HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Diajukan Oleh : Reninta Harum K.S F 1000 90 177
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA Reninta Harum K.S Usmi Karyani
[email protected] Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah surakarta ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa, 2) mengetahui tingkat dukungan sosial keluarga, 3) mengetahui tingkat kesejahteraan siswa, 4) mengetahui sumbangan efektif dukungan sosial keluarga terhadap kesejahteraan siswa. Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP Negeri 16 Surakarta kelas VII, VIII, dan IX. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment dari person. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar 𝑟𝑥𝑦 = 0,636 dengan sig. = 0,000; p < 0,001, sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dapat dikatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa. Sumbangan efektif dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa sebesar 40,5 % dan sisanya 59,5 % dipengaruhi variabel lainnya. Dukungan sosial keluarga termasuk ke dalam kategori tinggi dengan rerata empirik 70,22 dan rerata hipotetik skala dukungan sosial keluarga sebesar 52,5. Tingkat kesejahteraan siswa termasuk ke dalam kategori tinggi dengan rerata empirik 60,20 dan rerata hipotetik sebesar 47,5. Kata kunci : dukungan sosial keluarga, kesejahteraan siswa
1
Pendahuluan Beberapa tahun terakhir terdapat
negara maju seperti Canada dan
perkembangan yang signifikan dari
komisi Eropa agar perkembangan
kebijakan publik tentang masalah
well-being dapat dipantau secara
anak dan rencana anak, isu utama
sistematis karena well-being terkait
kebijakan
dengan kepuasan hidup, kenikmatan
tentang
publik anak
menyangkut
dikaitkan
dengan
hidup
dan
kebahagiaan.
kondisi well-being atau kesejahteraan
Health
yang memfokuskan pada aspek sosial
memperkirakan bahwa 20 % dari
dan emosional (Ereaut & Whiting,
anak-anak
2008).
Isu
Organisasi
World
dan
(WHO)
remaja
diseluruh
terkait
kesejahteraan
dunia mengalami masalah kesehatan
dan
kesejahteraan
mental dan 28 negara-negara Eropa
psikologis sebagai kajian kebijakan
mengalami depresi (Spotligth, 2012).
subjektif
yang berkembang di negara maju Misalnya penelitian di negara (Samman, 2007). Organisasi dunia Irlandia
telah
menunjukkan
seperti PBB, OECD (Organization kesempatan untuk mengembangkan for
Economic Co-operation
and diri dalam seni dan komunitas yang
Development), NESC (The National memiliki
manfaat
positif
pada
Economic and Social Council) serta kesejahteraan siswa. Penelitian ini EU (European Union) memandang termasuk beberapa yang dilakukan di well-being sebagai investasi masa Irlandia yang menunjukkan bahwa depan,
dan
dijadikan
untuk pilihan siswa sangat penting ketika
mengevaluasi berbagai kebijakan di datang untuk belajar. Kesejahteraan
1
siswa termasuk konteks utama dalam
keagamaan,
pengendalian
dunia pendidikan yang memerlukan
kepribadian,
kecerdasan,
keterbukaan untuk dialog antara
mulia
semua pihak seperti orangtua, peserta
diperlukan
didik
bangsa dan Negara.
dan
guru.
Keberhasilan
akademis merupakan keberhasilan dunia
pendidikan
Di
dalam
keterampilan dirinya,
sekolah
yang
masyarakat,
masih
banyak
pembelajaran tidak bisa optimal.
jelas bahwa rasa memiliki dan
Sesama murid sering tidak terjadi
hubungan baik dalam komunitas dapat
akhlak
gangguan yang menyebabkan proses
meningkatkan kesejahteraan. Hal ini
sekolah
serta
diri,
relasi yang harmonis. Siswa yang
meningkatkan
lebih kecil, lebih muda, perempuan
kesejahteraan (NCCA,2008).
