HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN PEER GROUP DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA BARU FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi unruk Memenuhi Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Diajukan oleh : Dewi Setyaningrum F.100110051
Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN PEER GROUP DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA BARU FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi unruk Memenuhi Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Diajukan oleh : Dewi Setyaningrum F.100110051
Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN PEER GROUP DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA BARU FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dewi Setyaningrum
[email protected] Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAKSI Mahasiswa baru seringkali kurang percaya diri saat memasuki lingkungan baru, namun dengan penerimaan peer group menjadikan mahasiswa lebih percaya diri. Berdasarkan hasil survey menggunakan angket yang disebarkan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa 80% dari 20 orang menyatakan kurang percaya diri dalam kreatifitas, intelektual, kompetensi skolastik, kompetensi pekerjaan dan kemampuan didalam berolahraga.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penerimaan peer group dengan kepercayaan diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Peneliti menggunakan teknik accidental sampling yaitu pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu, dengan jumlah subjek sebanyak 50. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Alat ukur yang dgunakan adalah skala. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah Product Moment dari pearson. Berdasarkan hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa permasalahan dan hipotesis yang diajukan oleh peneliti dan diuji secara empiris didapatkan hasil bahwa hipotesis terbukti. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi antara penerimaan peer group dan kepercayaan diri diperoleh nilai rxy sebesar 0,559 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01) Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif yang signifikan antara penerimaan peer group dengan kepercayaan diri. Kata Kunci
: Penerimaan Peer Group, Kepercayaan Diri
v
PENDAHULUAN Salah satu periode pendidikan
keyakinan atas kemampuan yang ada
yang lebih tinggi setelah masa Sekolah Menengah
Atas
Perguruan
Tinggi,
perubahan
dari
didalam dirinya.
(SMA)
adalah
Percaya diri adalah yakin benar
dimana
terjadi
atau memastikan akan kemampuan dan
siswa
menjadi
kelebihan
dirinya
sendiri
dalam
mahasiswa yang tingkatannya lebih
memenuhi semua harapannya (Mansur,
tinggi.
2009) kepercayaan diri adalah suatu
Masuk
kedalam
sebuah
Perguruan Tinggi bukanlah hal yang
keyakinan
mudah bagi sebagian besar orang, hal
dimiliki dalam diri seseorang, akan
ini
tetapi pada kenyataannya tidak semua
menyangkut
dengan
kemandiriannya. Apalagi Mahasiswa
jauh
yang
Hal
keluarganya.
ini
dapat
dilihat
berdasarkan
angket
Seseorang dituntut untuk mandiri dan
disebarkan
peneliti
melakukan semuanya sendiri. Berbeda
mahasiswa baru. Peneliti menyebarkan
dari sebelumnya yang semua dapat
angket
dilakukan bersama keluarga.
kepercayaan diri yang terdiri dari 12
Selain
dari
kemampuan
orang memiliki kepercayaan diri.
yang berasal dari luar kota dan harus tinggal
atas
dituntut
yang
telah
kepada
berdasarkan
20
aspek-aspek
mandiri,
aspek dan dibagi menjadi dua domain
mahasiswa baru juga dituntut untuk
yang pertama adalah domain tentang
memiliki
kemampuan
kepercayaan
diri.
dan
kompetensi
di
Kepercayaan diri juga berarti bahwa
kampus sedangkan domain yang kedua
mahasiswa
berhubungan
harus
meiliki
sebuah
dengan
sosial.
Berdasarkan angket tersebut dapat
1
disimpulkan bahwa 80% dari 20 orang
menunjukkan bahwa subjek kurang
menyatakan bahwa mereka kurang
memiliki
memiliki
didalam
kemampuan maupun kompetensi yang
berkreatifitas, intelektual, kompetensi
terdapat dalam dirinya. Sedangkan
skolastik, kompetensi pekerjaan dan
untuk
kemampuan didalam berolahraga. Hal
berhubungan sosial 95% dari 20 orang
ini dapat dilihat dari kesimpulan
mahasiswa baru menyebutkan bahwa
jawaban
mereka
bahwa
kemampuan
subjek
yang
mereka
menyatakan
domain
yang
tidak
terhadap
kedua
memiliki
yaitu
kesulitan
memiliki
didalam berhubungan sosial dengan
berkreatifitas,
teman, orangtua, menyesuaikan diri
selain itu subjek menyebutkan bahwa
dengan orang baru serta mereka tidak
mereka tidak merasa lebih pintar dari
mengalami
pada
aspek
berpenampilan. Hal ini menunjukkan
dapat
bahwa subjek memiliki kemampuan
disimpulkan bahwa subjek mampu
didalam menyesuaikan diri dengan
didalam
lingkungan sosial.
kemampuan
dalam
orang
kompetensi
kurang
kepercayaan
lain.
