26
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1
Bahan Penelitian
1.
Telur itik Pajajaran sebanyak 600 butir. Berasal dari itik berumur 25 – 35 minggu, 36 – 55
minggu dan 56 – 65 minggu yang diambil dari
Peternakan Itik “KPI Family” di Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat dengan tatalaksana pemeliharaan yang sama. 2.
Garam, sebagai bahan untuk menentukan besar kecilnya nilai specific gravity larutan. Garam yang digunakan adalah garam dapur.
3.
Air, sebagai pelarut garam dan media pengukuran nilai specific gravity telur.
4.
Formalin dan kalium permanganat, untuk fumigasi telur dan mesin tetas.
3.2
Alat yang digunakan
1.
Mesin tetas tipe Agitated kapasitas 600 butir.
2.
Candler, untuk mengetahui fertilitas telur.
3.
Thermometer, untuk mengukur suhu mesin tetas selama periode inkubasi.
4.
Hygrometer, untuk mengukur kelembaban mesin tetas selama periode inkubasi.
5.
Hydrometer skala 0,001, untuk mengukur nilai specific gravity larutan.
6.
Ember plastik kapasitas 5 liter, untuk menampung larutan garam.
27
7.
Keranjang plastik, untuk tempat telur pada saat dimasukkan ke dalam larutan.
8.
Tissue, untuk mengeringkan telur.
9.
Pengaduk, untuk mengaduk garam di dalam air.
10.
Spidol permanen, untuk memberi nomer pada telur.
11.
Egg tray, untuk menempatkan telur.
12.
Kamera, digunakan untuk dokomentasi hasil penelitian
3.3
Metode Penelitian Penelitian akan dilakukan dengan metode eksperimental, menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan tiga perlakuan dan lima kelompok.
3.3.1
Prosedur Penelitian
1.
Mempersiapkan telur itik sebanyak 600 butir yang berasal dari induk berumur 25 – 35 minggu, 36 – 55 minggu dan 56 – 65 minggu.
2.
Mesin tetas difumigasi satu kali sebelum penetasan dimulai menggunakan 40 cc formalin 40% dan 20 gram kalium permanganat (KMnO4) dengan konsentrasi dua kali untuk ruangan tertutup 2.8 m3 selama 30 menit (North, 1984).
3.
Pembuatan larutan garam dilakukan sehari sebelum penelitian dengan tujuan menyeimbangkan temperatur larutan dengan temperatur ruangan. Larutan garam dibuat lima tempat dengan nilai specific gravity 1.074 – 1.090 dengan peningkatan 0.004 (North, 1984).
4.
Pemberian nomor pada telur sesuai dengan umur induk itik.
28
5.
Pengukuran nilai specific gravity telur dilakukan dengan mencelupkan telur mulai dari larutan dengan nilai specific gravity terendah. Nilai specific gravity telur diperoleh jika telur mengambang pada salah satu larutan. Telur yang mengambang pada salah satu larutan berarti memiliki nilai specific gravity yang tepat. Setiap telur dilakukan ulangan pengukuran sebanyak lima kali, setiap ulangan terlebih dahulu telur dibilas dengan air dan dilap.
6.
Telur yang telah diberi nomor sesuai umur induk itik dan telah diukur specific gravity difumugasi menggunakan 40 cc formalin 40% dan 20 gram kalium permanganat dengan konsentrasi tiga kali untuk ruangan tertutup 2.8 m3 selama 20 menit (North, 1984).
7.
Memasukkan telur ke dalam mesin tetas dan dikelompokkan berdasarkan umur induk pada setiap mesin tetas.
8.
Pemutaran telur dilakukan secara otomatis, pengontrolan temperatur dan kelembapan dilakukan pada saat pemutaran.
9.
Candling dilakukan hari ke-7 untuk mengetahui fertilitas telur dan kematian embrio, hari ke-14 dan ke-21 untuk mengetahui embrio yang mati.
10.
Pengamatan mulai dilakukan pada hari ke-26 untuk melihat telur-telur yang menetas.
3.3.2 Peubah yang diamati 1.
Daya tetas Daya tetas diukur dengan cara menghitung persentase telur yang menetas dari sejumlah telur fertil yang ditetaskan.
29
2.
Mortalitas embrio Mortalitas embrio diukur dengan cara menghitung persentase jumlah telur yang mati dari jumlah telur yang fertil. Ada 3 tahap periode kematian embrio 1. Early mortality Kematian terjadi satu minggu pertama periode inkubasi (hari 1-7). 2. Middle mortality Kematian terjadi diantara fase early sampai fase late (hari 8-25). 3. Late mortality Kematian terjadi tiga hari terakhir periode inkubasi (hari 26-28).
3.3.3 Analisis Statistik Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan model matematik sebagai berikut : Yij = u +Ti + ßj + Ɛij ; i = 1, 2,…, t j = 1, 2,…, ri Keterangan: = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dalam kelompok ke-j = Nilai tengah populasi Ti
= Pengaruh aditif perlakuan ke- i
ßj
= Pengaruh aditif dari kelompok ke-j
Ɛij
= Galat
30
Tabel 1. Data pengamatan untuk (RAK) yang terdiri dari t perakuan dan r kelompok Kelompok (Spesific Gravity) K1 K2 K3 K4 K5 Total Perlakuan
T1
Perlakuan T2
Total T3
Y11 Y12 Y13 Y14 Y15
Y21 Y22 Y23 Y24 Y25
Y31 Y32 Y33 Y34 Y35
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5
Y1.
Y2.
Y3.
Y...
Hipotesis: H0 : T1 = T2 = T3 = 0 atau Ti = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan) H1 : T1 = T2 = T3 ≠ 0 atau Ti ≠ 0 (Pengaruh signifikan) Tabel 2. Analisis variannya Rancangan Acak Kelompok (RAK) Sumber Keragaman Db
JK
KT
Kelompok
r-1
JKK
KTK =
Perlakuan
t-1
JKP
KTP =
Galat
(r-1)(t-1)
JKG
KTG =
F Hit
Total tr-1 JKT Apabila hasil penelitian signifikan maka akan ada uji lanjut yang digunakan yaitu uji Tukey w = qα (p,fe) sȲ Keterangan: qα : Nilai pada tabel tukey p : Jumlah perlakuan fe : Derajat bebas galat sȲ : Galat baku nilai tengah Kaidah Keputusan : - Terima H0 jika HSD (1 -2) ≤ HSD - Terima H1 jika HSD (1 -2) > HSD