MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke:
Fakultas
EKONOMI DAN BISNIS Program Studi
MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id
Model stokastik adalah model yang menganggap bahwa nilai-nilai parameter merupakan nilai-nilai yang tidak tetap dengan satu atau lebih parameter tersebut merupakan variabel random
Ir. Rini Anggraini, MM
Penentuan Persediaan Model Stochastik/Probabilistik
Hal-hal yang terjadi dalam praktek persediaan: • Kedatangan barang terlambat • Pemakaian tidak merata terjadi kenaikan pamakaian barang Persediaan pengaman diperlukan untuk: • Apabila terjadi lonjakan kenaikan pemakaian barag diluar kebutuhan rata-rata yang diramalkan atau diperhitungan • Apabila terjadi keterlambatan kedatangan barang yang dibeli atau dipesan • Apabila terjadi dua situasi diatas sekaligus, jadi ada kenaikan pemakaian sekaligus keterlamabatan kedatangan barang
PERSEDIAAN PENYELAMAT (SAFETY STOCK) •
SAFETY STOCK ADALAH PERSEDIAAN TAMBAHAN YANG DIADAKAN UNTUK MELINDUNGI ATAU MENJAGA KEMUNGKINAN TERJADINYA KEKURANGAN BAHAN ATAU STOCK OUT.
PENGGUNAAN BAHAN YANG BERLEBIH ATAU MELEBIHI BIASANYA
•
STOCK OUT ATAU KEKURANGAN BAHAN BISA DIAKIBATKAN OLEH :
ADANYA KETERLAMBATAN PENGIRIMAN BAHAN 4
KONDISI SAFETY STOCK • SAFTEY STOCK YANG BANYAK
SAFTEY STOCK YANG SEDIKIT
BIAYA SIMPAN TINGGI TERJAMINNYA PROSES PRODUKSI BIAYA SIMPAN RENDAH
PROSES PRODUKSI KURANG TERJAMIN
TINGKAT OPTIMAL SAFETY STOCK
5
BIAYA PESEDIAAN PENGAMAN • Persediaan pengaman akan mengurangi biaya yang timbul karena kehabisan persediaan. • Persediaan pengaman akan menambah biaya penyediaan barang.
FAKTOR YANG MENENTUKAN BESARNYA PERSEDIAAN PENYELAMAT (SAFETY STOCK) 1
PENGGUNAAN BAHAN BAKU RATA-RATA YAITU JUMLAH RATA-RATA BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN PADA PERIODE WAKTU TERTENTU MISALKAN BULAN, MINGGU, HARI DLL
PENGGUNAAN PERMINGGU PERUSAHAAN XYZ TERHADAP BAHAN BAKU “ABC” ADALAH 60,55,64,42,53,54,59,62,56 DAN 65 RATA-RATA PENGGUNAAN ADALAH : 60+55+64+…+65 ------------------------- = 57 UNIT 10 STANDAR DEVIASI PENGGUNAAN ADALAH:
√(60-57) 2 + (55-57)2+ (64-57)2+…+ (65-57)2 ---------------------------------------------------------- = 6,7 UNIT 10-1 7
FAKTOR YANG MENENTUKAN BESARNYA PERSEDIAAN PENYELAMAT (SAFETY STOCK) 2
JANGKA WAKTU PEMESANAN ATAU LEAD TIME, MISALKAN KITA PESAN TANGGAL 3 PEB DAN BARANG DATANG TANGGAL 6, MAKA LEAD TIME ADALAH 3 HARI BERDASARKAN DATA MASA LALU, PERUSAHAAN XYZ, MELAKUKAN PESANAN DAN DARI 10 KALI KEJADIAN BERIKUT ADALAH LEAD TIMENYA : 9,8,13,7,10,12,6,7,13,5
RATA-RATA LEAD TIME ADALAH : 9+8+13+…5 ------------------------- = 9 MINGGU 10 STANDAR DEVIASI LEAD TIME ADALAH:
√(9-9) 2 + (8-9)2+ (13-9)2+…+ (5-9)2 ---------------------------------------------------------- = 3 MINGGU 10-1 8
PENENTUAN BESARNYA PERSEDIAAN PENYELAMAT
•
TERDAPAT DUA METODE DALAM MENENTUKAN BESARNYA PERSEDIAAN PENYELAMAT (SAFETY STOCK)
•
PROBABILITY OF STOCK OUT APROACH
LEVEL OF SERVICE
9
METODE PROBABILITY OF STOCK OUT APPROACH DALAM MENENTUKAN SAFETY
STOCK
• DALAM PENGGUNAAN METODE INI DIPAKAI ASUMSI BAHWA LEAD TIME BERSIFAT KONSTAN ARTINYA JANGKA WAKTU PEMESANAN BAHAN ADALAH SAMA ANTARA YANG KE SATU DENGAN YANG LAINNYA • OLEH SEBAB ITU, DENGAN ASUMSI INI TERJADINYA STOCK OUT BUKAN DISEBABKAN OLEH FLUKTUASI LEAD TIME TETAPI OLEH FLUKTUASI PERMINTAAN PRODUK SEHINGGA TERJADI PENAMBAHAN DALAM PENGGUNAAN 10 BAHAN.
