HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh: EKA YUNITA SARI ARISTIANI F 100100012
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh: EKA YUNITA SARI ARISTIANI F 100100012
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 ii
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT Eka Yunita Sari Aristiani Achmad Dwityanto S.Psi, M.Si
[email protected] Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK Burnout banyak ditemui dalam profesi human service, yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang yang berkaitan langsung dengan banyak orang dan melakukan pelayanan kepada masyarakat umum salah satunya adalah perawat. Salah satu faktor untuk menimbulkan munculnya burnout adalah adanya sumber dukungan sosial yang diperlukan seperti keluarga, rekan kerja, pimpinan atau atasan. Tujuan penelitian ini antara lain; 1) Mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan burnout pada perawat. 2) Mengetahui peran dukungan sosial dengan burnout pada perawat. 3) Mengetahui tingkat dukungan sosial pada perawat. 4) Mengetahui tingkat burnout pada perawat. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan burnout pada perawat. Subjek dalam penelitian ini adalah perawat yang masih aktif, berusia kurang dari 50 tahun dengan masa kerja lebih dari 6 tahun. Subjek berjumlah 72 orang dan cara yang digunakan untuk mengambil sampel adalah purposive sampling. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji korelasi product moment dengan menggunakan program bantu SPSS 17 for Windows Program. Berdasarkan analisis product moment diperoleh koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,577 dengan p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan burnout pada perawat. Sumbangan efektif dukungan sosial terhadap burnout sebesar 33,3%. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel burnout mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 48,83 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 47,5 yang berarti burnout pada perawat tergolong sedang. Variabel dukungan sosial diketahui rerata empirik (RE) sebesar 58,60 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 47,5 yang berarti dukungan sosial pada perawat tergolong tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan burnout pada perawat.
Kata kunci : Burnout, dukungan sosial, perawat
v
turut
PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan salah satu sarana
kesehatan
serta
merawat
dan
menyembuhkan pasien melalui usaha
tempat
rehabilitasi
maupun
pencegahan
menyelenggarakan upaya kesehatan.
penyakit (tindakan prefentif).. Peran
Rumah
berbagai
perawat sangat vital yakni sebagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik
tulang punggung dalam membantu
dalam menghadapi dan menangani
tugas-tugas
masalah
pengobatan dalam melayani pasien dan
sakit
memiliki
medik
untuk
pemulihan
maupun pemeliharaan kesehatan yang baik.
Rumah
sakit
dokter
dan
balai
masyarakat pada umumnya.
merupakan
Peran
tersebut
menjadikan
organisasi sosial yang bertanggung
perawat sering mengalami kondisi
jawab terhadap pelayanan kesehatan
dilematis. Di satu sisi, pihak rumah
bagi masyarakat. Rumah sakit dituntut
sakit cenderung menekan perawat
untuk selalu memberikan pelayanan
untuk menunjukkan kinerja maksimal
yang baik dan memuaskan bagi setiap
tanpa diiringi perbaikan kesejahteraan
pengguna yang memanfaatkannya.
perawat. Di sisi lain, pasien pun sering
Keperawatan
merupakan
salah
menuntut pelayanan maksimal tanpa
satu profesi di rumah sakit yang
memperhatikan kondisi perawat. Hal
berperan
ini dapat berdampak munculnya stres
penting
dalam
penyelenggaraan pelayanan tersebut
pada perawat.
karena selama 24 jam perawat berada
Perawat
yang
tidak
dapat
di sekitar pasien dan bertanggung
menangani stres dengan segera akan
jawab terhadap pelayanan perawatan
mengakibatkan
pasien. Perawat merupakan tenaga
panjang, yang pada akhirnya akan
kesehatan yang memberikan pelayanan
muncul kecenderungan burnout pada
kesehatan kepada masyarakat umum.
perawat (Shinn dalam Andriani, 2004).
