HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh : CHLARASINTA DURI KARTIKA F100110058
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh : CHLARASINTA DURI KARTIKA F100110058
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Yang Diajukan Oleh :
CHLARASINTA DURI KARTIKA F100110058
Telah disetujui untuk dipertahankan Di depan Dewan Penguji
Pembimbing
Dr. Lisnawati Ruhaena, S. Psi., M. Si
Surakarta, 24 Agustus 2015
iii
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Yang Diajukan Oleh : ChlaraSinta Duri Kartika F100110058 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 24 Agustus 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Penguji Utama Dr. Lisnawati Ruhaena, S. Psi., M. Si
__________________
Penguji Pendamping I Dr. Eny Purwandari, M. Si
__________________
Penguji Pendamping II Santi Sulandari, S. Psi., M. Ger
__________________
Surakarta, 24 Agustus 2015 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Psikologi Dekan,
( Taufik Kasturi, M. Si., Ph. D) iv
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ChlaraSinta Duri Kartika Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan stres akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UMS. 2) Mengetahui tingkat kecerdasan emosi pada mahasiswa Fakultas Psikologi UMS. 3) Mengetahui tingkat stres akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UMS. 4) Mengetahui sumbangan efektif kecerdasan emosi terhadap stres akademik mahasiswa Fakultas Psikologi UMS. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan stres akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UMS. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan tahun 2013 berjumlah 100 orang yang masih aktif mengikuti kegiatan perkuliahan. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode quota sampling. Adapun skala yang digunakan adalah skala kecerdasan emosi, mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Goleman dan skala stres akademik yang mengacu pada aspek yang dikemukakan Sarafino (1998), skala kecerdasan emosi dan skala stres akademik peneliti memodifikasi dari skala sebelumnya. Berdasarkan analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosi dengan stres akademik. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosi maka akan semakin rendah stres akademik mahasiswa dan sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi mahasiswa maka akan semakin tinggi stres akademik mahasiswa. Kecerdasan emosi pada subjek penelitian tergolong tinggi dan stres akademik pada subjek penelitian tergolong sedang. Gejala yang mendominasi penyebab munculnya stres akademik mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah gejala psikis (kognisi dan emosi).
Kata Kunci : kecerdasan emosi, stres akademik
v
(Monks, 1989). Kehidupan dewasa
PENDAHULUAN Mahasiswa adalah salah satu
awal khususnya mahasiswa tidak
bagian dari civitas akademika pada
terlepas
perguruan tinggi yang merupakan
permasalahan yang ada dalam setiap
calon pemimpin bangsa di masa yang
tahap
akan datang. Untuk itu diharapkan
Permasalahan
mahasiswa
dapat
perlu
memiliki
cara
dari
berbagai
macam
perkembangannya. yang ada tersebut
bersumber
dari
berbagai
pandang yang baik, jiwa, kepribadian
macam faktor seperti dalam diri
serta mental yang sehat dan kuat.
sendiri, keluarga, teman sepergaulan
Selayaknya pula seorang mahasiswa
atau
mampu
beberapa
menguasai
permasalahan
sesulit apapun, mempunyai
lingkungan
sosial.
mahasiswa,
Bagi
memasuki
cara
tingkat pendidikan di universitas
berpikir positif terhadap dirinya,
merupakan hal yang membuat stres,
orang
hal ini dikarenakan akan terjadi
lain,
mampu
mengatasi
hambatan maupun tantangan yang
banyak
dihadapi
waktu di sekolah menengah.
dan
tentunya
pantang
perubahan
dibandingkan
menyerah pada keadaan yang ada Perubahan tuntutan belajar (Kholidah & Alsa, 2012). dari Sebagian mahasiswa masuk
masa
sebelumnya
yang
mengharuskan mahasiswa mandiri
ke dalam kategori remaja akhir yaitu
dalam
18 tahun, dan sebagian yang lain
akademiknya
masuk dalam kategori dewasa awal
perkuliahan,
periode pertama yaitu 21-24 tahun
praktikum, tugas akhir serta syarat
2
segala
hal baik tugas,
aktivitas itu
materi laporan,
kelulusan untuk menghindari Drop
Pendidikan
Out (DO) dan perubahan peraturan
(Permendikbud).
