HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Brinna Kusumaning Dwi Gebyar Pangastuti NIM 08104244010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2014
ii
iii
iv
MOTTO “ Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu” -Amsal 16 : 3“We cannot all do great things. But we can do small things with great love” -Mother Theresia“Everything will be okay in the end, if it’s not okay, it’s not the end” -Patrick Star-
v
PERSEMBAHAN
Persembahan karya ku sebagai tanda kasihku kepada: 1. Bapak dan Ibu: cinta, kasih sayang, dan doa yang tak pernah absen dari hidupku. 2. Kakak tercinta: cinta, kasih sayang, doa, dukungan, dan perhatian yang selalu kalian berikan. 3. Keluarga besarku: dukungan dan doa yang kalian berikan. 4. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku. 5. Almamaterku.
vi
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
Oleh Brinna Kusumaning Dwi Gebyar Pangastuti NIM 08104244010
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsepdiri dengan perilaku konsumtif siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, jenis penelitian korelasional dengan sampel purposive siswa SMA kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta sebanyak 86 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan skala. Tehnik analisis data menggunakan teknik analisis statistik dan uji hipotesis menggunakan uji korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta mempunyai tingkat konsep diri dalam kategori sangat rendah 0,00%, kategori rendah 0,00%, kategori sedang 31,4%, tinggi 62,79% dan kategori sangat tinggi 5,81%, sedangkan tingkat perilaku konsumtif dalam kategori sangat rendah 2,33%, kategori rendah 84,88%, kategori sedang 12,79%, kategori tinggi 0,00%, dan kategori sangat tinggi 0,00% . Berdasarkan hasil uji korelasi antara konsep diri dengan perilaku konsumtif diperoleh nilai rhitung sebesar -0,345 dengan nilai N 86 dan rtabel (0,312). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diartikan bahwa ada hubungan negatif antara konsep diri dengan perilaku konsumtif, artinya semakin tinggi konsep diri, maka semakin rendah tingkat perilaku konsumtif, sebaliknya semakin rendah konsep dirinya, maka akan semakin tinggi perilaku konsumtif.
katakunci : konsepdiri, perilakukonsumtif
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Engkau sungguh baik yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya dan tidak pernah terlambat pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skrips ini dengan baik sebagai syaratmemperoleh gelar SarjanaPendidikan. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnyakepada yang terhormat: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah berkenan memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini. 4. IbuProf. Dra. Sri Rumini dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tiada henti di sela-sela kesibukannya. 5. Ibu Eva Imania Eliasa, M.Pd dosen pembimbing II yang penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tiada henti di sela-sela kesibukannya. 6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama masa studi peneliti. 7. Keluarga besar Universitas Negeri Yogyakarta atas bantuan dan kerjasamanya sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan baik dan lancar.
viii
8. Kepala sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan izi nuntuk mengadakan penelitian, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Guru bimbingan dan konseling SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah member bantuan serta waktunyadalam proses penelitian. 10. Siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah berkenan member bantuan informasi dan kesempatan untukmelakukan penelitian. 11. Bapak dan ibu tercinta yang telah mengorbankan tenaga dan waktu untuk mendoakan,
membesarkan,
mendidik
serta
membiayai
kuliah
demi
tercapainya cita-citaku dan kesuksesanku. 12. Kakakku Puput Pawestri Pambajeng Larasati, buat segala dukungan dan semangat yang selalu diberikan. 13. Keluarga besar: Mbak wanti, Om Lukas, Mbak Ndaru, Om Priyo, Om Tri, Mas Junari, Kikan, Zico, Gabriel, Nando dan Reza . Terimakasih karena selalu memberikan
motivasi dan semangat untuk penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. 14. Teman teman terbaik ku : Ria widianingsih, Aiu, Dori, Mas Ferdy, Poliem, Devi, Kak Cindy, Dilla, Rizal, yang selalu medukung, selalu member semangat, 15. Teman seperjuangan selama kuliah Laely Eri, Natalia Putri Sejati, Neli Romawati, Lia, Krisna terima kasih kalian sudah mau menjadi teman dan keluarga baru yang bisa saling melengkapi.
ix
16. Para patner kerja di “Warung Leko” Ayu, Isna, Saud, Yuni, Nanda, Pak Cahyo, Mbak Helen, Mas Miko, Tio, Tony, Adi, Kuntil, Aland, Dimas, Mas Bolang, Ari, Mbak Tia, Andi, Mamak, si Sur dan teman-teman yang lain, terimakasih buat semangat yang kalian berikan buat aku, buat ejekan kalian yg membuatku termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsiku. 17. R. Sukmantya Jatu, aku buktikan kalau aku bisa menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk waktu, semangat, dan motivasi yang selalu diberikan. Banyak pelajaran berharga yang aku dapatkan dari kamu. 18. Teman-teman mahasiswa
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
angkatan 2008 khususnya kelas B atas semangat dan dukungannya selama penulis menempuh studi. 19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan demi terselesainyaskripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritikdan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada pembaca. Yogyakarta,
Peneliti
x
Januari 2014
DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................
ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ......................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
vi
ABSTRAK..................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ................................................................................
viii
DAFTAR ISI. .............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
xvi
BAB I. PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah .....................................................................
1
B. IdentifikasiMasalah ..........................................................................
7
C. PembatasanMasalah .........................................................................
8
D. RumusanMasalah .............................................................................
8
E. TujuanPenelitian ..............................................................................
8
F. ManfaatPenelitian ............................................................................
8
BAB II. KAJIANPUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. PengertianPerilaku Konsumtif ...................................................
10
2. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumtif .............
11
3. Aspek-aspek Perilaku Konsumtif ................................................
16
4. Indikator Perilaku Konsumtif......................................................
19
5. Ciri dan Bahaya Perilaku Konsumtif…………………………. ...
21
xi
B. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri...............................................................
24
2. Pembentukan Konsep Diri ..........................................................
26
3. Dimensi Konsep Diri .................................................................
27
4. Aspek-aspek Konsep Diri ...........................................................
28
C. PerkembanganSiswa SMA 1. PengertianSiswa SMA ..................................................................
30
2. KarakteristikSiswa SMA yang sepadandenganmasaremaja.. .......
31
3. TugasPerkembanganMasaRemaja............................................ ....
35
D. Kerangka Pikir .................................................................................
42
E. ParadigmaPenelitian .........................................................................
44
F. Hipotesis Penelitian..............................................................................
45
BAB III. METODE PENELITIAN A. PendekatanPenelitian ........................................................................
46
B. TempatdanWaktuPenelitian ..............................................................
47
C. PopulasidanSampelPenelitian ...........................................................
47
D. VariabelPenelitian ............................................................................
49
E. DefinisiOperasionalVariabelPenelitian .............................................
49
F. TehnikPengumpulan Data.................................................................
50
G. InstrumenPenelitian ..........................................................................
51
H. TeknikAnalisis Data.............................................................................
63
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian 1.
DeskripsiSubjekPenelitian .........................................................
66
2.
Persiapan
...................................................................
67
3.
HasilUjiCoba
...................................................................
67
B. Analisis Data danPengujian Data ......................................................
68
C. Pembahasan ..........................................................................................
74
D. KeterbatasanPenelitian ........................................................................
77
xii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan ...................................................................................
78
B.
Saran .............................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
80
LAMPIRAN ...............................................................................................
82
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Keadaan Populasi Subjek Penelitian............................................
hal 48
Tabel 2.
Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri(Tennesse Self Concept Scale).
54
Tabel 3.
Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konsumtif......................................
55
Tabel 4.
Skor Penilaian Skala Konsep Diri................................................
56
Tabel 5.
Skor Penilaian Skala Perilaku Konsumtif.................................
57
Tabel 6.
Interpretasi Koefisien Reliabilitas...............................................
61
Tabel 7.
Deskripsi Subjek Penelitian.........................................................
68
Tabel 8.
Kriteria Kategori..........................................................................
69
Tabel 9.
Kategorisasi Skor Variabel Konsep Diri.....................................
70
Tabel 10.
Kategorisasi Skor Variabel Perilaku Konsumtif.......................
71
Tabel 11.
Hasil Uji Normalitas....................................................................
73
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
hal Paradigma Penelitian.................................................................. 44
Gambar 2.
Grafik Konsep Diri..................................................................... 71
Gambar 3.
Grafik Perilaku Konsumtif ........................................................
xv
72
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.SkalaUjiCoba…………………………………………………..… Lampiran 2.Uji Validitas Konsep Diri dan Perilaku Konsumtif…………….... Lampiran 3.Skala Konsep Diri dan Perilaku Konsumtif……………………... Lampiran 4. Data HasilPenelitian……………………………………………..
xvi
hal 83 91 100 113
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Fenomena selera barat mempengaruhi gaya hidup masyarakat, hal ini dapat dilihat dari menjamurnya restoran-restoran makanan siap saji (fast food) malam,
dan munculnya tempat-tempat hiburan seperti kafe, klub
serta
maraknya
pembangunan
toko-toko
swalayan
dan
departement store. Salah satu yang mempengaruhi perilaku membeli masyarakat adalah banyaknya penawaran produk yang beredar, baik secara langsung maupun melalui media massa. Hal tersebut mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian secara berlebihan atau biasa disebut perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif bukan lagi untuk memenuhikebutuhan tapi untuk memenuhi keinginan yang sifatnya menaikkan prestise, menjaga gengsi, mengikuti mode dan berbagai alasan yang kurang penting. Perilaku konsumtif sudah menjadi problem dalam kehidupan banyak orang. Gencarnya iklan-iklan yang ditayangkan membombardir pikiran sehingga sulit untuk memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Bagi produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja khususnya remaja putri. Disamping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan
1
cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja. Di Indonesia, fenomena adanya kecenderungan perilaku konsumtif yang banyak terjadi dikalangan remaja semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil survey AC Nielsen pada tahun 2004 yang menyatakan bahwa jumlah orang Indonesia khususnya remaja yang membelanjakan uangnya
di
toko
swalayan
cenderung
meningkat
ditahun
2004
dibandingkan 2003. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh AC Nielsen pada bulan Agustus tahun 2005 menunjukkan 93% konsumen yaitu remaja menganggap belanja ke mall merupakan hiburan atau rekreasi. Mall telah menjadi budaya warga kota, khususnya anak muda untuk menghindari stereotip kampungan (Deddy Kurniawan Halim, 2008:128). Peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya berada pada rentang usia antara 15-18 tahun. Dalam konteks psikologi perkembangan individu berada pada fase remaja pertengahan. Dikalangan siswa SMA yang memiliki orangtua dengan kelas ekonomi yang cukup berada terutama di kota-kota besar, mall sudah menjadi rumah kedua. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka dapat mengikuti mode yang sedang beredar. Padahal model itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam gaya hidup sekelompok remaja khususnya siswa SMA. Dalam perkembangannya,
2
mereka akan menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai. Pada akhirnya perilaku konsumtif bukan saja memiliki dampak ekonomi,
tapi
juga
dampak
psikologis,
sosial
bahkan
etika
(e.psikologi.com), misalnya saja Angelina Sondakh. Dia adalah sosok yang ideal, secara fisik dia cantik, dia juga pintar, banyak penghargaan yang didapatnya. Kehidupan lingkungan yang menuntut dirinya agar tampil sebaik mungkin membuat dirinya melakukan berbagai hal, salah satunya adalah berperilaku konsumtif. Angelina sondakh bisa berbelanja hingga milyaran rupiah semata-mata hanya karena ingin dipandang oleh lingkungannya.
(http
:alkhoirot.wordpress.comdiunduh
tanggal
26
Desember 2013). Angelina sondakh adalah contoh ketika bahwa perilaku konsumtif dapat memberikan pengaruh buruk dalam kehidupan apalagi sejak dari remaja. Perilaku konsumtif pada siswa SMA sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia siswa SMA yang termasuk golongan remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang in. Remaja dalam perkembangan kognitif dan emosinya masih memandang bahwa atribut yang superfisial itu sama penting (bahkan lebih penting) dengan substansi. Hal ini menjadi masalah
3
ketika kecenderungan yang sebenarnya wajar pada remaja ini dilakukan secara berlebihan. Jumlah populasi remaja dan fakta bahwa remaja kurang terampil dalam mengelola keuangan. Konsep diri merupakan pandangan terhadap diri sendiri yang meliputi dimensi pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan mengenai diri sendiri, dan penilaian tentang diri sendiri.
Berbeda dengan
kepribadian, konsep diri bukanlah faktor bawaan, tetapi konsep diri berkembang dalam diri seseorang melalui pengalaman, kemudian dipelajari, serta adanya interaksi dengan orang lain. Konsep diri merupakan semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya sendiri serta adanya pengaruh dalam hubungan dengan orang lain. Konsep diri merupakan evaluasi secara menyeluruh baik dari persepsi atau pandangan-pandangan terhadap dirinya sendiri. Konsep diri merupakan identitas diri sebagai skema dasar yang terdiri atas kumpulan keyakinan dan sikap terhadap diri sendiri yang terorganisir (Baron, R. A. & Bryne, D 2004). Berdasarkan
pembahasan
sebelumnya,
konsep
diri
adalah
pandangan, penilaian dan perasaan individu terhadap dirinya sendiri baik secara fisik, psikis, sosial maupun moral. Individu mempunyai konsep diri negatif adalah individu yang melihat dirinya selalu gagal, tidak mampu, dan mempunyai pandangan buruk terhadap dirinya sebaliknya individu
4
yang mempunyai konsep diri positif adalah individu yang mempunyai pandangan yang menyenangkan terhadap dirinya. Konsep diri merupakan salah satu faktor perilaku konsumtif yang berarti konsep diri mempunyai andil dalam mempengaruhi perilaku konsumtif. Di satu sisi, remaja memiliki konsep dan prinsip tentang cantik, namun di sisi lain mereka terkadang tidak kuasa menolak tawaran konsep cantik itu sehingga keputusan memakai barang-barang dengan alasan ingin terlihat menarik (Meilarartri,2004). Loudon dan Bitta (1993) berpendapat bahwa remaja adalah kelompok yang berorientasi konsumtif karena remaja suka mencoba halhal yang baru, tidak realistik dan cenderung boros. Perilaku konsumtif pada masa remaja, antar 12-18 tahun dapat terjadi karena usia remaja merupakan masa peralihan dan pencarian identitas. Lingkungan pergaulan remaja punya banyak pengaruh terhadap minat, sikap, pembicaraan, penampilan dan perilaku lebih besar dibandingkan dengan pengaruh keluarga (Hurlock, 2004:213), hal ini disebabkan pada masa remaja, remaja lebih banyak berada diluar rumah, mereka berusaha untuk melepaskan diri dari pengaruh orang tuanya.Remaja sadar dukungan sosial dipengaruhi penampilan yang menarik berdasarkan apa yang dikenakan dan dimiliki, sehingga tidak mengherankan bila pembelian kosmetik dan pembelian terhadap pakaian dan asesoris pada awal masa remaja dianggap penting ( Meilaratri,2004;19-28).
5
Berdasarkan wawancara kepada guru BK di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta menjelaskan bahwa sebagian besar siswa mempunyai perilaku konsumtif yang tinggi khususnya kelas 2. Siswa sering sekali membawa barang-barang hanya untuk dipamerkan kepada teman-temannya. Siswa merasa bangga ketika mempunyai barang yang belum dimiliki oleh teman mereka. Mereka selalu mengupdate segala sesuatu mulai dari sepatu, aksesoris serta handphone. Kebanyakan siswa masih menggunakan uang dari orang tua mereka sehingga mereka membeli apa yang mereka inginkan bukan apa yang mereka butuhkan. Produk-produk yang dipandang sebagai patokan barang yang sedang in akan dibeli tanpa pertimbangan secara rasional. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya agar dapat diterima oleh kelompok sosialnya terutama teman sebayanya sehingga pada akhirnya perilaku tersebut akan mengarah pada kecenderungan perilaku konsumtif. Hal itu juga terlihat dilingkungan SMA BOPKRI 2, ada beberapa siswa yang ingin tampil lebih menarik hingga rela mengeluarkan uang jajannya untuk memenuhi hasrat membelinya. Perilaku ini menyebabkan pemborosan, merugikan dan membuat orang tua sangat berat memenuhi keinginan anaknya. Apakah ini mempengaruhi konsep diri mereka sehinga waktu mereka habis untuk berbelanja dapat mengganggu aktifitas belajar ?. Fenomena ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif dikalangan siswa khususnya siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Penelitian ini penting untuk siswa mengungkap
6
adanya korelasi antara konsep diri dengan perilaku konsumtif, jika memang ada hubungan, dapat dijadikan pembelajaran untuk siswa agar tidak terjerumus dalam berperilaku konsumtif karena dapat membuat masa depan suram.