Menurut Gunarsa (1995) perawat merupakan
seseorang
yang
Istilah
burnout
dampak
berjangka
merujuk
pada
telah
fenomena yang berkaitan dengan stres
dipersiapkan melalui pendidikan untuk
kerja dan banyak ditemukan pada 1
orang-orang yang bekerja pada bidang
beban kerja dan kejenuhan kerja pada
pelayanan kemanusiaan dan menuntut
diri perawat akan menurunkan kualitas
keterlibatan emosi yang tinggi.
kerja perawat (Rice, 2002).
Hasil penelitian yang dilakukan
Manusia sebagai makhluk sosial
oleh Maslach dan Jackson (Sarafino,
membutuhkan kehadiran manusia lain
2002) pada pekerja - pekerja yang
untuk berinteraksi. Kehadiran orang
memberikan bantuan kesehatan yang
lain di
dibedakan antara perawat - perawat
seseorang begitu diiperlukan. Hal ini
dan dokter - dokter menunjukkan
terjadi karena seseorang tidak mungkin
bahwa pekerja kesehatan ini beresiko
memenuhi kebutuhan fisik maupun
mengalami
psikologisnya
emotional
exhaustion
dalam kehidupan pribadi
secara
sendirian.
(kelelahan emosi). Rating tertinggi
Individu
dari burnout ditemukan pada perawat-
sosial baik yang berasal dari atasan,
perawat
teman
yang
bekerja
di
dalam
lingkungan kerja yang penuh dengan
intensive
care
sekerja
dukungan
maupun
keluarga
(Ganster, dkk., 1986).
stres, yaitu perawat yang bekerja pada instansi
membutuhkan
Rosyid (1996) mengatakan bahwa
(ICU),
ketiadaan
dukungan
sosial
karyawan
atasan
emergency (UGD), atau terminal care
terhadap
akan
(Mallet, Price, Jurs, & Slenker, 1991;
mengakibatkan
Moos & Schaefer dalam Taylor,
pada karyawan. Menurut Ganster, dkk
2000).
(1986)
timbulnya
sumber-sumber
burnout
dukungan
Akibat dari kejenuhan kerja itu
sosial dapat berasal dari keluarga,
sendiri dapat muncul dalam bentuk
rekan sekerja, dan atasan. Di rumah
berkurangnya
kepuasan
kerja,
sakit, seorang perawat diharapkan
memburuknya
kinerja,
dan
mendapat dukungan sosial baik dari
produktivitas yang rendah. Apapun
atasan,
penyebabnya, munculnya kejenuhan
keluarga. Bilamana seorang perawat
kerja berakibat kerugian di pihak
mendapat
pekerja maupun organisasi. Adanya
perawat dapat menjalankan tugasnya 2
teman
sekerja,
dukungan
sosial
maupun
maka
dengan
lebih
baik
dan
dengan
METODE PENELITIAN
demikian kinerjanya meningkat. Akan tetapi,
bilamana
perawat
Populasi
dalam
penelitian
ini
tidak
adalah perawat yang masih aktif di
memperoleh dukungan sosial, maka ia
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
akan mengalami kebingungan, merasa
Surakarta. Jumlah populasi dalam
tidak
untuk
penelitian ini ± 275 orang, sedangkan
permasalahannya.
subjek dalam penelitian ini adalah 72
mempunyai
mengadukan
sandaran
Keadaaan yang demikian tentu akan
orang.
berdampak negatif pada para perawat
Metode pengumpulan data yang
dan akan tercermin pada kinerja yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
tidak memuaskan.
dengan menggunakan skala psikologis
Berdasarkan pemaparan di atas, maka
penulis
tertarik
yang terdiri atas dua skala yaitu skala
untuk
dukungan sosial dan skala burnout.
mengajukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Dukungan Sosial
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan Burnout pada Perawat”.
