ISSN : 2087-0795
100
Vol. 8, No. 1, Juli 2016
ISSN : 2087-0795
Nilai Etnik Nusantara Nilai
barang
benda
Tuhan, dengan dunia nyata dan
fungsional ditentukan oleh modal
segala sesuatu yang menyangkut
yang dikeluarkan (susut alat, bahan
isinya,
yang digunakan, pajak, ongkos
prikehidupan manusia (kehidupan
buruh, gaji pegawai, pengeluaran
sosial, politik, ekonomi, seni, bu-
transportasi
dan
daya, hukum, religi dan lain-lain)”,
prosentase keuntungan yang ingin
“Keberadaan dan prikehidupan bi-
diraih. Nilai etnik Nusantara di-
natang (di darat dan di air)”, “Ke-
tentukan oleh “rasa” berhubungan
beradaan dan prikehidupan tetum-
dengan nilai kesukuan di Indonesia
buhan (di darat dan di air)”, dan
(agama/kepercayaan yang dianut,
“Keberadaan dan peristiwa alam”,
tatanan kehidupan sosial kemasya-
serta dengan dunia maya dan
rakatan yang diterapkan, bahasa
segala sesuatu yang menyangkut
yang digunakan, filosofi yang di-
isinya,
anut, tradisi seni dan budaya yang
prikehidupan di alam maya”, “Keber
dimiliki dan lain-lain).
-adaan dan peristiwa alam maya”.
dan
atau
perupa murni berintraksi dengan
lain-lain)
yakni:
yakni:
“Keberadaan
“Keberadaan
Pengalaman Seni Rupa Murni
tersebut
dan
dan
te-
rekam dalam benak perupa murni.
Seni rupa murni (seni lukis,
Rekaman pengalaman hidup pe-
seni patung, dan seni grafis) adalah
rupa yang menyentuh perasaan,
pengungkapan rekaman pengalam-
secara reflektif
an hidup yang menyentuh perasa-
“tema penciptaan karya seni rupa
an ke dalam bahasa rupa personal
murni”.
untuk memenuhi keinginan batin terdalam.
muncul sebagai
Sebelum mengungkapkan rekaman pengalaman hidup yang menyentuh
dalam
penciptaan seni rupa murni” yang
kemaha-
sebijaknya dijadikan acuan norma
besaran-Nya telah menciptakaan
bagi perupa dalam mewujudkan
dunia beserta
nyata
dengan
ke
bahasa seni rupa murni ada “etika
Proses Penciptaan Karya Seni Rupa Murni Tuhan
perasaan
dan
isinya.
dunia
maya
karya
Selama
hidup
“Kreativitas
sebagai mahkluk ciptaan Tuhan,
dan
seni
rupa
berkarakter
bermuatan
Vol. 8, No. 1, Juli 2016
murni, lokal
yakni:
personal genius”, 101
ISSN : 2087-0795
“inovativitas berkarakter personal
hidup yang menyentuh perasaan ke
dan
genius”,
dalam bahasa seni rupa murni yang
“Progresivitas berkarakter personal
kemudian hasil ciptaannya disebut
dan
sebagai karya seni rupa murni.
bermuatan
lokal
bermuatan
lokal
genius
(melibatkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual)”.
Karya seni rupa murni relatif (selaras dengan tingkat kedewasa-
Melalui saringan berorientasi
an pengalaman, kemampuan dan
dari “etika penciptaan seni rupa
kemapanan perupa murni) ber-
murni”
cipta
muatan nilai artistika, nilai estetika,
rekaman pengalaman hidup yang
nilai etika penciptaan, nilai filosofi,
menyentuh
perasaan
nilai “makna dalam” dan nilai pesan
“faktor
visual”
perupa
non
mengolah
dengan (ketajaman
moral.
pikiran seni, kepekaan perasaan
Perupa murni berada “di ra-
seni, kehalusan naluri seni, daya
nah lingkaran berkesenian sejati”,
refleksi jiwa seni, kedalaman pe-
menciptakan karya dengan meng-
renungan seni, kekayaan gagasan
utamakan “etika penciptaan, totali-
seni, kematangan konsep seni,
tas
kesaratan “makna
seni,
penciptaan karya personal, dan
keluhuran filosofi seni, keinginan
tujuan hakiki penciptaan karya seni
penyampaian pesan moral dalam
rupa murni (memenuhi keinginan
seni), dan dengan “faktor visual”
batin terdalam)”. Kemudian ada
(“Unsur visual: garis, warna, ruang,
perseorangan dan lembaga yang
bentuk, bidang, tekstur, noktah”,
tertarik
“Komposisi unsur visual: keseim-
untuk dikoleksi dan merawat karya
bangan, pusat perhatian, kesatuan,
ciptaannya, prihal ini adalah pahala
keselarasan, irama, repetisi, kon-
dari
tras, dan anomali”, serta “Teknik
(bukan tujuan).
