ISSN : 2087-0795
38
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
ISSN : 2087-0795
PENDAHULUAN
ting dalam pengelolaan kegiatan
Eksistensi seni rupa di Yog-
seni rupa untuk mengorganisasikan
yakarta memperlihatkan perkem-
setiap kegiatan yang akan dilaksa-
bangan sangat pesat pada tahun
nakan agar tercapai kesuksesan
1990-an. Hal ini dapat dilihat dari
pelaksanaan
semakin
seni
dengan apa yang diharapkan. Pe-
rupa yang didirikan di wilayah
laksanaan manajemen seni diguna-
Yogyakarta, terutama galeri ko-
kan untuk mengelola kegiatan seni
mersial yang lebih menekankan
agar tercapainya suatu hasil yang
aspek komersial karya seni yang
efektif dan efisien karena mana-
dapat menghasilkan banyak ke-
jemen seni merupakan cara untuk
untungan. Karya seni yang dipa-
menghasilkan karya seni melalui
merkan
suatu proses perencanaan, peng-
banyaknya
tidak hanya
galeri
dari
para
kegiatan
sesuai
seniman Yogyakarta dengan ciri
organisasian,
khasnya
tetapi
pengendalian berdasarkan dengan
dari
situasi dan kondisi suatu lingkung-
berbagai wilayah Indonesia dengan
an seni (Mikke Susanto, 2004:5).
ciri tradisinya. Hal tersebut menye-
Banyaknya ruang seni yang ber-
babkan semakin banyak berdirinya
kembang di Yogyakarta dengan se-
galeri seni di wilayah Yogyakarta
iring waktu perkembangan seni
dan sekitarnya, tetapi keberadaan
rupa merupakan suatu tantangan
gedung-gedung seni tersebut tidak
dalam keberhasilan kegiatan seni
berlangsung lama dikarenakan a-
yang
danya faktor penghambat perkem-
kegiatan seni. Menurut Sudarso
bangan galeri seni dalam setiap
SP, dalam sambutannya ketika me-
pelaksanaan kegiatan seni dan
resmikan pameran tunggal pertama
lemahnya sistem manajemen.
perupa Nasirun pada tahun 1993 di
masing-masing,
menampilkan
karya
seni
pengarahan,
diadakan
oleh
dan
pengelola
Manajemen seni merupakan
Mirota Gallery bahwa keberhasilan
suatu proses kerangka kerja yang
sebuah pameran, tidak bisa diukur
melibatkan bimbingan atau peng-
dari banyaknya karya yang laku
arahan dari suatu kelompok orang
terjual, akan tetapi bagaimana a-
dengan tujuan tertentu.Manajemen
presiasi masyarakat dalam me-
seni menjadi hal yang sangat pen-
nanggapinya. Galeri seni merupa-
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
39
ISSN : 2087-0795
kan suatu lembaga yang menam-
Melihat
pung bebagai jenis rekaman yang
dengan seseorang yang sedang
berhubungan dengan kejadian, pe-
berkomunikasi, dengan artian bah-
ristiwa, sikap manusia dengan apa
wa seorang seniman akan
yang terjadi, sehingga mempeng-
renungkan apa yang ingin
aruhi kehidupan seni, baik secara
paikan melalui media karya
langsung ataupun tidak langsung.
ninya, sedangkan orang yang me-
Pada sisi lain galeri seni me-
lihat karya seni (media) tersebut
rupakan sarana apresiasi masya-
menerima informasi yang
rakat dengan berbagi jenis bentuk
paikan oleh seniman.
kesenian.
seni
dapat
diibaratkan
medisamse-
disam-
Seniman menuangkan apa
Seni dapat diartikan sebagai
yang
ingin
disampaikan
dalam
hasil karya manusia yang mengan-
bentuk rupa, secara audio-visual
dung keindahan dan dapat dieks-
baik melalui karya dua dimensi
presikan melaui media suara, ge-
maupun karya tiga dimensi. Seni
rak, karya lukis, dan media seni
rupa berdasarkan fungsinya dibagi
lainnya. Cara mengekspresikan se-
menjadi dua kelompok yaitu seni
ni dapat menggunakan berbagai
murni (fine art) dan seni terapan
media seperti pendapat Koentjara-
(appllied art). Perbedaan antara
ningrat bahwa kesenian memiliki
seni murni dan seni terapan adalah
banyak jenis dilihat dari cara atau
dari fungsinya. Seni murni ber-
media antara lain seni suara (vo-
fungsi sebagai ungkapan ekspresi
kal), lukis, tari drama, dan patung.
seniman
Dilihat dari cara penyampaiannya
material, sedangkan seni terapan
seni dapat dilihat, didengar, diraba,
berfungsi memenuhi kebutuhan se-
dan dirasakan. Banyak media yang
hari-hari secara materil masyarakat
bisa digunakan dalam pengungkap-
dari
an seni sehingga seni bisa digu-
pendapat dari Kartika D. yaitu:
nakan dalam pengungkapan, sehingga seni dapat dinikmati dan dipahami dalam berbagai bentuk. Hal ini karena seni merupakan simbol dari perasaan yang ada pada diri manusia, apapun bentuknya. 40
tanpa
bentuk
adanya
produksi.
faktor
Menurut
“... seni tersebut bukan lagi merupakan kebutuhan praktis masyarakat tetapi hanya mengejar nilai untuk kepentingan estetika seni yang dimanfaatkan dalam lingkungan itu sendiri atau disebut seni untuk seni. Seni terapan dalam karyanya selalu mempertimbangkan keadaan pasar dan estetika kelompok seni rupa ini
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
ISSN : 2087-0795
benar-benar milik masyarakat...”
Banyaknya galeri seni yang bermunculan di berbagai tempat
Karya seni murni dipengaruhi
kota besar seperti Jakarta, Ban-
oleh lingkungan tempat seniman
dung, Denpasar dan sebagainya
tersebut hidup, begitu pula dengan
juga menyebabkan terjadinya per-
seniman (perupa) akan menghasil-
saingan dalam menarik perhatian
kan karya seni yang dipengaruhi
para seniman untuk melakukan
oleh lingkungannya seperti keada-
aktivitas pameran di tempat-tempat
an alam, sosial masyarakat,dan
galeri yang telah tersedia. Dalam
pendidikan. Mengingat itu semua
hal ini dapat membuat para penge-
sangat dibutuhkan adanya wadah
lola galeri untuk berusaha memutar
atau tempat untuk menampung dan
otak menarik para seniman agar
memberikan sarana sebagai apre-
berapresiasi di ruang yang telah di-
siasi karya yang telah dihasikan
sediakan. Kurangnya apresiasi pa-
oleh banyak seniman agar lebih
ra seniman dalam melakukan ke-
aktif masuk pada wilayah ma-
giatan pameran pada tempat yang
syarakat lebih luas. Ditambah lagi
telah disediakan menyebabkan ma-
dengan adanya pengaruh perkem-
tinya sejumlah galeri seni yang ada
bangan yang telah menjadi efek
di berbagai wilayah kota besar.
