1
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENCIPTAKAN KARYA SKETSA DENGAN KEMAMPUAN MENCIPTAKAN KARYA LUKIS PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA SWASTA PERSIAPAN STABAT TA 2014 / 2015 ROHIMAN & Drs. Sugito, M.Pd. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan Abstrak Rohiman, Nim 2111551008, Hubungan Antara Kemampuan Menciptakan Karya Sketsa Dengan Kemampuan Menciptakan Karya Lukis Pada Siswa Kelas XI Ipa 1 Sma Persiapan Stabat Ta 2014 / 2015. Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni (FBS) Universitas Negeri Medan, 2015 Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan, besar sumbangan dan signifikan hubungan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis pada siswa SMA kelas XI IPA Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik tes yaitu tes menciptakan karya sketsa dan menciptakan karya seni lukis, hasil tes kemudian diobservasi dan dinilai oleh tiga orang penilai, yang hasilnya dinyatakan dalam bentuk angka peuluhan. Selanjutnya teknik analisis data menggunakan metode korelasional (correlational research), uji normalitas dengan teknik liliefors, dan linieritas dengan regresi metode kuadrat terkecil. Hasil penelitian membuktikan ada hubungan yang linier antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis hal ini ditandai hasil persamaan regresi Y = 8,28 + 0,87 X (b bertanda positif). Kemudian hal penelitian membuktikan bahwa: 1. Ada hubungan yang positif antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis hal ini dibuktikan dengan perolehan r sebesar 0,76. 2. Kemampuan menciptakan karya sketsa memberikan kontribusi pada kemampuan menciptakan karya seni lukis pada siswa kelas XI IPA 1 sebesar 58% 3. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis, hal ini dibuktikan dengan perolehan π‘βππ‘π’ππ sebesar 6,18 π‘π‘ππππ untuk n= 30, dk= 28, Ξ± 0,005 = 2,048, (π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ ) Kata Kunci : Lukis dan Sketsa.
2
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masih banyak ditemukan kelemahan-kelemahan yang sifatnya sangat mendasar bagi keutuhan sebuah karya seni lukis. Kelemahan yang dimaksud seperti kemampuan dasar melukis yang kurang baik, kemampuan melahirkan garis-garis yang spontan penuh ekspresi serta ensensil dan tidak dapat menciptakan bentukbentuk secara lancar pada bidang dua dimensional. Hal demikian terjadi, karena siswa kurang memiliki wawasan dan kemampuan dalam bersketsa. Sketsa pada hakikatnya adalah gambar ekspresif yang mengutamakan permainan spontanitas garis dalam menciptakannya, baik untuk karya sketsa yang bersifat rancangan (studi) maupun karya bersifat final. Sangat penting dan sangat baik memiliki kemampuan dalam menciptakan sketsa sebelum beranjak pada kegiatan menciptakan karya seni lukis. Sehingga akibat dari kelemahan tersebut tentunya tidak dapat menggembirakan semua pihak yang terkait dalam peroses belajar dan mengajar termaksud siswa tersebut B. Identifikasi Masalah Mengacu Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, terdapat ketimpangan hasil belajar seni lukis siswa yaitu kelemahan dasar dalam melukis, kurang kemampuan dalam mengorganisir garis, sehingga berdampak pada hasil belajar seni lukis yang kurang maksimal. Kelemahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kemampuan dasar melukis masih kurang baik Belum mampu melahirkan garis β garis yang spontan Belum terbiasa menciptakan bentuk β bentuk secara lancar Pemanfaatan garis yang belum baik Kurangnya kemampuan mengorganisir garis Kurangnya memiliki kemampuan menciptakan sketsa
C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah, keterbatasan waktu, dana dan kemampuan teoritis, maka dalam hal ini penulis membatasi permasalahan yaitu pada hubungan menciptakan karya sketsa dengan menciptakan karya seni lukis melukis. D. Rumusan Masalah 1. Untuk membuktikan ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya lukis. 2. Untuk melihat besar sumbangan (kontribusi) antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis. 3. Untuk melihat besar hubungan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis
3
E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya lukis. 2. Seberapa besar sumbangan (kontribusi) antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya lukis. 3. Seberapa besar hubungan kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya lukis F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Manfaat praktis a. Manfaat bagi guru, siswa dan sekolah. Menjadi tambahan pengetahuan dasar tentang melukis, dan bersketsa yang baik, melahirkan garis-garis yang spontan dan ekspresif. b. Manfaat bagi peneliti Sebagai bahan masukan bagi peneliti, sebagai sumber ilmu pengetahuan ilmiah yang objektif dan sebagai latihan untuk memperoleh pengalaman awal dalam penelitian selanjutnya dikemudian hari.
2.
Manfaat teoritis a. Sebagai sumber bahan referensi ilmiah dalam dunia penelitian, khususnya bidang yang berkaitan dengan menciptakan karya seni lukis dan sketsa khusunya Seni Rupa. b. Menambah literatur sebagai bahan tambahan ilmiah untuk mahasiswa jurusan Seni Rupa.
