PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN MAHASISWA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat (S-1) Sarjana Psikologi
Diajukan oleh: ANISA IRMAYANTI F 100 110 144
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN MAHASISWA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat (S-1) Sarjana Psikologi
Diajukan oleh: ANISA IRMAYANTI F 100 110 144
Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
iv
PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN MAHASISWA Anisa Irmayanti Setia Asyanti, S.Psi, M.Si
[email protected]
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAKSI Penyalahgunaan alkohol sudah sangat marak di perbincangkan setelah adanya penyalahgunaan narkoba. Berbagai kalangan masyarakat sudah banyak yang mengkonsumsi minuman beralkohol, dari anak SMA, mahasiswa sampai orang tua. Dalam hal ini mahasiswa yang secara peran dituntut untuk lebih dewasa dan menjadi agent of change di harapkan menjadi penerus bangsa yang membawa perubahan pada negara. Penelitian ini bertujuan mendalami penyalahgunaan alkohol di kalangan mahasiswa dan juga mendalami tentang faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa mengkonsumsi alkohol. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner terbuka-tertutup. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa dengan usia 17-25 tahun yang dicari menggunakan metode snow ball sampling. Jumlah subjek yang digunakan adala 43 orang dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Hasil dari penelitian ini adalah tentang awal mahasiswa mengkonsumsi alkohol. Mereka mengkonsumsi alkohol dimulai saat mereka remaja. Kemudian penelitian ini juga mengungkap kebiasaan mahasiswa dalam mengkonsumsi alkohol seperti jenis minuman alkohol yang di konsumsi, tempat mahasiswa mengonsumsi minuman beralkohol dan juga alasan mahasiswa mengoplos minumannya. Mahasiswa merasakan dampak negatif dalam mengkonsumsi minuman beralkohol dan tidak menyadari bahwa mengkonsumsi alkohol juga berdampak buruk pada kegiatan perkuliahan mereka. Kata kunci: penyalahgunaan alcohol, mahasiswa
v
rasa ingin tahu terhadap alkohol itu
PENDAHULUAN Belakangan ini media massa
sendiri.
(baik dalam media cetak maupun media
elektronik)
memberitakan
tentang
Masa
kuliah
banyak
lingkungan
yang
korban
minum-minum.
merupakan
utama
untuk
Walaupun
sering
meninggal akibat minuman keras
minum alkohol sangat lazim pada
(minuman berakohol). Kementerian
usia ini, mahasiswa cenderung lebih
Perdagangan menerbitkan Peraturan
sering minum dan lebih berat dari
Menteri Perdagangan (Permendag)
pada mereka yang tidak berkuliah
Nomor
(Papalia, dkk. 2009). Data awal yang
06/M-DAG/PER/1/2015
tentang
Pengendalian
dan
peneliti ambil, terdapat mahasiswa
Pengadaan,
yang minum alkohol dengan tingkat
Peredaran, dan Penjualan Minuman
intensitas yang tergolong sering, dari
Beralkohol.
Menteri
17 angket yang disebar, terdapat
Perdagangan, penjualan minuman
hasil 35% mahasiswa yang tergolong
alkhol sudah sangat mengganggu dan
sering
mengancam generasi muda Indonesia
Sering dalam artian selalu, ada yang
(Beritasatu.com. 28 Januari 2015).
hampir setiap minggu bahkan hampir
Pengawasan
terhadap
Menurut
Penyalahgunaan
alkohol
mengkonsumsi
setiap
hari,
alkohol.
sedangkan
76%
merupakan salah satu permasalahan
menyatakan
bahwa
mereka
yang
mengkonsumsi
alkohol
tidaklah
serius
setelah
adanya
penyalahgunaan zat adiktif dan obat-
sendiri, melainkan bersama teman-
obatan
Penyalahgunaan
teman sesama peminum, dan 58%
alkohol sendiri sudah hampir merata
mengaku mengoplos minuman keras
di
sebelum mengkonsumsinya
terlarang.
kalangan
pelajar,
mahasiswa,
bahkan executive muda. Menurut
Beberapa pengguna alkohol
data awal yang peneliti ambil, 82%
itu mengoplos atau mencampurkan
pengguna alkohol mengetahui atau
minuman alkohol
mulai mengenal alkohol dari teman-
lainnya. Meskipun ada pengguna
temannya, serta 58% di karenakan
alkohol
yang
dengan bahan
tidak
mengoplos
minumannya agar cita rasa dari
1
minuman
hilang,
saraf mata dan berdampak pada
namun banyak pengguna alkohol
kebutaan. Agni, salah satu dokter
yang juga mengoplos minumannya.
mata
Mulyadi
mengatakan
Minuman
tersebut
tidak
(2014) keras
minuman keras
mengatakan oplosan
beralkohol
di
RSUP
dr.Sardjito
dalam
dua
bulan
adalah
terakhir telah menangani lima pasien
jenis
buta akibat miras. Selama empat
vodka, anggur merah beralkohol,
tahun
sejak
2009-2013
anggur putih beralkohol atau bir
menangani 38 kasus kebutaan akibat
yang dicampur dengan berbagai
miras
bahan lainnya. Berdasarkan data
RSUP
awal yang diambil oleh peneliti,
menangani sekitar 10 pasien buta
minuman yang sering digunakan
akibat minuman keras.
oplosan.