positif dengan munculnya tempat-
Matinya galeri seni yang ada di
tempat
wilayah kota besar karena sistem
aktivitas berkesenian
di
berbagai tempat kota besar. Banyaknya bermunculan galerigaleri seni yang tidak terhitung mampu untuk mengangkat derajat eksistensi, serta tersedianya ruang mempromosikan karya seni. Banyaknya galeri seni yang mucul berakibat pula tumbuhnya apresiasi pada publik, walaupun secara perlahan tapi pasti. Pertumbuhan ini setidaknya dapat dijadikan sebuah kecenderungan bahwa kini seni rupa telah berhasil membentuk satu wilayah dan lingkaran sistem “pasar” yang mulai menguat dan sebagai pergolakan polemik pameran karya seni rupa.”(Mikke Susanto, 2004:5).
manajemen pameran seni rupa yang kurang baik dalam beroperasi dan
kurangnya
kepuasan
para
seniman dalam keikutsertaannya waktu kegiatan pameran di galeri tersebut. Berbeda dengan Bentara Budaya Yogyakarta yang memiliki agenda kegiatan pameran seni rupa tiada henti setiap bulan karena sistem manajemen dan kerjasama cukup baik membuat para seniman berlomba-lomba untuk mengadaVol. 6, No. 1, Juli 2014
41
ISSN : 2087-0795
kan pameran seni rupa. Hal ter-
memiliki pengalaman manajemen
sebut menunjukkan bahwa Bentara
dalam setiap penyelenggaraan pa-
Budaya Yogyakarta sangat mem-
meran seni rupa dengan jenis pa-
perhatikan kepuasan para seniman
meran yang berbeda-beda dalam
dan penikmat seni dalam apresiasi
waktu 1 tahunnya. Adapun alasan
pameran seni rupa yang telah
untuk pemilihan lokasi penelitian di
dilaksanakan dengan memperhati-
Bentara Budaya Yogyakarta karena
kan partnership yang cukup handal.
Bentara Budaya Yogyakarta lebih
Termasuk di dalamnya
kesiapan
sering atau rutin mengadakan ke-
menghadapi setiap problem klasik,
giatan pameran seni rupa dengan
kecermatan mencatat, mengklasi-
tema yang berbeda-beda, dan juga
fikasi setiap kegiatan yang telah
merupakan galeri seni yang mam-
diselenggarakan setiap bulannya,
pu bertahan lama
dan telah memiliki suatu konstruksi
dengan galeri seni lain. Selain itu
bangunan masa depan jangka pan-
kota Yogyakarta merupakan baro-
jang tentang perkembangan seni
meter seni atau kota seni, dan di-
rupa di Yogyakarta dan sekitarnya.
stributor
Bentara Budaya Yogyakarta
seni
yang
dibandingkan
ada
di
Indonesia.
merupakan sebuah galeri yang me-
Berdasarkan dari latar bela-
miliki usia cukup tua, jika dilihat dari
kang tersebut, permasalahan yang
segi kehidupan lembaga budaya
dikaji yakni bagaimana keberadaan
yang dikelola oleh swasta. Dengan
Bentara Budaya Yogyakarta; bagai-
kesuksesan dalam pengelolaan ke-
mana manajemen kegiatan pa-
giatan pameran seni rupa silih
meran yang ada di Bentara Budaya
berganti dilaksanakan setiap bulan-
Yogyakarta; bagaimana sistem ku-
nya hingga kini, serta banyaknya
ratorial penyelenggaraan pameran
agenda rutin pameran yang terlak-
seni rupa di Bentara Budaya Yog-
sana dengan baik dan sukses.
yakarta.
Penulis tertarik untuk melakukan
Metode penelitian yang di-
penelitian tentang studi manajemen
gunakan berupa deskriptif kualitatif.
penyelenggaraan pameran seni ru-
Lokasi penelitian di gedung pamer
pa di Bentara Budaya Yogyakarta
seni rupa Bentara Budaya Yogya-
sepanjang
karena
karta (Jalan Suroto No. 2, Kota
Bentara Budaya Yogyakarta sudah
baru, Gondokusuman, Yogyakarta).
42
tahun
2012,
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
ISSN : 2087-0795
Sumber data yang digunakan be-
of analysis (model mengalir). Miles
rupa data primer dan sekunder.
dan Huberman dalam H.B Sutopo
Hasil wawancara menjadi sumber
menyatakan
data primer dalam penelitian ini.
komponen
Wawancara dilakukan kepada Her-
proses analisis data dan ketiga
manu (seniman dan pengurus Ben-
komponen tersebut saling berkaitan
tara Budaya Yogyakarta), Wuryani
serta
(pengurus atau sekretaris), Hari
analisis, ketiga komponen tersebut
Budiono
pa-
yaitu reduksi data, sajian data,
meran), dan Albertus Rusputranto
penarikan simpulan (H.B Sutopo,
(dosen Manajemen Seni ISI Sura-
2002:91). Data yang telah diperoleh
karta). Wawancara yang dilakukan
direduksi kemudian disajikan meng-
terhadap narasumber terkait pe-
gunakan deskripsi. Setelah itu verI-
mahamannya terhadap proses se-
fIkasi dan penarikan kesimpulan.
jarah perkembangan Bentara Bu-
Verifikasi dapat diperoleh dengan
daya dan teknik manajemen penge-
cara mencari satuan data yang lain
lolaan pameran.
melalui catatan lapangan. Dengan
(proses
kuratorial
bahwa yang
ada
terlibat
menentukan
tiga dalam
hasil
akhir
Sedangkan sumber data se-
demikian hasil penelitian yang di-
kunder yang digunakan berupa do-
lakukan dapat dipertanggungjawab-
kumen, arsip, buku, catatan, maja-
kan tingkat keabsahan dan kua-
lah, dan foto. Observasi, wawan-
litasnya.
cara, dokumen, dan studi pustaka sebagai teknik pengumpulan datanya. Observasi langsung dilakukan terhadap Bentara Budaya Yogyakarta seperti koleksi seni rupa yang dipamerkan di BBY dan objek sarana prasarananya.Studi pustaka dilakukan dengan cara mengutip beberapa
pendapat
dari
PEMBAHASAN Pembahasan dalam penelitian ini tentang manajemen pameran seni rupa dan sistem kuratorial penyelenggaraan
pameran
seni
rupa di Bentara Budaya Yogyakarta pada tahun 2012 meliputi :
buku,
laporan penelitian, makalah artikel, majalah, dan internet.
