HUBUNGAN ANTARA STRATEGI COPING DENGAN STRES PADA SISWA AKSELERASI
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Diajukan oleh : DIMAS YUWANTO LEKSONOPUTRO F 100 11 4011
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
HUBUNGAN ANTARA STRATEGI COPING DENGAN STRES PADA SISWA AKSELERASI
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Diajukan oleh : DIMAS YUWANTO LEKSONOPUTRO F 100 11 4011
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
i
HUBUNGAN ANTARA STRATEGI COPING DENGAN STRES PADA SISWA AKSELERASI
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Diajukan oleh : DIMAS YUWANTO LEKSONOPUTRO F 100 11 4011
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
ABSTRAKSI HUBUNGAN ANTARA STRATEGI COPING DENGAN STRES PADA SISWA AKSELERASI Dimas Yuwanto Leksonoputro
[email protected]
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Eny Purwandari
Stres merupakan sebuah keadaan dimana seseorang dihadapkan dengan dengan kondisi atau keadaan yang menekan. Usaha atau penanganan dalam menghadapi stres dinamakan strategi coping. Strategi coping mempengaruhi kondisi stres yang sedang dialami oleh individu. Siswa akselerasi yang dimana dituntut untuk belajar lebih dari siswa pada umumnya merupakan individu yang tergolong dalam keadaan yang tertekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antarastrategi coping dengan tingkat stres pada siswa kelas akselerasi laki-laki dan perempuan. Dan juga untuk mengetahui kategorisasi stres dan strategi coping yang dialami siswa kelas akselerasi laki-laki dan perempuan. Sample dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta. Dalam penelitian ini teknik pengambilan data yang digunakan oleh peneliti adalah studi populasi. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala psikologis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dari pearson. Kesimpulan hasil penelitian ini sebagai berikut: (1) Ada hubungan negatif antara strategi coping dan stres. (2) Tidak ada perbedaan stres antara laki-laki dan perempuan. (3) Ada perbedaan strategi coping antara laki-laki dan. (4) Stres siswa akselerasi termasuk ke dalam kategori rendah. (5) Strategi coping termasuk ke dalam kategori tinggi Kata Kunci : Stres, Strategi Coping
v
menyelesaikan
PENGANTAR
K
manusia
unggul
Usaha
yang
Sekolah
diharapkan
mampu
mencetak
generasi-
generasi
penerus
berkualitas
Kelas
Siswa
siswa
menghadapi
dalam proses
belajar
mengajar
di
pula
dirinya menyesuaikan diri dengan kondisi stres tersebut. Semakin tinggi cara penyesuaian diri seorang siswa
dalam cara menangkap materi di
masalah tersendiri
dapat
dari
pada siswa akselerasi dengan cara
perbedaan
menyebabkan
reguler
lebih
yang sangat signifikan antara stres
siswa memiliki daya tangkap yang
ini
mempunyai
diperoleh hasil ada hubungan negatif
pelajaran di dalam kelas. Setiap
kelas
akselerasi
tersebut. Penelitian Pristiana (2007)
daya tangkap siswa dalam menerima
dalam
reguler
menimbulkan stres pada diri siswa
beberapa aspek, salah satunya adalah
tetapi
dan
tuntutanberkemampuan
hasil belajar siswa ditentukan oleh
Akan
akselerasi
memiliki kurikulum yang berbeda.
tantangan globalisasi. Kualitas dari
berbeda.
memenuhi
yang khusus, yaitu kelas akselerasi.
daya
guna
dalam
diselenggarakan program pendidikan
bangsa yang memiliki sumber
di
kebutuuhan anak cerdas istimewa
sangat
dibutuhkan.
lebih
cepat daripada siswa pada umumnya.
ebutuhan akan sumber daya
pendidikan
akselerasi maka semakin rendah tingkat
stres
sebaliknya
sekolah.
semakin
seorang
Terutama bagi siswa yang memiliki
yang
siswa
menyesuaikan
kecepatan menangkap materi diatas
dialaminya, rendah
cara
akselerasi diri
dengan
kondisinya maka tingkat stresnya
rata-rata teman sebayanya.Keadaan
akan semakin tinggi. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa siswa
tersebut menjelaskan bahwa siswa
yang memiliki kemampuan cerdas
akselerasi memiliki beban yang lebih
istimewa membutuhkan penanganan
banyak
yang khusus untuk menyalurkan
karena
kurikulum
yang
diberikan kepada siswa akselerasi
kemampuannya tersebut agar dapat
lebih banyak daripada kurikulum
6
yang diberikan pada siswa reguler.