Dalam
sudah
setahun,
dr.Sardjito
rata-rata
untuk minuman alkohol oplos adalah
Selain berdampak pada fisik,
seperti arak dicampurkan dengan
meminum minuman berakohol atau
Sprite, Jack D dengan Cola, ciu
minuman keras juga berdampak pada
dengan
dengan
psikologis peminumnya. Pada tahun
Grandsand, ciu dengan Grandsand
2013, penelitian Gerakan Nasional
dan masih banyak lagi macam-
Anti-Miras (GENAM) menemukan
macam pencampurannya.
bahwa empat persen kejahatan di
arak,
alkohol
Mengoplos minuman sangat
Jakarta sepanjang tahun tersebut
berbahaya dikarenakan kandungan
dilatarbelakangi
yang terdapat pada minuman oplosan
miras. Kandow (Mulyadi, 2014),
bisa
kerusakan
mengutip data Satuan Resnarkoba
sistem syaraf dan juga organ dalam.
Polres Blitar, menegaskan bahwa
Hal ini seperti yang dimuat dalam
Polres tersebut telah menangani 226
(Solopos, 15 Desember 2014) yang
kasus kejahatan miras pada tahun
menyatakan bahwa miras oplosan
2012.
berbahaya
peningkatan dari tahun 2011 yang
mengakibatkan
methanol
karena atau
mengandung
spiritus.
Bahan
Angka
oleh
ini
konsumsi
menunjukkan
hanya 178 kasus..
tersebut dapat berubah menjadi asam
Mahasiswa sebagai manusia
format yang menyerang retina serta
pembelajar
2
di
perguruan
tinggi,
dituntut
supaya
mampu
TINJAUAN PUSTAKA
mengintegrasikan ilmu pengetahuan modern
dengan
1. Minuman Beralkohol
cita-cita
Menurut Peraturan Presiden
dalam
Nomor 74 Tahun 2013, Minuman
keterlibatannya dalam masyarakat
Beralkohol adalah minuman yang
kelak
yang
mengandung etil alkohol atau etanol
didapatkan di bangku perkuliahan itu
(C2H5OH) yang diproses dari bahan
sesuai
cita-cita
hasil pertanian yang mengandung
fenomena
karbohidrat dengan cara fermentasi
yang terjadi di kalangan masyarakat
dan destilasi atau fermentasi tanpa
adalah mahasiswa kurang mampu
destilasi. Minuman beralkohol yang
mengintegrasikan ilmu pengetahuan
berasal dari produksi dalam negeri
dan kebijaksanaan, sehingga yang
atau asal impor dikelompokan dalam
harusnya tercipta adalah “adil sejak
golongan sebagai berikut:
dalam pikiran dan perkataan”, tapi
a. Minuman beralkohol golongan A
kebijaksanaan.
Agar
ilmu
di
pengetahuan
dengan
kebijaksanaan.
Banyak
yang dapat kita temukan adalah
adalah
krisis
mengandung etil alkohol atau
identitas
mahasiswa
yang
minuman
mengakibatkan gejala sakit secara
etanol
sosial. Penyalahgunaan alkohol di
dengan 5% (lima persen);
kalangan mahasiswa adalah salah
dengan
kadar
yang
sampai
b. Minuman beralkohol golongan B
satu contohya dalam penelitian ini,
adalah
jika tanpa ada campur tangan dari
mengandung etil alkohol atau
berbagai
pengaruh
etanol dengan kadar lebih dari 5%
sosial dan kultural dapat memainkan
(lima persen) sampai dengan 20%
peranan yang lebih besar dalam
(dua puluh persen);
pihak,
pembentukan tingkah
laku
maka
dan
pengkondisian
mahasiswa
minuman
yang
Minuman beralkohol golongan
dalam
C
mengkonsumsi minuman beralkohol.
adalah
minuman
yang
mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai dengan 55% (lima puluh lima persen).
3
Minuman
beralkohol
dan, 2) interpretasi seseorang akan
berdampak bagi kesehatan. Bukan
efek
hanya kesehatan fisik tetapi juga
berpendapat
kesehatan psikis.
alkohol secara berlebih-lebihan akan
a. Dampak Fisik
menyebabkan timbulnya gangguan
Menurut
Mulyadi
(2014)
tersebut.
Kartono
bahwa
(2002)
penggunaan
psikis sebagai berikut:
konsumsi campuran minuman keras
1) Kehilangan kontrol diri, sebagai
dan zat lain menyebabkan efek dari
gejala pertama pada seseorang
dua substansi
alkoholis
yang berpengaruh
negatif terhadap tubuh. Miras yang dicampur
minuman
misalnya,
dapat
2) Alkoholisme: yaitu kecanduan
berenergi,
pada alkohol. Alkohol dalam
menyebabkan
jumlah
kecil
dan
tepat,
pengguna: 1) mampu meminum
memberikan dan mempertinggi
lebih banyak; 2) mengalami efek
rasa senang-enak. Orang yang
samping fisik
terbiasa minum alkohol itu sukar
seperti palpitasi
jantung, 3) mengkonsumsi sejumlah
sekali
besar kafein, yang menyebabkan
alkohol.
