ISSN : 2087-0795
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
73
ISSN : 2087-0795
PENDAHULUAN
yakarta sebagai usaha
pendo-
Dalam peta seni rupa Indo-
kumentasian sejarah perjuangan
nesia, nama Dullah dikenal sebagai
bangsa. Salah satu karyanya yang
pelukis dengan corak realistik yang
sangat terkenal
sangat kuat hingga dijuluki sebagai
Tentara Pendudukan Asing. Karya
Raja Realisme Indonesia. Sampai
ini dibuat
saat
menggambarkan kekejaman
ini
karya-karyanya
masih
adalah Praktik
pada tahun 1949 dan
dapat dilihat di Museum Dullah dan
tara penjajah terhadap
di Museum Istana Negara. Tema
Indonesia.
karya Dullah beragam mulai dari
line.org/pelakuseni/dullah-1)
potret diri, pemandangan alam,
ten-
penduduk
(http://archive.ivaa-on-
Mengkaji
karya
seni
rupa
alam benda, dan perjuangan. Karya
yang berasal dari masa lampau
Dullah
otomatis
yang
bertemakan
per-
menggiring
pada
ke-
juangan antara lain: Persiapan Ge-
sadaran ruang dan waktu. Untuk
rilya, Praktik Pendudukan Tentara
menyajikan cerita di masa lalu di-
Asing, Pertempuran di Surabaya,
butuhkan
Gadis Kurir Gerilya, Kompi Widodo,
sejarahan. Kajian sejarah seni rupa
Jumpa di tengah Kota, dan lain-
tidak saja membahas mengenai
lain. Karya-karya Dullah dengan te-
objek karya seni rupa sebagai
ma perjuangan mempunyai ke-
artefak, tetapi juga fakta-fakta so-
kuatan visual yang menggetar-kan.
sial
Hal tersebut tidak lepas dari peran
sehingga
Dullah sebagai pejuang kemerde-
konstruksi pengetahuan mengenai
kaan.
sejarah yang lebih lengkap dan Pada
masa
dan
suatu
konstruksi
mental akan
ke-
masyarakat
diperoleh
suatu
kemerdekaan,
menyeluruh. Karya seni sebagai
Dullah banyak mengabadikan pe-
bagian dari kebudayaan juga mam-
ristiwa-peristiwa
pu mengungkapkan jiwa jaman.
yang
berkaitan
dengan perjuangan Bangsa Indo-
Dari
pemahaman
terhadap
nesia dalam merebut dan memper-
simbol-simbol yang terdapat dalam
tahankan kemerdekaan melalui kar-
sebuah karya seni akan diperoleh
ya-karyanya. Dullah bahkan me-
sebuah gambaran dari penampang
mimpin sekelompok seniman muda
kebudayaan masyarakat pada sua-
untuk melukis langsung peristiwa-
tu waktu. Untuk memperoleh gam-
peristiwa selama pendudukan Yog-
baran yang menyeluruh tersebut
74
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
ISSN : 2087-0795
dibutuhkan
pembacaan
dengan
karya Praktik Tentara Pendudukan
menggunakan berbagai pendekat-
Asing, tema dan konsep lukisan
an dan teori. Sebagaimana yang
Praktik Tentara Pendudukan Asing,
disampaikan
dan makna intrinsik lukisan Praktik
sejarawan
Agus
Burhan, bahwa sejarah seni rupa merupakan
konstruksi
Tentara Pendudukan Asing.
berbagai
fakta yang menyangkut dunia seni
A. METODE PENELITIAN
rupa dalam perspektif waktu yang
Jenis penelitian yang di-
dipengaruhi oleh cara pandang,
gunakan adalah penelitian kualitatif
konsep, atau teori-teori yang di-
dengan metode penelitian pustaka
pergunakan. (Agus Burhan, 2003:
yaitu analisis wacana. Langkah
3).
awal yang digunakan oleh peDalam hal ini karya Dullah
nelitian adalah memilih objek kajian
Praktik Tentara Pendudukan Asing
yaitu
akan menemukan konteksnya ke-
berjudul Praktik Penjajahan Tentara
tika dipahami melalui penelusuran
Asing. Lukisan ini merupakan salah
sejarah sosio-kultural pada masa
satu karya Dullah yang dikoleksi
tahun 1940-1950an. Selanjutnya,
oleh Presiden Sukarno dan se-
melalui kajian ikonografi juga bisa
karang disimpan di Museum Istana
diperoleh pemaknaan karya yang
Negara Bogor. Penulis, mengkaji
lebih dalam melalui penelusuran
lukisan ini melalui reproduksi foto.
simbol-simbol
yang
terdapat
di
karya
Teknik
lukis
Dullah
pengumpulan
yang
data
dalam suatu karya seni. Dengan
diperoleh melalui studi pustaka,
demikian, kajian ikonografi pada
dan
karya Praktik Tentara Pendudukan
menggunakan
Asing ini diharapkan mampu mem-
lukis Dullah dan analisis dengan
berikan suatu konstruksi pemak-
teori ikonografi dari Erwin Panofsky
naan yang lebih dalam dan luas.
untuk memahami dan menganalisis
Agar lebih terfokus dan tersusun
makna-makna yang terkandung da-
secara sistematis berdasarkan latar
lam
belakang masalah di atas me-
Tentara
ngenai kajian ikonografi terhadap
Panofsky untuk memperoleh mak-
lukisan Praktik Tentara Penduduk-
na dari suatu karya seni harus
an Asing maka perlu dibahas gaya
mengikuti tiga tahapan yang sifat-
pengamatan.
lukisan
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
Analisis
intepretasi
Praktik
Asing.
data karya
Penjajahan
Menurut
Erwin
75
ISSN : 2087-0795
nya prerequisite atau berurutan dan
seni. Untuk mengkaji struktur seni
saling terkait satu sama lain. Terdiri
pada karya Praktik Tentara Pen-
dari tahapan pre-ikonografi, analisis
dudukan Asing akan digunakan
ikonografi, dan interpretasi ikono-
teori dari Edmund Burke Felmand
logi (Panofsky, 1955: 26).
dan
Herbert
Read.