Penelitian Scholichah (2005)
Sistem degradasi atau penurunan dan
menjelaskan
bahwa
siswa
kelas
pengaruh dari lingkungan, seperti
akselerasi mengalami perasaan kaget,
interaksi siswa dengan sesama siswa
jenuh, takut gagal, dan takut tidak
atau dengan guru pengajarnya juga
bisa membahagiakan kedua orang tua
mempengaruhi adanya tekanan pada
mereka. Hal ini disebabkan karena
siswa kelas akselerasi. Hali itu
siswa kelas akselerasi sudah terbiasa
disebabkan karena siswa.
mendapatkan nilai baik dan menjadi juara, sehingga ketika mereka tidak menjadi juara dan tidak menjadi
PERMASALAHAN Harapan guru, orang
seseorang
yang
menonjol
di
tua serta masyarakat terhadap siswa
lingkungan belajar yang lebih tinggi
ekselerasi sangatlah besar. Akhir-
mereka
akhir ini adanya kelas khusus siswa
(Fadillah, 2004). Jika orang tua tidak
cerdas istimewa atau kelas akselerasi
memahami kondisi anak di sekolah,
menjadi
kemungkinan besar anak tersebut
buah
bibir.
Ada
yang
mengalami
menyatakan bahwa kelas akselerasi
akan
tersebut mampu menampung dan
lingkungannya. Kondisi seperti itu
memfasilitasi
menyebabkan
bagi
anak
yang
mengalami
tekanan
tekanan
seorang
di
individu
memiliki kecerdasan di atas anak-
mengalami stres. (Pikiran Rakyat,
anak biasa pada seusianya. Namun,
19/03/2011).
tak sedikit pula yang berpendapat
LANDASAN TEORITIS
bahwa kelas akselerasi membuat siswanya melatih
tertekan
dan
kemampuan
Reaksi
kurang
terhadap
stres
bervariasi antara individu dari waktu
sosialisasi
siswanya. Bahkan ada pula yang
kewaktu.
menyatakan
kelas
disebabkan oleh faktor psikologis
karena
dan sosial yang tampaknya dapat
akselerasi
siswa
masuk
bukan
Perbedaan
keinginannya sendiri, tapi justru
merubah
karena dorongan dari orang tua
individu.
(www.kompas.com 22/03/2015).
mengklasifikasikan
7
dampak Smet
ini
stresor
sering
bagi (1999)
faktor-faktor
yang mempengaruhi stres, antara
Siswa
lain:
dituntut
usia,
sekitar mempengaruhi siswa untuk berproses dalam belajar. Lingkungan
intelegensi, suku,
kebudayaan,
status
ekonomi,
dan
yang
mengalami
kelas
stres,
seorang
siswa
penyesuaian diri terhadap kondisi yang sedang dihadapinya.
stabilitas
emosi secara umum, tipe A,
siswa
berusaha untuk melakukan upaya
introvert-
ekstrovert,
mendukung
akselerasi mengalami stres. Ketika
kondisi
b. Karakteristik kepribadian, lain:
kurang
mengakibatkan
fisik.