Dari
skolastik,
melakukan
tugas
yang
masalah
didalam
diberikan oleh dosen, akan tetapi
Fenomena yang diamati oleh
subjek kurang puas dengan pekerjaan
peneliti adalah fenomena mengenai
yang telah dilakukan selama ini, dan
kepercayaan diri
selain itu sebagian besar dari subjek
dimana kepercayaan diri merupakan
menyebutkan bahwa mereka kurang
modal awal yang dibutuhkan oleh
menyukai
setiap
maupun
kegiatan aktifitas
berolah fisik,
hal
raga ini
mahasiswa
mahasiswa baru,
baru
didalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan
2
barunya, Mahasiswa baru yang berada
didepan, mereka beranggapan duduk
didalam
UMS
dibelakang adalah posisi yang nyaman
memiliki latar belakang budaya yang
karena mereka terhindar dari beberapa
berbeda-beda antara mahasiswa satu
pertanyaan yang akan diberikan oleh
dengan yang lain, atas dasar latar
dosen.
belakang tersebut mahasiswa dituntut
perubahan
untuk dapat menyesuaikan diri dengan
berbeda dari Sekolah Menengah Atas
lingkungannya yang baru. Salah satu
menjadi Mahasiwa, setiap Mahasiswa
modal
oleh
harus memiliki kompetensi didalam
mahasiswa dalam menyesuaikan diri
mengikuti tata cara perkuliahan yang
adalah kepercayaan diri. Akan tetapi
berbeda antara dosen yang satu dengan
melihat
yang
fakultas
yang
Psikologi
diperlukan
fenomena
yang
terjadi
Disamping
hal
metode
lain,
tersebut
belajar
ada
dosen
yang
sekarang tidak semua mahasiswa baru
menggunakan
memiliki kepercayaan diri, hal ini
didepan kelas, ada juga dosen yang
dapat dilihat dari posisi tempat duduk
meminta
Mahasiswanya
yang
membentuk
kelompok
dipilih,
berdasarkan
hasil
cara
yang
menjelaskan
kecil
untuk yang
observasi yang dilakukan oleh peneliti,
terdiri dari empat sampai lima orang
tempat duduk dibagian belakang lebih
untuk
cepat penuh dari pada tempat duduk
Dengan metode belajar yang berbeda
yang berada dibagian depan hal ini
tidak sedikit mahasiswa yang kurang
dikarenakan
percaya diri dengan kemampuannya
sebagian
besar
presentasi
Mahasiswa lebih memilih untuk duduk
saat
di bagian belakang dari pada duduk
Berdasarkan
3
presentasi hasil
didepan
didalam observasi
kelas.
kelas, yang
dilakukan oleh peneliti, Saat Presentasi
sumber dukungan yang lebih objektif
Mahasiswa masih terlihat tegang dan
untuk
membenarkan
rasa
percaya
dirinya.
sesekali menarik nafas lebih panjang
Semakin tinggi penerimaan dari didepan kelas, intonasi suara yang teman maka akan semakin tinggi pula berubah-ubah saat presentasi didepan
kepercayaan
diri
individu.
Setiap
kelas, kadang terdapat mahasiswa yang
mahasiswa baru berkeinginan untuk
memegang
dapat diterima dengan baik oleh
benda
seperti
bolpoin
maupun pensil. Pada
penelitian
Harter
kelompok
sebayanya.
merupakan
suatu
harus (Santrock, 2005) penampilan fisik
Hal
kebutuhan
dipenuhi
oleh
ini yang
individu.
Penerimaan teman sebaya yang positif
secara konsisten berkorelasi paling
akan berdampak positif juga untuk
kuat dengan rasa percaya diri secara
kematangan sosial individu didalam
umum, yang baru kemudian diikuti
kepercayaan
dirinya.
kemampuan
oleh penerimaan teman sebaya.
sosial
Dengan
maka
setiap
individu memiliki kemampuan didalam Menurut
Santrock
(2003) memajukan
dirinya
dalam
dukungan dari teman berpengaruh bersosialisasi
dengan
lingkungan,
lebih kuat terhadap rasa percaya diri sehingga apabila individu dihadapkan remaja dibandingkan dengan hal yang pada fenomena atau peristiwa yang lain. Hal ini bisa saja terjadi mengingat sama,
maka
individu
mampu
teman selalu memberikan dukungan menyesuaikan diri dengan lebih mudah yang dibutuhkan, sehingga dukungan dilingkungan barunya tersebut. tersebut tidak dianggap oleh remaja Sebagian besar waktu yang sebagai sesuatu yang meningkatkan digunakan
oleh
dikampus.
