ISSN : 2087-0795
24
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
ISSN : 2087-0795
PENDAHULUAN
eksperimental, tentu dibutuhkan se-
Perkembangan seni rupa di Indonesia masa kini secara historis
buah daya kreativitas yang luar biasa.
tidak dapat dipisahkan dari berbagai
Dapat dikatakan bahwa krea-
pengaruh global yang menimbulkan
tivitas menjadi kata kunci dalam
kecenderungan-kecenderungan da-
proses eksperimentasi karya pada
lam
mengapresiasi,
khususnya dan perkembangan seni
mensintesa pemikiran - pemikiran
rupa pada umumnya. dengan pemi-
baru yang tersampaikan baik melalui
kiran kreatiflah muncul kemungkinan
pendidikan, literatur, media massa,
ditemukannya hal-hal baru dalam
teknologi,
perkembangan seni rupa.
yang
mengadopsi,
hubungan internasional
semuanya
bermuara
pada
Artikel ini merupakan hasil stu-
wacana, ideologi, pasar dan praktika
di penciptaan karya seni instalasi
seni rupa. Hal ini menimbulkan para-
berbasis ekperimentasi dengan me-
dok tentang identitas seni rupa Indo-
eksplorasi kemungkinan-kemungkin-
nesia dalam konfigurasi seni rupa
an baru terhadap produk kerajinan
Internasional.
gembreng yang ada di Pasar Ka-
Untuk mensikapi konsepsi se-
bangan Laweyan Surakarta. Hasil
ni rupa yang berakar Indonesia,
observasi tersebut kemudian dijadi-
perlu adanya pencarian alternatif
kan sebagai salah satu elemen
konsep pengembangan seni. Idiom
estetis seni instalasi, dalam bentuk
rupa dari budaya yang berakar dari
readymade maupun bentuk-bentuk
tradisi etnis yang sudah merupakan
baru yang dapat dikembangkan me-
kekayaan bangsa harus dimanfaat-
lalui teknik yang dikuasai oleh peng-
kan. Seni tradisi mampu memberi-
rajin gembreng Pasar Kabangan
kan rangsang cipta seni; sebagai
Surakarta.
sumber gagasan dan media eksprePEMBAHASAN
si. Sikap progressif yang mendambakan kreatifitas menghasilkan pro-
Munculnya seni instalasi ber-
duk budaya yang berpijak pada
asal dari perkembangan salah satu
masa kini yang membuahkan bentuk
teknik dalam seni rupa (patung) yaitu
alternatif yang bersifat eksperimen-
asemblasi. Asemblasi sendiri ber-
tal. Untuk mewujudkan produk buda-
asal dari perkembangan aliran Ku-
ya berbentuk alternatif yang bersifat
bisme (Picasso dan Braque), ditam-
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
25
ISSN : 2087-0795
bah dengan semakin gencarnya
bangunan arsitektur maupun ruang
pengaruh
Surealisme
imajiner (ruang di alam terbuka) dan
dan Conseptual Art/ Seni Kon-
ketika dia dipindahkan ke ruang
septual. Dalam buku Art Speak,
yang lain bentuk karya tetap sama
Robert, A. (1990:90), menyebutkan
seperti sebelumnya. Biasanya di-
bahwa seni instalasi dunia pertama
lakukan oleh seniman yang dalam
kali muncul pada era pop art (1950-
aktifitasnya
1970-an) dengan tokoh-tokohnya:
negara
Judy Pfaff dengan karyanya yaitu
(movable),
membuat taman bawah laut dari
down agar mudah dalam pembawa-
ribuan
anya.
