e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 03, No.01 Tahun 2015)
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) 1I
1 Nyoman
Ketut Gunawan, Ari Surya Darmawan, 2 I Gusti Ayu Purnamawati
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.
E-mail : {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikkan, dan menurunkan laba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Populasi data dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009-2013 sejumlah 131 perusahaan. Sampel sejumlah 18 perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Secara simultan ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Kata Kunci : Ukuran, Profitabiltas, Leverage, Laba
Abstract Profit management is a condition in which the management interferes with the process of the financial statement compilation for external parties so that profit can be equalized, increased, and decreased. This present study was intended to analyze the impact of the firm’s size, profitability, and leverage on the profit management of the manufacturers registered at the Indonesia’s Stock Exchange. This present study is a quantitative one. The samples were chosen using the sampling purposive method. The secondary data were used, and were analyzed using the multiple regression analysis method. The population included all the manufacturers registered at the Indonesia’s Stock Exchange from 2009 to 2013, totaling 131. The samples totaled 18 manufacturers. The result of the study showed that partially the firm’s size, profitability, and leverage did not significantly affect the profit management. Simultaneously, the firm’s size, profitability, and leverage did not significantly affect the profit management either. Keywords: Size, Profitability, Leverage, Profit
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 03, No.01 Tahun 2015) PENDAHULUAN Suatu laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ‘alat penguji’ dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak – pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikkan, dan menurunkan laba (Schipper, 1989 dalam Panjaitan, 2012). Teori keagenan menggambarkan bahwa manajemen laba terjadi sebagai akibat dari kepentingan ekonomis yang berbeda antara manajemen selaku agen dan pemilik entitas selaku prinsipal. Perbedaan kepentingan ekonomis ini bisa saja disebabkan atau menyebabkan asymmetry (kesenjangan informasi) antara pemegang saham (stakeholders) dan organisasi. (Richardson, 1998 dalam Ujiyantho dan Pramuka,2007). Manajer cenderung lebih melakukan manajemen laba dengan mengendalikan transaksi akrual, yaitu transaksi yang tidak mempengaruhi aliran kas (Friedlan, 1994). Sementara disisi lain, investor juga cendrung memusatkan perhatiannya pada laporan laba rugi karena investor berpendapat bahwa kestabilan laba akan berdampak pada kestabilan dividen. Salah satu faktor yang mempengaruhi manajemen laba adalah
ukuran perusahaan (Halim, dkk. 2005). Halim, dkk. (2005) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Defond (1993) dalam Veronica dan Bachtiar (2003) menemukan bahwa ukuran perusahaan berkorelasi secara positif dengan manajemen laba. Perusahaan besar mempunyai insentif yang cukup besar untuk melakukan manajemen laba, karena salah satu alasan utamanya adalah perusahaan besar harus mampu memenuhi ekspektasi dari investor atau pemegang sahamnya. Faktor lain yang mempengaruhi manajemen laba selain ukuran perusahaan adalah profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Laba sering kali menjadi ukuran kinerja perusahaan, dimana ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan tersebut baik dan juga sebaliknya. Dalam penelitian Muhammad Ary Irsyad (2008) disimpulkan bahwa profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktek perataan laba (manajemen laba). Leverage adalah hutang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai asetnya dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar hutang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dihadapi pemilik sehingga pemilik akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi agar perusahaan tersebut tidak terancam di likuidasi. Jika suatu perusahaan terancam di likuidasi maka tindakan yang mungkin dapat dilakukan manajemen dengan segera adalah manajemen laba. Dengan melakukan manajemen laba, kinerja perusahaan tersebut akan tampak baik di mata pemegang saham dan publik walaupun perusahaannya dalam keadaan terancam di likuidasi. Dalam penelitian Agnes Utari Widyaningdyah (2001) disimpulkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Beda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ary Irsyad (2008) yang menyimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktek perataan laba (manajemen laba). Penelitian ini dibangun dengan adanya