kecemasan dan serangan panic, 4)
diperlukan dosis
mengkonsumsi
tinggi setiap kalinya,
terlalu
gula
banyak
dan
kalori
sehingga
untuk
tidak
minum
Selanjutnya
akan
yang lebih untuk
mendapatkan
efek
menyebabkan kelebihan berat badan
“menyenangkan”
yang
dan menambah risiko diabetes tipe 2,
diinginkan. Apabila seseorang
dan 5) meningkatkan kemungkinan
harus berhenti minum, dia akan
masalah kesehatan jangka pendek
diliputi
dan panjang.
kegelisahan,
b. Dampak psikologis
rasa ketagihan pada alkohol
Efek dari alkohol atau obat
perasaan
kecemasan,
ketegangan
dan
(minum-minuman dengan kadar
lainnya berbeda dari satu orang ke
alkohol tinggi)
orang lainnya (Nevid, Ratus, Greene,
terbiasa
2005). Efek tersebut mencerminkan
hari.
interaksi dari: 1) efek psikologis zat
4
sesudah orang
meminumnya
setiap
3) Mabuk:
motoriknya
terkuasai,
tanpa
tidak
gangguan
koordinasi,
adalah
sadarkan diri.
menjadi
tremens
kegila-gilaan,
(delirium=
mabuk
dari
mengkonsumsi minuman beralkohol
orang menjadi bingung dan tidak
4) Delirium
psiklogis
gangguan
kecemasan,
kecanduan,
dan
ketergantungan terhadap alkohol.
dan
Menrut para ahli psikologi,
mengigau), pikiran seperti tidak
pecandu
waras,
disebabkan oleh beberapa faktor
naik
pitam.
Kondisi
minuman
delirium sering disertai delusi-
antara
delusi, ilusi-ilusi dan halusinasi-
lingkungan,
halusinasi.
tipisnya
5) Korsakov
alkoholik:
terdapat
lain:
pasien
mahasiswa
suka
meracau
dan
berbicara tanpa arti.
bergersernya
sehingga
stress,
dan
karena
(Widodo,
1993).
stress para serta
yang
pelajar para
dan
remaja
dropout, sebagian karena kurangnya
6) Perubahan struktur kepribadian dan
gengsi
Kebanyakan menghinggapi
dapat
karena
iman
kompleks gejala amnetis, lalu
keras
terjadi
perhatian orang tua serta kasih
watak
sayang,
di
samping
psikosa
sulitnya
mencari
itu
karena
pekerjaan
dan
alkoholik yang kita temui pada
seringnya gagal ujian, dan tidak
peminum alkohol keras berat.
kalah
hebatnya
karena
gagal
Berdasarkan penjelasan yang
bercinta(Widodo, 1993). Sedangkan
telah dikemukakan di atas, dapat
menurut Emqi (2013), munculnya
disimpulkan bahwa mengkonsumsi
perilaku
minuman
beralkohol
dipengaruhi oleh keyakinan subjek
negative
bagi
berdampak
kesehatan
fisik
penyalahgunaan
bahwa perilaku tersebut
mampu
maupun psikologis. Dampak fisik
memenuhi
dari
menghilangkan stres dan diterima
mengkonsumsi
beralkohol
di
antaranya
minuman adalah
oleh
harapannya
alkohol
lingkungan.
Belief
yaitu
tersebut
mengalami kerusakan organ dalam
akhirnya juga menyebabkan perilaku
tubuh, mual, pusing, dan gangguan
tersebut
fungsi fisiologis lainnya. Sedangkan
tertentu.
5
diulang
pada
saat-saat
Berdasarkan Hapsari
penelitian
(2007)
menyebabkan
faktor
perilaku
Yaitu pengaruh adat istiadat
yang
dan
minum
budaya,
pengaruh
lingkungan
tempat
alkohol antara lain:
tinggal,pengaruh teman sebaya
a. Faktor individu/subyek
dan konformitas.
1) Faktor psikologi Faktor
minuman
beralkohol
2. Mahasiswa
digunakan untuk menghindari perasaan
psikologis
Dalam kamus besar bahasa
tertentu
Indonesia
seperti kecemasan atau stress.
(Hapsari,
2007),
mahasiswa adalah orang yang belajar
2) Faktor genetika dan biologis
di
perguruan
tinggi.
Menurut
Yaitu orang tua/ayah, kakak
Kartono (2002), usia mahasiswa
laki-laki,
di
pada umumnya berkisar anatara 18-
juga
25 tahun. Sewaktu menjadi dewasa
atau
keluarga
anggota
yang
mengkonsumsi alkohol atau
orang-orang
bahkan
perubahan
seorang
alkoholik
muda
mengalami
tanggungjawab
dari
merupakan faktor risiko dapat
seorang pelajar yang sepenuhnya
menyebabkan
subyek
tergantung pada orangtua menjadi
melakukan
minum
orang dewasa mandiri, maka mereka
perilaku
alkohol.
menentukan
b. Faktor lingkungan 1) Faktor
perilaku
dan
baru,
membuat komitmen-komitmen baru. Meskipun
proses
hidup
memikul tanggungjawab baru dan
pembelajaran Yaitu
pola
pembelajaran
pola-pola
tanggungjawab
dan
hidup, komitmen-
yang dilakukan oleh subyek
komitmen baru ini mungkin akan
dari
berubah juga, pola- pola ini menjadi
minuman
kebiasaan-kebiasaan alkohol
yang
landasan yang akan membentuk pola
dilakukan orang tua, keluarga
hidup,
dan teman-teman.
komitmen-komitmen di kemudian
2) Faktor sosial dan kultural
tanggungjawab
hari (Hurlock, 1980).
