AgroinovasI
7
Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing
Ketersediaan sumberdaya alam yang semakin kompetitif dan terbatas telah disadari dan kondisi ini menuntut adanya upaya-upaya inovatif dan bersifat terobosan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usaha pertanian. Konsep integrasi sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan daya guna dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang tersedia dalam usaha pertanian pada dasarnya bukanlah sesuatu yang baru. Konsep ini telah diimplementasikan secara meluas baik oleh petani maupun pengusaha dalam berbagai pola dan pendekatan serta tujuan yang beragam. Namun demikian, dengan semakin berkembangnya dan tersedianya inovasi teknologi, maka tetap terbuka peluang untuk lebih mengembangkan konsep integrasi ini ke dalam model-model yang lebih produktif dan adaptif sesuai dengan berbagai kondisi yang spesifik. Integrasi antara komoditas ternak, khususnya ruminansia kecil (kambing dan domba) dan komoditas hortikultura secara konseptual memiliki dasar yang sangat kuat karena memiliki kompatibilitas yang tinggi dalam saling ketergantungan. Dukungan teknologi diharapkan dapat menghasilkan model integrasi yang operasional di lapangan dan memberikan manfaat dan keuntungan yang lebih besar kepada petani. Keunggulan Ternak Kambing/Domba 1. Ukuran tubuh yang ideal untuk sentra hortikultura dengan pemanfaatan lahan sangat intensif ( terkait kebutuhan pakan, kandang) 2. Mampu memanfaatkan berbagai produk samping maupun limbah sebagai sumber pakan (ketergantungan akan hijauan rumput saja relatif kurang) 3. Rasio C/N pupuk kandang yang ideal untuk tanaman (12) 4. Koleksi urin (air seni) untuk menyuburkan tanaman lebih mudah dilakukan Badan Litbang Pertanian
Edisi 7-13 September 2011 No.3421 Tahun XLI
8
AgroinovasI
5. 6.
Risiko usaha lebih kecil dan pengelolaan relatif mudah Pasar terjamin dengan harga yang stabil (cenderung meningkat)
Model Integrasi Dalam usaha integrasi tanaman jeruk dan ternak kambing konsep integrasi yang dapat dikembangkan adalah integrasi usaha dengan melibatkan tiga komponen utama yang menjadi kerangka yaitu tanaman jeruk, ternak kambing dan hijauan pakan di lahan/gawangan di antara tanaman jeruk. Dalam sistem ini komponen ternak kambing maupun gawangan merupakan subsistem pendukung, sedangkan tanaman jeruk adalah merupakan subsistem utama. Hal ini disebabkan oleh karena baik ternak kambing maupun tanaman pakan ternak merupakan subsistem yang harus beradaptasi dengan subsistem tanaman jeruk. Model konseptual integrasi tersebut dapat dijelaskan pada Gambar 1.
Gambar 1. Model konseptual integrasi tanaman jeruk dengan ternak kambing dalam rangka memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal Input; Output Model konseptual tersebut di atas menjelaskan bahwa subsistem tanaman jeruk menyediakan lahan untuk ditanami dengan beberapa jenis tanaman pakan ternak yang toleran terhadap naungan serta sesuai dengan mikro klimat di bawah tajuk tanaman, namun tidak berkompetisi dengan tanaman jeruk. Subsistem tanaman jeruk juga berpotensi menjadi sumber pakan berupa buah jeruk afkir atau buah busuk yang dapat diproses menjadi pakan ternak. Hijauan pakan ternak serta Edisi 7-13 September 2011 No.3421 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
9
buah jeruk afkir dimanfaatkan untuk mendukung produksi ternak kambing untuk menghasilkan baik ternak maupun pupuk kandang yang dimanfaatkan untuk kebutuhan tanaman jeruk ataupun hijauan pakan. Subsistem Tanaman Pakan Ternak
A. Gawangan: Introduksi Tanaman Pakan Ternak (TPT) 1. Introduksi jenis tanaman rumput toleran naungan (Stenotaphrum secundatum)
atau dikombinasikan dengan introduksi jenis tanaman leguminosa herba toleran naungan (Arachis pintoi) 2. TPT jenis rumput dan leguminosa di tanaman pada gawangan terpisah di antara tanaman jeruk 3. Jarak tanam 50 x 50 cm 4. Materi tanam adalah sobekan atau pols 5. Umur panen pertama 90-120 hari 6. Interval pemotongan 6-8 minggu
Gambar 2. Jenis hijauan pakan ternak toleran naungan tumbuh dengan baik pada gawangan di antara tanaman jeruk
B. Pinggiran/Batas Lahan: Introduksi TPT 1. Introduksi jenis rumput Brachiaria ruziziensis, atau Paspalum guenoarum atau kombinasi keduanya
2. Introduksi leguminosa herba (stylosanthe guyanensis) atau 3. Introduksi leguminosa pohon (kaliandra, lamtoro atau sengon) 4. Jarak tanam rumput atau leguminosa herba 50 cm dan leguminosa pohon 1,0 – 1,5 m.