Manajemen Pameran Seni Rupa 1. Manajemen Galeri
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik flow model
Manajemen
galeri
Bentara
Budaya Yogyakarta dibentuk struk-
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
43
ISSN : 2087-0795
tur organisasi yang memiliki kerja-
ketua dan sekretaris untuk setiap
sama dengan kantor-kantor besar
kelangsungan acara.
dan berada di bawah naungan
Selain itu, dalam setiap pa-
koran Harian Kompas Gramedia.
meran terdapat penasehat seni
Struktur organisasi tersebut me-
yang bertugas menjaga, mengum-
liputi Komisaris Gramedia yang
pulkan, menata tampilan dalam
dijabarkan oleh Hariadi S.N. Beliau
pameran seni. Kemudian kurator (7
bertanggung jawab terhadap ke-
orang) yang tidak semua menjadi
langsungan Bentara Budaya Yog-
pengurus tetap di dalam galeri seni
yakarta dan
membawahi semua
Bentara Budaya tetapi merupakan
pekerja yang ada di harian Kompas
kurator pameran seni rupa yang
Gramedia dan
Budaya
sewaktu-waktu ada kegiatan pa-
Pengelola
meran seni rupa bisa diperlukan.
Bentara Budaya Yogyakarta (Her-
Kurator pameran dalam 1 (satu)
manu), bertanggung jawab terha-
tahun sekitar 4 sampai 6 kali
dap kelangsungan, serta pengelola-
mengadakan kegiatan rapat terkait
an pameran secara umum, dan
dengan rencana pameran seni rupa
membawahi
yang
Yogyakarta.
Bentara
Kepala
karyawan.
Kurator
akan
diselenggarakan
di
tetap pameran Bentara Budaya
Bentara Budaya Yogyakarta dalam
Yogyakarta (Sindhunata), bertang-
waktu dekat. Selain itu sistem yang
gung jawab menjaga, mengumpul-
digunakan
kan, menata, bahkan menentukan
manajemen secara ringkas. Mana-
barang apa saja yang boleh digelar
jemen seni diwadahi dalam empat
dalam pameran seni. Sekertaris
kegiatan demi menunjang kelang-
dan bendahara (M. Wuryani) ber-
sungan kegiatan hal yang harus
tanggung jawab untuk membuat
diperhatikan adalah perencanaan
agenda kegiatan, membuat surat
(planning), pengorganisasian (orga-
menyurat, membuat rencana kerja
nizing), pengarahan (motivating),
bersama
dan
dan pengendalian (controlling). Se-
mencatat
gala sesuatu yang ada di dalam
pembukuan, dan membuat laporan
Bentara Budaya Yogyakarta selalu
keuangan dalam setiap kegiatan),
dibicarakan bersama staf pengurus
dan pembantu umum (Zulianti) ber-
galeri dalam bentuk rapat. Rapat
tanggung jawab untuk membantu
diadakan setiap 1 minggu 1 kali
ketua,
mengeluarkan
44
mencatat uang,
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
dengan
menerapkan
ISSN : 2087-0795
merupakan pertemuan antar staf
meran seni rupa (melalui email,
pengurus Bentara Budaya Yogya-
SMS, dan undangan resmi), span-
karta, 2 bulan sekali pertemuan
duk kegiatan pameran, media part-
pembinaan antar pengurus Bentara
ner (koran harian Kompas, Kompas
Budaya serta para kurator pamer-
TV, radio, dan TV swasta yang ada
an. Manajemen dilaksanakan se-
di seputar Yogyakarta), dan buku-
cara top down dan bottom up untuk
buku yang diterbitkan oleh Bentara
mendapatkan hasil maksimal dalam
Budaya yang mengangkat kesenian
setiap
tradisional, buku dolanan anak,
kegiatan
pameran
yang
diadakan.
perjalanan seni lukis Indonesia.
2. Publikasi
3. Katalog Katalog merupakan bagian terpenting dalam penyelenggaraan pameran. Tanpa katalog pameran seni rupa seperti tiada suaranya atau tidak berbicara. Katalog digunakan untuk kelangsungan pamerannya, selain itu juga memberi kebebasan dalam hal cetak mencetak katalog, bisa dicetak sendiri atau menyerahakan ke biro jasa sesuai keinginan seniman (Wawan-
Gambar 01
cara Wuryani, 2013). Katalog berisi
Undangan pameran seni rupa (Sumber : Dokumen BBY, 2013)
tentang cover (logo galeri, panitia, atau sponsor), sambutan atau peantar (penyelenggara galeri seni,
Para seniman berupaya me-
pameran, guru/dosen, kurator), daf-
menggunakan
tar acara utama dan pendukung
kalender acara tahunan (berdasar-
(diskusi, seniman, dan pertunjuk-
kan jadwal yang sudah ditentukan),
an), hasil kejuaraan (hasil kompetisi
katalog-katalog pameran (yang te-
pameran) atau daftar perupa, urai-
lah diselenggarakan di Bentara Bu-
an proses penciptaan karya seni,
daya Yogyakarta), undangan pa-
tutur kata seniman, konsep kura-
lakukan
publikasi
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
45
ISSN : 2087-0795
torial, pikiran para ahli seni (ber-
mengadakan pameran seni rupa),
hubungan dengan konteks pamer-
dan foto karya yang dipamerkan
an), foto-foto (seniman, karya atau
minimal 5 lembar dalam bentuk
proses kreatif), riwayat hidup se-
cetak. Semua karya melalui seleksi
niman,
sponsor
kurator Bentara Budaya Yogyakar-
pameran, susunan kepanitiaan, dan
ta. Pertimbangan pameran menge-
ucapan terimakasih.
nai reputasi,
uraian
singkat
kwalitas karya seni,
visi misi, lingkungan, program kerja, hasil teknis kondisi di Bentara Budaya Yogyakarta. Hal ini tampak bebeda ketika pameran dengan menunjuk dana dari BBY (melibatkan seniman atau pelaku pameran luar dengan prosedur) yakni dengan membuat rancangan, memilih siapa saja yang berpameran, mekumpulkan seluruh pengurus, dan dewan kurator untuk diskusi menentukan tema, memberi kesempatan seniman untuk berkarya selama 1-2 bulan, pendokumentasian karya, penulisan untuk katalog, dan
Gambar 02
penyelenggaraan.
Contoh katalog pameran senirupa (Sumber: Dokumen BBY, 2013)
5. Pelaksanaan Pameran 4. Prosedur Kerjasama Pameran
Pembukaan acara pameran
Pemakaian galeri seni pada
di BBY pada tahun 2012 dilakukan
saat menyelenggarakan pameran
dengan cara persiapan (memasang
wajib mengajukan surat permohon-
karya seni, menata panggung pen-
an dalam kurun waktu 9 bulan se-
tas seni pertunjukan, memasang
belum jadwal pelaksanaan pamer-
tenda tamu dan undangan, menata
an berlangsung. Caranya dengan
kursi tamu, menata meja untuk
mengajukan
pameran,
tempat buku tamu, katalog dan
mengisi data pribadi (seniman yang
ballpoint, serta menyiapkan kon-
46
proposal
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
ISSN : 2087-0795
sumsi), pengantar (MC), sambutan
berian dari para seniman pribadi
dari
Budaya
bukan dari ketentuan Bentara Bu-
Yogyakarta (curator dan kelompok
daya Yogyakarta dan tanpa adanya
seniman), pentas seni pertunjukan
unsur pemaksaan untuk memberi-
dengan konsep dan tema yang
kan salah satu karyanya yang di-
sama terhadap karya seni rupanya,
pamerkan waktu itu.
pimpinan
Bentara
pembukaan, apresiasi karya, dan 7. Anggaran
diskusi (tentang konsep karya).
