REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS
ISU STRATEGIS PROVINSI DALAM PENYUSUNAN RKP 2012
DIREKTUR PENGEMBANGAN WILAYAH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Jakarta, 10 Maret 2011
OUTLINE • PENTINGNYA ISU STRATEGIS PROVINSI DALAM PENYUSUNAN RKP 2012 • KINERJA PROVINSI SAAT INI • PENENTUAN ISU STRATEGIS PROVINSI • ISU STRATEGIS PER PULAU • ISU STRATEGIS PER PROVINSI: • KUALITAS PERTUMBUHAN DAN APBD • SEKTOR UNGGULAN
• CONTOH ISU STRATEGIS PROVINSI: NTT • HARAPAN DALAM DISKUSI
2
PENTINGNYA ISU STRATEGIS PROVINSI DALAM PENYUSUNAN RKP 2012
3
ISU STRATEGIS PROVINSI DAN PENYUSUNAN RKP 2012 • PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL (RPJMN 2010 – 2014 DAN RKP 2012) ADALAH PENTING MENCERMINKAN KINERJA NASIONAL • LOKASI DAN DAMPAK LANGSUNG PEMBANGUNAN ADALAH DI DAERAH • MAKA PERBAIKAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH AKAN BERDAMPAK PADA KINERJA PEMBANGUNAN NASIONAL • PERLU IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS DI DAERAH DALAM PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL 4
ISU STRATEGIS PROVINSI DAN PENYUSUNAN RKP 2012 ISU STRATEGIS PROVINSI (DALAM KERANGKA ISU STRATEGIS PULAU RPJMN 2010 -2014 BUKU III)
Proses Awal
KINERJA PROVINSI DALAM PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN RPJMN 2010 – 2014 DAN RKP 2012 APA SEBABNYA?
BAGAIMANA MENGATASINYA?
BERAPA, SIAPA, D I MANA?
Teridentifikasi permasalahan
Teridentifikasi Intervensi
Teridentifikasi kegiatan, penanggungjawab, lokasi
5
ISU STRATEGIS PROVINSI DAN PENYUSUNAN RKP 2012 PROVINSI A PRIORITAS 1 PRIORITAS 2 PRIORITAS 3 PRIORITAS 4
ISU STRATEGIS PER PULAU RPJMN 2010 – 2014 BUKU III
PRIORITAS 5
ISU STRATEGIS 2
PRIORITAS 6 PRIORITAS 7 PRIORITAS 8 PRIORITAS 9
ISU STRATEGIS 3
ISU STRATEGIS 4
PRIORITAS 10 PRIORITAS 11
PROGRAM DAN KEGIATAN
ISU STRATEGIS 1
RKP 2012
3 PRIORITAS LAINNYA 6
RKP 2012
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (NASIONAL DAN DAERAH)
RKPD 2012
ISU STRATEGIS PROVINSI DAN PENYUSUNAN RKP 2012 PROGRAM DAN KEGIATAN YANG TEPAT SASARAN (SESUAI ISU STRATEGIS DAERAH)
TERCAPAINYA TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
7
ISU STRATEGIS PULAU (RPJMN 2010 – 2014 BUKU III)
8
Isu Strategis Umum Semua Pulau: Buku III RPJMN 2010-2014 1. 2. 3. 4. 5.
Optimalisasi dan Pengembangan Sektor Unggulan Wilayah. Kualitas Sumber Daya Manusia dan Tingkat Kemiskinan Wilayah. Kualitas Birokrasi dan Tata Kelola termasuk didalamnya Permasalahan Tindak Pidana Korupsi dan Pelaksanaan Tata Kelola dalam Wilayah Otonomi Khusus. Kualitas dan Jaringan Infrastruktur Wilayah dalam Mendukung Intra Regional Connectivity. Degradasi Lingkungan Hidup termasuk keragaman hayati dan Mitigasi Bencana
1.Keterbatasan sumber daya energi listrik dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal 2.Integrasi jaringan transportasi intermoda wilayah 3.Pengembangan kawasan perbatasan, pulau-pulau terdepan dan terpencil
ISU STRATEGIS WILAYAH:BUKU III RPJMN 2010-2014 1. Kuantitas dan kualitas jaringan infrastruktur wilayah 2. Kesenjangan intrawilayah Kalimantan 3. Pembangunan kawasan perbatasan
1. Ketimpangan pembangunan intra-regional wilayah JawaBali 2. Menjaga momentum pertumbuhan di Jawa-Bali 3. Belum optimalnya potensi peningkatan nilai tambah dari aktivitas perdagangan internasional 4. Semakin meningkatnya peran sektor sekunder dan tersier dalam perekonomian 5. Terancamnya fungsi wilayah Jawa-Bali sebagai salah satu lumbung pangan nasional 6. Tingginya kepadatan dan konsentrasi penduduk di wilayah metropolitan Jabodetabek dan sekitarnya 7. Tingginya tingkat pengangguran di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi 8. Tingginya ancaman terorisme terhadap obyek vital
1. Interkonektivitas domestik intrawilayah. 2. Kapasitas energi listrik. 3. Revitalisasi modal sosial. 4. Pembangunan kawasan perbatasan dan pulau-pulau terpencil.
1. Pembangunan wilayah perbatasan dan kerja sama dengan negaranegara yang berbatasan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Potensi konflik antar golongan yang didukung oleh organisasi massa.
1. Pengamanan dan peningkatan kesejahteraan di wilayah perbatasan, tertinggal dan bencana 2. Tingginya prevalensi kesakitan HIV/AIDS 3. Tingginya potensi pelanggaran hak asasi manusia berbasis ikatan adat dan komunal 4. Meningkatnya kebutuhan ketahanan pangan
1. Pembangunan wilayah perbatasan, tertinggal dan pulau terpencil, dan kawasan bencana. 2. Tingginya dampak konflik Maluku terhadap keamanan lingkungan, kehidupan sosial dan ekonomi, serta lingkungan. 3. Ketergantungan pasokan pangan dari luar wilayah sebagai konsekuensi menurunnya luas areal dan produksi tanaman pangan.
KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI
11
Rata-rata Pertumbuhan PDRB Non Migas 2005-2009 (%) 4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
Kualitas Pertumbuhan: Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penurunan Tingkat Kemiskinan
)%( 0102-5002 naiksimeK takgniT nanuruneP atar-ataR
0.00
Aceh
Sulbar Gorontalo Sumsel NTT
Kalbar
NTB
Maluku
Jawa Timur
Jawa Tengah
Sultra
Malut
Bengkulu
Riau Sumut
Bebel
Jambi
KalselKalteng Bali Jawa Barat Sumbar Banten
DKI Jakarta
Papua
Sulsel Kepri
Lampung Di Yogyakarta
Sulut
Sulteng
Kaltim
0.25
0.50
0.75
1.00
1.25
1.50
II
I
1. Kuadran I: Pertumbuhan Tinggi , Pro-Poor 2. Kuadran II: Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor 3. Kuadran III: Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor 4. Kuadran IV: Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro-Poor
Bisa disebabkan karena penggerak pertumbuhan bukan dari sektor yang menyerap banyak tenaga kerja.
III
IV 12
Rata-rata Pertumbuhan PDRB Non Migas 2005-2009 (%)
)%( 0102-5002 akubreT naruggnagneP takgniT nagnarugneP atar-ataR
4.00
Riau
Sulsel Gorontalo
Sumbar
Kepri
Papua Barat Sultra Papua
DKI Jakarta Jabar Babel Sumut
Maluku Jatim Kalbar
Bengkulu
NTB
Sumsel Jambi
Lampung NTT
Jateng
Malut Bali
Aceh DIY
Kalsel
Sulbar Sulut
Sulteng Kaltim
Banten
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
Kualitas Pertumbuhan : Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penurunan Tingkat Pengangguran
0.00
0.50
1.00
II
III
I
IV
1. Kuadran I: Pertumbuhan Tinggi , Pro-Job 2. Kuadran II: Pertumbuhan Rendah, Pro-Job 3. Kuadran III: Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job 4. Kuadran IV: Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro-Job
1. Bisa disebabkan karena banyak suplai tenaga kerja dari luar. 2. Bisa disebabkan sektor utama penggerak utama pertumbuhan bukan sektor yang menyerap banyak tenaga kerja. 3. Bisa disebabkan sektor penggerak pertumbuhan kualifikasi tenaga kerja yang diserap tidak sesuai dengan kualifikasi tenaga kerja yang tersedia. 13
Rata-rata Pertumbuhan PDRB 2005-2009 (Non Migas), (%) 4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
Kualitas Pertumbuhan : Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Peningkatan IPM
0.30
9002-5002 MPI natakgnineP atar-ataR
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00 Papua Barat Sulbar
Gorontalo Jawa Timur NTB NTT Kepri Papua Kalbar
Sulteng
Jawa Tengah Bebel
Sumsel Kaltim
Bengkulu Kalteng Lampung
Di Yogyakarta
Kalsel Bali
Sumut Sulut
Banten
Riau
Sulsel
Sumbar
Sultra Aceh
Malut
Maluku
DKI Jakarta
Jambi
II
I
1. Kuadran I: Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev 2. Kuadran II: Pertumbuhan Rendah, Pro- Human Dev 3. Kuadran III: Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev 4. Kuadran IV: Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro- Human Dev
Bisa disebabkan karena sektor penggerak pertumbuhan mendorong konsumsi dan bukan investasi sosial dasar
III
IV 14
Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah 2005-2010 (%) 0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
Kualitas APBD: Dampak Pertumbuhan APBD terhadap Penurunan Tingkat Kemiskinan
)%( 0102-5002 niksiM kududneP esatnesreP nagnarugneP atar-ataR
0.00
Aceh
Sulbar Gorontalo Sumsel NTT Kalbar Jawa Timur
Maluku NTB
Riau Jawa Tengah
Kepri
Kaltim
Sultra Papua Bengkulu
Kalteng
Sulsel
Jambi Sumut
Malut
Bebel
Lampung Di Yogyakarta Bali Banten
Kalsel
DKI Jakarta
Sumbar
Sulut
Sulteng
0.25
0.50
0.75
1.00
1.25
1.50
II
I
1. Kuadran I: Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor 2. Kuadran II: Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Poor 3. Kuadran III: Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor 4. Kuadran IV: Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Poor
Mungkin disebabkan karena belanja yang tidak tepat sasaran kepada rakyat miskin.
III
IV 15
Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan daerah 2005-2010 (%)
)%( 0102-5002 akubreT naruggnagnep takgniT nagnarugneP atar-ataR
0.00
Riau
Sulsel
Gorontalo
Kepri
Sumbar
Papua Barat Sultra Papua
DKI Jakarta Sumut
Jawa Barat
Bebel Kalbar
Jawa Timur
Bengkulu
Maluku NTB Sumsel
Kalteng Malut
Bali
Lampung NTT Aceh
Jambi Sulbar
Jawa Tengah Di Yogyakarta Sulut Banten
Kalsel
Sulteng
0.00
0.20
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
Kualitas APBD: Dampak Pertumbuhan APBD terhadap Penurunan Tingkat Pengangguran
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
II
I
1. Kuadran I: Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Job 2. Kuadran II: Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Job 3. Kuadran III: Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job 4. Kuadran IV: Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Job
Hal ini mungkin disebabkan karena belanja yang tidak tepat sasaran pada program yang secara langsung dapat mengurangi pengangguran (meningkatkan lapangan kerja formal).