Setiap
individu
adalah
percaya diri mereka, karena remaja pada saat-saat tertentu membutuhkan
4
individu
harus
memaksimalkan proses aktualisasi diri
selera yang baik terhadap makanan,
sehingga remaja dapat menumbuhkan
tidur,
rasa
percaya
menumbuhkan
diri
agar
dapat
penerimaan
teman
dan
seks.
Tidak
terlalu
mengkritik kekurangannya sendiri dan tidak terbeban oleh kecemasan
sebaya terhadap dirinya. Orang yang atau rasa malu yang berlebihan.
memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam
Dengan cara yang sama mereka
baik
menerima orang lain dan tidak
didalam lingkungan kampus sehingga
mempunyai kebutuhan kompulsif
memiliki
kemampuan
menyesuaikan
diri
di
dengan
mereka dapat di terima dengan baik
untuk menyuruh, memberitahukan
oleh kelompok teman sebayanya. Penelitian
Trina
atau
(2011)
mengubah,
mereka
dapat
menyatakan bahwa penerimaan peer
menerima kekurangan orang lain
group mrupakan salah satu faktor
dan tidak pernah terancam oleh
kepercayaan diri
kelebihan
orang
lain.
menerima
hal-hal
alamiah
Berdasarkan uraian diatas maka muncul
pertanyaan
“Apakah
ada
mengharapkan kesempurnaan pada
peer group dengan kepercayaan diri?”
mengaktualisasikan
diri mereka dan orang lain. Mereka
yang diri
menyadari
dapat
Mereka
tidak
bahwa
manusia
mengalami penderitaan menjadi tua
menerima diri mereka sendiri apa adanya.
dari
manusia, apa adanya dan tidak
hubungan antara antara penerimaan
Orang-orang
Mereka
dan meninggal dunia (Feist, 2010).
bersikap
Menurut Hurlock (Sumiati,
defensif, berpura-pura dan tidak
2010),
mempunyai perasaan bersalah yang
peer
group
acceptance
didefinisikan sebagai keberadaan
menghancurkan diri, mempunyai
5
seseorang
yang
menyenangkan
dan
positive
dinilai
kemampuan
memberikan
reinforcement
ini
meliputi
kemampuan anak untuk menerima
bagi
orang lain. Penerimaan peer group
sekelompok teman sebaya atau peer
berarti dipilih sebagai teman untuk
group.
suatu aktifitas dalam kelompok, Wentzel
menyatakan
(Sumiati,
bahwa
2010),
dimana seseorang menjadi anggota.
penerimaan
Ini merupakan indeks keberhasilan
kelompok teman sebaya adalah
yang
suatu indeks seberapa baik anak –
berperan dalam kelompok sosial
anak masuk ke dalam jaringan
dan menunjukkan derajat rasa suka
sosial kelas).
