MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke:
Fakultas
EKONOMI DAN BISNIS Program Studi
MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id
Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana mengelola masukan-masukan yang sehubungan dengan persediaan menjadi output, dimana untuk itu diperlukan umpan balik agar output memenuhi standar tertentu. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian kebijakan yang memonitor tingkat persediaan, menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi dan berapa besar pesanan harus dilakukan
Ir. Rini Anggraini, MM
CARA-CARA PENCATATAN JUMLAH PERSEDIAAN
1. MetodeFisik Metode ini mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Dalam metode ini tidak diikuti dengan mutasi persediaan, setiap pembelian langsung dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut: Persediaan barang awal Rp. xxx Pembelian Netto Rp. xxx(+) Tersedia untuk dijual Rp. xxx Persediaan barang akhir Rp. xxx(-) Harga pokok penjualan Rp. xxx
1. Metode buku (Perpectual) Dalam metode ini setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan, maka setiap terjadi pembelian barang maka selalu diikuti dengan mutasi persediaan.
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN 1. First-In First-Out (FIFO) 2. Average Method 3. Last-In First-Out (LIFO)
1. Cara First in First Out (FIFO Method)
Didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pembelian yang terdahulu masuk. Dengan persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Contoh: 1 Jan Persediaan awal 200 unit @ Rp.10,00= Rp 2.000,00 12 Jan Pembelian 400 unit @ Rp.12,00= Rp 4.800,00 24 Jan Pembelian 300 unit @ Rp.11,00= Rp 3.300,00 30 Jan Pembelian 100 unit @ Rp.12,00= Rp 1.200,00 Total 1.000 unit Rp 11.300,00 Misal persediaan akhir pada tanggal 31 Januari secara fisik menunjukan jumlah sebanyak 300 unit. Berapa nilai persediaan dan harga pokok penjualannya?
2. CARA FIFO Dengan demikian nilai dari persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk sebagai berikut : Pembelian yang terakhir dilakukan pada tanggal. 30 Januari, yaitu: 100 unit @ Rp. 12,00 = Rp. 1.200,00 Pembelian terakhir sebelumnya adalah tanggal. 24 Januari, yaitu : 200 unit @ Rp. 11,00 = Rp. 2.200,00 300 unit = Rp. 3.400,00 Dengan demikian, bilamana persediaan akhir dicatat menurut harga sebesar Rp.3.400,00 maka harga pokok penjualan (Cost of goods sold) nya adalah sebesar Rp.7.900,00 (Rp. 11.300,Rp. 3.400,00 ), dan hasil penjualan akan dikurangi sebesar jumlah tersebut yaitu seharga pembelian harga yang terdahulu masuk.
3. CARA LIFO Didasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah dijual dinilai menurut harga barang yang terakhir masuk. Sehingga persediaan yang masih ada/stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terdahulu. Dengan data yang sama, maka nilai persediaan menjadi: Harga Pembelian Barang yang terdahulu masuk yaitu tanggal : 1 januari 200 unit @ Rp. 10,00 = Rp. 2000,00 Pembelian selanjutnya yaitu tanggal : 12 Januari 100 unit @ Rp. 12,00 = Rp.1.200,00 Total 300 unit Rp. 3.200,00 Bila persediaan akhir itu dicatat sebesar Rp.3.200,00 maka harga pokok penjualan (Cost of goods sold) nya menjadi Rp. 8.100,00 (Rp. 11.300,00-Rp.3.200,00) dan penjualan dikurangi sebesar jumlah tersebut.