Dadaisme,
berbagai
jenis
sampah
dengan sangat fantastik.
selalu
satu ke karya
bergerak negara
dari
lainnya
bersifat
knock
Sedang pada Site-specific, di-
Adapun artian harfiahnya (asal
mana karya selalu adaptif pada site
kata install = memasang, installation
(ruang) bahkan sampai mengeks-
= pemasangan), jadi seni instalasi
plorasi ruang/ site pada karya. Pada
merupakan seni yang memasang,
jenis
menyatukan,
kontekstual pada ruang dan me-
meng-kontruksi
memadukan sejumlah
dan benda
ini
rupakan
karya dialog
tersebut antara
sangat seniman
yang dianggap bisa merujuk pada
dengan ruang dan lingkungannya,
suatu konteks kesadaran makna
baik
tertentu. Lebih spesifiknya instalasi
bangunan arsitektur maupun ruang
adalah memasang, merakit, kompo-
imajiner
nen-komponen benda seni maupun
Dalam melakukan proses berkarya
benda lain (bentuk di luar konteks
dengan kategori ‟site specific‟, se-
seni rupa).
orang perancang seni instalasi harus
Seni instalasi menurut Mark
ruang
riil
(ruang
melakukan
riset
(ruang dialam
terlebih
dalam terbuka).
dahulu
Rosenthal (2003) dalam bukunya
terhadap ruang dimana karya akan
yang bertajuk “Understanding Ins-
ditempatkan, hal inilah yang dimak-
tallation Art“ membagi seni instalasi
sud „kontekstual’.
menjadi 2 kategori, yaitu ”Filled-
Dengan kata lain bahwa seni
Space Installation” dan ”Site- Spe-
instalasi merupakan sebuah bidang
cific Installation”. Filled-space, dima-
keilmuan yang berurusan dengan
na karya instalasi tersebut hanya
kreatifitas manusia yang mempunyai
sebagai pengisi ruang (ruang dalam
kecenderungan konsepsional dan
26
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
ISSN : 2087-0795
termasuk seni kontemporer yang la-
Seni rupa berbasis pada pe-
hir di era Posmodern. Karakteristik
nalaran
dari seni rupa kontemporer, yaitu :
membahana sebagai arus kreatif
eksperimentasi,
memang
1) Adanya pluralism dalam este-
seni kontemporer. Beragam media
tika, dalam prakteknya seniman
tidak saja dieksplorasi sebagai ruang
mendapatkan kebebasan untuk
bebas untuk menuturkan ide-ide
berorientasi pada masa depan,
seorang perupa. Melainkan juga se-
masa lalu ataupun sekarang,
bagai ''identitas'' baru kesenimanan
2) Berorientasi karya bebas, tidak
seorang
perupa.
Dalam
sejarah
menghiraukan batasan-batasan
perkembangan seni rupa, gerakan
kaku seni rupa yang dianggap
eksperimentasi karya seni muncul
baku,
sekitar tahun 1950-an akhir dan
3) Penggunaan media atau bahan
berkembang menjadi genre baru
apapun dalam berkarya seni,
yang banyak diperbincangkan oleh
4) Berani menyentuh situasi sosial,
praktisi seni rupa barat pada tahun
politik dan ekonomi masyarakat
1960-an dengan nama ”Experimen-
yang sedang, pernah ataupun
tal Art”.
mungkin akan terjadi.
Di dalam literatur seni abad ke 20 seperti yang dikutip oleh Walker
Dari beberapa paparan teori
(1977), istilah “eksperimental” di-
tentang seni instalasi dan konsep
anggap berbau ”provokatif”, yang se-
seni kontemporer di atas, maka
cara
sangat dimungkinkan studi pencipta-
dengan avant garde (seni garda
an karya seni instalasi dengan me-
depan). Kata ini bersifat paradok, di
gunakan produk kerajinan gembreng
satu sisi punya konotasi negatif dan
sebagai medium ekspresinya. Pe-
di sisi lain positif. Bagi yang memuji
nelitian yang akan penulis lakukan,
„eksperimental”,
yaitu penciptaan karya seni instalasi
praktik empirik di mana seniman ber-
dalam kategori Filled-Space Ins-
main-main dengan materialnya dan
tallation dan akan menggunakan be-
melakukan perubahan dari prosedur
berapa
kerajinan
yang konvensional. Dengan praktik
gembreng / readymade (barang jadi)
ini diharapkan dapat menghasilkan
sebagai
sesuatu yang berharga, yaitu ke-
barang-barang
estetiknya.
salah
satu
elemen
tidak
langsung
disamakan
didasarkan
pada
baruan. Pendapat ini dapat diringkas Vol. 5, No. 1, Juli 2013
27
ISSN : 2087-0795
menjadi “trial and see”, atau “coba
luar biasa. Semakin besar kreativitas
dan lihat”.
dimiliki oleh senimanya, semakin be-
Bagi yang setuju dengan “eksperimentasi”, percaya bahwa seni bisa disamakan dengan ilmu yang seharusnya terus dikembangkan seperti halnya ilmu alam. Seperti ada kecenderungan pemandangan alam sudah tidak lagi dianggap dan diperhatikan hanya sebagai sebuah gambar dalam filsafat alam, tetapi diteliti.
