Majalah ICT All about ICT in Indonesia
No. 06 • 16—31 Maret 2013
PLIK Makin Pelik Samsung Galaxy S4
Muhammad Budi Setiawan
E-Magazine|Free
Pusing tapi Nikmat www.majalahict.com
DARI REDAKSI
Arif Pitoyo
Pemimpin Redaksi Ucapan terimakasih tak terhingga kepada pembaca majalah ICT atau pun webnews www.majalahict.com, karena telah menjadi bagian dari 500 ribu pengunjung situs kami dan 26 GB downloader pada periode Januari -6 Maret 2013. Kami juga bangga telah menjadi media partner bagi ajang The 7th Annual Mobile VAS Conference 2013 pada 5-6 Maret 2013 di JW Marriott Hotel Jakarta, Indonesia. Kami selalu berusaha menampilkan tulisan dengan analisis yang tajam sehingga bisa menjadi pedoman bagi operator maupun investor asing dalam melangkah di industri telekomunikasi Indonesia. Selain Majalah ICT, kami juga memproduksi majalah PropertiKini, majalah digital yang membahas persoalan properti secara lebih mendalam. Akhirnya, tak lupa kami selalu mengharapkan masukan dari pembaca sekalian.
TARIF IKLAN Cover 184 x 50 mm = Rp10,5 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp5,5 juta/edisi Halaman belakang Full page = Rp10,5 juta/edisi Half page = Rp8 juta/edisi 2
Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
FOTO COVER: M Budi Setiawan DESAIN COVER: F. Tian FOTOGRAFER: Kahfi Kamaru
Daftar Isi: Tifatul: Itu Isu Sampah..............6 Konsolidasi atau Mati...............8 e-KTP, Untuk Apa....................10 Penataan Frekuensi Radio........18 Efek Negatif Internet..............20 PENERBIT Indonesia ICT Institute Pendiri Heru Sutadi
REDAKSI Pemimpin Redaksi Arif Pitoyo Alamat Redaksi: Villa Cemara No. 22 Jl. Sawangan Raya-Depok Email:
[email protected] IKLAN & PROMOSI Email:
[email protected] Telepon: 081511510000 (arif) Fax. 021- 7756782
184 x 50 mm = Rp5,5 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp2 juta/edisi Halaman dalam Full page = Rp8 juta/edisi Half page =Rp5,5 juta/edisi 184 x 50 mm = Rp3 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp1,5 juta/edisi
ETALASE
Nokia Lumia 920 Nokia Lumia 920 dianggap punya peranan penting bagi kelangsungan hidup perusahaan Nokia, baru saja diumumkan menggunakan OS Windows Phone 8. Handset ini sekaligus jadi pembuka bagi handset WP8 Nokia lainnya seperti Nokia Lumia 820. Mempertahankan desain cantik dari Nokia Lumia 900 berbahan polycarbonat tapi diberi polesan glossy. Nokia Lumia 920 memiliki teknologi Nokia PureMotion HD Plus yang membuatnya lebih baik dari teknologi HD lainnya. Sebenarnya teknologi HD biasa digunakan pada smartphone lain namun tidak menghasilkan gambar putus saat panning. Tata letak tombol, jack headphone, dan lubang micro speaker pada Nokia Lumia 920 terlihat sa ngat baik. Menaruh jack headphone tepat ditengah membuatnya mudah untuk dikantongi sambil mendengarkan musik saat jalan–jalan. (ICT/ap)
Axioo Neon BNE Neon BNE adalah reguler notebook dari Axioo yang mengusung teknologi processor AMD Dual Core C60. Merupakan reguler notebook yang lebih tipis daripada notebook-notebook reguler yang ada di pasaran. Persepsi kebanyakan orang adalah, notebook dengan harga terjangkau dianggap tak punya spek istimewa. Namun, terkadang banyak yang lupa, jika tidak semua pengguna notebook membutuhkan spesifikasi tinggi dan lebih memilih produk notebook yang sesuai dengan isi kantong. Terlebih, segmen entry level justru memiliki porsi terbesar dibanding produk notebook yang mengisi kelas high end hingga flagship, karena lebih didominasi oleh pelajar sekolah hingga mahasiswa. Mencoba peruntungan di segmen entry level ini, untuk itulah Axioo memboyong Neon BNE yang meng usung seri D423N dan dibanderol Rp3 juta. (ICT/ap)
Canon PIXMA MG6370 PIXMA MG6370 didesain tidak hanya atraktif dan ringkas dibandingkan seri sebelumnya, namun memungkinkan penempatan berhadapan dengan dinding untuk membuat ruang kerja lebih rapi. Desain Snap Edge membuat penggantian tinta jauh lebih nyaman. Panel depan dibuka dengan lebih mudah, tanpa perlu mengangkat unit pemindai. Untuk PIXMA MG6370 hadir dengan tiga pilihan warna menarik, yaitu hitam, biru dan putih. Hadir dengan saluran pengisi kertas ganda, memungkinkan dua ukuran kertas (lebih kecil dari 5x7” dan lebih besar dari A5) dimasukkan secara bersamaan. Pengguna juga dapat
mencetak langsung di atas cakram Blue-Ray, CD, dan DVD. Selain itu, dengan autoduplex, pengguna lebih mudah dan hemat karena halaman muka dan belakang kertas akan tercetak secara otomatis. (ICT/ap)
Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
3
HOT NEWS
DPR Meradang
PLIK Makin Pelik P
rogram Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) jadi perbincangan. Banyak pihak mencium adanya aroma tidak optimalnya implementasi program yang sesungguhnya bermanfaat dalam mengentaskan rakyat Indonesia dari jurang kesenjangan digital, terutama bagi rakyat yang nun jauh di pedalaman sana, desa-desa terpencil, yang mungkin listrik pun belum mengalir. Komisi I DPR RI bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sepakat bahwa Kemenkominfo akan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan program PLIK MPLIK yang sudah berjalan dengan mengacu pada tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) BP3TI, dan memperhatikan temuantemuan Panja PLIK-MPLIK Komisi I DPR RI, sehingga penyelenggaraan program PLIK-MPLIK ke depan dapat berjalan optimal. Komisi I DPR RI mendesak Kemenkominfo untuk menuntaskan implementasi Sistem Informasi Manajemen Monitoring Layanan Internet Kecamatan (SIMMLIK) selambat-lambatnya dalam waktu 3 bulan terhitung sejak pelaksanaan Raker Komisi I DPR RI dengan Menkominfo pada 18 Maret 2013, sesuai dengan target dan kesanggupan dari Menkominfo. Komisi I DPR RI juga mendesak Kemenkominfo untuk meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam perencanaan, pengelolaan dan pengawasan terhadap program PLIKMPLIK .
