Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014
Wicaksono, Intoleransi Laktosa
INTOLERANSI LAKTOSA Madya Ardi Wicaksono
1
1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Lactose intolerance is a condition caused by lactase deficiency in the brush border of the intestine, causing inability in digesting lactose into glucose and galactose. It is a mild metabolic disease with low morbidity, but often used interchangeably with cow’s milk allergy, resulting confusion in public understanding. Lactase deficiency keeps lactose not hydrolyzed, resulting increased osmotic pressure and fluid secretion of intestine lumen. In the colon, the result of fermentation from the undigested lactose is hydrogen gas. The symptoms of lactose intolerance are abdominal bloating, distension, pain, flatulence, and diarrhea. Symptoms are alleviated by complete elimination or reduced consumption of lactose-containing foods. Meanwhile, dairy products which contain large amount of lactose also become the main source of calcium as well. Elimination of dairy products from daily diet may results low calcium level, osteopenia, until osteoporosis. People with lactose intolerance need calcium supplementation to maintain the calcium level in the body if lactose is restricted lactose intolerance, lactase, calcium.
Key Words:
PENDAHULUAN
METABOLISME LAKTOSA
Kesehatan Alergi susu sapi dan
Laktosa, atau gula susu, terdiri dari
intoleransi susu sapi seringkali ditafsirkan
glukosa
sama, sehingga sering digunakan secara
produk hewani, memiliki kadar laktosa
terbalik, yang membingungkan masyarakat
yang tinggi. Kadar laktosa susu manusia
umum dan praktisi klinis.1 Seringkali
(ASI / Air Susu Ibu) sebesar 50-70 gram per
kesalahan
liter.
diagnosa
intoleransi
laktosa
dan
Laktase,
galaktosa.
sebuah
Susu,
enzim
sebagai
terikat
terjadi karena gejalanya yang tumpang
membran pada usus halus, mengkatalisis
tindih dengan penyakit lainnya, yaitu diare
hidrolisis laktosa menjadi glukosa dan
dan kembung. Walaupun kelainan ini
galaktosa.5 Enzim pada brush border
biasanya tidak berbahaya, tetapi dapat
enterosit
menyebabkan
gejala
cukup
memecah laktosa menjadi glukosa dan
mengganggu,
sehingga
penderitanya
galaktosa.6 Monosakarida yang dihasilkan
dokter.2
melewati sel mukosa dan masuk ke dalam
Intoleransi laktosa adalah bentuk intoleransi
aliran darah melalui pembuluh kapiler villi,
karbohidrat yang paling sering, dan terjadi
yang membawanya melalui vena porta ke
berulang
kali
yang
mengunjungi
pada semua golongan umur.
3
mengandung
laktase
yang
hepar. Enzim laktase hanya dihasilkan oleh sel-sel di ujung villus, dan paling banyak
506
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014
Wicaksono, Intoleransi Laktosa
terdapat di jejunum. Karena itu, penyakit
gejala biasanya tidak tampak hingga usia 6-
gastrointestinal
menyebabkan
7 tahun, bahkan hingga dewasa, tergantung
perlukaan pada sel-sel intestinal seringkali
dari jumlah intik laktosa dan kecepatan
berhubungan dengan defisiensi laktase dan
penurunan
yang
intoleransi laktosa. adalah
4,7
Intoleransi laktosa
ketidakmampuan
tubuh
untuk
laktase
aktivitas
sekunder
yang
usia berapapun.10
dominan dalam susu, dalam jumlah yang
PATOMEKANISME
Tidak
semua
orang
Defisiensi
terjadi
karena
perlukaan mukosa usus dapat timbul pada
mencerna laktosa, yang merupakan gula
signifikan.
laktase.
yang
Defisiensi laktase kongenital sangat
menderita defiensi laktase memiliki gejala,
jarang terjadi karena laktosa adalah gula
namun mereka yang memiliki gejala baru
utama di dalam ASI, dan bayi memiliki
dapat disebut sebagai penderita intoleransi
laktase dalam jumlah yang cukup untuk
laktosa.8,9
mencerna
laktosa.1
kongenital
diturunkan pada
Intoleransi
laktosa
kromosom
autosomal resesif.11 Pada kasus ini, ujung villi mukosa intestinal tidak memproduksi laktase Gambar 1. Kerja Enzim Laktase
samasekali.