antara
memiliki
lingkungan dan tekanan dari orang
temperamen, faktor-faktor
pendidikan,
dapat
dari pada siswa reguler. Kondisi
tahap
kehidupan, jenis kelamin,
genetik,
untuk
akselerasi
penguasaan materi yang lebih cepat
a. Kondisi individu, antara lain:
kelas
Menurut Baron dan Byrne
kepribadian
(2003)
(dalam
Triantoro
dan
“ketabahan” (hardiness),
Nofrans, 2009) ada beberapa faktor
locus
yang mempengaruhi stres salah satu
of
control,
kekebalan, dan ketahanan. c. Sosial
diantaranya
adalah
kemampuan
kognitif,
antara
coping seorang individu. Berarti
dukungan
sosial
berdasarkan hasil pernyataan dari
yang dirasakan, jaringan
Baron dan Byrne dapat diketahui
sosial, dan kontrol pribadi
bahwa ada hubungan antara stres
yang dirasakan.
dengan bagaimana seorang individu
lain:
d. Hubungan
dengan
lingkungan dukungan diterima,
dan
mengurangi
sosial,
situasi yang menekan. Oleh sebab
yag
itu strategi coping merupakan salah
integrasi
satu faktor yang mempengaruhi
sosial dan
mengendalikan
dalam jaringan sosial.
tingkat stres seorang individu.
e. Strategi coping.
8
Berdasarkan latar belakang diatas,
peneliti
tertarik
0.9483 (Fadhilah, 2012). Sedangkan untuk Ways of Coping α= 0.850
ingin
mengetahui apakah ada hubungan
(Dian, 2008).
antara strategi coping dengan stres
Metode
pada siswa yang bersekolah di kelas
analisis
yang
digunakan adalah korelasi Product
akselerasi
Moment
dari
SPSS
15.0
for
Windows, untuk hubungan antara
METODE PENELITIAN Subjek Penelitian : Seluruh
strategi copyng dengan tingkat stress
siswa dan siswi kelas akselerasi di
iswa laki-laki dan siswa perempuan
SMP Negeri 2 Surakarta berjumlah
kelas akselerasi di SMP Negeri 2
102 siswa.
Surakarta.
Instrumen
pengukuran
HASIL PENELITIAN
menggunakan DASS – 42 dan Ways
Ada
of Coping. Validitas
yang
pada siswa akselerasi yang artinya semakin positif strategi coping maka
konstruk (Construct validity), yaitu
stres
bahwa alat ukur yang digunakan skala
yang
koefisian
korelasi
ini
koefisien korelasi (r) sebesar -0,188 dengan signifikansi (p) = 0,029 >
Order
0,01.
Correlation” dari Spearman Rho.
Tidak ada perbedaan stres
Perhitungan validitas dan reliabilitas
dalam
dilakukan
dengan
penelitian
pada siswa laki-laki dan perempuan.
ini
Stres pada laki-laki memiliki mean
menggunakan
29,87 dan pada perempuan sebesar
formula Cronbach’s Alpha formula dari
SPSS
15.0
for
rendah,
tinggi. Hal ini dilihat dari nilai
digunakan
“Rank
semakin
coping maka stres akan semakin
Untuk mengukur validitas alat ukur penelitian
akan
sebaliknya semakin negatif strategi
dibuat
berdasarkan teori yang telah valid.
dalam
negatif
antara strategi coping dengan stres
digunakan
dalam penelitian ini adalah validitas
merupakan
hubungan
28,13 dengan signifikansi (p) = 0,106
Windows.
> 0,05. Ada perbedaan strategi
Reliabilitas dari DASS yaitu α=
coping pada siswa laki-laki dan
9
perempuan, laki-laki memiliki mean
ini mendukung pendapat dari
55,91 dan pada perempuan sebesar
Siegel dan Lane (dalam Maria,
58,18 dengan signifikansi (p) = 0,031
2004) yaitu stres adalah segala
> 0,05.
sesuatu
pada
penlitian
dapat
menimbulkan
Kondisi strategi coping siswa akselerasi
yang
ancaman.
Kemudian Siegel dan Lane
ini
memecah individu menjadi 2
tergolong positif (tinggi), yaitu dapat
yaitu
dilihat dari rerata empirik (RE)
individu
menganggap
sebesar 72,26 dan rerata hipotetik
stres
yang sebagai
tantangan dan individu manusia
(RH) sebesar 60.
yang menganggap stres sebagai
Stres siswa akselerasi pada
ancaman.