garap”
dalam”
ekspresi
ingin
karma
jiwa,
maksimalitas
memiliki,
membeli
berkesenian
sejati
relevansinya
Berbeda dengan “perupa ins-
dengan kebutuhan penciptaan kar-
tan”, “perupa orderan”, “perupa pe-
ya seni rupa murni.
malsu”, “perupa plagiat”, “perupa
yang
ada
Berdasarkan sinergi antara
epigon”, “perupa mencipta berjama-
olah cipta “faktor non visual” dan
ah tapi tunggal nama”. Mereka ber-
“faktor visual” inilah perupa meng-
ada “di luar ranah lingkaran ber-
ungkapkan rekaman pengalaman
kesenian sejati”, menciptakan karya
102
Vol. 8, No. 1, Juli 2016
ISSN : 2087-0795
mengabaikan “etika penciptaan, to-
rupa yang muncul mencuat kuat ke
talitas ekspresi jiwa, maksimalitas
permukaan ranah seni internasional
penciptaan karya personal, dan
antara lain: “Komposer: Rahayu Su
tujuan hakiki penciptaan karya seni
-panggah, Sutanto, I Wayan Sadra,
rupa murni (memenuhi keinginan
I Made Arnawa”, “Koreografer: Sar-
batin terdalam)”. Karya-karya peru-
dono W Kusumo, Mugiono, Didik
pa seperti ini banyak ditemukan
Nini Towok, Miroto, I Nyoman Su-
dalam “ranah lingkaran setan bisnis
ra”, “Dalang: Slamet Gundono, Ki
seni rupa bombastis” (lelang dan
Purbo Asmoro, I Made Sidia”,
pameran yang mengutamakan tuju-
“Penyair: Sutardji Calzoum Bachri, I
an berdagang dan menghalalkan
Gusti Putu Bawa Samar Gantang”.
berbagai cara tanpa mempedulikan
Tidak dapat dipungkiri kemunculan
etika penciptaan seni rupa murni).
mereka sebagai seniman Indonesia
“Peranan Muatan Nilai Etnik
di ranah seni internasional disebab-
Nusantara dalam Persaingan Seni
kan oleh karya-karya kreatifnya
Rupa Murni Antar Negara” ter-
yang mapan, berkarakter personal
maksud lebih mengarah pada pe-
dan bermuatan nilai etnik Nusan-
ran pentingnya nilai muatan etnik
tara. Mereka dihormati dan di-
Nusantara (Jawa, Bali, Sasak, Sun-
segani oleh bangsa lain dalam
da, Betawi, Badui, Bugis, Batak,
kegiatan seni antar negara, dan
Dayak, Madura, Asmat, Dani dan
karya-karya kreatifnya-pun memiliki
lain-lain) pada karya seni rupa
karakteristik ke-Nusantara-an yang
murni Indonesia dalam persaingan
menjadi daya tarik tersendiri karena
seni rupa murni antar negara ter-
berbeda jauh dengan karya-karya
utama dalam kegiatan pameran
kreatif bangsa lain.
selektif dan kompetitif internasional
Eksistensi perupa murni
In-
(antar negara ASEAN, Asia, dan
donesia dan karyanya yang se-
Non-Blok).
nuansa dengan eksistensi seniman (koreografer, komposer, dalang dan
Perupa Murni dan Karyanya yang Bermuatan Nilai Etnik Nusantara, Serta Perannya dalam Persaingan Seni Rupa Antar Negara
penyair) tersebut di atas, antara
Seniman Indonesia non seni
Gunarsa, Nyoman Erawan, Nyo-
lain: eksistensi perupa murni dan karya Widayat, Irsam, Haryadi Suadi, Mulyadi, Heri Dono, Nyoman
Vol. 8, No. 1, Juli 2016
103
ISSN : 2087-0795
man Sukari, I Gusti Nyoman Lem-
Bali. Unsur bentuk dekoratif ala
pad, Tjokot, Pande Gede Supada,
karya pelukis Bali klasik muncul
G Sidharta S., Sarnadi Adam, Abas
secara reflektif dan kuat dalam
Alibasyah, dan sederet perupa mur-
karya seni lukis kreatif personalnya.