KAJIAN PUSTAKA A. Masalah Seni Lukis 1. Pengertian Seni Lukis Seni lukis adalah salah satu bagian cabang dari kegiatan seni rupa yang merupakan visualisasi ide dan pesan atau suatu misi tertentu dengan unsur garis dan warna yang dituangkan diatas bidang datar (dua dimensional) seperti kertas maupun kanvas. Seni lukis juga dapat disebut sebagai seni berkomunikasi yang disampaikan lewat bahasa visual sepeti garis dan warna, sehingga seni lukis merupakan pengucapan pengalaman artistik. Kemudian dalam buku diksi rupa Seni lukis menurut Soedarso SP adalah pengungkapan atau pengucapan pengalaman artistik yang ditampilkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan garis dan warna. (Mike Susanto, 2002:241). Sedangkan dalam buku pelajaran seni rupa dan desain Seni lukis adalah salah satu lingkup seni rupa berwujud dua dimensi. Umunya dibuat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan lainnya. (Sachari. Agus, 2007:11).
4
2. Unsur β Unsur Seni Lukis Unsur-unsur seni lukis adalah semua bagian yang mendukung terwujudnya karya seni lukis. Suatu pendapat tentang unsur-unsur seni lukis yaitu βnampaknya terdapat lima buah elemen seperti itu ialah irama garis, masa bentuk-bentuk, ruang, terang gelap, warna, dan dalam banyak hal seperti itulah urutan prioritasnya sekalipun tidak mutlak penting urutan itu, melainkan sekedar menyatakan tahapantahapan yang berurutan didalam hati si senimanβ. (Read, 1959:20) a. b. c. d. e. f.
Garis Bidang Ruang Tekstur Warna Gelapterang
3. Prinsip Seni Rupa Kata komposisi berasal dari bahasa inggris yaitu compotion yang artinya susunan. Dalam bidang seni rupa, khususnya seni lukis komposisi dapat diartikan susunan unsur seni rupa atau seni lukis dengan mengikuti kaidah- kaidah tertentu sehingga membentuk seni lukis. Adapun kaidah-kaidah komposisi itu meliputi kesatuan (unity), keseimbangan (balance) dan irama (rhytme). 4. Unsur Idioplastis Seperti telah dikemukakan terdahulu, unsur-unsur seni lukis adalah semua yang mendukung bagi terwujudnya karya seni lukis itu sendiri. Unsur-unsur tersebut bersifat fisik dan non fisik, unsur non fisik dalam istilah lain disebut unsur idioplastis, yaitu unsur-unsur yang bersifat pisikis. Secara tegas unsur idoplastis pada karya seni lukis terbagi dua unsur yaitu unsur ide dan tema atau pokok masalah yang diungkapkan dalam karya (subject matter).
5. Seni Lukis Sebagai Media Ekspresi Dalam aktifitas seni lukis ekspresi memegang peranan penting sebagai faktor penyalur ide untuk terciptanya suatu kebutuhan tadi. Seni lukis sebagai media ekspresi dapat diartikan sebagai alat untuk berekspresi karena seni lukis pada proses penciptaannya mengutamakan ekspresi. Dalam buku ensiklopedia Indonesia volume 2 dinyatakan, βEkspresi (lat.expresion), ungkapan, pengutaran cara pertanyaanβ (Rosidi, 1980:899). Kemudian dalam buku kamus Inggris Indonesia tertera, βekspression : pengucapan, kelahiran, pernyataan, pencurahanβ (E. Pino, t. Wittermans, 1954:136). Kemudian pendapat lain mengatakan : Ungkapan emosional atau ekspresi dijelaskan melalui dua cara penyaluran, yaitu cara yang kreatif dan tidak kreatif, cara penyaluran yang kreatif adalah cara yang menghasilkan karya seni. (Graha, 1980:45). 6. Fungsi Seni 5
Sebagai mana sudah dijelaskan pada sub bab diatas bahwa, adalah seni lukis sebagai wadah berekspresi. Maka sebagaimana pula diketahui seni adalah bagian dari kebudayaan. Seni merupakan kebutuhan manusia dan seni lukis merupakan penjelmaan dari keinginan manusia untuk mewujudkan bahasa perasaan kedalam bentuk visual yang tentunya memenuhi persyaratan artistik. Mengapa seni lukis diciptakan orang dan untuk apa pula diciptakan adalah suatu pertanyaan yang tidak mudah untuk menjawabnya. Tetapi walau bagaimanapun seni lukis diciptakan karena manusia memerlukannya. Bila kebutuhan manusia terdiri atas kebutuhan jasmani dan rohani maka seni lukis merupakan wujud kebutuhan dan rohani. Demikian fungsi seni itu dapat dibedakan menjadi dua fungsi, yaitu fungsi individual dan sosial fungsi individual, individual berlaku bagi seniman melalui proses penciptaan karya seni lukis, sedangkan fungsi sosial berlaku bagi semua orang, termaksud seniman melalui proses apresiasi. 