Hal senada juga diungkap
oleh Stephen Bann (1970), mendefinisikan bahwa kerja eksperimentasi seniman
sebagai
seorang
yang
meyakini dan melakukan penelitian kecil dengan aktivitas yang terkontrol, yang mana hasil karya yang dikerjakannya
menyisakan
sar pula lompatan temuannya. Kreativitas memiliki berbagai norma, pertama gradasi yaitu yang berhubungan dengan kapasitas dan abilitas yang dimiliki masing-masing individu; kedua level (tahapan), yaitu yang berhubungan dengan mutu kreativitas yang dicapai oleh individu pada titik tertentu dalam perjalanan usianya. Ketiga, periode yaitu yang berhubungan dengan apa yang dicapai oleh individu pada titik tertentu dalam perkembangan sejarah atau kebudayaan manusia, dan keempat, degree (derajat atau taraf) yaitu merupakan manifestasi gradasi, level, periode tersebut, atau pengejawantahan dari kreativitas itu sendiri. (Tabrani, 2006; 34)
bukti-
bukti otentik. Menurut mereka yang
Secara umum konsep krea-
setuju dengan eskperimentasi karya
tivitas dapat dilihat dalam dua pers-
mengganggap bahwa di dalam ilmu
pektif yang luas. Pertama, kreativitas
pengetahuan, penemuan terjadi ka-
dalam
perspektif
rena “secara kebetulan”, bukan oleh
ilmiah,
kedua
pemikiran tinggi seperti dalam lapor-
perspektif praktikal. Kedua konsep
an eksperimen hasil penelitian yang
kreativitas ini tidak berbeda, hanya
diprediksi oleh teori-teori.
perspektif yang pertama itu lebih
empirikal
kreativitas
atau dalam
Eksperimentasi kekaryaan se-
mengutamakan pengkajian kreativit-
ni sangat berhubungan dengan ”trial
as dan dilakukan dalam berbagai
and see” . Suatu uji coba yang ber-
situasi dan konteks. Sedangkan per-
sifat transisional, dia dalah sebuah
spektif yang kedua, lebih memberi
”proses menjadi”, bukan sesuatu
tumpuan pada praktik dan metode
yang jadi. Hal ini tentu saja dibutuh-
kreativitas dalam berbagai praktik
kan sebuah daya kreativitas yang
atau implementasinya.
28
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
ISSN : 2087-0795
Gambar 01. Seni instalasi karya Satriana Didiek sebagai karya seni rupa publik dalam SIPA 2011
Dalam penciptaan karya se-
sional dari data dan pengetahuan
ni, pada dasarnya harus memenuhi
yang dimilikinya. Tentang Hubung-
kedua konsep besar kreativitas itu,
an kreativitas dengan proses kreasi,
secara ilmiah (berkaitan dengan
Primadi
konsep) dan sekaligus praktinya
pulkan beberapa pendapat dari be-
(proses penciptaan karya). Menurut
berapa orang, diantaranya adalah:
kamus Webster‟s (1976) pemikiran kreatif ialah, “The ability to bring something new existence”. Hal ini sesuai dengan pendapat Primadi Tabrani (2006) yang mengatakan
bahwa;
kemampuan
kreatif manusia adalah kemampuan yang membantunya
untuk dapat
berbuat lebih dari kemungkinan ra-
Tabrani
telah
mengum-
Irving A Taylor berpendapat perkembangan seni dan ilmu bergantung usaha kreatif. Kemajuan pada dasarnya merupakan konsekuensi dari kreativitas manusia. Walter Darwin Teague di antaranya berkata; Sesungguhnya prestasi-prestasi ilmiah yang terbaik, merupakan hasil bersama, baik imajinasi kreatif maupun rasio, dan ia memberikan kejutan dengan kilatan-kilatan insigh
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
29
ISSN : 2087-0795
yang kemilau, jauh sebelum struktur pembuktian yang mendukungnya dapat dibangun. (Tabrani, 2006; 34) Oleh karena itu, dapat disim-
(dalam Soedarsono, 2001;207), yaitu eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan. A. Ide Karya
pulkan bahwa kreativitas menjadi kata kunci dalam proses eksperimentasi karya pada khususnya dan perkembangan
seni
rupa
pada
umumnya. Dengan pemikiran kreatiflah muncul kemungkinan ditemukannya hal-hal baru dalam perkembangan seni rupa, baik seni rupa murni (fine art), yaitu lukis, patung, dan
grafis
maupun
seni
terap
(desain dan kriya), tak terkecuali seni instalasi.
