah terlebih dahulu akan memberikan dampak ganda bagi perekonomian negeri ini berupa peningkatan nilai tambah produk itu sendiri. Dampak lainnya akan terjadi penyerapan tenaga kerja dengan adanya pengolahan bahan baku karet alam tersebut menjadi produk yang berasal dari karet. Dengan demikian semakin tinggi peningkatan daya saing karet dan produk dari karet.
45 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Untuk meningkatkan daya saing industri nasional selama periode jangka menengah antara tahun 2010-2014, Pemerintah mempunyai lima fokus kebijakan yaitu antara lain: (1) Mendorong penyebaran industri manufaktur ke seluruh wilayah Indonesia terutama ke wilayah yang industrinya belum tumbuh secara optimal, namun wilayah tersebut memiliki sumber daya yang melimpah; (2) Meningkatkan kompetensi inti industri daerah dengan mendorong dihasilkannya produk-produk yang bernilai tambah tinggi; (3) Memperdalam struktur industri nasional dengan mendorong tumbuhnya industri pionir dalam rangka melengkapi pohon industri. Selama ini industri hilir di dalam negeri belum tumbuh secara maksimal seperti industri hilir karet, crude palm oil (CPO) dan kakao; (4) Mendorong tumbuhnya industri komponen dan industri pendukung di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan bahan baku dan komponen impor seperti pada industri elektronika, otomotif dan permesinan; dan (5) Meningkatkan daya saing industri prioritas yang sesuai dengan amanat Perpres No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional. Selain itu yang tidak kalah penting, perlu ada kemauan dari pemerintah untuk mendorong pengembangan industri pengolahan dalam negeri dengan berbagai instrumen insentif dan disinsentif fiskal yang disediakan pemerintah. Demikian juga dengan pelaku usaha terutama eksportir agar tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi juga selalu berorientasi ekspor bukan dalam bentuk bahan baku.
46 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
2.
STRATEGI
Perkembangan Pasar Internasional Seiring dengan tumbuhnya perekonomian suatu negara, permintaan impor atas suatu barang, termasuk komoditas perkebunan mengalami peningkatan. Selain pasar baru, kenaikan harga bahan baku untuk menghasilkan komoditas pesaing komoditas perkebunan, seperti minyak bumi juga dapat meningkatkan permintaan pasar atas komoditas perkebunan. Kenaikan harga minyak dapat menjadi pemicu tumbuhnya pasar untuk karet alam, disamping produk lain (deterjen dan biodiesel) yang bahan bakunya dapat disubstitusi oleh produk turunan komoditas perkebunan. Peningkatan permintaan komoditas perkebunan pada umumnya berasal dari Jepang, China, negaranegara Timur Tengah, India, dan Pakistan. Sebagai contoh, China dalam beberapa tahun terakhir dan ke depan cenderung mengalami peningkatan permintaan untuk komoditas perkebunan tertentu, seperti karet dan minyak sawit. Perkembangan pasar internasional juga tidak terlepas dari pertumbuhan ekspor produk perkebunan. Pada beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekspor komoditas primer perkebunan Indonesia dan produk turunannya cenderung lebih rendah dari pertumbuhan ekspor dunia karena adanya kelemahan pada daya saing, diversifikasi produk dan distribusi pasar. Malaysia mempunyai keunggulan daya saing diversifikasi produk dan distribusi pasar untuk minyak sawit dan produk turunannya. Sedangkan Thailand, Ghana, Sri Lanka, Brazil secara berurutan masing-masing mempunyai keunggulan ketiga faktor tersebut untuk karet, kakao, teh dan kopi. Dalam hal pembiayaan investasi ini, beberapa negara produsen komoditas perkebunan diketahui memberikan fasilitas-fasilitas baik berupa kredit program, (Thailand dan Vietnam), insentif fiskal berupa tax holiday dan berbagai bentuk keringanan pajak (Malaysia dan Thailand), dan penyediaan dukungan yang diperlukan investor baik berupa infrastruktur energi, transportasi dan komunikasi (Malaysia) maupun hak atas tanah seperti HGU hingga 100 tahun (Vietnam). 47 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Apabila dibandingkan dengan sistem dan usaha agribisnis perkebunan negara lain, seperti Malaysia dan Thailand, dimana Pada Segmen Karet, Thailand mempunyai keunggulan pada sistem dan usaha agribisnis perkebunan karet dan tebu.
