ANALISIS KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA PADA KONSEP TURUNAN FUNGSI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BONGOMEME Vinny Purwandari Goma Nurhayati Abbas Yus Iryanto Abas Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Vinny Purwandari Goma, 2013. Analisis Kemampuan Awal Matematika pada Konsep Turunan Fungsi di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bongomeme. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan awal matematika siswa pada konsep turunan fungsi dan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan awal siswa pada konsep turunan fungsi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bongomeme. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bongomeme Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 90 orang dan tersebar dalam 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling dan terpilih 30 orang siswa sebagai sampel penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bongomeme memiliki kemampuan awal matematika sedang pada materi turunan fungsi. Hal ini dapat dilihat dari skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 19, dimana skor ini terletak pada kategori kelomopok sedang/Middle. Kata Kunci: Analisis kemampuan awal matematika, konsep turunan fungsi PENDAHULUAN Dalam pembelajaran salah satu indikator keberhasilannya adalah hasil belajar yang baik. Telah banyak upaya yang dilakukan Pemerintah melalui guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa, seperti penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku paket, peningkatan pengetahuan guru-guru melalui penataran
1
serta melakukan berbagai penelitian terhadap faktor-faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa. Meskipun upaya tersebut telah dilakukan, namun kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu guru dan siswa harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu kemampuan awal siswa. Kemampuan awal siswa merupakan persyaratan yang harus dimiliki oleh setiap siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan lancar. Akan tetapi berbagai fakta yang ditemukan membuktikan bahwa kemampuan awal matematika siswa masih kurang. Hal ini disebabkan pada saat proses pembelajaran guru lebih fokus dalam menyelesaikan materi pembelajaran sesuai dengan silabus yang telah ditentukan. Guru mempercepat pembelajaran karena mengejar waktu yang telah direncanakan meskipun siswa belum sepenuhnya mengerti. Siswa juga hanya menghafal pelajaran dan kurang berlatih mengerjakan soal-soal latihan matematika. Maka dari itu siswa akan selalu mengalami kesulitan jika kesalahan sebelumnya tidak diperbaiki. Berdasarkan hal ini, peneliti memandang perlu diadakan pengamatan dan penelitian terhadap kemampuan awal matematika yang diformulasikan dengan judul “Analisis Kemampuan Awal Matematika pada Konsep Turunan Fungsi di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bongomeme”. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. “Seberapa tingkat kemampuan awal matematika pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bongomeme?”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan awal matematika siswa dan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan awal matematika siswa. Manfaat dari penelitian ini, yaitu: a. Bagi guru Sebagai referensi bagi guru dalam upaya meningkatkan kemampuan awal matematika siswa b. Bagi siswa Sebagai masukkan bagi siswa agar dapat meningkatkan kemampuan awal matematika.
2
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti sanggup melakukan sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan dan kekuatan. Sedangkan awal adalah mula, permulaan, yang mula-mula. Jadi, kemampuan awal dapat diartikan sebagai kesanggupan mula-mula yang dimiliki seseorang dalam melakukan sesuatu hal. 1. Kemampuan Awal Menurut Winkel (dalam Praptiwi dan Handika, 2012: 41) kemampuan awal merupakan kemampuan yang diperlukan oleh seorang siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Sedangkan menurut Dick dan Carry (dalam Anis, 2011: 30) menyebutkan bahwa kemampuan awal (entery behavior) didefinisikan sebagai pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki peserta didik selama ia melanjutkan ke jenjang berikutnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal adalah kemampuan pengetahuan mula-mula yang harus dimiliki seorang siswa yang merupakan prasyarat untuk mempelajari pelajaran yang lebih lanjut dan agar dapat dengan mudah melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Menurut Praptiwi dan Handika (2012: 41), kemampuan awal akan mempengaruhi keberhasilah siswa dalam pembelajaran atau tidak. Kemampuan awal ini sangat penting bagi siswa dalam menerima pengetahuan baru. Harus ada hubungan yang kontinue dan komprehensif agar siswa dapat memahami suatu konsep pembelajaran secara runtut. Jika siswa belum memahami konsep dasar sebelumnya, pasti siswa akan mengalami kesulitan dalam menerima konsep baru yang selanjutnya karena kemampuan awal ini adalah dasar pijakan untuk mempelajari pengetahuan selanjutnya. Menurut Anis (2011: 31) apabila dilihat dari tingkat penguasaan, kemampuan awal dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu (1) kemampuan awal siap pakai, (2) kemampuan awal siap ulang, dan (3) kemampuan awal pengenalan. Berkenaan dengan peranan kemampuan awal ini, Ausubel (dalam Eyato, 2012: 24) menyatakan ada 5 prinsip utama dalam belajar yang intinya menggambarkan pentingnya kemampuan awal siswa. Kelima prinsip utama belajar itu adalah sebagai berikut.