Konsumsi
laktosa,
bahkan dalam jumlah yang kecil sekalipun, tidak dapat ditoleransi oleh usus dan bahkan
EPIDEMIOLOGI Prevalensi intoleransi laktosa secara
berbahaya bagi bayi karena menyebabkan
global adalah sebagai berikut: lebih dari
diare yang berkelanjutan menjadi dehidrasi.
50% di Amerika Selatan, Afrika dan Asia,
Intoleransi laktosa tipe ini biasanya tampak
bahkan hampir 100% pada beberapa negara
pada minggu pertama kehidupan bayi.2
Asia. Di Amerika Serikat, prevalensinya
Intoleransi laktosa primer adalah
sebesar 15% pada orang kulit putih, 53%
jenis intoleransi karbohidrat yang paling
pada keturunan Meksiko-Amerika dan 80%
banyak didapati dan dapat terjadi pada
pada
Eropa
semua kelompok usia. Intoleransi laktosa
prevalensinya beragam, mulai dari 2% di
primer terjadi karena rendahnya kadar
negara-negara Skandinavia hingga kurang
laktase, biasanya mulai terjadi setelah masa
lebih 70% di Sicilia (Italia). Sementara itu
kanak-kanak. Umumnya, aktivitas laktase
prevalensi di Australia sebesar 6% dan di
menurun
orang
kulit
hitam.
Di
dengan
inisiasi
makanan
Tidak
pendamping ASI. Gejala klinis menjadi
didapatkan perbedaan jenis kelamin pada
nyata saat remaja. Defisiensi laktase ini
intoleransi laktosa.10
Umumnya, aktivitas
terjadi akibat mekanisme yang melibatkan
laktase akan berkurang sesuai usia, yang
perubahan sesuai perkembangan gen yang
dimulai pada umur 2 tahun. Tanda dan
mengatur laktase.1,2,10,11
Selandia
Baru
sebesar
9%.4
507
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014
Wicaksono, Intoleransi Laktosa
Defisiensi laktase sekunder adalah
sampai keseimbangan osmotik tercapai.
kondisi defisiensi laktase akbat infeksi (baik
Dilatasi
viral, bakterial, maupun parasitik), penyakit
perbedaan osmotik merangsang percepatan
yang lain, atau terapi, yang menyebabkan
transit
destruksi epitel mukosa usus diamana
maldigesti laktosa. Di dalam usus besar,
laktase biasanya aktif. Penyebab tersebut
laktosa bebas difermentasikan oleh koloni
antara lain gastroenteritis akut, Giardiasis,
bakteri untuk menghasilkan asam lemak
Ascariasis, penyakit Crohn, celiac sprue,
rantai
tropical sprue, enteritis akibat radiasi,
Konsumsi laktosa dalam jumlah yang lebih
diabetik
besar dari 12 gram, yang dikonsumsi
gastropati,
HIV
enteropati,
usus
yang
intestinal,
pendek
disebabkan
yang
dan
meningkatkan
gas
hidrogen.11
kwashiorkor, kemoterapi, dan gastrinoma.
seluruhnya
Kondisi seperti ini memerlukan manipulasi
makanan atau minuman tunggal (jumlah
diet
tersebut biasanya didapatkan dalam 240 ml
atau mengistirahatkan usus
pada
beberapa kasus tertentu.11 Defisiensi
laktase
secara
oleh
langsung
sebagai
susu), menyebabkan jumlah laktosa lebih intestinal
banyak yang masuk ke usus besar daripada
mencegah hidrolisis laktosa yang dicerna.