dan pendiam tidak jarang menjadi bahan
Dalam Undang-undang Republik
ejekan,
pemerasan
dan
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
kekerasan. Malangnya sekolah, guru,
dicantumkan
Sistem
orang tua dan sesama siswa sering
Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1
tidak berdaya mencegahnya. Dari
di
Pendidikan
segi apapun, tindakan seperti ini
adalah usaha sadar dan rencana
sesungguhnya tidak diterima. Namun
untuk mewujudkan suasana belajar
kenyataannya, tetap berlanjut relasi
dan
antar siswa dan antar pihak-pihak
nyatakan
tentang
bahwa:
proses
peserta
didik
mengembangkan untuk
pembelajaran agar secara potensi
yang
aktif
terkait
dalam
pendidikan
khususnya di sekolah, seharusnya
dirinya
menjadi
memiliki kekuatan spiritual
2
bagian
penting
untuk
memfasilitasi perkembangan siswa
akan merasa dicintai, diperhatikan,
dalam mencapai titik optimal. Untuk
dihargai oleh orang lain dalam hal ini
itu,
orang
sekolah diharapkan menjadi
tuanya
(Maslihah,
lembaga yang terbuka dan penuh
Lieberman
dengan upaya positif untuk tumbuh
bahwa
kembang anak dari sisi kognitif,
dukungan sosial dapat menurunkan
afektif, psiko-sosial serta kecakapan
kecenderungan munculnya kejadian
yang dibutuhkan untuk kemajuan
yang dapat mengakibatkan stress
bangsa (Faturocham, 2012).
sehingga
Sekolah
diharapkan
pengalaman
hidup
kesejahteraan
siswa
(student
well-being)
yang
teoritis
dapat
adanya
meningkatkan
mengubah persepsi individu pada kejadian yang menimbulkan stress
agar
mencapai
secara
berpendapat
kesejahteraan. Dukungan sosial akan
mampu
memberikan peserta didik kepuasan dan
(1992)
2011).
(tekanan) dan oleh karena itu akan mengurangi potensi terjadinya stres pada individu yang bersangkutan.
mempengaruhi semua aspek untuk
Larocco
mengoptimalisasi fungsi siswa di
(dalam
menemukan
sekolah (Victorian General Report,
ada
Sarafino, 1998) korelasi
antara
social support dan stress. Mereka
2010).
yang mendapat dukungan sosial lebih Adanya khususnya keluarga
dukungan dari akan
orang
sosial tua
banyak,
atau
cenderung
lebih
kecil
kemungkinan mengalami stress.
memberikan Menurut Johnson & Johnson
kenyamanan fisik dan psikologis
(dalam Purnamasari,2011) dukungan
bagi anak. Dengan demikian, anak 3
sosial
berasal
dari
orang-orang
penting
yang
dekat
(significant
others)
bagi
individu
seorang, dimana seseorang tersebut dapat
yang
menerima
kekuatan
dan
kelemahan yang ada pada dirinya,
membutuhkan bantuan misalnya di
sehingga
sekolah seperti guru dan teman-
hubungan positif dengan orang lain
temannya. Penulis menekankan pada
yang ada di sekitarnya, memiliki
dukungan sosial keluarga yang akan
kemampuan
mempengaruhi
regulated
keputusan dan kemandirian serta
learning anak dalam proses belajar
mampu dan berkompetensi untuk
mereka.
mengatur
self
segala macam gangguan, kesukaran
keadaan
sejahtera,
keselamatan,
hal
lingkungan,
memiliki
De Lazzari (2000) menyatakan
Sedangkan
adalah
mengambil
dalam kehidupannya.
sentosa dan makmur (terlepas dari
“kesejahteraan”
untuk
untuk melalui tahapan perkembangan
Indonesia “ sejahtera ” adalah aman
sebagainya).
menciptakan
tujuan hidup dan merasa mampu
Menurut kamus besar bahasa
dan
mampu
ada
beberapa
faktor
yang
atau
mempengaruhi kesejahteraan antara
keamanan,
lain adalah demografi, kepribadian,
ketentraman,
dukungan sosial (keluarga dan teman
kesenangan hidup dan kemakmuran
sebaya)
(NN,2008).
pengalaman hidup . Salah satu dari
Ryff
(1989)
unsur kepribadian yang dianggap
menjelaskan
mempengaruhi kesejahteraan siswa
bahwa kesejahteraan siswa sebagai pencapaian
penuh
dari
dan evaluasi terhadap
adalah masalah emosi.