3
a. Subsumption, yaitu penggabungan ide atau pengalaman baru terhadap pola ideide yang telah dimiliki b. Organizer, yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan pola ide-ide lama di atas, diintegrasikan sehingga menjadi suatu kesatuan pengalaman c. Progeresive differentiation, yaitu bahwa dalam belajar suatu keseluruhan secara umum harus terlebih dahulu muncul sebelum sampai kepada suatu bagian yang lebih spesifik d. Concolidation, yaitu suatu pelajaran harus terlebih dahulu dikuasai, sebelum sampai pada pelajaran berikutnya, jika pelajaran tersebut menjadi dasar atau prasyarat untuk pelajaran berikutnya e. Integrative reconciliation, yaitu idea atau pelajaran baru yang dipelajari itu harus dihubungkan dengan ide-ide atau pelajaran yang telah dipelajari terdahulu. 2. Kemampuan Awal Matematika Kemampuan awal matematika berperan penting dalam menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam mempelajari matematika diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap materi yang mendasari materi-materi yang lebih tinggi. Menurut Muchlishin (2010: 8-9) kemampuan awal matematika adalah suatu kesanggupan yang dimiliki oleh peserta didik baik alami maupun yang dipelajari untuk melaksanakan suatu tindakan tertentu secara historis dimana mereka memberikan respon yang positif atau negatif terhadap objek tersebut dengan menggunakan penalaran dan cara-cara berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan inovatif serta menekankan pada penguasaan konsep dan algoritma di samping kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan awal matematika yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu tingkat kesanggupan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang ada hubungannya dengan materi yang mendasari soal-soal tersebut. Hal ini dapat ditemukan pada hasil belajar siswa dari pelajaran matematika. Dari sinilah dapat diketahui kemampuan awal matematika dari masing-masing siswa. Oleh karena itu, sebelum guru memberikan pembelajaran yang baru, terlebih dahulu guru harus mengetahui apakah siswa sudah memahami konsep
4
dasar sebelumnya atau tidak. Guru matematika harus menanyakan atau mendeteksi pengetahuan dasar pada siswa sebagai langkah awal untuk memperbaiki
dan
mempelajari
atau
menyelesaikan
suatu
permasalahan
pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini kemampuan awal siswa diukur dalam materi turunan fungsi aljabar yang ditandai dengan kemampuan menghitung limit fungsi yang mengarah ke konsep turunan, melakukan operasi hitung bilangan bulat dan bilangan pecahan, melakukan operasi pada bentuk aljabar, melakukan operasi aljabar yang melibatkan bilangan berpangkat bulat dan bentuk akar, dan menggunakan rumus trigonometri. Indikator dari kemampuan awal matematika siswa meliputi: 1. Memiliki ingatan terhadap bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya 2. Mampu untuk memahami arti dari suatu bahan pelajaran yang telah dipelajari 3. Mampu untuk menghubungkan ide atau pelajaran baru dengan ide-ide atau pelajaran yang telah dipelajari terlebih dahulu. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bongomeme, Kabupaten Gorontalo, pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini akan dilaksanakan selama
2 bulan (Mei dan Juni).
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif. Karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kemampuan awal matematika siswa dan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan awal matematika siswa. Jenis Data Dan Sumber Data Data dalam penelitian berupa data primer tentang kemampuan awal matematika siswa terhadap pembelajaran matematika. Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Bongomeme tahun ajaran 2012/2013.