B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah, maka dapat diuraikan identifikasi masalah, sebagai berikut : 1. Banyaknya iklan menyebabkan remaja mudah terpengaruh untuk melakukan perilaku konsumtif 2. Beberapa kasus perilaku konsumtif yang terjadi dipengaruhi oleh perilaku konsep diri yang negatif 3. Perilaku konsumtif pada remaja dilakukan dengan menggunakan uang dari orang tua, 4. Kurangnya pengetahuan siswa mengenai konsep diri sehingga mempengaruhi perilaku konsumtif 5. Kebanyakan para siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta membeli barang yang mereka inginkan bukan apa yang mereka butuhkan. 6. Belum diketahui hubungan konsep diri dengan perilaku konsumtif siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
7
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi penelitian pada hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtifsiswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
D. Rumusan masalah Dari uraian batasan masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Bagaimana hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari rumusan masalah yang telah diuraikan. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
F. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis
8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dalam bidang Bimbingan dan Konseling mengenai hubungan konsep diri dan perilaku konsumtif pada remaja. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Siswa diharapkan dapat lebih memahami pentingnya konsep diri agar lebih bisa mengendalikan perilaku konsumtifnya dan juga lebih bisa mengatur keuangan sehingga tidak boros.
b. Bagi Orang Tua Orang Tua dapat selalu mengawasi putra-putrinya dalam berperilaku konsumtif karena dapat membuat siswa menjadi pribadi yang konsumtif. c. Bagi Guru BK Guru BK selaku pembimbing remaja disekolah diharapkan dapat memberikan layanan bimbingan pribadi tentang konsep diri dan cara mengendalikan perilaku konsumtif. d.
Bagi Peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan referensi pengetahuan dan dasar bagi penelitian selanjutnya. Terutama dalam mendalami teori tentang konsep diri dan perilaku konsumtif pada remaja.
9
BAB II KAJIAN TEORI A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Depdiknas (2002:590) mengartikan istilah konsumtif yaitu bersifat konsumsi (hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri). Lebih lanjut Tim Prima Pena (2006:263) mendefinisikan kata konsumtif sebagai pemakaian (pembelian) atau pengkonsumsian barang-barang yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata dan bukan karena tuntutan kebutuhan yang dipentingkan. Definisi perilaku konsumif juga dapat dipahami melalui definsi perilaku konsumen seperti yang diungkapkan oleh Sumartono(2002) bahwa perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai suatu tindakan meggunakan suatu produk secara tidak tuntas. Artinya belum habis suatu produk dipakai, seseorang telah menggunakan produk
jenis yang sama dari merk lain atau
membeli barang karena adanya hadiah yang ditawarkan atau membeli suatu produk karena banyak orang menggunakan barang tersebut. Lubis (Sumartono,2002) secara garis besar mengatakan perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbanga yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional
10
lagi. Hal itu diperkuat dengan pernyataan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (Sumartono, 2002) yang mengatakan perilaku
konsumtif
menggunakan
adalah
konsumsi
kecenderungan
tanpa
batas
dan
manusia
untuk
manusia
lebih
mementingkan fakor keinginan daripada kebutuhan. Asry (2006) mengatakan sebagai berikut “bahwa konsumtif menjelaskan mengenai keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Konsumtif juga biasanya digunakan untuk menunjukan perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok”. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumtif merupakan kecenderungan individu membeli dan mengkonsumsi barang-barang tanpa batas dan pertimbangan yang rasional ataupun mengkonsumsi barangbarang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan, dimana hal tersebut didorong oleh keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata daripada kebutuhan. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Secara garis besar Gunita (2006 : 36) menyebutkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ada dua, yaitu internal dan eksternal:
11
a. Faktor Internal Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis dan faktor pribadi. 1) Faktor psikologis, juga sangat mempengarui seseorang dalam bergaya hidup konsumtif, diantaranya : a) Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi tinggi untuk membeli suatu produk, barang / jasa maka cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor rasionalnya. b) Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik maka motivasi utuk bertindak akan tinggi dan ini menyebabkan orang tersebut bertindak secara rasional. c) Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar oang akan memperoleh kepercayaan dan pendirian. Dengan kepercayaan pada penjual yang berlebihan dan dengan pendirian yang tidak stabil dapat mennyebabkan perilaku konsumtif.
12
2) Faktor
Pribadi.
Keputusan
untuk
membeli
sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu : a) Usia, pada usia remaja kecenerungan seseorang untuk berperilaku konsumtif lebih besar daripada orang dewasa. b) Pekerjaan,
mempengaruhi
pola
konsumsinya.
Seseorang dengan pekerjaan yang berbeda tentunya akan mempnyai kebutuhan yang berbeda pula. Hal ini dapat menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. c) Keadaan ekonomi orang yang mempunyai uang yang cukup akan cenderung lebih sering membelanjakan uangnya untuk membeli barang, sedangkan orang dengan ekonomi rendah akan cenderung hemat. d) Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian dan konsep diri dapat menentukan pola hidup seseorang demikian juga perilaku konsumtif pada seseorang dapat dilihat dari tipe kepribadian tersebut. e) Jenis kelamin. Jenis kelamin mempengaruhi kebutuhan membeli,
karena
remaja
dibandungkan dengan pria.
13
putrilebih
konsumtif
b. Faktor Eksternal / Lingkungan Perilaku konsumtif dipengruhi oleh lingkungan di mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, dan keluarga. 1). Kebudayaan Faktor budaya memiliki pengaruh yang mendalam. Hal ini disebabkan karena budaya bertindak sebagai penentu keinginan dan perilaku yang mendasar. Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Manusia dengan kemampuan akal budaya telah mengembangkan berbagai macam sistem perilaku demi keperluan hidupnya. Kebudayaan adalah determinan yang paling fungsional dari keinginan dan perilaku seeorang. 2). Kelas sosial Pada dasarnya manusia Indonesia dikelompokan dalam tiga golongan yaitu, golongan atas, golongan menengah dan golongan bawah. Perilaku konsumtif antara kelompok sosial satu dengan yang lain akan berbeda, dalam
14
hubungannya dengan perilaku konsumtif. Mangkunegara (2005 : 43) mengkarakteristikan anatara lain : a) Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli barang-barang yang mahal, membeli pada toko yang berkualitas dan lengkap, konservatif dalam konsumsinya, barang-barang yang dibeli cenderung untuk dapa menjadi warisan bagi keluarganya. b) Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang untuk menampakan kekayaannya, membeli barang denga jumlah yang banyak dan kualitasnya cukup memadai. Mereka berkeinginan membeli barang yang mahal dengan sistem kredit, misalnya membeli kendaraan, rumah mewah, dan perabot rumah tangga. c) Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang dengan mementingkan
kuantitas daripada
kualitasnya. Pada umumnya mereka membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan penjualan barang-barang yang diobral atau penjualan dengan harga promosi. 3) Keluarga Sangat penting dalam perilaku membeli karena keluarga adalah pengaruh konsumsi untuk banyak produk. Selain itu keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat
15
yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan
dalam pengambilan
keputusan
membeli
(Mangkunegara, 2005:44). Peranan setiap anggota keluarga dalam membeli berbeda-beda menurut barang yang dibelinya. Orang yang berbeda dalam suatu keluarga dapat memainkan peran sosial yang berbeda dan menampakan perilaku yang berbeda pada saat mengambil keputusan dan mengkonsumsi. 3. Aspek-aspek Perilaku Konsumtif Konsumtif menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barangbarang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Berdasarkan definisi ini maka dalam perilaku konsumtif , Tambunan (2001 : 1) berpendapat secara garis besar ada dua aspek mendasar, yaitu : a. Adanya suatu keinginan mengkonsumsi secara berlebihan. Hal ini akan menimbulkan pemborosan dan bahkan inefisiensi biaya, apalagi bagi remaja yang belum mempunyai penghasilan sendiri. 1). Pemborosan Perilaku konsumtif yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produknya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok. Perilaku ini hanya berdasarkan pada 16
keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. 2). Inefisiensi Biaya Pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja yang biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya sehingga menimbulkan inefisiensi biaya. b. Perilaku tersebut dilakukan bertujuan untuk mencapai kepuasan semata. Kebutuhan yang dipenuhi bukan merupakan kebutuhan yang utama melainkan kebutuhan yang dipenuhi hanya sekedar mengikuti arus mode, ingin menciba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial tanpa memperdulikan apakah memang dibutuhkan atau tidak. Padahal hal ini justru akan menimbulkan kecemasan. Rasa cemas di sini timbul karena merasa harus tetap mengikuti perkembangan dan tidak ingin dibilang ketinggalan. 1). Mengikuti Mode Di kalangan remaja yang memiliki orang tua dengan kelas ekonomi yang cukup berada, terutama di kota-kota besar, mall 17
sudah menjadi rumah kedua. Mereka ingin menunjukan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. 2). Memperoleh Pengakuan Sosial Perilaku
konsumtif
pada
remaja
sebenarnya
dapat
dimengerti bila melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebaya menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang in. Berbeda
dengan
Swastha
dalam
(Gunita,2006
:
34)
mengemukakan ada beberapa aspek dalam perilaku membeli, dan di sini adalah kecenderungan perilaku membeli dan belum menjurus ke perilaku yang konsumtif, intinya sebagai berikut: 1) Pengenalan kebutuhan Pengambilan
keputusan
membeli
barang
dengan
mempertimbangkan banyak hal seperti faktor harga, faktor kualitas, faktor manfaat, dan faktor merk. Pengambilan keputusan membeli secara rasional biasanya memanfaatkan informasi yang
18
ada sepeti mempertimbangkan implikasi dari tindakan yang dibuat sebelum memutuskan untuk membeli. 2) Emosional Motif pembelian barang berkaitan dengan emosi seseorang. Biasanya konsumen membeli barng hanya karena pertimbangan kesenangan indera atau bisa juga karena ikut-ikutan. Penelitian ini akan tidak menggunakan aspek-aspek perilaku konsumtif yang dikemukakan oleh salah satu pendapat diatas, namun peneliti akan mengambil aspek-aspek perilaku konsmtif dari kajian teori mengenai definisi perilaku konsumtif. Peneliti memandang bahwa aspek-aspek yang diambil dari definisi perilaku konsumtif akan lebih aplikatif. Lebih dapat diamati secara langsung dan lebih sesuai dengan kondisi subjek dilapangan. 4. Indikator Perilaku Konsumtif Budaya konsumtif pada saat ini bukan hanya sebagai pemenuhan kebutuhan dasar manusia, tetapi juga bersifat materi dan simbolik. Perilaku konsumtif merupakan pembentukan identitas seserang melalui gaya yang ditampilkan dalam menggunakan pakaian, tas, sepatu dan handphone serta produk lainnya yang befungsi sebagai komunikasi simbolik.
19
Sumartono (2002:111) menyebutkan bahwa mode rambut,pakaian, musik, dan teknologi komunikasi baru seperti telepon genggam sebagai tren yang dianggap dapat mewakili simbol gaya hidup baru dan lambang prstise dari penampilan masyarakat modern. Di plasa, pasar atau di mana saja, termasuk sekolah, simbol gaya hidup tersebut terefleksi dalam penampilan dari dan menjadi aksesoris yang terkadang tanpa disadari justru merupakan bukti telah berkembangnya sikap pamer status. Pengakuan akan status yang diperoleh melalui pemilikan barangbarang tertentu telah menjadi suatu hal yang bersifat kompetitif. Pemborosan materi tanpa disadari telah menjadi hal yang bersifat prestisius yaitu hanya untuk memperoleh pengakuan sebagai orang yang modern dalam kehidupan. Hal ini menyebabkan banyak remaja berlomba-lomba untuk mengkonsumsi barang-barang dan jasa agar dapat menampilkan gaya hidup modern yang sesuai dengan standar dari lingkungan sosialnya bukan atas dasar kebutuhan. Sumartono (2002 : 119) memberikan indikator perilaku konsumtif secara oprasional sebagai berikut : a) membeli produk karena iming-iming hadiah; b) membeli produk karena kemasannya menarik; c) membeli roduk karena demi menjaga gengsi dan penampilan diri; d) membeli produk atas pertimbangan harga, bukan atas dasar manfaat dan kegunaan; e) membli produk hanya karena menjaga simbol status; f) munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga maha akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi; g) memakai suatu karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan; h) mencoba lebih dari dua produk sejenis dengan merk yang berbeda.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif adalah sebagai berikut :
20
a. Pembelian produk berdasarkan fungsi simbolik yang dimiliki sesuatu produk dalam hal ini keputusan untuk membeli lebih didasarkan
untuk
meningkatkan
status
individu.
Individu
mengkonsumsi suatu produk karena adanya keinginan yang bersifat prestisius dengan cara membeli barag-barang yang dapat menunjang penampila
dirinya untuk menjaga gengsi
dan
meningkakan rasa percaya diri sehingga dapat memperoleh pengakuan yang diharapkan dari lingkungan sosialnya. b. Pembelian produk tanpa pertimbangan yang rasional dan cenderung berlebihan. Individu mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan untuk memenuhi keinginannya, bukan untuk suatu kebutuhan. Individu kurang memperhatikan mafaat fungsional dari suatu produk, tetapi lebih didasarkan pada pengamatan terhadap stimulasi. Stimulasi yang berpa kemasan produk, hadiah, ataupun iklan dan promosi suatu produk. 5. Ciri-ciri dan Bahaya Perilaku Konsumtif Untuk mengetahui tingkah laku konsumtif, Sarwono (Dian Anita, 2003 : 33) secara ringkas menyebutkan tingkah laku konsumtif dibagi menjadi dua, yaitu : a. Tingkah laku investasi 1) Investasi jangka pendek, misalnya : membeli sebuah mesin jahit untu membuka sebuah perusahaan konfeksi.