yang dapat dicerna oleh proses metabolisme
Tekanan osmotik laktosa yang tidak diserap
normal, sehingga menghasilkan gejala yang
menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit
lebih jelas.3
Walaupun alergi susu sapi dan
imunologis terhadap protein susu sapi yang
intoleransi laktosa berbeda, namun istilah
melibatkan saluran cerna, kulit, saluran
tersebut
nafas,
seringkali
digunakan
secara
terbalik. Alergi susu sapi adalah reaksi
atau
beberapa
sistem,
seperti
anafilaksis sistemik. Intoleransi laktosa 508
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014
Wicaksono, Intoleransi Laktosa
dalam susu sapi berarti rekasi non-alergik
dikonsumsi
dan
kelainan
pengosongan lambung, waktu transit di usus
pencernaan, absorpsi atau metabolisme dari
halus, serta kompensasi kolon dengan
komponen tertentu susu sapi, dalam hal ini
produksi asam lemak rantai pendek dari
laktosa. Hal ini umumnya adalah kondisi
laktosa yang tidak diabsorpsi.11
non-imunologis,
seperti
dalam
diet,
kecepatan
yang ringan dengan gejala yang terbatas pada
saluran
cerna.
Tabel
1
diatas
DIAGNOSIS Diagnosis intoleransi laktosa dibuat
merangkum perbedaan antara kedua kondisi
dengan mempertimbangkan riwayat makan,
tersebut.1
tanda dan gejala, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
TANDA DAN GEJALA Gejala intoleransi laktosa cenderung
makan
penunjang.
didapati
Pada
bahwa
riwayat penderita
terjadi antara 30 menit hingga 2 jam setelah
sebelumnya mengkonsumsi laktosa yang
mengkonsumsi makanan atau minuman
ada dalam makanan atau minumannya, dan
yang mengandung laktosa. Gejala yang
kemudian timbul gejala yang timbul antara
timbul antara lain kembung, kram, flatus,
30
nyeri perut, mual, dan diare. Laktosa yang
Karakteristik feses yang timbul adalah
tidak tercerna akan menumpuk di kolon,
encer dan disertai flatus, yang timbul
kemudian oleh koloni bakteri di kolon akan
beberapa jam setelah konsumsi laktosa.
difermentasikan, dan menghasilkan gas
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
hidrogen. Laktosa yang tidak diabsorpsi
perut yang makin parah bila perut ditekan.
akan menyebabkan efek osmotik intralumen
Selain itu juga terdapat peningkatan suara
yang menimbulkan diare.1,2,9,12
peristaltik usus pada auskultasi.10,11
menit
Gejala yang timbul pada umumnya
hingga
2
jam
kemudian.
Uji hidrogen nafas dapat digunakan
ringan, tidak spesifik, dan berbeda antar
untuk
individu. Gejala yang persisten dan lebih
Malabsorpsi
parah dapat mengindikasikan penyakit yang
fermentasi laktosa oleh bakteri kolon.
lain.
dan
Proses biokimiawi ini menghasilkan gas
psikologis juga dapat memberikan gejala
hidrogen yang diserap ke dalam darah dan
yang serupa. Tingkat keparahan gejala
diekskresikan oleh paru-paru. Pada kondisi
bervariasi, tergantung dari jumlah laktosa
normal, bakteri yang melakukan fermentasi
yang dikonsumsi, kondisi saat laktosa
hanya terdapat di kolon. Ketika terjadi
dikonsumsi,
mentoleransi
pertumbuhan bakteri yang berlebihan di
ras. 1,9
usus halus, terjadi fermentasi laktosa yang
Perubahan
laktosa,
usia,
faktor
fisiologis
kemampuan dan
etnis
atau
pemeriksaan
intoleransi
laktosa
Perkembangan gejala intoleransi laktosa
tidak terhidrolisis di usus
berhubungan dengan jumlah laktosa yang
mengakibatkan
percepatan
laktosa.