Selain eksplorasi medium dalam studi penciptaan ini juga akan berekplorasi bentuk elemen dalam seni instalasi yang mampu merepresentasikan kebudayaan jawa. Hal ini penting karena sebagai karya yang baik, maka sebuah pesan dalam karya harus memiliki simbol-simbol yang
mampu
merepresentasikan
kondisi sosial dan budaya dimana karya tersebut diciptakan. Disadari pula bahwa karya se-
Dalam penciptaan karya seni lukis, diperlukan suatu metode untuk menjelaskan
jalannya
tahapan-
tahapan proses penciptaan. Pengertian metode menurut Hasan Alwi (2001:35), adalah: Cara teratur yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
ni di samping menawarkan ide (gagasan-gagasan) artistik dari hasil pengamatan
terhadap
lingkungan
kehidupan sosial, di sisi lain karya seni juga memiliki visi yang memuat nilai-nilai dan simbol – simbol yang berdimensi sosial. Kekuatan karya seni yang memiliki fungsi sosial inilah yang digunakan untuk menyampaikan pesanpesan moral dalam menggugah kesadaran manusia Setiap kelompok
Metode yang digunakan dalam
sosial (masyarakat) memiliki nilai
proses penciptaan karya seni rupa
yang diyakini esensi dan eksisten-
ini secara garis besar melakukan
sinya.
beberapa
yang
itulah yang akhirnya membentuk
diutarakan oleh Alma M Hawkins
simbol-simbol universial yang dapat
30
tahapan
seperti
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
Esensi dan eksistensi nilai
ISSN : 2087-0795
diadopsi
oleh
individu
termasuk
juga terdapat pada perhiasan, pelita
seniman untuk berkomunikasi. Mun-
(Blencong), dan lambang negara
culnya kemerdekaan berfikir dan
Republik Indonesia adalah burung
perkembangan rasionalitas memun-
Garuda. ( A.N.J. a Th. Van Der
culkan perbedaan nilai yang dimiliki
Hoop,1949 : 180 -189 ).
oleh setiap orang atau seniman,
Burung Garuda dilambangkan
termasuk di dalamnya nilai-nilai seni.
keperkasaan dalam cerita Rama-
Pengembangan nilai seni seseorang
yana burung Garuda (Jatayu ) ber-
itu diperoleh dari proses pendidikan,
usaha untuk membebaskan dewi
bukan tumbuh dalam pribadi setiap
Sinta dari cengkeraman Rahwana
orang. Inilah sebabnya nilai seni itu
yang jahat. Dalam Cerita garudeya
berakar dalam konteks sosio-budaya
burung Garuda menyelamatkan ibu-
tertentu. (Jakob Sumardjo, 2000;
nya Dewi Winata dari perbudakan
187)
Dewi Kadru sebagai ular jahat. Dalam penciptaan seni insta-
Burung Garuda juga melambangkan
lasi ini mendasarkan pada suber
kesucian karena tunggangan dari
budaya lokal jawa , ikon yan diambil
dewa Wisnu, juga mewakili dunia
sebagai rujukan bentuk karya me-
atas dunia para dewa. (Henry Cholis
rupakan sosok atau icon burung ya-
, 1998 : 290).
itu burung garuda atau jatayu. Da-
Dari makna kebaikan, keperka-
lam mitologi Hindu burung merupa-
saan, dan kesucian yang tersirat da-
kan hewan suci , Burung garuda me-
lam sosok ikon burung Garuda, ma-
rupakan tunggangan dewa Wisnu ,
ka penulis tertarik untuk mengankat
burung Garuda merupakan burung
sebagai sumber inspirasi bentuk
matahari yang mewakili dunia tas .
dalam pencipataan karya instalasi.