Setiap 6. Pengelolaan koleksi Prosedur
pameran
memerlukan anggaran yang cukup dilakukan
besar demi menunjang suksesnya
dalam setiap perawatan karya seni
suatu kegiatan. Setiap 3 bulan se-
meliputi pengamanan, penanganan
kali menjadi agenda pokok pa-
dan pemantauan berdasarkan jenis
meran karya koleksi cinderamata
karya seni serta bahan yang di-
dari para seniman. Dalam setiap
gunakan dalam setiap penciptaan
kegiatan
karya seni. Pengamanan berhu-
terkait di sesi pembukaan pameran
bungan dengan pencegahan (pen-
menggunakan dana berkisar 2-3
curian, kebakaran, dan kebanjiran),
juta dan 15 juta rupiah (untuk biaya
dan pemeliharaan (perbaikan dan
katalog). Anggaran untuk Bentara
penanggulangan dari kerusakan).
Budaya Yogyakarta dapat diperoleh
Selain itu penanganan berdasarkan
dari remunerasi yang ditanggung
atas survey kondisi, pendokumen-
oleh pihak Pusat Pengembangan
tasian karya sebelum perbaikan
Sumber Daya Manusia (PSDM)
dan sesudah perbaikan, pember-
yang digunakan untuk keperluan
sihan secara manual atau kimiawi,
gaji karyawan, layanan jasa, dan
penguatan, dan pengawetan. Dari
pengembangan fasilitas di Bentara
segi pemantauan berdasarkan ting-
Budaya Yogyakarta (Wawancara
kat keawetan karya setelah proses
Wuryani, 2013).
perbaikan,
yang
kegiatan
dampak
terhadap
Budaya
yang
pengawetan
terhadap lingkungan, dan dampak lingkungan
Bentara
bendanya.
Hasil karya seni cinderamata yang disimpan merupakan karya pem-
8. Perawatan dan Transportasi Karya Selama pameran
berlang-
sung karya seni yang dipamerkan
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
47
ISSN : 2087-0795
dipasang pada dinding-dinding ga-
rangi terjadinya kerusakan pada
leri dan di-display menurut jenis
karya.
karya yang dipamerkan. Setelah
karya dari segi keamanan karya,
pameran dan sebelum berlang-
tidak robek, melengkung, terkelu-
sungnya pameran untuk pengang-
pas atau tergores dengan benda
kutan karya seni pihak Bentara
lain, sehingga dalam pengepakan
Budaya Yogyakarta menyerahkan
karya
sepenuhnya kepada para seniman
lunak setelah itu baru dimasukkan
yang melakukan pameran seni.
ke dalam kardus, kemudian ke
Selain itu galeri mencatat semua
dalam triplek sesuai dengan ukuran
karya seni yang masuk dan keluar
karya seni.
Dasar
dari
pengepakan
dicari bahan-bahan
yang
pada setiap diselenggarakan pameran seni rupa ke dalam buku
9.Dokumentasi Karya & Kegiatan
arsip.
Pendokumentasian foto keDalam setiap urusan penge-
giatan
yang disimpan dalam ben-
pakan karya seni setelah selesai
tuk album serta diberi nomor urut,
pameran diserahkan kembali ke-
tanggal, tahun, dan keterangan pe-
pada para seniman yang menga-
ristiwa kegiatan dokumentasi juga
dakan pameran di Bentara Budaya
menggunakan video dan arsip-arsip
Yogyakarta, sehingga resiko ke-
data lain yang disimpan ke dalam
rusakan pada karya seni bukan
bentuk CD, hardisk external, dan
menjadi tanggung jawab dari pihak
flashdisk untuk mencegah terjadi-
galeri. Para seniman biasanya da-
nya kerusakan dokumen kegiatan.
lam pengemasan karya seni di-
Selain itu Bentara Budaya Yogya-
serahkan kepada orang yang ahli
karta
pengepakan
setiap kegiatan dalam buku, yang
barang
seni untuk
menghindari kerusakan karya seni
juga
mendokumentasikan
tersusun rapi di dalam rak buku.
sebelum dan sesudah pelaksanaan pameran seni rupa. Setiap pengepakan karya seni biasanya para
10. Analisis Display Ruang Pamer
ahli pengepakan menggunakan ba-
Posisi tinggi rendahnya dis-
han-bahan triplek, multiplek, busa,
play karya berdasarkan teori Weslel
Styrofoam dan kayu untuk kons-
E. Woodson yang meliputi posisi
truksi dengan tujuan untuk mengu-
berdiri dan posisi duduk bagi para
48
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
ISSN : 2087-0795
pengamat. Posisi berdiri yakni dengan
cara
memahami sisi ke-
wajaran objek saat dilihat. Melihat
Sedangkan
duduk
seni
difable
tanpa dipaksa atau tidak tersiksa
terhadap
kira-kira sampai beberapa derajat
(cacat) tidak mengkhususkan karya
(±75º). Pemajangan karya menye-
seni posisi rendah (jarak lantai ke
suaikan dengan pandangan mata
mata orang duduk ± 100cm) maka
kedepan yang paling penting pan-
posisi duduk dipaksa untuk berge-
dangan
masih
rak dengan menunduk, menenga-
mampu melihat ke atas, bawah,
dah, menoleh ke kanan, dan kiri.
kiri, dan kanan dari karya yang
Dalam hal pen-display-an karya
dilihat
Keterangan
seni untuk anak kecil, penyandang
dapat dilihat pada gambar yang
difabel dan orang normal disama-
menunjukkan posisi orang berdiri
ratakan tidak ada perlakuan khu-
meliat
Kalau
sus. Dalam posisi pencahayaan
terpaksa kepala ditengadahkan dan
karya tiga dimensi pencahayaan
ditundukkan maka keharusan me-
bergantung jenis lampu spot yang
lihat bisa sampai ±180º.
digunakan paling penting dapat
mata
penikmat
didepannya.
karya
seni
rupa.