Berdasarkan
Adapun tujuan dalam penelitin ini
teknik
analisis
hasil
perhitungan
korelasi
Product
yaitu: ; 1) Mengetahui hubungan
Moment
antara dukungan sosial dengan burnout
program SPSS 17 for windows dapat
pada perawat. 2) Mengetahui peran
diketahui nilai korelasi (rxy) sebesar
dukungan sosial dengan burnout pada
-0,577; p = 0,000 (p < 0,01) yang
perawat.
tingkat
artinya ada hubungan negatif yang
dukungan sosial pada perawat. 4)
sangat signifikan antara dukungan
Mengetahui
sosial dengan burnout pada perawat.
3)
Mengetahui
tingkat
burnout
pada
perawat.
Artinya
Hipotesis dalam penelitian ini
dengan
semakin
menggunakan
tinggi
dukungan
sosial maka semakin rendah burnout.
yaitu “Ada hubungan negatif antara
Dan
dukungan sosial dengan burnout pada
dukungan sosial maka semakin tinggi
perawat.”. 3
sebaliknya,
semakin
rendah
burnout. Sehingga hipotesis dalam
Hal
penelitian ini diterima.
yang
sama
pernah
dikemukakan Labib (2013) dalam
Hasil penelitian ini sejalan juga
penelitiannya yang mengatakan bahwa
dengan pendapat Parasuraman, dkk
ada hubungan antara dukungan sosial
(dalam
bahwa
dengan tingkat burnout memiliki sifat
dukungan sosial berhubungan dengan
berlawanan, dilihat dari tanda negatif
burnout.
yang
(-) dalam koefisien korelasi. Dengan
diperoleh dari atasan, teman sekerja,
kata lain semakin tinggi dukungan
dan keluarga mempunyai andil besar
sosial yang diperoleh, maka tingkat
untuk meringankan beban seseorang
burnout semakin rendah. Berhubungan
yang mengalami burnout.
dengan pendapat Halbesleben dan
Andarika,
2004)
Dukungan
sosial
Faktor dari luar seperti tingginya dukungan
sosial
lingkungan
bahwa sumber-sumber yang dapat
sekitar dapat mempengaruhi burnout
mengurangi burnout yaitu adanya
pada
sosial
dukungan sosial. Jadi semakin tinggi
tersebut juga bisa berasal dari sumber
dukungan sosial yang diterima, maka
yang berbeda, seperti orang yang
semakin rendah burnout yang dialami.
perawat.
dari
Jonathon (dalam Wulandari, 2013)
Dukungan
dicintai, keluarga, teman, rekan kerja
Sumbangan efektif (SE) dukungan
atau organisasi masyarakat. Orang
sosial terhadap burnout pada perawat
yang mendapatkan dukungan sosial ini
sebesar
percaya
koefisies
bahwa
mereka
dicintai,
33,3%
ditunjukkan
determinan
(r²)
oleh sebesar
dipedulikan, dihormati dan dihargai,
0,333. Hal ini memiliki arti bahwa
merasa menjadi bagian dari jaringan
terdapat ada 69,7% variabel lain yang
sosial, seperti keluarga dan organisasi
mempengaruhi burnout pada perawat
masyarakat, dan mendapatkan bantuan
di luar variabel dukungan sosial seperti
fisik
beban
maupun
jasa,
dan
mampu
kerja,
jenis
kelamin,
tipe
bertahan pada saat yang dibutuhkan
kepribadian dan lain sebagainya. Hasil
atau dalam keadaan bahaya (Sarafino,
penelitian ini menyebutkan bahwa
1998).