anggota kelompok yang lain untuk
Menurut Havigurst (Ekasari, 2009)
bahwa
didefinisikan
peer
group
sebagai
suatu
bekerja
di
gunakan
sama
anak
atau
untuk
bermain
dengannya. Dari beberapa definisi diatas
kumpulan orang yang kurang lebih
dapat
berusia sama yang berfikir dan
penerimaan Peer Group merupakan
bertindak bersama. Penerimaan peer
penerimaan
group berkaitan dengan penerimaan
dinilai
sosial yang merupakan kemampuan
memberikan positive reinforcement
penerimaan seorang anak sehingga
bagi sekelompok teman sebayanya
anak
dihormati
oleh
anggota
sosial
yang
seorang anak menyenangkan
1. Aspek-aspek
kelompok yang lainnya sebagai partner
disimpulkan
Group
berguna,
6
Penerimaan
bahwa
yang dan
Peer
Menurut
Hurlock
(2001)
f. Sifat
kepribadian
yang
kondisi remaja yang menyebabkan
eneimbulkan penyesuaian sosial
remaja diterima
yang baik seperti jujur, setia,
a. Kesan
pertama
yang
tidak mementingkan diri sendiri
menyenangkan sebagai akibat
dan ekstra versi
dari penampilan yang menarik
g. Status sosial ekonomi yang
perhatian, sikap tenang dan
sama
gembira
anggota-anggota
b. Reputasi sebagai seorang yang
yang
c. Penampilan diri yang sesuai penampilan
teman-
h. Tempat dengan
d. Perilaku sosial yang ditandai kerja
jawab, kesenangan
sama,
tanggung
panjang
akal,
bersama
terutama
pengendalian
pertisipasi
kemauan
untuk
dalam
dan
hubungan
dengan
anggota-
tinggal
yang
kelompok
dekat
sehingga
dalam
pelbagai
kegiatan kelompok
orang-
Menurut Wentzel dan Erdley (Santrock, 2005) straetegi yang tepat
dalam
emosi
lain
atas
mempermudah hubungan dan
orang lain, bijaksana dan sopan e. Matang,
baik
di
anggota keluarga
teman sebaya
oleh
sedikit
kelompoknya
sportif dan menyenangkan
dengan
atau
untuk mencari teman:
serta
a. Menciptakan Interaksi
mengikuti
Mempelajari
peraturan-peraturan
tentang
teman, bertanya nama mereka, usia, aktivitas favorit, tawaran
7
prososial, sendiri,
memperkenalkan memulai
mengajak
diri
sendiri, bersih, rapi, berpakaian
pembicaraan,
rapi, melakukan tingkah laku yang
mereka
melakukan
terbaik.
sesuatuu
e. Menyediakan Dukungan Sosial
b. Bersikap Menyenangkan Bersikap
Menyediakan
menyenangkan,
hubungan,
pertolongan, memberikan nasihat,
baik, dan perhatian
tunjukan anda peduli, melakukan
c. Tingkah Laku Prososial
kegiatan bersama, belajar atau
mau
Jujur dan dapat dipercaya,
bermain, duduk berdekatan, berada
memberitahu
dalam
hal
yang
kelompok
yang
sebenarnya, menjaga janji, murah
menguatkan
hati, mau membagi, mau bekerja
memberi mereka pujian.
sama.
satu
sama,
sama
lain,
Dari beberapa aspek-aspek
d. Menghargai
Diri
Sendiri
dan
penerimaan
Oranglain
peer
group
diatas
maka dapat disimpulkan bahwa
Menghargai
oranglain,
aspek
penerimaan
group
pertama
yang
memiliki sikap yang baik, beretiket
adalah
baik, sopan, mau mndengarkan apa
menyenangkan, reputasi sebagai
yang dikatakan oleh oranglain.
seorang
Memiliki sikap dan kepribadian
menyenangkan, penampilan fisik,
yang
perilaku
positif,
terbuka
kepada
kesan
peer
yang
sportif
sosial,
dan
matang,
oranglan, ramah, lucu, menjadi diri
penyesuaian sosial, status sosial,
sendiri,
tempat tinggal yang dekat
menjaga
reputasi
diri
8
yaitu sindroma penerimaan yang
2. Faktor-faktor Penerimaan Peer
disenangi
Group Hurlock
(2001)
Seperti
remaja
kelompok
teman-temannya,
diidentifikasinya.
mempunyai
nilai
menerima
baru
dapat
menambah gengsi dan klik atau
halnya adanya nilai baru mengenai remaja
dan
juga dalam
besar
yang
Menurut Mappiare (1982)
anggota-anggota
hal-hal
pribadi
yang
membuat
berbagai kelompok sebaya seperti
remaja diterima dam kelompok
klik, kelompok besar atau geng.
teman sebaya menyangkut:
Nilai ini terutama didasarkan pada
a. Penampilan (performance) dan
nilai
kelompok
sebaya
yang
perbuatan meliputi antara lain:
digunakan untuk menilai anggota-
tampang yang baik, atau paling
anggota kelompok. Remaja segera
tidak rapih serta aktip dalam
mengerti bahwa ia dinilai dengan
urusan-urusan kelompok
standar yang sama dengan yang
b. Kemampuan pikir antara lain,
digunakan untuk menilai orang
meliputi, mempunyai inisiatip,
lain,
banyak Hurlock (2001) tidak ada
kepentingan,kelompok,
satu sifat atau pola perilaku khas
mengemukakan
yang akan menjamin penerimaan
pikirannya
sosial
selama
Penerimaan
masa
bergantung
memikirkan dan buah
remaja.