21
2) Investasi jangka panjang, misalnya : menyekolahkan anak agar kelak memperoleh penghasilan yang besar atau membayar asuransi. b. Tingkah laku yang semata-mata konsumtif Tidak mudah untuk mengetahui mana yangtermasuk pada tingkah laku investasi dan mana yang termasuk kepada tingkah laku konsumtif. Karena perbedaan antara kebutuhan dan keinginan sifatnya kualitatif. Tindakan perilaku konsumsi seseorang sangat dipengarui oleh tujuan dan manfaat dari barang yang dibeli serta keterjagkauan dari harga barang yang ingin dimilikinya. Dari uraian sebelumnya diketahui ciri-ciri perilaku konsumtif yaitu : a. Membeli suatu barang atau jasa bukan karena kebutuhan (needs) melainkan karena keinginan (wants); b. Tidak digunakan sebagai sesuat yang dihasilkan (poduktif) melainkan hanya untuk menunjukan harga diri (prestise) dari pemakai. c. Harga diluar jangkauannya, artinya individu memaksakan untuk membeli suatu brang yang diinginkannya walaupun ia harus meminjam uang atau menggunakan uang yang dialokasikan untuk kepentingan lain. 22
Perilaku konsumtif dapat menimbulkan kerugian-kerugian (bahaya), sebagai berikut (Dian Anita, 2003;34-35) a. Jika orang tua tidak mampu maka akan menimbulkan masalah ekonomi bagi keluarganya; b. Perilaku konsumif akan melekat pada diri remaja, kelak mereka akan menjadi orang dewasa dengan gaya hidup konsumtif, jika finansial tidak mencukupi maka cara untuk memenuhinya dapat melalui cara-cara yang tidak sehat atau menggunakan cara ept misalnya menipu orang tua atau orang lain, melakukan tindakan asusila. c. Budaya konsumtif dapat membuat remaja berpikiran bahwa kesenangan, kebahagiaan dan ketenangan hanya diperoleh dari materi, akhirnya jadilah remaja yang matrealistis. d. Budaya konsumif cepat merugikan bangsa, karena gaya hidup konsumtif akan cenderung membeli produkproduk luar negeri karena kebanyakan produk-produk luar negeri dianggap lebih melambangkan kemewahan sehingga mengakibatkan produk-produk dalam negeri tidak berkembang; e. Budaya konsumtif dapat menimbulkan kecemburuan sosial; dan
23
f. Perilaku konsumti dapat menimbulkan stress dan ketidakbermaknaan hidup. Makna hidup diredukasi menjadi sebatas yang dapat memberikan kesenangan materi, namun setelah semuanya tercapai mulailah dirasakan hilangnya tujuab hidup. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif pada siswa dapat beragam bentuknya seperti membelanjakan uang dengan tujuan menjaga penampilan dan gengsi, membeli karena tertarik dengan kemasan barang, hadiah, dan konformitas dengan idola. Berbagai bentuk perilaku konsumtif tersebut pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang tanpa pertimbangan secara rasional melainkan hanya bersifat kesenangan semata. B. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri Konsep diri merupakan evaluasi secara menyeluruh (Santrock 2009) baik dari persepsi atau pandangan-pandangan terhadap dirinya sendiri (Sutisna 2001). Konsep diri merupakan identitas diri sebagai skema dasar yang terdiri atas kumpulan keyakinan dan sikap terhadap diri sendiri yang terorgasir (Baron Robert A &Byrne Donn 2004).
24
Menurut Calhoun dan Cocella (dalam Habibullah 2010) konsep diri merupakan pandangan terhadap diri sendiri yang meliputi dimensi pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan mengenai diri sendiri, dan penilaian tentang diri sendiri. Lain halnya dengan kepribaian konsep diri bukanlah faktor bawaan, tetapi konsep diri berkembang dalam diri seseorang melalui pengalaman, kemudian dipelajari, serta adanya interaksi dengan orang lain.
Konsep diri adalah bagaimana kita berfikir dan mengevaluasi diri kita seperti apa yang meliputi fisik, moral, personal, keluarga dan dimensi situasi sosial. Konsep diri juga dipengaruhi oleh identitas diri. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah pendapat dan penilaian orang lain erhadap kita serta perbandingan cara sosial dan persepsi yang sama atau berbeda dengan orang lain. Menurut Sutisna (2001), konsep diri diatur oleh dua prinsip yaitu keinginan
untuk
mencapi
konsistensi
dan
keinginan
untuk
meningkatkan harga diri. Keinginan untuk mencapai konsistensi adalah seberapa besar keinginan konsumen dalam konsistensian terhadap diri sendiri dalam perilaku pembelian. Keinginan untuk meningkatkan harga diri lebih kepada pandangan orang lain terhadap dirinya sendiri. Menurut Sutisna (2001), konsep diri dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu a) Dimensi konsep actual self ( diri yang sebenarnya) lebih kepada pembelian yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh konsep diri yang mereka miliki dan adanya kesamaan antara citra merek dan citra diri. 25
b) Konsep ideal self ( diri yang ideal) ini berhubungan dengan self esteem yang merupakan sikap positif dari seseorang terhadap dirinya sendiri. Self esteem yang tinggi adalah seseorang yang menyukai dirinya sendiri, sedangkan seseorang yang memiliki self esteem yang rendah lebih mudah diprediksi. Hal ini dikarenakan skema diri yang negatif lebih diorganisir dibandingkan dengan skema diri yang positif. Faktor budaya juga mempengaruhi hal yang penting bagi self esteem individu tersebut (Baron Robert A, Byrne Donn 2004). c) Konsep extended self (diri yang diperluas) yaitu bukan hanya dari citra diri yang mempengaruhi pembelian suatu produk tetapi produk yang dipilih juga mempunyai pengaruh terhadap citra diri kita. 2. Pembentukan Konsep Diri Menurut Erikson dalam buku Kozier et al. (2010), “sepanjang hidup individu menghadap tugas perkembangan yang terkait dengan delapan tugas perkembangan yang terkait dengan delapan tahap psikososial yang memberikan kerangka kerja teoritis. Keberhasilan idividu menyelesaikan tugas perkembangan ini sangat menentukan perkembangan konsep diri”. Ketidakmampuan
menyelesaikan
tugas
perkembangan
menimbulkan masalah konsep diri pada saat tersebut, dan sering kali, pada masa mendatang. Orang-orang berpikir untuk mendasarkan konsep dirinya pada bagaimana mereka merasakan dan mengevaluasi diri mereka sendiri pada area berikut : a. Penampilan vokasional b. Fungsi intelektual 26
c. Penampilan personal dan ketertarikan fisik d. Ketertarikan dan penampilan seksual e. Diskusi orang lain f. Kemampuan menghadapi dan menyelesaikan masalah g. Kemandirian h. Bakat tertentu Menjaga
dan mengevaluasi konsep diri individu merupakan
proses berkelanjutan. Kejadian atau situasi apat mengubah tingkat konsep diri sepanjang waktu. Pada saat individu mencapai kedewasaan, konsep diri dasar mereka relatif berkembang baik. Memiliki konsep diri dasar mencakup bagaimana kita dipandang oleh orang lain. 3. Dimensi Konsep Diri Konsep diri merupakan faktor yang menjelaskan tentang penilaian yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya yang menyangkut dimensi internal dan dimensi eksternal. Secara garis besar menurut Fitts (1971), konsep diri dibagi menjadi dua dimensi, yaitu : a) Dimensi internal (persepsi mengenai dunia dalam dirinya), yang meliputi persepsi mengenai siapa dirinya, persepsi individu sebagai hasil pengamatan dari evaluasi terhadap diri, persepsi individu mengenai diri bagaimana individu bertingkah laku.
27
b) Dimensi eksternal (persepsi individu mengenai dirinya dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya) yang meliputi persepsi individu terhadap dirinya secara fisik, persepsi individu mengenai hubungan dengan Tuhan, persepsi mengenai keadaan pribadinya, persepsi individu mengenai dirinya dengan keluarga, dan persepsi individu engenai dirinya dalam berinteraksi dengan orang lain. 4. Aspek-aspek konsep diri Aspek diri merupakan bagian dari diri yang dapat dilihat oleh orang lain pada diri seorang individu, sedangkan dimensi diri (seperti yang telah dikemukakan), adalah bagian dari diri yang hanya dapat diketahui oleh diri individu yang bersangkutan sendiri. Staines (dalam Rahmat, 2000, h.81) menjelaskan ada tiga aspek dalam konsep diri, yaitu : a. Konsep diri dasar Aspek ini merupakan pandangan individu terhadap status, peranan, dan kemampuan dirinya. b. Konsep diri sosial Aspek ini merupakan diri sebagaimana yang diyakini individu dan orang lain yang melihat dan mengevaluasi. c. Konsep diri ideal Aspek ini merupakan gambaran mengenai pribadi yang diharapkan oleh individu, sebagian berupa keinginan dan sebagian berupa keharusan.
28
Hurlock ( 1990, h. 237), mengemukakan bahwa konsep diri memiliki dua aspek, yaitu : a. Fisik Aspek ini meliputi sejumlah konsep yang dimiliki individu mengenai penampilan, ksesuaian dengan jenis kelamin, arti penting tubuh, dan perasaan gengsi dihadapan orng lain yang disebabkan oleh keadaan fisiknya. Hal penting yang berkaitan dengan keadaan fisik adalah daya tarik dan penampilan tubuh dihadapan orang lain. b. Psikologis Aspek ini meliputi penilaian individu teradap keadaan psikis dirinya seperti rasa percaya diri, harga diri, serta kemampuan dan ketidakmampuannya. Penilaian individu terhadap keadaan psikis dirinya. Berdasarkan dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga aspek konsep diri, yaitu fisik, psikologis dan sosial. Aspek fisik tersebut berhubungan dengan keadaan tubuh dan penampilan individu misalnya hidung pesek, kulit hitam, rambut keriting, sedangkan aspek psikologis berhubungan dengan harga diri, rasa percaya diri, kemampuan dan ketidakmampuan, sedangkan aspek sosial berhubungan dengan cara pandang orang lain sehingga siswa yang berkonsep diri negatif disaat mendapati diriya mempunyai
29
rambut keriting akan merasa rendah diri sehingga akan melakukam perilaku konsumtif misalnya rebonding. C. Perkembangan Siswa SMA 1. Pengertian siswa SMA Peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya berada pada rentang usia antara 15-18 tahun. Dalam konteks psikologi perkembangan individu berada fase remaja pertengahan. Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa lati adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif da orang-orang prubakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Mohammad Ali & Mohammad Asrori, 2004). Pada permulaan masa remaja, pertumbuhan fisik yang sudah menyerupai manusia dewasa ini tidak diikuti dengan perkembangan psikis yang sama pesatnya, sebagai akibatnya masa remaja yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju kehidupan orang dewasa ini merupakan masa yang sulit dan penuh gejolak sehingga sering disebut sebagai masa badai dan topan, masa pancaroba, dan brbagai sebutan lainya yang menggambarkan
30
banyaknya kesulitan yang dialami anak pada masa perubahan ini ( Endang Poerwanti dan Nur Widodo, 2002 :106). Mappiare (Mohammad Ali & Mohammad Asrori, 2008 : 9) mengatakan seperti ini, masa remaja berlangsung antara umur 12 sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu 12/13 tahun sampai 17/18 tahun adalah remaja awal, dan 17/18 tahun smapai 21/22 tahun ada remaja akhir. Sedangkan Hurlock (Mohammad Ali & Mohammad Asrori 2008 :9), menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan tahun seperti ketentuan sebelumnya. Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk dibangku sekolah menengah.
Dari
beberapa
pengertian
sebelumnya
dapat
diambil
kesimpulan bahwa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan psikologis, kognitif dan sosial-emosional serta berlangsung antara umur 12 sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
2. Karakteristik Siswa SMA yang sepadan dengan masa remaja Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan pada semua aspek baik fisik maupun non fisik untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja, seperti masa-masa sebelumnya memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan masa sebelum dan sesudahnya, secara garis besar Hurlock (Rita Eka Izzaty dkk, 2008 : 124-126) menjelaskan ciri-ciri tersebut sebagai berikut :
31
a. Masa remja sebagai periode penting Perkembangan fisik yang cepat dan penting pada masa remaja disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai, dan minat baru. b. Masa remaja sebagai periode peralihan Masa remaja merupakan peralihan dari masak kanak-kanak ke masa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan serta mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. c. Masa remaja sebagai periode perubahan Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat juga perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat. Sebalikny jika perubahan fisik menurun maka diikuti perubahan sikap dan perilaku yang menurun juga. Menurut Hurlock, ada empat macam perubahan yaitu : meningginya emosi, peubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan berubahnya minat dan pola perilaku serta adanya sikap ambivalen terhadap setiap perubahan.
32
d. Masa remaja adalah masa mencari identitas Pada masa ini mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti pada masa sebelumnya. Namun adanya sifat yang mendua dalam beberapa kasus menimbulkan suatu dilema yang menyebabka krisis identitas. Pada saat ini remaja berusaha untuk menunjukan siapa dirinya dan peranannya dalam kehidupan masyarakat. e. Usia bermasalah Pemecahan maslah pada remaja sudah tidak seperti masa sebelumnya yang dibantu oleh orang tua dan gurunya. Pada saat remaja, masalah yang dihadapi akan diselesaikan secara mandiri, mereka menolak bantuan dari orang tua dan guru lagi. f. Masa
remaja
sebagai
usia
yang
menimbulkan
ketakutan/kesulitan Karena pada mas remaja sering timbul pandangan yang kurang baik atau bersifat negatif. Stereotip demikian mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja erhadap dirinya dengan demikian menjadikan remaja sulit melakuka peralihan menuju masa dewasa. Pandangan ini juga yang sering menimbulkan pertentangan antara remaja dengan orang dewas.
33
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya, lebih-lebih cita-citanya. Hal ini menyebabkan emosi meninggi dan apabila diinginkan tidak tercapai akan mudah marah. Semakin bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berpikir rasional remaja memandang diri dn orang lain semakin realistik. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Menjelang menginjak dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan masa belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk berperilakusebagai orang dewasa, oleh karena itu mereka mulai berperilaku sebagai sttatus orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-obatan dll, yang dipandang dapat memberikan citra seperti yang diinginkan. Karakteristik masa remaja yaitu masa remaja merupakan periode yang penting bagi perkembangan fisik dan mental, periode peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, periode perubahan fisik dan sikap (perilaku) yang berlangsung pesat,
mencari
identitas,
usia
bermasalah,
usia
yang
menimbulkan kesulitan dan kesusahan, masa yang tidak realistik dan mulai minginjak masa dewasa.
34
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja Secara garis besar menurut Havighurst (Mohammad Ali & Mohammad
Asrori,
2008
:
165-169),
ada
sejumlah
tugas
perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh remaja, yaitu a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. 1) Hakikat tugas Mempelajari peran anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki sebagai pria, menjadi dewasa diantara orang dewasa, dan belajar memimpin tanpa menekan orang lain. 2) Dasar biologis Secara biologis, manusia terbagi menjadi dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Kematangan seksual dicapai selama masa remaja. Daya tarik seksual menjadi suatu kebutuhan yang dominan dalam kehidupan remaja. 3) Dasar psikologis Dalam kelompok sejenis, remaja belajar untuk bertingkah laku sebagimana orang dewasa. Adapun dalam kelompok lain jenis, remaja belajar menguasai ketrampilan sosial. Kebrehasilan dalam meaksanakan tugas perkembangan akan membawa penyesuaian sosial yang lebih baik sepanjang kehidupannya.
35
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita 1) Hakikat tugas Mempelajari peran sosial sesuai dengan jenis kelaminya sebagai pria atau wanita. 2) Dasar biologis Ditinjau dari kekuatan fisik, remaja putri menjadi orang yang lebih lemah dibandingkan dengan remaja putra. Namun, remaja putri memiliki kekuatan lain meskipun memiliki kelemahan fisik. 3) Dasar psikologis Peranan sosial pria dan wanita memang berbeda. Remaja putra perlu menerima peranan sebagai seorang pria dan remaja putri perlu menerima peranan sebagai seorang wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif 1) Hakikat tugasnya Menjadi bangga atau sekurang-kurangnya toleran dengan kondisi fisiknya sendiri, mnjaga dan melindungi, serta menggunakannya secara efektif. 2) Dasar biologis Perkembangan remaja disertai dengan pertumbuhan fisik dan seksual. Umumnya gadis yang berusia 15 sampai 16
36
tahun tubuhnya mencapai bentuk akhir. Adapun pada pemuda keadaan ini akan dicapai sekitar usia 18 tahun. 3) Dasar psikologis Terjadinya perubahan bentuk tubh yang disertai dengan perubahan
sikap
dan
minat
remaja.
Remaja
suka
memperhatikan perubahan tubuh yang sedang dialaminya sendiri. d. Mencari kemandirian emosional dari oang tua dan orang-orang dewasa lainnya. 1) Hakikat tugas Membebaskan
sifat
kekanak-kanakan
yang
selalu
menggantungkan diri pada orangtua. Mengembangkan sikap
perasaa
tertentu
kepada
orangtua
tanpa
menggantungkan diri padanya dan mengembangkan sikap hormat kepada orang dewasa tanpa menggantungkan diri padanya. 2) Dasar biologis Kematangan
seksual
individu.