6
dan
Menurut banyak
Papalia
mahasiswa
(2009),
yang
membiayai
mulai
pendididkan
mereka
(Hurlock, 1980).
berkuliah memiliki ide-ide yang
Pemaparan di atas dapat di
kaku tentang kebenaran: mahasiswa
tarik kesimpulan bahwa mahasiswa
tidak
jawaban
memiliki banyak problematika yang
“benar”.
dikarenakan status barunya sebagai
Sejalan dengan mahasiswa yang
mahasiswa. Dukungan lingkungan
mulai
dan
bisa
kecuali
melahirkan
jawaban
yang
berhadapan dengan ruang
keluarga
yang
baik
akan
gagasan dan pandangan yang luas,
menjadikan mahasiswa lebih baik
mereka
dalam menyesuaikan diri.
berlayar
ketidakpastian. menganggap sementara
di
lautan
Namun
mereka
tahap dan
ini
METODE PENELITIAN
bersifat
Penelitian ini menggunakan
akan
metode kualitatif. Informan dalam
berharap
mempelajar “jawaban yang benar”
penelitian
pada akhirnya. Kemudian, mereka
snowball
menyadari semua pengetahuan dan
penentuan sampel yang mula-mula
nilai bersifat relatif. Meskipun telah
jumlahnya
kecil,
resmi mencapai status dewasa pada
membesar.
Informan
usia
penelitian
ini
dengan
usia
18
tahun,
memberikan
dan
status
kebebasan
ini
untuk
ini
diambil
sampling,
secara
yaitu teknik
adalah
kemudian dalam mahasiswa
18-30
tahun.
mandiri, banyak orang muda yang
Pengumpulan data pada penelitian
agak masih tergantung atau bahkan
ini
sangat tergantung pada orang-orang
Kuesioner yang digunakan dalam
lain selama jangka waktu yang
penelitian
berbeda-beda. Ketergantungan ini
terbuka tertutup. Kuesioner pada
mungkin pada orangtua, lembaga
penelitian ini disusun berdasarkan
pendidikan
data awal yang sudah peneliti ambil
yang
memberikan
beasiswa sebagian atau penuh atau pada
pemerintah
memperoleh
karena
pinjaman
menggunkan
sebelumnya.
mereka untuk
7
ini
adalah
kuesioner.
kuesioner
Keterlibatan
HASIL PEMBAHASAN Berdasarkan data partisipan
penyalahgunaan
yang sudah peneliti analisis, sebagian besar
mahasiswa
yang
menjadi
yaitu tanggung jawab akan diri sendiri. Menurut Sache (Santrock,
Hanya sebagian kecil
2004) fase dewasa dini merupakan
mahasiswa dengan jenis kelamin yang
fase dimana orang muda mulai
mengkonsumsi
menguasai
minuman beralkohol. Hal ini sesuai
mereka
dengan pendapat Nevid dkk (2005) yang
mengemukakan
bahwa
Laki-laki
pendapat mempunyai
Selain itu, menurut Sanker (Papalia,
gangguan
2009) pada masa dewasa awal-lah dasar fungsi fisik yang permanen diletakkan. Kesehatan dipengaruhi
yang menjadi subjek pada penelitian
sebagian oleh gen, tetapi faktor-
ini adalah mahasiswa dengan usia 21
faktor
tahun, pada fase ini mahasiswa
masa
tingkah
dimakan,
sedang berada pada fase dewasa awal
mengalami
memonitor
melibatkan tanggung jawab sosial.
Sebagian besar mahasiswa
mahasiswa
mampu
berpindah ke fase selanjutnya yang
ketergantungan alkohol.
dimana
dan
kognitif
memperoleh kebebasan yang cukup,
dibanding perempuan (20% : 8%) mengembangkan
kemampuan
perilaku mereka sendiri, sehingga
kecenderungan dua kali lebih besar
untuk
minuman
perkembangan dari masa dewasa dini
mahasiswa dengan jenis kelamin
perempuan
dalam
beralkohol tidak sesuai dengan tugas
subjek pada penelitian ini adalah
laki-laki.
mahasiswa
apakah
laku—apa
yang
mereka
cukup
tidur, seberapa aktif mereka secara
sedang
fisik, dan apakah mereka merokok,
peralihan. 8
minum atau mengkonsumsi obat-
menurut Hurlock (2002) pada usia
obatan—sangat
ini individu sedang dalam tahap
terhadap
berkontribusi kesehatan
serta
perkembangan remaja.
kesejahteraan di masa sekarang dan mendatang.