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 03, No.01 Tahun 2015) hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan variabel berupa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan manajemen laba (earning management). Peneliti juga mengambil sampel pada perusahaan manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian yang diambil, yaitu selama 5 tahun (tahun 2009 – 2013). Adapun pengajuan hipotesis dalam penelitian replikasi ini adalah : Terdapat dua pandangan tentang bentuk hubungan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Pandangan pertama menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan manajemen laba, karena perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks dibandingkan perusahaan kecil, sehingga lebih memungkinkan untuk melakukan manajemen laba. Moses (1997) mengemukakan bahwa perusahaan – perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba (salah satu bentuk manajemen laba) dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena memiliki biaya politik lebih besar. Biaya politik muncul dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen. H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Dalam kaitannya dengan manajemen laba (earning management), profitabilitas dapat mempegaruhi manajer untuk melakukan manajemen laba. Karena jika profitabilitas yang didapat perusahaan rendah, umumnya manajer akan melakukan tindakan manajemen laba untuk menyelamatkan kinerjanya di mata pemilik. Hal ini berkaitan erat dengan usaha manajer untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya. Archibalt dalam Herni dan Yulius Kurnia Susanto (2008) menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah cenderung melakukan perataan
laba. Perataan laba merupakan salah satu bentuk dari manajemen laba. Manajer cenderung melakukan aktivitas tersebut karena dengan laba yang rendah atau bahkan menderita kerugian, akan memperburuk kinerja manajer di mata pemilik dan nantinya akan memperburuk citra perusahaan di mata publik. H2 : Profitabilitas Berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Manajemen Laba. Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan antara hutang dan aktiva. Semakin besar hutang suatu perusahaan dibandingkan dengan aktivanya, maka semakin besar resiko yang dihadapi oleh perusahaan untuk membayar kewajibannya. Semakin besar rasio leverage menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio leverage (dimana beban hutang juga semakin besar) maka hal tersebut berdampak terhadap profitablitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. H3 : Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Defond (1993) dalam Veronica dan Bachtiar (2003) menjelaskan perusahaan besar mempunyai insentif yang cukup besar untuk melakukan manajemen laba, karena salah satu alasan utamanya adalah perusahaan besar harus mampu memenuhi ekspektasi dari investor atau pemegang sahamnya. Dalam kaitannya dengan manajemen laba (earning management), profitabilitas dapat mempegaruhi manajer untuk melakukan manajemen laba. Karena jika profitabilitas yang didapat perusahaan rendah, umumnya manajer akan melakukan tindakan manajemen laba untuk menyelamatkan kinerjanya di mata pemilik. Hal ini berkaitan erat dengan usaha manajer untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya. Archibalt dalam Herni dan Yulius Kurnia Susanto (2008) menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah cenderung melakukan perataan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 03, No.01 Tahun 2015) laba. Perataan laba merupakan salah satu bentuk dari manajemen laba. Manajer cenderung melakukan aktivitas tersebut karena dengan laba yang rendah atau bahkan menderita kerugian, akan memperburuk kinerja manajer di mata pemilik dan nantinya akan memperburuk citra perusahaan di mata publik. Leverage adalah hutang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai asetnya dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar hutang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dihadapi pemilik sehingga pemilik akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi agar perusahaan tersebut tidak terancam di likuidasi. Jika suatu perusahaan terancam di likuidasi maka yang dapat dilakukan adalah manajemen laba. H4 : Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage berpengaruh simultan terhadap manajemen laba. METODE Penelitian ini dirancang menggunakan metode kuantitatif dengan desain kausal. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu ukuran perusahaan, Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda disertai dengan uji asumsi klasik, yang terdiri dari : (1) Uji Normalitas, (2) Uji Heteroskedastisitas, (3) Uji Multikolonearitas, dan (4) Uji Autokolerasi. Teknik analisis regresi berganda. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan member bukti empiris dari pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap manajemen laba. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sejumlah 131 perusahaan. Sampel yang digunakan sejumlah 18 perusahaan. Periode pengamatan penelitian dilakukan pada tahun 2009 - 2013. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi
dokumentasi, yang mana studi dokimentasi yaitu dengan melakukan pengumpulkan data sekunder yang berupa catatancatatan, laporan keuangan, maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian in HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dapat dijelaskan hasil sebagai berikut ini: Variabel Manajemen Laba (M_LABA) memiliki nilai minimum 0.202591 dan maksimum 0.425359 dengan rata-rata 0.03360327 dan standar deviasi 0.077586693. Variabel Ukuran Perusahaan (LnSIZE) memiliki nilai minimum 25.83 dan maksimum 31.56, dengan rata-rata sebesar 27.6198 dan standar deviasi 1.35747. Variabel Profitabilitas (PROFITABILITAS) memiliki nilai minimum 0.000928 dan maksimum 0.657201, dengan rata-rata sebesar 0.14500908 dan standar deviasi 0.127099178. Variabel Leverage (LEV) memiliki nilai minimum 0.154361 dan maksimum 0.893964, dengan rata-rata sebesar 0.43713346 dan standar deviasi 0.170689922. Selanjutnya adalah uji normalitas data dengan menggunakan statistik KolmogorovSmirnov. Dalam tabel berikut ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal atau memenuhi asumsi normalitas. Dalam Uji Heteroskedastisitas, penelitian ini menggunakan uji Scatterplot. Pada grafik scatterplot di bawah, terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model transformasi regresi yang digunakan. Kemudian dalam Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau Variance Inflation Factor (VIF). Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabelvariabel dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance lebih dari 10 persen (0,1) atau nilai VIF kurang dari 10 yang berarti tidak ada multikolinearitas antar variabel independen. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 03, No.01 Tahun 2015) regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, Dari hasil uji autokorelasi Durbin–Watson dengan menggunakan spss 17 maka diperoleh nilai DW sebesar 1.629. Dengan melihat kriteria nilai uji Durbin–Watson yaitu 1.587 < DW < 2.32 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Hasil analisis regresi berganda yang menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ditunjukkan pada tabel 1 berikut. Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : M_LABA = 0.032 – 0.029 LnSIZE + 0.114 PROFITABILITAS + 0.194 LEV + e Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut : Nilai konstanta sebesar 0.032, Konstanta sebesar 0.032 menyatakan bahwa jika nilai ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage adalah nol maka manajemen laba yang terjadi adalah sebesar 0.032. Koefisien regresi ukuran perusahaan (LnSIZE) sebesar -0.029. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap
regresi leverage (LEV) sebesar 0.194 Hal ini mengindikasikan bahwa setiap kenaikan tingkat leverage sebesar 1%, jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan manajemen laba sebesar 0.194. Dari hasil olahan data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.220 atau sama dengan 22% artinya hubungan antara variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap variabel manajemen laba tidak kuat. Definisi korelasi ini tidak kuat didasarkan pada nilai R yang berada di bawah 0.5 atau 50%. Pada koefisien determinasi juga ditunjukkan nilai Adjusted R Square. Dari hasil perhitungan, nilai adjusted R square sebesar 0.015 atau 1.5%. Artinya 1.5% variabel manajemen laba dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage. Sedangkan sisanya 98.5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model. Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel – variabel independen dalam model regresi berpengaruh secara individu terhadap variabel dependen. Untuk menentukan hipotesis diterima atau ditolak adalah dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dan nilai signifikansinya dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Dalam hal ini, nilai t-tabel
Tabel 1 Hasil Uji T Model
1
(Constant) Ln_SIZE Ln_PROFITABILITA S Ln_LEV
Unstandardized Coefficients B Std. Error .032 .173 -.002 .006 .069 .068 .088
.049
Standardized Coefficients Beta -.029 .114
T .182 -.261 1.022
.194
1.415
Sig. .856 .795 .310 .073
Sumber: Data diolah
penambahan ukuran perusahaan sebesar 1%, jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan manajemen laba sebesar 0.029. Koefisien regresi profitabilitas (PROFITABILITAS) sebesar 0.114. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap kenaikan tingkat profitabilitas sebesar 1%, jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan manajemen laba sebesar 0.114. Koefisien
adalah 1.66277. Tabel 1 menunjukkan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Karena nilai probabilitas signifikansi variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage lebih besar dari nilai tingkat signifikansi 0,05 dan nilai thitung tiap variabel lebih kecil dari nilai ttabel. Adapun penjelasan terhadap masing – masing