Individu
yang
tidak
memperoleh kepuasaan didalam keluarganya akan keluar untuk membangun ikatan emosional dengan teman sebaya. 3) Dasar psikologis Pada masa ini remaja mengalami sikap ambivalen terhadap orangtuanya. Remaja ingin bebas, namun dirasa bahwa
37
dunia dewasa itu cukup rumit dan asing baginya. Dalam keadaan
semacam ini remaja
masih
mengharapkan
perlindungan orangtua, sebaliknya orang tua menginginkan anaknya berkembang menjadi lebih dewasa. e. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis 1) Hakikat tugas Merasakan kemampuan membangun kehidupan sendiri 2) Dasar biologis Tidak ada dasar biologis yang berarti utuk pelaksanaan tugas ini meskipun kekuatan dan ketrampilan fisik sangat bermanfaat untuk mencapai tugas ini. 3) Dasar psikologis Berkaitan erat dengan hasrat untuk berdiri sendiri. f. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan 1) Hakikat tugas Memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta mempersiapkan pekerjaan. 2) Dasar biologis Ukuran dan kekuatan badan pada sekitar usia 18 tahun sudah cukup kuat dan tangkas untuk memiliki da menyiapkan diri memperoleh lapangan pekerjaan. 3) Dasar psikologis
38
Dasar hasil penelitian mengeni minat dikalangan remaja ternyata pada kaum remaj berusia 16-19 tahun. Minat utamanya tertuju kepada pemilihan dan mempersiapkan lapangan pekerjaan. g. Persiapan untuk memasuki kehidupan berkeluarga. 1) Hakikat tugas Mengembangkan berkeluarga.
sikap
Khusus
positif
untuk
terhadap
remaja
putri
kehidupan termasuk
didalamnya kesiapan untuk mempunyai anak. 2) Dasar biologis Kematangan seksual yang normal yang menumbuhkan ketetarikan antar jenis kelamin. 3) Dasar psikologis Sikap remaja terhadap perkawinan sangat bervariasi. Ada yang menunjukan rasa takut tetapi ada juga yang menunjukan sikap bahwa perkawinan justru mrupakan suatu kebahagiaan hidup.
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk kompetensi kewarganegaraan 1) Hakikat tugas Mengembangkan konsep tentang hukum,politik, ekonomi, dan kemasyarakatan.
39
2) Dasar biologis Pada usia 14 tahun, sistem syaraf dan otak telah mencapai tahap ukuran kedewasaan. 3) Dasar psikologis Berkembangnya kemampuan kejiwaan yang cukup besar dan perbedaan individu dalam perkembngan kejiwaan yang sangat
erat
hubungannya
dengan
perbedaan
dalam
penguasaan bahasa pemaknaan, perolehan konsep-konsep, minat dan motivasi.
i. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab. 1) Hakikat tugas Berpratisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab
dalam
kehidupan
masyarakat
dan
mampu
menjunjung nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku. 2) Dasar biologis Tugas ini berkaitan erat dengan pengauh masyarakat terhadap individu, kecuali jika menerima adanya insting sosial pada manusia atau memandang bagus tingkah laku remaja merupakan sublimasi dari dorongan seksual.
40
3) Dasar psikologis Proses untuk mengikatkan diri individu kepada kelompok sosialnya telah berlangsung sejak ndividu dilahirkan. Ini berlangsung sampai dengan individu itu mencapai fase remaja. j. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan sistem etika sebagai pedoman tingkah laku. 1) Hakikat tugas Membentuk
suatu
memungkinkan
himpunan remaja
nilai-nilai
mengembangkan
sehingga dan
merealisasikan nilai-nilai, mendefinisikan posisi individu dalam huungannya dengan idividu lain, dan memegang suatu gambaran dunia dan suatu nilai untuk kepentingan hubungan dengan individu lain. 2) Dasar psikologis Banyak remaja yang menaruh perhatian pada problem filosofis dan agama. Erickson (papalia, Olds & Fieldman, 2001 :340) menjelaskan bahwa tugas utama remaja adalah menghadapi identitas versus kebimbangan identitas (identity versus identity confusion) yang merupakan krisis ke-5 dalam tahap perkembangan psikososial. Tugas perkembangn ini bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang unik dengan sense of self yang koheren d( Papalia. Olds & Fieldman. 2001 :340). 41
Tugas perkembangan pada masa remaja merupakan tugas yang penting. Hal ini mengingat bahwa apabila remaja mampu melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik maka akan mengarahkan remaja kepada keberhasilan dalam melaksanakan tugas perkembangan selanjutnya. Demkian juga sebaliknya. Berdasarkan beberapa tugas perkembangan dan karakteristik pada remaja salah satu tugas perkembangan yang penting adalah mencapai kemandirian ekonomi. Dalam hal ini remaja sebagai konsumen seharusnya sudah memiliki keberanian dalam mengambil keputusan dalam pembelian dan memiliki kemampuan
dalam
mengatur
uangnya
sendiri
dan
membelanjakannya.
Keberhasilan remaja dalam menjalani tugas perkembangan tersebut akan dapat mengarahkan remaja pada perilaku membeli yang tidak didasarkan pada pertimbangan secara rasional, cenderung berlebihan sehingga dapat memunculkan perilaku konsumtif. D. Kerangka Pikir Siswa
SMA
dalam
perkembangannya masih tergolong dalam
masa
remaja yang merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada masa remaja biasanya ditandai dengan adanya berbagai perubahan baik pada aspek biologis, kognitif, sosial maupun emosional. Perubahanperubahan pada aspek tersebut pada akhirnya bermuara pada upaya mencari jati diri atau identitas diri. Dalam masa remaja biasanya juga ditandai dengan karakteristik remaja yang senang mencoba-coba sesuatu yang baru karena rasa 42
penasarannya yang tinggi. Karakteristik tersebut menjadikan siswa yang masih tergolong dalam masa remaja dijadikan sebagai sasaran konsumen yang dianggap potensial dikalangan produsen. Seiring dengan tugas perkembangan pada siswa terutama remaja dalam kemandirian, remaja merupakan tahap dimana sudah
harus mampu
untuk
mandiri dalam mengambil keputusan. Salah satu kemandirian dalam mengambil keputusan tersebut yaitu dalam hal membeli suatu barang sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Namun, disisi lain remaja juga memiliki karekteristik sebagai konsumen yang mudah terpengaruh oleh bujuk rayu penjual dan iklan, tertarik dengan kemasan produk yang menarik, cenderung boros, tidak realistis, romantis
dan
impulsif.
Karakteristik
remaja
sebagai
konsumen
dapat
mengarahkan remaja kepada pembelian yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional atau sesuai kebutuhan tetapi lebih kepada hal-hal yang sifatnya emosional dan cenderung untuk memenuhi hasrat keinginan atau kepuasan semata. Hal ini pada akhirnya akan menimbulkan
kecenderungan perilaku
konsumtif pada remaja. Salah satu faktor pribadi yang penting dalam mempengaruhi perilaku konsumtif pada siswa adalah konsep diri. Konsep diri merupakan evaluasi secara menyeluruh baik dari persepsi atau pandangan-pandangan terhadap dirinya sendiri. Konsep diri merupakan identitas diri sebagai skema dasar
yang terdiri atas kumpulan keyakinan dan sikap
terhadap diri sendiri yang terorganisir.
43
Berdasarkan paparan tersebut, dapat dipahami bahwa konsep diri ikut berperan dalam perilaku konsumtif pada siswa karena remaja berorientasi pada diri sendiri sehingga mengalami konsep diri yang rendah, bila dilihat secara psikologis remaja dalam keadaan labil akan mudah terpengaruh dalam perilaku konsumtifnya. Remaja yang mengalami konsep diri tinggi akan menerima apa yang dimilikinya dan tidak akan mudah terpengaruh. misalnya perkembangan handphone, bagi remaja berkonsep diri rendah, akan merasa malu menggunakan handphone keluaran lama dan melakukan berbagai cara agar dapat mengikuti perkembangannya, sedangkan bagi remaja berkonsep diri tinggi tidak akan mudah terpengaruh dan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. E. Paradigma Penelitian Berdasarkan kerangka tori dan kerangka berfikir yang dikemukakan di atas, maka dapat dilihat hubungan antara variabel bebas yaitu konsep diri dengan variabel trikat yaitu perilaku konsumtif. Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar 1 halaman .
44
X
H
Y
Gambar 1. Paradigma Penelitian Keterangan : X
: Variabel bebas
Y
: Variabel Terikat
H
: Hipotesis : Garis penghubung
F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada siswa kelas 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Artinya, adanya konsep diri yang negatif dapat meningkatkan perilaku konsumtif pada siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, begitupun sebaliknya.
45
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan data-data yang terkumpul berupa angka-angka yang kemudian dianalisis menggunakan analisis statistika. Penelitian ini menggunakan korelasi karena bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Suharsimi Arikunto (2010: 4) mengungkapkan bahwa penelitian korelasi atau penelitian hubungan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian korelasional terdapat dua macam korelasi yaitu korelasi sejajar dan korelasi sebab-akibat. Korelasi sejajar memandang bahwa variabel pertama (variabel bebas) dan variabel kedua (variabel terikat) tidak terdapat hubungan sebab-akibat, namun dapat dicari alasan mengapa diperkirakan antara keduanya ada hubungannya. Sedangkan korelasi sebab-akibat memandang bahwa antara variabel pertama dan variabel kedua terdapat hubungan sebab-akibat, variabel pertama berpengaruh terhadap variabel kedua (Suharsimi Arikunto, 2002: 30-32). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi sejajar yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel konsep diri dan perilaku konsumtif.
46
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta , khususnya pada siswa kelas XI. Pertimbangan peneliti dalam menentukan tempat pelaksanaan penelitian di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah lokasi sekolah yang berada dipusat kota dan berdekatan dengan pertokoan, sehingga memudahkan siswa melakukan perilaku konsumtif. Perilaku siswa yang mudah dalam melakukan perilaku konsumtif tersebut memungkinkan untuk dijadikan subjek dalam penelitian ini. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013. C. Populasi dan Sampel/ Subjek Penelitian 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Pendapat lain diungkapkan oleh Sugiyono (2010: 117) bahwa populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 113 siswa. Berikut ini keadaan populasi subjek penelitian yang dapat dilihat pada tabel 1. 47
Tabel 1. Keadaan Populasi Subjek Penelitian No.
Kelas
Jumlah Siswa
1.
XI Bahasa
9
2.
XI IPA1
23
3.
XI IPA2
25
4.
XI IPS1
29
5.
XI IPS2
27
Jumlah
113
Alasan peneliti mengambil siswa Kelas XI sebagai subjek penelitian adalah siswa berada dalam rentang usia 15-17 tahun yang memiliki karakteristik tertentu sebagai remaja seperti keadaan psikologis yang labil, konformitas teman sebaya yang tinggi, dan mudah terpengaruh oleh lingkungan. Remaja pada masa ini senang mencoba hal-hal yang baru dan cenderung memiliki emosi yang tidak stabil. Remaja juga mulai meninggalkan stereotipnya sebagai kanak-kanak dan menganggap bahwa dirinya sudah dewasa. 2.Sampel Penentuan sampel atau teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel purposive. Pengambilan sampel dari populasi telah sesuai dengan karakteristik kelompok sampel yang diinginkan yaitu siswa SMA kelas XI bahasa, XI IPA 2, XI IPS 1, XI IPS 2 yang berada
48
dalam rentan usia 15-17 tahun. Pada penelitian ini jumlah sampelnya sebanyak 86 siswa. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60). Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu sebagai berikut. 1.Variabel Independen (Bebas) Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, dan antecedent. Variabel independen atau bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen atau terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsep diri. 2.Variabel Dependen (Terikat) Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen. Variabel dependen atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku konsumtif. E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif merupakan suatu tindakan individu dalam membeli, menggunakan dan memanfatkan barang-barang yang sebenarnya kurang dibutuhkan dan cenderung berlebihan dengan berbagai alasan yang
49
tidak rasional demi mencapai kepuasan dan kesenangan. Barang-barang yang dibeli, digunakan, dan dimanfaatkan merupakan barang-barang yang dapat merawat diri, menunjang penampilan diri dan prestise. 2. Konsep diri Konsep diri adalah evaluasi individu tentang dirinya yang bersifat unik baik secara fisik, psikis, sosial maupun moral dan bagaimana pandangan orang lain mengenai dirinya yang diperoleh dari hasil interaksi dengan orang lain. Persepsi dari konsep diri tersebut terdiri dari bagaimana siswa melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana siswa merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana siswa menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan. F. Teknik Pengumpulan Data Suharsimi Arikunto (2010: 192) menyatakan bahwa metode atau teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan agar dapat memperoleh data mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Jenis-jenis metode atau instrumen pengumpulan data yaitu tes, angket atau kuesioner (questionnaires), wawancara (interview), observasi, skala bertingkat (rating scale), dan dokumentasi (Suharsimi Arikunto, 2010: 193-202). Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode angket atau kuesioner (questionnaires) dengan menggunakan skala Likert.
50
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi Arikunto, 2010: 194). G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010: 148). Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian (Djaali & Pudji, 2008: 59). Sesuai dengan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket dengan menggunakan skala Likert. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Butir-butir atau item-item kuesioner disusun dalam bentuk pernyataan, dengan pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu skala konsep diri dan skala perilaku konsumtif. Peneliti menyusun instrumen yang mengacu pada skala reaksi konsep diri dari (Kartini Kartono, 2003) dan skala perilaku konsumtif dari Hudaniyah dan
51
Dayakisni, (2003) yang kemudian dimodifikasi sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini. Instrumen tersebut digunakan untuk keperluan pengumpulan data. Dalam menyusun instrumen, peneliti akan mengikuti prosedur pengadaan atau penyusunan instrumen yang baik yang telah dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 209). Prosedur penyusunan instrumen tersebut adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan,
meliputi
perumusan
tujuan,
menentukan
variabel,
kategorisasi variabel. 2. Penulisan butir soal atau penyusunan skala. 3. Penyuntingan. 4. Uji coba instrumen. 5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saransaran, dan sebagainya. 6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba. Berikut ini uraian mengenai prosedur dalam penyusunan instrumen di atas adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah: a. Perumusan tujuan. Tujuan penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah mengungkap data mengenai konsep diri dan tingkat perilaku konsumtif
52
pada responden. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
b. Menentukan variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel konsep diri dan variabel perilaku konsumtif. Variabel konsep diri sebagai variabel independen atau bebas, variabel perilaku konsumtif sebagai variabel dependen atau terikat. c. Kategorisasi variabel penelitian. Kategorisasi untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Variabel konsep diri Dalam penelitian ini, penyusunan skala untuk mengungkap konsep diri responden yang akan disusun oleh peneliti mengacu pada aspek-aspek konsep diri yaitu sebagai berikut. a) Konsep diri fisik b) Konsep diri pribadi c) Konsep diri sosial Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat konsep diri yang dimiliki oleh subyek yaitu dengan menggunakan Tennessee Self Concept Scale (TSCS) oleh H. Fitts(1971) yang diodifikasi oleh Julia Raymond Lorenz (2002)
53
Kisi-kisi skala konsep diri yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel3. Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri (Tennesse Self Concept Scale) No.
Variabel
Indikator
Deskriptor
1.
Konsep Diri
Konsep diri fisik
Pandangan, individu terhadap fisiknya sendiri.