III
IV 16
Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan daerah 2005-2009 (%) 0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
Kualitas APBD: Dampak Pertumbuhan APBD terhadap Peningkatan IPM
0.30
9002-5002 MPI natakgnineP atar-ataR
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00 Sulbar
Papua Barat
Gorontalo Jawa Timur NTB NTT Kepri Papua Riau
Kalbar
Jawa Tengah
Sulteng
Sulsel Sumsel
Bebel
Kaltim
Sultra
Sumbar Jawa Barat Aceh Kalsel Bali Di Yogyakarta Banten
Kalteng Jambi
Sumut
Bengkulu Sulut Malut
Maluku
DKI Jakarta
II
I
1. Kuadran I: Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Human Dev 2. Kuadran II: Pendapatan Daerah Rendah , Pro-Human Dev 3. Kuadran III: Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev 4. Kuadran IV: Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Human Dev
Hal ini mungkin disebabkan karena belanja yang tidak tepat sasaran kepada pelayanan sosial dasar.
III
IV 17
PENENTUAN ISU STRATEGIS PROVINSI
18
PENENTUAN ISU STRATEGIS: Memperbaiki Kualitas Pertumbuhan Q1
• Mengapa pertumbuhan tidak berkualitas?
Q2
• Apakah karena sektor yang dikembangkan selama ini kurang bermanfaat bagi rakyat? (tidak pro-poor, pro-job, progrowth, pro-social investment) analisis sektor unggulan
Q3
• Sektor apa yang harus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan? analisis sektor unggulan
Q3
• Sarana – Prasarana apa saja yang harus disiapkan agar sektor pertumbuhan tersebut dapat optimal? (transportasi, energi, dst)? analisis keterkaitan wilayah 19
PENENTUAN ISU STRATEGIS: Memperbaiki Kualitas APBD Q1
• Mengapa pertumbuhan APBD tidak berkualitas?
Q2
• Apakah selama ini belanja di daerah tidak langsung bermanfaat bagi rakyat? Analisis keuangan daerah
Q3
• Apakah selama ini alokasi belanja di daerah kurang tepat sasaran? (salah lokasi) analisis keuangan daerah
Q3
• Apakah ada permasalahan birokrasi dan pelayanan publik yang tidak memadai? Analisis kinerja birokrasi 20
PENENTUAN ISU STRATEGIS: Pencapaian Sasaran RPJMN 2010 – 2014 dan RKP 2012 (Pertumbuhan, Kemiskinan, Pengangguran, dan IPM) Q1
• Apakah kemiskinan di daerah lebih disebabkan oleh permasalahan perekonomian lainnya seperti inflasi? Analisis inflasi di daerah
Q3
• Apakah hambatan yang dihadapi lebih kepada faktor-faktor spesifik kewilayahan? (kawasan perbatasan, kawasan terisolir, kepulauan, rawan konflik, rawan bencana, dst)
Q3
• Apakah sumber daya manusia yang tidak memadai merupakan permasalahan?
Q4 Q4
• Bagaimana dengan ketahanan pangan? Apakah itu sebuah permasalahan? (terkait kemiskinan, kurang gizi, dst) • Apakah daerah sudah mendekati pencapaian target lima tahunan? Apa dan seberapa besar intervensi yang diperlukan? (terkait isu kualitas pertumbuhan dan belanja pemerintah). 21
PENENTUAN ISU STRATEGIS: IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS PER PROVINSI Q1
• Apakah kemiskinan di daerah lebih disebabkan oleh permasalahan perekonomian lainnya seperti inflasi? Analisis inflasi di daerah
Q3
• Apakah hambatan yang dihadapi lebih kepada faktor-faktor spesifik kewilayahan? (kawasan perbatasan, kawasan terisolir, kepulauan, rawan konflik, rawan bencana, dst)
Q3
• Apakah sumber daya manusia yang tidak memadai merupakan permasalahan?
Q4 Q4
• Bagaimana dengan ketahanan pangan? Apakah itu sebuah permasalahan? (terkait kemiskinan, kurang gizi, dst) • Apakah daerah sudah mendekati pencapaian target lima tahunan? Apa dan seberapa besar intervensi yang diperlukan? (terkait isu kualitas pertumbuhan dan belanja pemerintah). 22
ISU STRATEGIS PROVINSI : KUALITAS PERTUMBUHAN DAN KUALITAS APBD (DAMPAK TERHADAP KEMISKINAN, PENGANGGURAN DAN IPM)
23
ISU STRATEGIS PROVINSI: SUMATERA BAGIAN UTARA KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI
KUALITAS PERTUMBUHAN APBD
NO.
PROVINSI
1
Aceh
Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman Dev
2
Sumut
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah, Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman Dev
3
Sumbar
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah, Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman Dev
4
Riau
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah , ProHuman Dev
5
Jambi
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi, Kurang ProJob
Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProHuman Dev
TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP IPM
TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP IPM
24
ISU STRATEGIS PROVINSI: SUMATERA BAGIAN SELATAN KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI NO.
PROVINSI
6
TERHADAP IPM
KUALITAS PERTUMBUHAN APBD
TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP IPM
Sumsel
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi, Kurang ProJob
Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman Dev
7
Bengkulu
Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProHuman Dev
8
Lampung
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman Dev
9
Babel
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah, Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Job
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProHuman Dev
10
Kepri
Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah , ProHuman Dev 25
ISU STRATEGIS PROVINSI: JAWA KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI NO.
KUALITAS PERTUMBUHAN APBD
PROVINSI
TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP IPM
TERHADAP KEMISKINAN
11
DKI Jakarta
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah, Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman Dev
12
Jabar
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah, Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman Dev
13
Jateng
Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah, Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah , Pro-Human Dev
14
DIY
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman Dev
15
Jatim
Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah, Pro-Job
Pertumbuhan Rendah, Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah , Pro-Human Dev
16
Banten
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman26 Dev
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP IPM
ISU STRATEGIS PROVINSI: BALI DAN NTT KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI NO.
PROVINSI
TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP IPM
KUALITAS PERTUMBUHAN APBD TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP IPM
17
Bali
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProPoor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman Dev
18
NTB
Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah, Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, ProPoor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah , ProHuman Dev
19
NTT
Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah, Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, ProPoor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah , ProHuman Dev
27
ISU STRATEGIS PROVINSI: KALIMANTAN KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI NO.
