HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA IPS KELAS XI SMA KARYA IBU PALEMBANG Sawi Sujarwo Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Jalan A. Yani No. 12 Palembang Surel:
[email protected]
Abstract :This study aimed to investigate relationship between self efficacy with anxety learn mathematical in the IPS student class SMA Karya Ibu Palembang. Dependent variable in this study is a anxety learn mathematical, self efficacy an independent variable. This research uses a scale of anxety learn mathematical and self efficacy. The results of this research showed a significant relationship between self efficacy with anxety learn mathematical in the IPS student class SMA Karya Ibu Palembang with a value of r = 0.76, F= 130.681and p= 0.000 for the results of significance (p) 0.000 mean value of p <0.01. So otherwise there is a very significant relationship contributes self efficacy with anxety learn mathematical of 58,2% Keywords: anxety learn mathematical, self efficacy Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan belajar matematika pada siswa ips kelas xi sma karya ibu Palembang. Penelitian ini menggunakan skala kecemasan belajar matematika dan efikasi diri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan belajar matematika pada siswa ips kelas xi sma karya ibu palembang dengan nilai r = 0.76, F= 130.681dan p= 0.000karena hasil signifikansi (p) 0.000 berarti nilai p < 0.01. Sehingga dinyatakan ada hubungan yang sangat signifikan. efikasi diri terhadap kecemasan belajar matematika sebesar 58,2% Katakunci : kecemasan belajar matematika, efikasi diri
lembaga formal merupakan prasarana pendidikan
1. PENDAHULUAN
yang tidak terlepas dari proses belajar (Sukadji, Masa remaja menurut Mappiare (Asrori, 2011),
2000).
dapat dibagi menjadi dua rentang usia yaitu usia
Belajar merupakan suatu perubahan dalam
12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah
tingkah laku, dimana perubahan itu dapat
remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai
mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.
tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada
Rentang usia seorang individu berlangsung
tingkah laku yang lebih buruk.
dalam proses pendidikan.
Pendidikan adalah
merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui
segala pengalaman belajar yang berlangsung
latihan atau pengalaman, perubahan dalam
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup
belajar harus relatif mantap, harus merupakan
yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
akhir daripada suatu periode waktu yang cukup
Pendidikan berlangsung dalam beraneka ragam
panjang. Perilaku yang mengalami perubahan
bentuk, pola dan lembaga serta dapat terjadi
karena belajar menyangkut berbagai aspek
Belajar
kapan dan dimanapun dalam hidup yang berorientasi pada peserta didik. Sekolah sebagai Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan Belajar ……(Desy Arisandy)
61
kepribadian, baik fisik maupun psikis (Purwanto,
solusi
namun
mengabaikan
proses
2007).
mendapatkannya serta amburadulnya kurikulum matematika (Kompas, 2000). Matematika
merupakan
salah
satu
disiplin ilmu yang telah berkembang pesat di negara-negara maju, yang disebabkan oleh pemfokusan negara pada bidang sains dan matematika. Namun akhir-akhir ini penerapan bidang sains dan matematika tidak hanya dilakukan di negara-negara maju saja, negaranegara
berkembang
mulai
berusaha
untuk
memfokuskan diri pada bidang sains dan matematika, salah satunya seperti yang terjadi di negara Indonesia.
Usaha Indonesia dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan pada bidang sains
dan
matematika
dapat
dilihat
pada
pemberian pelajaran matematika sejak dini (Aggraeni, 2006).
matematika di Indonesia merupakan salah satu untuk
matematika
di
pemfokusan pelajaran matematika disebabkan matematika
mengembangkan
ilmu,
mereformasi sekolah.
pendidikan
Masalah
rendahnya
mutlak
dalam matematika.
Bila perkembangan ilmu
matematika dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka akan diperoleh generasi yang berkualitas dimasa yang akan datang. Namun usaha tidak selalu sama dengan yang diharapkan. Terkadang sering ditemukan banyak hambatan dalam pencapaian usaha tersebut.