menimbulkan
halus dan peningkatan
509
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014
Wicaksono, Intoleransi Laktosa
konsentrasi gas hidrogen yang dikeluarkan
glukosa darah puasa. Jika laktosa tidak
melalui nafas (>20 ppm). Pada keadaan
dapat dicerna secara baik, kadar glukosa
seperti ini, konsentrasi gas hidrogen pada
darah tidak meningkat secara signifikan.
nafas kembali meningkat selama fermentasi
Pada intoleransi laktosa, dosis oral kurang
laktosa di kolon. Normalnya, jumlah gas
dari 50 gram laktosa akan menyebabkan
hidrogen yang didapatkan dalam nafas
peningkatan kadar glukosa darah kurang
sangat sedikit, atau bahkan tidak ada
dari 25 μg/100 ml. Uji toleransi laktosa dan
samasekali. Pada uji ini, penderita diminta
uji hidrogen nafas tidak dilakukan pada bayi
untuk
yang
meminum
minuman
yang
berusia
kurang
dari
6
bulan.
mengandung laktosa sebesar 0,5-1 g/kgBB
Pemberian laktosa dalam jumlah yang besar
hingga 12-25 gram laktosa, dan kemudian
berbahaya bagi bayi pada usia tersebut,
nafasnya dianalisis pada interval tertentu.
karena
Rokok, obat-obatan dan makanan tertentu
dehidrasi akibat diare yang disebabkan oleh
dapat
intoleransi laktosa.1,8,9
mempengaruhi
disarankan
untuk
melakukan uji ini. Uji
hasil
dihindari
uji
dan
sebelum
1,8,9,10,11
toleransi
bayi
lebih
mudah
mengalami
Jika diperlukan, dilakukan juga uji keasaman feses, dengan mengukur kadar
dilakukan
asam feses. Uji ini tidak menimbulkan
dengan mengukur kadar glukosa setelah
resiko pada bayi. Laktosa yang tidak
pemberian laktosa oral. Uji ini dapat
tercerna yang difermentasikan oleh koloni
dilakukan anak-anak yang sudah besar atau
bakteri menghasilkan asam laktat dan asam
orang dewasa. Sebelum uji dilakukan,
lemak rantai pendek lainnya, sehingga feses
penderita diminta untuk puasa terlebih
menjadi asam (pH<6). Bisa juga didapatkan
dahulu, dan diukur kadar glukosa darahnya.
glukosa dalam feses sebagai akibat laktosa
Kemudian penderita diminta untuk minum
yang tidak diabsorpsi. Laktosa yang ada
cairan yang mengandung 50 gram laktosa.
dalam feses juga dapat diketahui dengan
Sampel darah diambil 2 jam kemudian
melakukan uji reduksi gula. Pada feses
untuk mengukur kadar glukosa darah, yang
ditambahkan
kemudian dapat menunjukkan seberapa baik
laktosa akan merubah warna larutan dari
tubuh
biru menjadi merah.1,8,9
mampu
laktosa
mencerna
laktosa
dan
mengabsorpsi glukosanya. Ketika laktosa mencapai saluran cerna,
larutan
Fehling.
Adanya
Uji definitif pada intoleransi laktosa
laktase akan
adalah biopsi mukosa usus halus. Metode
memecah laktosa menjadi glukosa dan
ini jarang digunakan karena bersifat invasif.
galaktosa. Kemudian hepar akan mengubah
Keuntungannya adalah dapat diketahui
galaktosa menjadi glukosa. Jika proses ini
secara pasti adanya defisiensi enzim laktase
berlangsung normal, glukosa akan masuk ke
pada
dalam aliran darah dan meningkatkan kadar
dilakukan melalui endoskop, kemudian
mukosa
intestinal.