Konsep diri pribadi
Konsep diri sosial
Item Instrumen + 1,2,3, 4,5,7, 6,10,11
14
8,9,12, 13,14
Pandangan, individu terhadap dirinya sendiri . Pandangan, individu terhadap kecenderungan sosial yang ada pada diri sendiri
Jumlah 2)
Jumlah
15,16,20
17,18,19,
,21,22,26,
23,24,25,
27,28
29,30,31
32,33,34,
35,36,37,
38,39,40,
41,42,43,
44,45,46
47,48,49
23
26
Variabel perilaku konsumtif Dalam penelitian ini, penyusunan skala untuk mengungkap
perilaku konsumtif responden yang akan disusun oleh peneliti mengacu pada aspek-aspek perilaku konsumtif yaitu sebagai berikut. a) Membeli b) Menggunakan c) Memanfaatkan 54
17
18
49
Kisi-kisi skala perilaku konsumtif yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konsumtif No . 2.
Variabel
Indikator
Deskriptor a. b.
Membeli c.
a. b. Perilaku Konsumtif Menggunakan
c.
d.
Memanfaatkan
a.
Membeli berlebihan Membeli tanpa rencana Membeli tanpa pertimbangan rasional Menggunakan berlebihan Menggunakan tidak sesuai dengan tempatnya Memakai tidak sesuai waktunya Menggunakan tidak sesuai dengan fungsinya Memanfaatkan berlebihan
Jumlah
Item Instrumen + 1 2
Jumlah 2
3,5
4,6
4
7,9,11,13, 15,16,17
8,10,12, 14,18
12
19
20
2
21
22
2
23
24
2
25
26
2
27
28
2
15
13
28
2. Penulisan butir soal dan penyusunan skala. Setelah peneliti menyusun pengkategorisasian mengenai variabel penelitian, maka tahap berikutnya adalah menuliskan butir soal atau pernyataan dan menyusun skala. Skala konsep diri dibuat sejumlah 54 butir pernyataan yang terdiri dari 27 butir pernyataan positif dan 27 butir pernyataan negatif. Sedangkan skala perilaku konsumtif dibuat sebanyak 28 butir yang terdiri dari 15 butir pernyataan positif dan 13 butir pernyataan negatif. Dalam penelitian ini, masing-masing angket atau kuesioner baik skala konsep diri maupun skala perilaku konsumtif 55
menggunakan model skala Likert. Skala Likert adalah skala penilaian dengan rentangan dari positif sampai negatif. Prosedur
dalam
melakukan
pengumpulan
data
dengan
menggunakan skala penelitian ini, responden diminta untuk memilih jawaban terhadap pernyataan yang telah disediakan dengan memberikan tanda check atau centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan dirinya. Pilihan jawaban pada skala konsep diri terdiri dari Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan pilihan jawaban pada skala perilaku konsumtif terdiri dari Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Pemberian skor penilaian pada jawaban dalam skala konsep diri dan perilaku konsumtif bergerak dari skor 4 sampai 1 untuk pilihan jawaban positif dan skor 1 sampai 4 untuk pilihan jawaban negatif. Semakin tinggi nilai yang diperoleh, maka semakin tinggi konsep diri dan perilaku konsumtif pada responden. Berikut ini skor penilaian untuk pilihan jawaban skala konsep diri dan perilaku konsmtif dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5. Tabel 4. Skor Penilaian Skala Konsep Diri No.
Positif
Skor
Negatif
Skor
1.
Sangat Sesuai
4
Sangat Sesuai
1
2.
Sesuai
3
Sesuai
2
3.
Tidak Sesuai
2
Tidak Sesuai
3
4.
Sangat Tidak Sesuai
1
Sangat Tidak Sesuai
4
56
Tabel 5. Skor Penilaian Skala Perilaku Konsumtif No.
Positif
Skor
Negatif
Skor
1.
Selalu
4
Selalu
1
2.
Sering
3
Sering
2
3.
Jarang
2
Jarang
3
4.
Tidak Pernah
1
Tidak Pernah
4
3. Penyuntingan Setelah selesai menyusun item atau butir-butir pernyataan pada skala, langkah berikutnya adalah penyuntingan. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam kegiatan penyuntingan yaitu melengkapi instrumen dengan kata pengantar, pedoman mengerjakan, dan lembar jawaban. Kata pengantar digunakan untuk menjelaskan fungsi dari skala itu sendiri dan tujuan penelitian yang dilakukan. Dalam kata pengantar, peneliti mencantumkan beberapa hal yang ditujukan kepada responden, yaitu: a. Penelitian dilakukan dalam rangka apa. b. Tujuan peneliti mengadakan penelitian. c. Data seperti apa yang diperlukan. d. Kemanfaatan data bagi peneliti dan masyarakat luas. e. Ucapan terima kasih atas bantuan responden. 4. Uji coba instrumen Sebelum instrumen digunakan pada pengumpulan data penelitian, maka sebaiknya instrumen diujicobakan terlebih dahulu. Dalam penelitian 57
ini, uji coba (try out) instrumen akan dilakukan kepada siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Penentuan jumlah subjek uji coba dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 253), subjek uji coba dapat diambil sejumlah antara 25-40 subjek dan jumlah tersebut memungkinkan untuk pelaksanaan dan analisis instrumen. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan banyaknya subjek uji coba, yaitu sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2002: 253). a. Tersedianya subjek yang akan dijadikan sasaran. b. Unit analisis yang diambil. c. Kemampuan peneliti dalam hal waktu dan dana. d. Tingkat kesulitan dalam pelaksanaan. Karena keterbatasan kemampuan peneliti dalam hal waktu dan dana, maka penelitian ini akan menggunakan subjek uji coba sebanyak 36 siswa atau sama dengan jumlah siswa 1 kelas. Tujuan uji coba instrumen dalam penelitian ini adalah untuk keandalan instrumen. Keandalan instrumen akan menghasilkan data yang benar dan hasil penelitian yang bermutu. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Suharsimi Arikunto, 2010: 211), sehingga instrumen
penelitian
sebelum
digunakan
dalam
penelitian
yang
sebenarnya, harus diuji validitas dan reliabilitasnya. a. Uji Validitas Instrumen Penelitian Suharsimi Arikunto (2010: 211) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
58
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai validitas yang rendah. Uji validitas instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS ver.17 for Windows,. Berikut ini rincian rumus korelasi Product Moment (Suharsimi Arikunto, 2010: 213):
rxy
N XY X Y
N X
2
2
X
N Y
2
2
Y
Keterangan: = Koefisien korelasi x dan X = Nilai persepsi pola asuh demokratis Y = Nilai pemilihan karir 2 = Produk dari x dan x 2 = Produk dari y dan y XY = Produk dari x dan y N = Banyaknya data atau jumlah sampel
Hasil rxy hitung kemudian dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika nilai r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel (r hitung ≥ r tabel), maka butir atau item dari instrumen yang dimaksud adalah valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung ≤ r tabel), maka butir atau item dalam instrumen yang dimaksud tidak valid atau gugur. b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat 59
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2010: 221). Saifudin Azwar (2007: 83) berpendapat bahwa reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berkisar antara 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Uji
reliabilitas
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
menggunakan reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus koefisien Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket (Suharsimi Arikunto, 2010: 239). Penghitungan reliabilitas akan menggunakan program software SPSS ver. 17 for Windows. Rumus koefisien Alpha adalah sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2010: 223): .r11 =
k k−1
1 −
∑∝2b
∝2t
Keterangan : k = jumlah butir ∑ ∝2 = jumlah varian butir ∝2 = varian total 11 = reliabilitas instrumen Hasil penghitungan dengan menggunakan rumus di atas, kemudian diinterpretasikan dengan tingkat keterandalan koefisien reliabilitas. Untuk melihat interpretasi koefisien reliabilitas maka 60
digunakan pedoman yang mengadaptasi kriteria interpretasi koefisien (Sugiyono, 2010: 319) yang dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Interpretasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas
Interpretasi
Antara 0,800 - 1, 00
Sangat Tinggi
Antara 0,600 - 0,800
Tinggi
Antara 0,400 - 0,600
Sedang
Antara 0,200 - 0,400
Rendah
Antara 0,00 – 0,200
Sangat Rendah (Tidak berkorelasi)
Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur bahwa instrumen penelitian tersebut bebas dari kesalahan persepsi sehingga menghasilkan hasil yang konsisten dan dapat digunakan pada kondisi yang berbeda-beda. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,60 (>0,60) atau berada pada interval koefisien antara 0,60-1,00. 5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saransaran, dan sebagainya. Setelah uji coba instrumen, maka dapat diketahui butir-butir pernyataan atau item yang valid dan item yang gugur. Pernyataan atau item yang valid selanjutnya akan digunakan dalam pengumpulan data penelitian. Sedangkan pernyataan atau item yang gugur tidak digunakan lagi dalam instrumen pengumpulan data.
61
6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba. Langkah ini adalah langkah terakhir yang ditempuh oleh peneliti dalam penyusunan instrumen. Peneliti merevisi pernyataan-pernyataan atau item-item yang masih kurang baik atau gugur. Item tersebut diganti dengan item yang lebih baik dan cocok. Akan tetapi, biasanya peneliti lebih memilih untuk menghapus pernyataan atau item yang gugur. Dari hasil analisis uji coba skala konsep diri menunjukan bahwa dari 49 butir item yang diujicobakan , 44 butir item dinyatakan sahih dan 5 butir item gugur. Item yang gugur yaitu no 9, 17, 36, 41, dan 47. Koefisien korelasi untuk skala yang sahih bergerak antara 0,460 hingga 0,802. Skala konsep diri memiliki reliabilitas 0,952. Sedangkan hasil uji coba skala perilaku konsumtif menyatakan bahwa dari 28 butir item yang diujicobakan diyatakan sahih sebanyak 26 item dan 2 item gugur, yaitu no 16 dan 18. Koefisien korelasi untuk butir item yang sahih berada pada kisaran 0,451 hingga 0,746. Skala perilaku konsumtif 0,918.
62
H. Teknik Analisis Data Data hasil penelitian yang telah didapat selanjutnya diolah atau dianalisis. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat dari analisis data. Data dalam penelitian ini berbentuk angka (kuantitatif), sehingga analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik. Analisis data bertujuan untuk mengkaji kebenaran terhadap hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji persyaratan analisis dan uji hipotesis. 1. Uji Persyaratan Analisis Agar dapat dilakukan analisis dwi-variat maka masing-masing variabel harus memiliki distribusi atau sebaran data yang normal dan hubungan antara dua variabel yang bersifat linear. Oleh karena itu, uji persyaratan analisis statistik dalam penelitian ini hanya melakukan uji normalitas dan uji linearitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji asumsi normalitas dilakukan melalui metode Kolmogorov-Smirnov untuk menguji kenormalan data penelitian dengan bantuan SPSS (Statistical Program for Social Science) 17.00 for windows.
63
b. Uji Linearitas Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat terbentuk linear atau tidak. Rumus yang digunakan dalam uji linearitas, sebagai berikut. = Keterangan : reg = harga bilangan F untuk garis regresi = rerata kuadrat garis regresi = rerata kuadrat residu (Sutrisno Hadi, 1995:14). Taraf signifikan yang digunakan untuk uji linearitas hubungan variabel bebas dengan variabel terikat pada penelitian ini adalah taraf signifikan 5%, dengan derajat kebebasan (db) untuk regresi harga F adalah 1 lawan N-1. Jika harga p lebih besar dari 0,05 maka kedua variabel mempunyai hubungan yang linear, sebaliknya jika harga p lebih kecil dari 0,05 maka hubungan antara kedua variabel tidak linear. 2. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Rumus analisis korelasi Product Moment adalah sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2010: 316):
64
rxy =
(
.
)
Keterangan: rxy = Koefisien korelasi variabel x dengan y ∑xy = Kovariasi variabel x dengan y ∑x2 = Varian x ∑y2 = Varian y
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta sejumlah 113. Karena keterbatasan waktu yang diberikan sekolah untuk penelitiann. Siswa yang datang saat penelitian dilaksanakan berjumlah 86 siswa yang terdiri dari 44 laki-laki dan 42 perempuan. 2. Persiapan Sebelum penelitian dilaksanakan try out terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengurangi hambatan-hambatan yang mungkin muncul saat pelaksanaan penelitian, serta untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi perizinan dan persiapan alat ukur yang akan digunakan untuk pengambilan data. a. Persiapan Administrasi Sebelum pengambilan data penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan perizinan terhadap pihak terkait dalam proses penelitian ini. Ada dua proses perizinan yang dilakukan, yang pertama adalah perizinan try out kepada siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang menjadi lokasi try out. Sebelumnya peneliti meminta izin melakukan try out pada tanggal 5 Oktober 2013 kepada Kepala SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
66
Perizinan yang kedua yaitu perizinan penelitian (pengambilan data) kepada Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang menjadi lokasi penelitian. Kemudian ditentukan waktu untuk pengambilan data tersebut, yaitu pada tanggal 19 Oktober 2013. b. Persiapan Alat Ukur Alat ukur penelitian dibuat sendiri oleh peneliti yang disesuaikan dengan keadaan subjek, yaitu siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Alat ukur tersebut yaitu berupa skala Konsep Diri dan skala Perilaku Konsumtif. Alat ukur ini terlebih dahulu di try out kan kepada subjek yang karekteristiknya mendekati karakteristik subjek penelitian. Try out dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada tanggal 5 Oktober 2013. Subjek try out penelitian adalah siswa Kelas XI IPA 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Jumlah subjek skala Konsep Diri dan skala Perilaku Konsumtif 20 siswa. Dari hasil try out diperoleh tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan sebagai alat ukur penelitian. 3. Hasil Uji Coba Hasil analisis uji coba skala konsep diri menunjukkan bahwa dari 49 butir item yang diujicobakan, 44 butir item dinyatakan sahih. Koefisien korelasi untuk skala yang sahih bergerak antara 0.460 hingga 0.802. Skala konsep diri memiliki reliabilitas 0.952.
67
Hasil uji coba skala perilaku konsumtif menyatakan bahwa dari 28 butir item yang di uji cobakan, 26 dinyatakan sahih. Koefisien korelasi untuk butir item yang sahih berada pada kisaran 0.451 hingga 0.746. Skala perilaku konsumtif 0.918.
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Deskripsi subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta terdiri dari laki-laki dan perempuan. Tabel 7. Deskripsi Subjek penelitian (N=86) Faktor Jenis kelamin Usia
Kategori Laki-laki Perempuan <15 tahun 15-16 tahun >16 tahun
Jumlah 44 42 1 63 22 86
Jumlah
2. Deskripsi data penelitian Hasil dari penelitian dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada tanggal 19 Oktober 2013 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 86 siswa menunjukkan nilai empirik untuk skala konsep diri diketahui nilai minimum 102 dan nilai maksimum 171 sedangkan niali meannya 129.72 dan standar deviasi 11.89. Untuk skala perilaku konsumtif dari perhitungan spss diperoleh nilai minimum 37 dan nilai maksimum 68, sedangkan nilai mean 51.98 dan standar deviasi 5.72. 68
Langkah selanjutnya adalah membuat pengkategorisasikan, ini dimaksudkan guna mendapatkan informasi tentang kelompok subjek pada variabel yang diteliti. Pengkategorisasikan ini dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil yang diperoleh subjek penelitian dan untuk mengetahui kelompok sebagian besar subjek pada skala Konsep Diri dan skala Perilaku Konsumtif. Peneliti membuat kategorisasi tersebut menjadi lima kelompok yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Azwar (2009: 166) pun menyatakan, karena kategorisasi ini bersifat relatif, maka peneliti boleh menetapkan secara subjektif luasnya interval yang mencakup setiap kategori yang diinginkan, selama penetapan tersebut masih berada dalam batas kewajaran dan dapat diterima oleh akal. Dalam hal ini, penulis menggunakan rumus kategorisasi yang dibuat oleh Azwar (2008: 170), di mana terdapat lima kategori. Rumus tersebut dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 8. Kriteria Kategori Norma Kategorisasi X < µ - 1.8 SD µ - 1.8 SD < X ≤ µ - 0.6 SD µ - 0.6 SD < X ≤ µ + 0.6 SD µ + 0.6 SD < X ≤ µ + 1.8 SD X > µ +1.8 SD
Kategori Kategori Sangat Rendah Kategori Rendah Kategori Sedang Kategori Tinggi Kategori Sangat Tinggi
69
a. Skala Konsep Diri Berdasarkan sebaran empirik dari skor skala konsep diri dalam deskripsi penelitian diatas dapat diuraikan hasil dari kategorisasikan dari skala tersebut untuk mengetahui subjek penelitian, seperti yang tercantum pada tabel 11. Tabel 9. Kategorisasi Skor Variabel Konsep Diri Kategori
Rentang Skor
Frekuensi
Presentasi
Kategori Sangat Rendah Kategori Rendah Kategori Sedang Kategori Tinggi Kategori Sangat Tinggi
x < 70.4 70.4 ≤ x ≤ 96.8 96.8 ≤ x ≤ 123.2 123 ≤ x ≤ 149.6 x > 149.6
0 0 27 54 5
0.00 0.00 31.40 62.79 5.81
Dari skor skala konsep diri diketahui bahwa rerata keseluruhan subjek adalah 129.72. Dapat diketahui pula bahwa persentase untuk kategori sangat tinggi 5.81%, kategori tinggi 62.79%, kategori sedang 31.4%, kategori rendah 0% dan kategori sangat rendah 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat penilaian konsep diri pada sebagian subjek penelitian ini berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 62.79%.