dukungan sosial disertai aspek di 4
dalamnya memberikan kontribusi bagi
Rerata empirik (RE) pada variabel
burnout pada perawat. Seseorang
burnout diperoleh 48.83 yang berarti
yang
mendapatkan
burnout
pada
perawat
tergolong
dukungan sosial yang tinggi maka
sedang. Dari hasil kategorisasi skor
tingkat burnoutnya akan rendah. Hal
yang diperoleh subjek pada skala
ini
yang
burnout diketahui 0 orang (0%) atau
dikemukakan Cobb (Sarafino, 1994)
tidak ada yang masuk dalam kategori
yakni
menerima
sangat rendah, 6 orang (8,3%) yang
orang-orang
masuk dalam kategori rendah, 53
terdekatnya, maka individu tersebut
(73,6%) yang masuk dalam kategori
akan merasa dicintai dan diperhatikan,
sedang, 12 orang (16,7%) yang masuk
mulia dan dihargai, dan merupakan
dalam kategori tinggi dan 1 orang
bagian dari jaringan sosial, misalnya
(1,4%) yang masuk dalam kategori
keluarga
sangat
senada
dengan
ketika
dukungan
apa
individu
sosial
dari
atau
kemasyarakatan,
organisasi
Secara
keseluruhan
dapat
dapat disimpulkan bahwa perawat di
memberikan kebaikan, pelayanan, dan
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
saling menjaga ketika berada dalam
Surakarta mempunyai burnout yang
situasi yang penuh tekanan. Sehingga
sedang.
dalam
yang
tinggi.
menghadapi
masalahnya
Hasil analisis variabel dukungan
individu tidak merasa sendiri dan tidak
sosial memiliki rerata empirik (RE)
cepat putus asa karena ada orang-
sebesar 58,60 yang berarti dukungan
orang di sekelilingnya yang membantu
sosial pada perawat tergolong tinggi.
dan memberikan dukungan. Selain itu,
Dari hasil kategorisasi skor yang
dengan adanya dukungan sosial yang
diperoleh subjek pada skala dukungan
tinggi, seseorang akan menjadi lebih
sosial diketahui 0 orang (0%) atau
yakin akan kemampuannya dalam
tidak ada yang masuk dalam kategori
menyelesaikan
sangat rendah, 0 orang (0%) atau tidak
masalah
yang
dihadapinya (Primastuti, 2005).
ada
yang masuk
dalam
kategori
rendah, 7 (9,73%) yang masuk dalam 5
kategori sedang, 51 orang (70,83%)
Dukungan informasi, dukungan
yang masuk dalam kategori tinggi dan
jenis ini meliputi pemberian nasehat,
14 orang (19,44%) yang masuk dalam
saran
kategori
individu.
sangat
tinggi.
Secara
atau
umpan
balik
Dukungan
ini,
kepada biasanya
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
diperoleh dari sahabat, rekan kerja,
perawat
PKU
atasan atau seorang profesional seperti
Muhammadiyah Surakarta mempunyai
dokter atau psikolog (Sarafino, 2002).
dukungan sosial yang tinggi.
Adanya dukungan informasi, seperti
di
Rumah
Sakit
Dukungan instrumental, dukungan
nasehat atau saran yang diberikan oleh
jenis ini meliputi bantuan secara
orang-orang yang pernah mengalami
langsung. Biasanya dukungan ini,
keadaan yang serupa akan membantu
lebih sering diberikan oleh teman atau
individu
rekan kerja, seperti bantuan untuk
mencari alternatif pemecahan masalah
menyelesaikan tugas yang menumpuk
atau tindakan yang akan diambil.
atau meminjamkan uang atau lain-lain
Adanya saran atau nasehat yang
yang dibutuhkan individu (Sarafino,
diberikan teman dapat mengurangi
2002).
depersonalization
Adanya
dukungan
ini,
memahami
situasi
yang
dan
dialami
menggambarkan tersedianya barang-
individu sehingga dapat menghargai
barang (materi) atau adanya pelayanan
setiap usaha dan pekerjaan yang
dari orang lain yang dapat membantu
dilakukannya.
individu
dalam
menyelesaikan
Berdasarkan uraian diatas dapat
masalahnya. Selanjutnya hal tersebut
diambil kesimpulan ada hubungan
akan memudahkan individu untuk
negatif
dapat
dukungan sosial dengan burnout.tinggi
memenuhi
tanggung
jawab
yang
signifikan
antara
dalam menjalankan perannya sehari-
rendahnya
dukungan
sosial
hari. Dengan adanya rekan kerja yang
memberikan
pengaruh
terhadap
membantu menyelesaikan tugas, hal
burnout pada perawat.
