T I Majalah C All about ICT in Indonesia
No. 15 • Agustus 2013
Badai PLIK
Bisa Goyang Tifatul Menelisik Proyek ‘Haram’ PLIK/MPLIK Eddy Satriya
Birokrat yang Dekat Komunitas E-Magazine|Free
www.majalahict.com
DARI REDAKSI
Arif Pitoyo
Pemimpin Redaksi
Di tengah situasi yang sulit sejumlah media digital di bidang TI dan telekomu nikasi, Majalah ICT, sebagai pionir media digital di bidang teknologi informasi dan komunikasi, tetap eksis dan menghadirkan sejumlah tulisan yang tajam dengan analisis yang akurat. Kami memahami benar kebutuhan pembaca yang tak hanya membutuhkan informasi yang sensasional tapi juga membutuhkan akurasi dan validitas data maupun narasumber. Sumber daya manusia majalah ICT tentunya tak usah diragukan lagi. Didukung sejumlah penulis yang sudah berpengalaman dengan isu TI dan telekomunikasi puluhan tahun, Majalah ICT juga mampu melaporkan kejadian dan informasi eksklusif serta prediksi yang hingga saat ini hampir 100% benar terkait dengan isu ICT dan informasi aktual kepada pembaca sekalian. Website kami di www. majalahict.com juga tetap di update setiap hari.
TARIF IKLAN Cover 184 x 50 mm = Rp10,5 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp5,5 juta/edisi Halaman belakang Full page = Rp10,5 juta/edisi Half page = Rp8 juta/edisi 2
Majalah ICT
No. 15• Agustus 2013
FOTO COVER: Eddy Satriya FOTOGRAFER: Kahfie Kamaru DESAIN COVER: F. Tian
Daftar Isi: 3G Terancam Deadlock.....................8 PC Mulai Tergerus Tablet..................10 AXIS luncurkan AXIS Blaast..............14 Asa Nokia lewat Nokia Asha 210.....16 Perlunya Aturan Interkoneksi Baru.....18 Smartphone Makin Berkuasa............20
REDAKSI Pemimpin Redaksi Arif Pitoyo Alamat Redaksi: Villa Cemara No. 22 Jl. Sawangan Raya-Depok Email:
[email protected] IKLAN & PROMOSI Email:
[email protected] Telepon: 081511510000 (arif), Fax. 021- 7756782
184 x 50 mm = Rp5,5 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp2 juta/edisi Halaman dalam Full page = Rp8 juta/edisi Half page =Rp5,5 juta/edisi 184 x 50 mm = Rp3 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp1,5 juta/edisi
ETALASE
HTC Desire 600
Jika pendahulunya yaitu HTC One dibanderol dengan harga 6 Jutaan, maka pengguna bisa mendapatkan ponsel yang memiliki kelas tidak kalah ini dengan harga Rp3 Jutaan. Tentu saja dengan beberapa fitur menarik yaitu UI (antar muka) Sense 5 dan juga fitur Blink Feed. Selain itu fitur andalan yang disematkan pada HTC Desire 600 Dual ini adalah HTC Zoe, dimana ini adalah fungsi rekam video 30 detik yang bisa anda potong-potong menjadi lebih dari 20 potongan foto dan juga fitur edit langsung pada fitur ini. Untuk urusan dapur pacu, HTC Desire 600 telah dibekali dengan prosesor quad core Snapdragon 200 yang terdapat 4 inti core didalamnya sehingga memuaskan anda dalam hal kinerja ponsel. Yang tidak kalah penting adalah dukungan RAM 1 GB, memori internal 8 GB, kamera utama 8 MP dan lainnya.(01)
Chromecast
Google mengumumkan salah satu dongle mereka yang dinamakan sebagai Chromecast. Chromecast ditujukan untuk para pengguna televisi, dimana ia dihubungkan melalui HDMI, dan seterusnya membolehkan dia dihubungkan ke peranti Android dan iOS anda dengan mudah. Daripada apa yang diperlihatkan, Google menunjukkan kebolehan memainkan YouTube melalui Chromecast, dimana pengguna boleh memilih kandungan yang ingin ditonton, dan kemudiannya menonton ia pada televisi.(01)
Google Nexus 7
Google Nexus 7 dianggap sebagai tablet terbaik dikelasnya juga terjangkau menilai dari spesifikasi dan fitur yang memenuhinya. Nampaknya anggapan itu benar adanya. Google Nexus 7 dibuat oleh Asus dan merupakan tablet 7-inci pertama yang hadir dengan prosessor Quad-Core (1.3GHz Tegra 3). 1.3 Ghz Tegra 3 artinya performa cepat dan sebuah layar amat responsif, beroperasi dibawah sistem operasi Android 4.1 Jelly Bean. Dengan semua yang ditawarkan tidak heran jika menempatkan tablet ini sebagai pilihan utama untuk dibeli. Desain Nexus 7 tampak identik dengan umumnya tablet 7-inci dipasaran. Namun begitu jika bicara tampilan dan optimasi, ia melonjak sebagai yang utama. Ia anti-gores dengan Corning Glass. Tab memiliki ketebalan 10.45 MM, artinya milimeter lebih tipis dibanding Kindle Fire. (02)