Menurut
Feldman dalam bukunya Art as 1. Tahap pertama, tahap pre ikonografi
Image and Idea dijelaskan bahwa struktur karya seni terdiri dari: a)
Merupakan tahapan untuk
elemen-elemen seni rupa (garis,
mengidentifikasi dan mendeskripsi-
bentuk, tone/ gelap-terang, dan
kan fenomena karya seni ber-
warna), b) pengorganisasian ele-
dasarkan pada ciri-ciri visual yang
men seni (kesatuan, keseimbang-
tampak seperti: konfigurasi garis,
an, ritme, dan proporsi) dan c)
warna,
material
kontribusi penikmat terhadap karya
yang digunakan, dan lain-lain. Pada
seni (Feldman, 1967: 222-278).
tahapan ini karya seni dideskripsi-
Demikian juga yang dikatakan oleh
kan
eks-
Herbert Read dalam bukunya The
presional. Makna faktual dipahami
Meaning of Art bahwa elemen
dengan cara mengidentifikasi ben-
karya seni rupa terdiri dari: garis,
tuk yang tampak pada objek karya
tone/ gelap-terang, warna, bentuk,
seni. Makna ekspresional dipahami
dan kesatuan (Read, 1972: 49-65).
berdasarkan kejadian (events) yang
Pelacakan
terlihat di dalam karya berdasarkan
tahap ini adalah sebagai syarat
pengalaman praktis (practical ex-
untuk memperoleh kepastian me-
perience) dari pengamat. Deskripsi
ngenai gaya lukisan tersebut.
bentuk,
secara
teknik,
faktual
dan
pseudo-formalistik
di
formalistik
ini
kemudian
dikon-
Pemahaman mengenai gaya
firmasikan
menggunakan
prinsip
lukisan merupakan syarat yang
korektif pada sejarah gaya/style
tidak bisa dihindari dalam mem-
(Panofsky, 1955: 26).
pelajari sejarah seni rupa. Gaya
Untuk mendukung analisis
lukisan akan memperlihatkan ke-
pada tahap pre-ikonografi ini di-
cenderungan-kecenderungan eks-
perlukan teori-teori seni sebagai
presi visual yang bisa dikelom-
teori pendukung, diantaranya teori
pokkan atau diklasifikasikan untuk
yang berkenaan dengan struktur
menentukan gaya berdasar waktu,
76
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
ISSN : 2087-0795
wilayah, teknik, subject matter, dan
mendasar dari objek karya seni
lain sebagainya. Dengan memper-
agar
oleh pemahaman mengenai gaya
prinsip filosofis karya seni pada
lukisan
suatu
akan
membantu
untuk
bisa
memastikan
zaman.
Pada
prinsip-
tahap
ini
membaca “hidden language” dari
diperlukan intuisi sintetik berdasar
karya seni.
pada
kondisi
psikologis
dan
weltanschauung atau pandangan 2. Tahap kedua, tahap analisis ikonografis
hidup
dari
pengamat.
Prinsip
korektif pada tahapan ini meng-
Proses membaca arti sekunder dari aspek tekstual (ciri-ciri
gunakan
gejala-gejala
budaya
sesuai konteks dari objek.
visual/motif artistik) dengan melihat
Pada tahapan ini, pemaknaan
hubungan antara ciri visual sebuah
terhadap
karya
dan
jajahan Tentara Asing akan di-
interpretasi
lakukan dengan menggunakan teori
dari imaji atau gambar, cerita, dan
simbol dari Suzanne K. Langer.
alegori (kiasan atau perlambang-
Menurut Langer, simbol dibedakan
an). Untuk itu diperlukan kajian-
menjadi dua jenis, yaitu: simbol
kajian kepustakaan sebagai pen-
seni dan simbol di dalam seni.
dukung
teori
Simbol seni disebut juga dengan
seperti antropologi, sosiologi, so-
bentuk ekspresi, sebagai ekspresi
sial-budaya,
dari
seni
konsep
dengan
berdasarkan
berupa
atau
tema
berbagai
gaya
hidup,
lukisan
jalinan
Praktik
antara
Pen-
sensibilitas,
karya-karya sastra, filsafat, dan lain
emosi, perasaan, dan kognisi im-
sebagainya sesuai konteks karya
personal,
yang dikaji. Tema atau konsep
utama dari karya seni. Simbol seni
yang spesifik diekspresikan oleh
dikatakan juga sebagai citra absolut
objek karya seni dan kejadian
(tidak terbatas), citra yang sebalik-
(events) di dalam karya tersebut.
nya akan menjadi irasional karena
yang
merupakan
ciri
secara harfiah tidak tergambarkan. 3.Tahap ketiga, tahap interpretasi ikonologis
Sementara yang dikatakan simbol
Tahap ini merupakan tahapan
lambangan yang dimuatkan pada
untuk memberikan makna intrinsik
karya tersebut atau sebuah me-
atau simbolik yang subtil atau
tafora, sebuah citra dengan signi-
di dalam seni adalah arti per-
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
77
ISSN : 2087-0795
fikansi harfiahnya yang jelas atau-
jadikan objek utama di tengah
pun tersamar. Dengan demikian,
kanvas sebagai pusat perhatian.
menurut Langer, seni adalah se-
Karya Dullah ini objek utama yang
buah simbol dan sekaligus ber-
menjadi latar depan adalah empat
muatan simbol (Yulimarni, 2011).
orang
berpakaian
muda,
memakai
warna
hitam,
PEMBAHASAN A.Tahap Pertama: Tahap Pre Ikonografi
warna
hijau
sepatu
bertopi
boots
pet,
dan
memegang senjata laras panjang seperti tentara. Selain itu terdapat
Dalam tahapan pertama ini,
seorang
perempuan
dewasa
hal terpenting yang harus dilakukan
berkebaya warna putih dan berkain
adalah mengidentifikasi dan men-
jarik
deskripsikan karya seni rupa ber-
seorang anak laki-laki memakai
dasarkan pada ciri-ciri fisik atau
baju warna putih dan seorang pria
visual
dewasa memakai baju warna putih.