Dalam motif batik dodot Yogtakarta burung Garuda digambarkan berupa
B. Tahap Eksplorasi
satu sayap atau dua sayap yang di-
Pada tahap ini proses eks-
sebut lar, juga ada motif ekornya
plorasi visual dan referensi dari tema
(sawat). Ornamen atau Motif burung
yang telah ditentukan sebelumnya.
Garuda
Eksplorasi
sering didapati di candi
visual
berupa
peng-
Sukuh dalam relief cerita Garudeya,
amatan objek yang menjadi sumber
candi
ide penciptaan seni, yaitu pengamat-
Prambanan
dalam
cerita
Ramayana, ornamen burung Garuda
an terhadap sumber-sumber yang
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
31
ISSN : 2087-0795
Gambar 02. Hasil observasi di Pasar Gembreng kabangan Surakarta Bahan mentah (kiri atas), proses bikin mal sesuai ukuran (tengah atas), peralatan untuk bikin bentuk sebelum disambung antar bagian (kanan atas), Patri sebagai salah saru teknik sambung (kanan bawah), Setelah bentuk jadi dihaluskan dengan pukul kayu (tengah bawah), dan Proses pebetukan dengan pukul besi secara berulang (kiri bawah)
terkait di Pasar gembreng Kabang-
Di luar,
an.
menjual berjualan barang keperluan
berbentuk toko-toko yang
Dari pengamatan yang dilaku-
rumah tangga selain sembako yaitu
kan oleh penulis, di pasar Gembreng
kompor minyak, wajan dan pernak
Kabangan terbagi menjadi dua ba-
pernik kebutuhan rumah seperti tong
gian yaitu di bagian luar dan dalam.
sampah.
32
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
ISSN : 2087-0795
Di dalam, merupakan tempat
selesai baru disatukan dan dihalus-
workshop atau tempat kerja para
kan. Pada awalnya palu (alat pukul)
tukang pembuat barang-barang alat
yang digunakan untuk membentuk
rumah tangga dari gembreng. Di
terbuat dari logam/ besi, setelah
pasar gembreng Kabangan, secara
bentuk globalnya tercapai, kemudian
umum mengolah bahan dari seng,
barang yang dibuat tersebut disatu-
alumunium, galvanil, dan drum be-
kan dan dihaluskan dengan jalan di-
kas oli atau minyak. Ada yang me-
pukul dengan palu dari kayu. Khusus
narik dari bahan dasar ini, meskipun
untuk melubangi, menggunakan alat
mengikuti harga pasar
press
sehingga
potong
berbentuk
lubang
mudah diprediksi, tetapi bahan men-
dengan diameter 3 mm, kalau ada
tah dari seng dan galvanil kalau su-
kebutuhan lubang yang lebih besar
dah menjadi barang dan tidak ter-
dari 3 mm, biasanya mereka meng-
pakai maka barang tersebut sudah
gunakan bor.
tidak ada nilainya lagi kalau dijual.
Para pengrajin gembreng di
Berbeda dengan bahan drum bekas,
Pasar Kabangan mengenal 3 teknik
kalau drum bekas harganya tidak
penyambungan tiap elemen barang
ada patokan yang jelas. Kalau pas,
yang dibuat, yaitu teknik kait/ lipat,
laku
keling, dan patri.
maka
harga
barang
yang
berbahan dasar dari drum bekas harganya tetap lebih rendah dari
C. Tahap Improvisasi
harga berbahan dasar seng, tetapi
Merupakan tahapan di mana
kalau sudah tidak terpakai, barang
penekanannya lebih pada ekspe-
dari drum bekas ini secara ekonomis
rimentasi medium (material, teknik,
masih ada nilainya kalau diloakkan.
dan alat) yang akan digunakan,
Teknik pembentukan yang di-
serta pengorganisasian elemen rupa
gunakan oleh tukang gembreng tra-
pembentuk nilai estetik karya. Ak-
disional
teknik
tivitas ini dilakukan dengan percoba-
pukul. Bahan mentah tersebut diukur
an berbagai macam sketsa untuk
sesuai kebutuhan (ukuran yang di-
menghasilkan
buat) kemudian dipukul berulang-
bentuk imajinatif unsur-unsur budaya
ulang sampai bentuk yang diharap-
visual lokal yang sesuai dengan
kan tercapai.