Majalah ICT No. 15• Agustus 2013
3
HOT NEWS
Menelisik
Proyek ‘Haram’ PLIK/MPLIK Arif Pitoyo
4
Majalah ICT
No. 15• Agustus 2013
T
ujuan awal PLIK/MPLIK sebenarnya sangat bagus dan mulia, karena penyaluran dana universal service obligation (USO) untuk pembangunan layanan Internet di setiap kecamatan tentunya merupakan perkembangan yang signifikan dalam hal penetrasi Internet di seluruh Indonesia. PLIK/MPLIK adalah penerjemahan arahan Presiden SBY di National Summit 2009 tentang sebuah cita-cita ‘Indonesia Connected’, juga tindak lanjut komitmen World Summit on the Information Society WSIS 2005, yaitu 50 persen masyarakat terakses Internet. Lahirlah program Desa Berdering, Desa Internet, Desa Pintar, Pusat layanan Internet Kecamatan atau PLIK dan Mobil PLIK. PLIK telah hadir di 5.758 kecamatan dan MPLIK tersedia 1.907 unit tersebar di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Kementerian Kominfo selalu berdalih bahwa PLIK/ MPLIK bukan proyek pengadaan, tetapi sewa jasa, pembiayaan hanya dikeluarkan dari pekerjaan yg telah dilakukan pelaksana. Namun, siapa yang bisa memastikan bila tak ada permainan di dalamnya?
HOT NEWS
”
Modus korupsinya terkait dengan spesifikasi teknis operasional penyelenggaraan yang diduga tidak sesuai dengan dokumen kontrak.
Terutama dalam hal spesifikasi yang mana hanya satu dua vendor saja yang menyediakan jenis modem atau PC tertentu. Untuk MPLIK, pemenang tender yang terbagi beberapa zona-lah yang mengadakan sendiri mobil, komputer dan koneksi Internet. Kominfo hanya membayar sewa jam koneksi kepada pemenang tender MPLIK yang disubsidi sebesar Rp3.125/ jam. Tak ada asap yang tanpa api, demikian halnya dengan proyek PLIK/MPLIK yang bilamana sesuai dengan tuduhan DPR dan juga tanggapan sejumlah mantan pejabat di lingkungan Kominfo, maka tak akan mungkin ada penetapan tersangka. Tersangka yang dimaksud adalah Kepala Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) berinisial S dan pihak rekanan berinisial DNA yang merupakan direktur dari PT Multi Data RencanaPrima. Pengadaan yang disidik Kejagung adalah pengadaan mobil Internet paket VI di Provinsi Sumatra Selatan) senlai Rp81,4 miliar dan paket VII (Jabar dan Banten) Rp64,1 miliar. Sedangkan modus korupsinya terkait dengan spesifikasi teknis operasional penyelenggaraan yang diduga tidak sesuai dengan dokumen kontrak. Sementara itu, Kejagung mengaku masih menyelidiki kasus dugaan korupsi proyek pengadaan MPLIK senilai Rp1,4 triliun oleh PT Telkomsel Tbk. Lamanya penanganan kasus ini karena luas wilayah cakupan MPLIK yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagaimana informasi yang disampaikan Kejagung, dalam MPLIK diduga ada penggelembungan angka dalam pengadaan jasa layanan Internet di kecamatan-kecamatan seluruh Indonesia. Hal itu berlangsung pada 2010. Selain itu, ditambahkannya, mobil Internet yang beroperasi di daerah-daerah dianggap tidak sesuai dengan peruntukkannya, karena tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kabarnya, selain dua tersangka di atas, akan ada penetapan tersangka berikutnya. Kita ikuti saja halaman demi halaman soal PLIK ini. Twitter: @arifpitoyo
Majalah ICT No. 15• Agustus 2013
5
HOT NEWS
Badai PLIK Bisa Goyang Tifatul Arif Pitoyo
6
Majalah ICT
No. 15• Agustus 2013
P
enetapan dua tersangka dalam kasus PLIK/ MPLIK yang mana salah satunya pejabat Kementerian Kominfo bisa saja menggoyang Menkominfo Tifatul Sembiring, sebagai penanggung jawab tertinggi proyek tersebut. Bukan bermaksud menyebarkan kecemasan, namun Menkominfo dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh model bisnis menggunakan Universal Service Obligation (USO) yang menjadi sumber pembiayaan PLIK/MPLIK. Berdasarkan hasil temuan Panja PLIK/MPLIK di lapangan, program ini bisa dikategorikan sebagai program gagal karena banyak penyalahgunaan operasional yang terjadi. Temuan Panja sebelumnya mendapatkan adanya MPLIK yang dijadikan loket pembayaran PLN. Ada
HOT NEWS
”
Tifatul Sembiring mengakui benar adanya penyimpangan dalam implementasi PLIK-MPLIK.