yang
tampak
seperti:
motif
batik
Pada
teknik, material yang digunakan,
dinding
dan lain-lain. Pada tahapan ini
kusam, kursi kayu, dan pintu kayu
karya seni dideskripsikan secara
serta bagian dalam rumah yang
faktual dan ekspresional. Makna
terlihat gelap.
dipahami
rumah
berwarna
tampak putih
cara
Adegan dalam lukisan ter-
mengidentifikasi bentuk yang tam-
sebut sungguh mencekam. Terlihat
pak pada objek karya seni. Makna
seorang tentara yang menampak-
ekspresional dipahami berdasarkan
kan ekspresi wajah bengis dan
kejadian (events) yang terlihat di
kejam serta menyeringai sedang
dalam karya berdasarkan peng-
menjambak
alaman
yang jatuh terduduk. Sang perem-
praktis
dengan
belakang
coklat,
konfigurasi garis, warna, bentuk,
faktual
latar
warna
(practical
ex-
perience) dari pengamat.
rambut
perempuan
puan raut mukanya tampak me-
Karya Dullah yang berjudul
nahan sakit dan ketakutan. Baju
Praktik Pendudukan Tentara Asing
kebayanya terbuka hingga terlihat
berukuran 199 x 137 cm meng-
bagian
gunakan cat minyak di atas kanvas.
berusaha meraih kain kebaya dan
Lukisan ini berangka tahun 1949.
menutupi dadanya yang terbuka,
Komposisi dari lukisan ini men-
sedang tangan kanan menahan
78
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
dada,
tangan
kirinya
ISSN : 2087-0795
jambakan di rambutnya. Dari sisi
merah pada kuat dan kontras.
depan terlihat seorang tentara se-
Warna-warna yang digunakan hasil
dang mengarahkan popor senjata
olahan dari warna primer (merah,
ke dada perempuan tersebut. Di
kuning, hijau), dengan warna coklat
samping
tangan
sehingga menghasilkan warna-war-
seorang tentara memegang kepala
na sekunder atau intermediate,
anak
yaitu warna tertier.
kanan
kecil,
dan
tampak
seorang
pria
terjungkal mengenai kursi yang bergelimpangan.
Terlihat Dullah sangat piawai dalam mencampur warna. Tidak ada warna yang „mentah‟, semua warna merupakan hasil campuran dengan warna-warna yang lain. Sebagai
contoh,
warna
dinding
yang putih dicampur dengan warna coklat, kuning, dang sedikit merah sehingga lukisan tampak menyatu antara objek satu dengan yang Gambar 01. Lukisan Dullah, Praktik Tentara Pendudukan Asing, Cat Minyak di atas kanvas, 1949, 199 cm x 137 cm. (Sumber Foto :http://archive.ivaaonline.org/pelakuseni/dullah-1, diunduh tanggal 25 Juni, oleh: Wisnu Adisukma)
lainnya. Warna yang dihasilkan meskipun suram tampak harmonis, terkesan lembut tidak meledakledak dan agresif seperti halnya karya Sudjojono, Hendra Gunawan, atau Affandi. Di sini tampak sisi kelembutan dan romantisisme dari
1. Warna Kesan suram muncul dari
Dullah. Penggunaan
lukisan karya Dullah. Jalinan warna
warna
yang
hijau, merah, coklat tua, hitam, dan
memunculkan kesan suram juga
putih dimainkan sedemikian rupa
banyak dilakukan oleh pelukis yang
oleh Dullah sehingga memunculkan
hidup
harmoni
terkesan
seperti S. Sudjojono, Affandi, Henk
lembut, halus, dan suram. Dullah
Ngantung, Hendra Gunawan. Hal
banyak mencampurkan warna putih
ini menurut Kusnadi dalam buku
untuk meredam kekuatan warna
Perjalanan Seni Rupa Indonesia
hijau pada baju tentara dan warna
(1990-1991)
warna
yang
sejaman
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
dengan
dikarenakan
Dullah,
dalam 79
ISSN : 2087-0795
masa tahun 1945-1950 merupakan
an ini adalah susunan warna yang
tahun-tahun
berbeda
Indonesia
sulit yang
bagi
tajam
atau
berjauhan
merdeka.
antara warna hijau dengan warna
Kehidupan yang sulit dan terisolir
putih dan merah. Namun kehar-
dengan hubungan luar negeri ini
monisan warna-warna tersebut juga
juga berpengaruh pada pelukis-
tampak
pelukis di Indonesia. Cat hanya
beberapa warna yang berdekatan
tersedia dalam jumlah terbatas.
antara warna hijau dengan warna
Keadaan
coklat tua dan mengikat dengan
serba
baru
Bangsa
kekurangan
ini
telah memberikan efek yang khas
ketika
Dullah
menata
warna putih dan hitam.
dari seni lukis periode ini yaitu mewakili rasa dan iklim perjuangan.
3. Garis
Selain itu, banyak lukisan ber-
Garis
dalam
seni
lukis
temakan situasi kehidupan yang
mempunyai peran yang penting.
sulit dan mengabadikan berbagai
Garis dapat merupakan batas suatu
perjuangan fisik melawan penjajah.
benda sekaligus juga memancar-
(Kusnadi, 1990: 95-96).
kan ekspresi dari pelukisnya. Dari sapuan sebuah garis dapat di-
2. Kontras
tangkap kesan dari sebuah karya
Dalam sebuah karya seni
seni rupa. Dalam lukisan Dullah,
rupa termasuk lukisan dibutuhkan
garis tidak tampak secara tegas
adanya kontras warna. Hal ini untuk
sebagai outline yang membatasi
memberikan efek keruangan dalam
antara objek dalam lukisan.
sebuah lukisan. Warna-warna kontras
adalah
dudukannya dalam
warna saling
lingkaran
yang
ke-
4. Tekstur
berhadapan seperti
kasar dan tumpuk-menumpuk atau
contoh hijau-merah atau perbedaan
impasto pada lukisan karya Dullah
warna yang mencolok. Meskipun
tersebut juga memunculkan efek
Dullah
dalam
berupa daya raba atau tekstur
menempatkan warna dan membuat
semu. Draperi pakaian digambar-
goresan, tetapi dalam karyanya
kan
masih
muncul
terlihat
terlihat
warna
Cat yang digoreskan secara
hati-hati
adanya
kontras.