dari Kementerian Pendidikan dan
orang termasuk mahasiswa. Stres
menyebabkan timbulnya stres yang
yang dialami mahasiswa selama
melanda para mahasiswa. Dalam
masa studi sangat mungkin terjadi
salah satu berita di Republika (16
mengingat tingginya kompleksitas
Agustus 2014), dikatakan bahwa
masalah yang mungkin dihadapi
dalam peraturan Permendikbud No
yang dapat berakibat pola pikir
49 tahun 2014 pasal 17, menjelaskan
seseorang menjadi kacau. Mahasiswa
bahwa studi terpakai bagi mahasiswa
tidak hanya dituntut mempunyai
untuk program sarjana (S1) dan
keterampilan
Diploma (D4) maksimal 5 tahun.
diharapkan
Dengan adanya peraturan tersebut,
memberlakukan
aturan
teknis memiliki
tapi
juga
daya
dan
kerangka pikir serta sikap mental dan
seluruh universitas yang ada di Indonesia
Kebudayaan
Stres bisa dialami oleh setiap
Kebudayaan yang tiap tahun berubah
seluruh
dan
kepribadian
wajib
tertentu
sehingga
mempunyai wawasan luas dalam
untuk
menghadapi
mahasiswa yang menempuh studinya
masalah
dalam
lingkungan sosialnya.
dengan batas waktu 5 tahun. Jelas hal Sarafino
ini membuat mahasiswa di seluruh
(1994)
mendefinisikan stres adalah kondisi
Indonesia merasa ketar-ketir atas
yang disebabkan oleh interaksi antara
kabar baru yang dibuat Menteri
individu
dengan
lingkungan,
menimbulkan persepsi jarak antara 3
tuntutan-tuntutan yang berasal dari
glukokortikoid dari korteks adrenal,
situasi yang bersumber pada sistem
sehingga
biologis, psikologis dan sosial dari
menghasilkan banyak di antara efek-
seseorang.
efek respons stres. Stresor juga
internal
Stres
adalah
maupun
tekanan
eksternal
serta
mengaktifkan sistem saraf simpatik,
kondisi bermasalah lainnya dalam
sehingga
kehidupan (an internal and eksternal
epinefrin
pressure
dilepaskan
and
other
troublesome
bergantung
Hans Selye (dalam Pinel,
Selye
medula
adrenal.
Respons
pituataria-anterior
memengaruhi
bervariasi,
waktunya,
pelepasan
adrenocorticotropic
hormone
(ACTH)
(hormon
ACTH
dan
stres
kompleks
respons
dan
tepatnya
sifat
orang
yang
mengalami stres, dan bagaimana orang yang mengalami stres bereaksi terhadap stresornya.
adrenokortikotropik) dari pituataria sehingga
stresor
bergantung pada stresornya, kapan
sirkuit-sirkuit
menstimulasi
pada
respon stres yang secara umum sama.
yang menyimpulkan bahwa stresor
anterior,
dari
yang
fisik maupun psikologis menginduksi
mengatribusikan
respons stres pada aktivasi sistem
neural
norepinefrin
adalah pendapatnya bahwa stresor
mendeskripsikan respons stres pada
yang
dan
jumlah
individunya. Fitur utama teori Selye
2009) adalah yang pertama kali
korteks-adrenal
meningkatkan
Besarnya respons stres bukan hanya
condition in life).
1950-an.
glukokortikoid
pada
gilirannya akan memicu pelepasan
4
Masa peralihan yang dialami oleh
mahasiswa,
mahasiswa
mengikuti kehendak emosinya dan
mendorong
orang-orang
menghadapi
disekelilingnya. Kecerdasan emosi
dan
tugas
yang tinggi sangat diperlukan bagi
perkembangan yang baru. Tuntutan
mahasiswa dimana aktivitas tersebut
dan tugas perkembangan mahasiswa
langsung
tersebut muncul dikarenakan adanya
kehidupannya
perubahan
pada
mengontrol emosi-emosi yang tidak
beberapa aspek fungsional individu,
diinginkan seperti stress, depresi,
yaitu fisik, psikologis, dan sosial.
amarah,putus asa, pesimis, takut,
Perubahan
tersebut
kesedihan dan rasa malu.
mahasiswa
untuk
berbagai
untuk
mengacuhkan
tuntutan
yang
terjadi
menuntut melakukan
berkaitan sehari-hari
Menurut
penyesuaian diri (Gunawati dkk,
kecerdasan
2006).