potensi 4
Menurut (Shochib, adalah
Soelaeman
Aspek-aspek dukungan sosial
keluarga
keluarga menurut House (
1998)
sekumpulan
orang
Smet, 1994) sebagai berikut :
yang hidup bersama dalam
1. Dukungan
tempat tinggal bersama dan masing-masing
peduli
merasakan adanya pertautan
terjadi sosial
yang
bertujuan
untuk
dan
(penghargaan)
dorongan
maju
persetujuan gagasan
untuk
atau dengan
atau
perasaan
individu dan perbandingan
memberi bantuan, semangat, penerimaan
ungkapan
positif untuk orang itu,
serta keberadaan orang yang diandalkan
misalnya
lewat
hormat
meningkatkan kesejahteraan
mampu
yang
2. Dukungan penghargaan :
menyerahkan diri.
sumber
orang
umpan balik, penegasan.
memperhatikan, dan saling
pertukaran
perhatian
bersangkutan
saling
adalah
dan
terhadap
batin sehingga terjadi saling
Dukungan
:
mencakup empati, keadaan
anggota
mempengaruhi,
emosional
positif orang itu dengan
perhatian
orang lain, sperti orang
(Johnson & Johnson dalam
yang kurang mampu atau
Dayakisni dan Hudaniyah,
lebih buruk keadaannya
2003).
(menambah diri).
5
penghargaan
3.
Dukungan instrumental :
dukungan sosial keluarga dengan
mencakup
kesejahteraan siswa.
langsung
bantuan seperti
orang
kalau
Metode Penelitian
memberikan Penelitian
pinjaman
uang
kepada
orang
atau
dengan
pekerjaan
ini
pendekatan
dilakukan kuantitatif
dengan dengan
menggunakan skala sebagai alat
menolong
pengumpulan datanya. Skala yang
pada
digunakan ada dua, yaitu skala waktu mengalami stress. 4.
Dukungan
informatif
mencakup
dukungan sosial keluarga dan skala kesejahteraan
:
siswa.
Skala
berdasarkan aspek-aspek dukungan
memberikan
sosial yang dikemukan House (Smet, nasehat,
petunjuk-
petunjuk,
saran
1994) menjelaskan masing-masing aspek yang meliputi : dukungan
atau
instrumental, dukungan emosional,
umpan balik.
dukungan dukungan
Berdasarkan uraian dapat dibuat rumusan
masalah
“apakah
penghargaan informatif
berdasarkan
ada
dan
dan
skala
aspek-aspek
kesejahteraan siswa yang disusun
hubungan antara dukungan sosial
oleh
keluarga
dengan
menjelaskan masing-masing aspek
siswa?”.
Penelitian
kesejahteraan ini
Konu
&
Rimpela
(2002)
yang meliputi : Having ( kondisi
memiliki
sekolah ), Loving ( hubungan sosial),
tujuan untuk mengetahui apakah ada
Being ( pemenuhan diri ), Health (
hubungan antara dukungan sosial
Status kesehatan ).
keluarga dengan kesejahteraan siswa.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
SMP
Negeri
16
Surakarta. Teknik sampling yang ada
hubungan
positif
antara
digunakan
6
dalam
pengambilan
subjek
penelitian
adalah
semakin
cluster
random
sampling.
Dengan
mengambil
tiap kelompok kelas
sosial
dilakukan
menggunakan
maka
tinggi
pula
kesejahteraan
dengan
random,
dukungan
keluarga,
semakin
dalam suatu populasi. Pengambilan subjek
tinggi
yaitu
siswa
di
sekolah. Hasil penelitian ini
sebagian siswa dari kelas VII, kelas sesuai
VIII dan kelas IX. Teknik analisis data
dalam
penelitian
menggunakan
korelasi
oleh
ini
product
yang Ryff
dikemukakan (1989)
Pandangan
yaitu hedonic
moment dari pearson. Pengolahan merumuskan bahwa tujuan
data dengan program komputer SPSS version 19.0
hidup adalah untuk mencapai
Hasil Penelitian dan Pembahasan
kebahagiaan dan kepuasan hidup
Dari hasil penelitian yang
dilakukan
diperoleh
hasil
bahwa
𝑟𝑥𝑦 = 0,636
mendatangkan
dengan sig.= 0,000; p < 0,01.
dukungan
sosial
penelitian menggambarkan
sementara
pandangan
eudaemonic
yang
keluarga
positif
(pleasure),
mencapai fungsi psikologis
antara
positif
sebagaimana
dikemukakan oleh Maslow
dengan kesejahteraan siswa. Hubungan
kenikmatan
manusia hidup adalah untuk
ada hubungan positif yang signifikan
akan
menekankan bahwa tujuan
Hal ini menunjukkan bahwa
sangat
yang
sebagai
dari
aktualisasi
diri.