c. Sikap, sifat, perasaan antara
pada
lain meliputi: bersikap sopan,
sekumpulan sifat dan perilaku
memperhatikan
9
orang
lain,
penyabar atau dapat menahan
group antara lain yaitu meliputi
marah
penampilan,
kemampuan
berfikir,
sikap
yang
baik,
menyenangkan dirinya, suka
pribadi
yang
baik
dan
menyumbangkan
bertaggung jawab.
jika
keadaan
berada yang
pengetahuannya lain
dalam
terutama
tidak
pada
orang
1. Pengertian Kepercayaan Diri
anggota
Menurut (Mansur, 2009)
kelompok yang bersangkutan
Percaya diri adalah yakin benar
d. Pribadi, meliputi: jujur dan
atau memastikan akan kemampuan
dapat dipercaya, bertanggung
dan
jawab dan suka menjalankan
dalam
pekerjaannya
harapannya
mentaati
peraturan-peraturan kelompok, mampu
menyesuaikan
kelebihan
dirinya
sendiri
memenuhi
semua
Menurut Santrock (2005) rasa percaya diri (self esteem)
diri
adalah dimensi
secara tepat dalam berbagai
evaluatif
yang
menyeluruh dari diri, rasa percaya
situasi dan pergaulan social
diri juga disebut sebagai harga diri
e. Aspek lain, meliputi: pemurah
atau gambaran diri
atau tidak pelit atau tidak kikir,
Muhammad
(2008)
suka bekerja sama dan dan menyampaikan kemampuan yang memiliki anggota kelompok. mendukung usaha atau perjuagan Dari beberapa definisi
membangkitkan
sikap
“percaya
diatas maka dapat disimpulkan
diri”. Kemampuan yang dimaksud
bahwa faktor penerimaan peer
disini meliputi kemampuan fisik
10
dan
kemampuan
intelektual.
disebut percaya diri (self reliance).
berkenaan
Namun percaya diri sifatnya tidak
dengan tenaga jasmani, baik tenaga
mutlak karena masih ada lagi
jasmani sendiri maupun tenaga
kekuatan diatas manusia, yaitu
jasmani
Tuhan,
Kemampuan
fisik
bantuan
orang
lain.
kekuasaan
Tuhan
Kemampuan intelektual berkenaan
merupakan kontrol diri supaya
dengan tingkat keahlian berfikir
manusia tidak berbuat takabur.
analitis (skill) dan keterampilan (professional)
Mempunyai
berdasarkan
diri berarti anda percaya pada diri
pendidikan dan pelatihan yang
sendiri
telah ditempuh sehingga dapat
Branden mendefinisikan harga diri
kemampuan
manusia
meyakini
mengenai harga diri, Dr. Mathanie
biasanya menggunakan alat bantu
intelektual
anda
Anda sendiri. Di banyak bukunya
dilakukan. Kemampuan intelektual
Dengan
dan
penilaian penilaian dan kecerdasan.
merencanakan usaha yang akan
teknologi.
kepercayaan
sebagai total kepercayaan diri dan
dapat
hormt
pada
diri
sendiri.
diri
adalah
memperkirakan dan merencanakan Kepercayaan secara baik usaha yang dapat mempercayai bahwa anda bisa ditempuh
dalam
mewujudkan bermanfaat dengan sangat baik
keinginan didunia. Orang yang dianggap Muhammad
(2008) percaya diri oleh orang lain juga
menyampaikan karena memiliki menimbulkan rasa kredibilitas dan kemampuan,
manusia
percaya kehandalan
bahwa
usaha
akan
pada
orang
lain
berhasil. melakukan
pendekatan
mereka
Percaya pada kemampuan sendiri yang
11
proaktif,
optimis,
dan
a. Ambisi
bergerak maju (Alessandra, dkk, 2010)
Ambisi merupakan dorongan Kepercayaan diri
adalah
untuk mencapai hasil yang
percaya pada diri sendiri, meyakini
diperlihatkan
penilaian
lain. Orang yang percaya diri
dan
kreativitas
diri
sendiri (Alessandra, dkk, 2010) Dari
beberapa
cenderung
definisi
kepada
memiliki
orang
ambisi
yang tinggi. Mereka selalu
diatas maka dapat disimpulkan
berpikiran
positif
dan
bahwa Kepercayaan Diri adalah berkeyakinan bahwa mereka yakin
dan
percaya
terhadap mampu
untuk
melakukan
kemampuan baikkemampuan fisik sesuatu maupun intelektual yang dimiliki b. Mandiri dalam memenuhi harapan. Percaya Individu yang mandiri adalah
diri juga berarti bahwa kita dapat
individu yang tidak tergantung
bermanfaat dengan sangat baik
pada
pada orang lain melalui pendekatan
individu
lain
karena
mereka yang proaktif, optimis dan
mereka merasa mampu untuk
bergerak maju.
menyelesaikan tugasnya,
2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri Mahasiswa
Baru
tahan
terhadap
tekanan.