Jadi,
lebih
banyak
hidup
menghabiskan waktu dengan teman
seseorang pada masa ini akan sangat
sebaya dan sedikit dengan keluarga
mempengaruhi kesehatan di masa
(Papalia dkk, 2009). Remaja lebih
mendatang.
sering bermain dengan temannya dan
Tidak
semua
gaya
Remaja
mahasiswa
jarang berada di rumah. Oleh karena
memulai mengkonsumsi minuman
itu tidak heran pada awal proses
beralkohol sejak mereka menjadi
penyalahgunaan
mahasiswa.
hasil
subjek dalam penelitian ini banyak
kategorisasi dan analisis data pada
dipengaruhi oleh teman sebayanya.
penelitian ini diketahui bagaimana
Hal ini sesuai dengan pendapat Cipto
latar
dan
Berdasarkan
belakang
mahasiswa
minuman
Kuncoro
(2010)
keras,
dalam
mengkonsumsi minuman beralkohol,
penelitiannya menerangkan bahwa
awal
mahasiswa
konformitas terhadap kelompok juga
mengkonsumsi minuman beralkohol
merupakan salah satu faktor sosial
adalah
dan kultural
mula
saat
mahasiswa
duduk
yang menyebabkan
dibangku Sekolah Menengah Atas
perilaku minum alkohol. Tekanan
(SMA). Pada saat individu duduk di
yang berupa ajakan maupun paksaan
bangku sekolah menengah atas usia
membuat
subjek
individu tersebut sekitar 15-18 tahun,
menolak
ajakan
9
sungkan
untuk
mengkonsumsi
minuman beralkohol yang dilakukan
Cara berfikir remaja semakin
oleh teman-teman sebayanya. Salah
satu
meningkat dengan seiring dengan
akibat
yang
pertambahan usia. Menurut Piaget
menyebabkan sebagian besar subjek
(Papalia
dalam penelitian ini mengkonsumsi
memasuki
minuman beralkohol adalah karena
kognitif
teman sebayanya, maka saat subjek
mengembangkan
ingin melakukan kegiatan tersebut
berfikir secara abstrak. Masa kritis
(mengkonsumsi
seorang individu semakin meningkat
berakohol),
minuman
biasanya
2009),
tingkat tertinggi
remaja
perkembangan saat
mereka
kapasitas
untuk
2
saat memasuki masa remaja. Pada
orang atau lebih. Selain teman
fase remaja ini pula remaja ingin
sebaya, sebagian mahasiswa juga
mengetahui banyak hal. Oleh karena
mengkonsumsi minuman beralkohol
itu sebagian besar subjek memiliki
bersama dengan orang tuanya (ayah
rasa penasaran terhadap minuman
dan kakak laki-laki dalam keluarga).
beralkohol
Hal ini sesuai dengan pendapat
mencoba
Nevid, dkk (2005) bahwa Prediktor
Penasaran dan rasa ingin tahu yang
terbaik
untuk
minum
pada
tampaknya
dan
membuatnya
minuman
beralkohol.
masalah
minum-
remaja miliki akhirnya memudahkan
masa
dewasa
pengaruh buruk pada remaja.
adalah
penyalahgunaan keluarga.
bersama
dkk,
riwayat
alkohol
Anggota
yang
Remaja
dalam
dengan
minum
proses
selalu
dikaitkan
kemandirin
dan
pembentukan identitas diri, hal ini
dapat bertindak sebagai model.
sesuai dengan pendapat Soetjiningsih
10
(2010), tugas perkembangan remaja
sekaligus negatif. Di universitas,
adalah:
ukuran
mahasiswa merasa dewasa dapat
kebebasan atau kemandirian dari
menghabiskan waktu dengan teman
orang tua, 2) membentuk identitas
sebayanya,
untuk tercapainya integritas diri dan
untuk mengeksplorasi gaya hidup
kematangan pribadi. Akhir masa
dan nilai-nilai yang berbeda, dan
remaja adalah tahap terakhir pada
menikmati kebebasan yang lebih
perjuangan
remaja
besar dari pengawasan orang tua
pembentukan
identitas
1)
Dukungan
mencapai
dari
dalam dirinya.
keluarga
memiliki
1. Pengaruh
dan
kesempatan
keluarga
dan
lingkungan dalam penggunaan
kelompok teman sebaya yang positif
alkohol pada mahasiswa
dan suportif akan membantu remaja
Peran
keluarga
dalam
pengguna
alkohol
mengatasi tugas perkembangan dan
pengawasan
tanggung jawabnya sebagai orang
merupakan
dewasa.
penting. Melihat kondisi mahasiswa
peran
yang
sangat
Kebiasaan mahasiswa saat
yang tinggal jauh dari orang tua dan
duduk di bangku sekolah menengah
keluarga, membuat mahasiswa jauh
atas berlanjut sampai mereka kuliah.
dari pengawasan orang tua. Tidak
Hal ini sesuai dengan pendapat dari
semua orang tua dari mahasiswa
Santrock (2004) yang mengatakan
yang
bahwa
beralkohol
transisi
dari
sekolah
mengkonsumsi mengetahui
minuman bahwa
menengah atas menuju ke universitas
anaknya mengkonsumsi minuman
melibatkan
beralkohol.
hal-hal
yang
positif
11
Hal
ini
membuat
mahasiswa mendapatkan kebebasan
terbuka
dalam menentukan pergaulan.
mengkonsumsi minuman beralkohol.