70
Dari tabel 9 distribusi frekuensi konsep diri, dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut: 60
54
50 40 27
30
Frekuensi Column1
20 10
5 0
0
0 sangat rendah
rendah
sedang
tinggi
sangat tinggi
Gambar2. Grafik Konsep Diri
b. Skala Perilaku Konsumtif Berdasarkan sebaran dari skor skala Perilaku Konsumtif dalam deskripsi penelitian diatas dapat diuraikan hasil dari kategorisasikan dari skala tersebut untuk mengetahui subjek penelitian, seperti yang tercantum pada tabel 13. Tabel 10. Kategorisasi Skor Variabel Perilaku Konsumtif Kategori
Rentang Skor
Kategori Sangat Rendah Kategori Rendah Kategori Sedang Kategori Tinggi Kategori Sangat Tinggi
x < 41.6 41.6 ≤ x ≤ 57.2 57.2 ≤ x ≤ 72.8 72.8 ≤ x ≤ 88.4 x > 88.4
71
Frekuensi Presentasi 2 73 11 0 0
2.33 84.88 12.79 0.00 0.00
Dari skor skala Perilaku Konsumtif
diketahui bahwa rerata
keseluruhan subjek adalah 51.98. Dapat diketahui pula bahwa persentase untuk kategori sangat tinggi 0%,
kategori tinggi 0%,
kategori sedang 12.79%, kategori rendah 84.88% dan kategori sangat rendah 2.33%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat penilaian Perilaku Konsumtif pada sebagian subjek penelitian ini berada pada kategori rendah dengan persentase sebesar 84.88%. Dari tabel 12 distribusi frekuensi Perilaku Konsumtif, dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut: 80
73
70 60 50 40
Frekuensi
30
Column1
20 11 10
2
0
0
0 sangat rendah
rendah
sedang
tinggi
sangat tinggi
Gambar3. Grafik Perilaku Konsumtif
3. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi dilakukan untuk mengetahui terpenuhi atau tidak syarat untuk melakukan uji hipotesis, dengan menggunakan uji parametik atau
72
apabila tidak terpenuhi menggunakan non parametik. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogrov – Smirnov Z. Variabel Konsep Diri menunjukkan KSZ = 0.749; P = 0.629 (P>0.05) dan variabel Perilaku Konsumtif menunjukkan KSZ = 0.774;P = 0.586 (P>0.05). Hasil uji normalitas ini menunjukkan bahwa skor subjek pada kedua variabel tersebut memiliki sebaran normal karena masing-masing variabel menunjukkan bahwa taraf signifikasi 1% (0,01) pada skala konsep diri dan memiliki sebaran normal pada perilaku konsumtif. Dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Variabel
KS-Z
p
Normalitas
Konsep Diri
0.749
0.629 Normal
Perilaku Konsumtif
0.774
0.586 Normal
b. Uji Linearitas Berdasarkan hasil pengujian linearitas diperoleh F = 0,459 dan p = 0.981 (p>0,05). Hasil uji linearitas ini menunjukkan bahwa antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif bersifat linear. 4. Uji Hipotesis Metode
yang
digunakan
untuk
pengujian
hipotesis
yaitu
menggunakan product moment corelation from Pearsons pada program
73
SPSS 16.0 for windows. Rumus analisis korelasi Product Moment adalah sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2010: 316):
rxy =
(
.
)
Keterangan: rxy = Koefisienkorelasi variabel x dengan y ∑xy = Kovariasi variabel x dengan y ∑x2 = Varian x ∑y2 = Varian y Hasil analisis statistik menunjukkan nilai p = 0.001 (p <0.05) dengan koefisien korelasi -0,345. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif Remaja pada siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta sebesar.
C. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang telah diajukan yakni ada hubungan negatif dan signifikan antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif terbukti. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,345 dan p value = 0,001. Tanda negatif pada nilai koefisien korelasi di atas menunjukan adanya arah hubungan yang bersifat negatif antara konsep diri dengan perilaku konsumtif. Maksud dari arah negatif dari hubungan ini adalah apabila konsep diri pada siswa SMA Kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta semakin tinggi, maka perilaku konsumtifnya semakin rendah. Begitu juga sebaliknya, apabila konsep diri pada siswa Kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta semakin rendah, maka perilaku konsumtif semakin tinggi. 74
Hasil analisis korelasi ini mendukung hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu ada hubungan negatif antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada siswa SMA Kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Remaja yang mempunyai konsep diri yang rendah, akan cenderung melakukan perilaku konsumtif yang berlebihan. Sebaliknya, jika remaja memiliki konsep diri yang tinggi akan berhati-hati dalam berperilaku konsumtif, sehingga dapat meminimalisir pengeluaran. Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik product moment corelation menunjukkan terdapat korelasi yang positif dan signifikan, dengan taraf signifikansi sebesar 1% atau 0,01. Hal ini dapat dimaknai bahwa konsep diri mempunyai hubungan yang negative dengan perilaku konsumtif remaja. Nilai koefisien korelasi yang didapatkan sebesar -0,345 dengan nilai probabilitas (p-value) sebesar 0.001. Fitts (Widiarti & Tarakarnita, 2002), mengatakan bahwa konsep diri mempengaruhi perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Ketika remaja memiliki gambaran yang ada pada dirinya sendiri dan merasa percaya diri dengan apa yang dia miliki, maka remaja tidak terpengaruh dengan lingkungan diluar mereka. Sedangkan remaja yang tidak bisa melihat gambaran atau persepsi yang ada pada dirinya, maka remaja tersebut cenderung kurang percaya diri dan akan mudah terpengaruh dengan lingkungan luar. Hasil penelitian yang dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ditinjau dari teori yang ada, menurut Swastha (1998. H.68), faktor-faktor
75
yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah faktor rasional dan faktor emosional. Remaja yang berperilaku konsumtif mengutamakan faktor emosionalnya saja, misalnya hanya dengan memperhitungkn gengsi dan perstise. Sedangkan remaja yang memperhatikan faktor rasional, cenderung memperhitungkan manfaat serta harga dari barang tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa perilaku konsumtif siswa kelas XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berada pada kategori rendah, yang berarti perilaku konsumtif siswa kelas XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dipengaruhi oleh kedua
faktor
emosional
dan
rasional,
sehingga
pembelian
barang
diseimbangkan antara faktor kebutuhan dan faktor kesenangan dan keinginan berlebihan. Perilaku
konsumtif
yang
rendah akan
memungkinkan siswa
memiliki konsep diri yang tinggi. Artinya, konsep diri yang tinggi mempengaruhi siswa kelas XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta untuk tidak berperilaku konsumttif. Perilaku
konsumtif
ini
tidak
menghawatirkan,
kondisi
ini
dimungkinkan kerena perilaku konsumtif siswa didukung oleh konsep diri pada kategori tinggi. Hasil penelitian mengidikasikan bahwa variabel konsep diri bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumtif. Kondisi tersebut menyatakan bahwa ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif.
76
D. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan sehingga belum dapat membedakan secara terperinci taraf perilaku konsumtifnya. 2. Tehnik pengumpulan data hanya menggunakan skala konsep diri dan perilaku konsumtif, tidak melihat gejala lain dalam menentukan hipotesis sehingga kurang optimal.
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis penelitian, dan pembahasan, dapat disimpulkan ada hubungan negatif yang signifikan antara Konsep Diri dan Perilaku konsumtif Remaja siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Artinya, semakin tinggi konsep diri, maka semakin rendah tingkat perilaku konsumtif. Sebaliknya, semakin rendah konsep dirinya, maka akan semakin tinggi perilaku konsumtif. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,345 dan p value = 0,001.
B. Saran Dari hasil kesimpulan diatas, maka saran-saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi subjek penelitian Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta rata-rata memliki konsep diri dan perilaku konsumtif rendah. Kondisi ini harus dipertahankan, disamping itu siswi diharapkan memulai skala priorits kebutuhan. 2. Bagi Guru BK Guru BK dapat memberikan layanan BK pribadi kepada siswa sehingga siswa dapat memanajemen diri agar tidak terjerumus dalam perilaku konsumtif.
78
3. Bagi Keluarga Orang tua diharapkan tetap memberikan masukan dan tetap memantau pegaulan anak dengan cara mengetahui teman bergaul anak dan menjaga komunikasi 2 arah. Orang tua diharapkan memberikan kebebasan yang bertanggungjawab kepada putra dan putrinya dengan memberikan uang saku secukupnya sesuai kebutuhan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti variabel perilaku konsumtif agar menyertakan variabel-variabel lain yang mungkin mempengarui perilaku konsumtif, baik variabel eksternal, internal atau jenis kelamin. Peneliti selanjutnya dapat juga menggunakan tehnik pengumpulan data yang lain, dengan observasi dan wawancara agar data yang diperoleh dapat lebih banyak dan optimal.
79
DAFTAR PUSTAKA Arsy, M. (2006). Kebutuhan atau Gaya Hidup Konsumtif. Jakarta: Sriwijaya Post Aryani ,Gunita. (2006). Hubungan antara Konformitas Dan Perilaku Konsumtif Pada Remaja di SMA Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran 2005-2006. Skripsi Falkutas Psikologi. Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Alkhoirot. (2013). Perilaku Konsumtif Angelina Sondakh. Diakses dari http://alkhoirot.wordpress.com/2013/10/13/profil-angelina-sondakh/ pada tanggal 26 Desember 2013 jam 20.30 WIB Baron, R. A. & Bryne, D. (2004). Psikologi Sosial Jilid 1 (penerjemah: Djuwita, R, dkk). Jakarta: Erlangga. Burns, R. B. (1993). Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta: Penerbit Arcan. Deddy Kurniawan Halim (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Cetakan.2. Jakarta: Balai Pustaka. Dian Anita (2003). Perilaku Konsumtif dan Harga Diri Remaja (Studi Deskriptif Terhadap Remaja kelas II SMA Pasundan 8 Bandung Tahun ajaran 2002/2003) Bandung: Skripsi PPB FIP UPI. Tidak diterbitkan. Djaali & Pudji. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Fitts, William H. (1971). The Self Concept and Self Actualization. Los Angeles, California: Western Psychologica; Services A Division of Manson Western Corporation Hudaniyah & Tri Dayaksini (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hurlock, Elizabeth B, (1990). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepajang Rentan Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga Kartono, Kartini, (2003) Psikologi umum. Bandung: Mandar Maju Lina & Rosyid, H.F. (1997). Perilaku Konsumtif Berasarkan Locus of Control pada Remaja Putri. Jurnal. Jurnal Psikologika Loundon, D. L., dkk, (1993). Consumer Behavior : Concept and Applications. 4th ed. New York: McGraw-Hill, Inc 80
Mangkunegara, A. (2005). Perilaku Konsumen. Bandung: PT. Refika Aditama Meilarartri, B. DKK.(2004). Konsep Diri dan Kecenderungan Pengambilan Keputusan dalam Membeli Pakaian pada Remja Wanita. Insight Journal. Tahun II, No 1, 19-27 Mohammad Ali & Mohammad Asrori. (2004). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara Papalia, Olds & Feldman. 2001. Human Development (8th ed). Boston: Mc Grawhill. Saifuddin Azwar. (2008). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Santrock, J. W. (2009). Adolescence: Perkembangan Remaja Edisi keenam. (penerjemah Adelar, S. B. Saragih). Jakarta: Erlangga Sarwono, sarlito. (2000). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta -------------. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta --------------------------. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan. Bandung: Alfabeta Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya. Swastha & Handoko. (1987). Manajemen Pemasaran : Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Liberty. Tambunan, Reymond. (2001). Remaja dan Perilaku Konsumtif. Diakses dari http://www.e-psikologi.com/artikel/individual/remaja-dan-perilaku-konsumtif
pada tanggal 4 Januari 2013 jam 16.45. Tim Prima Pena. (2006). Kamus Ilmiah Populer. Edisi Lengkap. Cetakan. Pertama. Surabaya: Gitamedia Press.
81
LAMPIRAN
82
LAMPIRAN 1 SKALA UJI COBA
83
SKALA KONSEP DIRI DAN PERILAKU KONSUMTIF
BRINNA KUSUMANING DWI GEBYAR PANGASTUTI 08104244010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
84
Kepada: Yth. Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, maka perkenanlah saya memohon partisipasi Anda untuk dapat meluangkan waktu sejenak untuk mengisi atau menjawab pernyataan-pernyataan yang ada dalam skala penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsep diri dan perilaku konsumtif. Skala ini terdiri dari dua bagian yaitu Skala I dan Skala II. Saya sangat mengharapkan Anda memberikan jawaban yang jujur, terbuka dan apa adanya, bukan berdasarkan apa yang seharusnya. Tidak ada jawaban yang salah dalam pengisian skala ini. Semua jawaban dan identitas Anda akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Saya sebagai peneliti sangat mengharapkan partisipasi Anda karena partisipasi Anda merupakan bantuan yang sangat besar artinya bagi keberhasilan penelitian ini. Atas bantuan dan kesediaan Anda dalam pengisian skala ini, saya ucapkan terima kasih. Yogyakarta, Oktober 2013 Hormat Saya,
Brinna Kusumaning dwi GP
85
Skala Konsep Diri Identitas Diri Nama
:
Jenis Kelamin
:
Kelas
:
Usia
:
Petunjuk Pengisian Bacalah tiap pernyataan dengan teliti kemudian berikan jawaban saudara pada lembar atau kolom yang telah disediakan. Isilah dengan tanda centang (√) pada setiap pernyataan. Bacalah tiap pernyataan dengan hati-hati. SS, apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dngan keadaan yang saudara rasakan sekarang. S, apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan ya\ng saudara rasakan sekarang. KS, apabila pernyataan tersebut Kurang Sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan sekarang. TS, apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan sekarang. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Daftar Pernyataan Saya memiliki tubuh yang sehat Saya suka tampil rapi dan menarik Saya orang yang menarik Saya penuh dengan rasa sakit dan penderitaan saya orang yang berantakan Saya menyukai bagaimana saya sekarang Saya tidak merasa sehat seperti biasanya Saya ingin mengubah beberapa bagian dari tubuh saya Saya harus memiliki daya tarik seks lebih Saya merawat tubuh fisik saya Saya sangat hati-hati tentang penampilan diri saya Saya tidak baik dalam permainan dan olahraga 86
SS
S
KS
TS
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Saya sering berperilaku seperti orang yang tahu semuanya Saya sulit untuk tidur Saya adalah seorang yang sopan Saya orang yang jujur Saya tidak memiliki moral yang baik Saya adalah orang yang jahat Saya memiliki daya juang yang lemah Saya sangat puas dengan soapan santun dan perilaku saya Saya merasa diri saya saleh seperti yang saya harapkan Saya puas tentang hubungan saya dengan Tuhan Saya merasa bahwa saya sangat tidak bisa dipercaya Saya jarang ketempat ibadah Saya sering berbohong Agama adalah panduan saya dalam kehidupan sehari-hari Saya sering melakuan hal yang benar Saya akan berubah saat saya menyadari bahwa saya salah Kadang-kadang saya menggunakan cara yang tidak adil untuk bergerak maju. Kadang-kadang saya melakukan hal-hal buruk Saya mmiliki masalah melakukan hal yang benar Saya adalah seorang yang ramah Saya lebih populer dikalangan perempuan Saya lebih populer dikalangan laki-laki Saya merasa marah terhadap semua orang Saya tidak tertarik pada apa yang orang lain lakukan Saya merasa sulit untuk mengembangkan kedekatan dengan orang lain Saya bisa bersosialisasi dengan cara yang saya inginkan Saya puas dengan cara saya memperlakukan orang lain Saya berusaha untuk disenangi, tapi saya tidak berlebihan Saya harus lebih sopan kepada orang lain Saya tidak pintar dalam bergaul 87
43 44 45 46 47 48 49
Saya tidak puas dengan cara saya bergaul dengan orang lain Saya mencoba untuk memahami pandangan orang lain saya memiliki kesan yang baik kepada semua orang yang saya temui Saya bisa menjadi teman semua orang Saya tidak merasa sulit untuk berbicara dengan orang lain Sulit bagi saya untuk mengampuni orang lain Saya merasa sulit untuk berbicara dengan seseorang yang saya tidak tahu.
