II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Lanskap Sejarah Menurut Simonds (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan
karakteristik tertentu, yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari lanskap alami dan lanskap buatan. Lanskap alami sangat rumit sehingga sangat penting bagi perancang untuk memahami lebih dalam untuk menjaga elemen yang tidak boleh diganggu dan yang tetap di pertahankan pada lanskap. Lanskap alami terdiri dari bukit pasir, padang rumput, gunung, danau, laut, bukit, jurang, hutan, sungai, kolam, rawa, lembah dan padang pasir. Lanskap buatan merupakan lanskap alami yang mengalami modifikasi yang dilakukan oleh manusia. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2003) yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian sebagai berikut: 1. sejarah berarti silsilah atau asal usul, 2. sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, 3. sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Lanskap sejarah menurut Nurisjah dan Paramukanto (2001) adalah bagian dari suatu lanskap budaya yang memiliki dimensi waktu di dalamnya. Lanskap sejarah ini dapat mempunyai bukti fisik dari keberadaan manusia di atas bumi ini. Waktu yang tertera dalam suatu lanskap sejarah yang membedakan dengan desain lanskap lainnya, adalah keterkaitan pembentukan essential character dari lanskap ini dari waktu/periode yang lalu yang didasarkan pada sistem periodikal yang khusus (seperti sistem politik, ekonomi dan sosial). Lanskap sejarah memainkan peranan penting dalam mendasari dan membentuk berbagai tradisi budaya, ideologikal dan etnikal satu kelompok masarakat. Lanskap sejarah memiliki karakter yang terdiri atas atau yang dapat diamati dari karakter utama kawasan, situs atau tapak tersebut dan hubunganhubungannya dengan tapak. Dua faktor pembentuk tersebut adalah :
4
1. Historic/prehistoric feature, yaitu feature yang terletak di atas atau di bawah permukaan tanah (seperti lanskap), dan 2. Informasi-informasi sejarah yang berhubungan dengan tapak tersebut (seperti cerita rakyat, legenda, atau catatan sejarah proses terjadinya suatu tapak). Goodchild (1990) mengemukakan bahwa suatu lanskap dikatakan memiliki nilai historis apabila di dalamnya memuat satu atau beberapa kondisi lanskap berikut ini : 1. merupakan contoh yang menarik dari sebuah tipe lanskap sejarah, 2. memuat bukti yang menarik untuk dipelajari terkait dengan sejarah tata guna, 3. lahan, lanskap, taman, atau sikap budaya terhadap lanskap dan taman, 4. memiliki keterkaitan dengan seseorang, masyarakat atau peristiwa atau peristiwa yang penting dalam sejarah, 5. memiliki nilai-nilai sejarah dengan bangunan atau monumen bersejarah.
2.2
English Garden English garden adalah gaya taman yang berasal dari Inggris, yang
mencapai masa puncaknya diawal abad 18, kemudian meluas ke wilayah Eropa lainnya, menggantikan gaya taman formal dan simetrik ala Prancis. Gaya taman Prancis ini sebelumnya merupakan prinsip gaya taman yang ada di Eropa pada abad 17 (en.wikipedia.org, 2011). Menurut Crowe (1981) English Garden mengalami banyak perkembangan yang mengikuti pola umum. Banyaknya pengaruh luar yang masuk ke Inggris, dan kemudian hilang selama proses seleksi dan pencernaan, hingga melalui pengaruh tersebut memunculkan gaya taman yang disebut tipikal English. Perkembangan English garden tersebut adalah : Roman dan Medievel Gardens The Dark Ages pada masa Romawi menhasilkan taman di dalam perlindungan yang disebut monastery walls. Taman ini menyediakan kebutuhan bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya. Kebutuhan penting yang dipenuhi dari taman ini berupa kolam ikan, tanaman merambat, tanaman herbal, sayuran untuk
5
makanan dan obat-obatan serta bunga untuk altar. Praktek herbs dan kitchen garden dimulai dari masa ini. Perkembangan taman selanjutnya adalah pada masa Medieval, yang terkenal dengan Medieval Castle garden. Taman ini memberikan ruang untuk small courtyard gardens, dengan pola yang tersusun dari flower beds. Bentukan umum pada masa ini adalah turf seats, bukit yang memberikan pemandangan keluar dinding castle. The Tudor Garden Perubahan yang terjadi pada zaman ini adalah segi alami yang dihasilkan dari kedamaian batin, dengan menghilangkan dinding pertahanan yang mengelilingi taman. Taman menjadi lebih rumit, seperti adanya teknik topiari dan plain beds menjadi knot. Knot ini merupakan pola geometrik dari batuan dan bunga, bahkan prakteknya hingga membuat labirin. Taman ini juga didekorasi dengan patung-patung. The French Tradition in English Gaya Prancis yang sangat mempengaruhi English garden adalah taman hasil karya Le Notre. Le Notre adalah seorang perancang taman asal Prancis yang mengkombinasikan The
Anglo-French
medieval
garden
dengan
Italian
Renaissance. Namun di Inggris, pengaruh dari gaya Italy tidak terlalu banyak dibandingkan pengaruh dari Le Notre berupa adanya pohon-pohon dan water alleys. Nilai terbesar yang diberikan dari pengaruh oleh Le Notre adalah luasnya pandangan yang tercipta. Gaya Prancis mencerminkan ketidakterbatasnya intelektual manusia. Pada abad ke-17 hutan-hutan hampir hilang dan tanah mulai dibentuk. Manusia mulai tidak takut untuk melihat sekeliling taman. Muncul pemikiran bahwa tidak diragukan manusia dapat menciptakan lanskap yang lebih baik untuknya daripada yang dibentuk oleh alam. The English Landscape Garden Gaya landscape garden muncul dinspirasi dari hasil lukisan Claude Lorraine dan Nicolas Poussin. Gaya yang muncul mempresentasikan idealisme dari alam, bahwa manusia merupakan bagian dari alam. Manusia dan alam dapat berjalan
harmonis.