4. RATA-RATA SEDERHANA Didasarkan atas harga rata-rata, maka dengan data yang sama dengan di atas, nilai persediaan dan harga pokoknya menjadi: Harga rata - rata = (10 + 12 + 11 +12)/4 = 11,25 Maka nilai persediaan = 300 unit x Rp 11,25 = Rp 3.375 dan Harga pokoknya Rp 11.300 - Rp 3.375 = Rp 7.925
5. RATA-RATA TERTIMBANG Didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing harganya. Dengan data yang sama, maka nilai persediaan sbb: 1 Jan Persediaan awal 200 unit @ Rp. 10,00 = Rp. 2.000,0012 Jan Pembelian 400 unit @ Rp. 12,00 = Rp. 4.800,0024 Jan Pembelian 300 unit @ Rp. 11,00 = Rp. 3.300,0030 Jan Pembelian 100 unit @ Rp. 12,00 = Rp. 1.200,0 Total 1000 unit Rp. 11.300,00 Harga rata-rata ditimbang menjadi = Rp. 11.300,00 = Rp.11,30 1.000 Sehingga Nilai Persediaan Akhir menjadi : 300 unit @ Rp. 11,30 = Rp.3.390,00 Bila persediaan akhir dicatat sebesar Rp. 3.390,00 maka harga pokok penjualan (Cost of goods sold ) nya menjadi Rp. 7.910,00 (RP. 11.300,00 – 3.390,00 )
RATA-RATA BERGERAK Dalam metode ini, setiap ada barang baru datang, harga satuan dihitung secara rata-rata tertimbang, demikian seterusnya. Tgl 1 Jan 12 Jan 24 Jan 30 Jan
Transaksi
Jml. Barang Persed. Awal 200 400 Pembelian 300 Pembelian 100 Pembelian
Harga/unit 10 12 11 12
Harga Total Rata-rata Bergerak 10 2.000 11,33 4.800 11,22 3.300 11,3 1.200
ADMINISTRASI PERSEDIAAN Beberapa hal yang penting 1. Prosedur pembelian, penerimaan, penyimpanan dan pemakaian 2. Pembukuan dan Inventarisasi 3. Pengawasan
PROSEDUR PEMBELIAN, PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PEMAKAIAN • Bagian produksi menyerahkan daftar permintaan pembelian barang (meliputi :jenis barang, Jumlah waktu) • Bagian pembelian mengurus pemesanan/pembelian (Bagaian Pembeliaan harus mengetahui data pemasok, harga, pengangkutan,dan sebagainya) • Bagian penerimaan memeriksa barang yang diterima, memberikan laporan Ke bagian pembelian, selanjutnya barang yg diterima diteruskan ke bagian Penyimpanan (gudang)
Pembukuan dan inventarisasi PEMBUKUAN DAN INVENTARISASI Copy surat pesanan Bag pembelian
Bag.penerimaan
Bag produksi
Bag. Pembukuan mencatat dlm buku pesanan, buku pemakaian, buku besar, kartu persediaan
Faktur lap. penerimaan
Copy surat permintaan pemakaian
2
PENGAWASAN PERSEDIAAN Pengawasan yang dilakukan dalam manajemen persediaan: • Pengawasan Fisik • Pengawasan Akuntansi Pengawasan jumlah yang dibutuhkan (lead time, pemakaian, biaya penyimpanan, Stock out cost, penyimpangan rata-rata waktu pemesanan dan pemakaian)
CATATAN PENTING DALAM PENGAWASAN PERSEDIAAN • • • • •
Permintaan untuk dibeli Laporan penerimaan Catatan persediaan Daftar permintaan bahan Perkiraan pengawasan
HARGA POKOK PERSEDIAAN Harga pokok adalah jumlah semua pengeluaranpengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual.
POTONGAN PEMBELIAN Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan pembelian sebagai pengurangan terhadap harga pokok yaitu: • Pembelian dicatat dengan harga bruto • Pembelian dicatat dengan harga netto
Pembelian dicatat dengan harga bruto
Tanggal 1 Desember 2001: Pembelian persediaan barang Rp. 500.000 Utang Rp. 500.000 Tanggal 10 Desember 2001: Utang Rp. 500.000 Potonganpembelian Rp. 10.000 Kas Rp. 490.000 Apabila pembayaran utang dilakukan sesudah tanggal 10 Desember 2001 berarti tidak diperoleh potongan, pembayaran sebesar Rp. 500.000 dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Utang Rp. 500.000 Kas Rp. 500.000
Pembelian barang dicatat dengan harga netto • Ada 2 cara pencatatan yaitu dengan jumlah netto dan dengan jumlah bruto. Uang dicatat Netto 1 Desember 2001
Utang dicatat Bruto
Pembelian (persediaan barang) 490.000 Utang
490.000
Pembelian (persediaan barang) 490.000 Cad. Potongan pembelian Utang
10.000 500.000
10 Desember 2001 Utang
490.000 Kas
490.000
Utang Cad. Pot. Pembelian Kas
500.000 10.000 490.000
DAFTAR PUSTAKA • Agus Ristono (20090 Manajemen Persediaan, Graha Ilmu YogyaKarta. • Hani Handoko (2002) ManajemenProduksidanOperasi, BPFE, Yogyakarta • Heizer Jay B. Rander (2006), ManajemenOperasi, SalembaEmpat, Jakarta. • Herjanto, Eddy. 2008. ManajemenOperasi, .EdisiKetiga. Jakarta: Grasindo