PERHITUNGAN PERSEDIAAN PENGAMAN DALAM HAL BIAYA KEHABISAN PERSEDIAAN DIKETAHUI Untuk mempermudah perhitungan diperlukan beberapa asumsi. • Waktu pemesanan bersifat konstan • Kejadian yang akan datang merupakan pengulangan kejadian yang lalu. • Bahwa teori probabilitas berlaku • Bahwa barang yang dipesan akan tiba sekaligus. • Pemakaian barang tidak secara tetap • Pada waktu tercapai titik pemesanan kembali, dilakukan pemesanan supaya barang datang tepat pada saat diperlukan. • Terlihat ada kenaikan selama waktu pemesanan, terjadi kehabisan persediaan, sebelum pesanan tiba.
DAFTAR PUSTAKA • Agus Ristono (20090 Manajemen Persediaan, Graha Ilmu YogyaKarta. • Hani Handoko (2002) ManajemenProduksidanOperasi, BPFE, Yogyakarta • Heizer Jay B. Rander (2006), ManajemenOperasi, SalembaEmpat, Jakarta. • Herjanto, Eddy. 2008. ManajemenOperasi, .EdisiKetiga. Jakarta: Grasindo
CONTOH PERHITUNGAN BESARNYA SAFETY STOCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILITY OF STOCK OUT APPROACH •
MISALKAN PERUSAHAAN “XYZ” SETIAP TAHUNNYA MEMBUTUHKAN BAHAN BAKU “ABC’ SEBANYAK 3.600 UNIT
•
BERDASARKAN PERHITUNGAN DIDAPAT EOQ ADALAH 720 UNIT UNTUK SEKALI PESAN, ATAU TERDAPAT 5 KALI JUMLAH PEMESANAN YANG OPTIMUM SELAMA SETAHUN.
•
RATA-RATA PENGGUNAAN BAHAN BAKU ADALAH 50 UNIT/HARI
•
LEAD TIME BERSIFAT KONSTAN YAITU 6 HARI
•
ATAS DASAR TSB, PERUSAHAAN AKAN MELAKUKAN PESANAN KEMBALI PADA TINGKAT 300 UNIT, BILA PERUSAHAAN TIDAK MENYEDIAKAN PERSEDIAAN PENYELAMAT.
• •
BIAYA STOCK OUT RP 50 PER UNIT CARRYING COST DARI ADANYA PERSEDIAAN PENYELAMAT RP 10/ UNIT. BERDASARKAN PENGALAMAN MASA LALU BERIKUT PENGGUNAAN BAHAN BAKU SELAMA PERIODE PEMESANAN. 13
•
TABEL 1: PROBALITAS PENGGUNAAN BAHAN BAKU PERUSAHAAN XYZ SELAMA PERIODE PEMESANAN PENGGUNAAN SELAMA PERIODE PEMESANAN (DALAM UNIT)
BANYAKNYA PENGGUNAAN (DALAM KALI)
PROBABILITAS PENGGUNAAN
150
3
3/100
= 0.03
200
4
4/100
= 0.04
250
6
6/100
= 0.06
300
68
68/100
= 0.68
350
9
9/100
= 0.09
400
7
7/100
= 0.07
450
3
3/100
= 0.03
JUMLAH
100 KALI
JUMLAH
100%
DARI DATA DIKETAHUI BAHWA APABILA PERUSAHAAN MELAKUKAN PERSEDIAAN KEMBALI PADA TINGKAT PERSEDIAAN 300 UNIT, MAKA KEMUNGKINAN PERUSAHAAN SELAMAT SEBESAR 81% (0.03+0.04+0.06+0.68) DAN KEMUNGKINAN TERJADINYA STOCK OUT ADALAH 19% ( 0.09+0.07+0.03)
14
DARI TABEL 1: •
SEPERTI DIUNGKAPKAN SEBELUMNYA BAHWA DALAM USAHA MELAKUKAN PENGADAAN PERSEDIAAN PENYELAMAT YANG MENGUNTUNGKAN, PERUSAHAAN AKAN MEMILIH TINGKAT PERSEDIAAN PENYELAMAT DIMANA TOTAL COST (CC+SOC) ADALAH YANG TERENDAH
•
DENGAN PENGADAAN PERSEDIAAN PENYELAMAT SEBESAR 50 UNIT, KEMUNGKINAN TERJADINYA STOCK OUT HANYA PADA TINGKAT PENGGUNAAN 400 DAN 450 UNIT YAITU SEBESAR 10%
•
DENGAN PENGADAAN PERSEDIAAN PENYELAMAT SEBESAR 100 UNIT, KEMUNGKINAN TERJADINYA STOCK OUT HANYA TERJADI PADA TINGKAT PENGGUNAAN 450 UNIT, YAITU SEBESAR 3%
•
DENGAN PENGADAAN PERSEDIAAN PENYELAMAT SEBESAR 150 UNIT, KEMUNGKINAN TERJADINYA STOCK OUT TIDAK ADA.