Warna-warna kontras dalam lukis80
secara kesan
realistik adanya
sehingga tekstur.
Tampak Dullah berkehendak untuk
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
ISSN : 2087-0795
mengejar ketepatan bentuk objek
kan objek cenderung berat ke
secara
bawah.
proporsional
dan
ideal
Figur-figur
manusia
di-
sebagaimana yang tertangkap oleh
tempatkan tidak tepat di tengah-
mata kita.
tengah bidang gambar. Ruang atas lebih banyak kosong.
5. Komposisi Komposisi
objek
figur-figur
8. Centre of Interest atau Pusat Perhatian
dan benda dalam lukisan Praktik Pendudukan disusun yang
Tentara
dengan bersifat
Asing
keseimbangan asimetris
untuk
mencapai kesatuan bentuk. Dullah menyusun di antara empat figur tentara dan perempuan, suami, dan anak atau benda kursi serta lampu yang tidak sama pada bidang kanvas. Terlihat dua tentara dan seorang wanita disiksa pada bagian ruang kanan gambar. Sementara dua tentara lainnya, seorang pria dan
seorang
anak
Pusat perhatian adalah aspek
ini
dengan
penting dalam karya seni rupa. Dengan adanya pusat perhatian dapat dilihat tema utama sebuah karya seni. Dalam karya Dullah ini pusat perhatian terletak pada sosok perempuan disiksa
oleh
terjatuh
tentara
dan
penjajah.
Selain letaknya yang di tengah, warna pakaian yang digunakan perempuan
tersebut
juga
lebih
terang sehingga menarik perhatian dibandingkan figur-figur yang lain. Dari paparan struktur visual
ditambah kursi dan lampu gantung berada di bagian kiri ruang gambar.
yang
lukisan Praktik Pendudukan Tentara Asing selanjutnya memasuki tahap pelacakan pada gaya lukisan
6. Irama atau Ritme Karya Dullah ini mempunyai irama yang menarik. Terlihat pada penempatan objek lukisan, penggambaran figur dan gerak manusia
berdasarkan perbandingan dengan karya Dullah yang lain. Pemahaman mengenai gaya lukisan merupakan syarat yang tidak bisa dihindari dalam mempelajari sejarah
yang tidak monoton.
seni 7. Balancing atau Keseimbangan Keseimbangan
dari
karya
Dullah ini dengan cara menempat-
rupa.
Gaya
memperlihatkan kecenderungan yang
bisa
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
lukisan
akan
kecenderunganekspresi
dikelompokkan
visual atau
81
ISSN : 2087-0795
diklasifikasikan untuk menentukan
memperhatikan ketepatan anatomi
gaya
tubuh
berdasar
waktu,
wilayah,
manusia.
Dullah
terlihat
teknik, subject matter, dan lain
mampu menggambarkan figur-figur
sebagainya. Dengan memperoleh
manusia secara anatomis.
pemahaman mengenai gaya lukisan akan membantu untuk membaca “hidden language” dari karya seni. Gaya lukisan sendiri dapat dideteksi melalui unsur-unsur seni rupa dan hubungan kualitatif antara elemen-elemennya. Untuk memperoleh kepastian mengenai gaya lukisan, pada tahapan ini juga akan diperbandingkan karya
Dullah
Persiapan
dengan yang
Gerilya
karya-
lain
yaitu
(1947)
dan
Istriku (1953). Perbandingan ini untuk melihat gaya Dullah. Lukisan Persiapan Gerilya yang dibuat pada tahun 1947 merupakan salah satu karya
masterpiece
dari
Dullah.
Lukisan ini mempunyai kemiripan tema
dengan
lukisan
Praktik
Pendudukan Tentara Asing, yaitu tentang semangat melawan penjajah
dan
gambaran
tentang
kekejaman penjajah. Kedua karya tersebut memperlihatkan
penguasaan
Dullah
pada teknik realistik tingkat tinggi. Tampak pula Dullah ingin mengejar ketepatan bentuk dengan realitas, apa yang dilihat oleh mata. Dullah 82
Gambar 02. Lukisan Dullah, Persiapan Gerilya, 1947 (Atas) dan Istriku, Cat Minyak di atas kanvas, 102 x 83 cm, 1953 (bawah) (Repro Foto : Buku Masterpieces of The Indonesia National Gallery, 2012. Hlm. 124 dan 122, oleh: Wisnu Adisukma)
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
ISSN : 2087-0795
Dullah sangat menguasai pe-
B. Tahap Kedua: Ikonografi
nggunaan warna untuk memun-
Pada tahap kedua atau tahap
culkan efek gelap terang atau yang
ikonografi berupa identifikasi mak-
biasa disebut sebagai chiaroscuro.
na sekunder. Proses identifikasi
Garis-garis dalam lukisan Dullah
bersumber dari pembacaan aspek-
terlihat kabur tidak secara tegas
aspek tekstual karya seni dan
berfungsi sebagai outline dari ben-
melihat hubungannya dengan kon-
tuk-bentuk yang ada dalam lu-
teksnya
kisannya. Teknik ini biasa disebut
mahaman mengenai tema dan kon-
sfumato (pengaburan garis tepi),
sep karya tersebut. Sebagai prinsip
yang bisa membangun ilusi optis
korektif dibutuhkan pembandingan
untuk mencitrakan kenyataan.
dengan sejarah tipe.
untuk
memperoleh
pe-
Berdasarkan analisis formal
Tema diartikan sebagai suatu
di atas dan proses komparasi
sumber penciptaan yang menarik
dengan karya Dullah yang lain
minat seorang seniman dan men-
kemudian dikoreksi menggunakan
jadi atau dijadikan sebagai peng-
teori
di-
utamaan
studi
seninya.