ni Indonesia lainnya. Karya-karya kreatif
mereka
kental
dengan
muatan nilai etnik Nusantara. Karya seni rupa murni Indonesia yang bermuatan nilai etnik Nusantara berperan penting dalam persaingan seni rupa murni antar negara, terutama dalam pameran selektif dan kompetitif internasional, untuk: “Menunjukkan karya seni rupa murni yang berkepribadian bangsa Indonesia (bukan berkepribadian bangsa lain)”, “Menjadikan karya seni rupa murni yang ber-
Gambar 1. Karya I Gusti Nyoman Lempad, 1930-an, “The Children Distrub Mother Brayut” Tinta dan tempera di kertas, 24 x 33 cm. (Suteja Neka dan Garrett Kam, 2000, 68). sumber: http://karyajurnal.blogspot.com/
kepribadian bangsa Indonesia sebagai
pusat
perhatian,
karena
memiliki kekuatan karakteristik keNusantara-an yang berbeda jauh dengan karya-karya perupa bangsa lain”, “Mencitra muliakan, memposisikan di tempat terhormat dan mengharumkan nama bangsa dan negara di mata dunia”. KARYA Pembahasaan seni lukis ala I
Gambar 2. Karya Mulyadi, Kudamba Kamu Kelak Jadilah Superman, he-he-he Sumber: http://mlakutimiktimik.blogspot.com/200 905/mulyadi-w-pelukis-lembut-penuh
Gusti Nyoman Lempad tentang tema yang diambil dari cerita rakyat Bali “Men Brayut” ini berkarakter
Pada karya seni lukis ciptaan
personal dan bermuatan nilai etnik
Mulyadi ini, faktor non visual dan
104
Vol. 8, No. 1, Juli 2016
ISSN : 2087-0795
faktor visual yang bermuatan nilai etnik Jawa nampak lekat dan kuat. Unsur bentuk motif busana dan tema
ke-Jawa-an
tervisualkan
secara reflektif pada karya kreatif personalnya.
Gambar 4. Karya Tjokot, Burung dan kera Sumber: http://archive.ivaaonline.org/artworks/detail15721
Karakter ekspresif, ritmis, dan dinamis etnis Bali melekat kuat dalam karya ini. Unsur dekoratif ala karya pematung Bali secara reflektif muncul dalam karya seni patung kreatif personalnya.
Gambar 3. Karya Heri Dono, Palace Guards, 2006, Installations, Mixed media, 28 x 43 x 55 cm each figure Sumber: http://artnet.com
Pembahasaan
seni
patung
karya Heri Dono ini, sarat dengan muatan nilai etnik Jawa. Unsur bentuk
dan
tema
ke-Jawa-an
menjadi bagian penting dari karya kreatif personalnya.
Gambar 5. Karya I Nyoman Gunarsa, Penari Bergaya, 1996, Watercolor on paper, 56 cm x 76 cm Sumber: http://archive.ivaaonline.org/pelakuseni/i-nyomangunarsa
Vol. 8, No. 1, Juli 2016
105
ISSN : 2087-0795
Seperti halnya karya Tjokot, karakter
ekspresif,
dan
penari
Betawi
dinamis etnik Bali juga melekat kuat
utama
dari
dalam
sonalnya.
karya
ritmis
bangunan, serta tema kehidupan
Nyoman
Gunarsa
menjadi
karya
bagian
kreatif
per-
yang bertemakan penari Bali ini. Unsur dekoratif ala karya pelukis Bali gaya Kamasan secara reflektif muncul dalam karya seni lukis kreatif
personalnya,
tetapi
jauh
lebih ekspresif, ritmis dan dinamis daripada karya seni lukis Bali gaya Kamasan.
Gambar 7. Karya G Sidharta Soegijo, Pengantin Adat IV, 2004, Perunggu, 109 x 70 x 16 cm Sumber: http://1000harigsidharta.blogspot.com/ 2009_11_12_archive.html
Karya seni patung G Sidharta Gambar 6 Karya Sarnadi Adam, Menatap Masa Depan, 2004, 140 x 120 cm Sumber: http://poskotanews.com/
Soegijo ini, memiliki muatan nilai etnik Jawa yang kuat walaupun dalam perwujudan bentuk defor-
Faktor non visual dan faktor
matif. Unsur bentuk dan tema ke-
visual yang bermuatan nilai etnik
Jawa-an (tema temanten Jawa,
Betawi tercermin dalam karya seni
figur laki-laki dan perempuan Jawa
lukis ciptaan Sarnadi Adam ini.
lengkap dengan busana tradisional
Unsur bentuk penari, arsitektur,
ke-Jawa-annya) menjadi kekuatan
ornamen
dari karya kreatif personalnya.