Tidak sedikit pula keluarga mahasiswa
yang
tahu
dengan
kebiasaannya
Selain lingkungan keluarga,
tentang
lingkungan
masyarakat
juga
perilaku mengkonsumsi minuman
mempengaruhi
alkohol pada mahasiswa. Hasil data
alkohol. Menurut hasil wawancara
yang sudah dianalisis oleh peneliti,
peneliti,
beberapa
mengenal
menkonsumsi alkohol karena dalam
minuman beralkohol karena diajak
lingkungan mereka mengkonsumsi
oleh keluarga mereka (kakak laki-
alkohol adalah gal yang umum
laki dalam keluarga). Hal ini sesuai
dilakukan masyarakat bahkan sudah
dengan pendapat Hapsari (2007)
menjadi sebuah tradisi. Di daerah
yang
yang
mahasiswa
menyatakan
tua/ayah,
kakak
bahwa
beberapa
mereka
subjek
tinggali
yang
memang
atau
menjadikan mengkonsumsi alkohol
yang juga
sebgai sebuah tradisi. Hal ini sesuai
mengkonsumsi alkohol atau bahkan
dengan pendapat dari Hapsari (2007)
seorang alkoholik merupakan faktor
bahwa terdapat faktor sosial dan
risiko dapat menyebabkan subyek
kultural yaitu pengaruh adat istiadat
melakukan perilaku minum alkohol.
dan budaya, pengaruh lingkungan
Pada
tempat
anggota di
keluarga
keluarga
menganggap
laki-laki,
orang
penyalahgunaan
yang
sudah
mengkonsumsi
tinggal,pengaruh
sebaya dan konformitas.
minuman beralkohol adalah hal yang biasa, membuat mahasiswa lebih
12
teman
2.
Kebiasaan
kecil
mahasiswa
mengkonsumsi
mahasiswa
yang
mengkonsumsi minuman produk luar
minuman
negeri seperti Vodka, Jack Daniel,
beralkohol Berdasarkan data penelitian
Mansion,
Tequila,
kibal,
yang menjadi subjek penelitian ini
ditelusurui lebih jauh lagi, minuman
sudah mengkonsumsi alkohol kurang
produk luar negeri ini harganya lebih
lebih
dari
tahun.
Setiap
minum,
Chongyang.
Red
ini, di dapatkan bahwa mahasiswa
4
dan
wishky,
Rp.300.000,-,
Jika
sedangkan
mahasiswa biasa menghabiskan 1
sebagian besar mahasiswa membeli
botol minuman dalam sekali minum.
minumannya dengan harga kurang
Jenis minuman yang diminum oleh
dari Rp.100.000-,. Oleh karena itu
mahasiswa beraneka ragam, dari
sebagian
mulai produk dalam negeri maupun
mengkonsumsi minuman beralkohol
luar negeri. Kebanyakan mahasiswa
produk dalam negeri yang harganya
mengkonsumsi minuman jenis bir,
lebih terjangkau, misalnya ciu. Ciu
yang meliputi bir merah, bir hitam,
merupakan sebutan untuk minuman
bir putih dan juga bir bintang yang
beralkohol
banyak dijual dipasaran. Selain jenis
Banyumas
bir mahasiswa juga mengkonsumsi
Sukoharjo.
anggur
minuman
kontroversial adalah di Banyumas,
dalam negeri, jenis minumannya
Ciu dikategorikan ilegal dan dengan
adalah arak jowo, topi miring, jamu
aktif diberantas oleh pemerintah
dinda, dan juga ciu. Hanya sebagian
daerah, namun di Bekonang justru
merah.
Untuk
13
besar
khas dan Hal
mahasiswa
dari
daerah
Bekonang, yang
cukup
didukung oleh pemerintah daerah
saku terbatas dan keinginan untuk
sebagai aset lokal, sehingga menjadi
mengkonsumsi
sangat populer dan dipasarkan ke
rasa yang lebih nikmat, banyak
seluruh
mengambil jalan untuk mengoplos
Karesidenan
Surakarta,
Surabaya
hingga
Madura
(Handiyani,
Widyaningrum,
minumannya
&
Bekonang
agar
dengan
mendapatkan
sensasi minuman yang tinggi dengan
Wibiayu, 2015). Tempat produksi ciu
minuman
harga bisa mereka jangkau.
dekat
dengan
yang
menjadi
minuman beralkohol menggunakan
tempat penelitian, maka dari itu
uang iuran dengan teman-temannya,
mahasiswanya
mudah
namun tidak sedikit dari mahasiswa
mendapatkan ciu yang biasa mereka
yang menggunakan uang saku dari
konsumsi.
orang
Perguruan
Tinggi
pun
Mahasiswa
Tidak sedikit mahasiswa yang mengoplos
minumannya.
tuanya
minuman
Mereka
membeli
untuk
beralkohol.
membuktikan
bahwa
membeli Hal
ini
mahasiswa
mengoplos minumannya dikarenakan
belum mandiri secara ekonomi dan
beberapa alasan, di antaranya karena
masih bergantung pada orang tua.