kemukakan oleh Feldman maka
akhirnya
suatu
tema
gaya lukisan Praktik Pendudukan
konsepsi tentang apa saja dari
Tentara Asing ini bisa dikategorikan
seniman yang disampaikan atau
ke dalam gaya
diamanatkan melalui karya seninya
mengenai
gaya
yang
susunan formal
(Agus
karya seni yang diciptakan melalui
sendiri
aplikasi pola ukuran yang metodik
Yulimarni, 2011) merupakan upaya
untuk
keseimbangan,
filosofis untuk menggali pemikiran
stabilitas, dan keindahan. Selanjut-
dan penciptaan yang mendasari
nya
terbentuknya
Feldman
juga
menyatakan
menurut
1991).
menjadi
(formal order), yaitu, merupakan
mencapai
Burhan,
Pada
Konsep
Carrol
suatu
objek
(dalam
seni,
bahwa gaya juga bisa diklasifikasi-
dengan cara menguraikannya men-
kan menurut tekniknya. Berdasar-
jadi komponen-komponen terpisah
kan teknik yang digunakan gaya
dan setiap komponen ditetapkan
lukisan Dullah di atas bisa di-
sifat-sifatnya serta kegunaannya.
kategorikan sebagai gaya realis
Tahap kedua ini akan dimulai
yang merupakan implementasi dari
dengan memahami aspek konteks
aliran realisme.
karya Praktik Pendudukan Tentara Vol. 7, No. 1, Juli 2015
83
ISSN : 2087-0795
Asing
yang
kemudian
akan
bersemangat untuk berkarya. Pada
dianalisis tiap bagian dari karya
masa ini para pelukis sudah betul-
seni
mempunyai
betul sadar untuk mengemukakan
keterkaitan dengan tipe-tipe pada
segala bentuk perjuangan bangsa-
zaman tersebut. Pembacaan ter-
nya dalam bentuk kesenian. Per-
hadap karya seni lukis dengan
juangan dalam bidang seni lukis
menggunakan pendekatan ikono-
terlihat
grafi juga membutuhkan bukti-bukti
kesadaran terbangunnya bangsa
literer (karya sastra seperti novel,
baru. Nasionalisme telah mewujud
puisi) yang mencantumkan kisah-
secara kongkrit dalam karya-karya
kisah sejaman dengan karya yang
mereka. (Agus Burhan, 2013: 21)
tersebut
yang
berjalinan
erat
dengan
akan dikaji. Karya sastra (yang
Dullah pernah mengatakan
baik) dianggap penting sebagai
bahwa ide lukisan Praktik Pen-
sumber referensi literer karena di
dudukan Tentara Asing berasal dari
dalam pembuatannya juga melibat-
pengalaman pribadi Dullah saat
kan
dan
melihat langsung kekejaman ten-
mendalam mengenai aspek sosial,
tara Belanda yang mencari tentara
budaya, politik,dan ekonomi.
Indonesia di seputar Pasar Nongko
suatu
studi
panjang
Lukisan Praktik Pendudukan
di Kota Solo. Tentara Belanda
Tentara Asing dibuat tahun 1949
memasuki rumah-rumah penduduk,
an, masa setelah proklamasi ke-
mengobrak-abrik isi rumah, dan
merdekaan. Kemerdekaan Indone-
menyeret
sia, selain memunculkan euphoria
untuk menemukan pejuang gerilya
sosial juga membuka babak baru
(Sudarmadji, 1988: 43-44). Dari
dalam mencari format untuk mem-
cerita
bentuk dan mengelola negara Indo-
merah proses penciptaan karya
nesia. Situasi masyarakat setelah
Dullah yang bersumber dari penga-
kemerdekaan masih dilingkupi ke-
laman pribadi dan keberpihakan
miskinan dan penderitaan dimana-
terhadap rakyat kecil.
mana.
semangat
tersebut
pemilik
muncul
rumah
benang
na-
Pada masa-masa tahun 1930
sionalisme dan optimisme akan ke-
-1940an muncul suatu kebudayaan
hidupan yang lebih baik juga men-
Indis yaitu percampuran antara
jalar ke berbagai sudut termasuk di
kebudayaan
kalangan
Bangsa Belanda dengan budaya
84
Meskipun
keluar
seniman
yang
turut
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
yang
dibawa
oleh
ISSN : 2087-0795
asli penduduk pribumi. Kebudayaan
Pakaian
sejak
menjadi
lama dan intensif antara Bangsa
bermacam-macam golongan ma-
Belanda dengan penduduk pribumi.
syarakat. Pakaian juga menjadi
Kebudayaan ini menyebar dan tam-
simbol dan pembagian kelas dalam
pak pada berbagai macam unsur
masyarakat. Begitu pula pada ma-
kebudayaan seperti pada bahasa,
sa penjajahan dan kemerdekaan.
kelengkapan hidup, kesenian, ar-
Masyarakat terbagi menjadi be-
sitektur, pendidikan, gaya pakaian,
berapa kelas sosial. Kelas bang-
ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
sawan (priyayi), kelas menengah,
Kebiasaan-kebiasaan tersebut ke-
dan kelas bawah. Pada tiap-tiap
mudian
menjadi
kelas mempunyai perbedaan pada
bagian dari gaya hidup golongan
tata cara berpakaian. Dalam lukis-
tertentu masyarakat Hindia Be-
an
landa. (Djoko Soekiman, 2011: 19-
memakai kebaya warna putih dan
20).
kain jarik motif batik.Pakaian ini
dan
Dullah
pembeda
telah
tersebut muncul akibat kontak yang
diadopsi
bentuk
lama
tampak
dari
perempuan
Pemahaman mengenai gaya
memang umum dipakai sehari-hari
hidup dari kebudayaan Indis di-
oleh perempuan Jawa di awal abad
butuhkan untuk memahami dan
20.