Hambatan-
hambatan itu dapat muncul dari dalam individu maupun dari lingkungan luar diri individu. Bila
ditanggulangi,
tersebut
maka
tidak
segera
hambatan-hambatan
tersebut dapat menimbulkan kecemasan belajar matematika.
umum Menurut hasil penelitian Tim Pusat
international, rendahnya rata-rata NEM nasional,
beberapa Sekolah di Indonesia mengungkapkan
serta
matematika
bahwa kesulitan siswa dalam belajar matematika
lantaran matematika terasa sulit karena banyak
yang paling menonjol adalah keterampilan
guru
matematika
berhitung yaitu 51%, penguasaan konsep dasar
dengan materi dan metode yang tidak menarik
yaitu 50%, dan penyelesaian soal pemecahan
dimana guru menerangkan atau 'teacher telling'
masalah 49% (Tim PPPG Matematika, 2001).
sementara murid mencatat. Masalah lain yang
Dilanjutkan pada tahun 2002 penelitian Pusat
sering juga di bahas di beberapa surat kabar di
Pengembagan
kolom Pendidikan dan kebudayaan maupun
mengungkapkan di beberapa wilayah Indonesia
opini, seperti rendahnya kualitas buku paket
yang berbeda, sebagian besar siswa kesulitan
lantaran banyak ditulis tanpa melibatkan orang
dalam
pendidikan matematika atau guru matematika.
masalah dan menerjemahkan soal kehidupan
matematika
belajar
mengajarkan
di
sehingga
Pengembangan Penataran Guru Matematika di
minat
saing
untuk
ajang
rendahnya
daya
dasar
diperlukan tenaga yang terampil dan pandai
matematika yang banyak orang awam tahu seperti
merupakan
hambatan-hambatan
Banyaknya masalah dalam pendidikan
alasan
Menurut Hudoyo (Nawangsari, 2000),
Penataran
menyelesaikan
Guru
soal-soal
Matematika
pemecahan
Buruknya sistem evaluasi yang hanya mengejar
62
Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol.8 No.1 Juli 2014: 61-71
sehari-hari ke model matematika (Tim PPPG
serta keuletan individu.
Gist dan Mitchell
matematika, 2002). (Tempo interaktif, 2003).
(2001), mengatakan bahwa efikasi diri dapat membawa perilaku yang berbeda di antara
Kecemasan
adalah
suatu
keadaan
tertentu, yaitu menghadapi situasi yang tidak menentu
terhadap
objek
(Gufron,
2011).
Sementara itu Nevid (2003) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dicemaskan, misalnya : kesehatan, relasi sekolah, ujian dan kondisi lingkungan ada beberapa hal yang dapat menjadi sumber kekhawatiran. Bucklew (2000) membagi bentuk kecemasan belajar matematika ke dalam dua tingkat, yaitu, tingkat psikologis dan fisiologis. Kecemasan psikologis memiliki gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, dan perasaan tidak menentu. Kecemasan fisiologis memiliki gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem syaraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, dan perut mual. Menurut
May
(Semium,
2006)
kecemasan timbul sebanding dengan keyakinankeyakinan individu terhadap ketidak mampuan
individu dengan kemampuan yang sama, karena efikasi diri mempengaruhi pilihan, tujuan, pengatasan masalah, dan kegigihan dalam berusaha. Menurut Bandura (Santrock, 2005), bentuk efikasi diri terdiri dari dua yaitu efikasi diri tinggi dan efikasi diri rendah. Efikasi diri tinggi yaitu memiliki sikap optimis, suasana hati yang positif, dapat memperbaiki kemampuan untuk memproses informasi secara lebih efisien, memiliki pemikiran bahwa kegagalan bukanlah sesuatu
yang
merugikan
namun
justru
memotivasi diri untuk melakukan yang lebih baik. Sedangkan individu yang memiliki efikasi rendah yaitu memiliki sikap pesimis, suasana hati yang negatif, meningkat kemungkinan seseorang menjadi marah, merasa bersalah, dan memperbesar kesalahan mereka. Tujuan penelitian
ini adalah untuk
mengetahui adanya hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan belajar matematika pada siswa IPS kelas XI SMA Karya Ibu Palembang. Penelitian
ini
diharapkan
dapat
individu. Semakin individu merasa tidak yakin
menambah khasanah dalam bidang psikologi
terhadap
pendidikan
kemampuan
semakin merasa cemas.