15
TABEL 2 : KERUGIAN KARENA TERJADINYA KEKURANGAN BAHAN
(STOCK OUT) SAFETY STOCK
KEMUNGKINAN TERJADINYA STOCK OUT
∑
PERKIRAAN BIAYA TAHUNAN
0
0.09 pada penggunaan 350 0.07 pada penggunaan 400 0.03 pada penggunaan 450
50 100 150
50 x0.09xRp50x5 = Rp 1.125 100x0.07xRp50x5 = Rp 1.750 150x0.03xRp50x5 = Rp 1.125
TC SOC
Rp 4.000 50
0.07 pada penggunaan 400 0.03 pada penggunaan 450
50 100
50x0.07xRp50x5 = Rp 100x0.03xRp50x5 = Rp
875 750 Rp1.625
100
0.03 pada epnggunaan 450
50
50x0.03xRp50x5 = Rp
375 Rp 375
150
0
0
0
0
16
TABEL 3 : BIAYA INVENTORI SEHUBUNGAN DENGAN ADANYA SAFETY STOCK
JUMLAH SAFETY STOCK
BIAYA SIMPAN
0
0
50
50 UNIT X Rp 10 = Rp 500
100
100 UNIT X Rp 10 = Rp 1000
150
150 UNIT X Rp 10 = Rp 1500
17
TABEL 4 : TOTAL BIAYA KARENA ADANYA SAFETY STOCK
JUMLAH SAFETY STOCK
BIAYA STOCK OUT
BIAYA SIMPAN
TC
0
Rp 4.000
0
Rp 4.000
50
Rp 1.625
Rp 500
Rp 2.125
100
Rp
375
Rp 1.000
Rp 1.375
0
Rp 1.500
Rp 1.500
150
Rp
TOTAL BIAYA PALING MURAH DIPEROLEH PD TK.SS =100, MAKA PERUSAHAAN XYZ INI SEBAIKNYA MENYIMPAN SAFETY STOCK SEBESAR 100 UNIT 18
REORDER POINT •
REORDER POINT ATAU TITIK PEMESANAN KEMBALI : ADALAH SUATU TITIK ATAU BATAS DARI SEJUMLAH PERSEDIAAN YANG ADA PADA SUATU SAAT DIMANA PEMESANAN HARUS DIADAKAN KEMBALI.
•
REORDER POINT = PENGGUNAAN BAHAN SELAMA LEAD TIME + SAFETY STOCK.
•
PADA KASUS TERDAHULU, DIKETAHUI BAHWA LEAD TIME RATA-RATA ADALAH 10 HARI, DAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU RATA-RATA 50 UNIT, DENGAN SS = 339, MAKA PEMESANAN KEMBALI SEBAIKNYA DILAKUKAN PADA SAAT PERSEDIAAN MENCAPAI (50X10) + 339 = 839 UNIT.