pula PLIK/MPLIK yang beralih fungsi menjadi warnet padahal seharusnya seluruh fasilitas dipakai tanpa dipungut biaya apa pun. Selain itu, banyak alat yang tidak sesuai spesifikasi yang disepakati sehingga tidak bisa digunakan dalam waktu lama. DPR menilai masalah proyek PLIK/MPLIK adalah kesalahan model bisnis dari penyelengaraan dana USO ini. Seharusnya given saja kalau berbentuk kontribusi operator dan perusahaan IT terhadap teknologi. Sementara di Indonesia dikumpulkan di Kemenkominfo. Ini sebenarnya bagus selama terkontrol dengan benar. Bila kasus MPLIK jadi kasus hukum, bagaimana peran pengawasan inspektorat jenderal terhadap proyek tersebut? Apa selama ini tidak diawasi? Bagaimana pun inspektorat jenderal akan bertanggung-jawab, ketika ada sebuah unit kerja yang terlibat kasus hukum, kecuali bila Irjen tidak dilibatkan dan langsung di bawah kendali Menkominfo. Terkait dengan implementasi Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (M-PLIK), Tifatul Sembiring mengakui benar adanya penyimpangan dalam implementasi PLIK-MPLIK. Akun @triomacan2000 di twitter membedah implementasi program PLIK-MPLIK yang dianggap ada kongkalingkong di belakangnya. Bahkan, akun anonim yang menurunkan tulisan dua seri mengenai PLIK-MPLIK ini menuding ada permainan orang dalam Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatur pemenang tender, dengan mengatur spesifik perangkat yang hanya dimiliki vendor tertentu. Karena itulah, meski negara hanya bersifat mendapatkan jasa dan tidak dirugikan, namun penentuan pemenang dan perangkat yang dibeli, serta siapa yang mengerjakan kemudian, ditentukan orang dalam tersebut. Ketika hal ini dikonfrontasikan dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, lewat akun Twitter juga, Tifatul hanya berucap bahwa informasi itu bersifat sampah. “Trash,” kata Tifatul menangapi apa yang disampaikan @triomacan2000. Twitter: @arifpitoyo
Majalah ICT No. 15• Agustus 2013
7
3G
TELEKOMUNIKASI
Terancam Deadlock
”
Selama PCS masih bercokol disitu, maka diprediksi tidak akan pernah ada migrasi 3G, Arif Pitoyo
8
Majalah ICT
No. 15• Agustus 2013
P
roses migrasi 3G sudah dimulai sejak akhir Mei lalu. Axis, yang dijadwalkan selesai melakukan migrasi pada 22 Juli ternyata gagal tepat waktu karena kendala interferensi dengan sinyal PCS milik Smart Telecom. Terkendalanya Axis dalam melaksanakan migrasi tentunya berimbas pada operator lainnya, karena satu dengan yang lain sangat berkaitan, kecuali di wiayah-wilayah yang tidak ada sinyal Axis, maka operator seperti Telkomsel, Indosatm dan XL bisa langsung melakukan migrasi. Sialnya, kendala migrasi Axis justru berada di wilayah utama pemasarn seluler 3G, yaitu Jawa, Bali, dan Lombok, yang mana sekitar 80% pengguna seluler berada di wilayah tersebut. Dua teknologi, dari dua negara yang berbeda, yaitu antara PCS dan WCDMA, tentunya akan saling sulit berdekatan. Teknologi yang sama dengan dua vendor yang berbeda saja susah menyatu, apalagi ini dari dua kutub teknologi yang sangat berbeda, yaitu AS dan Eropa. Apalagi, Kominfo seakan kurang tegas dalam menyelesaikan gangguan interferensi dan seakan lepas tangan dan menyerahkannya kepada operator di lapangan. Apalagi, jumlah BTS yang
TELEKOMUNIKASI terkena radiasi tak main-main, sampai 1.935 unit atau lebih dari 50% BTS milik Axis. Selama PCS masih bercokol disitu, maka diprediksi tidak akan pernah ada migrasi 3G, karena di berbagai negara seperti India, kedua teknologi itu tak bisa ‘akur’. Pemerintah India akhirnya memindahkan PCS dari pita 3G WCDMA, ke pita lainnya Seperti diketahui, Smart Telecom yang berteknologi PCS CDMA menempati frekuensi terluar 3G di pita 2,1 GHz dan berdampingan dengan alokasi yang diberikan untuk Axis yang berteknologi WCDMA di blok 11 dan 12. Pemerintah dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sendiri sudah mendorong agar Smart dan operator CDMA lainnya di pita 800 MHz untuk merger dan menjadi satu entitas besar. Smart sendiri merupakan hasil merger dari Primasel dan Wireless Indonesia (WIN) yang membawa teknologi pasket switch EV-DO dan oleh pemerintah ditempatkan di pita 3G dengan konsekuensi membayar BHP seperti operator 3G meski akhirnya Smart menang di PTUN sehingga membayar BHP sama seperti operator CDMA lainnya. Pemerintah juga akan dipusingkan dengan pengembalian satu blok frekuensi 3G XL sebagai konsekuensi merger dengan Axis, kecuali blok tersebut langsung dialokasikan untuk Indosat karena bila tidak, harus ada penataan 3G lagi dan migrasi lagi. Sayang sekali energy dihabiskan hany untuk migrasi, sementara Negara lain sudah dua langkah lebih maju dengan teknologi 4G dan LTE-nya. Twitter: @arifpitoyo
Majalah ICT No. 15• Agustus 2013
9
TEKNOLOGI INFORMASI
PC Mulai Tergerus Tablet MajalahICT
10
Majalah ICT
No. 15• Agustus 2013
M
embanjirnya produk komputer tablet membuat konsumen berpaling ke produk tersebut. Akibatnya, penjualan personal computer (PC) dan notebook turun hingga 20 persen. Penjualan komputer yang terdiri dari dekstop dan laptop pada kuartal II 2013 turun hingga 15 persen-20 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012 lalu. Konsumen tampaknya semakin meminati tablet dan smartphone ketimbang membeli PC baru. Penurunan penjualan notebook ini sudah tidak diragukan lagi lantaran persaingan yang ketat dan semakin populer dan maraknya smartphone atau tablet. Fitur yang semakin lengkap, harga yang semakin kompetitif dan mobilitas yang lebih tinggi membuat pasar smartphone serta tablet ini menggerus perhatian para calon pembeli notebook
TEKNOLOGI INFORMASI
”
Munculnya tablet yang berharga murah memukul penjualan PC.
dan mulai menggantikan pasar notebook. Berdasarkan catatan Apkomindo, angka penjualan notebook bahkan lebih rendah dibanding penjualan tablet. Tercatat, penjualan produk notebook di seluruh Indonesia hanya mencapai 3,1 juta unit dalam 6 bulan terakhir. Sedangkan komputer tablet terjual lebih dari 3,175 juta unit. Para pengusaha komputer PC rakitan kini semakin menjerit karena produknya tergerus oleh tablet, smartphone. Pengusaha komputer lokal banyak yang banting setir ke usaha lainnya. Karena dengan hanya menjadi reseller PC built up merek terkenal, margin keuntungannya menjadi sangat kecil. Penjualan PC rakitan menurun drastis, apalagi komponennya juga makin langka di pasaran. Kebijakan pemerintah terkait tender di lingkungan pemerintah yang mengharuskan penggunaan PC dari merek terkenal juga ikut memicu penurunan penjualan PC rakitan. Industri PC Nasional sendiri sudah memasuki masa sulit sejak tahun lalu, dan diprediksi masih akan berlanjut tahun ini. Berdasarkan data lembaga riset IDC, penjualan komputer pada 2012 anjlok dibandingkan dengan 2011. Secara global, penjualan komputer turun 6,4 persen dan hanya mencatat angka penjualan sebesar 89,8 juta unit pada kuartal keempat 2012. IDC juga mengungkapkan pasar PC di wilayah Asia Pasifik, termasuk Jepang, mengalami penurunan dua digit pada kuartal pertama tahun ini akibat permintaan lemah dan belum familiarnya sistem operasi baru Windows 8. Gartner menyebutkan munculnya tablet yang berharga murah memukul penjualan PC, terutama di negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Di negara yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tablet yang tidak mahal menjadi pilihan bagi banyak orang, mereka menunda untuk membeli PC. Penjualan Lenovo turun 0,6 persen dan HP drop sekitar 4,8 persen. Sementara dua perusahaan yang berbasis di Taiwan, yaitu Acer dan Asus, bahkan mengalami penurunan yang lebih signifikan. Acer mengalami penurunan 35 persen, sedangkan Asus terjungkal 20,5 persen.