lebih enak cita rasa yang dihasilkan
Hal ini sesuai dengan pendapat dari
dari mengoplos minumannya. Selain
Hurlock (2002) yang menyatakan
itu
bahwa
ada
memilih
pula
mahasiswa
mengoplos
yang
meskipun
telah
resmi
minumannya
mencapai status dewasa pada usia 18
untuk mensiasati harga minuman
tahun, dan status ini memberikan
yang mahal. Mahasiswa dengan uang
kebebasan untuk mandiri, banyak
14
orang muda yang masih tergantung
Berdasarkan
ini,
mahasiswa
yang
pada orang-orang lain selama jangka
sebagian
waktu yang berbeda. Jadi, walaupun
mengkonsumsi minuman beralkohol
di satu sisi mahasiswa merasa dirinya
menyatakan
bebas menentukan pergaulan, disisi
tidak
lain
menggantungkan
perkuliahannya, mereka juga tercatat
dirinya kepada orang lain (dalam hal
sebagai mahasiswa aktif, hal ini tidak
ini adalah orang tua).
sesuai jika dilihat dari IPK yang di
3.
mahasiswa
Pengaruh
alkohol
dituntut
beralkohol
mengganggu
kegiatan
mahasiswa
Mahasiswa sebagai manusia di
minuman
dapatkan mahasiswa. Kebanyakan
pada
mahasiswa
pembelajar
besar
peneliti
perguruan
supaya
yang
mengkonsumsi
minuman beralkohol mendapatkan
tinggi,
IPK
mampu
2.50-3.00.
disebabkan
Hal
oleh
ini
bisa
dampak
yang
mengintegrasikan ilmu pengetahuan
mereka rasakan saat mengkonsumsi
modern
cita-cita
minuman beralkohol. Sebagian kecil
kebijaksanaan. Etika dan tanggung
mahasiswa yang menyatakan bahwa
jawab mahasiswa menjadi sorotan
minuman beralkohol mengganggu
masyarakat
kegiatan
dengan
dan
orang
tua.
perkuliahannya
Mahasiswa yang diamanahkan oleh
menyebutkan
orang tua untuk belajar di perguruan
minuman beralkohol mengganggu
tinggi seharusnya menjaga amanah
kegiatan perkuliahan, di antaranya
tersebut,
seperti
termasuk
mahasiswa
penyalahguna alkohol.
alasan
pelupa,
membuat mereka
15
kepala
mengapa
pusing,
merasa ngantuk
saat di kelas, tidak konsentrasi dan
penelitian
gelisah.
masalah dalam yang dihadapi oleh
Sebagian besar subjek dalam
mahasiswa
ini,
bisa
maka
banyaknya
menjadi
alasan
penelitian ini adalah mahasiswa yang
mahasiswa mengkonsumsi alkohol,
sedang berada pada tingkatan akhir,
hal ini sesuai dengan pendapat
pada semester 7 dan biasanya pada
Papalia (2009) bahwa masa kuliah
semester
sedang
merupakan lingkungan yang utama
dihadapkan pada banyaknya tugas
untuk minum-minum. Wwalaupun
dan tanggung jawab seperti mulai
minum sangat lazim pada usia ini,
mengerjakan
PPL.
mahasiswa cenderung lebih sering
Menurut Santrock (2004), ketakutan
minum dan lebih berat daripada
akan kegagalan dalam sebuah dunia
merea yang tidak berkuliah
ini
mahasiswa
skripsi
atau
yang berorientasi pada kesuksesan
Asumsi yang berkembang di
sering kali menjadi alasan untuk
kalangan masyarakat kampus bahwa
stress
mahasiswa yang aktif dalam kegiatan
dan
mahasiswa untuk
depresi
di
universitas.
organisasi
kemahasiswaan
sangat
akrab dengan alkohol. Organisasi
mendapatkan pekerjaan yang sangat
yang biasa di asumsikan itu antara
baik dan menghasilkan uang yang
lain seperti organisasi pecinta alam
banyak adalah satu hal yang sangat
atau teater. Tetapi melalui penelitian
berpengaruh pada sebagian besar
ini, data yang peneliti dapatkan
mahasiswa.
adalah
Bila
jawaban
di
Tekanan universitas,
dengan
sukses
antara
dihubungkan subjek
pada
mahasiswa
mengkonsumsi
16
alkohol
yang sebagian
besar adalah mahasiswa yang tidak
mereka harapkan. Hal ini seuai
aktif
dengan pendapat O’brien, Childrss,
dalam
kegiatan
organisasi
kemahasiswaan. Data ini didukung
&
dengan jawaban mahasiswa tentang
pendukung
tempat yang sering digunakan untuk
memandang ketergantungan alkohol
mengkonsumsi minuman beralkohol.
sebagai akibat dari proses ketika
Kebanyakan
pengondisian klasik berperan dalam
mahasiswa
mengkonsumsi
alkohol
di
luar
Robbins
(Halgin,
2009),
perspektif
perilaku
mengembangkan. Akan tetapi para
kampus (di kos).