maka
individu
akan
Selanjutnya menurut
Bandura (Gufron dan Risnawita, 2011), efikasi
yang dapat dijadikan sebagai
referensi bagi penelitian selanjutnya. 1. Manfaat Teoritis :
diri merupakan keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau
Memberikan
tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil
kontribusi
tertentu.
selanjutnya
informasi, ilmiah dapat
gambaran,
sehingga
peneliti
menggali
dalam
pengembangan ilmu psikologi khususnya Keyakinan terhadap diri sendiri sangat diperlukan oleh seorang siswa, keyakinan ini akan mengarahkan kepada pemilihan tindakan,
perkembangan pendidikan yang berkaitan dengan efikasi diri dan kecemasan belajar dalam bidang pendidikan
Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan Belajar ……(Desy Arisandy)
63
2. Manfaat Praktis :
oleh Kabiri (2003) mengenai The Role of SelfEfficacy, Anxiety, Attitudes and Previous Math
Bahan informasi yang dapat memberikan implementatif
bagi
orang
tua,
tenaga
pendidik dalam rangka menciptakan kondisi pola
asuh
untuk
menstimulir
kearah
komitmen remaja dalam dunia pendidikan. Berbagai
penelitian
yang
dilakukan
Achievement
in Students' Math Performance
(Peran Self-Efficacy, Kecemasan, Sikap Prestasi
Matematika
Matematika Siswa).
dan
dalam
kinerja
yang
diperoleh
Hasil
menunjukkan bahwa prestasi matematika dan self-efficacy memainkan
peran
yang
berkaitan dengan efikasi diri dan kecemasan
paling penting dalam prestasi matematika pada
belajar dalam bidang pendidikan dari segi yang
masing-masing
diteliti maupun sampel yang dijadikan objek
menegahi
penelitian, maupun teknik yang digunakan.
matematika. Hasil
siswa.
Peran self
efficacy
kecemasan pada juga
pelajaran
menunjukkan bahwa
Penelitian yang berhubungan dengan
prestasi matematika sebelumnya memiliki efek
variabel efikasi diri pernah dilakukan oleh
langsung dan tidak langsung yang kuat pada
Kurniawan (2011), tentang pengaruh self efficacy
siswa.
dan
motivasi
belajar
mahasiswa
terhadap
kemandirian belajar mata kuliah analisis laporan keuangan
pada
pendidikan
mahasiswa
akutansi
program
Universitas
studi Negeri
Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitianya
menunjukkan
ada
pengaruh
positif
dan
signifikan antara self efficacy dan motivasi belajar
secara
bersama-sama
terhadap
kemandirian belajar mata kuliah analisis laporan keuangan
pada
pendidikan
mahasiswa
akutansi
program
Universitas
studi Negeri
Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan oleh AlMekhlafi (2011) mengenai The Relationship between Writing Self-efficacy Beliefs and Final Examination Scores in a Writing Course Among a Group of Arab EFL Trainee-teachers. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa
ada hubungan
yang
efficacy tentang
diri
signifikan mereka
tidak
antara self-
sendiri sebagai
penulis dan kinerja mereka dalam menulis saja. Selain
itu,
hasil menunjukkan
yang lebih
sedikit
bahwa siswa
absen
kali
dari Menulis Lanjutan 1, dinilai
Penelitian yang dilakukan oleh Christina
tinggi nilai ujian
akhir untuk
lebih kursus.