PROVINSI
TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
KUALITAS PERTUMBUHAN APBD
TERHADAP IPM
TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP IPM
20
Kalbar
Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah, Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, ProPoor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah , ProHuman Dev
21
Kalteng
Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProHuman Dev
22
Kalsel
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProPoor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman Dev
23
Kaltim
Pertumbuhan Tinggi, Kurang ProPoor
Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProPoor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProHuman Dev
28
ISU STRATEGIS PROVINSI: SULAWESI KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI NO.
PROVINSI
TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP IPM
KUALITAS PERTUMBUHAN APBD TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP IPM
24
Sulut
Pertumbuhan Tinggi, Kurang ProPoor
Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProPoor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProHuman Dev
25
Sulteng
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Human Dev
26
Sulsel
Pertumbuhan Tinggi, Kurang ProPoor
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang ProPoor
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah , ProHuman Dev
27
Sultra
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Job
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProHuman Dev
28
Gorontalo
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, ProPoor
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah , ProHuman Dev
29
Sulbar
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Tinggi 29 , Pro-Human Dev
ISU STRATEGIS PROVINSI: MALUKU DAN PAPUA KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI NO.
PROVINSI
TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
KUALITAS PERTUMBUHAN APBD
TERHADAP IPM
TERHADAP KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN
TERHADAP IPM
30
Maluku
Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProHuman Dev
31
Malut
Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProJob
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProHuman Dev
32
Papua Barat
Pertumbuhan Tinggi, Kurang ProPoor
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang ProPoor
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Job
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Human Dev
33
Papua
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi , Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Job
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Human Dev
30
ISU STRATEGIS PROVINSI : SEKTOR UNGGULAN*
*
Sektor Utama Menurut Nilai Tambah
:
Sektor dengan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB (2008)
Sektor Basis
:
Sektor spesialisasi daerah yang ditunjukkan oleh nilai Location Quotient lebih besar dari satu (pada sektor tradable)
Sektor Pendorong Pertumbuhan
:
Sektor dengan sumbangan terbesar dalam pertumbuhan PDRB provinsi (rata-rata 2004-2008)
Sektor Utama Menurut Penyerapan Tenaga Kerja
:
Sektor dengan penyerapan tenaga kerja terbesar (rata-rata 2005-2009)
31
WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA PROVINSI
SEKTOR UTAMA MENURUT NILAI TAMBAH
SEKTOR BASIS (SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA PENDORONG PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA MENURUT PENYERAPAN TENAGA KERJA
Aceh
Pertambangan Migas, Perdagangan, Tanaman Bahan Makanan
Pertambangan Migas, Kehutanan, Peternakan
Pertambangan Migas, Konstruksi, Perdagangan
Pertanian, Perdagangan, Konstruksi
Sumatera Utara
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Perkebunan
Perkebunan, Tanaman Bahan Makanan, Peternakan
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Pengangkutan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Sumatera Barat
Perdagangan, Tanaman Bahan Makanan, Pengangkutan
Penggalian, Tanaman Bahan Makanan, Perkebunan
Perdagangan, Pengangkutan, Industri Bukan Migas
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Riau
Pertambangan Migas, Industri Bukan Migas, Perkebunan
Pertambangan Migas, Kehutanan, Perkebunan
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Pertambangan Migas
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Jambi
Pertambangan Migas, Perdagangan, Perkebunan
Perkebunan, Pertambangan Migas, Kehutanan
Perkebunan, Perdagangan, Tanaman Bahan Makanan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN PROVINSI
SEKTOR UTAMA MENURUT NILAI TAMBAH
SEKTOR BASIS (SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA PENDORONG PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA MENURUT PENYERAPAN TENAGA KERJA
Sumatera Selatan
Pertambangan Migas, Industri Bukan Migas, Industri Migas
Pertambangan Migas, Industri Migas, Perkebunan
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Perkebunan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Bengkulu
Tanaman Bahan Makanan, Perdagangan, Pemerintahan Umum
Perikanan, Tanaman Bahan Makanan, Perkebunan
Tanaman Bahan Makanan, Perdagangan, Perkebunan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Lampung
Tanaman Bahan Makanan, Industri Bukan Migas, Perdagangan
Perikanan, Peternakan, Perkebunan
Tanaman Bahan Makanan, Perdagangan, Bank
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Bangka Belitung
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Pertambangan Bukan Migas
Pertambangan Bukan Migas, Perikanan, Penggalian
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Perkebunan
Pertanian, Pertambangan, Perdagangan Hotel & Restoran
Kepulauan Riau
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Pertambangan Migas
Industri Bukan Migas, Perikanan, Pertambangan Migas
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Konstruksi
Industri, Perdagangan, Jasajasa
WILAYAH JAWA PROVINSI
SEKTOR UTAMA MENURUT NILAI TAMBAH