Goleman
emosi
kemampuan Dalam
dengan untuk
(1999)
merupakan
seseorang
untuk
kesehariannya,
mengenali dan merasakan emosi
mahasiswa dituntut untuk berpikir
yang dialami (kesadaran emosi),
secara cepat, tanggap dan peka
mengelola emosi, bisa melakukan
terhadap perasaan dan kondisi yang
empati (membaca emosi), membina
terjadi di lingkungan sekitarnya. Bila
hubungan dengan orang lain dan
seorang mahasiswa tidak memiliki
memanfaatkan
kecerdasan emosi yang tinggi maka
produktif
hal-hal
performa seseorang. Bar On (dalam
yang
terburu-buru
dilakukan dan
terkesan
dipaksakan,
Megawati,
5
emosi
sebagai
2010)
secara penunjang
mendefinisikan
kecerdasan
emosi
sebagai
serangkaian
kemampuan
pribadi,
sebagai faktor yang datang dari
emosi dan sosial yang mempengaruhi
luar individu dan mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk berhasil
individu untuk atau mengubah
dalam
sikap.
mengatasi
tuntutan
b. Faktor
dan
Goleman
luar
yang
perseorangan, secara kelompok,
(1999),
antara individu mempengaruhi
ada 2 faktor yang mempengaruhi
kelompok atau sebaliknya, juga
kecerdasan emosi, factor tersebut
dapat bersifat tidak langsung
terbagi menjadi faktor internal dan faktor
Pengaruh
dimaksudkan
bersifat individu dapat secara
tekanan lingkungan. Menurut
eksternal
eksternal.
Berikut
yaitu melalui perantara misalnya
ini
media massa baik cetak maupun
penjelasan masing-masing faktor :
elektronik serta informasi yang a. Faktor internal. Faktor internal
canggih lewat jasa satelit (Ifham,
merupakan factor yang timbul
2002).
dari individu yang dipengaruhi oleh
keadaan
seseorang, dipengaruhi amigdala,
otak
otak
Menurut
emosinal
kecerdasan emosional bukan lawan
emosional
oleh neokorteks,
Goleman,
dari kecerdasan kognitif;
keadaan
orang
sistem
tertentu
unggul
orangpada
keduanya, sementara yang lain hanya
limbik, lobus prefrontal dan hal-
pada salah satunya.
hal lain yang berada pada otak emosional.
Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kecerdasan emosi 6
akan mampu mengenali emosi yang
Universitas
ada
Surakarta.
didalam
dirinya,
kemudian
Muhammadiyah Semakin
tinggi
mengelolanya secara baik emosi
kecerdasan
emosi
yang
dimiliki
yang ada didalam dirinya tersebut
mahasiswa
maka
akan
semakin
agar menjadi sumber energi emosi
rendah
positif yang dapat dimanfaatkan
Sebaliknya,
untuk menangani perasannya atau
kecerdasan
melawan
mahasiswa, maka semakin tinggi
perasaan
menyenangkan,
yang
serta
tidak mampu
membina
sehingga
dengan
kemampuan
akademiknya.
semakin emosi
rendah
yang
dimiliki
pula stres akademiknya.
mengenali emosi orang lain dan mampu
stres
METODE PENELITIAN
hubungan, Identifikasi variabel penelitian :
kemampuan-
tersebut
akan
Variabel bebas : kecerdasan emosi.
membimbing pikiran dan tindakan Variabel tergantung : stres akademik. seseorang untuk menyesuaikan diri Subjek penelitian ini adalah
maupun mengatasi tuntutan atau tekanan lingkungan dimana ia berada
mahasiswa-mahasiswi
(Megawati, 2010).
Psikologi
Fakultas Universitas
Muhammadiyah Surakarta angkatan Hipotesis
penelitian
ini 2013 yang berjumlah 100 orang,
menyatakan
terdapat
hubungan dengan
negatif antara
menggunakan
teknik
kecerdasan emosi pengambilan sampel quota sampling.
dengan
stres
akademik
pada Metode
mahasiswa
Fakultas
pengumpulan
data
Psikologi menggunakan 7
skala
kecerdasan
emosi dan skala stres akademik.
Sumbangan
efektif
variabel
Teknik analisis data menggunakan
kecerdasan emosi terhadap stres
korelasi product moment.
akademik yaitu sebesar 28,6% yang ditunjukkan oleh nilai r sebesar 0,535 kemudian dikuadratkan ((r²)=
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
hasil
0,286)
dan
71,4
dipengaruhi
analisis
%
sisanya
variabel
lainnya.
data diperoleh nilai koefisien korelasi
Berdasarkan hasil analisis diketahui
r = -0,535 dengan p = 0,00 (p <
bahwa kecerdasan emosi tergolong
0,01). Hal ini menunjukkan bahwa
dalam kategori tinggi dengan rerata
terdapat
empirik
hubungan
negatif
yang
(RE)
sebesar
111,26,
sangat signifikan antara kecerdasan
sedangkan rerata hipotetik (RH)
emosi
akademik.