Fakultas
c. Optimis
Psikologi Lauster
segala
(Idrus,
2008)
Individu yang optimis akan
mengemukakan aspek-aspek yang
selalu berpikiran positif, selalu
terkandung dalam kepercayaan diri
beranggapan
antara lain:
12
bahwa
akan
berhasil,
yakin
dan
dapat
b. Kemampuan Intelektual
menggunakan kemampuan dan
Kemampuan intelektual secara
kekuatannya
umum, apakah antara orang
secara
efektif,
serta terbuka. d. Tidak
satu dengan lain pintar atau
Mementingkan
diri
lebih pintar.
sendiri
c. Kompetensi skolastik
Sikap percaya diri tidak hanya
Apakah
mementingkan
kompeten dan mampu dalam
pribadi
akan
kebutuhan tetapi
selalu
seseorang
merasa
mengerjakan setiap tugas.
peduli pada orang lain.
d. Kompetensi pekerjaan
e. Toleransi
Merasa
bangga
dengan
Sikap toleransi selalu mau
pekerjan dan merasa yakin
menerima
dalam mengerjakan pekerjaan
perilaku
pendapat orang
lain
dan yang
yang baru.
berbeda dengan dirinya Harter baru-baru
ini
(Santrock,
e. Kompetensi atletik 2005)
Merasa
mengembangkan
mampu
olahraga.
:
f. Penampilan
a. Kreativitas Persepsi
atau
terhadap aktifitas fisik maupun
pengukuran yang terpisah bagi remaja
baik
Merasa menarik secara fisik, siswa
terhadap
merasa
kemampuannya untuk menjadi
puas
penampilan diri sendiri.
kreatif dan berdaya cipta.
13
dengan
g. Ketertarikan Romantik
l. Moral
Kemampuan
untuk
mengembangkan
Merasa
hubungan,
taat
3. Faktor-faktor Kepercayaan Diri
lawan jenis.
Mahasiswa
h. Penerimaan Sosial dengan
dan
terhadap aturan.
merasa dirinya menarik untuk
Puas
bermoral
Baru
Fakultas
Psikologi keterampilan
Pada
penelitian
Harter
sosial seseorang dan memiliki
(Santrock, 2005) penampilan fisik
kemampuan untuk mendapat
secara konsisten berkorelasi paling
teman dengan mudah.
kuat dengan rasa percaya diri
i. Hubungan yang Dekat
secara umum, yang baru kemudian
Mampu membuat dan memiliki
diikuti oleh penerimaan teman
teman dekat untuk berbagi.
sebaya.
j. Hubungan Orangtua Merasa
nyaman
Menurut Santrock (2005) berperilaku
dua sumber penting dukungan
maupun
sosial yang berpengaruh terhadap
disekitar orangtua,
rasa percaya diri remaja adalah
apakah dapat berteman dengan
hubungan dengan orangtua dan
baik dengan orangtua.
hubungan dengan teman sebaya.
k. Humor
Neemann
dan
Harter
bukti
untuk
Kemampuan untuk tertawa atas (2012)
beberapa
humor dengan oranglain dan validitas konvergen dari tiga submembuat
lelucon
dan
bisa
skala,
diajak untuk bercanda.
Penerimaan
Persahabatan,
14
dan
Sosial, Hubungan
dengan
Orang
tersedia.
menggunakan sampel. Dari penelitian
Diperkirakan bahwa siswa yang
ini diambil 50 siswa yang memenuhi
popular
karakteristik
atau
tua
social
diterima
(seperti yang disadap oleh SelfPersepsi Sosial)
subskala akan
menggunakan
Penerimaan
lebih
yang
sama.
teknik
Peneliti accidental
sampling yaitu pengambilan sampel
cenderung
tidak ditetapkan lebih dahulu. Teknik
merasa bahwa mereka menerima analisis data menggunakan Product dukungan dari Individu-individu Moment. dalam organisasi kampus mereka (seperti
yang
disadap
HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh
Hasil
Dukungan Sosial subskala dari
uji
dilakukan
bahwa siswa popular memiliki
kedalam distribusi normal dan korelasi
keterampilan
atau
antara kedua variabel menunjukkan
yang
korelasi yang linier, hasil analisis data
dan
yang dihasilkan menggunakan program
menganggap rekan-rekan mereka.