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 03, No.01 Tahun 2015) variabel sebagai berikut : Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan (LnSIZE) secara parsial terhadap manajemen laba. Koefisien regresi ukuran perusahaan adalah -0.029. Hal ini menunjukkan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap manajemen laba. Nilai signifikansi pengujian menunjukkan lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.795, artinya bahwa variasi variabel ukuran perusahaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Hal tersebut diperkuat dengan Nilai thitung yang lebih kecil dari nilai ttabel (thitung < ttabel = 0.261 < 1.66277). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan “ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba”, tidak dapat diterima atau ditolak. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas (PROFITABILITAS) secara parsial terhadap manajemen laba. Koefisien regresi profitabilitas adalah 0.114. Hal ini menunjukkan tingkat profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap manajemen laba. Nilai signifikansi pengujian menunjukkan lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.310, artinya bahwa variasi variabel profitabilitas secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Hal tersebut diperkuat dengan Nilai thitung yang lebih kecil dari nilai ttabel (thitung < ttabel = 1.022 < 1.66277). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan “profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba”, tidak dapat diterima atau ditolak. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh leverage (LEV) secara parsial terhadap manajemen laba. Koefisien regresi leverage adalah 0.194. Hal ini menunjukkan tingkat leverage mempunyai pengaruh positif terhadap manajemen laba. Nilai signifikansi pengujian menunjukkan lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.073, artinya bahwa variasi variabel leverage secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Hal tersebut diperkuat dengan Nilai thitung yang lebih kecil dari nilai ttabel (thitung < ttabel = 1.515 < 1.66277). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan “leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba”, tidak dapat diterima atau keputusan ditolak. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Hasil pengujian pengaruh terhadap manajemen laba dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dengan nilai signifikansi 0.795 dan lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan belum tentu dapat memperkecil kemungkinan terjadinya manajemen laba, karena perusahaan besar lebih banyak memiliki aset dan memungkinkan banyak aset yang tidak dikelola dengan baik sehingga kemungkinan kesalahan dalam mengungkapan total aset dalam perusahaan tersebut. Marrakchi (2001) di Amerika Serikat dengan menggunakan data sampel perusahaan industri tahun 1996 menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba. Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaanperusahaan kecil, karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar. Veronica dan Siddharta (2005) meneliti di BEJ (BEI) pada periode pengamatan 19951996 dan 1999-2002, menemukan ukuran perusahaan berhubungan negatif signifikan dengan manajemen laba. Halim, dkk. (2005) menguji pengaruh ukuran perusahaan pada manajemen laba. Penelitian ini menggunakan 34 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan termasuk Indeks LQ-45 tahun 2001 berturut-turut selama 2 periode (periode Februari 2001 dan Agustus 2001) dan tahun 2002 berturut-turut selama 2 periode (periode Februari 2002 dan Agustus 2002). Ukuran perusahaan diukur dengan market capitalization yaitu jumlah lembar saham beredar akhir tahun dikalikan dengan harga saham penutupan akhir tahun kemudian hasilnya di-log agar nilai tidak terlalu besar untuk masuk ke model persamaan. Manajemen laba diukur dengan menggunakan Modified Jones
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 03, No.01 Tahun 2015) Model. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan pada praktik manajemen laba, Koefisien yang positif menunjukkan semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar pula kesempatan manajer untuk melakukan manajemen laba dimana perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks selain itu perusahaan besar juga lebih dituntut untuk memenuhi ekspektasi investor yang lebih tinggi. Moses (1997) menemukan bukti bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaanperusahaan yang lebih kecil karena perusahaanperusahaan yang lebih besar menjadi subyek pemeriksaan (pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat umum/general public). Hasil lainnya ditemukan oleh Albretch dan Richardson (1990), bahwa perusahaanperusahaan yang lebih besar memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaanperusahaan yang lebih kecil karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang dengan lebih kritis oleh para investor. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Marihot Nasution dan Setiawan (2007) bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, karena perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil dan perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar (Marrakchi, 2001).
menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar penggunaan nilai atas saham yang dimiliki. Untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, dapat dilakukan dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio ini memberikan gambaran mengenai perubahan finansial perusahaan dari tahun ke tahun. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Terdapat dua rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba, yaitu Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Return On Assets (ROA) diukur dengan membagi antara laba bersih setelah pajak (net income after tax) dengan total aset. Sedangkan Return On Equity (ROE) diukur dengan membagi antara laba bersih setelah pajak (net income after tax) dengan ekuitas (total modal sendiri). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Return On Assets (ROA) dalam mengukur tingkat profitabilitas. Hasil pengujian pengaruh terhadap manajemen laba dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dengan nilai signifikansi 0.310 dan lebih besar dari 0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas tidak memberikan pengaruh dalam pembatasan manajemen laba. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tidak akan melakukan manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ary Irsyad (2008) yang menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan bisnis yang dilakukannya (Ghost,et. al., 2000). Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aktiva dan pasiva dalam suatu periode. Investor
Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan antara hutang dan aktiva. Semakin besar hutang suatu perusahaan dibandingkan dengan aktivanya, maka semakin besar resiko yang dihadapi oleh perusahaan untuk membayar kewajibannya. Semakin besar rasio leverage menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 03, No.01 Tahun 2015) semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio leverage (dimana beban hutang juga semakin besar) maka hal tersebut berdampak terhadap profitablitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Berdasarkan teori agensi (agency theory) yang diungkapkan oleh Jensen dan Meckling (1976), perusahaan dengan proporsi hutang yang tinggi dalam struktur pemodalannya akan mempunyai biaya pengawasan (monitoring cost) yang lebih besar. Biaya pengawasan (monitoring cost) ini timbul karena kepentingan pemilik dalam perusahaan tersebut untuk mengawasi tindakan manajemen dalam mengelola dana dan fasilitas yang diberikan oleh pemilik untuk menjalankan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai leverage yang tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi yang memadai bagi pemilik, pemegang saham dan kreditur. Dua indikator pengukuran variabel leverage yang sering digunakan adalah debt to total asset ratio dan debt to equity ratio. Rasio hutang terhadap total aktiva (debt to total asset ratio) diukur dengan membagi antara total hutang dengan total aset, sedangkan rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) diukur dengan cara membagi total hutang perusahaan dengan ekuitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan debt to total asset ratio dalam mengukur tingkat leverage. Hasil pengujian pengaruh leverage terhadap manajemen laba dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dengan nilai signifikan 0.073 dan lebih besar dari 0.05. Hal ini membuktikan bahwa leverage erat kaitannya dengan manajemen laba. Hal ini diduga menjadi bukti tidak berpengaruhnya leverage terhadap manajemen laba. Dengan semakin tingginya tingkat hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka hal tersebut mendorong manajemen untuk melakukan manipulasi laba untuk meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan agar
investor tetap mau berinvestasi di perusahaan tersebut. Walaupun pada kenyataannya keuangan perusahaan sedang terancam akan resiko dilikuidasi. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes Utari Widyaningdyah (2001) yang mana Agnes Utari menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba yang mana penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ary Irsyad (2008) serta Rohans Rivaldo 2013 yang mana mereka menyatakan leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian di atas dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Secara Parsial Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan belum tentu dapat memperkecil kemungkinan terjadinya manajemen laba, karena perusahaan besar lebih banyak memiliki aset dan memungkinkan banyak aset yang tidak dikelola dengan baik sehingga kemungkinan kesalahan dalam mengungkapan total aset dalam perusahaan tersebut. Kemudian dalam pengujian profitabilitas menyimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas tidak memberikan pengaruh dalam pembatasan manajemen laba. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tidak akan melakukan manajemen laba. Serta variabel yang terakhir, yaitu leverage terhadap manajemen laba dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini membuktikan bahwa leverage erat kaitannya dengan manajemen laba. Hal ini diduga menjadi bukti tidak berpengaruhnya leverage terhadap manajemen laba. Dengan semakin tingginya tingkat hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka hal tersebut mendorong manajemen untuk melakukan manipulasi laba untuk meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan agar investor tetap mau berinvestasi di perusahaan tersebut.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 03, No.01 Tahun 2015) Walaupun pada kenyataannya keuangan perusahaan sedang tidak sehat atau bahkan terancam akan dilikuidasi. Secara simultan Bahwa dapat disimpulkan variabelvariabel seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, yaitu manajemen laba. Saran pada penelitian ini sebagai berikut Melalui penelitian ini yang telah peneliti uji, maka sangat diharapkan untuk penelitianpenelitian berikutnya agar menggali informasi terkait variabel-variabel yang relevan untuk diuji terkait dengan pengaruhnya terhadap manajemen laba. Jika terdapat penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan dengan pengujian pengaruhnya dengan manajemen laba, adapun penelitian tersebut dapat menambah periode waktu yang digunakan agar pengujian dalam penelitian tersebut dapat menyimpulkan apakah ukuran perusahaan secara konsisten tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Selain itu, penelitian berikutnya diharapkan mampu memberikan referensi rumus manajemen laba yang konsisten dan relevan sehingga dalam hasil pengujian memberikan jawaban yang memiliki keterandalan. Tidak hanya itu, peneliti juga mengharapkan terdapat penelitianpenelitian berikutnya yang bersifat mengungkap untuk menggali penyebabpenyebab mengapa variabel-variabel di atas, seperti ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Bagi peneliti yang akan datang, dapat memasukkan variabel tambahan seperti rasio keuangan yang lain atau faktor-faktor lain sehingga dapat menghasilkan variabel yang mempengaruhi secara signifikan terhadap manajemen laba (discretionary accruals).
DAFTAR PUSTAKA Albercht, W.D. dan F.M. Richardson.1990. Income Smoothing by Economic Sector. Journal of Business Finance dan Accounting, Vol. 17, No.5, 713730.
Friedlan, John M. 1994. Accounting Choices of Issuers of Initial Publik Offerings. Contemporary Accounting Research, Vol.11, Summer 1994, 131. Ghosh, Arvin, Francis Cai and Wenhui Li, 2000. The Determinants of Capital Structure. American Business Review, Vol. 18, Issue 2, pp. 129132. Halim, J, Meiden, C dan Tobing. 2005. Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam Indeks LQ – 45. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Irsyad, Muhammad Ary. 2008. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Risiko Perusahaan dan Leverage Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan – Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index. Skripsi. : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, h. 305-360. Marrakchi S.,Chtourou. 2001. Corporate Governance and Earning Management. Tersedia di: http://paper.ssrn.com, [Di akses pada 4 Juli 2001] Moses,
Douglas O, 1997, Income Smootingand Incentives: Empirical Using Accounting Changes. The Accounting Review, Vol. LXII, No.2, April, pp. 259-377.
Nasution, Marihot.,dan Setiawan, Doddy. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 03, No.01 Tahun 2015) Indonesia. Simposium Akuntansi X.
Nasional
Panjaitan, Thiodora. 2012. Analisa pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Skripsi Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. Ujiantho, Arif Muh. dan B.A. Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X, IAI, Makasar 2007. Veronica, Sylvia dan Bachtiar, Yanivi S. 2004. Good Corporate Governance, Information Asymmetry, and Earnings Management. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Makassar, 26-27 Juli, h 1-26.
________. 2003. Hubungan manajemen laba dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Veronica, Sylvia dan Siddharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium Nasional Akuntansi VII. Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001. Analisis Faktor – Faktor yang Berpengaruh Terhadap Earning Management pada perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 3, No.2, 89-101.