SEKTOR BASIS (SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA PENDORONG PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA MENURUT PENYERAPAN TENAGA KERJA
DKI Jakarta
Industri Bukan Migas, Bank, Perdagangan
Jasa Penunjang Keuangan, Bank, Jasa Perusahaan
Komunikasi, Perdagangan, Konstruksi
Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa, Industri
Jawa Barat
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Tanaman Bahan Makanan
Industri Bukan Migas, Tanaman Bahan Makanan, Perdagangan
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Konstruksi
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Industri
Jawa Tengah
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Industri Migas
Industri Migas, Tanaman Bahan Makanan, Peternakan
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Tanaman Bahan Makanan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Industri
DI Yogyakarta
Pemerintahan Umum, Industri Bukan Migas, Tanaman Bahan Makanan
Restoran, Hotel, Tanaman Bahan Makanan
Konstruksi, Tanaman Bahan Makanan, Restoran
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Jawa Timur
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Tanaman Bahan Makanan
Penggalian, Peternakan, Industri Bukan Migas
Perdagangan, Industri Bukan Migas, Restoran
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Industri
Banten
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Pengangkutan
Gas, Listrik, Industri Bukan Migas
Industri Bukan Migas, Perdagangan, Pengangkutan
Perdagangan Hotel & Restoran, Pertanian, Industri
WILAYAH BALI-NUSA TENGGARA PROVINSI
SEKTOR UTAMA MENURUT NILAI TAMBAH
SEKTOR BASIS (SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA PENDORONG PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA MENURUT PENYERAPAN TENAGA KERJA
Bali
Pengangkutan, Perdagangan, Hotel
Hotel, Jasa Penunjang Keuangan, Restoran
Perdagangan, Hotel, Pengangkutan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Industri
Nusa Tenggara Barat
Pertambangan Bukan Migas, Tanaman Bahan Makanan, Perdagangan
Pertambangan Bukan Migas, Penggalian, Tanaman Bahan Makanan
Perdagangan, Pengangkutan, Tanaman Bahan Makanan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Nusa Tenggara Timur
Tanaman Bahan Makanan, Pemerintahan Umum, Perdagangan
Peternakan, Tanaman Bahan Makanan, Perikanan
Pemerintahan Umum, Perdagangan, Tanaman Bahan Makanan
Pertanian, Jasa-jasa, Industri
WILAYAH KALIMANTAN PROVINSI
SEKTOR UTAMA MENURUT NILAI TAMBAH
SEKTOR BASIS (SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA PENDORONG PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA MENURUT PENYERAPAN TENAGA KERJA
Kalimantan Barat
Perdagangan, Industri Bukan Migas, Tanaman Bahan Makanan
Kehutanan, Perkebunan, Peternakan
Perdagangan, Pemerintahan Umum, Tanaman Bahan Makanan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Kalimantan Tengah
Perdagangan, Tanaman Perkebunan, Pengangkutan
Perkebunan, Perikanan, Kehutanan
Perkebunan, Perdagangan, Pemerintahan Umum
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Kalimantan Selatan
Pertambangan Bukan Migas, Perdagangan, Tanaman Bahan Makanan
Pertambangan Bukan Migas, Perikanan, Perkebunan
Pertambangan Bukan Migas, Perdagangan, Tanaman Bahan Makanan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Kalimantan Timur
Industri Migas, Pertamabangan Migas, Pertambangan Bukan Migas
Industri Migas, Pertambangan Bukan Migas, Pertambangan Migas
Perdagangan, Pengangkutan, Konstruksi
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
WILAYAH SULAWESI PROVINSI
SEKTOR UTAMA MENURUT NILAI TAMBAH
SEKTOR BASIS (SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA PENDORONG PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA MENURUT PENYERAPAN TENAGA KERJA
Sulawesi Utara
Konstruksi, Perdagangan, Pemerintahan Umum
Penggalian, Perikanan, Perkebunan
Konstruksi, Perdagangan, Pengangkutan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Sulawesi Tengah
Perkebunan, Tanaman Bahan Makanan, Perdagangan
Perkebunan, Kehutanan, Perikanan
Perkebunan, Perdagangan, Pemerintahan Umum
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Sulawesi Selatan
Perdagangan, Tanaman Bahan Makanan, Industri Bukan Migas
Perikanan, Pertambangan Bukan Migas, Tanaman Bahan Makanan
Perdagangan, Perkebunan, Pemerintahan Umum
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Sulawesi Tenggara
Perdagangan, Pemerintahan Umum, Perikanan
Perikanan, Peternakan, Perkebunan
Perdagangan, Perikanan, Industri Bukan Migas
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Gorontalo
Pemerintahan Umum, Tanaman Bahan Makanan, Perdagangan
Perikanan, Tanaman Bahan Makanan, Peternakan
Pemerintahan Umum, Tanaman Bahan Makanan, Pengangkutan
Pertanian, Jasa-jasa, Perdagangan Hotel & Restoran
Sulawesi Barat
Perkebunan, Tanaman Bahan Makanan, Pemerintahan Umum
Perkebunan, Perikanan, Tanaman Bahan Makanan
Pemerintahan Umum, Tanaman Bahan Makanan, Perikanan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
WILAYAH MALUKU & PAPUA PROVINSI
SEKTOR UTAMA MENURUT NILAI TAMBAH
SEKTOR BASIS (SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA PENDORONG PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA MENURUT PENYERAPAN TENAGA KERJA
Maluku
Perdagangan, Perikanan, Pemerintahan Umum
Perikanan, Perkebunan, Kehutanan
Perdagangan, Pengangkutan, Pemerintahan Umum
Pertanian, Jasa-jasa, Perdagangan Hotel & Restoran
Maluku Utara
Perdagangan, Perkebunan, Industri Bukan Migas
Perkebunan, Perikanan, Kehutanan
Perdagangan, Perkebunan, Tanaman Bahan Makanan
Pertanian, Perdagangan Hotel & Restoran, Jasa-jasa
Papua Barat
Industri Migas, Pertambangan Migas, Perdagangan
Kehutanan, Perikanan, Industri Migas
Konstruksi, Pemerintahan Umum, Perdagangan
Pertanian, Jasa-jasa, Perdagangan Hotel & Restoran
Papua
Pertambangan Bukan Migas, Konstruksi, Tanaman Bahan Makanan
Pertambangan Bukan Migas, Kehutanan, Perikanan
Pertambangan Bukan Migas, Kehutanan, Air Bersih
Pertanian, Jasa-jasa, Perdagangan Hotel & Restoran