sebesar 92,5. Stres akademik pada
Artinya semakin tinggi kecerdasan
subjek penelitian tergolong sedang
emosi
yang
semakin
dengan
stres
mahasiswa rendah
maka stres
akan
ditunjukkan
empirik
akademik
(RE)
dengan sebesar
rerata 55,34,
mahasiswa dan sebaliknya semakin
sedangkan rerata hipotetik (RH)
rendah kecerdasan emosi mahasiswa
sebesar
maka akan semakin tinggi stres
diinterpretasikan
akademik mahasiswa. Sumbangan
dalam penelitian ini memiliki tingkat
efektif menunjukkan seberapa besar
kecerdasan emosi yang baik. Berarti
peran atau kontribusi variabel bebas
kecerdasan emosi pada mahasiswa
terhadap
mahasiswi
variabel
tergantung.
8
66.
Hal
ini
bahwa
Fakultas
dapat subjek
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
memiliki
dalam
pengelolaan
penelitian tergolong sedang yang
aktifitas
ditunjukkan dengan rerata empirik
perkuliahan seperti biasa, berusaha untuk
membuat
menikmati
(RE) sebesar 55,34, sedangkan rerata
nyaman dengan
setiap
proses
hipotetik (RH) sebesar 66. Hal ini
yang
dapat diinterpretasikan bahwa subjek
dijalani, berusaha mencari referensi
dalam penelitian ini memiliki stres
diluar seperti perpustakaan online maupun
internet,
akademik yang sedang. Hal ini
mengerjakan
menunjukkan
sedikit demi sedikit tugas yang sudah diberikan
dosen,
membuat
tugas
dan
bahwa
individu
tersebut memiliki stres akademik yang tidak terlalu tinggi dan tidak
manajemen waktu, menyusun jadwal pembuatan
dan
Stres akademik pada subjek
akademik dengan menenangkan diri menjalankan
tuntutan
tekanan lingkungan.
dalam menghadapi tuntutan-tuntutan
dan
mengatasi
terlalu rendah mengahadapi tuntutan
belajar,
akademik di dalam perkuliahan. Para
berpikir positif.
mahasiswa
Bar On (dalam Megawati,
bahwa
belum
tuntutan
menganggap
akademik
yang
2010)
mendefinisikan
kecerdasan
dialami saat ini menjadi sebagai
emosi
sebagai
serangkaian
sebuah ancaman. Menurut Richard
emosi
dan
(2010), stres adalah suatu proses
mempengaruhi
yang menilai suatu peristiwa sebagai
kemampuan seseorang untuk berhasil
sesuatu yang mengancam, ataupun
kemampuan sosial
pribadi,
yang
membahayakan
9
dan
individu
merespon peristiwa itu pada level
stressor positif atau stressor negatif
fisiologis, emosional, kognitif dan
berdasarkan respon individu terhadap
perilaku.
yang
stressor itu sendiri, hal itu tergantung
memunculkan stres dapat saja positif
pada faktor cerdas emosi yang
(misalnya
dimiliki oleh individu.
Peristiwa
merencanakan
perkawinan) atau negatif (contoh : kematian
keluarga).
Aspek
Sesuatu
kalangan
menekan (stressful event) atau tidak, pada
respon
paling
mendominasi munculnya stres di
didefinisikan sebagai peristiwa yang
bergantung
yang
mahasiswa
Psikologi
yang
Universitas
Muhammadiyah
diberikan oleh individu terhadapnya.
Fakultas
Surakarta
adalah
aspek psikis (kognisi dan emosi )
Menurut Hans Selye (dalam
yaitu sebesar 48 % gejala yang
Pinel, 2009) stres muncul akibat
paling dominan muncul adalah rasa
adanya stressor, stressor tersebut
cemas,
akan mengaktifkan hormon dalam
kemudian di susul dengan sulit
tubuh dan mengirim sinyal ke otak
berkonsentrasi,
khususnya otak bagian depan untuk
sering merasa jenuh berdasarkan
selanjutnya informasi tersebut akan
perolehan dari jawaban responden
diolah bisa berupa emosi, memori,
yang sudah mengisi angket.
motivasi,
dan
perhatian
yang
produktivitas
mudah
menurun
lupa
dan
Hasil penelitian menunjukkan
berfokus di basal ganglia dan dasar
ada hubungan negatif yang sangat
otak bagian depan. Informasi berupa
signifikan antara kecerdasan emosi
stressor tersebut diubah menjadi
dengan 10
stres
akademik
pada
mahasiswa Fakultas Psikologi UMS.