Majalah ICT No. 15• Agustus 2013
11
PROFIL
Eddy Satriya
Birokrat yang Dekat Komunitas
Arif Pitoyo
R
asanya aneh apabila ada orang dari komunitas dan industri teknologi informasi dan komunikasi yang tidak mengenal Eddy Satriya. Karena kiprahnya di bidang TIK yang sudah dimulai sejak 1989 sangat nyaring terdengar. Apalagi posisinya saat ini sebagai Asisten Deputi Infrastruktur dan Telematika membuatnya makin dekat dengan komunitas TIK. Sejak lulus Fakultas Elektro ITB pada 1989, Eddy langsung bekerja di program manajemen konsultan konsorsium Bank Dunia dan NTT Jepang yang merumuskan mengenai pembangunan telekomunikasi pada Repelita 4. “Jadi waktu itu Telkom kebetulan sedang membangun, jadi saya ikut membidangi lahirnya Telkomsel pada 1994 bersama Bu Koes (Koesmarihati) dan Pak Rudiantara,” ujarnya di ruang kerjanya di Kantor Menko Perekonomian, belum lama ini. Waktu itu yang menjabat sebagai Komisaris Utama adalah Menteri Muda Bappenas Rahardi Ramelan dan Eddy Satriya menjadi Sekretaris Dewan Komisaris yang pertama.
12
Majalah ICT
No. 15• Agustus 2013
PROFIL “Saya ingat pertama kali menerima amplop gaji dari Pak Thomas Sijabat, Direktur Keuangan Telokomsel yang pertama,” kenangnya. Setelah itu, Eddy masuk ke Bappenas yang juga mengurusi masalah TIK sampai 2005 dan berkarir sebagai PNS di Kementerian Perekonomian yang juga mengurusi infrastruktur telematika. “Itu mungkin yang membuat saya dekat dengan komunitas. Mereka keluar masuk dan saya tetap disini (ICT),” tuturnya. Selama pengalamannya puluhan tahun di birokrasi bidang telematika, Eddy melihat ICT belum menjadi prioritas dalam perekonomian nasional, karena kalah dengan infrastruktur jalan dan listrik. Padahal, tambahnya, ICT seharusnya menjadi meta infrastruktur, yaitu infrastruktur dasar yang mampu memberdayakan infrastruktur lainnya atau dengan kata lain, ICT adalah infrastrukturnya infrastruktur. “Awareness dari para pemimpin memang perlu ditingkatkan agar mereka aware akan manfaat ICT sehari-hari karena ICT sudah seharusnya berada di depan infrastruktur lainnya,” kata bapak dengan satu putra dan dua putri ini. Pria yang hobi jogging dan golf ini selalu berusaha meluangkan waktu di akhir pekan untuk keluarga, sehingga setiap adaperjalanan dinas, diusahakan Sabtu pagi sudah ada di rumah. “Meskipun seringnya tidur, tapi tetap merasa nyaman berada di tengah keluarga,” katanya. Eddy mengaku sangat bersyukur menjadi pegawai negeri sipil (PNS) karena dengan demikian dia memiliki peluang yang sangat besar untuk membantu orang lain tanpa merepotkan orang lain tersebut. “Kalau kita bisa mempermudahnya, kenapa mesti dipersulit? Asal jangan orang nginjak kita baru kita tolong, itu namanya tidak benar,” tuturnya. Ketika disinggung apa harapannya yang belum tercapai sampai saat ini, Eddy mengaku ingin melihat pemerintahan, khususnya di bidang telematika diisi oleh birokrat yang profesional, bukannya akademisi dari kampus karena antara praktik dan teori sering tidak ketemu. “Saya juga ingin menulis buku soal reformasi birokrasi,” ujarnya.
Majalah ICT No. 15• Agustus 2013
13
GALERI
Canon raih TOP Brand—Tahun 2013 ini, camcorder dan kamera digital Canon kembali meraih TOP BRAND AWARD untuk keenam kalinya secara berturut-turut sejak 2008 dari Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing. Prestasi ini membuktikan kesuksesan Canon dalam membangun dan mempertahankan kekuatan merek.