Hasil
(2009), tentang hubungan antara career self-
juga menunjukkan
bahwa siswa
efficacy dengan pengambilan keputusan karier
memiliki skor
tinggi
siswa
tinggi tanda ujian akhir untuk Menulis Lanjutan.
kelas
XII
SMA
Negeri
I
Batu.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa career self efficacy dapat memberikan kontribusi positif dalam pengambilan keputusan karier, maka
2.
lebih
mencapai
METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Identifikasi Variabel Penelitian
diharapkan para siswa dapat meningkatkan
1. Variabel Tergantung
career self efficacy. Penelitian yang dilakukan
Matematika
64
IPK
yang
: Kecemasan Belajar
Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol.8 No.1 Juli 2014: 61-71
2. Variabel Bebas
: Efikasi Diri
Ada hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan belajar matematika pada siswa IPS
2.2. Definisi Operasional 1.
Efikasi Diri
Bandura
kelas XI SMA Karya Ibu Palembang.
(Gufron
dan
Risnawita,
2011),
2.4.
Populasi Dan Sampling
mengungkapkan efikasi diri adalah sebagai
Populasi adalah
keyakinan
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
individu
mengenai
kemampuan
dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan
kualitas
yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
Keyakinan
kemudian
terhadap
diri
sendiri
sangat
diperlukan oleh seorang siswa, keyakinan ini
dan
wilayah generalisasi yang
karakteristik
ditarik
tertentu
kesimpulanya
yang
(Sugiyono,
2011).
akan mengarahkan kepada pemilihan tindakan, serta keuletan individu.
Smith dan Vetter
(Ferdyawati, 2007) menyatakan bahwa efikasi diri
adalah
sejumlah
perkiraan
tentang
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa IPS SMA Karya Ibu Palembang.
Populasi dalam
penelitian ini akan dijadikan sampel penelitian dengan teknik simple random sampling yaitu,
kemampuan yang dirasakan seseorang.
penentuan sampel dari populasi secara acak Efikasi diri ini akan diukur dengan menggunakan
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
skala Efikasi diri yang mengacu pada Bandura
populasi (Sugiyono, 2011), dengan cara diundi
(Gufron dan Risnawita, 2011), yaitu a). dimensi
berdasarkan nama-nama siswa.
tingkat (level), b). dimensi kekuatan (strength), 2.5.
dan c). dimensi generalisasi (generality) 2.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan
Kecemasan Belajar Matematika
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan metode skala. Sebagai alat ukur, Nevid (2003) menyatakan bahwa kecemasan
skala psikologi memiliki karakteristik khusus
adalah
yang membedakan dari berbagai bentuk alat
suatu
keadaan
khawatir
yang
mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan
pengumpulan data yang lain.
segera terjadi. Kecemasan belajar matematika
mengungkapkan beberapa karakteristik skala
akan
skala
sebagai alat ukur psikologis, yaitu : (1)
kecemasan yang mengacu pada teori Hazaleus
stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan
(Gufron
yang tidak langsung mengungkapkan indikator
diukur
dan
kekhawatiran
dengan
menggunakan
Risnawita, (worry),
2011), b).
yaitu
a).
emosionalitas
prilaku
atribut
yang
Azwar (2009)
bersangkutan,
(2)
(emosionality), serta c). gangguan dan hambatan
dikarenakan atribut psikologis yang diungkap
dalam menyelesaikan tugas (task generated
secara tidak langsung lewat indikator-indikator
interference),
perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem,
2.3.
Hipotesis
(3)
respon
subjek
tidak
diklasifikasikan sebagai ”benar” atau ”salah”.
Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan Belajar ……(Desy Arisandy)
65
Skala yang digunakan dalam penelitian ini ada
2.6.
Validitas dan Reliabilitas
dua yaitu skala kecemasan belajar matematika dan skala efikasi diri. Skala dalam penelitian ini menggunakan jenis skala model Likert yang menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
Skor dalam setiap
aitem yang bersifat favourable berkisar dari 4 sampai
1,
sedangkan
untuk
aitem
yang
unfavourable berkisar dari 1 sampai 4.