penikmat
posisi
memfokuskan bentuknya kelihatan dalam pandangan sampai
maksi-
mal 360º. Untuk karya dua dimensi, pencahayaan bergantung pada jenis lampu spot yang tetapi hanya
digunakan
menfokuskan satu
permukaan bidang. Jika dilihat dari dimensi struktural tubuh, jarak antara karya satu dengan yang lain tidak terlalu berhimpit dengan harapan agar menikmati Gambar 03
penikmat seni dalam tidak
berdesak-desak
kan minimal satu bahu orang untuk
Contoh display ruang pamer tanda mata IX (Sumber: Dokumen BBY, 2013)
jarak penikmat karya. Dapat dibedakan karya dua dimensi dan tiga dimensi: Untuk karya dua di-
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
49
ISSN : 2087-0795
mensi hanya dapat dilihat dalam
seniman muda yang ada di wilayah
satu sisi atau satu arah, sedangkan
Yogyakarta khususnya. Hal yang
untuk karya tiga dimensi dapat di
menarik dalam display ruang pamer
lihat dari berbagai arah. Pada la-
di
belnya, pemberian informasi me-
adalah pengelompokan karya ber-
ngenai
dipamerkan
dasarkan tema dan teknik lukis
biasanya diletakkan di sisi kanan
yaitu gaya melukis tradisi klasik,
bawah atau sisi kanan bawah
gaya tradisional yang sudah ter-
samping. Sedangkan pada sirkulasi
pengaruh gaya modern. Dengan
penonton,
penyelenggara
demikian dapat mempermudah pe-
memperhatikan jarak masuk, jarak
kunjung untuk melihat, memban-
perpindahan penonton dalam me-
dingkan, dan menyimpulkan sendiri
nikmati karya yang satu ke lainnya,
perbedaan apa saja yang terdapat
dan jalan keluar ruangan dengan
pada karya seni tradisi dan yang
menggunakan
telah mengalami modernisasi.
karya
yang
pihak
petunjuk
(tulisan
Bentara
Budaya
Yogyakarta
Display ruang pamer di BBY
atau simbol panah). Analisis display ruang pa-
lebih banyak memanfaatkan pen-
mer Bentara Budaya Yogyakarta
cahayaan
dalam pameran Tanda Mata IX
menggunakan lampu TL putih yang
dengan mengacu pada kepemilikan
ditempelkan di langit-langit. Alur
dan pengelolaan galeri maka karya-
display karya didasarkan pada alur
karya
Dalam
periode dan jenis karya seni yang
pameran Tanda Mata IX tentulah
dipamerkan dengan demikian pem-
berhubungan dengan visi dan misi
bagian ruang untuk memamerkan
BBY, termasuk penampilan karya-
karya-karya yang bertema tradisi
karya para seniman yang pernah
dan temporer. Koleksi karya seni di
pameran di BBY, seberapa penting-
BBY berjumlah ratusan dan me-
nya peran mereka dalam mengem-
merlukan display yang baik se-
bangkan
wilayah
hingga dapat dinikmati oleh para
Yogyakarta. Aspek sejarah dalam
pengunjung dengan nyaman, oleh
display dapat dilihat dari pem-
karena itu pemakaian partisi tidak
bagian ruang yang membedakan
di pakai di setiap ruang pamer,
periode atau waktu pameran, mulai
hanya di pakai pada karya-karya
dari
yang berukuran kecil.
50
yang
para
ditampilkan.
seni
lukis
seniman
di
senior
dan
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
buatan
yaitu
dengan
ISSN : 2087-0795
Hal ini memberikan ruang pandang
yang
para
pu TL kuning yang diletakkan di
karya-
langit-langit sehingga pencahayaan
karya yang berukuran besar di-
yang luas tidak menyebabkan pa-
tempatkan pada dinding ruangan.
nas pada karya, karena pencaha-
Pada beberapa dinding yang sem-
yaan tidak secara langsung di-
pit, ditempatkan karya-karya yang
tujukan
kecil dengan demikian ruangan
pengunjung untuk menikmati karya
dapat dioptimalkan pemakaiannya.
menjadi hal yang sangat penting
pengunjung,
baik
bagi
buatan dengan menggunakan lam-
sedangkan
ke
karya.
Kenyamanan
dan diperhatikan oleh pengelola galeri, hal ini terlihat dari diletakkannya kursi kayu di dalam ruangan. Peletakan kursi kayu yang jaraknya cukup jauh dengan lukisan, membuat pengunjung dapat melihat karya yang ditempelkan di depannya dengan baik. Penyekat
ruangan
triplek
yang digunakan untuk menggantungkan Gambar 04
lukisan
yang
membagi
ruang memanjang menjadikan ke-
Display pameran Ilustrasi Cerpen Kompas (Sumber: Dokumen BBY, 2013)
dua sisi permukaan penyekat dapat diberi lukisan
dengan
demikian
ruangan dapat menampung lebih Pen-display-an pada pameran Ilustrasi Cerpen Kompas lebih ditekankan pada karya-karya ilustrasi yang diterbitkan oleh koran Harian Kompas dengan berbagai jenis tema, konsep, dan teknik garap berbeda-beda. Display ruang pamer yang dipakai dalam pameran Ilustrasi Cerpen Kompas
banyak lukisan. Mulai sekat yang memanjang, pengunjung dapat diarahkan agar berjalan ke bagian kiri ruangan
terlebih
memperlancar
dahulu
arus
selain
pengunjung
untuk melihat karya, juga mempermudah pengunjung untuk melihat
perkembangan
karya
dari
setiap seniman.
lebih memanfaatkan pencahayaan
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
51
ISSN : 2087-0795
SISTEM KURATORIAL PENYELENGGARAAN PAMERAN
garaan pameran yang menghen-
1. Tinjauan Singkat Kuratorial
seluruh dana kegiatan pameran
daki atau inisiatif dari BBY maka,
Pameran seni rupa merupa-
akan ditanggung oleh pihak penye-
kan peristawa penting bagi setiap
lenggara BBY dari pengumpulan
perupa. Pameran seni rupa sangat
karya sampai dengan pengemba-
berguna untuk menunjukkan eksis-
liaan karya seni. Dalam kajian ini
tensi seniman masih aktif dan
penulis berusaha mengungkap pro-
produktif dalam berkarya seni. Kon-
ses kuratorial yang ditinjau dari
tribusi pameran dalam diri seniman
perspektif internal galeri.
dapat juga menjadi pedoman bagi
Sebagai sebuah galeri seni
orang lain untuk mengukur kemam-
yang
puan dan prestasinya. Jika se-
Bentara Budaya Yogyakarta telah
seorang pernah berpameran deng-
menyelenggarakan setidaknya 35
an skala tertentu dapat dianggap
kali setiap tahunnya. Jika dilihat
seniman tersebut menjadi sosok
dari sejak awal berdirinya sampai
penting
dan
sekarang sudah tidak terhingga
perkembangan seni rupa. Salah
berapa banyak pameran seni yang
satu upaya agar kehidupan seni
telah diselenggarakan.
dalam
pergerakan
berada
di
tengah
kota,
berfungsi dengan baik adalah me-
Selama ini galeri yang me-
miliki sistem, proses, dan kuratorial.
miliki luas 960 m2 telah menga-
Bentara Budaya Yogyakarta me-
dakan kegiatan rutin dengan ber-
rupakan sebuah galeri seni yang
bagai macam tema dan rancangan.
berusia cukup tua, galeri ini telah
Dari awal Bentara Budaya Yogya-
memberikan nuansa berbeda da-
karta memiliki misi sebagai utusan
lam
budaya serta berupaya menam-
mengupayakan
persoalan
penyajian pameran. Bahkan dalam
pilkan
setiap kegiatan pameran peserta
budaya
harus mendanai sendiri, memilih
mentradisi atau bentuk-bentuk ke-
ruang yang digunakan, menyiapkan
senian masa yang pernah popular
publikasi seperti: baliho, pamflet
dan
atau pemberitahuan lainnya tergan-
baru yang seolah tidak mendapat
tung inisiatif peserta pameran, dan
tempat untuk tampil di sebuah ge-
menentukan tema. Jika penyeleng-
dung terhormat.