Fokus
pemandangan
dimaksudkan
untuk
melihat
6
keanekaragaman lingkungan sekitar, yang didistribusikan dengan pola acak dan sehingga memberi kesan lanskap alami. Taman yang tercipta memberikan suasana romantis dan kawasan pedesaan. Komposisi taman ini terdiri bentukan lahan, air, pepohonan dan arsitektur, yang disusun dengan komposisi pictorial. Pada perkembangan selanjutnya English Landscape garden juga mendapat pengaruh dari Chinese garden. Taman ini biasanya memiliki danau, padang rumput yang luas dan berbukit-bukit, dikelilingi oleh pohon-pohon atau hutan, adanya kuil dan jembatan. Masa emas English garden dipengaruhi oleh desainer taman bernama Lancelot “Capability” Brown pada abad 18. Karakter taman yang tercipta adalah menyederhanakan taman dari struktur geometrik, alleys, partere yang kemudian diganti dengan hamparan rumput yang bergelombang, dan menciptakan pandangan ke arah pepohotan atau hutan. Menurut Valdez (2011) English garden menekankan pada setting alami yang merepresentasikan suasana pedesaan. Karakteristik English garden mengalir secara acak namun desainnya tetap terkontrol. Berikut adalah karakter dari English garden secara umum saat ini dapat dilihat dari: Bentuk Lengkungan lembut dan berkelok-kelok, jalan dengan kerikil yang bertebaran yang memberikan pesona pedesaan dan tekstur pada saat berjalan merupakan ciri utama dari sebuah English garden. Pola geometrik untuk bunga dan hamparan tanaman herbal berbentuk persegi empat dan persegi panjang memberikan suatu area yang rapi dalam suasana santai dan relaksasi. Sebuah bentukan yang umum adalah kursi taman yang terbuat dari kayu, yang diposisikan diujung jalan dan biasanya di depan air mancur atau kolam. Patung dan bunga di dalam pot besar di tempatkan sebagai ornamen (Gambar 1).
7
Gambar 1. Contoh bentukan dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) Bunga Di dalam English garden, bunga utama yang digunakan adalah mawar, yang sering tumbuh pada teralis, merambat pada dinding, atau tumbuh sebagai hamparan dan sebagai tanaman pembatas. Tanaman lain berfungsi sebagai aksesoris bagi tanaman mawar seperti hollyhocks, dahlia, peony, dan iris yang masing-masing memiliki warna yang berbeda-beda dan menyatukan taman dengan karakteristik khas setiap tanaman (Gambar 2).
Gambar 2. Contoh pola penanaman bunga dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007)
8
Herbal dan Sayuran English garden juga memberikan fungsi dari praktek menanam herbal dan sayuran yang hasilnya dapat digunakan sebagai bumbu dapur di samping memberikan nuansa warna dan aroma di dalam taman. Tanaman herbal seperti thyme, rosemary, dill dan basil biasanya ditanam terpisah dalam suatu hamparan. Beberapa pilihan sayuran seperti wortel, selada, timun dan tomat biasanya ditanam berdekatan di hamparan yang lain (Gambar 3).
Gambar 3. Contoh penenaman tanaman herbal, sayuran dan bumbu dapur dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007) Topiari Bangsa Romawi adalah bangsa yang memperkenalkan teknik topiari, seni membentuk pembatas ke Inggris pada abad ke-7. Topiari pada English garden terdapat tambahan pada ketinggiannya dan bentuknya yang unikunik. Berbagai bentuk topiari seperti kerucut, spiral atau binatang akan menjadi elemen visual yang kuat pada taman yang informal serta mengekspresikan kreativitas dan rasa humor pemiliknya (Gambar 4).