Salah satu masalah utama yang sering dijumpai oleh peneliti dalam sebuah penelitian adalah bagaimana memperoleh data yang objektif dan dapat dipercaya. Hal ini menjadi sangat penting artinya dikarenakan kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya apabila didasarkan pada informasi yang juga dapat dipercaya (Azwar, 2009). Peneliti tentunya memilih untuk menggunakan
1. Skala Efikasi Diri
alat tes yang baik, yang berarti berisi instruksi
Skala kedua yang digunakan dalam penelitian ini
yang jelas tentang administrasi, skoring, dan
adalah skala efikasi diri. Skala ini disusun oleh
interpretasinya.
peneliti berdasarkan aspek-aspek dari Anderson
dapat diabaikan adalah validitas dan reliabilitas.
kriteria teknikal yang tidak
(Abdullah, 2003) yaitu, keyakinan terhadap kemampuan menghadapi situasi yang tidak menentu,
keyakinan
terhadap
kemampuan
1. Validitas Kesahihan
butir
angket
dinyatakan
secara
menggerakkan motivasi, keyakinan mencapai
empiris oleh suatu koefisien validitas tertentu.
target,
Koefisien validitas dianggap memuaskan apabila
keyakinan
terhadap
kemampuan
mengatasi masalah yang muncul. Skala efikasi
r > 0,30 (Azwar,1996).
diri terdiri atas 48 aitem yang terdiri dari 24 aitem favorable dan 24 aitem unfavorable yang harus direspon oleh subjek.
Uji validitas penelitian ini menggunakan formula alpha (α) Cronbach dan analisis data dibantu dengan program komputer SPSS (Statistical
2. Skala Kecemasan Belajar Matematika Skala kecemasan belajar matematika terdiri dari butir – butir pernyataan untuk mengetahui sikap
Package for Sosial Science) versi 16,0 for windows. 2. Reliabilitas
siswa terhadap aspek – aspek kecemasan belajar matematika terdiri dari 48 butir pernyataan dengan menggunakan skala Likert dengan empat kemungkinan jawaban. Skala kecemasan belajar matematika yang digunakan dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek menurut Davison dan Neale (Prima, 2009) yaitu aspek fisik, aspek perilaku, aspek perilaku, aspek
Besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,0 – 1,0.
Bila koefisien alat ukur tersebut
mendekati 1,0 berarti konsistensi alat ukur tersebut sempurna (Azwar,2009). Analisis yang digunakan untuk mengukur reabilitas dalam penelitian ini adalah formula alpha (α) Cronbach dan analisis dilakukan dengan bantuan paket
kognitif.
66
Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol.8 No.1 Juli 2014: 61-71
program komputer SPSS (Statistical Package for
validitas dianggap memuaskan apabila r > 0,30
Sosial Science) versi 16,0 for windows.
(Azwar,1996).
3.
Skala kecemasan belajar matematika terdiri dari
Metode Analisis Data
Perhitungan statistik yang digunakan dalam
54 aitem, kemudian terpilih 34 aitem yang valid
penelitian ini adalah analisis regresi sederhana
dan 20 ( 4, 5, 10, 14, 15, 16, 20, 21, 22, 24, 29,
digunakan untuk mengukur hubungan antara
32, 33, 35, 38, 41, 45, 49, 50, 52) aitem yang
efikasi
gugur. Selanjutnya dari 34 aitem yang valid
diri
dengan
kecemasan
belajar
matematika pada siswa IPS kelas XI SMA Karya Ibu
Palembang,
sumbangan
dan
variabel
untuk
efikasi
disusun kembali menjadi skala penelitian.
mengetahui diri
terhadap
kecemasan belajar matematika pada siswa IPS kelas XI SMA Karya Ibu Palembang. Semua
Skala efikasi diri terdiri dari 48 aitem, kemudian terpilih 45 aitem yang valid dan 3 (9,22,44) aitem gugur.
analisis akan menggunakan Program SPSS
Uji reliabilitas terhadap kedua skala dapat dilihat
(Statistical Package for Sosial Science) versi
pada koefisien reliabilitas alat ukur yang
16,0 for windows dengan uji asumsi normalitas
dihitung dengan menggunakan teknik koefisien
dan uji asumsi linieritas.