Fujitu gelar Red Arrow—Fujitsu menggelar Red Arrow, sebuah program magang terstruktur selama dua bulan yang ditujukan bagi para mahasiswa jurusan Teknologi Informatika. Program ini menawarkan kesempatan bagi mahasiswa terpilih mengeksplorasi inovasi terdepan di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dihadirkan Fujitsu.
APJII pilih Miss Internet—Pengguna Internet di Indonesia meningkat drastis. Sebagai sebuah apresiasi dan dorongan untuk perempuan Indonesia, khususnya di Bali, dihelat program Miss Internet Bali 2013. Ini program pertama di Indonesia untuk mendukung peran perempuan dalam pemanfaatan teknologi dan informasi.
Kepedulian Sosial Ramadhan Indosat— Indosat menggelar berbagai kegiatan sosial yang melibatkan pelanggan, mitra maupun karyawan, meliputi program Tweet 1000 Berkah, Poin 1000 Berkah, Buka Puasa dan Donasi Anak Yatim, Donor Darah oleh karyawan dan mitra, Paket Buka Puasa Keluarga Pasien Rumah Sakit di 10 Area di Indonesia. 14
Majalah ICT
No. 15• Agustus 2013
GALERI
Lenovo gelar promo Ramadhan—Lenovo merayakan Bulan Ramadan 2013 dengan meluncurkan program promo “Gebyar Ramadhan” untuk pelanggan usaha kecil menengah (UKM) yang ingin membeli notebook dan desktop baru untuk mendukung usaha mereka sampai 15 Agustus 2013.
SanDisk rilis kartu memori—SanDisk merilis kartu memori SanDisk Extreme microSDHC dan microSDXC untuk pengguna yang menginginkan memori yang ditingkatkan dengan cepat untuk ponsel cerdas terbaru, tablet dan kamera. SanDisk Extreme micro SDXC memungkinkan pengguna untuk melakukan lebih banyak hal dengan perangkat mereka.
Esia rilis Air Flash Alcatel One Touch 220C—Layanan suara dan SMS masih belum ditinggalkan oleh masyarakat dalam berkomunikasi. Karena masih banyaknya minat masyarakat pada layanan suara dan SMS, Esia bersama-sama dengan PT Air Hidup meluncurkan Air Flash Alcatel One Touch 220C.
Rakuten gelar Ramadhan Sale—Menyambut Ramadan dan Idulfitri 2013, Rakuten menggelar Rakuten Belanja Online Ramadan Super Sale yang memberikan penawaran program diskon khusus hingga 50%, cicilan 0% dan ongkos kirim gratis di www.rakuten.co.id dari 19 Juli – 2 Agustus 2013.
Majalah ICT No. 15• Agustus 2013
15
BEDAH GADGET
Nokia Asha 210
Asa Nokia lewat
16
Majalah ICT
No. 15• Agustus 2013
Majalah ICT
D
alam 4 tahun terakhir, penjualan Nokia meredup, terutama seiring dengan dibanjirinya pasar Indoenesia dengan BlackBerry dan sejumlah ponsel android. Nokia, lewat Nokia Asha 210 mencoba menggali kembali kejayaannya dengan fitur khusus dual SIM serta tombol khusus untuk akses cepat ke jejaring sosial atau aplikasi sosial. Nokia Asha 210 dengan Qwerty akan dijual di Indonesia dengan harga ritel Rp 699.000 dan akan hadir dalam warna merah, kuning, cyan, hitam, magenta dan putih. Asha 210 menyediakan tombol yang disebut tombol Gaul, tombol ini sejatinya merupakan shortcut untuk memudahkan konsumen untuk mengakses aplikasi tertentu atau Internet, yang menarik Anda bisa mengatur tombol ini sebagai akses cepat untuk Facebook, WhatsApp, Twitter atau untuk peramban/browser. Asha 210 juga dilengkapi kamera 2MP, pengguna bisa mengakses kamera meski ponsel terkunci.
