KODE JUDUL: X.206
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA “KAJIAN TEKNOLOGI UNGGULAN KELAPA SAWIT BERBASIS OUTCOME BASED EVALUATION DI KALIMANTAN” KEMENTRIAN PERTANIAN 1. 2. 3. 4. 5.
Peneliti/Perekayasa Dr.Ketut Kariyasa Dr.Joko Pitono Dr.Idha W.Arsanti Ir.Agus Muharam, MS Ir.Ade Supriatna, MSi
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012
Pendahuluan Kelapa Sawit merupakan salah satu komoditas unggulan yang menjadi andalan untuk ekspor non migas Indonesia. Saat ini Indonesia menempati peringkat pertama untuk negara penghasil dan pengekspor CPO (Crude Palm Oil) di dunia dengan jumlah produksi lebih dari 18 juta ton per tahun. Perhatian pemerintah terhadap pengembangan komoditas sawit cukup besar . Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) telah menetapkan komoditas kelapa sawit sebagai komoditas utama untuk lebih dikembangkan di wilayah Kalimantan koridor 3. Selain sebagai sebagai komoditas ekspor utama Indonesia, juga diharapkan sekaligus sebagai titik ungkit pembangunan ekonomi daerah dalam menjamin peningkatan kesejahteraan petani setempat secara berkelanjut.
Permasalahan Penggunaan Benih Palsu/asalan masih cukup tinggi pada perkebunan kelapa sawit rakyat, menyebabkan produktivitas kelapa sawit rendah Banyak teknologi Badan Litbang berupa Benih Unggul Baru (VUB) kelapa sawit yang telah dihasilkan yang mempunyai peranan penting dan strategis untuk mengganti benih palsu Belum ada informasi empiris lengkap tentang dampak penggunaan teknologi, yaitu VUB tersebut terhadap peningkatkan kesejahteraan dan percepatan perekonomian setempat dalam kerangka MP3EI. Oleh karena itu, kajian ini sangat penting dilakukan untuk menyediakan informasi tentang dampak teknologi unggulan kelapa sawit pada perekonomian masyarakat setempat dan sekaligus sebagai bahan konsumsi bagi pengambil kebijakan dalam perbaikan pengembangan kelapa sawit rakyat ke depan.
Metodologi Kajian ini telah dilakukan di Kalimantan Barat dengan dasar pertimbangan bahwa Kalimantan Barat merupakan salah satu sentra pengembangan kelapa sawit di Kalimantan, setelah Kalimantan Tengah. Kabupaten Sanggau dipilih secara sengaja sebagai lokasi kajian, mengingat selain merupakan sentra produksi sawit di provinsi ini, di kabupaten ini juga terdapat perkebunan rakyat yang memakai benih unggul dan tidak unggul. Seperangkat alat analisis telah digunakan, antara lain: analisis tabulasi silang (deskritif), analisis kelayakan usaha pengembangan kelapa sawit (NPV,IRR, net BCR, Payback Period, BEY, BEP, dan ROI), analisis respon fungsi produksi, analisis dekomposisi produktivitas, analisis kovarian , serta analisis logit untuk mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh adopsi teknologi unggulan.
Sinergi Koordinasi Perkembangan koordinasi dengan kelembagaan-program terkait adalah sebagai berikut: Ditjen Perkebunan, Dinas perkebunan, dan BPTP memfasitasi terkait kegiatan pengumpulan data sekunder dan data primer, Ditjen Perkebunan memberikan masukan untuk mempertajam hasil kajian yang selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan kebijakan pengembangan kelapa sawit yang akan dilaksanakan di lapangan (UPT) oleh Dinas perkebunan Provinsi dan Kabupaten Indikator keberhasilan sinergi koordinasi adalah adanya fasilitasi dari Ditjen Perkebunan, Dinas perkebunan, dan BPTP dalam pengumpulan data sekunder dan data primer. Hasil rumusan dari kajian ini akan dipertimbangkan untuk dijadikan salah satu bahan kebijakan dalam pengembangan kelapa sawit yang akan diteruskan oleh Dinas Perkebunan Provinsi dan Kabupaten sebagai UPT setempat.
Pemanfaatan Hasil Beberapa temuan penting dan rekomendasi kebijakan dari hasil kajian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kebijakan dalam pengembangan kelapa sawit khususnya oleh Dinas Perkebunan Provinsi dan Kabupaten sebagai UPT setempat khususnya dalam program pengembangan perkebunan sawit rakyat 1,5 juta ha sampai 2025. Indikator keberhasilan pemanfaatan rekomendasi kebijakan kajian dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat di Kalimantan Barat akan terlihat dengan semakin banyaknya petani yang menggunakan varietas unggul bermutu, berkembangnya luas lahan kelapa sawit, peningkatan produktivitas, serta meningkatnya pendapatan petani sawit.
Potensi Pengembangan Kedepan Potensi pengembangan hasil kajian ini ke depan setelah paket PKPP selesai yaitu melalui penyebaran informasi rekomendasi kebijakan dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat khususnya di Kalimantan Barat dan secara umum tingkat nasional, dengan harapan penggunaan VUB semakin meluas sebagai pengganti benih asalan.
Meningkatnya VUB mempunyai potensi besar dalam memperbaiki produksi sawit, pendapatan dan kesejehteraan petani sawit rakyat, dan mendukung MP3EI dalam mempercepat pembangunan pertanian di perdesaan. Strategi Pengembangan melalui kerja sama dengan Pemda, Dinas Perkebunan Provinsi dan Kabupaten, Bakorluh/Bapelus, BPTP, Gapoktan/Kelompok tani.
Foto Kegiatan
Penutup Upaya peningkatan produksi sawit di Provinsi Kalimantan Barat sebaiknya lebih diprioritaskan pada peningkatan penggunaan benih sawit unggul, baru pilihan berikutnya adalah melalui perluasan areal perkebunan sawit. Perlu adanya upaya penyediaan benih bermutu pada tingkat rasional lebih banyak lagi. Efektivitas pemerintah dalam penyediaan pupuk bersubsidi untuk pengembangan kelapa sawit rakyat perlu terus di tingkatkan, serta penyediaan kredit bersubsidi untuk mendorong petani menerapkan teknologi introduksi Mendorong petani membuka lahan secara swadaya patut dipertimbangkan menjadi pilihan utama dibandingkan pola kemitraan. Pola-pola kemitraan yang telah berjalan dan cenderung kurang memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit perlu ditinjau kembali.