4
Majalah ICT
No. 06•16—31 Maret 2013
HOT NEWS Komisi I DPR RI meminta Kemenkominfo untuk melakukan penghentian sementara terhadap realisasi pembayaran program PLIK-MPLIK sampai adanya keputusan bersama antara Komisi I DPR RI dengan Menkominfo berdasarkan kesimpulan butir 1 dan butir 2 pada Raker Komisi I DPR dengan Menkominfo pada 18 Maret 2013. Sebagaimana diketahui, USO (Universal Service Obligation) adalah bentuk kewajiban pemerintah untuk menjamin ketersediaan pelayanan publik bagi setiap warga negara, khususnya pelayanan telekomunikasi dan informatika. Balai Telekomunikasi dan Informatika Pedesaan (BTIP) yang berubah menjadi Balai Penyedia dan Pengelola Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) adalah instansi pemerintah di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menyelenggarakan USO. Dana USO dipungut oleh BP3TI dari operator telekomunikasi sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). BP3TI mengumpulkan dana USO melalui pungutan PNBP kepada operator penyelenggara komunikasi sebesar 0,75% dari pendapatan kotor setiap tahunnya. Mulai 2007, persentase pungutan USO meningkat menjadi 1,25% dari pendapatan kotor, sebagaimana diatur dalam Permenkominfo No. 5/PER/M. KOMINFO/2/2007. Ketentuan tentang jenis dan besaran tarif PNBP untuk program USO tersebut, juga dipertegas dalam PP No. 7/2009. Pada 2010, BP3TI membukukan pendapatan dari jasa layanan USO sebesar Rp1,36 Triliun meningkat 23% dibandingkan dengan pendapatan 2009 sebesar Rp1,1 Triliun. Sejak 2010, pemerintah menarik pungutan USO bukan hanya dari penyelenggara jaringan, tetapi juga penyedia jasa seperti Internet service provider (ISP) dan rencananya juga dipungut dari penyedia konten dan penyedia layanan teknologi seperti BlackBerry. Persoalan muncul pada saat penggelaran layanan voice di desa dan Program Layanan Internet Kecamatan (PLIK). Masalahnya program tersebut salah sasaran, atau tidak tepat sasaran, tidak melihat kemampuan/keterbatasan di daerah seperti keterbatasan listrik, akses warga, dan lainnya. (ICT/ap/hs) Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
5
HOT NEWS
Kasus PLIK
Tifatul: Itu Isu Sampah
A
kun @triomacan2000 di twitter membedah implementasi program PLIK-MPLIK yang dianggap ada kongkalingkong di belakangnya. Bahkan, akun anonim yang menurunkan tulisan dua seri mengenai PLIK-MPLIK ini menuding ada permainan orang dalam Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatur pemenang tender, dengan mengatur spesifik perangkat yang hanya dimiliki vendor tertentu. Karena itulah, meski negara hanya bersifat mendapatkan jasa dan tidak dirugikan, namun penentuan pemenang dan perangkat yang dibeli, serta siapa yang mengerjakan kemudian, ditentukan orang dalam tersebut. Ketika hal ini dikonfrontasikan dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, lewat akun Twitter juga, Tifatul hanya berucap bahwa informasi itu bersifat sampah. “Trash,” kata Tifatul menangapi apa yang disampaikan @triomacan2000. Bahkan saat Raker dengan DPR, Tifatul meyakinkan bahwa negara tidak ada yang dirugikan. “Kita hanya menyewa Per jam kan hanya Rp1.000 sampai Rp2.000. Kami membayar jasa mereka empat jam sehari. Jika memang ada masalah di lapangan, mari bersama kita carikan solusinya,” jelas Tifatul. Terkait dengan perkembangan pengerjaan 6
Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
HOT NEWS Program USO (Kewajiban Pelayanan Universal), dari rekapitulasi yang disampaikan Kementerian Kominfo, terlihat ada target-target yang belum terpenuhi, tapi ada juga realisasi yang di atas target. Adapun realisasi yang di bawah target adalah realisasi Desa Berdering, yang ditargetkan 33.184 desa, namun realisasi hanya 31.092 desa. Begitu juga untuk Desa Pinter, dimana tahap I ditargetkan 131 Desa dan di Tahap II ada 1.330 desa, namun realisasi baru 100 untuk Tahap I dan 98 untuk Tahap II. Sementara untuk Pusat Layanan Internet Kecamatan, yang ditargetkan 5.748 kecamatan, realisasinya mencapai 5.939 kecamatan. untuk MPLIK Tahap I antara target dan realissi sama, “Akan ada 1.802. Sedangkan untuk Tahap II, tersangka yang 105 reliasasi masih kosong karena dalam tahap pengerjaan. ditetapkan Selain menjadi bahasan di Panja Komisi I, PLIK-MPLIK juga makin Kejaksaan mengarah ke rana hukum. Kabar yang