BEDAH GADGET
Spesifikasi
Nokia Asha 210 Tipe : CandyBar Dimensi : 111.5 x 60 x 11.8 mm Berat : 97.3 g Layar : 320 x 240 pixels, 2.4 inches (~167 ppi pixel density) Jenis layar : TFT, 65K colors Warna Hp : Yellow, Black, White, Cyan, Magenta Ringtone Tipe : MP3 ringtones Memory Internal : 64 MB Slot microSD : yes, up to 32 GB RAM : 32 MB Koneksi : GPRS, EDGE, Wi-Fi 802.11 b/g, Bluetooth v2.1 with EDR, microUSB OS : Series 40 UI Message : SMS(threaded view), MMS, Email, IM Browser : WAP 2.0/xHTML Kamera utama : 2 MP, 1600×1200 pixels, White balance presets, Digital zoom, Video QCIF@ 176 x 144 pixels 10fps Radio : FM, Stereo, RDS Java : Yes
Fitur Smart Camera, Smart Portrait (panduan suara untuk memfoto self portrait) dan fasilitas mengedit foto langsung dari aplikasi kamera disediakan pula di ponsel ini. Nokia juga menghadirkan fitur untuk berbagi foto, video dan konten lainnya dengan ponsel lain tanpa harus pairing menggunakan bluetooth, teknologi yang memungkinkan hal ini adalah teknologi inovatif SLAM. Nokia Xpress Browser dan Nokia Nearby juga telah disematkan pada ponsel ini. Selain itu Nokia juga bekerja sama dengan Telkomsel untuk melakukan bundling paket data serta fasilitas potong pulsa untuk pembelian aplikasi. Berbagai aplikasi bisa dibeli lewat Nokia Store, termasuk berbagai aplikasi lokal. Disebutkan bahwa ada 120.000 aplikasi untuk Asha Platform dan S40, 6.000 diantaranya aplikasi lokal. Sistem operasi yang digunakan untuk ponsel ini adalah S40. Teknologi easy swap juga disematkan dalam ponsel Dual SIM ini, yang memudahkan berganti kartu tanpa harus mematikan ponsel. Aplikasi bawaan yang telah disediakan antara lain WhatsApp, LINE serta game seperti FIFA 13, Need for Speed Shift, Medal of Honor dan Beheweled secara gratis. Sedangkan untuk paket bundling dengan Telkomsel disediakan antara lain paket satu bulan data gratis yang mencakup gratis bonus 60 menit bicara, 60 SMS dan 500 MB akses data. Jika mengaktifkan lewat menu *303*1# pengguna juga bisa menikmati akses gratis ke Facebook. Ponsel Nokia Asha 210 akan mulai tersedia di Indonesia awal Agustus 2013.
Majalah ICT No. 15• Agustus 2013
17
REGULASI
Perlunya Aturan Interkoneksi Baru Heru Sutadi
18
Majalah ICT
No. 15• Agustus 2013
D
alam kompetisi yang demikian ketat, interkoneksi—ketersambungan secara fisik maupun sistem—memegang peranan penting. Interkoneksi dapat dikatakan menjadi pilar dari kompetisi itu sendiri. Bayangkan jikalah satu operator tidak dapat terhubung dengan operator lainnya, atau jika ada operator yang menutup diri dari operator lainnya, maka yang terjadi adalah operator tersebut hanya bak jaringan intercom raksasa, pengguna hanya bisa menghubungi pengguna lainnya dalam satu operator yang sama saja. Aturan mengenai interkoneksi di Indonesia dikembangkan dengan prinsip adil, transparan, dengan waktu yang jelas dan berbasis biaya. Aturan ini berdasar Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 8 tahun 2006. Meskipun, bahkan karena sudah lebih dari 5 tahun (sekarang berarti sudah 7 tahun), seyogyanya aturan ini segera diformulasikan kembali. Ada beberapa alasan reformulasi, yang salah satunya adalah arah perkembangan telekomunikasi yang berbasis internet protocol (IP). Penghitungan biaya network elemen untk berbasis IP tentu berbeda dengan penghitungan berbasis packet maupun circuit switch. Transfer pulsa antaroperator, sebenarnya sudah mengarah pada pemanfaatan
REGULASI apakah tetap seperti forward looking LRIC (FL LRIC) dengan bottom up atau pure LRIC, ini yang perlu dielaborasi lebih jauh mengingat kondisi Indonesia yang agak berbeda. Soal aturan mengenai titik interkoneksi (POI) maupun titik pentarifan (POC), juga diwacanakan untuk diatur kembali. Hal ini karena saat ini terjadi ketidakefisienan penyelenggaraan interkoneksi. Pengaturan baru diperlukan untuk penentuan penyelenggara dominan interkoneksi berbasis IP ini. dievaluasi juga baik kriteria penentuan Dari diskusi yang berkembang, PM maupun pendapatan kotor (gross No.8/2006 perlu disesuaikan dengan revenue) pada angka 25% mengingat perkembangan terkini dari industri penguasaan satu operator yang saat telekomunikasi. Seperti, kewajiban ini mencapai lebih dari 50%. penyampaian Regulatory Finance Dan terutama yang cukup penting Report (RFR) setiap