7. Medium Dalam Seni Lukis Medium dalam seni lukis adalah bahan yang digunakan dalam menciptakan karya seni lukis. Medium atau bahan yang digunakan dalam menciptakan karya seni lukis adalah sangat tidak terbatas, tergantung pada kecocokan dan kemampuan pencipta menggunakannya sesuai dengan karya yang dikerjakan. Adapun medium yang sering digunakan dalam penciptaan karya seni lukis antara lain : cat minyak, cat air, pastel, benda-benda limbah seperti bulu, kertas pensil hitam, pinsil warna, tinta cair dan tinta kering dan sebagainya. B. Masalah Sketsa 1. Pengertian Sketsa Sketsa atau sket secara umum dikenal sebagai bagian atau rencana bagi sebuah lukisan. Dalam pengertian itu, sketsa lebih merupakan gambar kasar, bersifat sementara, baik di atas kertas maupun diatas kanvas, dengan tujuan untuk dikerjakan lebih lanjut sebagai lukisan. Mengingat sederhana penampilannya, sketsa lebih merupakan persiapan dari lukisan yang akan datang. Sketsa merupakan rencana pendahuluan atau studi pendahuluan dari suatu lukisan yang akan dikerjakan. Sesuai dengan perkembangannya, sketsa dinyatakan juga bukanlah suatu karya seni rupa yang dijadikan sebagai alat dalam berencana atau suatu studi dalam menciptakan karya, kedudukannya melainkan sebagai seni yang berdiri sendiri seperti bagian seni rupa lainnya. Berdasarkan kajian-kajian yang di atas, pengertian sketsa dapat disimpulkan menjadi dua bagian yaitu: a. Sketsa adalah gambar rencana lukisan yang cara pengungkapannya mengutamakan garis dengan komposisi tertentu dan tidak mengutamakan unsur ekspresip. Untuk memperjelas pengertian di atas dapat dicontohkan dengan sketsa di bawah ini :
6
Gambar 2.16 Sketsa Sumber Gambar : M. Ginting 1985:16
b. Sketsa adalah gambar ekspresi yang cara pengungkapannya mengutamakan garis dengan komposisi tertentu sebagai karya yang final (utuh), karya yang dapat berdiri sendiri dan memiliki bobot yang sama dengan cabang seni rupa lainnya. Untuk memperjelas pengertian di atas dapat dicontohkan dengan sketsa di bawah ini:
Gambar 2.17 Sketsa dalam bentuk karya final Sumber Gambar : M. Ginting 1985:18
2. Unsur β Unsur Sketsa. Membicarakan unsur-unsur pada sketsa berarti membicarakan unsur-unsur di dalam seni rupa, karena karya sketsa merupakan bagian dari kegiatan seni rupa. Adapun yang dimaksud dengan unsur-unsur sketsa ialah semua bagian yang mendukung terwujudnya karya sketsa. Sebagaimana unsur-unsur seni rupa, seni sketsa tersusun atas unsur-unsur yaitu garis, bidang, wana, ruang, tekstur, dan bentuk. a. Unsur indioplastis yaitu tema, isi dan ide b. Unsur fisikoplastis yaitu titik, garis, bidang dan bentuk c. Tehnik penciptaan, yaitu tehnik membuat goresan dan teknik menyusun unsur-unsur seni rupa (komposisi) 7
3. Teknik Ungkapan Dalam Karya Sketsa Dalam penciptaan karya sketsa untuk mengungkapkan objek atau model yang menjadi ide, garis atau goresan harus dapat memenuhi sifat spontan, puitis dan dinamik. Sifat garis dalam karya sketsa dipertegas lagi seperti yang tertera dalam buku sketsa yaitu : 1) spontan, esensif yang dapat mengesankan kehadiran unsur kepastian tanpa keraguan dalam goresannya dan tidak tersendat-sendat pelaksanaannya. 2) Puitis, berirama dan bervariasi. 3) Dinamik garis-garisnya labil memanisfestasikan adanya gerak. (Ginting. M 1985 : 24)