SPSS (Statistical Package for Social
dan
karakteristik
lain
membangkitkan
dukungan
Temuan mengkonfirmasi prediksi
data
yang
Kampus organisasi). Itu beralasan
social
diperoleh
asumsi
tersebar
Scienxe) for windows release versi
ini dalam Penerimaan Sosial dan
15,00.
Organisasi Kampus yang cukup Berdasarkan
hasil
temuan
menunjukkan
bahwa
berkorelasi (r = .51, p <.001) penelitian METODE PENELITIAN Penelitian
ini
permasalahan
tidak
akan
tetapi
hipotesis
yang
diajukan oleh peneliti dan diuji secara
menggunakan seluruh populasi dari penelitian,
dan
empiris
hanya
15
didapatkan
hasil
bahwa
hipotesis terbukti. Berdasarkan hasil
tinggi kepercayaan diri pada siswa
perhitungan diperoleh nilai koefisien
tersebut.
korelasi antara penerimaan peer group
hal ini didukung oleh teori
dan kepercayaan diri diperoleh nilai rxy
Neemann dan Harter (2012) Beberapa
sebesar
0,559
dengan
signifikansi
bukti untuk validitas konvergen dari
sebesar 0,000 (p<0,05)
Sehingga
tiga sub-skala, Penerimaan Sosial,
dapat
disimpulkan
bahwa
ada
Persahabatan, dan Hubungan dengan
hubungan yang positif yang signifikan
Orang
antara penerimaan peer group dengan
bahwa siswa yang popular atau social
kepercayaan
diterima (seperti yang disadap oleh
diri.
Semakin
tinggi
tua
tersedia.
Diperkirakan
penerimaan peer group maka akan
Self-Persepsi
semakin tinggi pula kepercayaan diri
Sosial) akan lebih cenderung merasa
Hal ini sesuai dengan penelitian Trina terdapat
(2011)
menyatakan
hubungan
positif
subskala
Penerimaan
bahwa mereka menerima dukungan
bahwa
dari
yang
Individu-individu
dalam
organisasi kampus mereka.
signifikan antara penerimaan peer
Hal ini juga didukung pada
group dengan kepercayaan diri pada
penelitian Harter (Santrock, 2005)
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Padang
penampilan
sebesar 0,713 dengan p=0,000 (<0,01).
berkorelasi paling kuat dengan rasa
Dengan demikian hipotesis diterima,
percaya diri secara umum, yang baru
artinya semakin tinggi penerimaan
kemudian diikuti oleh penerimaan
peer group pada siswa kelas VII SMP
teman sebaya.
Negeri 1 Padang maka akan semakin
16
fisik
secara
konsisten
Hal ini juga didukung oleh teori
sebesar 88% dengan rentang skor
Santrock (2005) dua sumber penting
49,601-74,399,hal
dukungan sosial yang berpengaruh
bahwa sebagian besar dari subjek
terhadap rasa percaya diri remaja
memiliki penerimaan peer group yang
adalah hubungan dengan orangtua dan
tergolong sedang. Subjek yang berada
hubungan dengan teman sebaya.
dalam kategori tinggi yaitu berjumlah
Kategorisasi skor subjek pada skala
penerimaan
menunjukkan
0 orang yang memiliki presentase
group
sebesar 0% dengan rentang skor
berdasarkan norma kategori dapat
74,399-99,198, Subjek yang berada
dilihat
skor.
dalam kategori sangat tinggi yaitu
Subjek yang berada dalam kategori
berjumlah 0 orang yang memiliki
sangat rendah yaitu berjumlah 0 yang
presentase sebesar 0% dengan rentang
memiliki
skor 99,198-123,998.