teoritikus dan peneliti menyadari
Mahasiswa
pada
usianya
bahwa ketergantungan alkohol pasti
sudah memasuki masa dewasa dini,
disebabkan oleh sejumlah faktor
dimana
kognitif
yang lebih luas. Salah satu model
seseorang sangat baik selama masa
yang banyak mendapatkan dukungan
dewasa awal dan juga menunjukan
adalah
adaptasi dengan aspek pragmatis dari
berkembang dari perspektif kognitif-
kehidupan
dan
sudah
memiliki
perilaku dan perspektif belajar sosial
pemikiran
yang
hampir
matang
(Parks, Anderson, & Marlatt dalam
kemampuan
model
Halgin
mahasiswa
tersebut, orang yang mengalami
alkohol
bisa
membuat
bahwa mereka
ketergantungan
Menurut
yang
(Santrock, 2004). Sebagian kecil menyebutkan
2009).
ekspektasi
terhadap
model
alkohol
tenang, membuat mereka lebih fokus
mengembangkan
dan dapat mengontrol stress. Hal ini
bermasalah tentang alkohol secara
merupakan presepsi dari apa yang
relative di
17
keyakinan
awal-awal
yang
kehidupan
melalui gabungan antara penguatan
subjek
dan
melalui
mampu memenuhi harapannya yaitu
pengamatan. Konsep sentral model
menghilangkan stres dan diterima
ekspektasi adalah efikasi diri dan
oleh lingkungan.
juga
pembelajaran
bahwa
coping. Efikasi diri mengacu pada
Dampak
persepsi individu bahwa ia memiliki
mahasiswa
kemampuan
pendapat
untuk
perilaku
menghadapi
tersebut
positif
sebutkan dari
yang
merupakan
sebagian
kecil
tantangan situasi yang sulit. Konsep
informan dalam penelitian ini dan itu
coping,
hanya presepsi mengenai apa yang
seperti
yang
digunakan
individu untuk meurunkan persepsi
mereka
ancaman
Sebagian
model
atau
bahaya.
dari
alkohol.
besar
informan
dalam
faktor-faktor
penelitian ini menyebutkan dampak
kognitif tersebut beserta ide atau
negatif secara psikologis dan juga
harapan
fisik
alkohol,
ekspektasi,
Menurut
harapkan
individu agaknya
tentang
efek
memainkan
dari
Sebagian
minuman besar
dari
beralkohol. mereka
peranan dalam menetukan apakah
mengatakan bahwa alkohol dapat
individu akan kambuh lagi atau
merusak
tidak.
&
kepala pusing, ketagihan, lemas, dan
Whiteboune, 2009). Hal ini sesuai
mabuk. Selain dampak negatif secara
dengan hasil penelitian dari Emqi
fisik, mahasiswa juga menyebutkan
(2013)
yang menyatakan bahwa
dampak psikologis yang mereka
munculnya perilaku penyalahgunaan
rasakan seperti, malas, membuat sifat
alkohol dipengaruhi oleh keyakinan
arogan, menimbulkan kriminalisme,
(Halgin,
Richard
18
organ
tubuh,
membuat
ketagihan, uang habis, mudah lupa
mudah mengantuk sehingga malas
dan
untuk kuliah di pagi hari. Hal ini
diasingkan
sekitar.
Hal
dari
ini
lingkungan
sesuai
dengan
juga mempegaruhi nilai yang akan di
pendapat dari Halgin (2009) yang
dapatkan mahasiswa. Seperti yang
menyebutkan
setelah
sudah dibahas, mahasiswa hanya
bersentuhan dengan alkohol secara
mendapatkan IPK berkisar antara
luas, seseorang kemungkinan akan
2,50-3,00. Sudah dapat dipastikan
mengalami abstinence syndrom—
bahwa minuman beralkohol bukan
dikenal
hanya
bahwa
setiap
orang
sebagai
memiliki
dampak
negatif
hangover (perasaan sakit pada waktu
secara fisik dan juga psikologis,
bangun
namun juga berdampak buruk pada
pagi
minuman
setelah
keras
meminum
terlalu
banyak).
kegiatan perkuliahan mahasiswa.
Simtom hangover meliputi mual dan muntah, gemetar, kehausan yang
DAFTAR PUSTAKA Hapsari, K.M. (2007). Munculnya Alkoholisme di Kalangan Mahasiswa. Skripsi. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata
ekstrem, sakit kepala, kelelahan, mudah marah, depresi dan pusing. Tingkat
hangover
seseorang
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan. Alih Bahasa: Istiwidayanti. Jakarta: Penerbit Erlangga.
bergantung pada beberapa banyak alkohol yang ia konsumsi dan selama beberapa waktu. Simtom mahasiswa mahasiswa
hangover rasakan
menjadi
Kartono, K. (2002). Patologi Sosial 3 Gangguan-gangguan kejiawaan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Nevid, J.S,. Ratus, S.A, Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal;
yang
membuat lemas
dan
19
jilid 2. Jakarta: Erlangga
Penerbit
Oktarinda, A. (15 Desember 2014). “Pilih Buta atau Mati”. Solopos, hal 3 Papalia, D.E., Olds, S.W, & Feldman R.D. (2009). Human Development Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika Santrock, J.W. 2004. Life Span Developmen. Perkembangan Masa
Hidup.
Jakarta:
Penerbit Erlangga
Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang Remaja dan permasalahannya.Jakarta: Sugeng Seto Widodo. (1993). Kenapa Minuman Keras Dilarang. Solo: Ramadhani
20