Gambar 4. Contoh teknik topiari dalam English garden (Campton dan Lawson, 2007)
9
2.3
Preservasi Lanskap Sejarah Pelestarian lanskap sejarah merupakan usaha manusia untuk memproteksi
atau melindungi peninggalan atau sisa-sisa budaya dan sejarah terdahulu yang bernilai dari berbagai perubahan yang negatif atau yang merusak keberadaaanya atau nilai yang dimilikinya. Pelestarian suatu benda dan juga suatu kawasan yang bernilai sejarah dan budaya, pada hakekatnya bukan hanya untuk melestarikannya tetapi terutama untuk menjadi alat dalam mengolah transformasi dan revitalisasi dari kawasan tersebut (Nurisjah dan Pramukanto, 2001). Menurut Goodchild (2001) ada beberapa cara yang dapat diaplikasikan dalam kombinasi yang berbeda pada suatu keseluruhan tapak atau pada beberapa bagian tapak tersebut dalam upaya melestarikan lanskap bersejarah, salah satunya adalah preservasi. Preservasi adalah upaya menjaga suatu fitur agar tetap dalam kondisi originnya dengan cara mencegah seketat mungkin terhadap adanya perubahan yang mengubah bentuk origin fitur tersebut. Terdapat beberapa alasan yang membuat lanskap sejarah penting untuk dilestarikan yakni: 1.
Lanskap bersejarah itu penting dan merupakan bagian dari warisan budaya. Keberadaannya membantu dalam menentukan alam peninggalan tersebut, merupakan
titik referensi atau
landmark yang dapat dimengerti dan
memberikan pengalaman signifikan dan aktual mengenai kejadian yang terjadi di dalamnya meskipun kondisinya tidak sama seperti yang asli, 2.
lanskap sejarah memberikan bukti fisik dan arkeologikal terhadap peninggalan sejarah dan budaya,
3.
lanskap sejarah berkonstribusi pada
keberlanjutannya perkembangan
kebudayaan, karena mereka ada dan dapat dikunjungi, didiskusikan, ditulis dan ditinjau. Lanskap sejarah dapat dimasukkan dalam program pendidikan dan dijelaskan kepada publik melalui teknik presentasi, lanskap sejarah merupakan unsur aktif dari masa kini dan masa yang akan datang. 4.
lanskap sejarah memberikan keberagaman pengalaman yang ada,
5.
lanskap sejarah menyediakan plubic amenity, tempat dimana orang dapat berelaksasi, berekrasi, menyegarkan pikiran dan menemukan inspirasi,
10
6.
lanskap sejarah dapat menjadi hal yang penting dari segi ekonomi karena peran public amenity-nya dan juga dapat menggerakkan dan mendukung pariwisata. Menurut Harris dan Dines (1988) dalam Nurisjah dan Pramukanto (2001)
empat hal utama dilakukannya tindakan preservasi untuk pelestarian lanskap sejarah, yaitu: 1. untuk menyelamatkan karakter estetik dari suatu areal, wilayah atau properti a. untuk menekankan kesinambungan antara masa lalu dan masa sekarang b. untuk melengkapi struktur kesejarahan c. untuk menahan degradasi karakter lingkungan d. untuk menginterpretasikan kehidupan kesejarahan dari seseorang, suatu kejadian, atau suatu tempat 2. untuk mengkonservasi sumberdaya a. untuk mempertahankan pepohonan, tanaman-tanaman semak dan berbagai jenis tanaman lainnya b. untuk memperpanjang umur kehidupan dari suatu site features c. untuk memperbaiki dan merahabilitasi berbagai hal atau bahan yang sudah tidak diproduksi lagi d. untuk mengurangi kegiatan pemeliharaan 3. untuk memfasilitasi pendidikan lingkungan a. untuk mengilustrasikan nilai, cita rasa, proses, dan teknologi yang telah dimiliki pada masa yang lampau b. untuk mengevaluasi keterpakaian dari teknologi tempo dulu untuk digunakan pada masa sekarang 4. untuk mengakomodasi perubahan-perubahan kebutuhan akan hunian, baik yang terdapat di dalam kawasan perkotaan, di tepi kota, maupun di kawasan pedesaan.
11
2.4
Perancangan Lanskap Perancangan lanskap merupakan perluasan dari perencanaan tapak dan
termasuk dalam proses perencanaan tapak. Perancangan menekankan pada seleksi komponen-komponen
rancangan,
bahan-bahan,
tumbuh-tumbuhan,
dan
kombinasi-kombinasinya sebgai pemecahan masalah terhadap kendala-kendala di dalam tapak. Perancangan kawasan dengan tema tertentu seperti English garden, sangat memperhatikan elemen-elemen tersebut. Dalam perancangan lanskap English garden, prinsip dasar perancangan merupakan hal yang mendasar. Menurut Vandyke (1990) prinsip perancangan terdiri dari: 1.