beredar akan segera ada Agung. Ada penetapan tersangka dalam kasus ini. dua yang Sumber Majalah ICT menyebutkan, tersangka berasal dari instansi di dibidik, tapi bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang mengelola dana mungkin satu USO dan menyediakan PLIK-MPLIK. per satu.” “Akan segera ada tersangka yang ditetapkan Kejaksaan Agung. Ada dua yang dibidik, tapi mungkin satu per satu,” ungkap sumber yang tidak mau disebut namnya. “MPLIK tahapnya masih penyelidikan,” demikian diungkap Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Andhi Nirwanto. Sebagaimana informasi yang disampaikan Kejagung, dalam MPLIK diduga ada penggelembungan angka dalam pengadaan jasa layanan internet di kecamatan-kecamatan seluruh Indonesia. Hal itu berlangsung pada 2010. Selain itu, ditambahkannya, mobil Internet yang beroperasi di daerah-daerah dianggap tidak sesuai dengan peruntukkannya, karena tidak berfungsi sebagaimana mestinya. (ICT/ap/hs)
”
Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
7
TELEKOMUNIKASI
Konsolidasi atau Mati Arif Pitoyo
”
Konsolidasi juga merupakan jalan pintas menuju peningkatan average revenue per user.
8
Majalah ICT
No.06• 16—31 Maret 2013
J
udul di atas bukan hanya menakut-nakuti, tapi di industri telekomunikasi, hal itu memang suatu keharusan, apalagi di tengahtengah sejumlah operator seperti kehabisan nafas dalam menyiapkan infrastruktur untuk melayani pelanggannya. Seperti dikatakan Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Muhammad Budi Setyawan, arah dari penataan frekuensi nantinya adalah menuju konsolidasi, dan pemerintah siap menjadi ‘mak comblang’-nya. Seperti diketahui, operator, terutama CDMA dan sebagian GSM tengah menghadapi situasi hidup segan mati tak mau. Masalah penurunan tarif telekomunikasi dan besarnya biaya regulasi tentunya membuat hamper semua operator memiliki utang, baik di lembaga keuangan maupun vendor. Terutama operator CDMA, pemerintah menyarankan agar menjadi satu atau dua operator saja, karena dengan adanya 4 operator, maka penguasaan frekuensinya sangat kecil termasuk Smart Telecom di pita 1.900 MHz. “Kalau jadi satu atau dua operator tentu akan sangat baik bagi industri, tetapi syaratnya harus membuka keran MVNO (mobile virtual network operation) sehingga merek-merek milik operator sebelumnya tetap ada, seperti Esia, Fren, Flexi, dan StarOne. Konsolidasi juga merupakan jalan pintas menuju peningkatan average revenue per user (ARPU), peningkatan kualitas layanan kepada pelanggan, dan meningkatkan kesempatan operator untuk meng-explore berbagai teknologi telekomunikasi.
TELEKOMUNIKASI
Manajemen Frekuensi ala SDPPI D
itjen SDPPI tengah dipusingkan dengan penataan frekuensi di beberapa pita, yaitu pita 450 MHz, 700 MHz, 800 MHz, 900 MHz, 1.800 MHz, 1.900 MHz, 2.100 MHz, dan 2.300 MHz. Pusing karena penataan tersebut harus memuaskan semua pihak, tapi di sisi lain, Negara tidak dirugikan.
Pita 450 MHz
Frekuensi ini untuk militer, meski ada Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) di dalamnya, tapi seiring perkembangan teknologi, STI disarankan berkonsolidasi di pita 800 MHz.
Pita 700 MHz
Untuk menuju LTE, haus menunggu pita tersebut bersih pada 2018, mengingat cut off, atau perpindahan dari teknologi televisi analog ke digital dilakukan pada 2018. Namun bisa saja opsi mengembangkan LTE secara regional, mengingat mulai 2015, Jabodetabek sudah mulai cut off.
Pita 800MHz
Pemerintah mengarahkan pada konsolidasi menjadi satu atau dua operator, sehingga masing-masing operator bisa menguasai 20 MHz. Syarat untuk LTE memang minimal
memiliki lebar frekuensi 20 MHz. Operator lainnya bisa melakukan kerja sama dengan metode MVNO.
Pita 900 MHz
Pita yang dihuni Indosat, Telkomsel, dan XL tersebut relatif sudah rapi. Indosat sudah mendapatkan izin teknologi netral karena sudah mengajukan ke pemerintah, sedangkan XL dan Telkomsel belum. Di pita ini pemerintah akan menetapkan penghentian layanan 2G, yang kemungkinan dilakukan pada 2015.
Pita 1800 MHz
Merupakan pita yang paling berantakan, karena pada saat pemberiannya kepada operator menggunakan metode first come first serve. Jadi nanti penataan di 2100 juga tercermin dari penataan di 1800, agar semuanya berpasangan atau contigeus, sehingga mengarah dan mendorong pada konsolidasi.
