III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teorotis 3.1.1 Adaptasi petani terhadap Perubahan Iklim Menurut
Chambwera
(2008)
dalam
Handoko
et
al.
(2008)
mengungkapkan bahwa perlu tiga dimensi dalam melakukan adaptasi : (1) untuk menstabilkan produksi pertanian, yakni dengan melakukan penyesuaian terhadap praktek-praktek pertanian, pola tanam, jenis benih, penggunaan pupuk dan pestisida, dan lainnya, (2) untuk mempertahankan tingkat pendapatan dengan menemukan sumber-sumber pendapatan dari luar pertanian, dan (3) untuk meminimalkan dampak kerusakan. Studi yang dilakukan oleh Handoko et al. (2008) mengungkapkan bahwa adaptasi perubahan iklim dapat diklasifikasikan ke dalam delapan kelompok upaya (effort), yaitu: 1. peningkatan produksi melalui peningkatan luas area tanam, 2. peningkatan produktivitas (hasil) pertanian, 3. melakukan diversifikasi pangan, khususnya untuk bahan pangan utama beras, 4. perencanaan waktu dan pola tanam 5. intensifikasi lahan, 6. konservasi sumberdaya lahan dan air, 7. peningkatan pemahaman petani akan pertanian dan variabilitas iklim bagi pertanian, dan 8. pengembangan pasar Menurut Handoko et al. (2008), adaptasi pertanian yang dapat dilakukan antara lain: peningkatan luas areal tanam, meningkatkan produktivitas makanan, meningkatkan intensitas tanam, dan mengurangi tingkat konsumsi per kapita per
tahun. Aspek terpenting dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim adalah bagaimana menemukan cara-cara adaptasi yang membutuhkan biaya terendah sehingga dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat miskin dalam melakukan adaptasi yang dibutuhkan. 3.1.2 Dampak Perubahan Iklim terhadap Output, Input dan Pendapatan Petani Penelitian dan pemodelan yang dilakukan terhadap produksi pertanian dan perubahan iklim menunjukkan bahwa perubahan iklim memiliki dampak negatif terhadap produksi pertanian. Data Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa produktivitas ubi jalar Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor pada tahun 1999-2004 sebesar 15,48 ton/hektar/tahun, sedangkan pada tahun 2005-2009 produktivitas ubi jalar sebesar 15,02 ton/hektar. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan produktivitas ubi jalar sebesar 0,46 ton/hektar yang diduga karena dampak dari adanya perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi diduga menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas tanaman pangan akibat bumi yang mengalami peningkatan suhu dan curah hujan yang tidak menentu, karena sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh kedua unsur tersebut. Penurunan produktivitas akan menyebabkan penurunan pendapatan petani. Perhitungan perubahan pendapatan akibat perubahan iklim dapat dihitung dengan menggunakan analisis pendapatan usahatani. Analisis pendapatan usahatani merupakan analisis pendapatan yang berguna untuk mengukur apakah kegiatan usahatani pada saat ini berhasil atau tidak (Soeharjo dan Patong, 1973). Perhitungan pendapatan petani dapat dilakukan, setelah mengetahui sistem pola tanam yang dilakukan oleh petani. Petani yang melakukan adaptasi dengan cara
merubah pola tanam dan petani yang tidak melakukan adaptasi (tidak merubah pola tanam) akan menghasilkan pendapatan yang berbeda. Perhitungan pendapatan petani dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan pendapatan yang dihasilkan pada tahun 2009 yaitu tahun terjadinya perubahan iklim yang ditandai dengan adanya penurunan curah hujan dan pendapatan petani pada tahun 2008 yaitu tahun kondisi iklim mendekati keadaan normal (cenderung bersifat normal). Hasil perhitungan pendapatan akan dibandingkan antara kedua tahun tersebut. Perubahan pendapatan didapatkan dari perhitungan selisih antara penerimaan petani dengan pengeluaran petani tiap tahunnya. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Desa Purwasari yang merupakan wilayah yang memiliki potensi dalam sektor pertanian tanaman pangan mengalami penurunan hasil produksi berupa padi dan ubi jalar. Penurunan produksi tersebut dikarenakan serangan hama yang timbul akibat perubahan iklim yang terjadi di wilayah Kabupaten Bogor, sehingga pendapatan petani akan mengalami penurunan. Adaptasi terhadap perubahan iklim perlu dilakukan dalam mengurangi resiko dalam kegiatan usahatani petani. Sebelum melakukan adaptasi, perlu diketahui persepsi petani terhadap perubahan iklim. Tahapan pelaksanaan penelitian dimulai dari analisis persepsi petani terhadap perubahan iklim, kemudian dilanjutkan dengan strategi adaptasi yang dilakukan oleh petani dalam mengatasi perubahan iklim, selanjutnya menganalisis dampak perubahan iklim terhadap output, input dan perubahan pendapatan petani yang dilihat dari sistem pola tanam yang dilakukan oleh petani. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana perubahan iklim berpengaruh terhadap pendapatan petani. Tahap akhir yaitu mengidentifikasi faktor-faktor penentu adaptasi petani terhadap perubahan iklim. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat disajikan pada Gambar 2.
Potensi komoditas padi dan ubi jalar di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor
Perubahan iklim akan mempengaruhi sektor pertanian
Peningkatan suhu
Persepsi petani terhadap perubahan iklim
Penurunan curah hujan
Strategi adaptasi petani terhadap perubahan iklim
Melakukan
Faktor-faktor penentu adaptasi terhadap perubahan iklim
Tidak melakukan adaptasi
adaptasi
Kebijakan dalam Perubahan penggunaan input dan output
Perubahan pendapatan Gambar 2. Kerangka Pemikiran
penanganan masalah perubahan iklim