a. Strategi Umum Agar produk HS 40 Indonesia bisa diterima di Jepang dan nilai perdagangannya bisa semakin meningkat, maka perlu sekali untuk mempromosikan secara intensif kepada para importir ban di Jepang. Promosi ini perlu agar para buyer di Jepang bisa mendapatkan alternatif lain dari Indonesia sebagai sumber produsen HS 40. Cara promosi yang bisa dilakukan antara lain dengan mengikuti pameran-pameran yang berkaitan dengan potensi dan pengolahan HS 40 atau pameran-pameran yang sesuai dan potensial untuk memamerkan produk HS 40 Indonesia di Jepang, mengadakan business meeting antara produsen ban Indonesia dengan buyer potensial Jepang, memberikan katalog contoh-contoh produk HS 40 Indonesia kepada para para buyer Jepang atau mengundang para buyer Jepang untuk datang langsung melihat industri kaeret Indonesia.
a.1. Investasi Strategi ini bertujuan agar Indonesia tidak tertinggal jauh dari sesama negara pengekspor karet (Malaysia dan Thailand) dalam investasi. Thailand dan Malaysia masing-masing dapat menjadi acuan untuk investasi di perkebunan karet dan industri barang jadi karet. Strategi ini memerlukan dukungan kebijakan Pemerintah dalam pendanaan investasi, yaitu memungut dana ekspor berupa insentif fiskal (perpajakan) untuk keperluan investasi, penciptaan iklim investasi yang kondusif dan penyusunan grand
design
pengembangan
karet
ke
depan,
terutama
menyangkut
pola
pengembangan perkebunan dan jenis-jenis barang jadi yang dikembangkan. Agar strategi ini dapat dijalankan, berbagai pihak (Pemerintah, pengusaha dan petani) dapat melakukan secara bersamaan atau individual dalam beberapa hal antara lain: 48 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
a. Melakukan studi banding investasi mulai dari perijinan hingga operasional untuk perkebunan dan industri karet di Thailand dan Malaysia. b. Menindaklanjuti studi banding dengan fokus perhatian pada penelitian/ pemahaman perilaku investasi petani dan pengusaha dan fasilitas investasi dari Pemerintah bagi perkebunan dan industri karet di Thailand dan Malaysia. c. Memfasilitasi outsourcing pendanaan investasi dari lembaga keuangan nasional dan internasional.
a.2. Kebijakan Seperti halnya pada strategi investasi, strategi ini bertujuan agar kebijakan perkaretan Indonesia tidak tertinggal jauh dari sesama negara pengekspor karet (Malaysia dan Thailand) dan pengimpor karet (AS, Eropa dan Jepang). Beberapa kebijakan negaranegara pengekspor yang dapat diikuti antara lain: a. Kejelasan visi jangka panjang pengembangan karet yang dituangkan dalam Grand Design Pengembangan Karet, seperti yang dilakukan oleh Malaysia. b. Penguatan lembaga penelitian karet, seperti di Malaysia dan Thailand. Negara - negara pengimpor mengamankan harga karet dengan menggunakan stok yang dikuasai sebagai instrumen kebijakan. Bagi Indonesia, kebijakan tersebut dapat ditiru dengan menggunakan sisi penawaran (produksi, stok dan ekspor) sebagai instrumen kebijakan untuk mengamankan harga.
a.3. Meningkatkan Inovasi Strategi ini bertujuan agar hasil-hasil penelitian internasional tentang karet dapat diambil manfaatnya bagi pengembangan karet di Indonesia. Dukungan kebijakan yang diharapkan dari Pemerintah adalah dibukanya akses informasi dan kerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian karet internasional. 49 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Bahkan kebijakan outsourcing ahli karet internasional diperlukan untuk membantu peningkatan kapasitas lembaga penelitian karet nasional. Beberapa hasil penelitian yang perlu dimanfaatkan bagi pengembangan karet nasional adalah yang berkaitan dengan industri hilir karet dan lingkungan.
b. Meningkatkan kualitas dan k uantitas produk Untuk menciptakan barang-barang yang diterima oleh pasar internasional. kontrol kualitas harus menjadi perhatian utama. Hal ini untuk mempertahankan pasar yang sudah ada. Barang-barang yang cukup prospek dari 10 golongan barang diatas dan perlu ditingkatkan ekspansi pasarnya adalah karet dan barang dari karet. Produk tersebut sangat tergantung dengan sumber daya alam dalam suatu negara. dan Indonesia memiliki sumber daya alam khususnya perkebunan yang sangat baik untuk mengembangkan bisnis tersebut. Penyehatan maupun perbaikan perkebunan karet akan berimbas dan berakibat pada ekspor hasil karet tersebut. khususnya karet alam (natural rubber). Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produk dan secara berkesinambungan dihasilkan lewat Hubungan dagang bilateral. dengan cara penanaman investasi di bidang Karet dan produk Karet dari mulai dari pembibitan, produksi, pengiriman sampai pemasaran sehingga mampu memproduksi Karet dan produk Karet yang memenuhi pasar Jepang. Mengingat pasar Jepang sangat teliti dalam mengukur kualitas produk. maka perlu kerjasama kedua belah pihak secara intensif dan mendalam agar dihasilkan kualitas Karet dan produk Karet yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang diinginkan pasar Jepang. Kepastian produsen dan kepastian pasar Karet dan produk Karet penting untuk menjaga kestabilan perdagangan Karet dan Produk Karet Indonesia-Jepang.