Pita 1.900 MHz
Di pita ini terdapat operator CDMA, yaitu Smart Telecom. Pemerintah berniat membebaskan frekuensi tersebut dan memindahkan Smart ke pita 800 MHz untuk berkonsolidasi.
Pita 2.300 MHz
Di pita ini merupakan contoh bagaimana regulasi tertinggal dengan teknologi. Di saat 16d baru akan membangun, sudah muncul 16e, dan sekarang sudah ke 16m dan LTE. Di pita ini terdapat 60 MHz pita yang belum dilelang, ditambah dengan frekuensi yang dikembalikan Telkom, dan frekuensi operator yang diambil pemerintah karena tak mampu bayar. (ICT/02) Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
9
TEKNOLOGI INFORMASI
e-KTP, Untuk Apa?
S
Arif Pitoyo
10 Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
ejumlah daerah sudah berhasil menyelesaikan proyek e-KTP, seperti sejumlah kelurahan di wilayah Jakarta dan Depok. Potensi kegagalan program senilai Rp5 triliun itu terlihat dari masih mentahnya roadmap ke depan. Terutama kaitannya dengan sejumlah pertanyaan seperti untuk apa? Bisa dipakai dimana? Kemudahan yang didapat apa saja? Sampai ke pertanyaan, apa bedanya dengan KTP lama? Perbedaan e-KTP dengan KTP lama bisa tidak ada sama sekali mengingat e-KTP tidak kompatibel dengan perangkat pembaca chip lainnya, sehingga tidak bisa digunakan di tempat lain seperti kepolisian, rumah sakit, jalan tol, atau imigrasi, sehingga cita-cita ke arah single identity number sangat jauh tercapainya. Bila memang demikian, maka e-KTP seperti KTP biasa saja, penggunaannya secara manual, dan untuk keperluan laainnya tetap dibutuhkan kartukartu lainnya, seperti SIM, kartu kesehatan, kartu jalan tol, dan paspor. Lalu apa kegunaan e-KTP? Mestinya pemerintah mampu menjelaskan arti penting e-KTP dalam kaitannya dengan interaksi masyarakat dalam berbisnis dan mendapatkan pelayanan pada institusi pemerintah seperti rumah sakit, kantor pajak, imigrasi, penerbangan, dan institusi lainnya termasuk institusi swasta yang berhubungan dengan funsgi e-KTP layaknya sebagai single identity number. Pertanyaannya, apakah semua institusi tersebut memiliki sistem dan alat yang kompatibel dengan e-KTP? Pasti tidak, karena dalam rangka pengadaan e-KTP pun sudah kekurangan, apalagi bila melihat harganya yang katanya selangit. Manfaat untuk pemerintah? Sudah pasti e-KTP tersebut sangat bermanfaat bagi pemerintah dalam melakukan pengelolaan, pengendalian, serta pengawasan terhadap database
TEKNOLOGI INFORMASI
”
Sudahkan pemerintah mem pertimbangkan bahwa e-KTP bermanfaat untuk kegiatan bisnis masyarakatnya?
kependudukan. Namun masih ada yang mungkin kita ragukan: Apakah pemerataan SDM pengelola database e-KTP telah memadai? Apakah sistem proteksi antivirus misalnya telah memadai terhadap serangan para hacker? Bagaimana sistem backup database-nya? Indonesia dengan penduduk ber-KTP lebih dari 200 juta adalah sebuah entitas database yang sangat besar dan rumit. Lalu, sudahkan pemerintah mempertimbangkan bahwa e-KTP bermanfaat untuk kegiatan bisnis masyarakatnya? Jika belum terjadi sinkronisasi, siapa yang harus menyesuaikan, bagaimana metode penyesuaiannya? Apakah pemerintah mempunyai anggaran yang cukup untuk itu? Misalnya saja, jika semua perusahaan harus memiliki cardreader dan sistem pembaca e-KTP? Siapa yang akan menyediakan? Jika hal-hal tersebut belum dapat diatasi, peran e-KTP akan sama nasibnya dengan KTP konvensional saat ini yang hanya memiliki peran sebagai kartu tanda penduduk saja. Apakah e-KTP juga dapat berfungsi untuk keperluan lainnya seperti kartu pemilih pada Pemilukada atau Pemilu? Mestinya ya, sehingga idealisme pembentukan e-KTP tersebut dapat mendekati kenyataan yang pada akhirnya dapat pengurangi biaya atau belanja pemerintah yang tidak perlu. Sehingga proyek yang menelan hingga triliunan rupiah itu tidak sekadar meng hambur-hamburkan keuangan Negara. (ICT/ap) Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
11
PROFIL
Muhammad Budi Setiawan
Arif Pitoyo
Pusing tapi Nikmat N ama Muhammad Budi Setiawan memang tak pernah terdengar sebelumnya dalam hingar bingar industri telekomunikasi di Indonesia. Meski tergolong pendatang baru, namun pengetahuan dan kemampuan Budi Setiawan tak perlu dipertanyakan lagi, terutama menyangkut persoalan telekomunikasi, frekuensi, lisensi, dan sebagainya. Bicara secara teratur, blakblakan, dan terutama sekali menguasai isu pembicaraan, menjadikan perbincangan Majalah ICT dengan Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) pada Kamis, 21 Maret 2013 itu terasa mengalir santai. Pria yang sangat suka mengisi waktu luang dengan membaca buku itu saat ini memang menduduki posisi yang sangat strategis di pemerintahan, yaitu mengatur dan mengawasi penggunaan frekuensi oleh operator telekomunikasi. Frekuensi, sebagai sumber daya alam yang terbatas, memang merupakan sumber daya vital bagi suatu Negara, apalagi bila dikaitkan dengan aspek keamanan informasi.