88
Skala Perilaku Konsumtif
A. DATA DIRI RESPONDEN Nama : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Jumlah uang saku/ bulan : a. < Rp100.000,00 b. Rp 100.000300.000,00 c. Rp 300.000,00-500.000,00 c. > Rp. 500.000,00 B. PETUNJUK PENGISIAN Skala ini terdiri dari 28 butir pernyataan (item) untuk mengungkap perilaku konsumtif. Bacalah dan pahami baik-baik setiap pernyataan dalam skala kemudian jawablah secara jujur dengan memberi tanda centang (√) pada alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya. Dalam skala ini, setiap pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban. Yaitu : Selalu (SL), Sering (SR), Jarang(JR), dan Tidak Pernah (TP).
No
Pernyataan
1.
Saya membeli satu jenis produk dengan merek yang berbeda-beda Saya membeli barang yang dibutuhkan saja Ketika melihat barang dan saya tertarik, saya akan langsung membelinya. Saya mempertimbangkan berbagai hal sebelum membeli suatu produk. Saya tergiur membeli suatu produk karena bujukan teman. Saya membuat skala prioritas sebelum belanja. Saya mengincar produk yang menawarkan hadiah. Saya tidak tergiur membeli produk menawarkan bayak hadiah. Saya membeli produk yang dibungkus rapi Saya tidak tergoda mmbeli produk meskipun kemasannya menarik. Saya berusaha mengikuti metode yang sedang “up to date” Saya menggunakan produk lama meskipun banyak bermunculan produk baru. Saya mengikuti artis di TV dalam membeli suatu
2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Jawaban SL SR
89
JR
TP
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23 24 25. 26. 27. 28
produk. Saya sulit tergiur untuk membeli suatu produk meskipun dpromosikan oleh artis idola saya. Apapun produk yang dapat memperindah penampilan fisik, akan saya beli. Saya mengincar produk obral atau diskon Saya membeli pakaian yang harganya mahal agar dipandang menarik oleh orang lain. Saya memilik produk yang bermerek terkenal karena saya produk tersebut awet. Saya berganti-ganti merk dalam menggunakan suatu produk. Sya tidak tergoda mencoba produk baru selama produk lama belum habis. Saya mengenakan pakaian dan aksesoris berlebiham ketika pergi ke sekolah. Saya berusaha menyesuaikan pakaian yang akan saya kenakan sebelum berpergian. Meskipun malam hari, saya menggunakan sun block Saya menggunakan suatu produk ketika produk tersebut benar-benar diperlukan Saya menggunakan facial foam untuk sabun badan. Dalam menggunakan suatu produk, saya sesuaikan dengan fungsi utama barang tersebut. Saya bersocialmedia berjam-jam setiap hari dengan menggunakan handphone Saya memanfaatkan handphone seperlunya saja.
Terimakasih atas partisipasinya.....
90
LAMPIRAN 2 VALIDITAS KONSEP DIRI DAN PERILAKU KONSUMTIF
91
No. Resp
Skala Konsep Diri 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
4
4
4
4
4
3
3
1
1
4
4
4
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
4
2
2
4
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
5
3
3
3
4
3
3
2
1
2
3
3
3
3
3
3
3
6
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
2
4
3
3
2
7
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
2
4
3
8
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
9
4
3
3
4
4
3
3
4
2
3
3
4
3
4
3
3
10
3
3
3
3
3
3
2
1
1
2
3
3
2
3
3
3
11
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
1
2
3
12
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
13
3
3
3
2
3
3
2
4
3
3
3
4
2
3
3
3
14
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
2
4
3
3
15
2
3
2
4
4
3
3
1
4
3
3
3
2
2
2
2
16
2
3
3
2
4
2
3
2
4
4
4
2
2
2
3
3
92
17
3
3
3
4
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
3
18
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
19
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
20
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
3
0,75
0,66
0,65
0,51
0,52
0,51
0,61
0,61
0,14
0,54
0,51
0,50
0,66
0,61
0,78
0,54
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
NO
OK
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
4
4
3
4
2
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
4
4
3
3
3
2
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
4
4
3
4
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
93
OK
OK
OK
OK
OK
OK
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
2
3
2
2
1
4
2
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
4
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
3
4
4
2
2
2
2
2
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
4
4
4
4
2
2
4
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
2
2
1
2
2
2
2
1
3
1
2
1
2
1
4
3
3
3
2
2
4
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
3
4
4
3
3
3
3
2
3
3
2
4
2
2
3
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
2
3
3
3
3
2
4
4
3
3
2
3
4
4
4
3
3
3
4
2
4
4
3
-0,03
0,67
0,68
0,50
0,53
0,65
0,72
0,53
0,76
0,66
0,74
0,49
0,71
0,77
0,74
0,74
0,74
NO
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
94
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
3
4
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
4
2
4
3
160
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
134
2
4
2
2
3
3
3
2
3
3
4
3
4
3
3
2
152
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
137
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
138
3
4
3
4
4
3
2
2
3
3
4
3
4
2
3
2
149
3
4
2
3
3
3
3
1
4
4
4
3
3
2
3
2
161
3
4
3
3
3
4
4
2
3
3
3
3
4
1
3
4
167
2
3
3
3
4
2
3
2
3
3
3
3
3
2
4
3
148
2
3
3
2
2
3
3
1
2
2
2
3
3
2
2
2
122
2
4
4
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
127
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
1
3
3
2
2
3
122
3
3
3
3
3
2
2
1
3
2
3
2
4
2
2
3
133
3
4
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
2
154
1
4
3
1
2
2
2
3
1
1
2
2
1
2
1
2
105
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
4
2
2
2
131
2
4
2
3
3
3
3
1
2
2
4
3
3
2
3
3
137
95
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
1
3
4
186
2
4
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
4
2
153
2
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
2
3
3
164
0,59
0,48
0,04
0,65
0,55
0,57
0,58
-0,24
0,78
0,82
0,62
0,63
0,57
0,28
0,70
0,50
OK
OK
OK
NO
OK
OK
OK
OK
NO
OK
OK
OK
OK
NO
OK
OK
Skala Perilaku Konsumtif No. Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
2
1
3
1
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
1
2
1
1
1
1
2
2
2
1
2
1
4
3
2
3
2
2
3
2
4
4
3
4
4
3
5
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
2
2
2
6
1
2
4
3
2
4
1
3
2
3
3
3
3
7
1
1
2
1
2
2
1
2
3
2
4
2
1
8
2
2
2
1
1
3
1
4
2
2
2
2
2
96
9
3
1
1
1
2
2
3
3
3
3
3
3
2
10
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
1
11
1
2
2
2
2
2
1
1
3
3
2
2
1
12
2
1
2
2
4
1
4
1
4
1
2
3
1
13
2
2
2
2
2
3
2
4
3
3
3
3
3
14
1
1
2
1
2
2
2
2
3
2
2
3
1
15
2
1
3
3
3
3
3
3
3
2
1
4
3
16
2
3
3
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
17
2
2
1
1
2
3
2
2
3
2
2
3
1
18
2
3
2
1
2
3
4
3
2
3
2
3
2
19
2
1
2
2
2
1
2
1
2
1
2
3
2
20
1
1
1
1
1
4
1
2
3
1
2
2
1
0,51
0,72
0,65
0,56
0,68
0,53
0,63
0,73
0,52
0,63
0,58
0,77
0,62
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
3
3
2
3
2
2
3
1
1
1
2
2
2
2
3
97
59
2
2
2
2
3
3
1
3
3
2
2
2
2
3
3
63
1
1
4
2
4
1
4
1
1
1
1
1
1
2
1
46
4
2
2
3
4
3
4
4
2
2
2
2
3
3
2
81
3
2
2
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
3
3
62
3
2
2
2
3
2
3
1
1
1
1
1
1
2
2
61
1
1
2
1
4
1
2
1
2
1
3
1
2
2
2
50
4
2
2
1
2
2
3
1
1
1
3
1
1
3
2
55
2
3
2
2
2
3
2
1
1
1
2
1
2
2
1
57
4
4
4
4
2
2
3
1
2
1
4
2
3
2
3
87
1
2
3
1
2
3
2
1
2
1
2
1
2
3
3
53
2
1
1
1
4
1
2
1
1
1
4
1
4
4
1
57
3
2
3
2
3
3
3
1
1
1
3
1
1
3
3
67
2
2
3
2
3
1
2
1
1
1
1
2
2
2
2
51
3
3
4
1
4
3
2
3
2
1
1
2
2
3
2
70
4
2
3
2
2
2
4
2
4
3
4
3
4
4
3
91
98
1
2
2
1
4
1
3
1
2
1
2
2
2
2
2
54
3
2
2
2
3
2
3
1
3
2
3
1
3
2
3
67
2
2
1
1
3
1
1
1
1
1
2
1
3
2
1
46
2
1
3
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
40
0,75
0,55
0,25
0,62
0,51
0,53
0,50
0,63
0,62
0,53
0,65
0,53
0,51
0,58
OK
OK
NO
OK
#### NO
OK
OK
OK
OK
99
OK
OK
OK
OK
OK
OK
LAMPIRAN 3 SKALA KONSEP DIRI DAN PERILAKU KONSUMTIF
100
SKALA KONSEP DIRI DAN PERILAKU KONSUMTIF
BRINNA KUSUMANING DWI GEBYAR PANGASTUTI 08104244010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
101
Kepada: Yth. Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, maka perkenanlah saya memohon partisipasi Anda untuk dapat meluangkan waktu sejenak untuk mengisi atau menjawab pernyataan-pernyataan yang ada dalam skala penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsep diri dan perilaku konsumtif. Skala ini terdiri dari dua bagian yaitu Skala I dan Skala II. Saya sangat mengharapkan Anda memberikan jawaban yang jujur, terbuka dan apa adanya, bukan berdasarkan apa yang seharusnya. Tidak ada jawaban yang salah dalam pengisian skala ini. Semua jawaban dan identitas Anda akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Saya sebagai peneliti sangat mengharapkan partisipasi Anda karena partisipasi Anda merupakan bantuan yang sangat besar artinya bagi keberhasilan penelitian ini. Atas bantuan dan kesediaan Anda dalam pengisian skala ini, saya ucapkan terima kasih. Yogyakarta, Oktober 2013 Hormat Saya,
Brinna Kusumaning dwi GP
102
Skala Konsep Diri Identitas Diri Nama
:
Jenis Kelamin
:
Kelas
:
Usia
:
Petunjuk Pengisian Bacalah tiap pernyataan dengan teliti kemudian berikan jawaban saudara pada lembar atau kolom yang telah disediakan. Isilah dengan tanda centang (√) pada setiap pernyataan. Bacalah tiap pernyataan dengan hati-hati. SS, apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dngan keadaan yang saudara rasakan sekarang. S, apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan ya\ng saudara rasakan sekarang. KS, apabila pernyataan tersebut Kurang Sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan sekarang. TS, apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan sekarang. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Daftar Pernyataan Saya memiliki tubuh yang sehat Saya suka tampil rapi dan menarik Saya orang yang menarik Saya penuh dengan rasa sakit dan penderitaan saya orang yang berantakan Saya menyukai bagaimana saya sekarang Saya tidak merasa sehat seperti biasanya Saya ingin mengubah beberapa bagian dari tubuh saya Saya merawat tubuh fisik saya Saya sangat hati-hati tentang penampilan diri saya Saya tidak baik dalam permainan dan olahraga Saya sering berperilaku seperti orang 103
SS
S
KS
TS
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
yang tahu semuanya Saya sulit untuk tidur Saya adalah seorang yang sopan Saya orang yang jujur Saya adalah orang yang jahat Saya memiliki daya juang yang lemah Saya sangat puas dengan soapan santun dan perilaku saya Saya merasa diri saya saleh seperti yang saya harapkan Saya puas tentang hubungan saya dengan Tuhan Saya merasa bahwa saya sangat tidak bisa dipercaya Saya jarang ketempat ibadah Saya sering berbohong Agama adalah panduan saya dalam kehidupan sehari-hari Saya sering melakuan hal yang benar Saya akan berubah saat saya menyadari bahwa saya salah Kadang-kadang saya menggunakan cara yang tidak adil untuk bergerak maju. Kadang-kadang saya melakukan hal-hal buruk Saya mmiliki masalah melakukan hal yang benar Saya adalah seorang yang ramah Saya lebih populer dikalangan perempuan Saya lebih populer dikalangan laki-laki Saya merasa marah terhadap semua orang Saya merasa sulit untuk mengembangkan kedekatan dengan orang lain Saya bisa bersosialisasi dengan cara yang saya inginkan Saya puas dengan cara saya memperlakukan orang lain Saya berusaha untuk disenangi, tapi saya tidak berlebihan Saya tidak pintar dalam bergaul Saya tidak puas dengan cara saya bergaul dengan orang lain Saya mencoba untuk memahami pandangan orang lain saya memiliki kesan yang baik kepada 104
42 43 44
semua orang yang saya temui Saya bisa menjadi teman semua orang Sulit bagi saya untuk mengampuni orang lain Saya merasa sulit untuk berbicara dengan seseorang yang saya tidak tahu.
105
Skala Perilaku Konsumtif
A. DATA DIRI RESPONDEN Nama : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Jumlah uang saku/ bulan : a. < Rp100.000,00 b. Rp 100.000300.000,00 c. Rp 300.000,00-500.000,00 c. > Rp. 500.000,00 B. PETUNJUK PENGISIAN Skala ini terdiri dari 28 butir pernyataan (item) untuk mengungkap perilaku konsumtif. Bacalah dan pahami baik-baik setiap pernyataan dalam skala kemudian jawablah secara jujur dengan memberi tanda centang (√) pada alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya. Dalam skala ini, setiap pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban. Yaitu : Selalu (SL), Sering (SR), Jarang(JR), dan Tidak Pernah (TP).
No
Pernyataan
1.