tersebut dapat mengurangi burnout
Adanya
yang dialami individu.
keterbatasan
yang
dimiliki oleh peneliti menyebabkan 6
penelitian ini mempunyai beberapa
1. Ada hubungan negatif yang sangat
kelemahan, antara lain:
signifikan antara dukungan sosial
1. Pada saat penyebaran skala, skala
dengan burnout pada perawat.
ditinggal. Hal ini menyebabkan
2. Sumbangan
efektif
peneliti tidak dapat mengontrol
sosial
apakah skala tersebut diisi oleh
perawat sebesar 33,3%.
subjek sndiri atau diisi oleh orang
3. Tingkat
terhadap
dukungan
burnout
pada
dukungan sosial pada
lain sehingga dapat emmpengaruhi
perawat tergolong tinggi dengan
jawaban yang diberikan.
rerata empirik (RE) sebesar 58,60.
2. Subjek penelitian menolak ataupun
4. Tingkat burnout pada perawat
mengulur-ulur waktu untuk mengisi
tergolong sedang dengan rerata
skala dihadapan peneliti, hal ini
empirik (RE) sebesar 48,83.
dikarenakan kesibukan dari subjek yang sedang menangani pasien. 3. Pemberian
nama
pada
SARAN
skala
1. Bagi subjek penelitian
penelitian. Jadi ada kemungkinan dalam
mengisi
skala,
Berdasarkan hasil penelitian
subjek
yang menemukan bahwa dukungan
dipengaruhi oleh sosial desirability
sosial
yaitu
subjek
tinggi dan terbukti dari penelitian
memberikan
ini bahwa dukungan sosial dapat
jawaban yang sesuai dengan norma-
mengurangi resiko burnout pada
norma lingkungan yang ada.
perawat. Merujuk pada beberapa
adanya
penelitian
keinginan
untuk
pada
aspek-aspek
perawat
tergolong
dukungan
sosial
bahwa seseorang membutuhkan
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan
dukungan berupa dukungan emosi,
pembahasan yang telah diuraikan pada
dukungan penghargaan, dukungan
bab
instrumental
sebelumnya,
maka
dapat
disimpulkan bahwa :
informasional.
dan
dukungan Dukungan-
dukungan tersebut didapat tidak 7
dengan
cara
spontanitas,
pertolongan
ketika
perawat
melainkan dari pihak subjek juga
mendapatkan permasalahan yang
harus terbuka terhadap lingkungan
terkait
dan tidak sungkan untuk meminta
instrumental, memberikan solusi
bantuan serta menjalin hubungan
atau
yang baik dengan sekitarnya. Hasil
membutuhkan
penelitian
bisa
kinerjanya yang berkaitan dengan
bisa
dukungan
dapat
Dukungan
ini
hendaknya
membantu
subjek
memotivasi
diri
berhubungan keluarga,
untuk agar
baik
rekan
kerja
dengan
nasehat
ketika
perawat
masukan
akan
informasional. sosial
yang
dengan
terbukti
dapat
maupun
burnout.
Pimpinan
pimpinan.
dukungan
tinggi
meminimalisir juga
lebih
memperhatikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan burnout antara
2. Bagi pimpinan Rumah Sakit PKU
lain : beban kerja yang berlebihan,
Muhammadiyah Surakarta Diharapkan
dapat
terus
meliputi
jam
individu
yang
kerja
,
harus
jumlah dilayani
memberikan dukungan untuk para
setidaknya sesuai dengan tenaga
perawat bahkan seluruh karyawan
kerja, tanggung jawab yang dipikul
di
oleh para perawat.