12 Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
PROFIL
”
Bagi saya, tak ada masalah yang sulit, semua bisa diatasi asalkan kita berusaha sebaik mungkin.”
Pengalaman paling mendebarkan bagi Budi, selama dia menjabat sebagai Dirjen Postel maupun SDPPI adalah saat di minggu pertama bertugas langsung dihadiahi demonstrasi oleh para penguasa wartel yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Wartel Indonesia (APWI) yang meminta kejelasan soal airtime. “Saat itu saya merasakan pengalaman yang cukup sulit tapi akhirnya saya nikmati setelah “saya pelajari, dan mendapatkan masukan dari berbagai pihak,”katanya. Pengalaman sulit lainnya adalah saat menata pita 2,3 GHz untuk broadband wireless access (BWA) atau kemudian disebut WiMax dan saat Indosat maupun IM2 tersandung kasus dugaan korupsi penggunaan frekuensi 3G yang diduga merugikan Negara hingga triliunan rupiah.
Semua Bisa Diatasi
“Bagi saya, tak ada masalah yang sulit, semua bisa diatasi asalkan kita berusaha sebaik mungkin,”ujar Budi yang saat ini memiliki 6 putra dan putri, dimana anak pertama sekolah di Jepang, satu anak kuliah di Malang, satu anak sekolah pesantren, dan sisanya yang masih kecil-kecil di rumah. Yang paling mengesankan bagi Budi adalah ketika dalam bekerja, dia bermitra dengan wakil masyarakat dalam wadah Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). “Saya merasakan pertama kerja di pemerintahan, ada mitra dari unsur masyarakat itu enak sekali. Suatu kebijakan tak akan dikeluarkan tanpa melalui rapat pleno BRTI, itu lah yg luar biasa, di mana masyarakat ikut memberi masukan terhadap kebijakan yang ada,”tuturnya. Bagi Budi, harapan terbesarnya terhadap industri telekomunikasi adalah tingkat average revenue er user (ARPU) operator naik, dan masyarakat mendapatkan pelayanan yang berkualitas. (ICT/ap) Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
13
GALERI TELKOMSEL-CITILINK KERJA SAMA— Citilink dan Telkomsel menandatangani nota kesepahaman guna meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa kedua perusahaan tersebut. Hal tersebut merupakan langkah strategis bagi Citilink sebagai anak perusahaan PT. Garuda Indonesia Tbk. untuk jasa penerbangan berbiaya murah (LCC), dengan Telkomsel market leader telekomunikasi selular di Indonesia. Kerjasama Citilink - Telkomsel meliputi distribusi produk Telkomsel yang akan dipasarkan di seluruh fasilitas yang dimiliki Citilink, baik di gerai penjualan maupun di dalam pesawat (inflight), seperti penjualan pulsa isi ulang secara eletronik maupun voucher fisik, serta joint promo lainnya.
CANON RAIH AWARD—Canon berhasil memenangkan seluruh penghargaan di kategori kamera digital dalam ajang GADGET+ AWARDS 2013, yaitu untuk kategori The Best Mirrorless Camera, The Best Pocket Camera, dan The Best DSLR Camera. Acara penganugerahan yang berlangsung di Prive Club, FX Senayan (20/3) merupakan bentuk apresiasi bagi para pelaku industri teknologi informasi dan komunikasi yang terpilih berdasarkan hasil polling melalui online maupun dari pilihan pembaca setia majalah GADGET+ . 14 Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
IM3 SUKA SUKA—Terus menghadirkan inovasi layanan komunikasi yang mengikuti tren kebutuhan anak muda, Indosat menghadirkan program IM3 SMS SUKA SUKA berupa GRATIS SMS ke SEMUA Operator SESUKAMU sebagai jawaban kepada pelanggan segmen IM3 yang membutuhkan layanan SMS sebagai salah satu jenis komunikasi. IM3 SUKA SUKA memberikan keuntungan GRATIS SMS SesukaMu ke semua operator setelah pemakaian Rp250 per hari (nelpon, sms dan Internet) dengan sisa pulsa minimal Rp3000. Program IM3 SMS SUKA SUKA berlaku bagi pelanggan prabayar lama maupun prabayar baru, bagi pelanggan lama yang ingin menikmati program ini cukup dengan mengetik: SMS SUKA SUKA dan kirim SMS ke 123.
GALERI PENDAPATAN INFOMEDIA—PT Infomedia Nusantara mengumpulkan pendapatan di 2012 sebesar Rp1,248 Triliun. Angka ini akan lebih digenjot lagi di 2013, dan ditargetkan dapat meraup pendapatan hingga Rp1,542 atau naik 25 persen dibanding 2012. Menurut Direktur Utama Infomedia Eddy Kurnia, peningkatan pendapatan 2013 diperoleh dengan menggenjot omset dari bisnis media. Selain itu, peningkatan pendapatan juga didorong Business Process Outsoucing/ Knowledge Process Outsourcing (BPO/KPO).