Saya membeli satu jenis produk dengan merek yang berbeda-beda Saya membeli barang yang dibutuhkan saja Ketika melihat barang dan saya tertarik, saya akan langsung membelinya. Saya mempertimbangkan berbagai hal sebelum membeli suatu produk. Saya tergiur membeli suatu produk karena bujukan teman. Saya membuat skala prioritas sebelum belanja. Saya mengincar produk yang menawarkan hadiah. Saya tidak tergiur membeli produk menawarkan bayak hadiah. Saya membeli produk yang dibungkus rapi Saya tidak tergoda mmbeli produk meskipun kemasannya menarik. Saya berusaha mengikuti metode yang sedang “up to date” Saya menggunakan produk lama meskipun banyak bermunculan produk baru. Saya mengikuti artis di TV dalam membeli suatu
2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Jawaban SL SR
106
JR
TP
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
produk. Saya sulit tergiur untuk membeli suatu produk meskipun dpromosikan oleh artis idola saya. Apapun produk yang dapat memperindah penampilan fisik, akan saya beli. Saya membeli pakaian yang harganya mahal agar dipandang menarik oleh orang lain. Saya berganti-ganti merk dalam menggunakan suatu produk. Sya tidak tergoda mencoba produk baru selama produk lama belum habis. Saya mengenakan pakaian dan aksesoris berlebiham ketika pergi ke sekolah. Saya berusaha menyesuaikan pakaian yang akan saya kenakan sebelum berpergian. Meskipun malam hari, saya menggunakan sun block Saya menggunakan suatu produk ketika produk tersebut benar-benar diperlukan Saya menggunakan facial foam untuk sabun badan. Dalam menggunakan suatu produk, saya sesuaikan dengan fungsi utama barang tersebut. Saya bersocialmedia berjam-jam setiap hari dengan menggunakan handphone Saya memanfaatkan handphone seperlunya saja.
Terimakasih atas partisipasinya.....
107
LAMPIRAN 4 DATA HASIL PENELITIAN
108
No. Resp
JK Usia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
L L P L L P L P L L L P P L P P L P P P L P L L
17 17 16 16 17 16 17 16 15 19 15 17 16 16 14 16 16 17 17 16 16 16 16 16
Skala Konsep Diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2
4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 4 4 2 2 3 3
4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3
4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3
4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 2 4 4 3 4 3 2 2 4
4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3
3 3 2 3 2 4 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3
1 3 4 3 1 4 4 4 4 1 3 2 4 4 1 2 2 4 4 4 4 2 4 4
4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3
4 3 3 2 3 4 1 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 1 3 3 3
4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 2 3 4 4 3 4 2 4 4
3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 4 3 2 4 3 3 3 2 4 2
109
3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 1 2 3 4 2 2 2 4 3 4 1 2 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3
4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 2 4 2 3 4 4 4 3 4 3 2 4
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 4 3 3 4 2 2 3
2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 3 2 2
3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 4 3 3 2 2 2 2
4 3 4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3 3 2 4
4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 2 3 4 2 3 3 4 4 4 4 2 3 4
4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 2 2 2 4 4 4 3 2 3 4
4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 4 3 2 3 3 3
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
L L P P P L P L L L L L P L L L L L P P P L P L L P L P
16 16 15 17 15 16 16 16 16 16 16 16 15 16 16 16 16 16 15 15 16 16 16 16 15 17 16 16
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3
2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2
4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4
3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3
3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 2 2 2 3 2 4 4 4 3 2 3 2 2
1 2 2 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 1 3 2 4 4 3 1 4 4 4 4 1 3 2 4
3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3
3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 1 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 1 4 3 3 2 3 3
3 2 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 4
4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4
110
2 2 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 1 2 3
4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4
2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 2
2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2
2 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2
1 2 3 4 3 3 3 2 1 1 2 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2
2 4 3 4 3 3 4 2 3 3 2 4 2 2 3 1 3 4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 2
2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2 4 2 2 3
2 2 2 4 4 4 4 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3
2 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
L P P L L P P P P P P P P L L L P P L P P P P P P L L L
16 16 16 17 15 16 16 16 16 16 15 17 16 16 16 17 17 17 19 17 16 17 17 16 16 16 16 16
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2
4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 2 3
4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3
4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3
4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 2 4 4 2 4
4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3
3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 2 3 2 4 4 4 3 2 3 2 2 3 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3
1 3 4 3 1 4 4 4 4 1 3 2 4 4 4 4 4 1 3 2 4 4 1 2 2 4 2 2
4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2
4 3 3 2 3 4 1 4 3 3 2 3 3 3 1 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3
4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 2 3 4 2 3
3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 2 4 2 4 3 2 4 3 2
111
3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 1 2 3 4 2 3 4 3 1 2 3 4 2 2 2 4 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3
4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 2 4 2 3 4 4 3 4
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 4 3 4
2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 3
3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 4 2 3
4 3 4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 2 4 4 4 3 1 3 3 2 4 2 4 3 4 3 3
4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 2 3 4 3 3 2 4 2 2 3 4 2 3 3 4 2 2
4 2 2 2 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 2 2 3 2 3 4 2 2 2 4 3 2
3 2 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3
81 82 83 84 85 86
L P P L L L
16 15 16 18 17 17
2 2 2 3 3 3
4 4 4 2 3 2
4 3 4 3 2 3
4 3 3 4 3 3
4 3 4 3 4 2
4 4 4 4 3 4
4 3 4 2 4 4
4 3 4 4 3 2
4 4 4 4 3 2
4 3 3 2 3 3
4 3 3 1 2 3
4 4 3 4 3 2
4 3 3 3 3 2
4 3 4 1 1 2
4 3 4 4 2 3
4 3 3 2 3 3
4 4 4 4 3 3
4 4 3 4 4 4
4 3 3 4 4 3
4 3 2 2 4 3
4 3 3 2 4 3
2 4 2 4 4 3
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3
4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2
4 2 4 3 2 2 4 4 2 3 2
3 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2
3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 2
4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2
3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2
3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2
4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4
3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3
3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3
3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3
4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2
3 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2
112
3 4 2 3 4 4
149 124 135 124 127 132 144 150 133 117 118
3 4 2 2 4 4
3 3 2 2 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3
2 2 3 1 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 4 3 3 2
3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 2 2 4 3 3 2 3 3 2 3 3 1 1 3 2 3
3 2 4 1 2 4 4 3 4 1 2 4 4 2 3 2 3 2 3 4 2 3 4 2 2 2
2 2 3 2 2 2 4 3 2 1 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 2 4 4 3 3 2
3 3 3 1 2 2 4 3 4 1 2 4 4 3 3 2 3 3 3 4 2 1 2 2 2 3
3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2
3 3 3 1 2 2 2 2 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2
3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 2 2 1
3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4
3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 2 1 2 2
3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
2 2 2 2 2 3 4 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3
3 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3
113
2 3 3 1 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3
2 2 3 1 3 2 4 3 4 1 3 4 3 3 2 3 2 2 3 4 2 1 2 2 2 2
3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3
3 4 3 1 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3
2 2 4 1 2 3 3 4 3 1 3 3 3 4 2 2 2 2 4 3 3 2 4 2 2 2
3 3 2 3 2 3 4 2 3 1 3 2 4 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2
117 124 138 102 122 128 171 138 148 115 121 135 144 120 118 121 150 135 138 148 118 118 131 125 131 127
3 4 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 3 3 3 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4
3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 3 4 3 3 2 3 3 3
2 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 3
2 2 3 2 4 3 2 2 4 4 2 3 2 3 2 4 1 2 4 4 3 2 2 4 4 2
3 3 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 4 2
2 2 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 1 2 2 4 3 2 2 4 4 3
3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3
3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3
2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 3 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2
3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3
2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 1 3 3 4 3 3 4 3 3 3
2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 3 2 2
3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3
114
2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 1 3 1 3 2 4 3 3 3 4 3 3
2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 1 3 1 3 2 4 3 3 3 4 3 3
3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 1 3 1 4 3 4 3 3 4 3 4 3
3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4 1 4 1 2 3 3 2 3 3 3 3 4
4 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 4 2
117 120 114 121 137 133 130 129 140 143 131 119 118 119 116 141 107 128 128 147 128 136 140 142 134 124
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 3 4 3
3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2
3 2 3 4 3 2 2 4 4 2 3 2 3 2 4 2 3 2 4 1 2 4 3
2 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 3
3 2 3 3 3 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2 4 3
3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3
2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2
2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2
3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4
2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3 4 3
3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3
3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3
2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 4 3
2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3
3 3 3 0 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 1 4 4 3
2 4 2 3 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4 2 2 2 4 1 2 3 4
2 4 3 2 2 3 3 2 4 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 2 min mak
115
114 126 131 135 138 133 124 132 128 127 130 114 121 124 155 117 123 145 140 116 125 152 128 44 176
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 3 3 4 4 3 4 5 4
M SD
110 22 0 0 27 54 5 86 < 70,4 96,8 123 >
116
70,4 96,8 123,2 149,6 149,6
0,00 0,00 31,40 62,79 5,81
Skala Perilaku Konsumtif No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2 2 3 3 2 1 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2
1 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 1 1 3 2
3 2 2 3 2 4 2 2 1 4 2 2 2 2 3 3 1
1 2 1 2 2 3 1 1 1 3 2 2 1 1 3 2 1
2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 3 1 2
2 2 1 3 3 4 2 3 2 4 4 1 3 2 4 3 3
3 2 1 2 2 1 1 1 3 2 1 4 2 2 2 1 2
2 3 4 3 3 3 2 4 3 4 1 1 1 2 2 1 2
3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 2 4 3
2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 1 2 2 3 2
2 2 1 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 2 1 4 2
2 3 2 2 2 3 2 2 3 4 2 3 3 3 4 2 3
2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 2 1
3 2 1 3 3 3 1 4 3 4 1 2 3 2 3 1 1
3 2 1 2 2 2 1 2 3 4 2 1 2 2 1 2 2
3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1
2 3 1 3 2 2 1 2 3 2 3 1 2 1 2 2 1
3 1 4 3 2 3 2 3 2 3 2 1 1 2 2 2 3
1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
117
1 3 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2
1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1
2 2 1 2 2 1 3 3 2 2 2 4 2 1 1 1 2
2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2
2 2 1 3 2 1 2 1 2 3 2 4 1 2 2 1 2
2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 1 4 2
26 3 3 1 2 3 2 2 2 1 3 3 1 3 2 2 3 2
55 58 43 62 57 54 44 50 54 68 50 51 50 45 53 56 48
2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
2 2 1 2 3 3 2 1 1 2 3 2 1 2 2 3 3 2 1 1 2 3 2 1 2 2 1 3
3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 1 2
2 2 1 2 2 3 2 4 2 2 1 4 2 2 2 2 3 2 4 2 2 1 4 2 2 2 2 3
1 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 1 3 2 2 1 1 2
2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 2
1 1 4 4 1 3 3 4 2 3 2 4 4 1 2 1 3 3 4 2 3 2 4 4 1 3 2 3
2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3 2 1 4 2 1 2 2 1 1 1 3 2 1 4 2 2 2
2 1 4 4 4 3 3 3 2 4 1 4 1 1 3 4 3 3 3 2 4 3 4 1 1 4 2 3
1 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2
3 1 1 4 4 3 3 3 2 2 1 3 3 1 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 2 3
1 3 2 2 1 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2
2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 4 2 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 2 3
2 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1
3 2 2 4 3 3 1 4 3 4 1 2 3 2 4 1 2 3 2 3 1 1 3 4 3 4 1 2
2 2 1 1 2 2 1 2 3 4 1 1 2 2 4 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 4 2 1
1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1
1 1 1 1 2 2 1 2 3 2 3 1 3 1 2 3 1 3 1 2 2 1 2 2 3 2 3 1
2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 2 1 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
118
3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 1 1 2 2 1
2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1
1 2 1 4 2 1 3 3 2 2 2 4 2 1 2 2 4 2 1 1 1 2 3 3 2 2 2 4
1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1
2 3 1 2 2 1 2 1 2 3 2 4 1 2 3 2 4 1 2 2 1 2 3 1 2 3 2 4
2 2 1 1 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 3 4 3 2 1 4 2 2 3 2 2 3 4
3 1 1 3 3 2 2 2 1 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 1
48 44 37 53 55 53 48 58 48 56 45 60 52 49 59 49 54 57 53 49 51 51 67 51 53 63 47 54
2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
2 1 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 3 3 2 1 1 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2
2 2 1 2 1 3 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 1 3 2 1 2
2 4 2 2 1 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 1 4 2 2 2 2 4 2 2 2
2 3 1 1 1 3 2 2 1 1 3 2 1 2 2 3 1 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1
2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2
3 4 2 3 2 4 4 1 3 2 4 2 1 3 3 4 2 3 2 4 4 1 3 2 1 4 1 3
2 1 1 1 3 2 1 4 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 2 1 4 2 2 2 1 4 2
3 3 2 4 3 4 1 1 4 2 2 3 4 3 3 3 2 4 3 4 1 1 4 2 4 1 1 4
2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
3 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 1 3 1 3 2 3 3 1 3
2 3 4 2 3 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3
3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 3
3 1 3 2 1 2 2 1 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 3
3 2 3 1 1 3 2 2 2 3 1 1 3 4 3 3 1 4 3 1 1 2 3 2 2 1 2 3
2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2
2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2
3 1 2 2 1 2 1 1 1 2 3 2 3 1 3 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 3 2
3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 1 2 1 3 2 1 4 3 2
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1
119
1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2
1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2
2 1 1 1 2 3 2 1 4 3 2 2 2 4 2 1 1 1 2 1 2 1 4 2 1 1 2 2
1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2
1 2 2 1 2 3 3 1 2 1 2 3 2 4 1 2 2 1 2 1 3 1 2 2 2 1 3 2
3 2 1 4 2 2 2 1 1 3 2 2 3 4 3 2 1 4 2 2 2 1 1 3 2 2 3 3
3 2 2 3 2 3 1 1 3 2 1 3 3 1 3 2 2 3 2 1 1 1 3 3 3 1 2 3
57 53 49 51 51 67 48 41 55 50 50 53 53 56 57 54 43 53 55 50 45 42 58 51 54 45 57 61
2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3
74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
1 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 1 1
1 1 3 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1
2 3 3 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2
1 3 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1
2 3 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2
2 4 3 3 1 1 4 4 1 3 3 4 2
2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1
2 2 1 2 3 1 4 4 4 3 3 3 2
3 2 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3
2 2 3 2 3 1 1 4 4 3 3 3 2
2 1 4 2 2 3 2 2 1 2 2 3 4
3 4 2 3 1 3 2 2 2 2 2 1 2
1 3 2 1 2 2 1 1 3 2 1 2 1
2 3 1 1 1 2 2 4 3 3 1 2 3
2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3
2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2
2 1 2 3 2 3 1 3 1 2 2 1 2
3 2 3 2 1 2 1 3 2 2 2 1 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2
1 3 3 2 2 2 4 2 1 1 1 2 3
1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1
1 2 1 2 1 2 4 1 2 2 1 1 3
2 2 3 2 2 3 4 3 2 1 4 2 2
2 2 2 1 1 3 1 3 2 2 3 2 3
45 54 53 47 46 49 46 54 49 53 52 47 55
min mak M SD
26 104 65 13 < 41,6 57,2 72,8 >
120
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
41,6 57,2 72,8 88,4 88,4
2 73 11 0 0
2,33 84,88 12,79 0,00 0,00
1. Uji Linearitas Means Case Processing Summary Cases Included N Konsep Diri * Perilaku Konsumtif
Excluded
Percent
86
N
100.0%
Total
Percent
0
N
Percent
.0%
86
100.0%
ANOVA Table Sum of Squares Konsep Diri * Perilaku Between Konsumtif Groups
Mean Square
df
F
(Combined)
3075.604
25
123.024
.824
.698
Linearity
1429.093
1
1429.093
9.570
.003
Deviation from Linearity
1646.511
24
68.605
.459
.981
8959.698
60
149.328
12035.302
85
Within Groups Total
2.
Measures of Association R Konsep Diri * Perilaku Konsumtif
Sig.
R Squared
-.345
.119
121
Eta
Eta Squared
.506
.256
Uji Korelasi
Correlations
Correlations Perilaku Konsumtif
Konsep Diri Konsep Diri
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
.001
N Perilaku Konsumtif
**
-.345
Pearson Correlation
86
86
**
1
-.345
Sig. (2-tailed)
.001
N
86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
122
86
123
124
125
126