Cara pembuatannya
tema karya yang diciptakan. Untuk
dibentuk per bagian, setelah semua
studi penciptaan ini, penulis fokus
ini
menggunakan
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
alternatif
bentuk-
33
ISSN : 2087-0795
pada bentuk kaleng krupuk yang ada
kedua bentuk tersebut kemudian
sekarang. Dalam pengamatan ada
disket da ditambahi bentuk-bentuk
dua macam kaleng krupuk, pertama
artistik (gambar 03).
berbentuk dasar segi empat dengan
Dari
kedua
skets
tersebut
semua sisinya menggunakan seng
akhirnya penulis memilih skets per-
dan sisi depannya ada kaca. Kedua
tama yang akan dieksekusi menjadi
berbentuk segi enam dengansemua
karya. Hal ini mempertimbangkan
sisi
kekuatan dari bahan dan keluasan
menggunakan
kaca
dengan
teknik pembuatan kaca patri. Dari
dalam bereksplorasi.
Gambar 03. Alternatif Sket (atas) dan Gambar kerja (bawah)
34
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
ISSN : 2087-0795
Setelah skets awal jadi, ke-
seng
sebagai
bahan
dasarnya.
mudian dikembangkan ke dalam
Khusus untuk sayap, gambar diper-
gambar kerja untuk memudahkan
besar dengan ukuran 1:1 kemudian
tukang gembreng dalam membuat
ditempel di seng dan selanjutnya
elemen karya ini. Gambar kerja yang
baru dipotong.
dimaksud meliputi tampak samping, depan dan atas
yang disertai
dengan skala ukuran (gbr 03).
Setelah semua bagian tersebut selesai dibuat kemudian disusun menjadi satu kesatuan. Teknik men-
Dalam studi penciptaan karya
sambung menggunakan teknik lipat,
seni instalasi ini, penulis membuat
keling dan patri yang disesuaikan
tiga buah kaleng krupuk yang sudah
dengan kebutuhan. Sebagai contoh,
dimodifikasi seperti gambar di atas.
untuk menyambung sayap, menggu-
Kemudian dirangkai dan di dalam
nakan teknik keling, hal ini untuk
setiap
akan
mencari efek lentur dan kerapian
diletakkan cap batik dengan motif
sambungan. Sedangkan teknik lipat
binatang agar sesuai dengan motif
digunakan untuk membuat mahkota
ornamen kaleng kerupuknya.
(paling atas) yang kemudian disam-
kaleng
kerupuknya
bung dengan kaleng kerupuk menD. Tahap Pembentukan
ggunakan patri.
Pada tahap ini merupakan ak-
Sebelum masuk pada proses
tivitas perwujudan proses pemindah-
pengecatan, elemen karya ini masih
an skets dan gambar kerja yang
akan diperbaiki lagi, terutama ba-
telah diseleksi ke dalam bentuk
gian kuluk. Ide awalnya, penulis
aslinya. Tahap ini tentu saja didasar-
akan
kan pada hasil eksperimentasi yang
tetapi pada saat desain diberikan
telah dilakukan sebelumnya serta
kepada pengrajin gembreng, me-
pengkuatan konsep lewat landasan
katakan akan sulit mencapai bentuk
teori dan data-data empirik yang
seperti desain kuluk tersebut. Oleh
ditemukan di lapangan selama ob-
karena itu, penulis menyarankan
servasi.