melakukan prinsip korektif sejarah tipe
pada
terdapat
simbol-simbol
dalam
lukisan
yang
Pada masa tersebut, umumnya
perempuan
mengenakan
Praktik
kebaya sebagai pakaian sehari-
Pendudukan Tentara Asing. Dalam
hari. Seperti tampak pada gambar
lukisan
tersebut
4 yang menunjukkan perempuan-
tentara
menggunakan
terdapat
figur
pakaian
perempuan
Jawa
seragam berwarna hijau, bertopi
kebaya.
pet dan bersepatu boots serta
sebutkan dalam bukunya bahwa
membawa
pakaian dan kelengkapannya da-
senjata
api
laras
Djoko
menggunakan
lam
nakan kebaya dan jarik motif batik,
dipengaruhi oleh kebudayaan Ero-
pria
pa, sedangkan masyarakat pribumi
dan
memakai
pembantu
Indis,
me-
panjang, perempuan yang menge-
bersarung
kebudayaan
Soekiman
banyak
atasan baju warna putih. Selain itu,
yaitu
di latar belakang terdapat kursi,
para nyai, kaum perempuan indis
lampu ting, dan kusen pintu.
mengenakan sarung dan kebaya. Vol. 7, No. 1, Juli 2015
rumah tangga,
85
ISSN : 2087-0795
Kain dan kebaya juga dikenakan
Kebiasaan memakai kebaya
untuk pakaian sehari-hari oleh para
di kalangan perempuan Hindia Be-
perempuan Eropa (Djoko Soeki-
landa juga disebutkan dalam novel
man, 2011: 30).
Bumi
Manusia,
seperti
peng-
gambaran Nyai Ontosoroh yang dikatakan “….. dan segera kemudian muncul seorang wanita pribumi,
berkain,
berkebaya
putih
dihiasi renda-rend….” (Pramoedya, 2010: 32). Hal ini juga tampak dalam buku Mia Bustam, ia tidak diperbolehkan
memakai
pakaian
ala Barat oleh Sudjojono (Mia Bustam, 2006: 34).
Gambar 03. Croping Lukisan Praktik Pendudukan Tentara Asing (Croping oleh: Wisnu Adisukma)
Gambar 05. Pakaian harian laki-laki
Gambar 04. Pakaian Kebaya perempuan Jawa masa penjajahan (Sumber:https://phesolo.wordpress.co m/2012/05/18/ budaya-barat-danfashion-mode-surakarta-masa-kolonial; diunduh tanggal 30 Juli 2015, oleh: Wisnu Adisukma)
86
(Sumber:https://phesolo.wordpress.co m/2012/05/18/ budaya-barat-danfashion-mode-masa-kolonial; diunduh 30 Juli 2015, oleh: Wisnu Adisukma)
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
ISSN : 2087-0795
bergaya Eropa (Djoko Soekiman, 2011: 30). Selain menguraikan satu per satu bagian dalam lukisan tersebut juga akan dilakukan perbandingan dengan karya Sudjojono yang berjudul Perintis (Seko) (1949) dan karya Harijadi yang berjudul Biografi II: Di Malioboro (1953). SudjoGambar 06. Croping Lukisan Praktik Pendudukan Tentara Asing (Croping oleh: Wisnu Adisukma)
jono
merupakan
pendiri
Persagi
salah
seorang
bersama-sama
dengan Agus Djaya. Pandangan Demikian pula dengan pakai-
seni lukis dari persagi yaitu me-
an laki-laki. Umumnya hanya terdiri
nekankan
dari celana kain sedengkul atau
realitas kehidupan, Merupakan e-
sarung. Seperti tampak pada gam-
lemen yang dialogis dengan se-
bar 5.
mangat nasionalisme akibat keKebudayaan Indis juga ter-
kejujuran
menangkap
pahitan situasi kolonial. Ungkapan
lihat pada perlengkapan rumah
atau
tangga seperti: meja, kursi, almari,
Soedjojono yaitu mewujudkan ke-
dan lain sebagainya yang merupa-
senian
kan barang baru dikenal oleh suku
lihatkan „jiwa ketok‟ atau ekspresi
Jawa setelah orang Eropa datang
yang terlihat. Berbagai ungkapan
di Nusantara. Selain para priyayi
kredo teknik tersebut sebenarnya
yang
peralatan
juga merupakan fenomena pem-
rumah tangga berupa almari, meja
berontakan pelukis ekspresionisme
kursi
berkelambu
yang ingin mengungkapkan ke-
adalah orang indo dan masyarakat
pekatan hati akibat situasi sosial
timur asing (Cina, Arab, dan se-
yang
bagainya).
rumah
kepahitan. Selain itu, pandangan
tangga atau meubelair tersebut ber-
seni ini menolak konsep estetis dari
bahan dasar kayu jati berkualitas
lukisan mooi indie yang pada masa
baik dengan ukiran motif bergaya
itu mendominasi (Agus Burhan,
Jawa atau bercampur dengan motif
2008: 73-74).
menggunakan
dan
ranjang
Perabotan
kredo
sama
penuh
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
yang
terkenal
dengan
dari
memper-
ketimpangan
dan
87
ISSN : 2087-0795
masyarakat menengah ke bawah, sedangkan dalam karya Harijadi menggambarkan Jalan
orang-orang
Malioboro-Yogyakarta
setelah
revolusi.