52
bentuk yang
merakyat
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
dan
karya
mungkin
juga
cipta pernah
karya-karya
ISSN : 2087-0795
Bentar Budaya
merupakan
Bentara Budaya Yogyakarta se-
suatu titik temu antara aspirasi
hingga
yang pernah ada dengan aspirasi
bertahan sampai sekarang. Melihat
yang sedang tumbuh, dan Bentara
siapa yang berada di belakang
Budaya siap berkerjasama dengan
pengelolanya, dapat diartikan bah-
siapapun. Setiap pameran yang
wa pada penyelenggaraan pamer-
dikerjakan oleh Bentara Budaya
an-pamerannya tentu akan men-
Yogyakarta secara resmi selalu
datangkan banyak tamu atau pe-
mengundang
rata-rata
nikmat seni. Dari banyaknya pa-
300 orang. Dengan menyebarkan
meran yang telah terselenggara,
300 undangan diharapakan hadir
sebagian telah berhasil mendatang-
penonton separuhnya saja sudah
kan beberapa tokoh yang dianggap
pas atau cukup. Namun tidak di-
penting.
penonton
sangka, dan diluar dugaan, se-
Bentara
Budaya
dapat
Seperti pada pameran lukis
bagian pembukaan pameran ter-
cat
nyata dihadiri sekitar 200an orang,
Expresion” yang dihadiri oleh Sri
artinya pada momen dengan skala
Sultan
kecil, undangan yang datang se-
Muhammad
kitar 150 orang, sedangkan bebe-
didikan dan Kebudayaan), Djoko
rapa
Pekik, dan masih banyak lagi.
pameran
berskala
besar
air
“Asian
Water
Hamengku Nuh
Buwono
X,
(Menteri Pen-
seperti pada pameran Seni Rupa
Selama
”Sillaturahmi” dan pameran lukis
2012 Bentara Budaya Yogyakarta
cat
Colour
telah menjalin kerjasama dengan
Expresion” tercatat di buku tamu
berbagai institusi pendidikan (ISI
dihadiri lebih dari 400 orang pada
Yogyakarta,
saat pembukaan.
Stella Duce, dan SMA Kolese De
air
“Asian
Water
masa
Colour
penelitian
UGM,
UNY,
tahun
SMK
Bentara Budaya Yogyakarta
Britto), institusi pemerintah (Ke-
dikelola di bawah harian Kompas
menbudpar, Pemda DIY), institusi
Gramedia. Di dalamnya terdiri dari
media massa (Kompas, Kedaulatan
orang-orang terkenal seperti G.M
Rakyat, Jogja TV, dan Kompas
Sudarta, Romo Sindhu, Ardus M.
TV). Adapun program kerja yang
Suwega, Rustam Affandi, dan Y.B
telah dikerjakan selama tahun 2012
Kristanto untuk menentukan pem-
telah tergelar berbagai program
bentukan
antara lain berupa pameran, dis-
pengelolaan
lembaga
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
53
ISSN : 2087-0795
kusi, kompetisi, program edukasi
Bentara Budaya Yogyakarta me-
publik, dan pemberian penghar-
netapkan
gaan.
kurator eksklusif adalah melakukan
aturan
bahwa
tugas
seleksi proposal pameran yang 2. Analisis Kuratorial di Bentara Budaya Yogyakarta
masuk ke Bentara Budaya Yogya-
Bentara Budaya Yogyakarta
meran di Bentara Budaya Yogya-
pada saat didirikan langsung me-
karta. Bentara Budaya Yogyakarta
rekrut dan menggunakan kurator
dapat
dalam menjalankan kewajibannya.
sesuai dengan program
Dalam melaksanakan tugas mem-
seleksi proposal/ inisiatif dari para
buat dan melaksanakan program
seniman, dikerjakan secara kerja-
pameran tersebut kerjasama antar
sama, dan dibuat oleh pihak lain di
sumber daya internal dan eksternal
luar galeri.
karta dan menyelenggarakan pa-
melaksanakan
pameran agenda,
sudah dilakukan. Yang menangani
Dengan demikian kerja yang
prosedur kerja teknis dan lapangan
dilakukan oleh Bentara Budaya
dikerjakan oleh para pengurus yang
Yogyakarta selama satu tahun ter-
masuk dalam staf internal maupun
sebut telah digelar dengan ber-
panitia khusus yang dibentuk (Wa-
bagai bentuk kerjasama. Sejumlah
wancara Wuryani, 2013).
35 kali pameran telah dikerjakan
Dalam perencanaan pame-
menurut program agenda BBY 7
ran, peran kurator dan direktur
kali pameran, dikerjakan menurut
eksekutif sangat besar. Mereka
inisiatif seniman 15 kali pameran,
menggagas adanya perencanaan
dikerjakan secara kerjasama 7 kali
yang terkait dengan segala hal
pameran dan 3 kali pameran di-
yang
dalam
kerjakan oleh pihak lain. Pada
setiap pameran. Ketika Bentara
aspek formal mengenai pameran,
Budaya
didirikan,
perlu dilacak pula jenis dan karak-
kurator dan direktur eksekutif sudah
ter pameran yang pernah digelar.
menggagas program selama satu
Dari sejumlah 35 kali pameran,
tahun ke depan. Dalam satu tahun
Bentara Budaya Yogyakarta tidak
tersebut tenyata Bentara Budaya
menerapkan aturan apapun tentang
Yogyakarta
menyelengga-
jenis pameran, artinya pihak direksi
rakan 35 kali pameran. Pengelola
memberi kebebasan pada kurator
54
akan
dilaksanakan
Yogyakarta
telah
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
ISSN : 2087-0795
eksekutif untuk menentukan dan
pameran, perihal tema dan ide
menerima usulan bentuk dan jenis
pameran menjadi penting untuk
pameran. Jenis dan karakter pa-
dimengerti. Untuk menentukan je-
meran ini perlu dikemukakan ka-
nis pameran dalam hal ini
rena dapat memenuhi jawaban atas
masuk dalam proses perencanaan
asumsi yang digulirkan oleh Chris-
proyek, maka
tine Clark dalam proses melaksa-
dalam rencana dan startegi teknis,
nakan tugas sebagai kurator.