tahun. Karena adalah agar regulator segera mengatur perhitungan tidak dilakukan setiap dan mengeluarkan kebijakan IP tahun, kewajiban ini perlu ditinjau based interconnection. Penggunaan kembali mengingat usaha yang interkoneksi berbasis IP sudah sangat diperlukan untuk menyampaikan RFR umum sekarang ini. Dengan teknologi sangat besar, apalagi di sisi lain, berbasis IP, maka interkoneksi juga penghitungan biaya interkoneksi seharusnya bisa lebih murah, tidak dengan metode forward looking seperti sekarang ini. Selain murah, LRIC, sebenarnya tidak memerlukan penghitungan biaya interkoneksi setiap di beberapa negara interkoneksi berbasis IP juga menawarkan model tahun, melainkan memakai prediksi interkoneksi yang berbeda, yang tidak yang dihasilkan dari LRIC tersebut berbasis biaya lagi, melainkan seperti untuk beberapa tahun ke depan. bill and keep, yang di Indonesia pernah Selain soal penyampaian, perlu juga diaplikasikan pada SMS dengan metode ada perubahan dalam hal standar sender keep all, maupun berbasis akuntasi yang digunakan. Ada kualitas. usulan bahwa template penyampaian Daftar Penawaran Interkoneksi serta RFR dengan standar akuntansi Indonesia. Mengenai acuan metode penghitungan berbasis Long Run Incremental Cost (LRIC), metode ini tetap dapat digunakan. Namun
Majalah ICT No. 15• Agustus 2013
19
CYBERLIFE
Smartphone
Makin Berkuasa N MajalahICT
20
Majalah ICT
No. 15• Agustus 2013
aiknya popularitas telepon seluler pintar atau smartphone disinyalir mengurangi permintaan terhadap kamera digital. Hal ini disebabkan karena smartphone biasanya sudah dilengkapi dua kamera berkualitas tinggi (kamera depan dan kamera belakang). Sebelumnya perkembangan smartphone juga menggerus pasar game konsol dan pemutar musik digital. Tidak hanya kamera digital, smartphone sudah memukul seluruh sektor industri fotografi yang sebelumnya dikuasai Jepang dengan merk-merk seperti Canon, Olympus, Sony, dan Nikon. Perhitungan yang dirilis asosiasi produk kamera dan gambar Jepang, menguatkan pendapat tersebut. Pada September tahun lalu pengiriman kamera digital global dari vendor-vendor Jepang turun sekitar 42 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi 7,58 juta unit. Dari jumlah itu kamera saku mengalami penurunan sebanyak 48 persen. Sementara, kamera dengan harga menengah ke atas mengalami penurunan kecil sekitar 7,4 per sen pada periode itu. Smartphone sendiri menjadi rival yang kuat bagi kamera saku karena menyediakan kemampuan lengkap dalam satu paket, mulai dari foto dengan kualitas tinggi, komputer, dan kemampuan untuk koneksi dengan internet. Akibatnya kini banyak produsen kamera yang selain
CYBERLIFE berusaha meningkatkan kualitas gambar kamera mereka, juga memperkaya feature, seperti feature tahan air atau feature konektivitas wireless. Kemampuan kamera dalam smartphone makin lama makin hebat saja. Liat saja Nokia dengan Lumia 1020 yang menggunakan kamera 41 mega pixel. Tak ketinggalan Apple, Samsung, Sony, HTC juga berlomba-lomba menghadirkan kamera terbaik di smartphone-nya. Pertumbuhan ponsel pintar yang dilengkapi kamera hingga di atas 10 megapiksel sangat signifikan. Namun, meski demikian, praktisi kamera menilai kamera dalam ponsel pintar atau tablet belum bisa menggantikan kamera digital. Merry Harun, Direktur Divisi Canon PT Datascripdistributor tunggal Canon di Indonesia, melihat meski ponsel pintar berkamera sangat booming, namun tetap ada penggemar kamera digital setia di Indonesia, dan jumlahnya sangat banyak. “Nah saat ini compact camera tersaingi oleh smartphone dan tablet. Tapi bukan berarti pasar compact camera hilang dimakan smartphone, karena peruntukannya yang memang berbeda,” ujarnya. Menurut dia, untuk leisure atau kesenangan bisa saja menggunakan smartphone, tetapi untuk dokumentasi masih diperlukan kamera. Canon masih melihat bahwa potensi penjualan kamera digital terutama kamera saku masih sangat berpotensi di Indonesia meski tak bisa dipungkiri mulai terkikis ponsel pintar berkamera. “Namun, karena po tensi masyarakat pada fotografi sangat besar, jadi kebutuhan pasar untuk kamera digital tetap tak berubah,” tuturnya. (ICT/02)
Majalah ICT
No. 15• Agustus 2013
21
Manajemen & Redaksi
T I Majalah C Mengucapkan
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1433 H