Sifat yang pertama di atas adalah merupakan sifat keharusan yang harus ada pada karya sketsa. Garis yang digunakan merupakan goresan yang merupakan goresan spontanitas tidak mengesankan keraguan. Garis yang dihadirkan merupakan garis yang esensif, garis hanya mewakili sifat utama dari bentuk-bentuk yang menjadi objek atau model sehingga dapat menjadi central poin karya sketsa untuk dapat dinikmati. 4. Peranan Garis Pada Sketsa Garis dalam pengertian estetika lahir secara emosional dan penampilannya banyak didorong oleh perasaan dan keinginan bersifat individual. Garis estetika dalam karya sketsa dapat memberikan kesan dinamik, perwatakan, puitis dan esensif. Kekuatan dan kelemahan karya sketsa dapat dinikmati 4 Kesan perawatakan garis yaitu : 1) Garis-garisnya dapat mengesankan kepastian, tidak tersendat-sendat dan terbebas dari kebimbangan. 2) Tergantung kepada hasil pemilihan intuitif garis β garis esensial. 3) Mengesankan adanya irama dan ritme. 4) Memperlihatkan adanya ciri khas (Ginting. M 1985 :3). Garis dapat dikatakan gambar panjang tanpa demensi. Garis dapat merupakan garis biasa dan garis kontur. Garis yang berwatak disebut dengan goresan, sebab dalam goresan ada unsur emosional. Garis dalam sketsa adalah bervariasi, karena kelahiran garis-garis tersebut sifatnya sangat ditentukan oleh penciptanya yaitu dalam suasana yang bagaimana ia mengekspresikan garis-garisnya. Garis yang tampil berhubungan erat dengan perwatakan atau garis yang sudah memiliki ciri khas 5. Medium Dalam Sketsa Medium adalah bahan yang digunakan sehingga terjadinya garis goresan untuk menciptakan bentuk tertentu. Sketsa sebagai salah satu media (perwujutan) seni rupa, dirupakan dengan media tertentu. Adapun medium yang digunakan sebenarnya tidak memiliki kreteria tertentu, yang paling penting dengan medium yang tersedia dapat diekspresikan suatu hasrat. Untuk perwujutannya alat seperti pena, kuas, pensil, arang maupun alat lain ciptakan sendiri yang dapat dan dirasa cocok untuk digunakan. Pensil dan arang merupakan media yang fleksibel serta dapat menghasilkan jejak-jejak yang cukup bervariasi. Namun kecuali mudah terhapus, umumnya nilai kepekaannya kurang. Penggunaan media basah dalam sketsa menampilkan goresan yang pekat, jelas, dan memiliki kemungkinan untuk divariasikan pula penggunaanya.
8
C. Penelitian Relevan Penelitian Sugito,1992 menyimpulkan bahwa1. sesungguhnya kemampuan menciptakan karya seketsa memiliki regresi yang linier dan korelasi yang positif terhadap kemampuan menciptakan karya seni lukis walaupun hanya diteriman pada tarafnyata 0,05. 2. Ada sumbangan (kontribusi) antara kemampuan menciptakan karya sketsa terhadap kemampuan menciptakan karya seni lukis pada mahasiswa jurusan Pen. Seni Rupa IKIP Medan. Besar sumbangan tersebut nyata 29% 3. Setiap perolehan nilai 1 sebagai gambaran kemampuan menciptakan karya sketsa maka diperkirakan kemampuan menciptakan karya seni lukis mahasiswa jurusan pendidikan Seni Rupa FPBS IKIP Medan telah bertambah sebesar 0,38. D. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan bagian dari teori suatu penelitian yang menjelaskan tentang alasan dan argumentasi bagi rumusan hipotesis. (Arikunto, 2000 : 99). Berdasarkan pendapat tersebut, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah : Hubungan kemampuan menciptakan karya sketsa dengnan kemampuan menciptakan karya seni lukis. Kemampuan dasar yang dibutuhkan seseorang dalam menciptakan lukisan diantaranya yang terpenting adalah kemampuan menggaris (menggores) sekaligus membentuk secara lancar pada suatu bidang datar. Dalam penciptaan lukisan yang bersifat figuratif pada umumnya didahului dengan kegiatan menggaris yang sekaligus membentuk sebelum kegiatan mewarnai atau kegiatan lainnya seperti memberi kesan warna, gelap terang, jauh dekatnya objek dan kesan keruangan. Melihat proses yang demikian itu maka kemampuan dalam menggaris haruslah dimiliki terlebih dahulu dengan baik. Oleh karena itu baik atau tidaknya hasil menggaris akan sangat mempengaruhi baik tidaknya hasil lukisan E. Hipotesis Berdasarkan deskripsi teoritis yang telah diungkapkan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. Diduga ada hubungan yang signifikan antar kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya lukis Hipotesis statistik: π»π βΆ π β 0 π»π βΆ π = 0 METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Swasta Persiapan Stabat, adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena : a. Agar relevan dengan masalah yang akan dicari jawabannya. b. Agar relevan dengan manfaat penelitian.