baik perupa dan tim panitia ber-
Penentuan jenis pameran se-
ter-
sebelum masuk
diskusi tentang jenis
pameran
macam ini berfungsi untuk menjem-
yang akan digelar. Pengerjaan ini
batani pikiran antara rencana pe-
terkait dengan kemampuan person
laksanaan atau antara panita dan
/perupa, pihak
penonton. Penentuan jenis pamer-
pemikiran kurator atau ide dan
an sangat bergantung pada ke-
tema yang disepakati bersama.
galeri, wacana/
mampuan pikiran, finansial, dan
Jenis-jenis dan karakter pa-
sumber daya manusia yang dimiliki.
meran yang selama ini pernah di-
Pemilihan
lakukan oleh para perupa menurut
jenis
pameran
akan
sangat efektif bila disertai dulu
jumlah
dengan menganalisis kemampuan-
bersama), jenis kelompok, waktu/
kemampuan yang dimiliki tersebut,
berkala (annual, biennil, triennial),
agar tidak terpengaruh pada kon-
jenis karya (bahan, alat, teknik,
sep dan keinginan yang terlalu
gaya, konsep, aliran, media), ruang
tinggi, namun tanpa modal yang
(formal-nonformal,
baik dan tangguh. Menurut penge-
tempat (indoor dan outdoor), pelaku
lola Bentara Budaya Yogyakarta,
(perupa dan non-perupa), peta ke-
pameran yang besar dan utama
pentingan (ekonomi termasuk pro-
bukan hanya pada gebyar dan
mosi/ profit & non-profit, edukasi,
ramainya penonton atau penjualan
politik, dan sosial budaya), peta
karya semata, namun juga meng-
sejarah (retrospeksi & koleksi), peta
arah pada konsep dan kurasi yang
geografis, hasil penelitian (Mikke
menarik serta memberi perbedaan
Susanto, 2004:43-64).
yang sensial dibanding pameranpameran
lain
dan
peserta
(tunggal
dan
nyata-ilusif),
Pameran yang diselenggara-
sebelumnya,
kan oleh Bentara Budaya Yogya-
sehingga dalam menentukan jenis
karta melalui prosedur yang telah
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
55
ISSN : 2087-0795
ditetapkan pihak galeri, termasuk
untuk mengajukan tesis maupun
jenis dan temanya. Sebagian besar
memberitakan perkembangan yang
dari agenda kegiatan dalam satu
terjadi saat ini. Jika dilihat dari pa-
tahun tela disesuaikan dengan visi
meran yang diselenggarakan Ben-
dan misi yang ditetapkan oleh
tara Budaya Yogyakarta maka ide
Bentara Budaya Yogyakarta. Hal
maupun tema kuratorial sangatlah
tersebut dapat ditelusuri dari be-
bervariasi, dari masalah seni, se-
berapa kegiatan diantaranya: Art of
jarah, rumah tangga,
the
gama, pendidikan, wayang, sosial,
Art,
Sexahellic
Hyperfocal the
Golden
Distance, Age
of
figure ternama,
heritage, a-
(alam bawah sa-
Grotesque, Sirami Tanami, Arsitek-
dar) manusia, maupun tentang bi-
tur Buah Cipta Ramcang, Asian
natang.
Water Colour, Ngayogyakarta, Raja
Pemilihan seniman/ perupa
Kaya, Tembang Dolanan Ilir-ilir, Re-
yang ingin berpameran menjadi
lief Ramayana Candi Prambanan,
persoalan penting. Seleksi seniman
Ilustrasi Serimpi, Sillaturahmi, Tan-
ini dilakukan dari konsultasi dengan
da Mata IX.
berbagai pihak, diantaranya kurator
Tugas utama yang terkait
lain, manajer, dan pihak Bentara
dengan kerja kurator memang tidak
Budaya Yogyakarta atau galeri lain,
saja terfokus pada kerja menulis
dengan penyelidikan secara luas.
namun berfikir mengenai maksud
Maka pemilihan perupa yang diikut
kuratorial (curatorial intens). Di sini
sertakan dalam pameran-pameran
diperlukan ketajaman tinjauan ku-
di Bentara Budaya Yogyakarta di-
ratorial untuk memfokuskan pamer-
ambil dari beberapa cara, di an-
an sehingga menjadi suatu narasi
taranya: referensi kurator eksekutif,
yang jelas. Kerja kurasi semacam
elite pemerintah, referensi kurator
ini memang seringkali dianggap
tamu, pihak kolektor maupun galeri
sebagai modal pencitraan sebuah
lain, pengamat dan ahli seni, lewat
galeri. Banyak penonton yang ber-
kompetisi, dan usulan dari seniman
harap
untuk pameran di Bentara Budaya
dari
pameran
mereka
mendapat pelajaran. Oleh sebab itu
Yogyakarta.
ide dan tema yang digulirkan dalam
Metode kerja yang dilakukan
pameran sangat dibutuhkan. Ide
oleh Bentara Budaya Yogyakarta,
dan tema dianggap sebagai sarana
yang terkait dengan sistem kura-
56
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
ISSN : 2087-0795
torial adalah dengan menggunakan
pameran
yang
akan
dilakukan
berbagai macam instrumen. Bila
dengan membuat kerjasama publi-
pameran tersebut bersifat mandiri
kasi, mengundang wartawan, serta
maka kerja kurator eksekutif tentu
menyebarluaskan informasi melalui
saja dibantu oleh manajer program
poster, email, facebook, dan lain-
dan staf pameran yang ada di inter-
lain.
nal galeri. Bila
pameran
tersebut
SIMPULAN
di-
kerjakan oleh kurator tamu maka
Bentara Budaya Yogyakarta
ada panitia dari pihak luar dan staf
merupakan sebuah lembaga seni
atau
yang
kurator
eksekutif
Bentara
berdiri
pada
tanggal
26
Budaya Yogyakarta hanya menye-
September 1982, ditujukan untuk
diakan ruang dan waktu untuk
menampung dan mewakili ruang
mendukung pameran tersebut, se-
lingkup budaya dari berbagai ka-
suai
yang
langan, latar belakang dan cakra-
ditetapkan. Dalam melaksanakan
wala yang berbeda. Bentara Bu-
kerja teknis di galeri untuk pameran
daya Yogyakarta berdiri dan eksis
mandiri, kurator dibantu oleh tim
melakukan kegiatan pameran seni
pelaksana teknis. Bentara Budaya
rupa
Yogyakarta menggunakan daftar
cukup panjang karena tidak lepas
isian/ formulir dalam membantu
dengan usaha- usaha yang gigih
mengkoordinasi proyek, misalnya
dari para pengurus galeri dan para
perjanjian
Di
seniman yang ada di wilayah Yog-
samping itu untuk memastikan in-
yakarta dan sekitarnya dalam ke-
formasi
giatan-kegiatan seni rupa di galeri.
dengan
perjanjian
dengan
telah
seniman.