CONTOH ISU STRATEGIS PROVINSI: Nusa Tenggara Timur
39
ANALISIS KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI NTT Rata-rata Pertumbuhan PDRB Non Migas 2005-2008 (%) -10.00
-5.00
0.00
5.00
10.00
)%( 8002-5002 niksiM kududneP esatneseP nagnarugneP atar-ataR
-4.00
KUPANG
0.00
2.00
4.00
LEMBATA
SUMBA BARAT
ALOR
MANGGARAI BARAT MANGGARAI
-2.00
SUMBA TIMUR FLORES TIMUR
TIMOR TENGAH SELATAN SIKKA
BELU
NGADA
ENDE KOTA KUPANG
ROTE NDAO
II
I
Kuadran I: Pertumbuhan Tinggi , Pro-Poor SUMBA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA ALOR LEMBATA FLORES TIMUR SIKKA MANGGARAI BARAT Kuadran II: Pertumbuhan Rendah, Pro-Poor SUMBA BARAT KUPANG MANGGARAI Kuadran III: Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor NGADA
III
IV
Kuadran IV: Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro-Poor ROTE NDAO KOTA KUPANG 40
ANALISIS KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI NTT Rata-rata Pertumbuhan PDRB Non Migas 2005-2008 (%) -10.00
-5.00
0.00
5.00
10.00
8002-5002 MPI natakgnineP atar-ataR
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20 TIMOR TENGAH UTARA
ROTE NDAO KUPANG
FLORES TIMUR NGADA ALOR
SUMBA BARAT
BELU TIMOR TENGAH SELATAN KOTA KUPANG SIKKA
LEMBATA ENDE MANGGARAI BARAT MANGGARAI
SUMBA TIMUR
II
I
Kuadran I: Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev TIMOR TENGAH UTARA BELU ALOR FLORES TIMUR ROTE NDAO Kuadran II: Pertumbuhan Rendah, Pro- Human Dev SUMBA BARAT KUPANG NGADA Kuadran III: Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human DevMANGGARAI
III
IV
Kuadran IV: Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro- Human DevSUMBA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN LEMBATA SIKKA ENDE MANGGARAI BARAT 41 KOTA KUPANG
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur Memiliki Trend Positif 7,00 6,50 5.49 %, Data YoY Q 3-2010
6,00
5,90 5,65
5,50 5,15
5,00
5,40
4,81
5,08
6,15
6,03 5,76
5,50
6,40
6,28
5,88
5,60
6,10
5,99
5,70
5,80
4,50 4,24
4,00 3,50
Batas Bawah Pertumbuhan Ekonomi Batas Atas Pertumbuhan Ekonomi
3,46
Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi Linear (Data Historis 2005-2009)
3,00
%/Tahun 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur selama tahun 2005-2008 cenderung fluktuatif, Namun memiliki trend (potensi ekonomi yang tumbuh positif dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 3,5 – 5,2 persen. 2. Namun, potensi ini masih berada dibawah kisaran target pertumbuhan ekonomi Prov. Nusa Tenggara Timur yang tertuang dalam RPJMN 20102014. 3. Perlu pengembangan sektor pengerak utama pertumbuhan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 20102014 42
Penurunan Tingkat Kemiskinan Provinsi Nusa Tenggara Timur Menunjukkan Kinerja Yang Cukup Baik 27,99
28,50 28,19
27,51
26,50 25,65
23.03 % Data Maret 2010
24,50 22,50
22,64 22,38
23,31 22,12
20,50
Batas Bawah Kemiskinan Batas Atas Kemiskinan
18,50
Rata-Rata Kemiskinan Linear (Data Historis 2005-2009)
16,50
21,22 21,01 19,80 19,65
20,81
18,37 18,28
19,50 18,18
16,95 16,91 16,87
%/Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. Perkembangan tingkat kemiskinan selama periode 2005-2009 cenderung menurun. 2. Berdasarkan data Maret 2010, tingkat kemiskinan Provinsi Nusa Tenggara Timur berada pada posisi 23,03 persen. 3. Tren penurunan kemiskinan sampai dengan tahun 2014 (yang dihitung berdasarkan data 2005-2009) masih berada di atas kisaran target kemiskinan dalam RPJMN 2010-2014. 4. Untuk itu, perlu dilakukan Kebijakan yang pro poor, khususnya di daerah yang menjadi kantong-kantong kemiskinan. 43
Perkembangan Tingkat Pengangguran Provinsi Nusa Tenggara Timur Berada Diatas Kisaran Target RPJMN 2010-2014 5,50
Batas Bawah Pengangguran Batas Atas Pengangguran Rata-Rata Pengangguran Trend Linier Data Historis 2005-2010
5,46 4,98
4,50
3,50
3,98
3,70
3,49
1,50
1,90 1,80
1,70
3.
1,78 1,68
1,58
1,65 1,55 1,45
1,53 1,43
1,40 1,30
1,33
1,20
0,50
%/Tahun 2005
2006
2007
2008
2.
3.49 % Data Februari 2010
2,78
2,50
1.
2009
2010
2011
2012
2013
2014
4.
Perkembangan tingkat pengangguran selama periode 2005-2010 cenderung menurun. Berdasarkan data Februari 2010, tingkat pengangguran Provinsi Nusa Tenggara berada di level 3,49 persen meningkat dari tahun sebelumnya. Tren penurunan pengangguran sampai dengan tahun 2014 (yang dihitung berdasarkan data 2006-2009) berada di bawah kisaran target pengangguran dalam RPJMN 2010-2014. Namun demikian, tetap perlu dilakukan kebijakan yang pro job, khususnya di Kab/Kota yang memiliki tingkat pengangguran yang tinggi. 44
ISU STRATEGIS 1: PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS
•
• •
Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi disertai dengan penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran, menunjukkan tren perbaikan kualitas pertumbuhan. Namun laju pertumbuhan masih lebih rendah dari nasional. Rata-rata laju pertumbuhan pertahun selama 20042009 4,8%, sementara nasional 5,5%. Akselerasi pertumbuhan diperlukan untuk mengurangi kesenjangan, serta menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran lebih cepat lagi. Pendorong utama pertumbuhan daerah adalah konsumsi, sedangkan sumbangan investasi (PMTB) masih rendah. Selalu mengalami defisit perdagangan antardaerah dalam periode 2004-2008
PDRB, Kemiskinan, dan Pengangguran (Indeks, 2004=100)
130 120 110 100
Indeks
•
90 80 70 60 50 2004
2005
2006
PDRB/kapita Pengangguran
2007
2008
2009
Kemiskinan
45
ISU STRATEGIS 2: KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA •
•
•
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) termasuk tertinggal secara nasional, khususnya pada aspek ratarata lama sekolah dan pengeluaran perkapita. Tingkat pengangguran jauh lebih rendah dari tingkat nasional, namun tingkat kemiskinan jauh di atas tingkat nasional. Demikian juga pangsa pekerja informal. Hal ini menunjukkan rendahnya kesempatan pekerjaan yang berkualitas. 69,4% angkatan kerja (penduduk usia 15 tahun ke atas) tidak memiliki ijasah SMP.