Kesejahteraan mengacu pada
ini
pengalaman
bahwa
7
dan
fungsi
psikologis yang optimal yang
anak dan tindakan asusila
meliputi fungsi dari otonomi
yang dilakukan oleh orang-
diri, penguasaan lingkungan,
orang dekatnya sendiri. Hal
pertumbuhan
pribadi,
itu
hubungan
dengan
kurangnya pengawasan dan
kemandirian,
kesibukan orang tua yang
lingkungan,
semua bekerja, sehingga anak
orang
positif
lain,
penguasaan
disebabkan
oleh
tujuan hidup, dan penerimaan
hanya
diri.
kesejahteraan secara materi Dukungan
sosial
diberikan
yang dapat disalah gunakan
keluarga sangatlah penting
oleh
untuk
kesejahteraan
siswa
berkurangnya
SMP
karena
masa
psikologis anak. Dukungan
perkembangan remaja awal
sosial tidak hanya secara
dalam mencari jati diri anak.
material tetapi juga dukungan
Yang dibutuhkan anak remaja
secara verbal yang membuat
awal
anak merasa nyaman.
dukungan
sosial
keluarga sehingga anak tidak
anaknya
Dari
salah dalam mengambil jalan
tampak
untuk
dukungan
perkembangannya.
masa Di
era
dan
kesejahteraan
hasil
analisis
bahwa
variabel
sosial
keluarga
memberikan
sekarang ini banyak kasus
sebesar
psikososial, kekerasan pada
variabel kesejahteraan siswa.
8
40,5
sumbangan %
terhadap
Hal ini menandakan masih
(Dienner,
ada 59,5 % variabel lain yang
Kesejahteraan siswa yang
mempengaruhi
dimaksud
variabel
2000).
sebagai
kesejahteraan siswa. Variabel
suasana
tersebut misalnya demografi,
resiliensi
kepribadian,
siswa terhadap diri sendiri
dan
evaluasi
hati,
sikap,
kesehatan,
dan
kepuasan
terhadap pengalaman hidup
serta
(De Lazzari, 2000). Hal ini
orang lain dan pengalaman
menandakan
bahwa
di
kesejahteraan
siswa
demikian
yang
siswa sangat terkait erat
mempunyai
sifat
hubungan
sekolah.
dengan
komplek.
subjektif
oleh
kesejahteraan
kondisi
sekolah
2010).
sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan
Dengan
(Victorian General Report,
Kebahagiaan secara
dengan
Ini dapat dilihat dari
masing-
hasil
kategorisasi
masing pribadi. Setiap orang
kesejahteraan
membuat penilaian terhadap
diketahui bahwa 97 siswa
hidupnya
secara
umum
(60,25
demikian
juga
tentang
sejahtera dan puas ketika
penting
dalam
berada di sekolah, sedangkan
misalnya
22 siswa (13,66 %) sedang
domain hidup,
seperti
pernikahan dan pekerjaan
%)
merasakan
9
siswa
skala
telah
sejahtera
yang
merasa
dan
sedang puas ketika berada di
1. Ada hubungan positif
sekolah. Hal ini dapat dilihat
yang sangat signifikan
dari perolehan rerata empirik
antara
dukungan
sebesar 60,20 dengan standar
sosial
keluarga
deviasi
6,305.
Rerata
dengan kesejahteraan
hipotetik
skala
dukungan
siswa. Nilai koefisien
sosial keluarga sebesar 52,5
𝑟𝑥𝑦 =
dan standar deviasi sebesar
sig.= 0,000; p < 0,01.
10,5. Berarti secara umum
0,636
2. Sumbangan
dengan
efektif
siswa sudah merasa sejahtera
dukungan
dan puas ketika berada di
keluarga
sekolah. Tingginya tingkat
kesejahteraan
kesejahteraan siswa ini salah
sebesar 40,5 % dan
satu sebabnya karena mereka
masih terdapat 59,5 %
memiliki
sisanya
dukungan
sosial
keluarga yang tinggi (positif)
sosial dengan siswa
dipengaruhi
variabel lainnya.
terhadap teman, keluarga dan
3. Tingkat
lingkungan sosial.
dukungan
sosial keluarga masuk dalam kategori tinggi.
Kesimpulan
Rerata empirik untuk Berdasarkan
hasil
analisis dukungan
sosial
keluarga
70,22
data penelitian, maka diambil kesimpulan sebagai berikut dengan ini :
10
standar
deviasi 7,527. Rerata hipotetik
skala
dukungan
sosial
Dayakisni dan Huddaniyah. (2003). Psikologi Sosial. Malang : Universitas Malang. Diener,E., Tamir, M. dan Scollon, C.N. (2006). Happiness, life satisfaction, and fulfillment: The social psychology of subjective wellbeing. In P.A. van Lange (Ed), Bridging social psychology: The Benefits of transdisciplinary approaches. Hillsdale, NH: Erlbaum.
keluarga sebesar 52,5 dan standar deviasi 10,5. 4. Tingkat kesejahteraan siswa masuk dalam
Ereaut, G., & Whiting, R. (2008). What do we mean by wellbeing? And why might it matter?. Research Report DCSF-RW073, Linguistic Landscape, Department of Children, Schools & Families, UK.
kategori tinggi. Rerata empirik sebesar 60,20 dengan
standar
deviasi sebesar 6,305. Rerata hipotetik skala kesejahteraan
siswa
sebesar 47,5
dan
standar
Faturochman. (2012). Psikologi Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas Psikologi UGM. Lieberman, M.A. (1992). The Effect of Social Support on Respond on Stress. Dalam Bretnitz & Golberger (Eds).Handbook of Stress: Theoritical & Clinical Aspects. London: Collier MacMillan Publisher.
deviasi
sebesar 9,5. Daftar Pustaka De Lazzari, S. A. (2000). Emotional intelligence, meaning, and psychological well-being : a comparison between early and late adolescence. Diunduh pada tanggal 10 september 2013 dari http://www.twu.ca/cpsy/assets/studen ttheses/delazzaristeven.pdf
Maslihah, S. (2011). Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Diri di Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat.
11
Jurnal Psikologi Vol. 10, No 2.
Undip,
(OPHI), Department of International Development, Queen Elizabeth House, University of Oxford. No.2. Diunduh dari www:ophi.org.UK.
NCCA. (2008).The report” WellBeing and Post-Primary Schooling; A review of literature and research”. St Patrick’s College, Drumcondra.
Sarafino. EP. (1998). Health Psychology : Biopsychosocial Interaction. USA : John Willey and sons.
NN. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Universitas Indonesia :
bbi.php?keyword=sejahtera&varbida
Shochib, M. (1998). Pola Asuh Orang Tua : Untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta : PT Rineka Cipta.
ng=all&vardialek=all&varragam=all
Smet,
Fakultas Ilmu Komputer, diunduh pada
11
april
2013
dari
http://www.bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/k
&varkelas=all&submit=tabel11april2 013
B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Grasindo.
Spotlight. (2012). Well-being: Promoting mental health in schools. No.2, 2012. OireachtasLibrary & Research Service.
Purnamasari, A dan Adicondro, N. (2011). Efikasi Diri, Dukungan Sosial Keluarga dan Self Regulated Learning pada Siswa Kelas VIII. Jurnal Humanitas, Vol. VIII. No.1.
Victorian General Report. (2010). The Effectiveness of Student Wellbeing Programs and Services. Februari 2010.
Ryff, C.D., (1989). Happiness Is Everything, or Is It? Explorations on the Meaning of Psychological Well-Being. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 57, No. 6, 1069 – 1081. Samman, E. (2007). Psychological & Subjective Well-being: A proposal for internationally comparable indicators. Oxford Pooverty & Human Development Initiative
12