9
c. Guru di skolah tersebut sudah strata pendidikan S1 Seni Rupa dan sudah berpengalaman sekitar 30 tahun dalam pengkajian Seni Rupa 2. Waktu Penelitian Sesuai rumusan masalah penelitian, penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dari bulan Maret sampai dengan Mei 2015. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi yang akan dijadikan objek Penelitian adalah seluruh Siswa Kelas XI IPA SMA Persiapan Stabat yang mengikuti mata pelajaran seni budaya Tahun Ajaran 2014 β 2015 yang terdiri dari tiga kelas yaitu kelas IPA 1, IPA 2 dan IPA 3 yang berjumlah 95 orang. 2. Peneliti hanya membutuhkan satu kelas sebagai sempel, maka kelas diacak chuster dan didapat sampelnya adalah kelas IPA 1 yang berjumlah 30 orang. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional (correlational research) penelitian yang melihat hubungan antara dua gejala (variabel) . Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan mengetahui sejauh mana variable-variable berkaitan (berhubungan) berdasarkan koefisien korelasi D. Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan metode penelitian, desain penelitian ini menggunakan uji korelasi, adapun bentuk bentuk desain penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut :
X
πΏ π
Y = Arah Hubungan = Karya Sketsa = Karya Seni Lukis
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dibutuhkan adanya data yang baik dan tepat, maka untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik tes. Sedangkan jenis tes yang dipakai adalah tes perbuatan yaitu membuat karya sketsa sebagai seni murni memakai alat pena, atau pinsil dan membuat karya seni lukis yang bersifat natural dengan media cat air F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini proses penganalisisan data dilakukan dengan cara statistik korelasi product moment Karl Pearson selanjutnya untuk memenuhi persyaratan uji korelasi dilakukan uji normalisasi dan uji linieritas.
10
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang menggunakan teknik tes, yaitu tes kemampuan menciptakan karya sketsa dan kemampuan menciptakan karya seni lukis. Hasil tes pertama dan hasil tes kedua tersebut diobservasi oleh tiga orang penilai sketsa dan lukis dengan maksud untuk mendapatkan nilai sebagai data yang valid. Berikut tabel hasil penilaian dari ketiga obsever sebagai berikut: 1. Penyajian data hasil penilaian karya sketsa Tabel Penilaiian Lukis X NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Ayu Putrianti Ayu Riski Ananda Annisa Nst Avinas Garry Devi Anggrista S Dwi Fitriani Dwi Anggie Ariska Fajar Khaliza Gemilang Cahya Indah Trisna Wardhani Irma Wati Inggrit R Subabhi Julita Syahfitri Ketrin Nada Lifia Anggrita Linda Ramadhani Muhammad Ilal M Kelvin Alfarabi Nela Wati Nila Dela Prisma Osi Wulandari Rangga Risky Ananda Riski Aldina Fitri Rojula Siti Aisyah Siti Nurhaliza Siregar Syahrul Ramadhan S Vira Audia Yaul Azura Yuda Dwi Kurniawan
11
P1 69 75 73 85 81 67 80 81 76 68 77 69 78 83 80 66 80 78 75 68 77 78 76 72 73 80 83 78 72 85
P2 75 74 74 85 80 70 81 88 70 69 76 70 75 76 70 70 85 75 70 61 75 75 75 70 70 70 85 70 80 75
P3 80 80 80 83 83 78 85 80 78 70 78 79 84 84 78 68 79 78 78 65 85 78 78 80 78 78 87 79 80 80
75 76 74 84 82 70 82 83 74 69 77 72 79 81 76 68 82 77 74 65 79 77 76 73 73 76 85 76 78 80
Keterangan: P1 = Penilaian ke satu ,P2 = Penilai ke dua, P3 = Penilai ke tiga, π₯ = Nilai Akhir Karya Sketsa Setelah dirata β ratakan
2. Penyajian data hasil penilaian karya seni lukis Tabel Penilaian Seni Lukis
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa Ayu Putrianti Ayu Riski Ananda Annisa Nst Avinas Garry Devi Anggrista S Dwi Fitriani Dwi Anggie Ariska Fajar Khaliza Gemilang Cahya Indah Trisna Wardhani Irma Wati Inggrit R Subabhi Julita Syahfitri Ketrin Nada Lifia Anggrita Linda Ramadhani Muhammad Ilal M Kelvin Alfarabi Nela Wati Nila Dela Prisma Osi Wulandari Rangga Risky Ananda Riski Aldina Fitri Rojula Siti Aisyah Siti Nurhaliza Siregar Syahrul Ramadhan S Vira Audia Yaul Azura Yuda Dwi Kurniawan
P1 73 70 80 81 80 70 76 86 70 69 80 70 70 78 70 70 80 75 70 65 80 75 75 80 70 75 83 70 75 82
Y P2 73 75 77 79 83 62 70 83 70 73 78 68 60 78 78 69 83 68 66 63 80 71 74 81 62 62 86 74 72 84