NTT
NASIONAL
RANKING DARI 33 PROVINSI
Usia Harapan Hidup (th)
67
69
25
Angka Melek Huruf (%)
87.66
92.19
27
Rata-Rata Lama Sekolah (th)
6.55
7.52
32
Pengeluaran Perkapita Disesuaikan (Rp Ribu)
599.93
628.33
30
IPM
66.15
71.17
31
KOMPONEN IPM
PENGANGGURAN TERBUKA 2009 (%)
PEKERJA INFORMAL 2009 (%)
KEMISKINAN 2009 (%)
NTT
2.8
83.3
23.3
NASIONAL
8.1
62.1
14.2
46
ISU STRATEGIS 3: KINERJA BIROKRASI DAN PELAYANAN PUBLIK PERINGKAT KABUPATEN/KOTA NTT MENURUT SKOR KELEMBAGAAN (KPPOD 2009) KABUPATEN/KOTA
RANKING
PERINGKAT DAYA SAING KABUPATEN/KOTA NTT MENURUT SKOR KESELURUHAN (KPPOD 2009) KABUPATEN/KOTA
Kupang
3 dari 59 kota
Lembata
16 dari 169 kab
Ende
114 dari 169 kab
Ende
41 dari 169 kab
Lembata
126 dari 169 kab
Manggarai
55 dari 169 kab
Timor Tengah Sel.
133 dari 169 kab
Timor Tengah Selatan
59 dari 169 kab
Sika
150 dari 169 kab
Sumba Barat
87 dari 169 kab
Ngada
151 dari 169 kab
Ngada
90 dari 169 kab
Timor Tengah Utara
152 dari 169 kab
Timur Tengah Utara
93 dari 169 kab
Manggarai
157 dari 169 kab
Sika
109 dari 169 kab
Sumba Barat
168 dari 169 kab
• •
Kupang
RANKING 45 dari 59 kota
Faktor kualitas kelembagaan sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi daerah, khususnya daerah-daerah yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah. Kerjasama antardaerah dan sinergi pusat-daerah sangat strategis dalam mengurangi hambatan distribusi barang antarwilayah dan mengurangi duplikasi perpajakan yang memicu ekonomi biaya tinggi. 47
ISU STRATEGIS 4: PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN DAERAH • Sektor unggulan masih sektor primer • Peran sektor unggulan dalam mendorong pertumbuhan wilayah masih rendah. Secara keseluruhan kontribusi sektor unggulan dalam pertumbuhan wilayah baru 28%. • Intensitas perdagangan yang signifikan baru terjadi dengan wilayah Jawa-Bali, sedangkan dengan pulau-pulau lain relatif kecil.
SEKTOR (tradable)
SKOR LQ 2005
2006
2007
2008
Tanaman Bahan Makanan
3.04
3.20
3.00
3.21
Tanaman Perkebunan
1.32
1.25
1.24
1.28
Peternakan
5.86
5.65
5.90
5.93
Kehutanan
0.23
0.25
0.23
0.23
Perikanan
2.07
2.12
2.31
2.22
Pertambangan Minyak & Gas Bumi
0.00
0.00
0.00
0.00
Pertamabangan Bukan Migas
0.00
0.00
0.00
0.00
Penggalian
2.07
1.67
1.84
1.80
Industri Migas
0.00
0.00
0.00
0.00
Industri Bukan Migas
0.08
0.08
0.08
0.08
ISU STRATEGIS 5: RENDAHNYA INTERKONEKTIVITAS DOMESTIK INTRA & ANTARPULAU Termasuk salah satu dari delapan provinsi kepulauan, terdiri dari 1192 pulau (711 belum bernama) Prasarana dan sarana perhubungan antarpulau masih minim. Pangsa angkutan laut dalam PDRB hanya 0,8%, ASDP (penyeberangan) hanya 0,1%. Sangat bergantung pada pelabuhan di Jawa Timur dan Bali untuk pengiriman komoditas ekspor.
• • •
KONDISI JALAN NASIONAL di NTT (Des 2008)
PANJANG (Km)
PRASARANA TRANSPORTASI (Podes 2005)
PANJANG (%)
TINGKAT KETERSEDIAAN (Persen)
Darat
Baik Sedang Rusak Total
568.0
44.6
465.7
36.6
239.3
18.8
1,273.0
100.0
94.5
Air
0.8
Darat dan air
4.8
Dapat dilalui kendaraan roda empat sepanjang tahun
JALAN NEGARA
JALAN PROVINSI
81.9
JALAN KABUPATEN
RASIO PANJANG JALAN NON-ASPAL (%)
RASIO PANJANG JALAN RUSAK (%)
RASIO PANJANG JALAN NON-ASPAL (%)
RASIO PANJANG JALAN RUSAK (%)
RASIO PANJANG JALAN NON-ASPAL (%)
RASIO PANJANG JALAN RUSAK (%)
2003
19.6
26.7
11.1
19.9
62.4
45.2
2004
9.4
9.4
81.1
9.4
62.4
45.2
2005
9.4
24.7
81.1
75.0
79.9
13.2
2006
9.4
24.7
81.1
75.0
62.4
45.2
TAHUN
Sumber: Statistik Perhubungan
KONDISI PRASARANA JALAN NTT JALAN NEGARA
JALAN PROVINSI
JALAN KABUPATEN
RASIO PANJANG JALAN NON-ASPAL (%)
RASIO PANJANG JALAN RUSAK (%)
RASIO PANJANG JALAN NON-ASPAL (%)
RASIO PANJANG JALAN RUSAK (%)
RASIO PANJANG JALAN NON-ASPAL (%)
RASIO PANJANG JALAN RUSAK (%)
2003
19.6
26.7
11.1
19.9
62.4
45.2
2004
9.4
9.4
81.1
9.4
62.4
45.2
2005
9.4
24.7
81.1
75.0
79.9
13.2
2006
9.4
24.7
81.1
75.0
62.4
45.2
TAHUN
Sumber: Statistik Perhubungan
ISU STRATEGIS 6: PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN
51
• Kawasan perbatasan di NTT yang diprioritaskan dalam RPJMN 20102014 meliputi kawasan perbatasan di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, dan Rote Ndao. • Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang diprioritaskan adalah Kefamenanu (Timor Tengah Utara) dan Atambua (Belu).