rumah
sakit
agar
dapat
meminimalisir burnout, cara yang dapat dilakukan misalnya dengan
3. Bagi peneliti selanjutnya
memberikan acara atau kegiatan-
Bagi peneliti selanjutnya yang
kegiatan yang bisa membangkitkan
tertarik
untuk
semangat
penelitian
dengan
dan
berkaitan
motivasi
dengan
yang
dukungan
sejenis
atau
emosional, memberikan reward
burnout
atas prestasi yang diraih yang
mengungkap
terkait
mengenai
dengan
penghargaan,
dukungan memberikan
penulis 8
melakukan tema
berkaitan
diharapkan
dengan dapat
lebih burnout.
yang
dalam Kemudian
menyarankan
untuk
meneliti dengan membandingkan tingkat burnout
dukungan antara
sosial
perawat
Gibson, J. L. Ivancevich, J. H. Donnely, J. H. 1990. Organisasi : Perilaku Struktur Proses. Alih Bahasa: Djakarsih. Jakarta: Erlangga.
dan yang
berjenis kelamin wanita dengan perawat yang berjenis kelamin
______, J.L., Ivancevich, J.M., and Donnely, J.H. Jr. 1996. Manajemen Organisasi: Perilaku-Struktur-Proses. Alih Bahasa: Agus. Jakarta: Erlangga.
laki-laki. Selain itu, peneliti juga menyarankan
untuk
mencari
variabel lain yang diduga turut berperan
dan
mempengaruhi Gunarsa, Singgih D. 1995. Psikologi Perawatan. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
burnout seperti; beban kerja, jenis kelamin, tipe kepribadian.
Labib, A. 2013. Analisis Hubungan Dukungan Sosial dari Rekan Kerja dan Atasan dengan Tingkat Burnout pada Perawat Rumah Sakit Jiwa. Journal Kesehatan Masyarakat. 2. (1). Fakultas Kesehatan Universitas Diponegoro.
DAFTAR PUSTAKA Andarika, Rita. 2004. Burnout Pada Perawat Puteri RS St. Elizabeth Semarang Ditinjau dari Dukungan Sosial. PSYCHE. Palembang: Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang.
Maslach, C., & Jackson, E., Susan. (1981). The Measurement of Experienced Burnout. Journal of Occupational Behaviour.
Davis, K dan Newstrorm. J. W. 1993. Perilaku dalam Organisasi, Jilid II : Edisi ke-7. Alih Bahasa : Agus Dharma. Jakarta : Erlangga
Primastuti, E. 2005. Hubungan Antara Dukungan Suami dan Dukungan Guru Dengan Problem-Focused Coping Ibu dari Anak Berbakat Intelektual. Tesis (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Farber, Hanberger. 1993. Stres dan Manejemen. Terjemahan. Alfriani. Jakarta: Gramedia. Ganster, D.C., Fusilier, M.R., and Meyes, B.T. 1986. Role of Social Social Support in The Experience of Stress at Work. Journal of Applied Psycholog, 71: 102-110.
Rahman, Marlita A. 2010. Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Masa Pensiun pada Purnawirawan TNI AD di 9
Paguyuban Purnawirawan Tabanan. Skripsi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Rice.
2002. Kualitas Dan Mutu Pelayanan Organisasi. Jakarta: ECG.
Rosyid, H.F. 1996. Burnout: Penghambat Produktivitas yang Perlu Dicermati. Buletin Psikologi, IV (1): 19-24. Sarafino, Edward P. 1994. Health psychology: Biopsychosocial nd Interactions (2 ). Trenton State College. PT. Cakra Indah Pustaka. _______, Edward P. 2002. Health psychology: Biopsychosocial Interactions. (4th ed). New York: John Wiley & Sons, Inc. Taylor, Shelley. E. 1999. Health psychology. (4th ed). United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc. Wulandari, Sandi Ayu. 2013. Persepsi Dukungan Sosial Rekan Kerja dengan Burnout pada Teller BANK. Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02.
10