c. Agresif dalam promosi dan meluaskan jenis pembeli di pasar Jepang Rangkaian program promosi dilakukan lebih efektif, dengan melakukan update secara berkala serta menghasilkan kreasi baru produk dari bahan karet yang disisipkan 50 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
lewat promosi perdagangan karet dan produk karet yang sudah berlangsung sehingga cakupan produk menjadi bertambah dan lebih luas lagi, dengan demikian dapat menciptakan pasar baru lagi dari karet dan produk karet Indonesia di pasar Jepang.
d. Strategi networking Karet dan produk karet Indonesia butuh dukungan dari perantara, yang dimaksud perantara disini adalah pedagang grosir, distributor, agen, pengecer atau makelar. Bahkan pelangganpun bisa disebut perantara jika mereka ikut merekomendasikan karet dan produk karet kepada pengguna baik skala besar atau industri maupun skala kecil.
STRATEGI NEGARA PESAING Dalam segmen ekspor dan produksi Karet, Indonesia sangat ketat bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Kemajuan dan perkembangan industri perkebunan kedua negara tersebut mengalami kemajuan yang cukup dramatis. Hal tersebut tidak terlepas dari strategi dan keterlibatan sokongan pemerintah dalam medorong laju perkembangannya. Dari sisi Harga Karet di pasar, Indonesia tercatat bermain di level tengah, yaitu berada diatara harga Malaysia dan Thailand (hampir sama dengan Thailand, namun lebih rendah dari Malaysia). Thailand (STR20) 126.35 (US cents/kg) Indonesia (SIR20) 126.00 (US cents/kg) Malaysia (MR20) 131.00 (US cents/kg)
51 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
STRATEGI KARET THAILAND 10% karet Thailand adalah dikonsumsi secara lokal. Dari jumlah ini, 65 persen adalah diolah menjadi barang bernilai tambah seperti ban dan tabung untuk kendaraan dan pesawat terbang, sarung tangan, karet gelang dan elastis. Perusahaan produk karet utama di Thailand adalah Goodyear, Thailand Bridgestone, Michelin-Siam, Dunlop, Top Glove dan Ansell. Sejak tahun 2010, investasi besar di Thailand untuk sektor manufaktur ban mulai tumbuh, hal ini ditunjukan dengan berdirinya pabrik ThaiBridgestone dan Dunlop untuk pesawat dan ban mobil. Perkebunan karet Thailand menempati sekitar 3 juta hektar lahan, dengan hasil tertinggi mencapai sekitar 76 ton karet per hektar.
Rencana strategis pemerintah Thailand Selain menjadi eksportir atas dan prosesor karet berkualitas tinggi, Thailand juga terkemuka R & D pusat untuk rubber. Tujuan Industri karet Thailand adalah untuk mengembangkan teknologi canggih dan menghasilkan nilai tambah untuk produk karet dalam rangka meningkatkan daya saing industri Thailand dan menciptakan peluang bisnis. Sektor publik dan swasta di daerah Selatan Thailand mempromosikan pengolahan karet. Berbagai organisasi pemerintah dan swasta di lima provinsi selatan Thailand telah menandatangani kesepakatan untuk bekerja sama dalam menambahkan nilai karet. Pada tahun 2014, ekspor karet olahan membawa pendapatan Thailand dari karet mentah sebesar 87% dari karet mentah yang diekspor pada tahun sebelumnya, menigkat 250.000 juta baht, sedangkan sisanya 13% karet yang diolah menjadi produk bernilai tambah bisa mendapatkan lebih di 257.203 juta baht.
52 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
SUMBER: Slideshare.net: thailandtyremarketforecastandopportunities2019
Strategi pemerintah Malaysia The Malaysia Rubber Board (MRB) telah mendesak untuk meningkatkan inovasi dan penelitian dan pengembangan (R & D) kegiatan komersialisasi untuk memungkinkan negara untuk bersaing dengan negara-negara penghasil karet alam lainnya. Malaysia bertekad, MRB harus berada di garis depan karet R & D dalam usahanya untuk mencapai Karet Nasional Key Result Daerah (NKRA) sasaran dan Visi 2020 serta bersaing melawan Indonesia, Vietnam dan Kamboja dengan biaya produksi yang lebih rendah, dan menyadari
tantangan utama bagi industri karet lokal adalah untuk
meningkatkan produktivitas dan pangsa pasar global diversifikasi produk dengan daya saing tinggi.