IM3 PERSIB—Komunikasi komunitas pecinta klub sepak bola PERSIB Bandung kini semakin mudah dengan Kartu Prabayar IM3 PERSIB, inovasi layanan yang dihadirkan Indosat khusus bagi para bobotoh PERSIB Bandung serta seluruh masyarakat di wilayah Jawa Barat dengan berbagai keuntungan antara lain Gratis Nelpon 11 jam dan Gratis SMS 24 jam ke sesama komunitas PERSIB setelah Nelpon 1 menit dan kirim 1 SMS ke semua operator domestik. Selain itu pelanggan juga dapat mengakses informasi terkini seputar PERSIB seperti jadwal pertandingan, profil pemain, berita terkini serta chatting dengan para pemain PERSIB.Kartu IM3 PERSIB ini merupakan wujud
komitmen Indosat memberikan layanan yang semakin menyasar pada kebutuhan khusus suatu komunitas serta memberikan manfaat dan pengalaman terbaik dalam menggunakan layanan Indosat.
AXIS BLACKBERRY Z10— AXIS menyerahkan smartphone BlackBerry Z10 kepada para pelanggan yang telah melakukan pemesanan awal melalui layanan online atau Call Center 24 jam. Para pelanggan ini dapat mengambil pesanan BlackBerry Z10 mereka di Menara AXIS, Jakarta (15/3).
Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
15
BEDAH GADGET
Galaxy S4
Yang Canggih dari Samsung S Arif Pitoyo
16 Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
amsung secara resmi telah memperkenalkan Galaxy S4. Beragam fitur-fitur canggih dan spesifikasi tinggi ditanamkan Samsung dalam gadget teranyarnya tersebut. Dalam sebuah acara peluncuran di New York, Jumat (15/3/2013), Galaxy S4 diperkenalkan langsung oleh Kepala Mobile Communication Samsung, JK Shin. Bos divisi perangkat Samsung itu kemudian memperlihatkan Galaxy S4 yang hadir dalam layar 5 inci dan resolusi 1080p. Layar Galaxy S4 akan diperkuat oleh kaca terbaru dari Corning, Gorilla Glass 3. Samsung menggunakan layar yang dikenal dengan nama “Full HD Super AMOLED” ini dengan kepadatan 441 piksel per inci. Seperti diperkirakan sebelumnya, dalam perangkat Android Jelly Bean ini dibenamkan dua jenis prosesor berkekuatan 8-core, yaitu Samsung Exynos 5 berkekuatan 1,6 GHz atau Qualcomm Snapdragon 600 berkekuatan 1,9 GHz (S4 Pro). Tentu ini menjadikan proses berjalan lebih cepat dari handset lain yang umumnya masih menggunakan quadcore. Penggunaan prosesor ini tergantung wilayah penjualan. Untuk wilayah AS akan menggunakan Snapdragon. Sedangkan wilayah lain akan menggunakan Exynos 5. Selain itu, Galaxy S4 diperkuat oleh RAM 2 GB, dan kapasitas penyimpanan dengan opsi 16, 32, atau 64 GB. Untuk kamera, Samsung menggunakan kamera 13 MP dan kamera depan 2 MP. Kamera di Galaxy S4 bisa mengambil 100 foto dalam empat detik secara berurutan.
BEDAH GADGET Fitur lain yang digunakan di kamera adalah “Sound and Shot”, yang memungkinkan pengguna bisa merekam suara selama lima detik sebelum menjepret foto. Di Galaxy S4 Samsung juga memperkenalkan “dual camera mode”. Dengan mode ini, pengguna bisa mengintegrasikan hasil foto jepretan kamera depan dan Spesifikasi kamera belakang ke dalam satu Samsung Galaxy S4 scene.
Kecanggihan Software
Jaringan: GSM 850/900/1800/1900 Samsung menggunakan Android MHz (2G), HSDPA 4.2.2 yang merupakan update 850/900/1900/2100 MHz terbaru dari Jelly Bean. Sejumlah (3G) LTE Micro-SIM fitur canggih pun disematkan, Dimensi: 13,6 x 6,9 x 0,7cm, 130 menambah kecanggihan software gram yang digunakan di Galaxy S4. Layar: 4,99” Super AMOLED Tentu saja kecanggihan sensor capacitive touchscreen, mata, seperti yang dirumorkan kedalaman 16 juta warna, sebelumnya, juga muncul di resolusi 1080 x 1920 piksel, Galaxy S4. 441 ppi, Corning Gorilla Glass 3 Misalnya saja fitur “Smart Memori: 16/32/64 GB (internal), Pause”, yang memungkinkan microSD up to 64 GB, pengguna untuk menghentikan RAM 2 GB (pause) video hanya dengan Konektivitas: HSDPA 42,2 Mbps; HSUPA mengalihkan pandangan dari 5,76 Mbps; LTE Cat3 100 video. Kemudian jika mata kembali Mbps ke layar, video akan kembali Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, berjalan. Bluetooth 4.0 A2DP Samsung juga memperkenalkan Kamera: 13 MP (4128x3096 piksel), fitur “Smart Scroll”, yang autofocus, flash LED memungkinkan pengguna untuk perekam video menjelajahi email atau website 1080p@30fps, kamera hanya dengan menggerakkan (tilt) depan 2 MP 1080p@30fps smartphone. Sistem operasi: OS Android Jelly Bean v4.2.2 Ada juga fitur “Air Gesture” yang Chipset: Exynos 5 Octa 5410 membuat pengguna bisa scroll Fitur-fitur: A-GPS dan GLONASS, layar tanpa harus menyentuhkan Java MIDP, S-Voice natural jari ke layar. Tentu pengguna bisa language commands and menggunakan handset ini meski dictation, Smart Stay eye menggunakan sarung tangan. tracking, Dropbox 50 GB, Samsung Galaxy S4 merupakan TV-out, MP4/DivX/XviD/ pengganti Galaxy S3, yang WMV/H.264/H.263 player merupakan generasi Galaxy S MP3/WAV/eAAC+/AC3/ paling laris dalam sejarah. FLAC player Baterai: Li-Ion 2600 mAh
Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
17
REGULASI
Penataan Frekuensi Radio
M
engapa frekuensi dunia juga satu yang radio harus mengatur yaitu ITU. Seluruh ditata?Tentu Amerika Serikat, satu yang menjadi pertanyaan mengatur yaitu FCC. Di yang menggelitik. Hal ini Indonesia, Menteri Kominfo. perlu dilakukan karena Secara garis besar, banyak sekali yang ingin yang pertama dilakukan memanfaatkan sistem adalah menentukan alokasi komunikasi radio. Bila semua (allocation) penggunaan pita membangun pemancar radio frekuensi pada spektrum Nonot Harsono (stasiun radio) semaunya frekuensi yang ada. Anggota BRTI sendiri, maka pasti akan Misalnya, untuk keperluan terjadi kekacauan. TNI dialokasikan pada pita Bayangkan bila di Jakarta ini banyak frekuensi berapa, untuk siaran radio orang membangun stasiun siaran FM dialokasikan pada pita frekuensi radio FM dan siaran TV saja tanpa berapa, untuk jaringan bergerak peduli pada pita frekuensi berapa seluler dimana, untuk siaran TV mereka akan mengudara, maka yang dimana, untuk sistem satelit dimana, akan terjadi pasti adalah hukum untuk ORARI dimana, untuk penelitian rimba. Bagaimana bisa begitu? Karena dimana, dan seterusnya. gelombang radio yang memiliki Penentuan alokasi ini tidak bisa frekuensi sama atau berdekatan dilakukan sendirian oleh Indonesia, akan saling mengganggu sehingga karena gelombang radio memancar di siaran mereka semua tidak akan bisa ruang terbuka yang tidak mengenal dinikmati oleh masyarakat. Suara radio batas wilayah. Maka harus disepakati akan tumpang tindih, gambar TV akan secara global. campur aduk tidak karuan. Selain itu, kesepakatan global ini Apalagi bila ditambah dengan Wiamat diperlukan agar harga perangkat Fi, radio seluler, satelit, radio untuk bisa murah, ada jaminan standar Polisi, radio untuk Satpam, radio global sehingga membawa handphone untuk PMK, radio untuk Basarnas, ke negara lain akan tetap bisa radio untuk TNI, ORARI, CB, radio digunakan, dan seterusnya. maritim, radio navigasi udara, RADAR, Setelah Tabel Alokasi dibuat, langkah dan seterusnya. Bayangkan bila berikutnya adalah merencanakan komunikasi radio antara pilot dan kanal frekuensi radio untuk keperluan bandara terganggu, maka pengaturan penetapan (assignment) frekuensi penerbangan akan menjadi semrawut, kerja dari suatu stasiun radio. Misalnya dan tidak ada pilot yang berani di pita 88~108 MHz (selebar 20MHz) terbang. telah dialokasikan untuk siaran radio Karena situasinya seperti inilah maka FM, lalu direncanakan bahwa setiap Pemerintah perlu mengaturnya dan stasiun siaran akan disediakan kanal harus satu yang mengatur. Seluruh frekuensi selebar 400KHz, maka
18 Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
REGULASI jumlah stasiun radio di pita frekuensi (88~108)MHz ini dapat dipakai paling banyak oleh 50-stasiun radio. Demikian pula yang dilakukan untuk layanan komunikasi radio yang lain, misalnya jaringan bergerak seluler. Telah disepakati saat itu bahwa jaringan seluler generasi ketiga (3G) dialokasikan pada pita 2100MHz (2,1GHz) selebar 60MHz dan setiap sistem radio 3G direncanakan memerlukan kanal frekuensi selebar 5MHz. Maka pada pita 2100MHz tersebut tersedia maksimal 12-blok kanal frekuensi. Menteri menetapkan penggunaannya sesuai dengan kebutuhan yang berkembang. Menata penggunaan spektrum
Item Kemiripan
frekuensi itu mirip seperti menata Tanah/Lahan. Tentu diskusi kemiripannya terbatas hanya pada konsep penataan lahan kosong hingga ditempati bangunan. Diskusi detail tentang perbedaan keduanya rasanya tidak diperlukan karena kita sedang berusaha mencari cara bagaimana memahami penataan penggunaan spektrum frekuensi radio. Dari gambaran ini, diharapkan para pembaca mengerti beberapa istilah seperti “spektrum-frekuensi”, “frekuensi-radio”, “pita frekuensi”, “lebar pita”, dan mungkin yang lainnya. Gambaran kemiripannya bisa dijelaskan sebagai berikut:
Tanah/Lahan
Spektrum-Frekuensi
Objek yang ditata
Lahan kosong
Ruang/udara kosong
Objek yang menempati
Bangunan
Frekuensi-radio
Macam peruntukan
- perumahan - perkantoran - fasilitas umum - dsb. - Luasan per blok area - Luasan per kantor - Luasan per rumah
- jaringan seluler - sistem satelit - radio TNI dan POLRI - dsb. - Lebar pita setiap alokasi - Lebar kanal-frek per satelit - Lebar kanal-frek per jarbersel
- Masyarakat umum - Korporat - Instansi Pemerintah - Izin HGB - Izin IMB - Membangun bangunan - Bangunan digunakan - PBB dibayar oleh pemilik bangunan. - Pengguna/penyewa tdk perlu membayar PBB.