P3 76 80 80 82 78 78 70 83 76 68 78 68 68 78 79 71 79 78 75 64 78 78 75 80 78 83 80 76 78 80
74 75 79 81 80 70 72 84 72 70 79 69 66 78 74 70 81 74 70 64 79 74 76 80 70 75 83 74 75 82
Keterangan: P1 = Penilaian ke satu ,P2 = Penilai ke dua, P3 = Penilai ke tiga, P4 = Penilai ke empat π¦ = Nilai Akhir Kemampuan Menciptakan Karya Seni lukis Setelah dirata β ratakan 12
3. Penyajian Data Hasil Rata β Rata Penilaian Kemampuan Menciptakan Karya Sketsa dan Seni Lukis Nama Siswa Ayu Putri Yanti Ayu Riski Ananda Annisa Nst Avinas Garry Devi Anggrista S Dwi Fitriani Dwi Anggie Ariska Fajar Khaliza Gemilang Cahya Indah Trisna Wardhani Irma Wati Inggrit R Subabhi Julita Syahfitri Ketrin Nada Lifia Anggrita Linda Ramadhani Muhammad Ilal M Kelvin Alfarabi Nela Wati Nila Dela Prisma Osi Wulandari Rangga Risky Ananda Riski Aldina Fitri Rojula Siti Aisyah Siti Nurhaliza Siregar Syahrul Ramadhan S Vira Audia Yaul Azura Yuda Dwi Kurniawan
75 76 74 84 82 70 82 83 74 69 77 72 79 81 76 68 82 77 74 65 79 77 76 73 73 76 85 76 78 80
74 75 79 81 80 70 72 84 72 70 79 69 66 78 74 70 81 74 70 64 79 74 76 80 70 75 83 74 75 82
Keterangan: π₯ = Nilai Akhir Kemampuan Menciptakan Karya Sketsa Setelah dirata β ratakan π¦ = Nilai Akhir Kemampuan Menciptakan Karya Sketsa Setelah dirata β ratakan B. Pembahasan Dari data yang dikumpulkan dengan tehnik tes perbuatan yaitu menciptakan karya sketsa dan seni lukis, setelah dinilai dan diperoleh data kemampuan menciptakan karya sketsa (X) seni lukis (Y), kemudian dianalisis dan diperoleh hasilnya sebagai berikut:
13
Hasil Observasi Dari hasil observasi yang peneliti lakukan dilapangan bahwa penempatan ornamen boraspati pada rumah adat Batak Toba dan Batak Simalungun memiliki perbedaan, ada dua jenis bentuk ornamen boraspati pada rumah adat Batak Simalungun dan penempatan ornamen boraspati yang berbeda. 1. Uji Analisis Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak sebagai syarat untuk menganalisi data. Keriteria pengujannormalitas ini adalah jika πΏβππ‘π’ππ < πΏπ‘ππππ maka sampel berdistribusi normal dan jika πΏβππ‘π’ππ > πΏπ‘ππππ maka sampel tidak berdistribusi normal. Berikut ini disajikan rangkuman hasil penghitungan uji normalitas Tabel 4.10. Hasil Analisis Uji Normalitas Variabel N πΏβππ‘π’π π Keterangan πΏπ‘ππππ Hasil Menciptakan Karya Sketsa 30 0,1453 0,161 Normal Hasil Menciptakan Karya seni lukis 30 0,1031 0,161 Normal Berdasarkan tabel diatas maka diketahui bahwa data hasil penelitian menciptakan karya sketsa berdistribusi normal yang dibuktikan dengan uji normalitas dimana nilai πΏβππ‘π’ππ 0,1453 < πΏπ‘ππππ 0,161. Selanjutnya untuk data hasil menciptakan karya seni lukis juga berdistribusi normal dengan nilai πΏβππ‘π’ππ 0,1031 < πΏπ‘ππππ 0,161. Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kedua data variabel penelitian distribusi normal 2. Uji Linieritas dan Uji Signifikan Hasil analisis persamaan regresi Y atas X adalah Y = 8,28 + 0,87 X. Diperoleh harga b (koefisien arah) = 0,87 yang bertanda positif, artinya menandakan bahwa rata β rata setiap kemampuan menciptakan karya sketsa diperediksi (diramalkan) memberikan kenaikan pada kemampuan melukis sebesar 0,87 (87%). Berikut ini disajikan ringkasan analisis variasi yang menguji kelinieran dan kesignifikan hasil menciptakan karya sketsa atas hasil menciptakan karya seni lukis, dimana Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Anava Untuk Persamaan Regresi Y atas X Sumber Variasi dk JK Total
n = 30
169610
RJK
Regresi (a)
1
168750
168750
Regresi ( a/b)
1
Residu
28
515,91 344,09
Tuna Cocok (TC) K β 2 = 14
-72789,37
N β k = 14
73133,46
Kekeliruan
515,91
πΉ βππ‘π’ππ
41,98
πΉ π‘ππππ
4,20
12,29 β5199,24 5223,82
14
β9,94
2,48