Individu
yang
penelitian ini tergolong rendah, yaitu
menganggap
dapat dilihat dari rerata empirik (RE)
tantangan merasa bahwa dirinya
sebesar 28,93 dan rerata hipotetik
merasa
(RH) sebesar 35.
menanggulangi
yang
sehingga
stres
dikarenakan
penanggulangan stres (strategi coping) yang baik. Sedangkan
Product Moment dari Pearson
untuk
maka diperoleh ada hubungan
individu
menganggap
negatif antara strategi coping Hali
stres
rendah
menggunakan teknik korelasi
stres.
untuk
yang dirasakannya cenderung
analisis
yang telah dilakukan dengan
dengan
sebagai
mampu
dirasakannya,
PEMBAHASAN Berdasarkan
stres
stres
yang sebagai
ancaman merasa bahwa dirinya
ini
tidak
menunjukkan bahwa semakin
mampu
menanggulangi
tinggi strategi coping maka
dirasakannya,
stres akan semakin rendah.
untuk
stres
yang
sehingga
stres
yang dirasakannya cenderung
Begitu pula apablia strategi
tinggi karena penanggulangan
coping rendah maka stres akan
stres (strategi coping) yang
semakin tinggi. Hasil penelitian
kurang baik. Dari pernyataan
10
Lazarus dan Siegel ini dapat
pengalihan
disimpulkan
penarikan diri sosial (social
coping
dan
memiliki
bahwa
strategi
stres
memang
sebuah
(distratction),
withdrawal),
hubungan
berkhayal
(wishfulthinking),
dan
yang negatif, namun hal ini
pengunduran diri (resignation).
tergantung pula dari individu
Kedua strategi coping negatif
tersebut dalam menyikapi stres
(negative-coping)
yang dialaminya.
adanya penggunaan mengkritisi
dicirikan
Uji linieritas diperoleh
diri (self-criticism), kompensasi
hasil ada hubungan yang tidak
negatif (negative compensation)
linier
dan menyalahkan orang lain
(tidak
searah)
antara
strategi coping dengan stres
(blaming
pada siswa akselerasi. Dengan
menghadapi
kata lain, jika skor strategi
menekan atau masalah. Ketiga
coping positif, maka skor stres
adalah
akan
(activecoping).
kurang
Sebaliknya positif,
(rendah).
jika
maka
skor skor
kurang
situasi
yang
coping
aktif
Hasil dari uji ANOVA
strategi
untuk stres Ho ditolak. Berarti ada
perbedaan
stres
antara
seseorang
siswa laki-laki dan perempuan
dalam
namun perbedaan tersebut tidak
mampu
menanggulangi
ketika
stres
coping akan kurang (rendah). Apabila
others)
rasa
stres
signifikan.
Untuk
strategi
(strategi coping) yang sedang
coping Ho ditolak. Berarti ada
dia rasakan, maka dirinya pun
perbedaan antara strategi coping
akan mengalami stres yang
antara
berkepanjangan. Ada 3 jenis
perempuan namun perbedaan
strategi coping yang pertama
tersebut tidak signifikan. Hal ini
adalah
coping
sejalan dengan pendapat Coral
menghindar (avoidant-coping).
Gilligan (dalam Ratna, 1999)
Coping
ini
yang menerangkan bahwa laki-
dicirikan dengan penggunaan
laki dan perempuan memiliki
startegi
menghindar
11
siswa
laki-laki
dan
perbedaan cara berpikir dalam
karena
menghadapi sebuah masalah.
percaya bahwa mereka dapat
Laki-laki memiliki cara berpikir
berhasil mengendalikan situasi
yang formal, linier dan abstrak.
menekan
Sedangkan perempuan memiliki
2006).
cara berpikir yang naratif dan
individu
tersebut
tersebut
Stres
(Safaria,
pada
siswa
kontekstual. Dari pernyataan ini
akselerasi tergolong rendah. Hal
terlihat bahwa laki-laki dan
ini
perempuan
cara
penelitian Lazarus dan rekannya
untuk
(dalam Triantoro dan Nofrans,
memiliki
masing-masing
sejenis
menghadapi permasalahan yang
2009)
dihadapinya.
diberikan
Strategi coping
dengan
tentang
subjek
tontonan
hasil
yang film
pada
kecelakaan. Subjeknya dibagi
siswa akselerasi tegolong tinggi
menjadi 3 kelompok. Kelompok
atau positif. Strategi coping
1 adalah kelompok kontrol,
yang yang tergolong tinggi ini
kelompok ini tidak diberikan
individu menggunakan sumber
penjelasan sama sekali terkait
daya pribadi dan lingkungan
dengan
untuk menghadapi situasi yang
yang
penuh tuntutan dan menekan.
Kelompok
Dalam hal ini, penilaian dari
kelompok
pribadi individu dan sumber
kelompok
daya lingkungan mempengaruhi
kesempatan untuk menganalisa
strategi coping apa yang akan
tangan kecelakaan tersebut dari
digunakan.
yang
sudut
yang
yang dinamis. Dan kelompok
untuk
yang ketiga adalah kelompok
menghadapi semua situasi yang
pengingkar, kelompok ini diberi
menekan
cenderung
informasi bahwa seluruh adegan
pendekatan
di dalam tayangan tersebut
coping yang lebih aktif. Hal ini
hanyalah akting dan seluruh
menilai
Individu
sumber
dimilikinya
daya
memadai
akan
menggunakan
12
tayangan akan
kecelakaan
dipertontonkan. kedua
adalah
intelektualitas, ini
pandang
diberikan
interpersonal
pemainnya dipastikan baik-baik
strategi coping yang rendah
saja setelah adegan tersebut.
dapat menimbulkan efek stres
Hasilnya kelompok intelektual
yang tinggi. Dalam penelitian
dan pengingkar efektif untuk
ini terdapat kelemahan yaitu
mengurangi respon emosional
hasil penelitian ini tidak dapat
dari
digeneralisasikan untuk siswa
film
tersebut
karena
petunjuk
yang
diberikan
memberi
subjek
kesempatan
akselerasi
lain.
Untuk
menerapkan
pada
populasi
untuk menilai stimulus yang
yang
terjadi dengan cara yang lebih
karakteristik
tidak mengancam. Dari hasil
beda, maka perlu dilakukan
penelitian dari Lazarus ini dapat
penelitian yang lebih lanjut
disimpulkan bahwa kondisi dan
dengan
pengetahuan
menambahkan
yang
menentukan individu
berbeda
kemampuan untuk
lebih
luas yang
berbeda-
menggunakan
variabel
lain
dan
atau
variabelyang
belum
mengatasi
disertakan di dalam penelitian
kondisi yang menekan tersebut.
ini. Dalam pengisian skala,
Tergantung
peneliti
dari
bagaimana
tidak
mengetahui
individu dalam memaknai suatu
secara pasti bagaimana kondisi
peristiwa yang menimbulkan
subjek
hal yang menekan tersebut. Hal
sehingga dalam pengisian skala
ini membuktikan bahwa strategi
ada
coping yang baik (tinggi) maka
pengisian yang tidak sesuai
dapat menimbulkan stres yang
dengan kondisi subjek yang
rendah juga.
sebenarnya.
.Berdasarkan penelitian
coping
bahwa
yang
sesungguhnya,
kemungkinan
terjadi
hasil ini
disimpulkan
yang
baik
dapat
KESIMPULAN
strategi Berdasarkan hasil penelitian
dapat
dan pembahasan yang telah diuraikan
menimbulkan efek stres yang rendah. Begitu pula sebaliknya
13
seluruhnya,
dapat
disimpulkan
masalah seperti saat ini. Siswa-
bahwa :
siswa juga diharapkan dapat
1. Ada hubungan negatif antara
berlatih memecahkan masalah
strategi coping dengan stres pada
atau persoalan yang dialami di
siswa akselerasi yang artinya
dalam sekolah. Hal ini bertujuan
semakin positif strategi coping
agar
stres
akan
sebaliknya strategi
rendah,
menanggulangi
semakin
negatif
memecahkan
coping
stres
akan
dan persoalan
yang
2. Bagi orangtua Orang tua dapat berperan
siswa laki-laki dan perempuan.
aktif dan menerapkan sistem
3. Ada perbedaan strategi coping siswa
laki-lai
keterbukaan
dan
dengan
4. Strategi coping siswa akselerasi pada penlitian ini
dirumah
cara
menanyakan
bagaimana perasaan anaknya.
tergolong
Jangan langsung menanyakan
positif (tinggi).
masalah akselerasi
ketika
terhadap kondisi anak. Semisal
perempuan
siswa
dapat
dialaminya secara baik.
2. Tidak ada perbedaan stres pada
5. Stres
siswa
semakin
semakin tinggi.
antara
para
pada
apa
yang
sedang
dihadapi, karena terkadang yang
penelitian ini tergolong rendah.
semula orang tua menganggap bahwa
anak
belum
bisa
menyelesaikan masalah tersebut
SARAN Dari
hasil
penelitian,
tapi ternyata anak sudah mampu
pembahasan, dan kesimpulan di atas
menyelesaikan
maka peneliti mengajukan beberapa
dihadapi. Terkadang memang
saran sebagai berikut :
hal yang dianggap masalah dari
1. Bagi siswa akselerasi
sudut pandang orang tua dan
Bagi
siswa
disarankan
dan
yang
anak memang berbeda. Maka
untuk
mempertahankan memandang
akselerasi
masalah
dari
itu,
setelah
ditanya
cara
bagaimana perasaan sang anak,
mengatasi
baru ditanyakan masalah apa
14
yang sekiranya sedang dihaapi
yang
oleh anak. Hal ini juga dapat
meminimalisir
melatih anak bagaimana cara
(stres)
memecahkan
menekan tersebut.
atau
mengatasi
masalah yang sedang dihadapi
menekan efek
dari
kondisi
akan negatif yang
5. Bagi peneliti lain
anak dengan adanya diskusi
Peneliti lain disarankan untuk
antara orang tua dan anak.
melakukan teknik random sampling
3. Bagi guru
dalam mengambil subjek penelitian.
Guru
dapat
memantau
Karena
dengan
teknik
random
kondisi belajar yang berjalan
sampling cakupan penelitian bisa
apakah anak merasa nyaman
lebih luas daripada menggunakan
dengan kondisi tersebut atau
studi populasi.
tidak. Dibuatnya variasi dari model
pembelajaran
membuat
anak
tidak
dapat
DAFTAR PUSTAKA
cepat
Aat, S., 2008. Tinjauan Tentang Stres. Bandung: Universitas Padjadajran
merasa bosan, selain itu anak menjadi
nyaman
dengan
Agus, I., 2004. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana
lingkungan belajarnya disekolah. 4. Bagi teman sebaya Teman
sebaya
Andi, M., 1983, Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional
sangat
dekat dan berpengaruh dengan pembentukan sikap anak dalam menyikap dihadapi. siswa
masalah
Arthur, S. R., Emily, S. R., 2010. Kamus Psikologi. (cet 1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
yang
Untuk
pergaulan,
akselerasi
diharapkan
Bart, S., 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo
dapat berteman dengan teman
Desiva,
yang mampu menyikapi suatu permasalahan atau kondisi yang menekan dalam hidup secara positif.
Karena
sikap
yang
positif dalam menyikapi kondisi
15
N. K., 2005. Skripsi: Hubungan Antara Stres Dengan Kecenderungan Migren Pada Wanita. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dian, Fifit., 2008. Skripsi: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Coping Strategy Pada Developed Kiddie Dalam Komunitas Hacker Di Perguruan Tinggi X Bandung. Bandung: Universitas Islam Bandung
Irma, R., Hartiah, H., Neti, J., 2008. Penelitian: Perbedaan Tingkat Stres Sebelum dan Sesudah Terapi Musik pada Kelompok Remaja di Panti Asuhan Yayyasan Bening Nurai Kabupaten Sumedang. Bandung: Universitas Padjadjaran
Dwiasih, V., 2009.Tingkat Stres Siswa Kelas XII Di Yogyakarta Dalam Menghadapi Ujian Nasional. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
James, P. C., 1995. Kamus Lengkap Psikologi. (cet 2). Jakarta: Grafindo Persada James, W. K., Michelle, N. S., 2007. Emotion. USA: Thomson Wadsworth
Elizabeth, B. H., 1997. Psikologi Perkembangan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga
Jeffrey, S. D., 2003. Psikologi Abnormal. (edisi 5 jilid 1). Jakarta: Erlangga
Evelin, D. D., 2006. Pengujian reliabilitas, validitas, analisis item dan pembuatan norma Depression Anxiety Stress Scale (DASS): Berdasarkan penelitian pada kelompok sampel Yogyakarta dan Bantul yang mengalami gempa bumi dan kelompok sampel Jakarta dan sekitarnya yang tidak mengalami gempa bumi. Jakarta: Universitas Indonesia
John, J. S., Eugene, B. Z., Jeanne, S. Z., 2007. Metodologi Penelitian Psikologi. (cet 1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kansil., Christine, K., 2001. Kamus Istilah Aneka Hukum. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Kartono, K dan Gulo, D., 1987. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya Maria, E.2004. Mengelola Emosi: Tips Praktis Meraih Kebahagiaan. (cet 2). Jakarta: Grasindo Persada. Jakarta: Kedokteran EGC
Fadhilah, N., 2012. Skripsi: Perbedaan Stres Ditinjau Dari Jenis Kelamin Pada Warga Binaan Lembaga Pemsyarakatan Klas 1Semarang Dan Lembaga Pemasyarakatan Wanita Semarang. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Monks, F. J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R., 2006. Psikologi Perkembangan dan Pengantar dalam Berbagai Bagian.
16
Jogjakarta: Gadjah Mada University Press
Triantoro, S., Nofrans, E. S.2009. Manajemen Emosi. Yogyakarta: Bumi Aksara
Muhammad, N., 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial.Jakarta: Salemba Humanika
Yunita,
K. P., 2010. Profil Narapidana berdasarkan Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow (Skripsi). Surakarta: UMS
Neil, N. 2002.Psikologi Kesehatan: Pengantar Untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. (cet 1). Jakarta: Kedokteran EGC
Zakaria, Ibarahim., 2002. Psikologi Wanita. Bandung: Pustaka Hidayah.
Philip, L. R., 1999.Stress and Health. (edisi 3). California: Cole Publishing Company
http://en.wikipedia.org/wiki/Diathesi s-stress_model, dikutip 25 September 2014.
Ratna,
M., 1999.Membiarkan Berbeda? Sudut Pandang Baru tentang Relasi Gender. Bandung: Mizan
http://megapolitan.kompas.com/read/ 2013/05/19/10053313/takut. tak.lulus.un.seorang.siswi.g antung.diri dikutip 25 September 2014 http://megapolitan.suaramerdeka.co m/read/2004/04/06/dikutip 25 September 2014
Safaria, T., 2006. Stres Ditinjau Dari Active Coping Avoidance Coping Dan Negative Coping. Universitas Ahmad Dahlan, Vol.03, No.02, 8793
http://megapolitan.pikiranrakyat.com /read/2005/10/19/dikutip 25 September 2014
Santrock, J. W. 2002. Life-span Development : perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga
http://www.rmol.co/read/2014/05/09/ 154492/Takut-Gagal,Karena-Jumlah-Soal-&Jawaban-Tidak-Samadikutip 25 September 2014
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo Suharsimi, A., 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (cet 14). Jakarta: PT Asdi Mahasatya
http://www.tempo.co/read/news/201 3/05/18/064481412/TakutTak-Lulus-Ujian-NasionalFanny-Gantung-Diri dikutip 25 September 2014
17