5
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu dengan pemberian tes. Pemberian tes ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kemampuan awal matematika siswa. Tes ini sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang sudah memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik, yaitu melalui uji validasi dan reliabilitas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut termuat dalam satu tes objektif. Uji validitas dilakukkan untuk mengukur tes sebagai alat pengumpul data yang akan menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan, sehingga tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk uji validitas digunakan rumus korelasi point-biserial, yaitu sebagai berikut. ( [ dimana
)
] √[
(
)
]
: mean skor X dari subjek yang mendapat skor 1 pada variabel i : skor pada variabel i : proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada variabel i : mean skor X dari seluruh subjek : deviasi standar skor X (Azwar, 2012: 23)
Sedangkan uji reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan kepercayaan untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk uji reliabilitas dugunakan rumus KR-20, yaitu sebagai berikut. [ dimana
(
)
][
(
)
]
: varians skor tes k
: banyaknya item dalam tes
p
: proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada suatu item (Azwar, 2012: 73)
6
Klasifikasi besarnya koefisisen reliabilitas berdasarkan patokan menurut J.P Guilford sebagaimana yang dikutip sulistyowati (2009:70) adalah sebagai berikut. : tingkat reliabilitas sangat rendah : tingkat reliabilitas rendah : tingkat reliabilitas sedang : tingkat reliabilitas tinggi : tingkat reliabilitas sangat tinggi Instrumen Kemampuan Awal a. Definisi Konseptual Kemampuan awal adalah pengetahuan mula-mula yang harus dimiliki seseorang yang merupakan prasyarat untuk mempelajari pelajaran yang lebih lanjut dan agar dapat dengan mudah melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. b. Definisi Operasional Kemampuan awal matematika siswa adalah skor total yang diperoleh siswa setelah mengisi tes kemampuan awal pada konsep turunan fungsi, yang meliputi operasi hitung bilangan bulat, operasi hitung pada bilangan pecahan, operasi hitung pada bilangan berpangkat, operasi hitung bentuk akar pangkat dua, operasi hitung bentuk aljabar, trigonometri dan limit fungsi. c. Validitas Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi point-biserial, maka terdapat beberapa soal yang valid dan yang tidak valid dari 50 soal yang diujicobakan. Soal-soal yang valid, yaitu soal nomor 1, 4, 6, 8, 12, 13, 14, 15, 17,18, 20, 21, 23, 27, 28, 30, 32, 33, 35, 36, 37, 40, 41, 42, 43, 44, 47, 48, 49, dan 50. Soal-soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 2, 3, 5, 7, 9, 10, 11, 16, 19, 22, 24, 25, 26, 29, 31, 34, 38, 39, 45 dan 46. Jumlah soal yang valid sebanyak 30 soal dan jumlah soal yang tidak valid sebanyak 20 soal. d. Reliabilitas Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20, maka didapat nilai reliabilitas tes adalah
7
. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tes reliabel artinya tes dapat digunakan sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2013: 333) dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Usman dan Setiawati (dalam Bito, 2003: 60) mengelompokkan peserta tes berdasarkan jawaban dan nilai yang diperoleh atas tiga kelompok, yaitu: 1. Kelompok pandai/Upper (25% dari rangking atas) 2. Kelompok sedang/Middle (50% dari rangking tengah) Kelompok bawah/Lower (25% dari rangking bawah) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bongomeme Kab. Gorontalo pada akhir tahun ajaran 2012-2013, dimana yang menjadi sampel penelitian adalah kelas XI (sebelas) IPA sebanyak 30 orang siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menyusun instrumen penelitian dalam bentuk tes objektif dengan jumlah soal sebanyak 30 butir soal. Tes yang diberikan kepada sampel penelitian telah diuji coba dan dihitung validitas serta reliabilitasnya terlebih dahulu. Pengujian tes ini diberikan kepada siswa kelas XI IPA di sekolah yang sama yang tidak termasuk dalam sampel penelitian dengan jumlah siswa yang sama banyaknya dengan sampel penelitian. Sebelum diberikan kepada sampel penelitian, tes sebanyak 50 soal diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Setelah dilakukan tes, terdapat 30 soal yang valid dan 20 soal yang tidak valid. Soal tes yang valid dan reliabel kemudian diberikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian. Dari tes yang telah dilakukan, data hasil tes yang diberikan oleh siswa masih bersifat umum. Untuk itu peneliti melakukan pemilihan data dengan memfokuskan data pada materi-materi yang menjadi prasyarat pada materi turunan fungsi. Data yang telah