3. Analisis Korelasi Bertujuan untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas dan variabel terikat. Derajat hubungan antara variabel dimaksud seberapa kuat hubungan antara variabel β variabel, berikut ini disajikan ringkasan analisis korelasi. a. Besar Hubungan Besar hubungan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis. Besar hubungan diperoleh πβππ‘π’ππ = 0,76 berada diantara keriteria 0,61 β 0,80 berkriteria korelasi tinggi , atau bila menggunakan kriteria tabel product moment maka untuk taraf nyata (Ξ±) 0,05 dengan n = 30 kriterianya adalah 0,361, harga r yang diperoleh melebihi keriteria (πβππ‘π’ππ > ππ‘ππππ ) dan tentunya berkorelasi tinggi, dengan demikian artinya bahwa antara variabel X dengan Y memiliki hubungan yang kuat. b. Besar Sumbangan Besar sumbangan (kontribusi) antar kemampuan menciptakan karya sketsa dengan menciptakan karya seni lukis. diperoleh rΒ² = 58%, artinya bahwa kemampuan menciptakan karya sketsa (X) memberikan kontribusi atau masukan (sumbangan) pada kemampuan menciptakan karya seni lukis (Y) rata β rata 58%, sisanya 42% dari variabel lain. c. Uji Signifikan Signifikansi hubungan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis diperoleh π‘βππ‘π’ππ = 6,18, π‘π‘ππππ untuk dk = n β 2 = 28 Ξ± 0,05 π‘π‘ππππ = 2,048, ternyata π‘βππ‘π’ππ 6,18 > π‘π‘ππππ 2,048 karena π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ artinya antara variabel X dengan Y memiliki hubungan yang sangat signifikan atau sangat berarti, antar kemampuan menciptakan karya sketsa (X) dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis (Y). 4.Uji Hipotesis Diperoleh π‘βππ‘π’ππ = 6,18, lanjutannya untuk π‘π‘ππππ dengan n = 30, dk = 28, Ξ± 0,05 = 2,048 π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ dengan demikian Ho (Ho = 0) yang berbunyi : Diduga tidak ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis ditolak, dan Ha (Ha β 0) yang berbunyi: Diduga ada hubungan yang signifikan antar kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis diterima. Maka simpulan hasil uji hipotesis ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis , rata β rata kemampuan berseketsa akan memberikan kontribusi pada kemampuan pada kemampuan menciptakan karya seni lukis sebesar 58%.
15
Temuan Penelitian Sejalan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan dan sesuai dengan hasil analisis data maka dari hasil penelitian ini ditemukan beberapa hal yaitu: 1. Ada hubungan yang linier antara hubungan antara kemampuan menciptakan karya sketsa terhadap kemampuan menciptakan karya seni lukis. Hal ini ditandai dengan jumlah harga regresi b yang bertanda positif yaitu 0,87 dan diperediksi (diramalkan) memberikan kenaikan pada kemampuan melukis sebesar0,87 (87%) 2. Ada korelasi yang tinggi antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis, hal ini dibuktikan dengan harga korelasi yang didapat dari perhitungan yaitu sebesar 0,76 yang diterima pada Ξ± 0,05. 3. Ada hubungan (kontribusi) antara kemampuan menciptakan karya sketsa memberikan kontribusi pada kemampuan pada kemampuan menciptakan karya seni lukis siswa SMA Swasta Persiapan Stabat sebesar 58% 4. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis di π‘βππ‘π’ππ = 6,18, π‘π‘ππππ untuk n = 30, dk = 28, Ξ± 0,05 = 2,048( π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ ) Diskusi Penelitian Melukis merupakan salah satu bagian dalam kesenirupaan. Dalam melukis hal pertama kali yang harus dilakukan ialah membuat sketsa, pada hakekatnya sketsa yang baik akan menghasilkan lukisan yang baik. Akan tetapi sangat jarang siswa dapat mensket yang baik atau pun melukis yang baik , hal itu mungkin terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang lukis atau sketsa dan keterbatasan waktu pelajaran yang hannya 2 x 40 menit menjadi salah satu faktornya. Peneliti mengharapkan akan penambahan pengetahuan tentang seni lukis dan sketsa. Dan ada perubahan waktu atau penambahan waktu untuk mata pelajaran seni budaya dikarenakan dalam menciptakan suatu karya itu memakan waktu yang cukup lama, dari menuangkan ide, sampai proses penciptaan itu sendiri. Penelitian ini seluruhnya kegiatan yang banyak menyita waktu, oleh karena penelitian dilakukan dalam tahapan-tahapan pembelajaran dan pikiran yang luar biasa, dari memberikan pengetahuan tentang sketsa dan seni lukis sampai peraktek penciptaannya. Namun, Penilai cendrung menilai karya berdasarkan pemahaman layaknya menanggapi seniman, tentu sangat berbeda menilai karya lukis dan sketsa siswa sekolah sebagai hasil dari proses belajar. Namun berkat penjelasan yang diberikan penilai dapat memahami sehingga tidak mengganggu validasi data yang dibutuhkan.