maka akan semakin rendah stres
Penelitian
akademik
ini
masih
terdapat
dan
sebaliknya
rendah
kecerdasan
kelemahan diantaranya subjek yang
semakin
digunakan masih terlalu luas dan
emosi maka akan semakin tinggi
belum dispesifikkan, sehingga untuk
stres akademik.
penelitian
selanjutnya
diharapkan
2. Tingkat
kecerdasan
untuk mempersempit subjek yang
termasuk
akan diteliti misalnya subjek selain
tinggi.
menjadi mahasiswa juga terlibat aktif
ke
dalam
emosi kategori
3. Tingkat stres akademik termasuk
menjadi asisten mata kuliah atau
ke dalam kategori sedang.
mahasiswa yang bekerja sambilan
4. Peranan atau sumbangan efektif kecerdasan emosi terhadap stres
atau part time.
akademik menunjukkan bahwa
SIMPULAN
koefisien determinan (r²) sebesar Berdasarkan
hasil
analisis
0,286.
data peneltian dapat disimpulkan
memberi hubungan
negatif
ini
menunjukkan
bahwa variabel kecerdasan emosi
bahwa : 1. Ada
Hal
sebesar
yang
sumbangan
efektif
28,6%
dalam
antara
mempengaruhi stres akademik,
kecerdasan emosi dengan stres
sedangkan sisanya yaitu 71,4%
akademik
dipengaruhi oleh variabel lain.
sangat
signifikan
pada
mahasiswa
5. Baik aspek fisik dan aspek psikis
Fakultas Psikologi UMS, artinya
masing-masing
semakin tinggi kecerdasan emosi
11
saling
mempengaruhi dalam
dan bersinergi
munculnya
diri
stres
sendiri
dalam
menghadapi tuntutan-tuntutan
akademik, namun aspek yang
akademik.
paling mendominasi penyebab
b. Mahasiswa diharapkan untuk
munculnya stres akademik yang
memiliki motivasi yang besar
di alami mahasiswa Fakultas
dan mempunyai target untuk
Psikologi
segera
Universitas
menyelesaikan
Muhammadiyah Surakarta adalah
tuntutan
akademiknya.
aspek psikis (kognisi dan emosi).
Tingkat stres akademik yang dimiliki
SARAN
oleh
subjek
penelitian akan berdampak Berdasarkan maka penulis
hasil
analisis
mengajukan saran
sebagai berikut :
kecerdasan
tugas
akademik
dengan
Muhammadiyah Surakarta
mempertahankan
Penulis menyarankan kepada
meningkatkan emosi
pihak
dengan
pembinaan
aspek yang ada pada variabel sehingga
Fakultas
mengadakan
cara merealisasikan aspek-
tersebut
tugas-
2. Fakultas Psikologi Universitas
a. Subjek penelitian diharapkan
bahkan
penyelesaian
menunda-nunda.
1. Subjek Penelitian
dapat
pada
Psikologi pelatihan
yang
agar dan
memberikan
stimulus kepada mahasiswa pada saat
dapat
kegiatan perkuliahan dengan cara
mengelola dan memotivasi
berdiskusi sehingga terlatih untuk
12
memotivasi
memecahkan
Goleman, D. (2000). Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional, Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
permasalahan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Kepada
Gunawati, R., Hartati, S., & Listiara, A. (2006). Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa-Dosen Utama Pembimbing Skripsi Dengan Stres Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro , 93115.
peneliti
selanjutnya yang tertarik untuk mengadakan penelitian dengan tema
yang
sama,
menyarankan
untuk
penulis lebih
mempersempit subjek penelitian misalnya
mahasiswa
Kholidah, E. N., & Alsa, A. (2012). Berpikir Positif Untuk Menurunkan Stres Psikologis. Jurnal Psikologi , 67-75.
yang
bekerja sebagai asisten dosen atau
bekerja
mencoba
paruh
waktu,
variabel
lain,
menggunakan
Megawati, P., & Yuwono, S. (2010). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Stres Kerja Pada Perawat ICU dan Perawat IGD. Indigenous , 169-178.
teknik
Monks, F., Knoers, A., Haditono, & Rahayu, S. (1989). Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
pengambilan sampel lain dan lebih memperhatikan instrumen yang digunakan dalam penelitian.
Pinel, John P.J. (2009). Biopsikologi (ed 7). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Republika. (2014). Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta Tolak Kebijakan Kuliah Lima Tahun. Diunduh dari http://www.republika.com. Diakses tanggal 15 Desember 2014.
Ifham, A. (2002). Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kewirausahaan Pada Mahasiswa. Laporan Penelitian (hal. 1-41). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah mada.
13
Sarafino, E. P. (1994). Health psychology : biopsychosocial interactions (second edition). New York: John Wiley & Sons.
14