terkumpul
dan
dengan
perjalanan
yang
terekam dengan akurat, mencatat
Sarana dan prasarana Ben-
detail secara fisik karya maupun
tara Budaya Yogyakarta cukup re-
dokumen yang akan dipamerkan
presentatif meskipun gedung yang
dengan
catatan,
dipakai merupakan gedung bekas
misalnya menggunakan meteran,
toko buku. Awalnya bukan didesain
waterpas, kamera foto,
kamera
untuk sebuah galeri seni yang da-
video, dan tape perekam dalam
pat memenuhi hasrat para seniman
proses wawancara dengan perupa.
dalam pameran seni rupa. Kontri-
Sarana
busi Bentara Budaya Yogyakarta
menggunakan
lain
adalah
sosialisasi
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
57
ISSN : 2087-0795
sangat luas, terbuka untuk siapa
bagus di mata wacana seni rupa
saja untuk tujuan pendidikan, pe-
Indonesia. Tidak jauh pentingnya
nelitian, layanan informasi, apre-
Bentara Budaya selalu menjaga
siasi,
Bentara
kwalitas dengan sistem seleksi ke-
Budaya Yogyakarta membuka diri
pada siapa saja yang mengajukan
untuk menjalin kerjasama antar
pameran disana, baik
instansi terkait yang terdapat di
taan dari galeri maupun inisiatif dari
daerah-daerah, juga memberikan
seniman. Setiap
kesempatan kepada siapa saja
akan melaksanakan
yang ingin pameran di sana.
meran di Bentara Budaya diwajib-
dan
sebagainya.
Manajemen
seniman yang kegiatan pa-
seni
kan mengajukan surat permohonan
rupa di Bentara Budaya Yogyakarta
sesuai dengan ketetapan-ketetapan
sudah cukup bagus terbukti dengan
yang dibuat oleh galeri dan surat
banyaknya agenda kegiatan ke-
permohonan
senian yang dilaksanakan setiap
seluruh dewan kurator Bentara Bu-
tahunnya, baik bertingkat regional
daya Yogyakarta untuk diseleksi.
maupun
pameran
itu permin-
tingkat
dan
Berdasarkan pelaksanaan pa-
dilaksanakan dengan cukup baik
meran tahun 2012 kerja kuratorial
dan berhasil, meskipun ada be-
sangat lancar karena dukungan
berapa kegiatan yang tidak me-
dari sumber daya manusia yang
menuhi misi di Bentara Budaya
sangat cukup. Kebebasan bereks-
Yogyakarta. Benda-benda koleksi
presi untuk menggulirkan berbagai
karya seni rupa di Bentara Budaya
ragam ide, teknik, dan gaya mem-
Yogyakarta
4.180
buat kerja kurator dalam meng-
karya seni yang terdiri dari berbagai
hadapi setiap pameran lancar dan
jenis media, teknik, tema, konsep,
sangat diperhatikan.
kurang
nasional
akan dibahas oleh
lebih
dan gaya. Karya-karya koleksi Bentara
me-
na kerja internal yang sangat kon-
rupakan hibah dari para seniman
dusif dan dukungan para penikmat
yang melakukan pameran di Ben-
seni sangat membantu. Kelancaran
tara Budaya Yogyakarta. Adanya
menyebabkan pihak Bentara Bu-
kurator-kurator yang terpilih men-
daya Yogyakarta memiliki kesem-
jadikan Bentara Budaya Yogya-
patan yang baik untuk menggelar
karta memiliki citra yang cukup
pameran yang diinginkan. Bentara
58
Budaya
Yogyakarta
Disamping itu semua, suasa-
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
ISSN : 2087-0795
Budaya selama pameran tahun 2012 merupakan galeri paling aktif yang menyelenggarakan pameran dan mengalami perkembangan pesat di Indonesia khususnya di wilayah Yogyakarta. Semua hanya
karena
dikerjakan Bentara
bukan Budaya
Yogyakarta, tetapi karena penghargaan pihak galeri dalam menghargai perjanjian-perjanjian dengan seniman, antar lembaga, dan penulis atau kontributor lainnya.
*Penulis adalah dosen Prodi. Seni Rupa Murni ISI Surakarta **Penulis adalah mahasiswa Prodi. Seni Rupa Murni ISI Surakarta
DAFTAR PUSTAKA
Asmudjo Irianto. 2004.Pengelolaan Galeri Soemardja. Surakarta: Lokakarya UPT Ajang Gelar STSI ____________. 2005.Jurnal Arts Ekshibition Curator dalam mediasi Seni Rupa Kontemporer dan Persoalannya. Yogyakarta :ISI Yogakarta. Agus Cahyana. 2010. Laporan Penelitian Kesejarahan Bagi Tema Display pada Musium di Ubud Bali. Universitas Kristen Maranata Bandung.
Dharsono Sony Kartika. 2004. Pengantar Estetika. Bandung; Rekayasa Sains. ____________. 2007. Kritik Seni, Bandung; Rekayasa Sains. H.B Sutopo. 2002.Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press Lexy J. Moeleong. 2004. Metodolog Penelitian Kualitatif. Bandung; Penerbit PT.Remaja Rosdakarya. Mikke Susanto. 2003. Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Penerbit Jendela. ____________.2004. Menimbang Ruang Menata Rupa. Yogyakarta: Penerbit Galang Perss. Miles and Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjetjep Rohendi Rohidi.Jakarta : UI PRESS. Rahardian Oktario. 2011. Analisis Strategi Promosi Bentara Budaya Jakarta Terhadap Masyarakat Palmerah.Skripsi, Universitas Bina Nusantara Jakarta Selatan. Sindhunata. 2007. Selayang Pandang Bentara Budaya Yogyakarta.Yogyakarta: Bentara Budaya, Soedarso SP. 1990.Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi. Yogyakarta: Saku Dayar Sana Yogyakarta. Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia W. J. S. Poerwadarminta. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Vol. 6, No. 1, Juli 2014
59
ISSN : 2087-0795
Internet Definisi Galeri Seni, www.wording.com/definition/a rt.galleries, diakses tanggal 27 Desember 2012. Pengertian Galeri Seni, http://contohskripsiku.com/pdf /pengertian+galeri+seni, diakses tanggal 20 September 2012. Sejarah Bentara Budaya, http://www.bentarabudaya.co m/tk sejarah.php, diakses tanggal 10 Oktober 2012. Koleksi Seni Bentara Budaya, http://www.bentarabudaya.co m/koleksiseni.php, diakses tanggal 03 September 2012. Logo, http://id.wikipedia.org/wiki/Log o, diakses tanggal 12 Oktober 2012. Tugas Kurator, www.wordpress.com/tag/tuga s-kurator/ , diakses tanggal 23 Oktober 2013. Narasumber Hermanu, Yogyakarta, Budayawan Bentara Budaya, pimpinan Bentara Budaya Yogyakarta. M. Wuryani, Yogyakarta, Sekertaris Bentara Budaya Yogyakarta. Albertus Rusputranto, Surakarta, Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Seni, ISI Surakarta. Hari Budiono, Yogyakarta, Kurator Bentara Budaya Yogyakarta Tri Wahyudi, Surakarta, seniman atau pengguna galeri
60
Vol. 6, No. 1, Juli 2014