19
PERSEDIAAN MAXIMUM • ADALAH JUMLAH INVENTORY MAX YANG SEBAIKNYA DISIAPKAN PERUSAHAAN • PERSEDIAAN MAX = EOQ + SS • SEHINGGA BILA EOQ SUATU BAHAN BAKU 700 DAN SS ADALAH 100 MAKA PERSEDIAAN MAX = 800 20
METODE LEVEL OF SERVICE DALAM MENENTUKAN BESARNYA SAFETY STOCK • METODE INI DIGUNAKAN KETIKA LEAD TIME TIDAK KONSTAN,SEHINGGA YANG MEMPENGARUHI PERSEDIAAN ADALAH FLUKTUASI PENGGUNAAN BAHAN BAKU DAN FLUKTUASI LEAD TIME. • PENENTUAN KEBIJAKAN YANG RASIONAL YANG DILAKUKAN UNTUK MENJAMIN KELANCARAN KEGIATAN PRODUKSI, DITENTUKAN DAN DIUKUR DENGAN TINGKAT PELAYANAN (LEVEL OF SERVICE) YANG INGIN DIBERIKAN OLEH ADANYA PERSEDIAAN PENYELAMAT TERSEBUT.
21
PERUSAHAAN MURNI (KASUS PENENTUAN SAFETY STOCK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEVEL OF SERVICE SUB GROUP 1
SUB GROUP 2
SUB GROUP 3
64
28
100
35
62
30
15
45
60
38
58
49
98
40
28
DELIVERY LEAD TIME (DALAM MINGGU) DARI 10 PESANAN
PENGGUNAAN BARANG SELAMA 15 MINGGU TERAKHIR
SUB GROUP 1
SUB GROUP 2
10
8
13
9
12
13
9
10
5
11 22
PEMECAHANNYA :
MENGHITUNG RATA-RATA PENGGUNAAN (D):
MENGHITUNG RATA-RATA LEAD TIME (L) :
750 ⎯D= --------------- = 50 UNIT 15
100 ⎯L = --------------- = 10 MINGGU 10
DEVIASI STANDAR DARI PENGGUNAAN : (98-15)+(62-28)+(100-28)
=
------------------------------ = 63 3
DEVIASI STANDAR DARI LEAD TIME : (13-5)+(13-8) = ------------------------ = 6,5 2 σL = 6,5 X 0.43 = 2.795 = 3
σD = 63 X 0.43 = 27.UNIT 23
DEVIASI STANDAR DARI PENGGUNAAN PADA WAKTU PENGISIAN PERSEDIAAN :
σU = √ ⎯L (σD) 2 + (⎯D ) 2 (σL) 2
=
√ 10 (27)
2
+ (50) 2 (3) 2
= 173 UNIT
BESARNYA PERSEDIAAN PENYELAMAT (SS) DENGAN LEVEL OF SERVICE 97.5% (K= 1.96) ADALAH 173 X 1.96 = 339 UNIT
24
PERSEDIAAN MAXIMUM • PERSEDIAAN MAXIMUM ADALAH BATASAN JUMLAH PERSEDIAAN YANG PALING BESAR YANG SEBAIKNYA DIADAKAN OLEH PERUSAHAAN. • UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PERSEDIAAN MAX ADALAH EOQ + SAFETY STOCK, SEHINGGA DARI KASUS INI BESARNYA PERSEDIAAN MAX ADALAH 339 +700 = 1039
25
TABEL 5 : FAKTOR KOREKSI JARAK UNTUK DEVIASI STANDAR
JUMLAH OBSERVASI DALAM KELOMPOK (BESARNYA SAMPEL)
FN
2
0.94
3
0.59
4
0.49
5
0.43
6
0.39
7
0.37
8
0.34
9
0.33
10
0.32 26
TABEL 6 : POLICY FACTOR (K) PADA FREQUENCY LEVEL OF SERVICE FREQUENCY LEVEL OF SERVICE (%)
K
50
0
60
0.25
70
0.52
75
0.67
80
0.84
85
1.04
90
1.28
95
1.64
97.5
1.96
99.0
2.33
99.5
2.58
99.9
3.10 27
DAFTAR PUSTAKA • Agus Ristono (20090 Manajemen Persediaan, Graha Ilmu YogyaKarta. • Hani Handoko (2002) ManajemenProduksidanOperasi, BPFE, Yogyakarta • Heizer Jay B. Rander (2006), ManajemenOperasi, SalembaEmpat, Jakarta. • Herjanto, Eddy. 2008. ManajemenOperasi, .EdisiKetiga. Jakarta: Grasindo • Ir. Silvi Ariyanti, M.Sc, Modul Manajemen Persediaan, Universitas Mercu Buana, 2013