Alpha (α) Cronbach dengan bantuan program
3.
SPSS (Statistical Package for Sosial Science)
HASIL
versi 16,0 for windows. Uji reliabilitas terhadap kecemasan belajar matematika menghasilkan
A. Hasil Coba Alat Ukur Berdasarkan data yang diperoleh melalui tahap uji coba alat ukur, selanjutnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Perhitungan untuk menguji validitas dan reliabilitas terhadap kedua skala
dilakukan
dengan
bantuan
fasilitas
komputer program SPSS (Statistical Package for Sosial Science) versi 16,0 for windows.
koefisien Alpha sebesar 0,894. Sedangkan, uji reliabilitas
terhadap
skala
efikasi
diri
menghasilkan koefisien Alpha sebesar 0,955. Dengan demikian kedua skala tersebut dikatakan reliabel, sehingga memenuhi syarat sebagai alat ukur untuk pengambilan data dalam penelitian ini. B.
Hasil Uji Asumsi Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa
Seleksi aitem dalam penelitian ini dilihat dari corrected aitem total output alpha cronbach, sehingga dapat ditentukan aitem yang layak dan yang tidak layak dimasukkan dalam skala penelitian. Aitem dinyatakan secara empiris oleh suatu koefisien validitas tertentu. Koefisien
data variabel efikasi diri dikatakan normal karena skor KS-Z= . 872 ; p= . 433 dimana p>0,05. Selanjutnya variabel kecemasan belajar matematika
dikatakan
berdistribusi
normal
karena skor yang ada pada KS-Z= . 830; p= . 496 dimana p>0,05. Berdasarkan hasil uji linieritas antara variabel efikasi diri dengan kecemasan belajar
Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan Belajar ……(Desy Arisandy)
67
matematika berhubungan secara linier, dilihat
semakin tinggi kecemasan yang dialami oleh
dari kolom P yang nilainya P=0,000, berarti
siswa dan sebaliknya semakin tinggi efikasi diri
hipotesis yang diajukan diterima. Selanjutnya,
yang dimiliki oleh siswa maka semakin rendah
analisis data dengan statistik parametrik dapat
kecemasan yang dialami oleh siswa.
dilakukan. Selanjutnya untuk sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel efikasi diri (Vb) terhadap
C. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan
hasil
yang
diperoleh
bahwa
besarnya koefisien korelasi antara variabel kecemasan belajar matematika dan efikasi diri adalah R = 0.763 dengan F= 130.681 dan p= 0.000 dimana p<0.01. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan belajar matematika pada siswa IPS kelas XI SMA Karya Ibu
Palembang.
Selanjutnya,
besarnya
variabel kecemasan belajar matematika (Vt) yang diperoleh dari analisis regresi sederhana sebesar 58,2% (R²=0.582). Hal ini berarti bahwa ada 41,8% variabel lain juga berpengaruh terhadap kecemasan belajar matematika namun faktor-faktor tersebut tidak diteliti oleh peneliti seperti,
lingkungan
memahami
materi,
belajar, keyakinan
keterbatasan diri,
dan
pengalaman.
sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan
efikasi diri terhadap variabel kecemasan belajar
dalam penelitian ini pada kategorisasi diperoleh
matematika adalah sebesar 58,2% (R²=0.582).
hasil bahwa kecemasan belajar matematika pada
Hal ini berarti bahwa ada 41,8% variabel lain
siswa IPS kelas XI SMA Karya Ibu Palembang
yang juga berpengaruh terhadap kecemasan
tergolong tinggi (55,2%) yaitu sebanyak 53
belajar matematika namun tidak diteliti oleh
orang siswa. Menurut Richardson dan Suinn
peneliti.