106
pada
pakaian
dan
Vol. 8, No. 1, Juli 2016
ISSN : 2087-0795
merasa malu dan pilu saat diantara mereka
ada
yang
mencemoh
karya-karya perupa Indonesia yang epigon karya seni rupa Barat, tanpa kekuatan
nafas
Nusantara-an.
karateristik
Adakalanya
kesaya
merasa lega dan bahagia, saat diantara mereka mengagumi karyakarya
seni
rupa
murni
yang
berkepribadian bangsa Indonesia (kental
dengan
nilai
etnik
Nusantara). Gambar 8. Karya Haryadi Suadi, Pararaton I, 1999 Sumber: http://galerisoemardja.fsrd.itb.ac.id/p=1810
Bila Pemerintah Republik Indonesia
saat
ini
berhasrat
mengangkat harkat, martabat dan citra mulia bangsa dan negara
Karya seni grafis ciptaan Har-
Indonesia ke depan, sebijaknya
yadi Suadi ini membahasarupakan
dalam kegiatan seni rupa murni
tentang kisah raja-raja di Singasari
antar negara, ditampilkan karya-
dan Majapahit, diwujudkan dengan
karya seni rupa murni Indonesia
bentuk
figur
terbaik, kreatif, progresif, artistik,
wayang. Karya seni grafis naratif
estetis, etis, filosofis, bermakna
historis ini kental dengan muatan
dalam, dan berpesan moral, ber-
nilai etnik Jawa yang mencermin-
karakter personal dan bermuatan
kan ciri khas karya seni grafis per-
nilai
sonal Haryadi Suadi.
tampil
dekoratif
seperti
etnik
Nusantara,
dengan
sehingga
karakteristik
ter-
sendiri, unik, menarik, kuat dan mempesona
Saran dan Harapan Sejak 1980 sampai sekarang
bangsa
lain
(tidak
menampilkan karya seni rupa murni
saya berinteraksi langsung dengan
yang
tercipta
murid/mahasiswa, seniman, peng-
keilmuan seni rupa Barat, sikap dan
amat, pemerhati, kritikus, kurator,
mental
penulis, dan pecinta seni rupa asal
mentah seni rupa bangsa lain tanpa
luar negeri. Ada kalanya saya
diolah oleh kebijakan lokal, dan
Vol. 8, No. 1, Juli 2016
plagiat
karena
ataupun
terjebak
epigon
107
ISSN : 2087-0795
faktor
lainnya
yang
mejauhkan
DAFTAR REFERENSI
perupa dari jati dirinya sebagai perupa murni Indonesia). Ada
untaian
kata
bijak
sahabat saya, Sam Bimbo, terkait penciptaan
karya
seni
yang
dilontarkan ketika kami pameran
Neka, Suteja dan Garrett Kam, The Development of Painting in Bali. Ubud Bali: Yayasan Dharma Seni Museum Neka, 2000. http://karyajurnal.blogspot.com/
seni rupa Hitam Putih akhir tahun 2014
di
Bentara
Budaya
Bali:
“Lebih baik menjadi anak kucing daripada menjadi ekor harimau”. Di kampus dan di luar kampus, saya sering menyampaikan kepada siswa dan mahasiswa seni rupa, serta perupa terutama yang baru berproses seni rupa murni: “Sejelek-jeleknya
karya
http://artnet.com http://archive.ivaaonline.org/artworks/detail15721 http://archive.ivaaonline.org/pelakuseni/i-nyomangunarsa http://poskotanews.com/ http://1000harigsidharta.blogspot.co m/2009_11_12_archive.html
ciptaan
personal jauh lebih bagus daripada
Note: Lihat lampiran artikel ini.
sebagus-bagusnya karya jiplakan”. Semoga saran dan secuil
Struktur Penciptaan karya seni Rupa murni
filosofi seni yang bernuansa saran tersebut di atas bernilai guna bagi langkah kehidupan seni rupa murni Indonesia ke depan yang lebih baik, lebih benar, lebih bijaksana, lebih mulia, lebih luhur dan lebih jujur, terutama dalam menghadapi persaingan seni rupa murni antar negara. *Penulis adalah mahasiswa Pro gram Magister Pengkajian dan Penciptaan Seni Minat Utama Penciptaan Seni Rupa Pasca Sarjana ISI Surakarta.
108
Vol. 8, No. 1, Juli 2016
ISSN : 2087-0795
Vol. 8, No. 1, Juli 2016
109
ISSN : 2087-0795
110
Vol. 8, No. 1, Juli 2016