ISU STRATEGIS 7: DEGRADASI LINGKUNGAN HIDUP • Kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup sangat penting bagi wilayah kepulauan yang perekonomiannya sangat bergantung pada produksi komoditas primer. • Dampak perubahan iklim akan dirasakan paling besar di wilayah kepulauan, khususnya pulaupulau kecil. Rehabilitasi lingkungan lahan kritis akan meningkatkan daya tahan lingkungan. • Perlu pengembangan ekonomi perdesaan untuk merangsang tumbuhnya kegiatan alternatif pertanian dan penggalian tradisional.
NTT
LUAS (Km2)
Lahan kritis
4.390.370
Total wilayah
4.613.787
Persentase lahan kritis
95%
Tingkat kesesuaian penggunaan lahan dengan Rencana Tata Ruang Pulau
52,7%*
Sumber: Statistik Lingkungan Hidup, 2006/2007 Badan Pertanahan Nasional 2007
53
HARAPAN DALAM DISKUSI:
1
• ISU STRATEGIS PROVINSI DIKAITKAN DENGAN KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI: KUALITAS PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KEUANGAN DAERAH
3
• FOKUS ISU STRATEGIS DIPAPARKAN DALAM KONTEKS PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN: PERTUMBUHAN, KEMISKINAN, PENGANGGURAN, IPM, DST
3
• PROVINSI DAPAT MENGEMUKAKAN ISU STRATEGIS YANG DI LUAR FOKUS DI ATAS JIKA MERUPAKAN ISU SPESIFIK WILAYAH (PERBATASAN, KEPULAUAN, BENCANA, KONFLIK, KETAHANAN PANGAN, DST)
4
• KESEPAKATAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH TERHADAP ISU STRATEGIS PROVINSI YANG AKAN MENDASARI PENYUSUNAN RKP 2012
4
• IMPLIKASI PENGISIAN FORMAT UPPD YANG TERCANTUM DALAM UPPD MERUPAKAN INPUT/INTERVENSI UNTUK MENGATASI ISU-ISU STRATEGIS 54
FORMAT USULAN ISU STRATEGIS YANG DIHARAPKAN DARI MASING-MASING PROVINSI USULAN RUMUSAN ISU STRATEGIS PROVINSI : ...................................................................................... Setelah mencermati Tema RKP 2012, 11 + 3 Prioritas Nasional, Isu Pulau, dan berbagai perkembangan yang ada di provinsi maka rumusan isu strategis yang kami usulkan untuk provinsi kami adalah : NO 1
ISU STRATEGIS PROVINSI
INISIATIF UNTUK MENGATASI ISU STRATGIS a. b. c.
2
a. b. c.
3
a. b. c.
4
a. b. c.
55
FORMAT UPPD
56
CONTOH FORMAT
• TABEL Excel Draft Awal Format UPPD; Provinsi …………. No Kementerian 1
xxx
Program xxx
Kegiatan xxx
Sasaran xx
Indikator xx
Lokasi xx
Target xx
Dana D/TP/UB Prov/Kab/Ko (juta) MAK ta
…..
Provinsi ….
….
xxx
xxx
xx
xx
xx
xx
…..
….. ….. ….. …..
xxx
…..
xxx
….
…..
xxx
…..
xxx
….
…..
xxx
….
…..
xxx
….
…..
xxx
….
Kab….
…..
xxx
….
Provinsi …
…..
xxx
….
…. xxx
…..
xxx
….
….
2
…..
xxx
….
…..
xxx
….
…..
xxx
….
…..
xxx
….
Nilai (juta)
Target
xxx
….
Kab….
Indikator
xxx
xxx
….
Kab….
Kegiatan
xxx
…. Kab….
APBD Pendukung Program
…..
• Tabel Excel Final UPPD Provinsi ………….
No Arah Kebijakan Strategi Kebijakan Fokus Prioritas Kementerian Program Kegiatan Sasaran Indikator 1
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xx
xx
Lokasi xx
Dana (juta)
Target xx
…..
D/TP/UB
APBD Pendukung
Prov/Kab/K ota
Provinsi ….
MAK …. ….
Kab….
…. …. ….
Kab….
…. …. ….
Kab….
…. …. ….
2
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xx
xx
xx
xx
…..
Provinsi …
…. …. ….
Kab….
…. …. …. ….
Program xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Nilai (juta)
Kegiatan Indikator Target ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
CONTOH FORMAT
• Tabel Format Persandingan Provinsi ………….
No 1
Rupiah Isu Arah Strategi Fokus Kemen Progr Kegia Sasar Indika Targe Rupiah UPPD D/TP/UB Renja Prov/Kab/ Lokasi MAK Strategis Kebijakan Kebijakan Prioritas terian am tan an tor t (juta) (juta) Kota xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xx
xx
xx
xx
…..
Provinsi ….
…. ….
Kab….
…. …. ….
Kab….
…. …. ….
Kab….
…. …. ….
2
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xx
xx
xx
xx
…..
Provinsi …
…. …. ….
Kab….
…. …. …. ….
APBD Pendukung Program xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Kegiatan
Indikat Nilai Target (juta) or ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
59