(1998)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara diri
dengan
kecemasan
belajar
matematika pada siswa IPS kelas XI SMA Karya Ibu Palembang.
Hasil penelitian ditunjukkan
dengan nilai R = 0.763 dengan nilai p=0.000 atau p<0,01). Hal ini menunjukkan ada korelasi yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan belajar matematika pada siswa IPS kelas XI SMA Karya Ibu Palembang. Semakin rendah efikasi diri yang dimiliki oleh siswa maka
68
belajar
matematika
melibatkan perasaan tegang dan cemas yang
D. Pembahasan
efikasi
kecemasan
mempengaruhi dengan berbagai cara ketika menyelesaikan
soal
matematika
dalam
kehidupan nyata dan akademik. Menurut Davis dan Neale (Prima, 2009) ada 3 aspek kecemasan belajar matematika, yaitu aspek fisik, aspek perilaku, dan aspek kognitif. Aspek fisik terlihat pada perilaku siswa seperti siswa merasa tegang, gugup, gelisah, berkeringat dingin. Selanjutnya pada aspek perilaku menunddukkan kepala, sering izin ke toilet, pergi kekantin. Sedangkan pada aspek kognitif yaitu memikirkan bahwa pelajaran matematika itu pelajaran yang sulit.
Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol.8 No.1 Juli 2014: 61-71
Selanjutnya menurut May (Semium, 2006)
yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil;
kecemasan timbul sebanding dengan keyakinan-
keyakinan mencapai target yang telah ditetapkan,
keyakinan individu terhadap ketidak mampuan
individu menetapkan target untuk keberhasilanya
individu. Semakin individu merasa tidak yakin
dalam
terhadap
akan
terhadap kemampuan mengatasi masalah yang
semakin merasa cemas. Sementara kategorisasai
muncul, individu dengan efikasi tinggi memiliki
pada variabel efikasi diri menunjukkan subjek
keyakinan mampu mengatasi masalah atau
pada kategori tinggi (50,0%) sebanyak 48 orang
kesulitan dalam bidang tugas yang ditekuninya.
kemampuan
maka
individu
melakukan
setiap
tugas;
keyakinan
siswa dan kategori rendah (50%) sebanyak 48 orang siswa. Hal ini terjadi karena berdasarkan hasil observasi peneliti saat menyebarkan skala penelitian
terlihat
sebagian
siswa
melihat
Penelitian yang dilakukan oleh Kabiri (2003) mengenai
Attitudes and Previous Math Achievement Students'
pekerjaan temannya.
The Role of Self-Efficacy, Anxiety,
Math
Performance
Efficacy, Kecemasan, Sikap
in
(Peran Self-
dan
Prestasi
Menurut Bandura (Gufron dan Risnawita, 2011),
Matematika dalam kinerja Matematika Siswa)
mengungkapkan efikasi diri adalah sebagai
menunjukkan bahwa prestasi matematika dan
keyakinan
self-efficacy memainkan
individu
mengenai
kemampuan
peran
yang
dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan
paling penting dalam prestasi matematika pada
yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
masing-masing
Keyakinan
menengahi
terhadap
diri
sendiri
sangat
siswa.
Peran self
kecemasan pada
pelajaran
diperlukan oleh seorang siswa, keyakinan ini
matematika. Hasil
akan mengarahkan kepada pemilihan tindakan,
prestasi matematika sebelumnya memiliki efek
serta keuletan individu.
langsung dan tidak langsung yang kuat pada
Sementara menurut
Newman dan Newman (1998) faktor-faktor yang
juga
efficacy
menunjukkan bahwa
siswa.