8
direduksi merupakan data yang memberikan gambaran yang jelas sehingga akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Berikut akan dijelaskan secara rinci berdasarkan materi prasyarat tersebut. 1. Operasi hitung bilangan bulat Untuk materi operasi hitung bilangan bulat, siswa harus mampu mengingatnya kembali dan mampu untuk memahaminya. Karena materi ini merupakan materi dasar yang sangat penting bagi siswa. Materi ini dibelajarkan di Sekolah Dasar (SD) di kelas IV semester genap (semester 2). 2. Operasi hitung bilangan pecahan Untuk materi operasi hitung bilangan pecahan, siswa harus mampu mengingatnya kembali dan mampu untuk memahaminya. Karena materi ini merupakan materi dasar yang sangat penting bagi siswa seperti halnya dengan materi operasi hitung bilangan bulat. Materi ini dibelajarkan di Sekolah Dasar (SD) di kelas IV semester 2. 3. Operasi hitung bilangan berpangkat Untuk materi operasi hitung bilangan berpangkat, siswa harus mampu untuk mengingatnya dan mampu untuk memahaminya. Karena materi operasi hitung bilangan berpangkat ini merupakan materi dasar yang dibelajarkan di Sekolah Dasar (SD) di kelas V semester 1. 4. Operasi hitung bentuk akar pangkat dua Untuk materi operasi hitung bentu akar pangkat dua, siswa harus mampu untuk mengingatnya dan memahaminya. Karena materi ini juga merupakan materi dasar yang dibelajarkan di Sekolah Dasar (SD) di kelas V semester 1. 5. Operasi hitung bentuk aljabar Untuk materi operasi hitung bentu aljabar, siswa harus mampu untuk mengingatnya
kembali
dan
memahaminya
serta
siswa
harus
mampu
menghubungkan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Materi ini dibelajarkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kelas VII semester 1.
9
6. Trigonometri Untuk materi trigonometri, siswa harus mampu untuk mengingatnya kembali dan mampu untuk memahaminya. Materi trigonometri ini merupakan materi baru yang dibelajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di kelas X semester ganjil (semester 1). Materi ini sangat penting untuk dipelajari karena trigonometri ini banyak digunakan pada turunan fungsi. 7. Limit Untuk materi limit, siswa harus mampu untuk mengingatnya kembali dan mampu untuk memahaminya. Materi ini merupakan materi yang sangat berkaitan dengan materi turunan fungsi, karena untuk menyelesaikan soal-soal turunan fungsi salah satunya dengan menggunakan konsep limit. Karenanya siswa harus menguasai dan memahami terlebih dahulu materi limit. Materi limit ini dibelajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di kelas XI semester genap (semester 2). Materi ini dibelajarkan sebelum materi turunan fungsi. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil dari pekerjaan siswa secara umum dapat digambarkan mengenai capaian kemampuan awal matematika pada konsep turunan fungsi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bongomeme masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 19, dimana skor ini berada pada kelompok sedang/Middle dan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 8, dimana skor ini berada pada kelompok sedang/Middle. Selanjutnya akan dijabarkan berdasarkan masing-masing materi sesuai dengan nomor soal. 1. Operasi hitung bilangan bulat Berdasarkan hasil penelitian dari data umum tentang hasil tes siswa terhadap kemampuan awal matematika, diperoleh sebagian siswa dapat menjawab soal operasi hitung bilangan bulat. 2. Operasi hitung bilangan pecahan Berdasarkan hasil penelitian dari data umum tentang hasil tes siswa terhadap kemampuan awal matematika, diperoleh sebagian siswa dapat menjawab soal operasi hitung bilangan pecahan.