16
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis. 2. Besar sumbangan (kontribusi) antar kemampuan menciptakan karya sketsa dengan menciptakan karya seni lukis yaitu sebesar 58%. Sehingga sumbangan sketsa terhadap seni lukis memberikan dampak yang positif dan memberikan sumbangan yang besar (tinggi). 3. Besar hubungan antara kemampuan menciptakan karya sketsa dengan kemampuan menciptakan karya seni lukis berkorelasi tinggi. B. Saran Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam kegiatan penciptaan karya sketsa dan seni lukis maka disarankan : 1. Pihak SMA Swasta Persiapan Stabat secara dirasa perlu bagi untuk memikirkan dan mengkaji tentang perlunya meningkatkan wawasan dan kemampuan siswa dalam penciptaan karya sketsa maupun bagi kepentingan meningkatkan kemampuan menciptakan karya seni lukis, dengan memberi waktu yang tersendiri dalam kegiatan bersketsa. 2. Pada guru bidang studi senibudaya sebaiknya dapat menambah wawasan dan kemampuan yang lebih tinggi lagi dalam hal bersketsa siswa, dengan tujuan agar kemampuan dalam menciptakan karya sketsa yang dimiliki akan memberikan masukan yang lebih besar dalam menunjang kemampuan siswa pada penciptaan karya seni lukis yang lebih baik. 3. Pada siswa agar dapat mengkaji kembali pentingnya memiliki kemampuan yang baik dalam menciptakan karya sketsa untuk menunjang keberhasilan dalam peroses menciptakan karya seni khususnya seni lukis
17
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1992. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Dermawan, Budiman.1989. Pendidikan Seni Rupa. Bandung : Ganeca Exact. Dharmawan.1988. Pegangan Pendidikan Seni Rupa.Bandung : Armico. Fower, H.W. 1972. The Consice Oxford Dictionary.London : oxford University Press. Ginting, M. 1985. Sketsa. Medan : IKIP Medan. Graha, Oho.1980. Pendidikan Kesenian Seni Rupa. Jakarta : P & K. Gunarso, Nyoman. 1979. Sketsa. Yogyakarta : ASRI. Mesra, 2005. Sentrak Panel Gipsum Sebagai Alternatif Pengembangan Karya Seni. Jurnal Seni Rupa FBS-Unimed. 2 (2) 127-141. Murry, Linda & Peter. 1959. Adiktionary Of Art and Artist. New York : Penguin Books. Piloty. Karl, 1974. Enciclopedia Britanica Vol.13. London : Macropedia 1975 Read, Herbert. 1958, The Meaning Of Art, Terjemahan Soedarso, SP 1973. Yogyaakarta: ASRI Rosidi, Ajib. 1980. Ensiklopedia Indonesia Vol 2.Jakarta : Ichtiar Baru. Robb, M. David.1977. The Enciclopedia Amiricana Vol. 21. New York : Amiricana Coporation. Sachari, Agus. 2007. Seni Rupa Dan Desain. Jakarta : Erlangga Singarimbun, M & Efendy. S. 1981. Metode Penelitian Survey. Yogyakarta: LP3ES. Sen, F. R.1968. Menggambar Ditaman Keindahan. Jakarta : Balai Pustaka. Setiawan, Deni, dkk. 2014. Prinsip Estetika Pakaian Cosplay Yogyakarta: Fantasi dan Ekspresi Desain Masa Kini. Panggung: Jurnal Ilmiah Seni & Budaya. 24 (1) 39-43 SP, Sudarso.1976. Tinjauan Seni. Yogyakarta : ASRI. Sudjana. 1989. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,Dan R&D. Bandung : Alfabeta
18
Susanto, Mike. 2002. DIKSI RUPA: Kumpulan Istilah & Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta: DictiArt Lab & Djagad Art House Yangni, Stanislaus. 2014. Sketsa Sebagai Proses Kreatif dalam Seni Lukis. Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni. Vol 20 (2)Maret, 18-20. Yogyakarta: ISI Yogyakarta Meroe Wonglawas 2011 http://meroewonglawas.blogspot.com/2011_04_01_archive.htm (minggu, 21 Dessember 2014, 10:15) Sigiart. 2011. Keseimbangan http://outoftheboxindonesia.wordpress.com/2011/04/25/keseimbangan-sigiarts/ (minggu, 21 Dessember 2014, 10:15) S I Made - 2010. Unsur-unsur Seni Rupa repo.isi-dps.ac.id/125/1/Unsur-unsur_Seni_Rupa.pdf (kamis 7 Mei 2015, 15:35) N Nyoman. 2011. Prinsip Prinsip Penyusunan Karya Seni Lukis repo.isi-dps.ac.id/.../Prinsip_Prinsip_Penyusunan_Karya_Seni_Lukis.pdf (kamis 7 Mei 2015, 15:35) Moh. Muzayyin. 2010. Seni Budaya SMK http://senibudayasmktap.blogspot.com/ (kamis 7 Mei 2015, 15:35)
19