Unity, yaitu kesatuan seluruh elemen (harmonis): repetition, module, grid, dan theme. Contoh pada taman bertema english garden, yang memiliki karakter alami dengan suasana pedesaan, menggunakan pola organik yang berbentuk lengkungan lembut dan berkelok-kelok.
2.
Balance, yaitu keseimbangan dalam skala dan proporsi untuk menyusun elemen lanskap: symetri, asymetri, dan radial. Pada taman bertema english garden, penerapan prinsip keseimbangan dapat dilihat pada keseimbangan warna cerah pada hamparan semak dan bunga yang warna-warni diimbangi dengan penutupan hamparan rumput yang hijau. Keseimbangan asimetris pada English garden ini dengan bentuk informal memberi kesan halus karena bersifat alamiah/natural.
3.
Emphasis/Dominance, yaitu menciptakan kontras/aksen: directionality, placement, dan contrast, size, dan number. Pada English garden banyak diterapkannya prinsip emphasis, sebagai contoh adanya jalur seperti jalan setapak yang didesain mengarahkan pada point-of interest dapat berupa water-feature, sculpture, pohon, gazebo dan lainnya. Menurut Simonds (1893), dalam merancang sebuah lanskap terdapat
sebuah prinsip, yaitu dengan mengeliminasi elemen-elemen yang buruk dan mengekspos elemen-elemen yang baik. Dalam merancang lanskap English garden, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan sehingga semua elemen yang banyak variasinya akan menjadi kesatuan yang harmonis. Dalam perancangan terdapat proses yang memiliki beberapa tahapan.
12
Menurut Simonds (1983), proses perencanaan/perancangan terdiri dari 4 tahapan, yaitu: 1.
Commission, merupakan tahap dari pernyataan kebutuhan dari klien, pendefinisian pelayanan dan pengeksekusian perjanjian.
2.
Research, merupakan tahap pengumpulan data berbagai informasi yang didapat dari kegiatan inventarisasi seperti survei tapak, wawancara pihak terkait, observasi dan pengambilan gambar tapak.
3.
Analysis, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang ada, mengkaji terkait peraturan pemerintahan, kendala, potensi dan program pengembangan.
4.
Syntesis, merupakan tahap persiapan mekesplorasi rencana alternatif, analsis perbandingan, penilaian dampak, konsolidasi dan metode implementasi.
5.
Construction, adalah tahap persiapan dokumen konstruksi, perjanjian kontrak, supervisi konstruksi dan mempersiapan punch list checkout yakni dokumen yang dipersiapkan oleh pengawas sebagai dasar inspeksi akhir.
6.
Operation, merupakan tahap kunjungan tapak secara berkala untuk mengobservasi, mempelajari, dan memberikan saran sebagai rekomendasi peningkatan. Menurut Booth (1983), proses perancangan harus memberikan pemikiran
yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah desain, dapat memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Dalam hal ini perancangan English garden akan menghasilkan sebuah desain yang menarik dengan mengikuti tahapan proses desain yang ada. Proses desain menurut Booth (1983) yaitu: 1.
Penerimaan proyek (Project acceptance)
2.
Riset dan Analisis (Research and analysis) a. Persiapan peta dasar b. Inventarisasi dan analisis c. Wawancara dengan klien d. Pengembangan program
3.
Desain/perancangan (Design) a. Diagram fungsi
13
b. Diagram hubungan tapak c. Concept plan d. Studi bentuk perancangan e. Preliminary design f. Schematic plan g. Master plan h. Design development 4.
Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings) a. Layout plan b. Grading plan c. Planting plan d. Construction details
5.
Pelaksanaan (Implementtion)
6.
Evaluasi Setelah Konstruksi (Post-Contruction Evaluation Maintenance)
7.
Pengelolaan (Maintenance)
2.5
Konsultan Lanskap Menurut Gold (1980), konsultan lanskap adalah pengembang yang
memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencana kota dan arsitektur lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Konsultan memiliki beberapa kelebihan di antaranya: 1.
kemampuan profesional, yaitu memiliki kompetensi secara teknis berupa kemampuan dari segi perancangan yang dapat dilihat dari proyek desain yang telah dikerjakan,
2.
penyediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan jasa yang telah dikerjakan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya,
3.
kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan degan latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang cukup baik untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan,
14
4.
kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibuthkan sesuai beban kerja yang dibutuhkan,
5.
memiliki latar belakang pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam,
6.
hasil kerja yang objektif dan profesional,
7.
sistem kerja berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat.
15