mempengaruhi efikasi diri terdiri dari diri sendiri, lingkungan, dan pengalaman. Anderson (Abdullah, 2003) menmbahkan aspek-aspek efikasi diri ada 4 yaitu keyakinan terhadap kemampuan menghadapi situasi yang tidak menentu yang mengandung unsur kekaburan, tidak dapat diprediksikan, dan penuh tekanan. Individu
dengan
efikasi
diri
tinggi
akan
4. Simpulan Berdasarkan
hasil
analisis
yang dilakukan
penelitian didapat hasilnya, ada hubungan positif yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan belajar matematika pada siswa IPS kelas XI SMA Karya Ibu Palembang.
mempunyai keyakinan serta kemampuan dalam menghadapi tantangan dan akan berusaha lebih keras untuk mencapai keberhasilan; keyakinan terhadap kemampuan menggerakan motivasi, kemampuan kognitif, dan melakukan tindakan Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan Belajar ……(Desy Arisandy)
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S.M. 2003. Hubungan antara efikasi diri dengan toleransi dengan adative selling pada agen asuransi jiwa. Journal Insight volume 1. No.2.Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta. Al-Mekhlafi, M. A. 2011. The Relationship Between Writing Self-Efficacy Beliefs And Final Examination Scores In A Writing Course Among A Group Of Arab Efl Trainee-Teachers. International journal for research in education (ijre) no. 29, 2011. Azwar, S. 1996. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bandura. A. 1997. Self-Efficacy : The Exercise Of Control. New York: W.H. Freeman and Company. Bucklew, J. 2000. Paradigma For Psychopatology. A Contribution To Case History Analysis. New York.; J.B. Lippenscott Company. Christina, y. 2009. Hubungan Antara Career Self Efficacy Dengan Pengambilan Keputusan Karier Siswa Kelas XII SMA Negeri Batu. Skripsi (tidak diterbitkan) Malang Program Studi Psikologi Jurusan Bimbingan Konseling dan Fakultas Psikologi Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Malang. Diunduh dalam laman http://library.um.ac.id/freecontents/index.php/pub/detail/hubun gan-antara-career-self-efficacydengan-pengambilan-keputusankarier-siswa-kelas-xii-sma-negeri-ibatu-christina-yosafat-39885.html. Diakses pada tanggal 30 November 2011 jam 21:00 WIB. Ferdyawati, D. 2007. Hubungan Antara Efikasi Diri Dan Efektivitas 70
Kepemimpinn Dengan Toleransi Terhadap Stres Pada Guru SD Negeri Di Donorejo Pacitan. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diunduh dalam laman http://etd.eprints.ums.ac.id/3693/2/F1 00040097.pdf. diakses pada tanggal 30 November 2011 jam 21:15 WIB. Gufron, M. N & Risnawita. R. 2011. TeoriTeori Psikologi. Yogyakarta : ArrRuzz Media.. Kurniawan, R. 2011. Pengaruh Self Efficacy dan Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap Kemandirian Belajar Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akutansi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Diunduh dalam laman http://eprints.uny.ac.id/3622/1/Skrips i_Romi_Kurniawan.pdf.Diakses pada tanggal 28 november 2011 jam 21:15 WIB. Nawangsari, N. A. F. 2000. Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya. Laporan Penelitian Universitas Airlangga. Surabaya : Universitas Airlangga. Prima. 2009. Hubungan Antara Dukungan Emosional Suami dengan Kecemasan Istri dalam Menghadapi Kelahiran Anak Pertama. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Diunduh dalam laman http://adiesacreative.blogspot.com/20 10/09/ hubungan-dukungan-suamiterhadap.html. Diakses pada tanggal 25 November 2011 jam 21:20 WIB. Purwanto, N.2007. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol.8 No.1 Juli 2014: 61-71
Richardson, F.C., & Suinn, R. M.1998. The Mathematics Anxiety Rating Scale: Psychometric data. Journal of Counseling Psychology, 19, 551– 554. Santrock, J. W. 2005. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : Penerbit Erlangga. Semium, Y. 2006. Kesehatan mental I. Yogyakarta : Kanisius. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian . Bandung : CV. Alfabeta. Sukadji, S. 2000. Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi.
Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan Belajar ……(Desy Arisandy)
71