- Masyarakat umum - Korporat - Instansi Pemerintah - Izin Penyelenggaraan Jaringan - Hak Penggunaan frekuensi - Membangun Jaringan seluler - Jaringan seluler digunakan - BHP-frek dibayar oleh pemilik jaringan seluler. - Pengguna/penyewa tdk perlu membayar BHP-frek.
Penataan kavling
Pengembang Konsumen
Contoh proses
Pengembang Real Estate
Penyelenggara Telekomunikasi
Copyright©2013 nonot harsono
Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
19
CYBERLIFE
Efek Negatif Internet K Exkuwin Suharyanto Pemerhati Teknologi Informasi
20 Majalah ICT
No. 06• 16—31 Maret 2013
emajuan teknologi menjadikan kita harus lebih bijaksana dalam mendayagunakan setiap peranti lunak produk teknologi modern sekarang ini. Kemajuan ini juga di dorong dengan akses yang mudah, murah dan terus menerus. Hal yang perlu dilakukan orang tua di rumah adalah dengan memanfaatkan paket standar dari OS yang ada di komputer di rumah, misalnya pada OS Windows, sekarang Windows telah membenamkan fasilitas “Parental Control (PC)”. Dengan penggunaan PC ini kita bisa mengelola antara lain: waktu yang bisa digunakan untuk akses Internet berapa lama serta URL yang safe bagi anak. untuk dua fungsi ini tersedia yang paket standar dan juga customize. Kalau tidak mau repot jalankan pilihan yang standar, namun kalau kita mau detail bisa untuk mengatur perubahan waktu penggunaanya atau alamat URL yang harus di blok yang belum di masukan list oleh sistem OS. Sebagai contoh waktu penggunaan anak pada weekday dengan weekend dibedakan, weekend diberi kesempatan untuk akses lebih lama lagi. Aplikasi atau software lain yang tidak merupakan paket OS sangat banyak, salah satunya yang dikeluarkan oleh Norton, https:// onlinefamily.norton.
CYBERLIFE
S
Situs Negatif Mengancam
ebenarnya apakah situs negatif itu? DNS Nawala telah memilah situs yang berkandungan negatif menggunakan kriteria berikut: • Situs yang sejak awal memang ditujukan untuk memuat kandungan negatif. • Situs yang memuat kandungan negatif akibat interaksi dari pengguna/pengunjung situs tersebut. Untuk kriteria pertama, DNS Nawala melakukan pemblokiran secara langsung dengan ber pedoman pada Standard Operating Procedure (SOP) yang ketat. Contoh dari situs-situs berkandungan negatif seperti ini adalah playboy. com dan redtube.com. Sedangkan untuk kriteria kedua, penapisan baru dilakukan setelah berinteraksi dengan pengelola situs tersebut. Interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas pengaduan yang tersedia atau langsung melalui komunikasi via e-mail. Contoh dari situs-situs seperti ini adalah youtube.com, beberapa situs blog (blogspot.com, wordpress.com, vimeo.com, tumblr. com), dan beragam situs file sharing (4shared.com dll.) Nawala juga melakukan penapisan langsung untuk sub-domain yang memuat kandungan negatif, meskipun domain utama tidak bertujuan untuk memuat kandungan negatif, misalnya: cewekabg. blogspot.com.
com/familysafety/loginStart.fs. Salah satu kelebihan nya adalah selain kita bisa proteksi anak anak kita menggunakan komputer mereka sesuai dengan personal account, kita juga bisa mengelola dan memonitor penggunaan gadget yang digunakan anak anak kita, yang kelebihan aplikasi ini apabila anak mengakses situs tertentu yang kita blok otomatis akan di ingatkan, bahasa mengingatkannya pun cukup bagus tidak muncul pesan “tidak boleh” tetapi ” hubungi orang tuamu untuk mendapatkan akses ini.” Sistem akan mengirimkan email pemberitahuan kepada orang tua. Namun demikian sebagus feature ataupun fasilitas untuk proteksi agar Internet sehat dirumah terjadi, faktor komunikasi yang hangat antara sesama anggota keluarga adalah yang paling utama.
Sisi negatif Camfrog
Masih ingat mIRC? Aplikasi chatting yang sangat populer pada era 2000an, nah, Camfrog mirip dengan mIRC. Kelebihan yang menonjol dari camfrog adalah dalam membuat grup dimana kita tidak perlu berteman atau add dan approve dari setiap member untuk bisa chating, dan penggunaan kamera inilah sepertinya yang menjadikan peranti ini dinamai camfrog. Selain manfaat yang besar seperti kuliah jarak jauh, ternyata banyak manusia yang menyalahgunakan Camfrog untuk keperluan negatif, seperti sex abuse atau ajang live show. Grup dibentuk dan dimotori oleh seorang administrator dan sering disebut sebagai “DJ”. Modusnya adalah member tertentu kemudian dirayu dengan reward yang juga tidak bermakna untuk melakukan tindakan yang kurang pantas dilihat orang lain. Majalah ICT No. 06• 16—31 Maret 2013 21
Majalah ICT All about ICT in Indonesia
Diterbitkan oleh:
Indonesia ICT Institute
ALAMAT REDAKSI & KOMERSIAL: VILLA CEMARA NO. 22 JL. SAWANGAN RAYA-DEPOK TELP: 021-7750301, FAX: 0217756782, HP: 081511510000 EMAIL:
[email protected] WWW.MAJALAHICT.COM