Subsistem Ternak Kambing
1. Teknologi bibit: Kambing Boerka/Kacang atau PE terseleksi 2. Teknologi pembuatan kompos 3. Teknologi pengolahan pakan (buah jeruk afkir/busuk) sebagai pakan suplemen sumber energi
4. Manajemen produksi kambing (kesehatan, reproduksi, pemberian pakan dll) Badan Litbang Pertanian
Edisi 7-13 September 2011 No.3421 Tahun XLI
10 AgroinovasI
Gambar 3. Petani jeruk dan pemelihara ternak kambing memanfaatkan hijauan pakan ternak di antara tanaman jeruk dengan cara ‘potong-angkut’
Subsistem Tanaman Jeruk Buah jeruk yang tidak dapat dijual disebabkan karena kerusakan akibat hama dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan dalam sistem integrasi tanaman jeruk dengan ternak kambing. Inovasi teknologi pemanfaatan produk limbah tersebut ditampilkan pada Gambar 4. Buah jeruk afkir dapat diproses menjadi pakan ternak melalui tahapan pemerasan, pencampuran dengan bahan pakan lain (blending) atau proses ensilase.
Gambar 4. Integrasi ternak kambing dengan tanaman jeruk dapat meningkatkan pendapatan petani
Skala Usaha Dengan model dan input teknologi tersebut di atas diperkirakan kapasitas tampung sistem integrasi dapat mencapai 40 – 45 ekor kambing dewasa per ha luasan tanaman jeruk. Estimasi Produksi Subsistem Ternak Kambing 1. Jumlah ternak kambing dipelihara 45 ekor (induk: 36 ekor dan pejantan: 4 ekor) Edisi 7-13 September 2011 No.3421 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
11
Gambar 5. Skema inovasi teknologi dalam pengolahan buah jeruk afkir sebagai pakan ternak kambing
Gambar 6. Buah jeruk afkir yang siap diolah menjadi pakan ternak
Badan Litbang Pertanian
Edisi 7-13 September 2011 No.3421 Tahun XLI
12
AgroinovasI
Gambar 7 Campuran buah jeruk afkir yang telah diolah dengan dedak halus sebagai abrorbant dan siap digunakan sebagai pakan ternak kambing
Gambar 8 Buah jeruk afkir yang telah diolah dan diproses menjadi silase sebagai pakan ternak kambing
2. Jumlah anak dihasilkan untuk dapat dijual pada kelahiran pertama sekitar 40 – 45 ekor (berdasarkan asumsi beberapa parameter teknis)
3. Produksi pupuk kandang sekitar 50 – 60 kg/hari 4. Produksi air seni sekitar 10 – 20 liter/hari
Simon P Ginting, Tatang M Ibrahim, Rantan Krisnan, Loka Penelitian Kambing Potong, Pusat penelitian dan Pengembangan Peternakan
Edisi 7-13 September 2011 No.3421 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian