HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI ANGKATAN 2013-2014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh : Dhiah Deasy Andriani F 100 100 188
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
i
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI ANGKATAN TAHUN 2013-2014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh : Dhiah Deasy Andriani F 100 100 188
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
iii
iv
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI ANGKATAN 2013-2014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Dhiah Deasy Andriani Dr. Lisnawati Ruhaena, S.Psi, M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan jejaring sosial Twitter dengan tingkat efikasi diri akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2013-2014 Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sebanyak 100 subjek dengan penentuan ialah mahasiswa Fakultas Psikologi yang masih aktif mulai dari angkatan 2013-2014 dan aktif menggunakan Twitter. Pengumpulan data dengan menggunakan skala yaitu skala Efikasi Diri Akademik dan skala Penggunaan Jejaring Sosial Twitter dan dianalisis menggunakan teknik korelasi Product Moment. Berdasarkan hasil yang diperoleh ada hubungan negatif antara penggunaan jejaring social Twitter dengan efikasi diri akademik. yang dilihat dari Koefisien r= sebesar -0,311 p=0,002 (p<0,01) dan untuk (r2)= 0,097 atau sebesar 9,7% sumbangan penggunaan jejaring social Twitter terhadap efikasi diri akademik. Serta ME : 39,72 dan MH : 40 untuk efikasi diri akademik, sedangkan ME : 97,00 dan MH : 90 untuk penggunaan jejaring sosial Twitter. Kata Kunci : Efikasi Diri Akademik, Penggunaan Jejaring Sosial Twitter
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah sedemikian pesatnya. Awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi lahir dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah kegiatan-kegiatannya. Seiring dengan
1
perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat akan teknologi mendukung terciptanya alat-alat komunikasi yang semakin lama semakin canggih. Perkembangan teknologi juga banyak menghasilkan mesin dan alat-alat lain yang dapat memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Penggunaan jejaring sosial mengacu pada teori kegunaan dan gratifikasi yang di populerkan oleh Dennis Mc. Quail, 1972 (dalam West and Turner, 2010). Teori ini menyatakan bahwa orang secara aktif mencari media tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (hasil) tertentu. Teori yang membahas tentang penggunaan media oleh khalayak ini diasumsikan sebagai sebuah perilaku aktif dimana khalayak dengan sadar memilih dan mengkonsumsi media tertentu. Dimana dalam hal ini, media yang dimaksud ialah jejaring sosial twitter. Seperti halnya penggunaan jejaring sosial Twitter, yang dapat mempengaruhi tingkat perkembangan efikasi diri mahasiswa itu sendiri. Yang mana mahasiswa yang aktif menggunakan jejaring sosial, dapat mengganggu konsentrasinya dalam belajar atau menyelesaikan tugasnya. Sebab, tingkat efikasi diri dapat dilihat dari kemampuan yang diyakini oleh individu untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Mahasiswa dengan efikasi diri akademik yang rendah cenderung menghindari banyak tugas dalam belajar, khususnya pada tugas yang menantang dan sulit, sedangkan mahasiswa dengan level efikasi diri akademik tinggi cenderung mengerjakan tugastugas seperti itu (dalam Verawati, 2003). Efikasi diri akademik juga dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu untuk melakukan tugas akademik yang diberikan dan menandakan level kemampuan dirinya (Baron & Byrne, 2004). Bandura menambahkan efikasi diri akademik jika disertai dengan tujuan-tujuan yang spesifik dan pemahaman mengenai prestasi akademik, maka akan menjadi penentu suksesnya akademik (dalam Alwilsol, 2008). Efikasi diri akademik sebagai suatu keyakinan yang dimiliki individu tentang kemampuan atau kompetensinya untuk mengarahkan motivasi, kemampuan kognisi,
2
mengatur tindakan, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengerjakan tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi tantangan akademik. Efikasi diri merupakan keyakinan individu akan kemampuannya untuk membentuk perilaku dalam situasi tertentu (Bandura, 1997). Smet (1994) menyatakan pula bahwa efikasi diri bermanfaat untuk memutuskan perilaku tertentu akan dibentuk atau tidak, seseorang tidak hanya mempertimbangkan informasi yang di dapatnya melalui situs internet dan keyakinan
tentang
kemungkinan
kerugian
atau
keuntungan,
tetapi
juga
mempertimbangkan sampai sejauh mana individu dapat mengatur perilaku tersebut. Pernyataan ini sesuai pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2007) yang menyatakan bahwa efikasi diri merupakan prediktor penting bagi perilaku pada remaja awal. Bandura (1986) menyebutkan efikasi diri merupakan inti dari teori belajar sosial, yang mendalilkan bahwa hasil fungsi manusia dari interaksi antara tiga faktor berikut: Faktor pribadi, meliputi faktor kognitif yang berupa ekspetasi atau penerimaan dalam meraih keberhasilan, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan. Faktor lingkungan, dimana kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial. Faktor perilaku, perilaku seseorang terjadi akibat pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Gambaran lain seperti pada temuan yang dilakukan oleh Smitt (2011), menunjukkan bahwa efikasi diri dapat dianggap sebagai individu yang memiliki kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk mencapai tujuan tertentu atau perilaku. Karena tingkat kepercayaan diri dalam individu dapat bervariasi meski berbeda tujuan atau perilaku. Efikasi diri harus dipertimbangkan dalam konteks tertentu atau domain bukannya dianggap sebagai karakteristik psikologis (mengacu pada keyakinan umum individu dalam mengendalikan situasi). Seperti halnya mahasiswa yang kurang yakin akan kemampuan dirinya sendiri, mahasiswa cenderung melakukan perilaku menyontek bahkan melakukan copy paste untuk memenuhi tugas yang telah diberikan.
3
Penelitian Wan & Chiou, 2006, yang meneliti tentang remaja Taiwan yang kecanduan game online yang juga merupakan fitur favorit di internet. Individu sangat mudah mengalami kecanduan karena mengalami permasalahan dengan efikasi diri dan kesulitan mengontrol perilaku. Individu yang memiliki efikasi diri yang rendah sedikit menghabiskan waktunya pada aktifitas akademik sehingga untuk mencapai kepuasan prestasi, mereka akan menghabiskan waktunya pada aktifitas adiksi sebagai pengalihan ketidakmampuannya dalam bidang akademis. Penelitian selanjutnya Wan & Chiou, 2007, dimana seseorang yang memiliki pengalaman positif atau tingginya tingkat keberhasilannya dalam menyelesaikan tugas, efek yang dihasilkan ketika menemui tugas yang sulit akan cenderung di capai atau diselesaikan secara cepat. Jika dilihat dari tingkat kesulitan tugas dan tingkat keyakinan kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas, menjadikan Twitter kurang bermanfaat apabila mahasiswa tersebut memiliki efikasi diri yang rendah. Sebab mahasiswa cenderung mengesampingkan tugas-tugasnya dengan membuka Twitter, baik hanya melihat Time-Line, terlibat dalam obrolan sosial, atau menuliskan keluhan-keluhan yang sedang dirasakannya. Sehingga membuat mahasiswa lebih terfokus pada postingan di dalam Twitternya. Berdasarkan hasil survei yang telah di lakukan oleh peneliti pada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta di dapat data bahwa dari 41 mahasiswa 39 mahasiswa aktif menggunakan jejaring sosial Twitter dengan alasan menggunakan jejaring sosial Twitter sudah menjadi aktifitas mereka sehari-hari. Mereka berkeyakinan bahwa melalui jejaring sosial Twitter dapat mempermudah mereka berkomunikasi antar mahasiswa dan selalu memperoleh berita terbaru. Dari paparan di atas, apakah ada hubungan antara penggunaan jejaring sosial Twitter dengan efikasi diri akademik pada mahasiswa? Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Penggunaan Jejaring Sosial Twitter dengan Efikasi Diri Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2013-2014 Universitas Muhammadiyah Surakarta“
4
HIPOTESIS Ada hubungan negatif antara Penggunaan Jejaring Sosial Twitter dengan Efikasi Diri Akademik Mahasiswa Psikologi Angkatan 2013-2014 Universitas Muhammadiyah Surakarta. Maksudnya adalah semakin tinggi Penggunaan Jejaring Sosial Twitter maka semakin rendah Efikasi Diri Akademik Mahasiswa. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah Penggunaan Jejaring Sosial Twitter maka semakin Tinggi Efikasi Diri Akademiknya. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, subjek yang digunakan adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2013-2014 Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 100 mahasiswa. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling dengan ciri-ciri atau kriteria yang telah ditentukan sebelumnya yaitu : 1. Mahasiswa yang masih aktif mulai dari angkatan 2013-2014 2. Mahasiswa yang menggunakan jejaring sosial Twitter Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala yang menggunakan dua macam metode skala yaitu skala Efikasi Diri Akademik dan penggunaan jejaring sosial Twitter. Alat ukur yang akan digunakan meliputi: Daya Beda Aitem dan Reliabilitas. Uji daya beda dalam penelitian ini dilakukan untuk menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala. Pengukuran ini menggunakan korelasi product moment dari Pearson. Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan perhitungan analisis Cronbach’s Alpha atau Koefisien Alpha yang diolah oleh program SPSS 19 (Statistical Product and Service Solution) 19,0 For Windows Program. Metode analisis data untuk melihat hubungan antara penggunaan jejaring sosial Twitter dengan Efikasi Diri Akademik digunakan teknik analisis korelasi Product Moment dengan bantuan program SPSS 19 (Statistical Product and Service Solution) 19,0 For Windows Program.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien r=-0,311 p=0,002 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara penggunaan jejaring sosial dengan efikasi diri akademik. Artinya semakin tinggi penggunaan jejaring sosial Twitter maka semakin rendah efikasi diri seseorang. Hal tesebut berarti hipotesis yang diajukan diterima, yakni ada hubungan negatif antara penggunaan jejaring sosial Twitter dengan efikasi diri akademik mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013- 2014 Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal ini sesuai dengan teori kegunaan dan gratifikasi yang dilakukan oleh Mc Quail, dkk (dalam West and Turner, 2010) yang menjelaskan penggunaan media social khususnya jejaring sosial Twitter, diantara kategori yang diidentifikasi oleh individu adalah kebutuhan yang berhubungan dengan mencari dan mendapatkan informasi atau pengetahuan, kesenangan, status, memperkuat hubungan, dan pelarian. Misalnya saat terlalu banyak tugas dan kesulitan yang dihadapi, mahasiswa cenderung mencari selingan untuk meenghindari rasa bosan dengan membuka Twitter, baik hanya sekedar membaca Time line, Retwett, memposting sesuatu, bahkan berkomunikasi dengan teman-temannya di Twitter tersebut. Jika dilihat dari hasil analisisnya, terdapat 90,3% faktor lain yang dapat mempengaruhi efikasi diri akademik sendiri. Karena itulah, banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi efikasi diri akademik jika mengingat pengaruh penggunaan jejaring sosial Twitter hanya sebesar 9,7%. Hal ini sesuai dengan faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik dalam perilaku adiktif di internet, menurut penelitian kualitatif Wan & Chiou, 2006, diantaranya meliputi kontrol diri, motivasi, dan kebutuhan psikologis seperti keinginan berkuasa, keinginan berprestasi, dan rasa kesepian dari relasi sosialnya. Efikasi diri akademik dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu untuk melakukan tugas akademik yang diberikan dan menandakan level kemampuan dirinya (Baron & Byrne, 2004). Bandura menambahkan efikasi diri
6
akademik jika disertai dengan tujuan-tujuan yang spesifik dan pemahaman mengenai prestasi akademik, maka akan menjadi penentu suksesnya akademik (dalam Alwilsol, 2008). Bandura (1986) menyebutkan efikasi diri merupakan inti dari teori belajar sosial, yang mendalilkan bahwa hasil fungsi manusia dari interaksi antara tiga faktor yaitu faktor pribadi, faktor lingkungan, faktor perilaku. Faktor-faktor ini saling barkaitan
yang mana faktor lingkungan
mempengaruhi perilaku, perilaku
mempengaruhi lingkungan, dan faktor pribadi mempengaruhi perilaku. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh melalui survei awal yang menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa yang aktif dalam jejaring sosial Twitternya beralasan mengikuti temantemannya yang juga aktif menggunakannya untuk kepentingan kelancaran dalam berkomunikasi dan sudah menjadi aktifitas sehari-hari. Dari teori belajar sosial milik Bandura, dapat dikemukakan bahwa efikasi diri yang rendah akan menimbulkan resiko mengalami adiksi (Amstrong, dkk, 2000). Individu yang memiliki efikasi rendah rentan dengan keraguan kemampuannya sendiri sehingga mengarahkan diri pada perilaku lain sebagai kegiatan yang menghambat performa akademis yaitu salah satunya perilaku adiktif di internet. Pendapat ini sejalan dengan hasil penelitian, bahwa mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang rendah maka penggunaan jejaring sosial Twitternya cenderung tinggi. Sedangkan mahasiswa yang memiliki efikasi diri akademik yang tinggi maka penggunaan jejaring social Twitternya cenderung rendah. Meskipun data yang diperoleh dalam kategorisasi menunjukkan kategori yang sedang. Berdasarkan hasil analisis diketahui penggunaan jejaring sosial Twitter tergolong sedang ditunjukkan oleh rerata empirik (ME)= 97,00 dan rerata hipotetik (MH)= 90. Kondisi ini diungkap dari aspek-aspek penggunaan jejaring sosial Twitter seperti simpel, mengikuti Trend, mempermudah koneksi, sumber yang informatif, menjadi sarana Followers, sarana mengobrol dan bertukar pikiran, sarana membangun rencana.
7
Sedangkan efikasi diri akademik juga tergolong sedang, ditunjukkan oleh rerata empirik (ME)= 39,72 dan rerata hipotetik (MH)= 40. Hal tersebut diungkap dari aspek-aspek efikasi diri yaitu Level (Tingkat Kesulitan), Generality (Keluasan), Strength (Ketahanan). Namun, meskipun hasil yang di dapat di lapangan menunjukkan hasil yang signifikan atau memiliki hubungan antar variabel didalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan sehingga hasil penelitian kurang optimal, diantaranya ialah : 1. Tidak semua mahasiswa yang aktif menggunakan Twitter mau ikut andil dalam penelitian sehingga penerapannya perlu pada ruang lingkup yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda. 2. Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan angket, namun kurang mengungkap aspek yang ingin digali lebih jauh. Sebab, keterbatasan waktu dan situasi yang kurang kondusif membuat jalan penelitian terkesan terburu-buru dan kurang nyaman. Dalam pemberian intruksi pengisian skala, disini peneliti kurang dapat menjelaskan secara lebih detail sehingga ketika mengisi skala dimungkinkan ada kesalahan persepsi dan ketidakpahaman dari subjek. 3. Peneliti juga kurang memantau subjek dalam pengisian skala penelitian. Karena dalam melakukan pengisian skala tidak dilakukan dalam satu ruangan khusus atau kurang terkondisi sehingga memungkinkan pengisian skala yang terganggu oleh lingkungan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan seluruhnya, dapat diambil kesimpulan bahwa : 1.Ada hubungan negatif yang signifikan antara penggunaan jejaring sosial Twitter dengan tingkat efikasi diri akademik pada Mahasiswa Psikologi Angkatan 20132014 Universitas Muhammadiyah Surakarta. Artinya semakin tinggi penggunaan jejaring social Twitter maka semakin rendah efikasi diri akademik mahasiswa, dan sebaliknya semakin rendah penggunaan jejaring sosial Twitter maka semakin tinggi efikasi diri akademik mahasiswa.
8
2.Taraf penggunaan jejaring sosial Twitter pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013-2014 Universitas Muhammadiyah Surakarta tergolong sedang. 3.Taraf efikasi diri akademik pada Mahasiswa Psikologi Angkatan 2013-2014 Universitas Muhammadiyah Surakarta tergolong sedang. 4. Sumbangan efektif penggunaan jejaring sosial Twitter terhadap efikasi diri akademik hanya sebesar 9,7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat 90,3% variabel lain selain penggunaan jejaring sosial Twitter yang dapat mempengaruhi efikasi diri akademik. Keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain generalisasi dari hasil-hasil penelitian ini terbatas pada populasi dimana penelitian dilakukan yaitu di fakultas psikologi universitas muhammadiyah surakarta, sehingga penerapan pada ruang lingkup yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda kiranya perlu dilakukan penelitian ulang dengan menggunakan atau menambah variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini ataupun dengan menambah dan memperluas ruang lingkup penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Amstrong, L. Philips, J. G. & Sailing (2000). Potential determinants of heavier internet usage. International Journal of Human Computer Studies. Vol. 53, 537-550.
Astuti, K. (2007). Mencari Prediktor Perilaku Merokok pada Remaja Awal. Jurnal
9
Bandura, A. (1986). Social Foundation of Though and Action: A Social Cognitive Theory. Englewood Cliffs. New York: Prentice Hall.
_________. (1997). Self-Efficacy, The Exercise Of Control. New York: W. H. Freeman and Company.
Baron, R. A, & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Jilid 1. (Terjemahan dari Social Psychology 10th adition). Jakarta : Erlangga.
Wan, C. S & Chiou, W. B. (2006). Why Are Adolescents Addicted to Online Gaming? An Interview Study in Taiwan. CyberPsychology and Behavor. Vol. 9 (6), 762-766.
_______________________. (2007). The Journal of Psychology. The Dinamic Change of Self-Efficacy in Information Searching on the Internet: Influence of Valence of Experience and Prior Self-Efficacy. Vol. 141 (6), 589-603.
Mc. Quail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa Mc. Quail. Jakarta: Salemba Humanika.
Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo.
Smith, S. L and Marc Fagelson, (2011). Journal of the American Academy of Audiology. Development of the Self-Efficacy for Tinnitus Management Questionnaire. Vol. 22 (7) 424-440.
Verawati, H. (2003). Jurnal Pssikologi. Peranan Sikap Terhadap Bahaya Rokok Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berhenti Merokok. Insight, Thn.I, No.1.
10
West, R. and Turner, L. H. (2010). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
11