53 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
Published by the Malaysian Rubber Board
54 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
INFORMASI PENTING
1
Japan External Trade Organization (JETRO)
2
JETRO Cabang Jakarta
3
INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER OSAKA
4
The Japan Rubber Manufacturers Association (JRMA)
5
The Rubber Trade Association of Japan
6
7
8
The Rubber Trade Association
2-5. Toranomon 2-Chome. Minato-ku Tokyo 105-8466 Tel. 03-3582-5511. Fax. 03-3587-0219 Summitmas 1. Lantai 6 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 61-62 Jakarta 12190 Tel. 5200264. Fax. 5200261 Matsushita IMP Building 2F, 1-3-7 Shiromi, Chuo-Ku, Osaka City, Osaka 540-6302 Tel. (06) 6947-3555 Fax. (06) 6947-3555 E-mail :
[email protected] URL : http://www.itpc.or.jp President: Mr. Tadanobu Nagumo (Chairman and CEO and Representative Director. The Yokohama Rubber Co.. Ltd.) Address: Tobu building 2nd Fl.. 1-5-26 Motoakasaka Minato-ku. Tokyo 107-0051 Tel: + 81-3-3408-7101 Fax: + 81-3-3408-7106 Itohpia Daini Odenmacho Bldg. 7-6. Nihonbashi-Odenmacho. Chuo-ku Tokyo 103-0011 Japan Tel : (813) 3666-1460 Fax : 00 813 3668-8462 16-8. Nihonbashi Kodenma-cho Chuo-ku. 1030001 Tel. 03-3666-1460. Fax. 03-3668-8462
The Japan Automobile Tyre Manufacturers Association. Inc. JATMA
8Floor. No.33 Mori Bldg.. 3-8-21 Toranomon Minato-ku. Tokyo. 105-0001 Japan
The Society of Rubber Industry. (Nihon Gomu Kyokai)
Tobu Bldg. 1F. 1-5-26 Moto-Akasaka. Minatoku. Tokyo 107-0051 P. +81-3-3401-2957 F. +81-3-3401-4143 Email:
[email protected] Web: http://www.srij.or.jp/ 55
MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
9
Japan Federation of Importer's Organization (Nihin Yunyu Dantai Rengokai)
10
The Japan Rubber Importers Association
11 Kedutaan Besar Jepang Jakarta
Gabungan Perusahaan Karet 12 Indonesia (Indonesian Rubber Association)
13
Kamar Dagang Jepang
KBRI TOKYO Duta Besar : Yusron Ihza 14 Mahendra Atase Perdagangan : Julia Silalahi
KJRI OSAKA Konsul Jenderal : Wisnu Edi 15 Pratignyo
Hogaku Building 4F. 1-19-14 Toranomon Minatoku. Tokyo 105 Japan P. +81-3-3581-9251 F. +81-3-3581-9217 7-6. Nihonbashi-Odenmacho Chuo-ku TOKYO 103 Japan P. (813) 36661460 F. (813) 36688462 Duta Besar : Mr. Yasuaki TANIZAKI Jl.M. H. Thamrin Kav. 24. Jakarta Pusat 10350. Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 Jl. Cideng Barat No. 62A. Jakarta 10150. Indonesia Telp : (6221) 3501510. 3501511. 3846813 Fax : (6221) 3500368. 3846811 E-mail :
[email protected].
[email protected] Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi. Chiyoda. Tokyo 100-0005 Phone: +81-3-3283-7523 Fax: +81-3-3216-6497 www.tokyo-cci.or.jp
[email protected] 5-2-9 Higashi Gotanda. Shinagawa. Tokyo 141-0022 Phone: +81-3-3441-4201 Fax: +81-3-3447-1697 Email:
[email protected] www.indonesianembassy.jp Resona Semba Building 6F. 4-4-21 Minami Semba. Chuo. Osaka 542-0081 Phone: +81-6-6252-9826 Fax: +81-6-6252-9872 Email:
[email protected] www.indonesia-osaka.org
56 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015
REFERENSI 1. Laporan Statistik karet perkebunan Indonesia. Direktorat Jenderal Perkebunan Indonesia 2014 2. Global Industry Analystic Report. capture slide from www.slideshare.net 3. ITC (International Trade Center) www.trademap.com 4. Bloomberg Rubber Price Index. http://www.bloomberg.com/markets/commodities/futures/agriculture 5. BPS Statistic Indonesia 2015. http://www.bps.go.id 6. Info Karet Indonesia. http://www.gapkindo.org 7. Info komoditi 2015 8. Statistik ekspor-impor karet dunia http://www.reportlinker.com/report/best/keywords/Rubber 9. Potensi Industri Produk Karet. http://www.transparencymarketresearch.com/industrial-rubber-products.html 10. info Peluang. www.tradingeconomics.com 11. Prospek Peluang. Jepang Tirus Market Forecast & Peluang. 2020"
57 MARKET INTELLIGENCE Rubber & Product Rubber 2015