untuk merubah bentuk kuluk ter-
membuat
kuluk
kanigara,
Pertama kali yang dilakukan
sebut menjadi kuluk manten bia-
adalah membuat pola dengan ukur-
sa,seperti dalam patung loro blonyo
an 1:1. Setelah pola jadi, kemudian
gaya “sultan agungan” yang bentuk-
diaplikasikan ke dalam lembaran
nya lebih sederhana dengan ukuran
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
35
ISSN : 2087-0795
Gambar 04. Proses pengecatan (kiri) dan setelah diberi ornamen (kanan)
Sudah dicat secara merata
yang lebih kecil. Setelah proses revisi bentuk
sesuai warna yang dikehendaki
kuluk tersebut, kemudian dilanjut-
kemudian diberi ornamen yang se-
kan ke proses pengecatan. Dalam
belumnya sudah disiapkan desain
proses ini, peneliti tidak akan mem-
ornamenya, yaitu berupa ornamen
buat motif alas-alasan tradisi, tetapi
alas – alasan dengan motif binatang
menggantinya dengan motif bina-
yang sudah digayakan. Motif alas-
tang gaya lukisan sendiri.
alasan dilukis di semua permukaan
Pengecatan
memakai
cat
kaleng dengan warna emas.
duco (cat mobil) dengan menggunaSIMPULAN
kan airbrush atau teknik semprot. Pengecatan atau penyemprotan di-
Dari ide awal pasar gembreng
lakukan dua kali, pertama sebagai
Kabangan yang memproduksi dan
cat dasar dan kedua sebagai cat
menjual barang – barang dari seng
jadi.
maupun galvanil
Pengecatan
menggunakan
dapat mengins-
compresor sebagai alat untuk ke-
pirasi penulis untuk
perluan penyemprotan angin.
karya instalasi seni.
36
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
menciptakan
ISSN : 2087-0795
Bentuk karya mengacu pada sumber
kearifan
lokal
dengan
mengembangkan bentuk ikon burung Garuda atau Jatayu yang dipandang sarat dengan nilai - nilai atau simbol – simbol yang bermakna kebaikan, kesetiaan, keberanian, dan keperkasaan. warna maupun ornamen juga mempertimbangkan warna dan ornamen lokal Jawa. Penelitian penciptaan ini dapat dikembangkan dalam
bentuk
karya yang mengarah pada ekonomi dan industri kreatif dengan membuat protipe – protipe karya kerajinan dengan medium gembreng dengan ukuran karya yang relatif kecil
DAFTAR PUSTAKA
untuk barang kerajinan sou-
venir atau cidera mata. Karena selama ini produksi yang ada hanya
Atkins, Robert, Art Speak; Guide to Contemporary Ideas, Movements and Buzzwords, New York, Penerbit Abbeville Press, 1990 A.N. J.th a th Van Der Hoop, Indonesische Siermotieven. Batavia. Koninkluk Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en Wetenschapen .1949 Djelantik, A.A.M, Estetika; Sebuah Pengantar, Bandung, Penerbit MSPI dan KuBUku, 2001 Hall, Stuart, Representation: Cultural Representations and Signifying Practices, London, Roled, 1997 Henri Cholis, “Ulas Rupa dan Lambang Kumpulan Candi Sukuh” (Tesis ). Bandung. Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, 1998 Mark Rosenthal, Understanding Installation Art: From Duchamp to Holzer, Munich: Prestel, 2002
berupa perkakas rumah tangga, dengan
upaya
menjadi
mengembangkan
kerajinan
yang
unik,
menarik dan memiliki khas budaya lokal tentunya akan menjadi alternatif baru produk pasar gembreng
Plekanov, Seni dan Gejala Sosial, Jala Sutra, Bandung Salahudin., Asep. Primadi Tabrani, Kreativitas dan Humanitas, Yogyakarta, Jalasutra, 2006
Kabangan.
Sumardjo., Jakob, Filsafat Seni, Bandung, Penerbit ITB, 2000
*Penulis adalah staff pengajar di Pogram Studi Seni Rupa Murni ISI Surakarta.
The Liang Gie, Filsafat Seni; Sebuah Pengantar, Yogyakarta, PUBIB, 1996 Walker, John A, Glossary of Art, Architecture and design Since 1945, London, Penerbit Clive Bingley LTD, 1977.
Vol. 5, No. 1, Juli 2013
37