dan
era
Bermacam-ma-
cam orang termasuk para dangan
di
juga
gelan-
merepresen-
tasikan masyarakat kelas baru. Pada kedua lukisan yang dibuat sejaman
dapat
dilihat
adanya
kesamaan semangat untuk menggambarkan
realitas
masyarakat
pasca kemerdekaan dan upaya untuk mempertahankan kemerdekaan. Berdasarkan analisis di atas, Gambar 7. S. Sudjojono, Perintis Seko, dan Harijadi Soemadidjaja, Biografi II : Di Malioboro, (Sumber Foto : Dokumentasi http://archive.ivaa online.org/pelakuseni/dullah-1, diakses tanggal 6 Agustus 2015, oleh: Wisnu Adisukma)
maka dapat diperoleh kesimpulan mengenai tema dan konsep lukisan Praktik Pendudukan Tentara asing yaitu
nasionalisme
berupa
per-
juangan melawan penjajah dan endapan akan peristiwa-peristiwa kekerasan dan kekejaman pen-
Pada karya Sudjojono terdapat
kesamaan
jajahan di masa lalu . Selain rasa
dengan karya
nasionalisme yang tinggi, Dullah
Dullah yang menggambarkan per-
juga memiliki empati pada pen-
juangan melawan penjajah. Lukisan
deritaan rakyat kecil. Sebagaimana
berjudul Perintis (Seko) menggam-
halnya para pelukis yang hidup
barkan seorang pejuang gerilya
sejaman seperti
sedang
Harijadi, Dullah pun mampu meng-
melintas
di
antara
re-
Sudjojono
dan
runtuhan rumah setelah dibom oleh
ungkapkan
penjajah. Dilacak dari sejarah tipe
menggambarkan penderitaan rak-
pakaiannya, pejuang gerilya dalam
yat kecil ketika dijajah oleh bangsa
lukisan
asing.
88
Sudjojono
berasal
dari
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
realitas
sosial
yang
ISSN : 2087-0795
C. Tahap Ketiga: Ikonologis
Pada tahap ketiga ini akan
Dalam tahap ini akan di-
dipaparkan terlebih dahulu situasi
lakukan pemaknaan terhadap karya
sosial
Praktik Pendudukan Tentara Asing
lukisan karya Dullah. Sejak abad
berdasarkan intuisi sintetik yang
ke-18 sampai awal abad ke-20
dipengaruhi oleh kondisi psikologi
muncul golongan sosial
dan pandangan hidup dari penulis.
bagai pendukung kuat kebudayaan
Selain itu digunakan prinsip korektif
Indis di daerah jajahan Hindia
berupa gejala-gejala kultural dan
Belanda. Menurut Sartono Karto-
teori
dirdjo
simbol
dari
Suzanne
K.
yang
dalam
melatar
belakangi
bukunya
baru se-
Perkem-
Langer. Menurut Langer, simbol
bangan Peradaban Priyayi menye-
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
butkan bahwa masyarakat Hindia
simbol seni dan simbol di dalam
Belanda
seni. Simbol seni disebut juga
birokrasi yang terdiri atas Pangreh
dengan bentuk ekspresi, sebagai
Praja Eropa dan pangreh Praja
ekspresi dari jalinan antara sen-
Pribumi,
sibilitas,
dan
termasuk priyayi ningrat, 3) priyayi
kognisi impersonal, yang merupa-
profesional (priyayi dibagi dua, ada
kan ciri utama dari karya seni.
priyayi gedhe dan priyayi cilik), 4)
Simbol seni dikatakan juga sebagai
golongan Belanda dan golongan
citra absolut (tidak terbatas), citra
Indo yang secara formal masuk
yang
status
emosi,
sebaliknya
perasaan,
terdiri
2)
priyayi
elite
birokrasi
menjadi
secara
harfiah
tendensi kuat untuk mengidentifi-
Sementara
kasikan diri dengan pihak Eropa,
yang dikatakan simbol di dalam
dan 5) orang kecil (wong cilik) yang
seni adalah arti perlambangan yang
tinggal di kampung. (Sartono, 1987:
dimuatkan
11).
tidak
karena
tergambarkan.
pada karya
tersebut
dan
1)
akan
irasional
Eropa
dari:
mempunyai
atau sebuah metafora, sebuah citra
Masing-masing kelompok so-
dengan signifikansi harfiahnya yang
sial dalam masyarakat mempunyai
jelas ataupun tersamar. Dengan
ciri-ciri tertentu yang dengan jelas
demikian, menurut Langer, seni
menunjukkan perbedaannya deng-
adalah sebuah simbol dan sekali-
an kelompok sosial lainnya, ter-
gus juga bermuatan simbol (Yuli-
utama kelompok sosial dari rakyat
marni, 2011).
kebanyakan. Ciri-ciri yang memVol. 7, No. 1, Juli 2015
89
ISSN : 2087-0795
bedakan terlihat dari perbedaan
sudah
adat sopan-santun dan bahasa
sedari dini. Dullah mulai aktif dalam
juga hal-hal yang berwujud kongkrit
dunia seni lukis di Keimin Bunka
seperti
tempat
Shidoso dan SIM Yogyakarta. Da-
pada
lam buku Pelukis dan Pematung
nama, dan sebagainya. Simbol-
Indonesia, Sudarmadji menyebut-
simbol tersebut menjadi gaya hidup
kan bahwa Dullah adalah sosok
yang bisa menjadi penunjuk status
pelukis yang suka bersolek, dandan
sosial.
perlente. Rambutnya sedikit pan-
bentuk
kediaman,
pakaian,
Setelah Jepang,
rumah, gelar
masa pendudukan
pada
masa
akrab
dengan
kesenian
jang tetapi tidak menyentuh kerah
revolusi
baju. Sedikit berombak dan sapu
kemerdekaan tahun 1945 sampai
tangan tidak pernah ketinggalan
awal tahun 1950 muncul banyak
(Sudarmadji, 1980: 47).
pelukis-pelukis berpotensi, antara
Karya-karya Dullah yang lain
lain : S. Sudjojono, Affandi, Hendra
kebanyakan
Gunawan, Dullah, Henk Ngantung,
anak-anak kampung atau figur-figur
Harijadi, Sudibio, Kartono Yudho-
orang desa dalam berbagai pose
kusumo, Suromo, dan lain-lain.
dan kegiatan. Walaupun lukisan-
Pada
lukisan Dullah bisa menangkap
umumnya
mereka
mem-
warna
sama yaitu rasa nasionalisme yang
kelembutan garis dan warnanya
kuat dan pekat. Hal ini dapat
mengungkapkan perasaan roman-
dilacak pada tema dan bentuk-
tis. Suasanan tersebut lebih-lebih
bentuk karya mereka. Para pelukis
akan terlihat lewat lukisan-lukisan
tersebut mempunyai empati yang
pemandangan alam, bunga-bunga
kuat pada nilai-nilai humanisme,
dan potret serta perkampungan di
kerakyatan, dan juga terpanggil
Bali. (Agus Burhan, 2013: 91). Dullah
yang
sosok
punyai pandangan yang hampir
untuk mengungkapkan semangat
lokal
menangkap
kuat,
tetapi
mewakili suatu go-
nasionalisme dalam karya mereka.