Prosedur
ini
510
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014
Wicaksono, Intoleransi Laktosa
dilakukan biopsi pada mukosa intestinal.
adanya
Pada mukosa yang telah diambil dilakukan
yogurt yang mampu memecah laktosa.
uji aktivitas enzim laktase. Pada penderita
Fermentasi
intoleransi
pemecahan
laktosa
akan
didapatkan
penurunan aktivitas enzim laktase.
1,10,11
β-galaktosidase
produk
bakterial
susu
laktosa
pada
menyebabkan
menjadi
bentuk
monosakarida. Karena enzim mikrobial ini sensitif terhadap pembekuan, maka yogurt
PENATALAKSANAAN
beku akan lebih sulit ditoleransi.1,3
Manajemen kasus intoleransi laktosa cukup mudah, dan memerlukan perubahan pola makan. Gejala intoleransi laktosa dapat dihilangkan dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung laktosa. Bayi yang
lahir
dengan intoleransi
laktosa
sebaiknya tidak diberi makanan yang mengandung laktosa. Anak-anak dan orang dewasa yang menderita intoleransi laktosa tidak perlu menghindari makanan yang mengandung
laktosa
sepenuhnya,
tergantung dari kemampuan tiap individu untuk
mentoleransi
laktosa.
Banyak
penderita juga mampu mentoleransi laktosa dengan mengkonsumsi produk susu dalam porsi kecil.3,8,9
lebih baik oleh penderita intoleransi laktosa adalah produk susu dengan bentuk padat atau semi padat, seperti keju dan yogurt atau produk susu yang telah dikultur dengan bakteri. Bentuk produk susu seperti ini mudah ditoleransi karena pengosongan lambung lebih lambat pada makanan jenis ini daripada susu cair, dan kadar laktosanya rendah.
yang berhubungan dengan dosis laktosa yang dicerna. Derajat toleransi laktosa berbeda pada tiap individu, dan diagnosis intoleransi laktosa tidak berarti penderita harus menghindari semua makanan dan minuman
yang
mengandung
laktosa.
Konsumsi 50 gram laktosa pada suatu uji klinis menyebabkan timbulnya gejala pada 80%-100%
pada
penderita
intoleransi
laktosa, dan sepertiga penderita mengalami gejala setelah mengkonsumsi 200-250 ml susu.
Namun
pada
umumnya,
gejala
intoleransi laktosa tidak timbul hingga parah pada konsumsi hingga lebih dari 4-12 gram laktosa (100-240 ml susu). Konsumsi
Produk susu yang dapat ditoleransi
lebih
Intoleransi laktosa adalah kelainan
Yogurt
dengan
bakteri
rendah laktosa dibawah 7 gram tidak menunjukkan adanya gejala pada intoleransi laktosa, dan konsumsi lebih dari 12 gram laktosa (setara dengan 240 ml susu) biasanya menyebabkan kembung, nyeri perut, serta diare. Tabel 2 menunjukkan kadar laktosa dalam susu dan berbagai produknya.1,4 Tabel 2 Kadar Laktosa Dalam Susu dan Produknya1
penghasil asam laktat (Lactobacillus dan Streptococcus spp.) memiliki keuntungan bagi penderita intoleransi laktosa karena
511
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014
Wicaksono, Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa sekunder yang
adalah susu soya, yogurt soya, tahu, ikan
diakibatkan oleh suatu penyakit lain yang
laut dan produk laut lainnya, biji-bijian,
mendasarinya adalah suatu kondisi yang
kacang-kacangan sayuran dengan warna
bersifat
hijau tua, jeruk, dan beberapa buah lainnya.
terapi
sementara. pada
Dengan melakukan
penyakit
mendasarinya,
maka
primer
yang
Kadar kalsium pada beberapa bahan pangan
gejalanya
akan
ditampilkan pada tabel 3.1,2,8,10
berkurang. Penderita akan disarankan untuk
Tabel 3. Kadar Kalsium Pada Beberapa Bahan Pangan
membatasi konsumsi susu dan produk susu hingga kelainan utamanya dapat diatasi.2,11 Susu dan produk susu yang banyak mengandung kalsium.