berdasarkan
presentase
peer
ini
tabulasi
0%
dengan
rentang skor 0,002-24,802, Subjek
Kategorisasi skor subjek pada
yang berada dalam kategori rendah
skala
yaitu berjumlah 6 yang memiliki
norma
presentase
dengan
berdasarkan tabulasi skor. Subjek yang
rentang skor 24,802-49,601, hal ini
berada dalam kategori sangat rendah
menunjukkan bahwa penerimaan peer
yaitu berjumlah 0 yang memiliki
group pada sebagian kecil subjek
presentase 0% dengan rentang skor
tergolong rendah. Subjek yang berada
0,001-30,441, Subjek yang berada
dalam kategori sedang yaitu berjumlah
dalam kategori rendah yaitu berjumlah
44 orang yang memiliki presentase
9 yang memiliki presentase sebesar
sebesar
12%
17
kepercayaan kategori
diri
berdasarka
dapat
dilihat
18% dengan rentang skor 30,441-
group, misalnya faktor penampilan
60,801. Subjek yang berada dalam
fisik,
kategori sedang yaitu berjumlah 41
persahabatan,
orang
yang
memiliki
presentase
hubungan
dengan
orangtua,
hasil
penelitian
Berdasakan
menunjukkan ada hubungan positif
sebesar 82% dengan rentang skor
yang signifikan antara penerimaan
60,801-91,199, Subjek yang berada
peer group dan kepercayaan diri pada dalam kategori tinggi yaitu berjumlah mahasiswa baru fakultas psikologi 0 orang yang memiliki presentase
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
sebesar 0% dengan rentang skor
hal
91,199-121,599, Subjek yang berada
penerimaan peer group dapat dijadikan
dalam kategori sangat tinggi yaitu
sebagai
ini
menunjukkan
prediktor
untuk
bahwa
dapat
mengukur kepercayaan diri mahasiswa
berjumlah 0 orang yang memiliki
baru fakultas psikologi. presentase sebesar 0% dengan rentang
Generalisasi dalam penelitian
skor 121.599-151,999. Sumbangan penerimaan
peer
ini terbatas pada populasi mahasiswa
efektif
variabel
baru fakultas psikologi UMS, sehingga
group
terhadap
penerapan
pada
lingkungan
luas
dengan karakteristik yang berbeda
kepercayaan diri mahasiswa baru r2
perlu diperlukan penelitian lagi dan sebesar
0,312
dengan
presentase menambah aitem-aitem baru yang
sebesar 31,2% yang ditunjukkan oleh
belum disertakan oleh peneliti
pearson correlation sebesar 0,559. hal
DAFTAR PUSTAKA
ini menunjukkan terdapat 68,8% faktor
Abdulkadir, M. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: Pt Citra Aditya Bakti
lain yang mempengaruhi kepercayaan diri selain faktor penerimaan peer
18
Arikunto, S. 1998. Prosedur Peneliian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta
Mappiare, A, (1982). Psikoogi Remaja. Surabaya : Usaha nasional Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Alessandra,T., Michael, J.O dan Janice.V.D. (2010). Tips Mengenali dan Menghadapi Berbagai Tipe Kepribadian. Jakarta: PT Indeks
Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reabilitas suatu Instrumen Penelitian. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol.6 No.1, Juni 2009 , 3 dan 11
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar _______ .2011. Tes Presttasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Neemann, J. dan Susan Harter. 2012. Self-Perception Profile for College. Departement Of Psychology. University of Denver, Amerika Serikat
_______ .2012.Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Richards, G. (2010). Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Baca.
Diane E. Papalia., Sally Wendkos Olds dan Ruth Duskin Feldman. (2009). Human Development Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika
Sarwasih, I. B. (2013). Attachment dan Peer Group dengan kemampuan Coping Stress padaS Siswa Kelas VII DI SMP RSBI Al Azhar 8 Kemang Pratama. Jurnal Soul, Vol. 6, No.1, Maret 2013 , 84
Ekasari, Agustina dan Irma Bayani. (2009). “Attactment pada Ayah dan Penerimaan Peer- Group dengan ResiliensiI” Studi Kasis pada Siswa Laki-laki di TingkaT Sekolah Menengah Pertma (SMP). Jurnal Soul, Vol. 2, No.2, September 2009 , 42
Santrock, J.W, (2005). Adolescence Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga Sumiati, A dan Choirunnisa. (2010). Hubungan Antara Penerimaan Kelompok Teman Sebaya dengan Prestasi Akademik Mahasiswa pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 2, November 2010 , 113
Feist, Jess dan Gregory, J, Feist. 2012. teori kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika Mulyatiningsih, D. E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendiidikan. Bandung: Alfabeta. Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
19