longan masyarakat terdidik masa
(Agus Burhan, 2013: 82-83).
perjuangan
Dullah, seniman yang lahir di Kota
pada
tanggal
penjajahan
yang berusaha menyuarakan na-
19
sioanlisme lewat karyanya. Deng-
September 1919 dibesarkan dalam
an semangat nasionalisme, Dullah
keluarga pembatik membuat Dullah
ingin membawa seni lukis Indo-
90
Solo
melawan
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
ISSN : 2087-0795
nesia
pada
realitas
kesadaran
sosial
yang
tentang
mental suatu jaman dengan meng-
dihadapi
gunakan konstruksi pengetahuan
bangsa dalam penjajahan. Di sam-
yang
ping itu, dia ingin membawa nafas
dukung. Dalam makalah ini telah
baru pengungkapan seni lukis yang
terhadap karya seni lukis Dullah
jujur dan empati yang dalam dari
memperoleh ikatan dengan
realitas
teksnya melalui analisis pada gaya
kehidupan
presionisme.
lewat
Karya-karya
eksDullah
saling
berkait
dan
men-
kon-
hidup.
mencerminkan kegelisahannya da-
Dari analisis formal di atas
lam menyelami realitas kehidupan.
juga diperoleh kesimpulan bahwa
Gelora kehidupan yang kalut pada
lukisan karya Dullah mempunyai
masyarakat terbaca dalam lukisan-
gaya lukisan ketepatan objek, tetapi
nya. Lukisan itu bagai buku peng-
mempunyai kekuatan dan perbe-
hidupan bagi mereka yang mem-
daan dengan karya-karya seniman
bacanya. Dullah termasuk seniman
dari Barat karena mampu meng-
yang mempunyai pandangan dan
hadirkan jiwa jaman masyarakat
karya-karya yang kuat pada tema
Hindia Belanda di masa itu yang
kerakyatan. Karya Dullah merupa-
berada
kan
semangat
penderitaan akibat penjajahan se-
realisme sosial yang digelorakan
kaligus juga gejolak nasionalisme
Sudjojono dan kawan-kawan me-
untuk mencari suatu konsepsi dan
lalui Persagi.
atau corak seni lukis yang baru.
manifestasi
dari
dalam
kondisi
penuh
Lukisan Praktik Pendudukan TenSIMPULAN Kesimpulan
melalui
tara Asing adalah karya seni yang kajian
didalamnya tidak saja memuat buk-
ikonografi kita bisa memperoleh
ti-bukti
pemahaman terhadap artefak karya
Dullah tetapi juga menunjukkan
seni
rasa
lukis
Praktik
Pendudukan
visual
hasil
nasionalisme
dan
pihakan
tekstual, kontekstual maupun pe-
perjuangan melawan penjajah dan
maknaan yang lebih subtil. Selain
empati terhadap penderitaan rakyat
itu juga memberikan pemahaman
kecil.
bahwa karya seni mampu meng-
*Penulis adalah Dosen Prodi. Seni Rupa Murni ISI Surakarta
Vol. 7, No. 1, Juli 2015
kuat
keber-
Tentara Asing baik pada aspek
ungkapkan fakta-fakta sosial dan
yang
pencapaian
terhadap
91
ISSN : 2087-0795
DAFTAR PUSTAKA Djoko Soekiman, Kebudayaan Indis dari Zaman Kompeni sampai Revolusi, Yogyakarta: Komunitas Bambu, 2011. Dullah (Penyusun), LukisanLukisan dan Patung-Patung Koleksi Presiden Soekarno IIV, Jepang: P.T. Percetakan Toppan, 1964. Feldman, Edmund Burke, Art As Image And Idea, New Jersey: Prentice Hall, Inc. 1967. Holt,
Claire, Art In Indonesia: Continuities And Change, Ithaca-New York: Cornel University Press, 1967.
Kusnadi (Ed.), Sejarah Seni Rupa Indonesia, Jakarta: Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1979. M. Agus Burhan, Perkembangan Seni Lukis Mooi Indië sampai Persagi di Batavia, 19001942, Jakarta: Penerbit Galeri Nasional Indonesia dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, 2008. ______________, Seni Lukis Indonesia : Masa Jepang sampai Lekra, Solo: UNS Press, 2013. ______________, “Seni Rupa Modern Indonesia: Tinjauan Sosiohistoris”, dalam AspekAspek Seni Visual Indonesia: Politik Dan Gender, Yogyakarta: Yayasan Seni Cemeti, 2003.
Panofsky, Erwin, Meaning In The Visual Arts, Chicago: The University of Chicago Press, 1955. Read, Herbert, The Meaning of Art, New York: Praeger Publishers, Inc., 1972. Sartono Kartodirdjo, Perkembangan Peradaban Priyayi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1987. Sudarmadji, Dullah Raja Realisme Indonesia; Riwayat Hidupnya, Pandangan Seninya, Karyanya, Jakarta: tanpa penerbit, 1988 _________, Pelukis dan Pematung Indonesia, Jakarta: Penerbit Aries Lima, 1980. Tesis: Suryono, “Kajian Estetika Tema Perjuangan Karya Seni Lukis Dullah : Sebuah Pendekatan Kreativitas”, Tesis, Program Pascasarjana ISI Surakarta, 2011. Yulimarni, “Tabut Subarang Tahun 2010 dalam Tradisi Muharram Masyarakat Pariaman di Sumatera Barat”, Tesis, Pengkajian Seni ISI Yogyakarta, 2011. Website : http://archive.ivaaonline.org/pelakuseni/dullah-1 diakses pada Kamis, 23 April 2015
1. 92
Vol. 7, No. 1, Juli 2015