10
3. Operasi hitung bilangan berpangkat Berdasarkan hasil penelitian dari data umum tentang hasil tes siswa terhadap kemampuan awal matematika, diperoleh sebagian siswa tidak dapat menjawab soal operasi hitung bilangan berpangkat. 4. Operasi hitung bentuk akar pangkat dua Berdasarkan hasil penelitian dari data umum tentang hasil tes siswa terhadap kemampuan awal matematika, diperoleh sebagian siswa tidak dapat menjawab soal operasi hitung bentuk akar pangkat dua. 4. Operasi hitung bentuk aljabar Berdasarkan hasil penelitian dari data umum tentang hasil tes siswa terhadap kemampuan awal matematika, diperoleh sebagian siswa dapat menjawab soal operasi hitung bentuk aljabar. 5. Trigonometri Berdasarkan hasil penelitian dari data umum tentang hasil tes siswa terhadap kemampuan awal matematika, diperoleh banyak siswa yang tidak dapat menjawab soal trigonometri. 6. Limit Berdasarkan hasil penelitian dari data umum tentang hasil tes siswa terhadap kemampuan awal matematika, diperoleh banyak siswa yang tidak dapat menjawab soal limit. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh bahwa semua siswa memiliki kemampuan awal matematika sedang. Dapat dilihat pada lampiran 5, skor yang diperoleh siswa berada pada rentang 8 sampai 19, dimana skor ini terletak pada kelompok sedang/Middle. Hal ini dikarenakan sebagian materi dasar dari turunan fungsi, yaitu operasi hitung bilangan bulat, operasi hitung pada bilangan pecahan, operasi hitung pada bilangan berpangkat, operasi hitung bentuk akar pangkat dua dan operasi hitung bentuk aljabar, merupakan materi yang sudah lama dipelajari, yaitu di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menegah Pertama (SMP), sehingga kebanyakan siswa sudah lupa dengan materi tersebut. Ada juga materi yang
11
dianggap sulit oleh siswa, yaitu pada materi trigonometri dan limit, sehingga banyak siswa yang masih keliru dalam mengerjakan soal-soal tersebut. Kondisi ini menggambarkan bahwa kemampuan awal matematika pada konsep turunan fungsi untuk siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bongomeme berada pada kelompok sedang/Middle. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data kemampuan awal matematika siswa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. Secara umum kemampuan awal matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bongomeme sedang. Hal ini didasarkan pada hasil tes yang telah dilakukan masih banyak siswa yang kurang memahami materi-materi dasar atau materi prasyarat. Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 19, dimana skor ini berada pada kelompok sedang/Middle dan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 8, dimana skor ini berada pada kelompok sedang/Middle. Saran Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu sebagai berikut. 1. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi bagi guru. Setelah guru memngetahui kemampuan awal matematika siswa diharapkan guru mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan memberikan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dan mampu meningkatkan kemampuan awal matematika siswa. Karena kemampuan awal matematika mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. 2. Bagi siswa, disarankan kepada siswa agar dapat meningkatkan kemampuan awal matematika karena pelajaran matematika merupakan pokok dari pelajaran yang lain, khususnya IPA.
12
3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk
meneliti
tingkat
kemampuan awal
matematika siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Anis. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem Solving dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Matematika di SMA Negeri 1 Gorontalo. Tesis, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Gorontalo Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Eyato, Fatrah D. 2012. Pengaruh Kemampuan Awal Matematika, Lingkungan Belajar, dan Kemamdirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo. Tesis, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Gorontalo Muchlishin. 2010. Hubungan Antara Kemampuan Awal Matematika dan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Matematika Materi Segitiga dan Segi Empat Kelas VII SMP Askhabul Kahfi Polaman Mijen Semarang Tahun 2009/2010. Skripsi, dipublikasikan. Institut Agama Islam Negeri Walisongo Praptiwi & Handhika, Jeffry. 2012. Efektivitas Metode Kooperatif Tipe GI dan STAD Ditinjau dari Kemampuan Awal. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, ISSN: 2086-2407, Vol. 3 No. 1 April 2012 Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
13