laktosa
Oleh
intoleransi
juga
karena
laktosa
kaya
itu,
yang
akan
penderita membatasi
konsumsi susu dan produknya juga rawan defisiensi kalsium. Karena kalsium sangat penting bagi pertumbuhan tulang, anakanak
dapat
pertumbuhan
mengalami dan
gangguan
mineralisasi
tulang
sebagai akibat dari defisiensi kalsium jika
KESIMPULAN
tidak mendapat asupan kalsium dalam
Penderita intoleransi laktosa masih
jumlah yang cukup. Oleh karena itu
dapat mengkonsumsi susu dan produk
suplementasi
diperlukan
pada
turunannya, namun harus memperhatikan
laktosa
yang
batas toleransi laktosa yang dimilikinya.
membatasi konsumsi susu dan produknya,
Pembatasan konsumsi susu dan produk
terutama
turunannya
penderita
kalsium intoleransi
anak-anak.
Sedangkan
orang
sebaiknya
diiringi
dengan
dewasa yang membatasi konsumsi susu dan
suplementasi kalsium atau peningkatan
produknya rentan menderita osteoporosis
sumber kalsium dari bahan pangan selain
karena defisiensi kalsium. Restriksi intik
susu.
kalsium
intoleransi laktosa tetap dapat mencukupi
yang
disadari
akibat
berlebihan,
yang
tidak
restriksi
susu
dan
produknya, menyebabkan beberapa masalah serius seperti berkurangnya massa tulang, kecenderungan
untuk
osteopenia,
meningkatnya
dan
mengalami resiko
Dengan
demikian,
penderita
kebutuhan kalsiumnya. DAFTAR PUSTAKA 1.
Stear GIJ, Horsburgh K, Steinman HA. Lactose Intolerance – A Review. Current Allergy & Clinical Immunology. 2005;18(3):114-119.
osteoporosis serta patah tulang. Sumber kalsium, fosfor dan magnesium selain susu 512
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 1, Januari 2014
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rusynyk RA and Still CD. Lactose Intolerance. The Journal of American Osteopathic Association. 2001;101(4):S10S12. Beyer PL. Medical Nutrition Therapy for Lower Gastrointestinal Tract Disorders. Di dalam: Mahan K, Escott-Stump S, editor. Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy. Ed ke-11. Philadelphia: Saunders; 2004. hlm 718-721. Vesa TH, Marteau P, Korpela R. Lactose Intolerance. Journal of The American College of Nutrition. 2000;19(2):165S175S. Brody T. Nutritional Biochemistry. Ed ke-2. California: Academic Press; 1999. hlm 103-115. Beyer PL. Digestion, Absorption, Transport, and Excretion of Nutrients. Di dalam: Mahan K, Escott-Stump S, editor. Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy. Ed ke-11. Philadelphia: Saunders; 2004. hlm 15-16. Ettinger S. Macronutrients: Carbohydrates, Proteins, and Lipids. Di dalam: Mahan K, Escott-Stump S, editor. Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy. Ed ke-11. Philadelphia: Saunders; 2004. hlm 42-43.
Wicaksono, Intoleransi Laktosa
8.
American Gastroenterological Association. Lactose Intolerance. http://www.gastro.org/wmspage.cfm?parm 1=854 ; 2006. 9. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Lactose Intolerance. http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pu bs/ lactoseintolerance/ ; 2006. Diakses pada 23 Desember 2008. 10. Guandalini S, Frye RE, Rivera DM, Borowitz S. Lactose Intolerance. http://emedicine.medscape.com/article/930 971-overview ; 2006. 11. Roy PK, Barakat J, Nwakakwa V, Shojamanesh H, Khurana V. Lactose Intolerance. http://emedicine.medscape.com/article/187 249-overview ; 2006. 12. Binder HJ. Disorders of Absorption. Di dalam: Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editor. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Ed ke-15. New York: McGrawHill; 2001. hlm 1666-1670.
513